You are on page 1of 7

Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1

OPINI

Peranan Teknologi Informasi dalam


Meningkatkan Kegemaran Membaca dan
Menulis Masyarakat
Abdul Rahman Saleh
Pustakawan Madya pada Perpustakaan IPB

1. PENDAHULUAN membaca mempunyai kesempatan dan


kemungkinan (opportunity and probability) yang
Misi utama perpustakaan adalah lebih luas dalam memahami kehidupan, dan (5)
menyediakan layanan pendayagunaan koleksi bagi anak yang membaca lebih kreatif dan
pengguna. Terlaksananya misi itu sangat argumentatif.
tergantung pada kondisi minat dan kege-maran
membaca di kalangan masyarakat. Namun, minat
2. DEFINISI
dan kegemaran membaca dapat berkembang hanya
apabila ada fasilitas berupa tersedianya bahan Minat baca memang belum didefini-sikan
bacaan yang cukup dan menarik. secara tegas dan jelas. Namun Prof. A. Suhaenah
Hadirnya perpustakaan ditengah anak didik Suparno dari IKIP Jakarta mem-beri petunjuk
dan lingkungan kehidupan masyarakat sebenarnya mengenai hal ini yaitu tinggi rendahnya minat baca
menuntun warga negara untuk memulai seseorang seharusnya diukur berdasarkan
membangun kemampuan membaca (reading frekuensi dan jumlah bacaan yang dibacanya.
ability), dan selanjutnya membina kegemaran atau Namun perlu ditegas-kan bahwa bacaan itu bukan
kebiasaan membaca (reading habit) dalam rangka merupakan bacaan wajib. Misalnya bagi pelajar,
menciptakan masyarakat membaca (reading bukan buku pelajaran sekolah. Jadi seharusnya
society) serta masyarakat belajar (learning diukur dari frekuensi dan jumlah bacaan yang
society). Upaya peningkatan mutu sumber daya dibaca dari jenis bacaan tambahan untuk ber-bagai
manusia dalam era globalisasi sangat erat keperluan misalnya menambah penge-tahuan
kaitannya dengan upaya menumbuhkan umum.
kegemaran membaca yang diharapkan dapat Minat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
mewujudkan suatu masyarakat yang gemar belajar mempunyai arti kegemaran, kesu-kaan atau
(learning society). Apabila kegemaran membaca kecenderungan. Bila minat terse-but dihubungkan
masyarakat telah tumbuh dan terbentuk, maka dengan membaca, maka ada semacam usaha
kebutuhan akan buku menjadi mening-kat pula, secara intensif terhadap penggunaan media tertulis
dan perpustakaan akan berfungsi sebagai wahana untuk pemenuhan informasinya. Proses tersebut
pencerdasan kehidupan bangsa. Dari beberapa berawal dari seseorang mempunyai:
bacaan disimpulkan bahwa: (1) anak yang 1. Kebutuhan pokok terhadap terhadap
membaca biasanya mampu menulis, berbicara dan informasi baik untuk membaca maupun untuk
memahami gagasan lebih baik daripada anak yang belajar
2. Merespon dan mengkomunikasikan makna
tidak membaca; (2) anak yang membaca mempu-
didalamnya (tersurat, tersirat atau
nyai wawasan yang lebih luas, (3) anak yang pemahaman utuh)
membaca tidak mengalami krisis kepribadian 3. Membentuk tingkat pengetahuan, dan
terhadap kemampuan akademis, (4) anak yang akhirnya
46
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1

4. Mempunyai sikap positif bahwa bacaan adalah 4. Serta faktor keberadaan dan keterjang-kauan
bagian dari kehidupan. bahan bacaan

