You are on page 1of 31

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Reproduksi merupakan proses pembentukan individu baru dari individu yang sudah ada dan merupakan ciri khas dari semua makhluk hidup. Reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kelestarian suatu spesies dari kepunahan. Dalam upaya melestarikan kelangsungan hidupnya, setiap organisme harus mampu memperbanyak diri sehingga setiap generasi mampu menghasilkan generasi sebelumnya yang mati karena pemangsa, parasit atau karena telah berumur tua. Proses reproduksi berbeda dengan proses yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sehari-hari seperti: makan, pertukaran gas dan ekskresi, proses reproduksi tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup setiap organisme, tetapi tanpa reproduksi suatu spesies akan punah. (Franz, 1990). Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman dapat kita ketahui bahwa kelangsungan hidup individu, sebagian ditujukan untuk memenuhi kemampuan reproduksi yang mutlak bagi kelestarian suatu spesies. Salah satu cirri tersebut adalah berkembang biak atau reproduksi merupakan kenyataan bahwa tak ada satu pun makhluk hidup yang hidup terus menerus tanpa batas. Semua akan mengalami kematian, namun tak satu pun organisme yang tidak ingin eksis, semua ingin hidup, semua berjuang untuk tetap lestari. Semua makhluk

hidup mempunyai keturunan untuk melestarikan sifat-sifatnya dan meneruskan eksistensinya sehingga makhluk hidup bertujuan bereproduksi. Penelitian mengenai bioteknologi dibidang reproduksi telah berkembang pesat. Metode bayi tabung kini menjadi pilihan alternatif untuk memiliki seorang anak. Hal ini tidak lepas dari semakin berkembangnya ilmu pengetahuan terutama dibidang reproduksi. Pengetahuan mengenai struktur, fungsi, dan proses reproduksi menjadi salah satu bagian terpenting dari seluruh proses teknologi reproduksi. Oleh karena itu kita harus belajar dan menambah pengetahuan kita, semakin kita mempelajarinya maka kita akan menyadari betapa kecilnya diri kita dihadapan Tuhan Yang Maha Esa yang mengelola kehidupan.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Oogenetis ? 2. Bagaimana proses Oogenetis ? 3. Apa tahapan-tahapan Oogenetis ? 4. Bagaimana tahapan pembentukan ovum ? 5. Bagaimana Siklus Mentruasi ? 6. Apa definisi meiosis dan tahapannya ? 7. Apa saja gangguan pada system reproduksi wanita ? 8. Apa saja gangguan pada system reproduksi pria ?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian Oogenetis ? 2. Untuk mengetahui proses Oogenetis ? 3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan Oogenetis ? 4. Untuk mengetahui tahapan pembentukan ovum ? 5. Untuk mengetahui Siklus Mentruasi ? 6. Untuk mengetahui definisi meiosis dan tahapannya ? 7. Untuk mengetahui gangguan pada system reproduksi wanita ? 8. Untuk mengetahui gangguan pada system reproduksi pria ?

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Oogenesis Oogenesis merupakan proses pembentukann ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogenia (jamak; oogonium). Terjadi dalam organ reproduksi betina yaitu ovarium. Mekanisme oogenesis sangat berbeda dengan spermatogenesis, walaupun memiliki persamaan dalam pembentukan meiosis. Diantara kelahiran dan masa pubertas, sel-sel telur dalam hal ini oosit membesar, dan folikel di sekitarnya tumbuh. Selanjutnya oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki profase I meiosis dan tidak berkembang lebih lanjut jika tidak diaktifkan oleh hormon FSH ( Follicle stimulating hormone ). Seperti halnya pada jantan, oogenesis pun memiliki tahap : 1. proliferasi, 2. pertumbuhan 3. transformasi atau pematangan 4. Perubahan bentuk

