You are on page 1of 16

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP LINGKUNGAN DI PORT HARCOURT, NIGERIA


Oleh : Augustine C

KELOMPOK 2 ANALISIS KIMIA C-P1

Ganis Andriani

J3L111144

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................ 3 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3 BAB II .............................................................................................................................. 5 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 5 2.1 2.2 2.3 Pengertian pencemaran udara ............................................................................ 5 Sumber Pencemaran Udara ................................................................................ 5 Zat pencemar...................................................................................................... 5 Karbon Monoksida ..................................................................................... 5 Nitrogen Dioksida (NO2) ............................................................................ 6 Sulfur Oksida (SOx) ................................................................................... 6 Ozon (O3).................................................................................................... 6 Hidrokarbon (HC) ...................................................................................... 6 Klorin (Cl2) ................................................................................................. 6 Partikulat Debu (TSP) ................................................................................ 7 Timah .......................................................................................................... 7 Dampak kesehatan ...................................................................................... 7 Dampak terhadap tanaman ......................................................................... 7 Hujan asam ................................................................................................. 7 Efek rumah kaca ......................................................................................... 8

2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4 2.3.5 2.3.6 2.3.7 2.3.8 2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.4.4

BAB III ............................................................................................................................. 9 BAHAN DAN METODE................................................................................................. 9 BAB IV ........................................................................................................................... 10 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 10 BAB V ............................................................................................................................ 14 SIMPULAN .................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

Halaman | 1

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Port Harcourt di Negara Nigeria ........................................................................ 12 Gambar 2 Grafik parameter kualitas udara yang diamati pada enam lokasi yang berbeda........ 13

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Taman Isaac Boro ......................................... 10 Tabel 2 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Jalan Harbour ................................................ 10 Tabel 3 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Diobu ............................................................ 10 Tabel 4 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Link Road ...................................................... 11 Tabel 5 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Force Avenue ................................................ 11 Tabel 6 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Jalan Pasar per mil ........................................ 11

Halaman | 2

BAB I PENDAHULUAN Udara yang kita hirup sehari-hari terdiri dari 21% oksigen dan 78% nitrogen, dengan beberapa gas mulia. Polusi udara menyebabkan kadar beberapa gas di atmosfer lebih tinggi dari kondisi normal, dan dapat memberikan dampak serius yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa contoh gas yang dapat mengakibatkan polusi udara, yaitu nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), partikulat (PM), oksidan fotokimia (misalnya Ozon) dan Timbal (Pb), serta berbagai logam berat udara dan senyawa organik volatil (VOC). Di daerah perkotaan, polusi yang dikeluarkan dari knalpot mobil merupakan sumber yang cukup besar dari sejumlah polutan udara, yaitu partikulat, NO2, hidrokarbon, karbon monoksida, dan timah. Polutan yang dihasilkan ketika bahan bakar dibakar dalam kondisi yang kurang ideal. Suplai oksigen yang tidak seragam dalam ruang pembakaran dan suhu api yang lebih rendah menyebabkan pembakaran tidak sempurna melepaskan CO, HC dan partikel tak terbakar di knalpot (Garret dan Newton 2001). Emisi ini telah terlibat dalam beberapa pernapasan dan degradasi lingkungan, termasuk pembentukan hujan asam terlibat dalam hilangnya keanekaragaman hayati (Omar 2010). Polusi udara dapat terjadi sebagai akibat dari kondisi alam, seperti abu dari ledakan vulkanik, badai pasir, atau kebakaran hutan dan medan geomorfik alami, seperti lembah rendah yang dikelilingi oleh pegunungan, suhu, dan kecepatan angin juga dapat memperburuk pencemaran udara disekitarnya menjadi lebih serius. Polusi udara secara langsung terkait dengan konsumsi energi yang dihasilkan dari kegiatan manusia, emisi industri dan knalpot kendaraan di daerah perkotaan yang sangat padat. Hal tersebut dapat menyebabkan kondisi yang sangat tidak sehat dalam kualitas udara. Port Harcourt merupakan kota terbesar di Negara Nigeria bagian Rivers yang memiliki populasi sekitar 1.148.665 orang. Peningkatan lalu lintas mobil di kota dan penggunaan lahan pertanian untuk membangun gedung-gedung telah rusak lingkungan kota. Sumber utama polusi udara yang telah mencemari kota daerah Port Harcourt adalah mesin diesel yang kurang terpelihara, karena tidak ada kontrol gas buang, knalpot pada kendaraan akan memancarkan asap hitam akibat pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna di seluruh kota. Emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor sangat tergantung pada jenis bahan bakar (yaitu bensin atau solar) dan kualitas bahan bakar tersebut serta pada keadaan mesin kendaraan. Selain kendaraan bermotor, perusahaan industri yang terletak di dalam kota dan pembangkit listrik termal merupakan kontributor yang cukup besar terhadap polusi udara di Port Harcourt. Sumber industri polusi udara yang dihasilkan dari kegiatan industri semen, industri petrokimia dan kilang minyak bumi adalah sumber utama dari emisi gas rumah kaca. Efek rumah kaca terjadi ketika gas rumah kaca (CO) dan lainnya yang relatif transparan terhadap radiasi matahari dengan panjang gelombang pendek yang masuk menyerap dan memancarkan radiasi panjang gelombang dari permukaan bumi dan merefleksikan beberapa radiasi lalu dipancarkan kembali menuju atmosfer yang lebih rendah (Horsfall Halaman | 3