3. TINGKAT MINAT BACA Sementara itu dipahami bahwa terdapat


MASYARAKAT hubungan antara minat baca dengan tingkat
kecepatan pemahaman bacaan bagi peserta didik.
Masalah kegemaran membaca perlu dilihat Dalam artikel di Harian Kompas Rabu 26 Juli
secara menyeluruh. Masalah minat dan kegemaran 2000 disebutkan hasil penelitian Guritnaningsih A
membaca ini tidak berdiri sendiri. Secara historis Santoso dengan judul "Studi Perkembangan
kita harus lihat ling-kungan tempat tinggal Kognitif Anak Indonesia". Dalam penelitian itu
seseorang sejak kanak-kanak. Yang paling mudah ditemukan bahwa minat baca dan pemahaman
adalah dengan cara melihat lingkungan keluarga bacaan dapat ditingkatkan melalui pendekatan
sekitar kita tinggal. Bagaimana sebagian besar pemrosesan informasi. Penelitian dilakukan
keluarga di sekitar kita membina minat baca anak- terhadap 180 siswa SD di DKI Jakarta dan Jawa
anaknya. Kita bisa perhatikan kebiasaan anak-anak Barat sejak Oktober 1999. Hasilnya antara lain,
pada hari minggu. Sebagian besar anak-anak akan siswa memiliki kemampuan yang rendah dalam
berada di depan TV sejak pukul 07.00 sampai memahami kalimat sehingga tidak mampu
paling tidak pukul 10.00 atau bahkan lebih. menangkap ide pokok bacaan. Hal ini terutama
Hampir tidak ada anak yang tekun membaca pada disebabkan karena rendahnya minat baca siswa
jam-jam tersebut. Hasil penelitian Saleh dkk (1995 sekolah.
dan 1996) melaporkan bahwa sebagian besar orang Untuk mengatasinya keterbelakangan ini
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk diperlukan pendidikan sejak dini, dari lingkungan
nonton TV dibandingkan dengan membaca. Bahan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan di
bacaannyapun sebagian besar hanya membaca dalam keluarga merupakan pendorong minat baca
koran dan majalah. Tidak terlalu banyak orang yang utama. Minat baca seharusnya ditanamkan
yang membaca buku. Ini merupakan salah satu oleh orangtua sejak anak masih kecil. Cara yang
bukti bahwa minat membaca masyarakat paling mudah adalah mendongeng melalui buku
Indonesia masih kalah dibandingkan dengan minat cerita. Setelah seorang anak dapat membaca,
menonton. Bukti lain yang menunjukkan bahwa diharapkan mereka akan berusaha mengetahui isi
minat baca dikalangan kaum intelektual juga bacaan tanpa menunggu didongengi. Pada
masih rendah adalah data kunjungan ke perpusta- gilirannya mereka akan tertarik untuk membaca.
kaan oleh mahasiswa yang memperlihatkan betapa Faktor selanjutnya yang juga sangat
sedikitnya mahasiswa yang memanfa-atkan berpengaruh adalah pendidikan di sekolah dan
perpustakaan. Data dari beberapa perpustakaan lingkungan tempat tinggal. Pendidikan di sekolah
perguruan tinggi menunjukkan bahwa pengunjung mendorong anak membaca karena tuntutan
perpustakaan tersebut tidak lebih dari 10 % dari pelajaran. Sementara, lingkungan turut
jumlah mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa mendorong minat baca karena seorang anak
berkunjung ke perpustakaan tidak lebih dari 1 kali melakukan kegiatan sesuai yang dilakukan orang-
dalam sebulan. Mahasiswa lebih suka berkumpul orang di sekelilingnya. Anak menjadi rajin
di kantin daripada di perpustakaan. membaca jika masyarakat di sekitarnya
Bunanta (2004) menyebutkan bahwa minat melakukannya.
baca terutama sangat ditentukan oleh: Prof. Dr. Ki Supriyoko, M.Pd. dalam
1. Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini tulisannya dengan judul “Minat Baca dan Kualitas
misalnya kebiasaan membaca keluarga di
lingkungan rumah. Bangsa” di Harian Kompas Selasa, 23 Maret 2004,
2. Faktor pendidikan dan kurikulum di sekolah menyatakan: “ Secara teoritis ada hubungan yang
yang kurang kondusif. positif antara minat baca (reading interest) dengan
3. Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang kebiasaan membaca (reading habit) dan
kurang mendukung peningkatan minat baca kemampuan membaca (reading ability).
masyarakat. Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan

44
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1

kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan pembangunan manusia Indonesia hanya
membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan menduduki peringkat ke-102 dari 162 negara yang
membaca rendah. Itulah yang sedang terjadi pada diteliti. Pada tahun 2003 peringkat itu bukan
masyarakat kita sekarang ini.” bertambah baik, melainkan justru melorot menjadi
Faktor-faktor berikut ditengarai peringkat ke-112 dari 175 negara.
menghambat peningkatan minat baca dalam Upaya untuk meningkatkan minat dan
masyarakat dewasa ini (Leonhardt, 1997): kegemaran membaca ini harus terus dilakukan,
1. Langkanya keberadaan buku-buku anak yang khususnya dimulai dari anak-anak. Misalnya di
menarik terbitan dalam negeri lingkungan sekolah promosi membaca hendaknya
2. Semakin jarangnya bimbingan orang tua yang dilakukan secara terus menerus dan
suka mendongeng sebelum tidur bagi anak-
berkesinambungan mulai dari tingkat sekolah
anak. Padahal kebiasaan ini merupakan
kebiasaanya jaman dulu banyak dilakukan dasar sampai ke perguruan tinggi. Untuk
orang tua. meningkatkan minat baca di sekolah ada dua
3. Pengaruh televisi yang bukannya mendorong permasalahan yang mendasar harus diperhatikan
anak-anak untuk membaca, tetapi lebih betah yaitu:
menonton acara-acara televisi. 1. Penyediaan dan Pembinaan Perpustakaan
4. Harga buku yang semakin tidak terjangkau Sekolah yang Baik dan Lengkap. Secara umum
oleh kebanyakan anggota masyarakat kondisi perpustakaan sekolah saat ini masih
5. Kurang tersedianya taman-taman bacaan yang belum memuaskan, banyak yang harus
gratis dengan koleksi buku yang lengkap dan dibenahi. Negara kita adalah negara dengan
menarik. penduduk besar dengan jumlah sekolah lebih
Pernyataan dan fenomena diatas sangat dari 200.000 sekolah dari SD hingga SLTA
relevan direnungkan dalam rangka meningkatkan (data Depdikbud tahun 1996/1997 jumlah
sekolah adalah sebesar 220.066 sekolah).
kecerdasan bangsa.
Pembenahan perpustakaan sekolah sebanyak
itu tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
4. UPAYA MENINGKATKAN Oleh karena itu pembenahan tersebut harus
MINAT BACA dilakukan secara bertahap. Beberapa hal yang
perlu dilakukan antara lain adalah:
Secara nasional sejak tahun 1995 telah • Pembenahan ruang perpustakaan.
diciptakan kondisi yang mendukung • Pembinaan koleksi perpustakaan yang
pengembangan minat membaca, yakni dengan terdiri dari buku pelajaran pokok, buku
pelajaran pelengkap, buku bacaan, dan
dicanangkannya Hari Kunjung Perpustakaan
buku sumber.
dan Bulan Gemar Membaca Nasional,
• Tenaga pengelola perpustakaan sekolah
tanggal 14 September 1995, oleh Presiden (pustakawan).
Soeharto. Terakhir, pada tanggal 12 Nopember
2003 Presiden Megawati Soekarnoputri 2. Kegiatan-kegiatan untuk meningkat-kan
mencanangkan Gerakan Membaca Nasional. minat baca. Disamping pembinaan
Pencanangkan kedua hal tersebut selalu dikaitkan perpustakaan sekolah, hal yang tidak kalah
dengan acara/kegiatan perpustakaan, sehingga pentingnya untuk dilakukan dalam rangka
meningkat-kan minat baca adalah kegiatan-
sesungguhnya ada dasar yang kuat bagi kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
perpustakaan untuk mengembangkan terus minat membaca. Kegiatan tersebut dapat
program pembinaan minat baca. dikembang-kan, dan sangat bergantung
Upaya-upaya tersebut nampaknya belum kepada kreativitas dan inisiatif tenaga
membuahkan hasil. Kelemahan dalam membaca pendidik di sekolah. Beberapa kegiatan yang
dan mendayagunakan informasi itu masih terus dianjurkan adalah:
• Agar guru pustakawan menerbitkan
menjadi masalah. Hal itu kiranya tercermin dari
daftar buku anak-anak
tingkat pengembangan sumber daya manusia di • Mengundang pustakawan dan para guru
Indonesia dewasa ini. Menurut hasil penelitian agar bekerjasama dalam merencanakan
yang dilakukan oleh United Nation Development kegiatan promosi minat baca.
Program (UNDP), pada tahun 1999 indeks