B. Proses Oogenesis Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ yang berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad. Sedangkan sel kelamin itu sendiri disebut gamet. Oleh karena itu terdapat dua macam gamet, yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan gamet (gametogenesis) yaitu: spermatogenesis dan oogenesis. Oogenesis adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogenia (jamak; oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia sudah terjadi sebelum kelahiran, yaitu didalam ovary fetus perempuan. Adapun proses pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada fase profase. Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan yang satu sel berukuran lebih kecil yang disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi. Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
5

yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub segera hancur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum. Oogenesis terjadi di ovarium, pada ovarium terdapat calon-calon sel telur yaitu oogonium yang terbentuk sejak lahir. Sel-sel itu terdapat dalam kantung kecil disebut folikel primordial. Tiap bulan sejak puberitas, hormone seks menyebabkan 20 sampai 25 folikel menjadi besar dan ditransformasi menjadi folikel primer. Sebagian besar mengalami degenerasi, hanya satu yang menjadi matang dan menjadi folikel sekunder. Folikel ini tambah cepat dalam beberapa hari, dindingnya menebal dan cairan berkumpul dikelilingi oleh oosit yang dikandungnya. Proses ini dipengaruhi oleh kerja FSH (Follicle Stimulating Hormone). Follicle de graaf memproduksi hormone estrogen. Hormon ini mampu merangsang kelenjar hipopisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormon) berfungsi mendorong pelepasan sel telur (ovulasi) selanjutnya oosit sekunder meneruskan pembelahan menjadi ootid dan badan kutub kedu (polosit sekunder) ootid berdiferensiasi menjadi ovum. Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam-macam ovum. Ovum biasanya dibeda-bedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya, yaitu 1. Alecithal : telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti ini hamper tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.

2. Isolecithal (homolecithal) : ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan invertebrate. 3. Telolecithal : ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas. 4. Sentrolecithal : pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah-tengah ovum, misalnya ovum insekta. Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves dan reptilian sering juga dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal. Kemudian selaputselaput pada telur dapat digolongkan dalam tiga macam: 1. Membran primer, yang merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri. Membran ini terdiri dari membran plasma dan membran vitellinus (pada saat terjadi fertilisasi membran vitellinus ini akan terbagi dan membentuk membran ketiga yang disebut membran fertilisasi). Pada kebanyakan telur-telur hewan laut yang bertipe homolecithal biasanya ada lapisan tambahan berupa jelly (lapisan tak hidup) diluar membran vitellinus. Pada cacing pasir (Nereis) dilindungi oleh benang-benang halus protoplasma. 2. Membran sekunder, selaput ini merupakan hasil/produk dari sel-sel folikel yang mengelilingi ovum selama periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat impermeable seperti contohnya pada chorion dari telur insekta dan juga pada telur cyclostomata (myxine). Untuk memudahkan penetrasi sperma,

membran sekunder ini dilengkapi dengan satu atau lebih lubang kecil yang disebut micropyle. 3. Membran tersier, membran ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan kelenjar-kelenjar tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan keberadaanya. Sebagai contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier yaitu: 1) lapisan albumin 2) membran cangkang (shell membran) 3) cangkang dari zat kapur (calcareous shell)

C. Tahap-tahap Oogenesis 1. Proliferasi ( perbanyakan ) Tahap perbanyakan (proliferasi) berlangsung secara berulang-ulang.

Gametogonium (sel induk gamet/ pada betina disebut oogonium) membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Sel benih primordial berdiferensiasi menjadi Oogonium, lalu mengalami proliferasi untuk membentuk oosit primer , siap memasuki periode tumbuh. Pada mamalia masa proliferasi terjadi dalam kandungan induk. 2. Pertumbuhan Pada tahap pertumbuhan ini Oogonium akan tumbuh membesar menjadi oogonium I.

Pertumbuhan sangat memegang peranan penting,karena sebagian besar dari substansi telur dipakai dalamperkembangan selanjutnya. Diferensiasi juga terdapat pada periode tumbuh (spermatogenesis: diferensiasi terjadi setelah pemasakan). 3. Pematangan Pada proses ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi fase pertumbuhan, oogonium I mengalami tahap pematangan, yang berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I terbentuk oogonium II, dan akhir meiosis II terbentuk ootid. 4. Perubahan Bentuk Ootid dalam fase terakhir akan mengalami tahap perubahan bentuk (transformasi) menjadi gamet. Pada mamalia, selesia meiosis I pada betina, terjadi satu oosit II dan satu polosit (badan kutub). Polosit jauh lebih kecil dari oosit, karena sitoplasma sedikit sekali. Selesai meiosis II terjadi satu ootid dan satu polosit II. Sementara itu polosit I membelah pula menjadi dua; tapi jarang terjadi, karena terburu berdegenerasi. Polosit yang tiga buah itu nanti akan berdegenerasi lalu diserap kembali oleh tubuh. Jadi pada betina 1 oosit tumbuh menjadi 1 ovum. (Wildan yatim. 1990:16). Oogenesis secara sederhana prosesnya dapat dijelaskan tahapannya sebagai berikut: 1) Oogonium adalah merupakan sel induk dari ovum yang terdapat dalam sel folikel yang berada di dalam ovarium