dan spiff 2001). Hal ini disebut efek rumah kaca karena kaca dalam rumah kaca bertindak dengan cara panas (NSCA 1989). Pemanasan bumi karena fenomena di atas disebut pemanasan global. Penelitian ini sebagian besar difokuskan pada emisi partikel di knalpot kendaraan, karena secara umum diasumsikan bahwa pembakaran bahan bakar adalah mekanisme utama pembentukan partikel, meskipun ada sejumlah proses lainnya seperti abrasi mekanik dan korosi, yang juga dapat menyebabkan partikel materi secara langsung dilepaskan ke atmosfer. Makalah ini difokuskan pada proses yang menghasilkan partikel atmosfer, polutan gas dan gas rumah kaca dan dampaknya terhadap lingkungan.

Halaman | 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian pencemaran udara

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kotakota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran. Rusaknya ata semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi. 2.2 Sumber Pencemaran Udara

Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah, seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia, seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia, yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termask ozon. Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu. 2.3 Zat pencemar 2.3.1 Karbon Monoksida Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge yang merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak, karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung

Halaman | 5

pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor. 2.3.2 Nitrogen Dioksida (NO2) Senyawa NO2 merupakan senyawa yang bersifat beracun terutama terhadap paru-paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paruparu (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang dalam waktu 29 menit atau kurang dari 29 menit. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. 2.3.3 Sulfur Oksida (SOx) Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. 2.3.4 Ozon (O3) Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UVB). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm. 2.3.5 Hidrokarbon (HC) Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. 2.3.6 Klorin (Cl2) Gas Klorin (Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2.47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen klorida yang

Halaman | 6

toksik. Gas klorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1. Selain bau yang menyengat gas klorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas klorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi di bawah ini. 2.3.7 Partikulat Debu (TSP) Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. 2.3.8 Timah Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dan logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink). 2.4 Dampak pencemaran udara 2.4.1 Dampak kesehatan Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paruparu, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. 2.4.2 Dampak terhadap tanaman Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis, 2.4.3 Hujan asam Air hujan yang normal memiki pH sebesar 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini, yaitu mempengaruhi kualitas air permukaan, merusak tanaman, melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.

Halaman | 7

2.4.4 Efek rumah kaca Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, chlorofluorocarbon (CFC), metana, ozon, dan N2O di lapisan udara, zat-zat tersebut bermanfaat untuk menghalangi pemantulan panas dari bumi ke luar angkasa, karena panas terhalangi maka udara di bumi pada siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu dingin, namun fakta nya menunjukkan bahwa jumlah CO2,CFC,N2O di udara sangat banyak dikarenakan gaya hidup manusia di dunia serba canggih daan serba menggunakan bahan bakar minyak, karena jumlahnya yang begitu banyak maka jumlah energi matahari yang masuk ke bumi hanya sedikit yang di pantulkan kembali ke luar angkasa akibatnya suhu bumi naik, suhu bumi yang naik ini lah yang di sebut dengan fenomen global warming (pemanasan global). Dampak dari pemanasan global, yaitu pencairan es di kutub, naiknya permukaan air laut, perubahan iklim regional dan global, perubahan siklus hidup flora dan fauna, dan tenggelamnya kota-kota di tepi laut

Halaman | 8

BAB III BAHAN DAN METODE Port Harcourt, merupakan daerah perkotaan di Negara Nigeria. Pengukuran polutan udara untuk lokasi yang berbeda di Port Harcourt dilakukan menggunakan WolfSense Multiple Gas Analyzer. Polutan udara yang diukur meliputi ozon, sulfur (IV) oksida, hidrogen sulfida, oksida nitrat, nitrogen dioksida, suhu, karbon monoksida dan karbon dioksida. Pembacaan pada alat diukur dalam bagian per juta kecuali bahwa suhu dalam satuan Celcius. Rumus untuk mengkonversi polutan gas dari ppm ke gm-3 diberikan oleh Garay, 1978 dengan M merupakan bobot molekul dari polutan :

Hasil yang didapatkan dari pengukuran polutan di daerah Port Harcourt telah disajikan pada Tabel 1 hingga Tabel 6.