45
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1

• Mengorganisasi lomba minat baca di diantara kedua kota tersebut agar tidak
sekolah. mengganggu istirahat penumpang. Untuk mengisi
• Memilih siswa teladan yang telah waktu selama perjalanan, maka ia membaca buku-
membaca buku terbanyak.
buku bekas yang dibelinya atau yang
• Melaksanakan program wajib baca di
sekolah. dikumpulkannya dari keranjang sampah. Apa yang
• Menjalin kerjasama antar perpustakaan terjadi sesudah Thomas dewasa? Ia menjadi
sekolah. penemu banyak teknologi. Lebih dari 1000 paten ia
• Memberikan tugas baca setiap minggu peroleh dari hasil penemuannya. Hasil temuan
dan melaporkan hasil bacaannya. tersebut tentu ditulis dan disampaikan
• Menceritakan orang-orang yang sukses (diumumkan) kepada khalayak. Bagaimana
sebagai hasil membaca.
mungkin temuan-temuannya itu bisa disampaikan
• Menugaskan siswa untuk membuat
kepada khalayak jika hasil temuannya itu tidak
abstrak dari buku-buku yang dibaca.
• Menugaskan siswa belajar ke ditulis dengan baik?
perpustakaan apabila guru tidak hadir. Peran TIK dalam Meningkatkan Minat Baca
• Menerbitkan majalah/buletin sekolah. Perkembangan Teknologi Informasi dan
• Mengajarkan teknik membaca kepada Komunikasi (TIK) saat ini sangat mempengaruhi
siswa. pola hidup masyarakat Indonesia, termasuk anak-
• Memberikan waktu khusus kepada siswa anak hingga remaja dan bahkan orang tua. Hampir
untuk membaca. semua aspek kehidupan kita, khususnya di kota-
• Menyelenggarakan pameran buku secara
kota besar, dipengaruhi oleh teknologi informasi.
periodik.
Contoh yang paling nyata adalah cara kita
• Dan lain-lain.
berkomunikasi. Hampir semua orang di kota-kota
besar (bahkan sekarang ini sudah sampai ke
5. Membaca sebagai Modal
pedesaan) menggunakan telepon seluler (salah
Menulis satu produk TIK) dalam berkomunikasi.
Kegiatan menulis sering menjadi kegiatan Komunikasi melalui Internet juga sudah mulai
yang menjemukan dan tidak disukai oleh anak- menjamur. Informasi yang dikemas dalam suatu
anak. Ketika duduk di Sekolah Menengah Pertama bentuk yang hanya dapat dibaca melalui bantuan
(SMP), saya juga sangat tidak menyukai pelajaran komputer sering disebut informasi dalam bentuk
mengarang. Apalagi pada waktu menghadapi digital atau elektronik. Sekarang ini buku-buku
ulangan umum Bahasa Indonesia, dimana kami sudah banyak yang diterbitkan dalam bentuk
diminta untuk mengarang. Satu jam pertama saya digital atau elektronik (e-book atau electronic
hanya duduk saja dan tidak satu hurufpun dapat book) yang dapat diperoleh baik melalui toko buku
ditulis dalam kertas kosong yang disediakan. maupun melalui internet.
Mengapa demikian? Karena saya tidak dapat Buku berbentuk elektronik ini makin
menemukan kata-kata apa yang hasus dituliskan. populer karena mempunyai banyak keistimewaan
Hal ini bisa terjadi karena saya tidak pernah seperti:
membaca sehingga saya tidak pernah memiliki • Menghemat ruangan
pengalaman yang tersimpan dalam memori otak Karena buku elektronik adalah dokumen-
dokumen berbentuk digital, maka
saya. penyimpanannya akan sangat efisien.
Mengenai kebiasaan membaca untuk Harddisk dengan kapasitas 40 GB (sekarang
memperoleh pengalaman ini Andi Hakim ukuran standar harddisk adalah 40 GB) dapat
Nasoetion dalam bukunya berjudul Pola Induksi berisi e-book sebanyak 12.000 – 15.000 judul
Seorang Experimentalis (2002, hal 191) dengan jumlah halaman buku rata-rata 500 –
1.000 halaman. Jumlah ini sama dengan
memberikan teladan Thomas Alva Edison semasa
jumlah seluruh koleksi buku dari
kecil. Thomas kecil ini menjadi seorang penjaja perpustakaan ukuran kecil – sedang.
koran di jalur ulang-alik kereta yang • Multiple akses
menghubungkan dua kota. Namun ia menjajakan Kekurangan buku berbentuk tercetak
korannya ketika kereta berhenti di stasiun-stasiun (konvensional) adalah akses terhadap buku