2) Oogonium mengalami pembelahan mitosis berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis (tahap I), yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama 3) Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid (n). Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer yang lain 4) Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi 5) Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder di dibuahi oleh sel sperma (fertilisasi), maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali 6) Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid (n) dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi .
10

D. Tahapan Pembentukan Ovum Pembentukan ovum terjadi dalam 5 tahapan yaitu : 1. Sel-Sel Kelamin Primordial Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial. 2. Folikel Primordial Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer. 3. Oosit Primer Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
11

4. Pembelahan Meiosis Pertama Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. 5. Oosit Sekunder Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.

E. Siklus Menstruasi Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
12

sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi. Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus ( n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca ovulasi. 1. Fase menstruasi Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL. 2. Fase pra-ovulasi Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH.
13

Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma. 3. Fase ovulasi Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14. 4. Fase pasca-ovulasi Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron
14

mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.

F. Definisi Meiosis Dan Tahapannya 1. Meiosis (PembelahanReduksi) adalah reproduksi selmelalui tahap-tahap pembelahanseperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom. (Anonymous a,2011) 2. Meiosis adalah proses seluler yang membelahsel diploid hingga membentuk sel gamet haploid. 3. Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara reproduksi seksual organisme.
15

4. Meiosis adalah proses pembelahansel di manajumlahkromosom per sel ,dibelahdua. Seperti kita kethaui, semua sel dari suatu jenis hewan mengandung jumlah kromosom tertentu. Jumlah kromosom yang menentukan karakteristik jenis hewan dipertahankan melalui pembelahan mitosis. Jumlah kromosom tidak mungkin dipertahankan secara uniform dari suatu generasi ke generasi berikutnya, kecuali selsel kelamin hanya mengandung separuh jumlah kromosom induk. Pada manusia spermatozoon dan ovum masing-masing hanya mengandung 23 kromosom, pada cacing gelang Ascaris lumbricoides masing-masing sel kelamin hanya mengandung 4 kromosom. Jadi pembentukan spermatozoa dan ovum itu melalui proses meiosis, kemudian setelah dua sel kelamin itu bersatu melalui proses meiosis dan kemudian setelah dua sel kelamin itu bersatu, pelipatgandanya berlangsung melalui mitosis Tahapan Meiosis Meiosis merupakan pembelahan sel secara tidak langsung melalui dua tahapan meiosis I dan meiosis II, tanpa melalui interfase.

16

Secara ringkas ciri-ciri setiap tahapan dalam meiosis I dan meiosis II seperti dijelaskan dalam bentuk table berikut. Tabel Ciri-ciri tahapan dalam meiosis 1 dan meiosis 2 No 1 Tahapan Meiosis 1 Sub tahap Profase I Ciri-ciri utama Benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom (= leptonema ) Setiap kromosom homolog ( bivalen ) bergandengan (=zigonema ) Tiap bagian kromosom homolog mengganda membentuk tetrad (=pakinema) Kromatid dari setiap belahan kromosom memendek dan membesar (=diplonema ) Sentriol membelah dua, muncul benang gelendong, membrane inti dan nucleolus menghilang (=diakinesis ) Metaphase I Setiap tetrad berada pada bidang metaphase/dataran metaphase Anaphase I Masing-masing tetrad memisahkan diri dari pasangannya, dan bergerak menuju kea rah dua kutub yang berlawanan Telofase I Masing-masing tetrad semakin mendekati kutub Membrane sel dan nucleolus mulai dapat diindera Terbentuk bidang pembelahan pada Ket