Halaman | 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini berada di jalan utama serta di sisi jalan di kota Port Harcourt dan petanya dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel 1,2,3,4,5 dan 6 menunjukkan nilai dari polusi udara diukur dengan WolfSense Multiple Gas Analyzer. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui polutan yang tercemar pada perkoaan Port Harcourt dengan perbandingan di daerah pusat kota di tempat-tempat padat dan di daerah bersih dengan jumlah penduduk yang sedikit seperti barak. Hal ini terbukti dari tabel bahwa nilai-nilai dari polusi udara cukup berindikasi dari sumber emisi bahan partikulat. Tingkat tertinggi ditemukan pada lokasi di mana asap dan emisi gas buang mobil yang hadir dalam jumlah yang lebih tinggi dan di mana lalu lintas mobil diadakan untuk jangka waktu yang panjang. Kontribusi terbesar kemungkinan polusi udara di kota Port Harcourt terutama berasal dari pelepasan limbah padat dan, pembakaran bahan bakar, limbah industri, knalpot lokomotif, terutama merokok. Tabel 1 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Taman Isaac Boro Parameter Simbol Nilai Satuan Sulfur dioksida SO2 0.30 ppm Nitrogen oksida NO 0.00 ppm Nitrogen dioksida NO2 0.00 ppm Ozon O3 0.00 ppm Hidrogen sulfida H2S 0.40 ppm Karbon monoksida CO 0.00 ppm 0 Suhu T 32.40 C Tabel 2 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Jalan Harbour Parameter Simbol Nilai Satuan Sulfur dioksida SO2 0.40 ppm Nitrogen oksida NO 0.00 ppm Nitrogen dioksida NO2 0.00 ppm Ozon O3 0.03 ppm Hidrogen sulfida H2S 0.50 ppm Karbon monoksida CO 8.70 ppm 0 Suhu T 32.50 C Tabel 3 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Diobu Parameter Simbol Nilai Sulfur dioksida SO2 0.50 Nitrogen oksida NO 0.00 Nitrogen dioksida NO2 0.00 Ozon O3 0.04 Hidrogen sulfida H2S 0.02 Karbon monoksida CO 13.0 Suhu T 34.70

Satuan ppm ppm ppm ppm ppm ppm 0 C Halaman | 10

Tabel 4 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Link Road Parameter Simbol Nilai Sulfur dioksida SO2 1.00 Nitrogen oksida NO 0.00 Nitrogen dioksida NO2 0.00 Ozon O3 0.03 Hidrogen sulfida H2S 0.00 Karbon monoksida CO 10.40 Suhu T 32.20

Satuan ppm ppm ppm ppm ppm ppm 0 C

Tabel 5 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Force Avenue Parameter Simbol Nilai Satuan Sulfur dioksida SO2 1.30 ppm Nitrogen oksida NO 0.00 ppm Nitrogen dioksida NO2 0.00 ppm Ozon O3 0.03 ppm Hidrogen sulfida H2S 0.00 ppm Karbon monoksida CO 12.50 ppm 0 Suhu T 34.30 C Tabel 6 Hasil pengukuran polusi udara di lokasi Jalan Pasar per mil Parameter Simbol Nilai Satuan Sulfur dioksida SO2 1.80 ppm Nitrogen oksida NO 0.00 ppm Nitrogen dioksida NO2 0.00 ppm Ozon O3 0.04 ppm Hidrogen sulfida H2S 0.02 ppm Karbon monoksida CO 130.00 ppm 0 Suhu T 37.30 C Berdasarkan Gambar 2 mennjukkan polutan udara CO yang telah diamati pada lokasi Diobu sebesar 11.4 g/m3 berdasarkan Kementerian Lingkungan hidup Federal (FMEnv) dan 10 g/m3 oleh Departemen Petroleum Resource (DPR). Kadar CO dalam tubuh akan mengganggu kemampuan darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh dan mengakibatkan berbagai efek kesehatan yang merugikan. Kadar CO yang diamati di lokasi Taman Issac Boro sebesar nol (tidak mengandung CO), hal ini disebabkan kendaraan stasioner yang melintasi taman tidak mengalami pembakaran, sehingga tidak memancarkan CO dari knalpotnya. Level tertinggi dari emisi polutan yang diamati berada pada jalan pasar per mil. Hal tersebut dapat dikarenakan akibat dari peningkatan lalu lintas mobil pada daerah tersebut dengan asap dan emisi gas dari mobil dalam jumlah yang lebih tinggi. Kadar SO2 yang diamati untuk enam titik lokasi berada diatas ambang yang telah ditetapkan oleh badan DPR yaitu sebesar 0.1 g/m3. Senyawa SO2 merupakan komponen utama dan sekunder polutan yang dapat mencemari udara.