46
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1

tersebut bersifat tunggal. Artinya apabila ada untuk mendorong minat dan kegemaran membaca
sebuah buku dipinjam oleh seseorang, maka masyarakat.
anggota yang lain yang akan meminjam harus
menunggu buku tersebut dikembalikan
terlebih dahulu. Buku bentuk elektronik tidak 6. Peran TIK dalam Mendorong
demikian. Setiap pemakai dapat secara Kegemaran Menulis
bersamaan menggunakan sebuah buku
elektronik yang sama baik untuk dibaca Berbicara mengenai kegemaran menulis,
maupun untuk dipindahkan ke komputer yang saya ingat pertama kali adalah pengalaman
pribadinya (download). saya mengelola majalah selama beberapa tahun.
• Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu Masalah utama yang saya hadapi adalah tidak
Koleksi buku elektronik dapat diakses dari
mana saja dan kapan saja dengan catatan ada adanya atau minimnya artikel yang masuk dari
jaringan komputer (computer para penulis yang dikirim ke meja redaksi.
internetworking). Sedangkan buku tercetak Bertahun-tahun masalah ini selalu berulang. Akar
yang ada di sebuah perpustakaan hanya bisa permasalahan sesungguhnya adalah tidak adanya
diakses jika orang tersebut datang ke atau kurangnya penulis yang mampu dan mau
perpustakaan pada saat perpustakaan menulis. Mungkin banyak orang yang memiliki
membuka layanan. Jika perpustakaan tutup
maka orang yang datang tidak dapat minat kuat dalam menulis. Buktinya, ketika tahun
mengakses perpustakaan, sebaliknya pertama saya menjadi kepala perpustakaan,
walaupun perpustakaan sedang buka tetapi beberapa staf senior datang kepada saya meminta
pemakai berhalangan datang ke perpustakaan agar perpustakaan dapat memfasilitasi mereka
maka pemakai tersebut tidak dapat mengakses dalam belajar menulis. Berdasarkan permintaan
perpustakaan.
mereka saya mengundang seorang penulis
• Dapat berbentuk multimedia
Buku elektronik tidak hanya berisi informasi produktif di beberapa majalah ilmiah populer
yang bersifat teks saja atau gambar saja. untuk memberikan pelatihan kepada staf
Namun juga dapat berbentuk kombinasi perpustakaan. Lama pelatihan adalah 16 minggu.