17

bagian tengah-tengah sel Kromatid meregang membentuk benangbenang kromatin Terbentuk 2 sel anak dengan jumlah kromosom sama dengan induknya Tanpa adanya interfase, 2 sel anak yang terbentuk akan melanjutkan ke tahap meiosis II. 2 Meiosis II Profase II Benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom Setiap kromosom homolog / bivalen bergandengan Kromosom tidak mengganda Sentriol membelah dua, muncul benang gelendong, membrane inti dan nucleolus menghilang Metaphase II Setiap pasangan kromosom homolog berada pada bidang metaphase/dataran metaphase Anaphase II Masing-masing kromosom memisahkan diri dari pasangannya, dan bergerak menuju kea rah dua kutub yang berlawanan Telofase II Masing-masing kromosom semakin mendekati kutub Membrane sel dan nucleolus mulai dapat diindera Terbentuk bidang pembelahan pada

18

bagian tengah-tengah sel kromosom meregang membentuk benang-benang kromatin Terbentuk 4 sel anak dengan jumlah kromosom sama dengan induknya

G. Gangguan Pada Sistem Reproduksi Wanita 1. Gangguan menstruasi Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.

19

2. Kanker vagina Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser. 3. Kanker serviks Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul. 4. Kanker ovarium Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi. 5. Kanker rahim Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun. 6. Kanker payudara Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.

20

Gambar 3. Kanker payudara 7. Fibroadenoma Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara. Pengobatannya dengan operasi. 8. Endometriosis Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser. 9. Infeksi vagina Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
21

10. Condyloma Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles). 11. Bartolinitis Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk
22

mengatasinya,

pemberian

antibiotik

untuk

mengurangi

radang

dan

pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak. 12. Vulvovaginatis Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai vaginalis,

mikroorganisme

misalnya Gardnerella

vagimalis, Trichomonas

Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata, dll. 13. Candidiasis / keputihan Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, pengunaan obatobatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau imidazol.

23

14. Kista ovarium Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

Gambar 4. Kista ovarium 15. Infertilitas (kemandulan) Pada wanita infertilitas disebabkan oleh: Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga pembentukan ovum terganggu Penyumbatan pada tuba fallopi Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb

Sexually Transmitted Disease Selain kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:

Syphilis Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim

24

(misalnya ciuman), melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.

Gonorrhoea Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks, rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan olehNeisseria gonorrhoeae.

Herpes Simplex Genitalis Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan. Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak terlalu lembap dan tetap bersih.

H. Gangguan Pada Sistem Reproduksi Pria 1. Hipogonadisme Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

25

2. Kriptorkidisme Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan. 3. Uretritis Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes. 4. Prostatitis Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat

menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri. 5. Epididimitis Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia. 6. Orkitis Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

26

7. Anorkidisme Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali. 8. Hyperthropic prostat Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.

Gambar 1. Hyperthropic prostat

9. Hernia inguinalis Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. 10. Kanker prostat Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia lanjut.

27

11. Kanker testis Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).

Gambar 2. Kanker testis

12. Impotensi Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal. 13. Infertilitas (kemandulan) Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat

disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:

28

Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon

Tersumbatnya saluran sperma Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit

29

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Oogenesis merupakan proses pembentukann ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogenia (jamak; oogonium). Terjadi dalam organ reproduksi betina yaitu ovarium. Mekanisme oogenesis sangat berbeda dengan spermatogenesis, walaupun memiliki persamaan dalam pembentukan meiosis. Diantara kelahiran dan masa pubertas, sel-sel telur dalam hal ini oosit membesar, dan folikel di sekitarnya tumbuh. Selanjutnya oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki profase I meiosis dan tidak berkembang lebih lanjut jika tidak diaktifkan oleh hormon FSH ( Follicle stimulating hormone ).

B. Saran Masih banyak pembahasan tentang Oogenesis dan meiosis yang belum dapat penulis sebutkan dalam penulisan makalah ini, hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu pembahasan yang lebih luas sangat dibutuhkan demi kesempurnaan pengetahuan kita dalam mempelajari ilmu.

30

DAFTAR PUSTAKA

Budi Purwanto, dkk. 2007. Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya Kelas 1, 2 dan 3, Jakarta: Erlangga Keeton, W. T. 2000, Biologi SMA dan MA, Jakarta: Erlangga Radiopoetro, 2000, Zoologi: Jakarta: Erlangga Warioyono sukis. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar, Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional (Franz, 1990). Proses Reproduksi,-

31

You might also like