You are on page 1of 4

Keanekaragaman Hayati

BENCANA ALAM

HABITAT (KELEMBABAN MAUPUN SUHU) WAKTU

KERAGAMAN HAYATI KOMPLEKSITAS TOPOGRAFI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH DARI DIVERSITAS DSUATU TEMPAT

MANUSIA

GRADIEN EKOLOGI

URBANISASI

IKLIM DAN KESUBURAN

KETINGGIAN PERMUKAAN TANAH

SPESIES YANG TERANCAM PUNAH

SPESIES KRITIS

SPESIES GENTING

MENGONTROL TANAMAN DAN HEWAN TERINTRODUKSI

MELAKUKAN DAUR ULANG

TURUT SERTA DALAM ORGANISASI PELINDUNGAN SPESIES YANG TERANCAM PUNAH

MENANAM TANAMAN LOKAL

LANGKAH UNTUK MENYELAMATKAN SPESIES YANG TERANCAM PUNAH

MELINDUNGI HABITAT

MEMILIKI

BUDAYA VALUE MORAL

ESTETIKA

EKOLOGI

REKREASI

MANFAAT

Uraian Singkat!

Tingkat keanekaragaman hayati atau yang biasa disebut dengan diversitas terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Faktor yang mempengaruhi jumlah diversitas makhluk hidup di suatu tempat adalah habitat (kelembaban dan suhu) , topografi, bencana , waktu, manusia , gradient ekologi , iklim , kesuburan, ketinggian permukaan tanah dan urbanisasi. Gangguan atau bencana yang biasanya menjadi penyebab akan hal itu misalnya kebakaran. Faktor ketinggian dapat menjadi penyebab terus berubahnya jumlah spesies di muka bumi karena kelimpahan spesies itu sendiri mengikuti gradien tempat atau jarak tertentu (gradien ekologi). Selanjutnya hubungan urbanisasi dengan perubahan tersebut adalah karena urbanisasi dapat menurunkan diversitas biologi (keanekaragaman hayati). Sedangkan kompleksitas topografi dan keragaman hidup dapat meningkatkan diversitas biologi. Ketinggian, bersama dengan faktor lain seperti iklim dan kesuburan, menentukan kekayaan spesies pada tingkat habitat Secara umum, perubahan flora dalam komposisi spesies dan struktur hutan cukup drastis mesipun penurunan jumlahnya berangsur-angsur. Jumlah spesies yang terus menurun dapat menyebabkan spesies-spesies tersebut terancam punah. Beberapa hal yang menyebabkan spesies-spesies tersebut terancam punah antara lain gangguan atau penghilangan habitat, introduksi spesies, polusi, dan pembakaran hutan. Penghilangan habitat dapat menyebabkan spesies asli tidak dapat bertahan hidup sehingga lama kelamaan akan punah. Yang dimaksud dengan introduksi spesies adalah spesies yang yang berkembang di luar habitat (wilayah) aslinya akibat campur tangan manusia baik disengaja ataupun tidak. Pada dasarnya, ada dua jenis spesies yang dapat dikatakan terancam punah . spesies kritis (endangered species) dan spesies genting (threatened species). Endangered species (kritis) adalah spesies yang terancam punah baik secara menyeluruh maupun sebagian dari sebaran populasinya, sedangkan Threatened species (genting) adalah spesies yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk punah dalam waktu dekat .

Kedua jenis tersebut baik spesies kritis maupun spesies genting harus diselamatkan. Beberapa cara untuk menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah tersebut antara lain dengan melakukan konservasi habitat, mengontrol tanaman lokal di tempat yang sesuai, bergabung dengan organisasi lingkungan,melakukan daur ulang, dan mengontrol tanaman dan hewan terintroduksi. Dengan melakukan konservasi habitat diharapkan spesies-spesies yang terancam punah tidak terganggu dengan adanya perburuan liar ataupun pembakaran hutan. Kita juga perlu menanam tanaman lokal pada tempatnya yang sesuai, dengan begitu, makhluk hidup yang lain yang terkait (misal: serangga lokal) juga tidak akan terancam punah. Bergabung dengan organisasi lingkungan dapat menjadi salah satu cara bagi orang yang ingin benar-benar bergerak dalam mengatasi masalah terus meningkatnya jumlah spesies yang terancam punah.. Semua Tindakan penyelamatan spesies-spesies yang terancam punah tersebut memiliki tujuan yang dipertimbangkan yang tentunya bermanfaat bagi dirikita dan semua orang, serta berdasarkan pertimbangan nilai- nilai tertentu, seperti pertimbangan nilai ekologi, nilai moral, nilai rekreasi, nilai manfaat, nilai budaya, dan nilai estetika.

You might also like