Halaman | 11

Oksidasi lebih lanjut dari SO2 mengarah ke sulfur trioksida (SO3), yang bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang merupakan kontributor penting untuk partikel halus atmosfer dan aerosol asam (hujan asam). Pembakaran batubara untuk pemanasan domestik serta keperluan industri, seperti pembangkit listrik batubara, memberikan kontribusi signifikan terhadap sulfur dioksida di udara. Bahan bakar diesel yang digunakan dalam truk dan bus merupakan masalah besar, karena bahan bakar diesel mengandung kadar belerang yang jumlah tinggi. Sulfur dari bahan bakar diesel tidak hanya bersifat sangat beracun, tetapi juga menghambat sistem penyaringan otomotif, seperti perangkap partikulat dan katalis. Sulfur oksida dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia seperti asma.

Gambar 1 Peta Port Harcourt di Negara Nigeria Berdasarkan Tabel (1 sampai 6), tingginya tingkat suhu dapat berhubungan dengan pemanasan global yang disebabkan oleh akumulasi gas rumah kaca di atmosfer. Contoh gas rumah kaca meliputi CO2, CH4, NO, uap air, dan O3. Emisi gas CO dari pembangkit listrik, pembakaran gas dari sektor minyak dan gas, pipa knalpot mobil merupakan hasil sumber industri yang memberikan dampak negatif sebagai polutan lebih dari 60% dibandingkan emisi gas rumah kaca global. Namun, CO2 ini dapat ditangkap dan disimpan melalui proses "Enhanced Oil Recovery" (EOR). Dengan demikian, penangkapan dan penyimpanan CO menggunakan proses EOR untuk industri minyak akan mengurangi emisi dan melalui proses EOR, dapat meningkatkan pemulihan dari ladang minyak (Nwaichi dan Uzazobona, 2011). Sebelum awal revolusi industri, perkiraan tingkat CO di atmosfer adalah sekitar 280 ppm berdasarkan volumes, sedangkan level saat ini sekitar 370 ppm menurut volume (Zabbey 2007).

Halaman | 12

Gambar 2 Grafik parameter kualitas udara yang diamati pada enam lokasi yang berbeda

Halaman | 13

BAB V SIMPULAN Diantara tiga persyaratan yang paling penting yaitu udara, air dan makanan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan, udara adalah kebutuhan yang paling penting. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tingkat CO yang diamati, melebihi batas yang telah ditentukan masing-masing 10 g/m3 dan 11.4 g/m3 oleh DPR dan FMEnv, sedangkan sulfur oksida yang diamati juga melebihi batas yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0.1 g/m3 oleh DPR. Level tertinggi dari emisi gas yang diamati berada pada jalan pasar per mil. Secara umum, konsentrasi polusi udara yang tinggi di udara menunjukkan bahwa standar keselamatan transportasi di jalan yang kurang memadai sehingga dibutuhkan aturan ketat yang diperlukan untuk menerapkan standar keselamatan. Tercatat kerugian yang diakibatkan dari kendaraan bermotor yang tidak memiliki teknologi pengurangan emisi, yaitu tingkat emisi CO yang tinggi akibat pembakaran tidak sempurna, kadar nitrogen (NO) oksida yang tinggi, tingkat emisi hidrokarbon tak terbakar (HC) yang tinggi, tingkat kebisingan berlebih dan efisiensi bahan bakar rendah. Selain itu, pembangunan, perbaikan di jalan harus selalu dipantau sehingga tingkat emisi dan deposisi partikulat bisa diminimalisir sehingga kota Port Harcourt bisa dilindungi dari bahaya kesehatan potensial.

Halaman | 14

DAFTAR PUSTAKA Garret TK and Newton K .2001. The Motor Vehicle 13th Edition. New York (US) : John Wiley Omar MM .2010. Highlights of National Environmental Regulations on the control of vehicular emissions fron fuel and diesel engines. Horsfall MJ and Spiff AI .2001. Principles of Environmental Chemistry (with Physical, Chemical and biological emphasis). Port Harcourt : Metroprints National Society for Clean Air (NSCA).1989. Pollution Glossary. Britain. Zabbey N .2007. Climate Change and Flooding: Fate of Riverine Communities in the Niger Delta. Paper delivered at an interactive roundtable organized by Stakeholder Democracy Network (SDN) in Commemoration of World Environmental Day, SDN Conference Room, Port Harcourt, Nigeria.

Halaman | 15

You might also like