antara teks gambar, dan suara. Bahkan buku Targetnya adalah setiap peserta diakhir pelatihan
elektronik dapat berupa dokumen yang hanya harus menghasilkan tulisan yang dapat dipublikasi
bersifat gambar bergerak dan suara (film) di majalah ilmiah populer. Namun setelah 16
yang tidak mungkin digantikan dengan bentuk
teks. minggu berlalu, saya kecewa. Tidak satupun
• Biaya lebih murah peserta dapat menyelesaikan tugas menulisnya,
Secara relatif dapat dikatakan bahwa biaya apalagi dipublikasi. Ketidak berhasilan staf
untuk buku elektronik termasuk murah. tersebut menjadi penulis adalah karena mereka
Mungkin memang tidak sepenuhnya benar. malas membaca.
Untuk memproduksi sebuah e-book mungkin Untuk mendorong agar anak mempunyai
perlu biaya yang cukup besar. Namun bila
melihat sifat e-book yang bisa digandakan kegemaran menulis maka diperlukan upaya-upaya
dengan jumlah yang tidak terbatas dan dengan sebagai berikut:
biaya sangat murah, mungkin kita akan • Membina Anak agar Menulis
menyimpulkan bahwa dokumen elektronik Upaya yang mendorong agar anak dapat
tersebut biayanya sangat murah. menulis antara lain dengan:
Dengan sifat yang demikian itu maka (1) Bimbingan menulis
Sebagian besar calon penulis yang ingin
sebuah buku elektronik akan sangat menarik minat
menulis sering kali tidak tahu dari mana dia
anak maupun remaja, atau bahkan orang tua untuk akan mengawali tulisannya. Selain itu teknik
membaca. Sebab selain membaca teks, seseorang menulis belum dia kuasai, penggunaan kosa
yang membaca buku elektronik dapat juga kata yang terbatas, wawasan dan pengalaman
menikmati gambar (baik diam maupun bergerak) yang terbatas dan lain-lain. Oleh karena itu
dan suara. Karena itu, sesuai dengan harus ada pelatihan teknik menulis. Setelah
dilakukan pelatihan teknik menulis, para calon
perkembangan teknologi, alangkah baiknya jika penulis ini harus dibimbing dalam melakukan
sebuah perpustakaan mulai mulai mengoleksi penulisan. Konsep tulisan yang dihasilkan
bahan-bahan perpustakaan berbentuk elektronik calon penulis ini harus dikoreksi. Hasil
koreksian tersebut harus diberitahukan
47
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1

