You are on page 1of 43

BAB I PENDAHULUAN Yang dimaksud dengan beton normal adalah suatu campuran yang terdiri dari bahan berupa

air, semen, pasir, kerikil dan dengan atau tanpa bahan aditif. Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi suatu massa yang padat. Semen yang dimaksud untuk konstruksi beton adalah bahan yang jadi dan mengeras dengan adanya air menjadi satu kesatuan yang dinamakan semen hidrolis. Agregat adalah salah satu bahan campuran beton sangat mempengaruhi kekuatan beton, dalam hal ini pasir sebagai agregat halus dan kerikil sebagai agregat kasar. Secara lengkap fungsi agregat dalam beton adalah : 1. Menghemat pemakaian semen untuk mendapatkan beton yang murah . Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton !. Mengurangi penyusutan pada kekerasan beton ". #radasi agregat yang baik $tidak seragam% menghasilkan beton yang padat &. Menghasilkan sifat yang workability karena fungsi no." Catatan : gradasi adalah 'ariasi ukuran susunan butiran agregat (eton yang ada pada de)asa ini merupakan bahan konstruksi yang sangat umum, mempunyai sifat yang khas yaitu mampu memikul gaya tekan yang besar. *alam perkembangannya beton digabungkan dengan bahan konstruksi yang lain untuk menutupi kelemahan beton seperti lemah terhadap gaya tarik. (ahan tersebut adalah baja atau lebih dikenal dengan tulangan baja. *an beton tersebut diberi nama beton bertulang. +lasifikasi beton selama ini merupakan penggolongan yang berdasarkan kekuatan tekan karakteristik, misalnya dalam S+ S,- 1..1 disebutkan bah)a beton mutu fc/ 0 Mpa, fc/ & Mpa, fc/!0 Mpa. 1asil ini diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium. *i lapangan kekuatan beton dipengaruhi oleh keadaan prosesnya $cara pembuatan, pera)atan dan orang yang menangani% oleh karena itu diperlukan Quality Control yang baik. 1al ini dapat dilakukan oleh perencana secara langsung maupun oleh petugas lapangan yang mengerti teknologi beton dengan baik, sehingga diperoleh kekuatan beton yang diinginkan untuk konstruksi yang diperlukan. Secara singkat dapat disebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton normal, antara lain :

1. Mutu sedimen Portland . 2erbandingan adukan beton !. Mutu agregat kasar dan halus ". 2engaruh faktor air dan semen &. 3mur beton 4. 2roses pembuatan dan quality control 5aktor-faktor diatas harus diperhatikan agar kita dapat memperoleh beton dengan mutu yang baik. Semen yang dipakai dalam campuran ini adalah semen #resik tipe -. 2asir dan kerikil harus bergradasi baik, dalam artian bah)a bidang kosong antara kerikil dapat diisi pasir sehingga dihasilkan susunan padat. 2ada umumnya pasir dan kerikil tidak boleh mengandung lumpur melebihi batas yang ditentukan, tidak boleh mengandung bahan reaktif alkali dan bahan organis yang dapat merusak beton. 2ada jenis pengerjaan beton sering kali dipakai bahan tambahan sebagai bahan pembantu atau admixture, yang berfungsi memperbaiki sifat beton baik didalam proses maupun penyusunannya. Air yang dipakai secara umum syaratnya harus dapat diminum, karena air yang tidak dapat diminum pada umumnya mengandung bahan yang dapat merusak beton, misalnya air limbah industri kimia. 6adi pada akhirnya seorang perencana konstruksi yang memakai beton sebagai bahan utama harus selalu diingat bah)a tanggung ja)ab di dalam konstruksi ada pada dirinya. 7leh karena itu perencanaan konstruksi beton yang aman, ekonomis dan kuat harus selalu diperhatikan.

