You are on page 1of 3

BAB VI.

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT


A. PELAPISAN SOSIAL
1. Pengertian Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber. 2. Terjadinya Pelapisan Sosial Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu: Terjadi dengan Sendirinya Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Misalnya, karena usia tua, kepemilikan kapandaian yang lebih, atau kerabat pembuka, tanah, seseorang yang memiliki bakat seni. Terjadi dengan Sengaja Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu: 1) Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat. 2) Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ). 3. Pembedaan Sistem Pelapisan Menurut Sifatnya Menurut sifatnya, sistem pelapisan dalam masyarakat dibedakan menjadi : a. Sistem Pelapisan Masyarakat yang Tertutup Sistem pelapisan tertutup kita temui di India, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Berikut adalah kasta dari yang tertinggi ke kasta yang terendah : 1) Kasta Brahmana : golongan-golongan pendeta. 2) Kasta Ksatria : golongan bangsawan dan tentara 3) Kasta Waisya : golongan pedagang. 4) Kasta Sudra : golongan rakyat jelata.

b. Sistem Pelapisan Masyarakat yang Terbuka Di dalam sistem yang demikian, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya atau naik ke lapisan yang di atasnya. Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat, sistem pelapisan masyarakat yang terbuka sangat menguntungkan. Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain. Hal ini mendorong orang berusaha untuk mengembangkan segala kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita-citakannya.

B. KESAMAAN DERAJAT
1. Persamaan Derajat di Indonesia Dalam Undang-undang Dasar 1945 mengenai hak dan kebebasan yang berkaitan dengan adanya persamaan derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya secara jelas. 1) Pasal 27 ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan 2) Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan. 3) Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara. 4) Pasal 31 ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.

C. ELITE DAN MASSA


1. Elite a. Pengertian Pengertian umum dari elite itu menunjuk pada sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Sedangkan dalam arti yang lebih khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. b. Fungsi Elite dalam memegang strategi Ada dua kecenderungan untuk menetukan elite di dalam masyarakat yaitu : Pertama: menitik beratkan pada fungsi sosial dan yang kedua, pertimbangan pertimbangan yang bersifat moral. Kedua : kecenderungan ini melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal. Elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa. Elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problem-problem yang memperlihatkan sifat yang keras masyarakat lain atau masa depan yang tak tentu. Disini para elite harus dapat menyesuaikan dirinya dalam menguasai masyarakat. Dalam hal ini mereka harus memperhatikan beberapa fungsi dalam pengambilan kebijaksanaan, antara lain : tujuan yang hendak dicapai, penyesuaian diri, integrasi, memperhatikan serta memelihara norma yang berlaku dan

memperhatikan kepemimpinan. Dalam hal ini kita dapat membedakan elite pemegang strategi secara garis besar sebagai berikut : 1) Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan yang paling berkuasa biasanya disebut elite segala elite). 2) Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendikiawan 3) Elite 2. Massa Cirri-ciri masa adalah : 1) Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers. 2) Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individuindividu yang anonim. 3) Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya.

You might also like