You are on page 1of 4

RENUNGAN IBU Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa lalu..????

Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang Ibu Ibu selalu membawa kita kemanapun ia pergi Tak pernah ia berfikir untuk meninggalkan kita walau sejenak Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita menyapa dunia ini Ibu pun selalu ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu istirahatnya dengan tangis kita di malam harimengganti popok kita yang basah, memberikan kita air susu ketika kita lapar. Dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang-timang Lalu apa balasan kita waktu itu..???? Kita sering membuat basah baju Ibu dengan air kencing kita Dan Ibu tak pernah sekalipun memarahi kita

Usia kitapun beranjak perlahan Ingatkah ketika hari pertama kita masuk sekolah??? Setiap pagi, Ibu selalu memandikan kita,menyuapi kitamengantar kita dan menunggui kita Ibu begitu sabar mengiringi hari kita di sekolah Dan kita hanya bermain ketika itu Lalu ketika kita beranjak remaja Ibupun tak henti untuk menghawatirkan kita Ketika kita sering pulang terlambat dengan berbagai alasaan Ibu hanya menatap dengan penuh cemas Padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di luar sana Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri Sering Ibu membelikan kita baju, sepatu, celana baru Dengan harapan kita akan merasa senang Ingatkah pula apa kata kita ketika itu.. Ah.bajunya udah kuno gak mau ah Ibu nggak tau selera anak muda dan Ibu hanya tersenyum saja Saat kita mengenal cinta akan sesama Sering kita membohongi Ibu hanya untuk bercinta semata Dan Ibupun tak pernah lepaskan kasih sayangnya untuk kita Ketika Ibu bilangNak.mestinya kamu sekolah dulu yang benar.jangan dulu berpacaran.

Lantas kita hanya menjawab bu, saya udah gede, saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan terlalu mengatur saya dong!! Ibu hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang Apakah kita ingat saat kita pertama kali memasuki SUPM Ibu dengan penuh semangat memberikan biaya sekolah kita yang setinggi langit Lalu mungkin kita juga hanya bersenang-senang saja dengan dunia yang sedikit beranjak dewasa Ketika kita butuh uang utk menuntaskan hasrat cinta muda kita Sekali lagi kita sering membohongi Ibu dengan mengatakan.busaya butuh uang.untuk biaya praktikumkirakira.sekian ratus ribu.. Lalu Ibu bilang.nak.apa tidak bisa di cicil?? Kita dengan segera menjawab..gak bisa bu.harus sekali bayar.. Kita tak pernah tahu apa yang ada di benak Ibu ketika itu Jika saja Ibu tahu bahwa itu hanyalah alasan kita semata..karena mungkin saja yang sebenarnya adalah kita butuh uang untuk mentraktir atau menyenangkan pacar tersayang saja Dan ternyata Ibu selalu saja menyayangi dan berusaha mempercayai kita. Mungkin,,, kalian tidak tahu bagaimana seorang Ibu membantu suaminya untuk mencarikan nafkah membiayai sekolah kalian. Mungkin ada yang berhutang ke tetangga. Dan mungkin ada juga yang rela bekerja kasar untuk meringankan beban keluarganya Tapi apa yang kalian berikan kepada mereka, sesampainya kalian di rumah??? Mungkin ada yang hanya mempekerjakan Ibunya,Bu, cucikan bajuku itu! Banyak di dalam tas, capek dari sekolah saya mau tidur Namun ibu kalian hanya mengiyakan apa yang kalian katakan, karena iya merasa kasihan kepada anaknya yang baru saja pulang dari menuntut ilmu sesuai dengan harapannya Tetapi sayang, mungkin di antara kita ada yang telah mengugurkan harapan Seorang ibu yang ingin melihat anaknya menuntut ilmu setinggi mungkin Kita tidak sadar tujuan utama kita masuk ke sekolah ini Kita tidak sadar janji yang telah kita ucapkan kepada Ibu kita sebelum berangkat Kalau kita akan belajar dengan sungguh sungguh di sekolah Tapi apa yang kita bawa pulang kerumah

Sebuah amplop yang berisi surat undangan kepada orang tua bahwa kita telah melanggar aturan sekolah Coba kalian mengerti dan rasakan.!!! Betapa sedihnya perasaan ibu kalian yang awalnya ceria melihat kalian datang Tapi, kalian malah datang membawa berita yang tak pantas didengarnya Coba kalian mengerti perasaan mereka!!! Betapa teganya kalian melukai perasaan yang sangat lembut itu. Tega sekali Mungkin diantara kita yang berkumpul sekarang ini Ada yang telah didahului oleh Ibunya menghadap ke Yang Maha Kuasa Mereka, tak bisa lagi bertemu dengan orang yang paling berjasa dalam hidupnya Mereka, tak ada lagi yang dapat ditemani curhat Dan mereka tak bisa lagi bertemu dengan orang yang memiliki kasih sayang yang tak dapat ternilai oleh apapun juga Maka bersyukurlah bagi kalian yang masih mempunyai seorang Ibu Yang tidak akan pernah berhenti untuk memberikan kasih sayangnya kepada kita Coba kalian semua bayangkan Pada saat Ibu sudah memasuki hari tuanya, kita pun meninggalkan dia dalam harihari senjanya. Dan Ibu tak pernah meminta kita untuk menemaninya karena Ibu pikir anaknya sudah mempunyai kehidupan sendiri. Bertahun-tahun kita meninggalkan Ibu dan mungkin hanya setahun sekali saja kita menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja. Lalu, ketika Ibu sakit di hari tuanya, Mungkin Ibu mengharapkan kasih sayang anaknya bisa sedikit menghibur dia. Tapi, sering kita mengabaikan harapan Ibu Kita mungkin merasa direpotkan hanya dengan mengurusi seorang wanita tua yang sudah tak berdaya itu, .maka dengan tanpa ragu lagi kita antarkan Ibu pada sebuah panti jompo, kita tinggalkan Ibu dengan segala harapannya terhadap kita. Lalu pada saat Allah hendak menjemput dia, kita mungkin sedang tenggelam dalam kehidupan yang sudah menyita sebagian hati nurani kita. Hingga satu hari terdengar bunyi dering telepon yang memberikan kabar bahwa Ibu telah tiada. Dan aku tak berani bilang bahwa mungkin saja hati kita sudah bebal dan telinga kita sudah tuli akan kenyataan ini. Ada sesal mungkin di sana, .sesal yang tak akan terbalas dengan sejuta tetesan air mata kita. Dan kitapun hanya meratapi kepergian Ibu, ya Ibu yang sudah mencetak kita dengan

segenap kasih sayang Ibu yang tak terperi ketulusannya, sesal yang tiada guna ketika kita tahu Ibu pergi bersama setitik harapan Ibu bahwa dia ingin anaknya ada ketika hembusan nafasnya yang terakhir memutuskan kehidupannya. Dan kita hanya terpekur menatap bekunya batu nisan bertahtakan nama Ibu. Itupun jika masih ada secuil nurani kita yang masih berwarna putih.

Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja Mothers Day sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya Renungkanlah : Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?

You might also like