kepada penulisnya dan diberikan pengarahan dewan redaksi jika tulisan tersebut dikirim ke
untuk memperbaiki tulisannya. Hal-hal yang redaksi sebuah penerbitan. Di sisi lain penulis
bersifat pengayaan terhadap tulisan harus pemula ini memerlukan pengakuan (dan
pula diberikan. Bila perlu penulis tersebut tentunya kebanggaan) bahwa yang
dicarikan bahan bacaan dan diberikan tugas bersangkutan sudah menghasilkan tulisan.
untuk membaca agar tulisan dapat didukung Untuk menjembatani kesenjangan tersebut
dengan bacaan yang lebih bervariasi sehingga maka pengelola perpustakaan dapat
dihasilkan tulisan yang lebih berbobot. mengumpulkan tulisan-tulisan tersebut dan
(2) Membentuk Grup Diskusi menyuntingnya bila perlu. Tulisan yang telah
Diskusi sangat diperlukan untuk mengasah terkumpul tersebut dapat diterbitkan dalam
ketajaman analisis terhadap suatu masalah. bentuk buku kumpulan artikel atau yang
Selain itu dari diskusi kita akan memperoleh dikenal dengan bunga rampai. Terbitan
informasi yang mungkin belum kita temukan tersebut dapat dibuat sendiri. Hal ini
dari bahan bacaan yang kita baca, namun dimungkinkan dengan kemajuan teknologi
sudah dibaca oleh teman diskusi kita. Dari komputer yang berfungsi sebagai desktop
diskusi ini sering muncul inspirasi mengenai publishing. Kovernyapun dapat dicetak sendiri
topik yang akan kita tulis. Oleh karena itu dengan pencetak (printer) biasa atau jika mau
calon penulis perlu membentuk grup diskusi kita bisa menyisihkan biaya untuk pencetakan,
yang secara rutin bertemu dan berdiskusi. maka kovernya dapat dicetak ke percetakan
Topik yang akan dibicarakan dapat ditentukan komersial. Isinya dapat diperbanyak dengan
terlebih dahulu. Topik tersebut sedapat cara memfotokopi. Bunga rampai ini bisa
mungkin berupa kasus yang harus dicarikan diperbanyak dalam jumlah terbatas. Dengan
solusinya. Buat skenario kasus yang terjadi di penerbitan seperti ini calon penulis yang baru
lingkungan kita. Kemudian mintakan belajar menulis akan mempunyai kebanggan
pendapat masing-masing anggota grup diskusi ketika melihat tulisannya diterbitkan,
untuk menyelesaikan kasus yang (menurut walaupun dalam penerbitan yang terbatas.
skenario) terjadi. Berikan kesempatan kepada Kebanggaan ini akan mendorongnya untuk
anggota grup yang lain untuk membahas, terus berkarya. Dengan melatih
memberikan argumentasi, menyanggah dan kemampuannya menulis secara terus
lain-lain. Tentunya agar diskusi tersebut menerus, maka karya penulis pemula tersebut
”hidup”, masing-masing anggota grup diskusi akan semakin baik dan pada akhirnya
harus mencari bahan bacaan untuk tulisannya akan diterima untuk diterbitkan di
mendukung argumentasinya. Dari diskusi majalah atau jurnal perpustakaan dan
tersebut para anggota grup diskusi dapat informasi yang berskala nasional.
mengembangkan materi diskusinya menjadi
suatu tulisan atau makalah. Tulisan tersebut
kemudian dikoreksi oleh penulis senior (yang
sudah biasa menulis) untuk dilakukan
perbaikan sampai layak terbit.
(3) Mengikuti/ mengadakan lomba
Lomba penulisan artikel sudah sering
diadakan baik oleh banyak instansi seperti
Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan
Provinsi, perpustakaan Kabupaten/ Kota,
Perguruan Tinggi dan lain-lain. Dengan
mengikuti lomba penulisan tersebut kita bisa
mengukur sejauh mana kemampuan kita
menulis. Umumnya motivasi menulis akan
muncul ketika kita membaca pengumuman
tentang adanya lomba. Peserta yang mengikuti
lomba sebaiknya juga meminta bimbingan Gambar 1. Contoh publikasi elektronik atau e-
kepada penulis senior (guru) yang sudah biasa bulletin
menulis.
(4) Menyusun tulisan bunga rampai • Mencari Solusi Biaya Murah
Untuk menghasilkan tulisan yang baik para Mengatasi soal mahalnya biaya pencetakan
calon penulis (pemula) perlu media untuk maka perlu dicari cara-cara untuk mereduksi
melakukan latihan. Tulisan-tulisan mereka biaya tersebut. Beberapa alternatif dapat
yang dinilai belum baik tentu akan ditolak oleh dilakukan antara lain seperti:
48
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1

(1) Membuat Publikasi Elektronik index) tidak ada jalan lain selain melakukan upaya
(electronic publication) agar minat dan kegemaran membaca masyarakat,
Dalam era digital seperti sekarang ini khususnya anak dan remaja, bisa meningkat. Pada
membuat publikasi electronik yang gilirannya, jika kegemaran membaca ini sudah
ditempatkan di server internet sangat tinggi, maka kegemaran menulispun akan
memungkinkan. Banyak pengelola Internet meningkat pula. Namun demikian kita harus juga
Service Provider (ISP) yang menyediakan berupaya untuk mendorong agar minat dan
tempat (space di servernya) gratis untuk
kegemaran menulis dapat dilakukan. Semua upaya
menempatkan publikasi kita (misalnya
www.yahoo.com; www.geocities.com; dan tersebut kita lakukan untuk menciptakan apa yang
masih banyak lagi). Bahkan diantaranya sudah disebut dengan masyarakat yang gemar membaca
menyediakan format baku (template) untuk (reading society) dan masyarakat yang gemar
suatu publikasi virtual (misalnya belajar (learning society).
www.blogspot.com; 360o.yahoo.com dan lain-
lain). Tinggal kemauan kita saja untuk
membuat publikasi, sebab membuat publikasi 8. Daftar Pustaka
seperti ini hampir-hampir tidak memerlukan [1] Bunanta, Murti. 2004. Buku, mendongeng
biaya. Satu-satunya biaya yang diperlukan
adalah biaya untuk membayar pulsa telepon dan minat membaca. Pustaka Tangga.
guna mengirim (up-load) file yang sudah kita Jakarta. 232 p.
buat. Contoh publikasi seperti ini kita bisa [2] Leonhardt, Mary. 1999. 99 cara menjadikan
lihat di bpip.blogspot.com yaitu Buletin anak anda “keranjingan” membaca. Kaifa.
Perpustakaan dan Informasi Bogor (lihat Bandung. 176 p.
contoh gambar 1). Dengan murahnya biaya
[3] Nasoetion, A. Hakim (2002). Baca Buku dan
publikasi elektronik ini, maka calon penulis
dapat melatih kemampuan menulisnya dan Terapkan. Dalam. Pola Induksi Seorang
mempublikasikannya dalam bentuk elektronik Experimentalis. Bogor: IPB Press, 2002.
seperti ini. [4] Saleh, AR dkk. (1995). Penelitian Minat Baca
(2) Mencari dukungan sponsor atau Masyarakat: Pulau Batam. Kerjasama antara
donatur Perpustakaan Nasional RI dengan
Cara yang kedua untuk mengatasi kendala Perpustakaan IPB, Jakarta: Perpusnas RI,
biaya dalam mempublikasi jurnal 1995.
perpustakaan ini adalah dengan mencari [5] Saleh, AR dkk. (1997). Penelitian Minat Baca
donatur tetap. Lembaga pemerintah dapat Masyarakat di Jawa Timur. Kerjasama
memasukkan biaya publikasi ini dalam antara Perpustakaan Nasional RI dengan
anggaran tahunannya. Hal ini memang sudah Perpustakaan IPB, Jakarta: Perpusnas RI,
dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah
yang menerbitkan jurnal atau majalah. Tidak 1997.
heran jika penerbit yang bertahan dalam [6] Saleh, AR dkk. (2002). Kajian Penerbitan
mempublikasi jurnal atau majalah adalah Buku di Indonesia tahun 2002 - 2003.
berasal dari pemerintah dan perguruan tinggi. Kerjasama antara Perpustakaan IPB dengan
Sponsor dari perusahaan swasta mungkin Perpustakaan Nasional Indonesia. Jakarta:
menjadi alternatif sumber pendanaan. Namun
Perpusnas RI, 2004.
biasanya mereka melihat kualitas dari
terbitannya sebelum memberikan bantuan [7] Santoso, Guritnaningsih A. 2000. Studi
dananya. Penerbitan yang berskala nasional Perkembangan Koknitif Anak Indonesia.
biasanya lebih mudah mendapatkan sponsor Harian Kompas, Rabu, 26 Juli. Jakarta
daripada penerbitan yang berskala lokal. [8] Supriyoko, Ki. 2004. Minat Baca dan
Kualitas Bangsa. Harian Kompas, Selasa, 23
7. Penutup Maret. Jakarta.

Minat dan kegemaran membaca adalah


syarat untuk menjadi bangsa maju. Oleh karena itu
jika kita ingin menaikkan peringkat indeks
pembangunan manusia (human development
49

You might also like