BAB II PERCOBAAN I PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT HALUS 2.1. DASAR TEORI 2asir merupakan agregat halus untuk campuran beton sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan. Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya lolos ayakan berlubang ",8& mm atau no.". Agregat halus berfungsi sebagai pengisi celah yang ada di antara agregat yang ukurannya besar atau juga sebagai filter dalam komposisi suatu beton. *alam pekerjaan pengayakan butir pasir yang beraneka ragam besarnya, harus memenuhi syarat sebagai berikut : Syarat Mutu Agregat ha u! "enurut ASTM C## $ Sebagai bahan campuran beton, pasir harus dapat memenuhi syarat sebagai berikut : +adar lumpur atau bagian butir yang lebih kecil dari 8& mikron $ayakan no. 00%, dalam 9 berat maksimum : 3ntuk beton yang mengalami abrasi ! 3ntuk jenis beton lainnya & a% +adar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah direpihkan, maksimum ! 9 b% +adar arang dan lignit : (ila tampak permukaan beton dipandang penting, kandungan maksimum 0.& 9 3ntuk jenis beton lainnya 1.0 9 c% Agregat halus bebas dari pengotoran :at organik yang merugikan beton. (ila diuji dengan larutan ,a-Sulfat dan dibandingkan dengan )arna standar atau pembanding, tidak ber)arna lebih tua dari )arna standar. 6ika ber)arna lebih tua dari )arna standar maka agregat halus itu harus ditolak, kecuali apabila : ;arna lebih tua timbul oleh adanya sedikit arang, lignit atau yang sejenisnya. *iuji dengan cara melakukan percobaan perbandingan kekuatan tekan mortar yang memakai agregat tersebut terhadap kuat tekan mortar yang memakai pasir standar, menunjukkan nilai kuat tekan mortar tidak kurang dari .& 9 kuat tekan mortar memakai pasir standar. 3ji kuat tekan mortar harus dilakukan sesuai cara AS<M = >8.

d% Agregat halus yang akan dipergunakan untuk pembuatan beton yang akan mengalami basah dan lembab atau yang akan berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen,yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemuaian berlebihan didalam mortar ataupun beton. Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai untuk membuat beton dengan semen yang kadar alkalinya dihitung sebagai setara dengan ,atrium 7ksidan $,a 7 ? 0.4>& + 7% tidak lebih dari 0.4 9 atau dengan penambahan bahan yang dapat mencegah terjadinya pemuaian yang berbahaya, oleh karena reaksi alkali agregat tersebut. e% Sifat kekal, diuji dengan larutan garam sulfat : 6ika dipakai ,atrium Sulfat, bagian hancur maksimal 10 9 6ika dipakai Magnesium Sulfat bagian hancur maksimal 1& 9 f% Susunan besar butir $grading%. Agregat halus mempunyai susunan besar butir dalam batas berikut : Yaitu tidak boleh mengandung bagian yang lolos lebih dari "& 9 pada suatu ukuran ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya.Modulus kehalusannya tidak kurang dari ,! dan tidak lebih dari !,1. Syarat Mutu Menurut SII %%&2'(% 6enis Syarat Modulus kehalusan +adar lumpur A. +adar :at organik ditentukan dengan larutan sulfat ! 9 +adar yang diuji dengan goresan batang tembaga (. +ekerasan batuan dibanding dengan pasir bangka =. +ekerasan @os Angeles Sifat kekebalan benda uji dengan larutan jenuh garam sulfat : ,atrium Sulfat Magnesium Sulfat <idak bersifat reaktif terhadap alkali (atuan pipih Susunan grading B 10 9 B 1& 9 ,a 7 C 0,4 9 (S >> A1.>! Agregat 1alus 1,& A!,> &9 ;arna Standar B , -

Syarat Mutu Menurut PBBI )1 sisa diatas ayakan ",0 mm, harus minimum 9 berat sisa diatas ayakan 1,0 mm, harus minimum 109 berat sisa diatas ayakan 0, & mm, harus berkisar antara $>0 A .&%9 berat Masalah gradasi sangat penting pada pekerjaan beton, sehingga sedapat mungkin gradasinya harus tetap, sebab jika tidak tetap akan berpengaruh pada pengerjaan dan mutu beton yang akan dihasilkan. #radasi pasir, kerikil dan semen berpengaruh pada sifat pengerjaan dan mutu beton yang dihasilkan. 6ika keadaan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi maka pengerjaan beton dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor teknis ataupun ekonomisnya. 2.2. TU*UAN DAN MAKSUD PERCOBAAN 2ercobaan pemeriksaan gradasi agregat halus bertujuan untuk menentukan pembagian butir $gradasi% agregat halus dan menentukan modulus halus agregat halus. Sedangkan maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah agregat halus yang diperiksa dalam praktikum memenuhi standar-standar yang ada, dalam hal ini AS<M =!! dan S+ S,- S-18-1..0-0!. 2.#. BAHAN 2asir alami dari sungai (rantas, berat 1000 gr.Agregat halus adalah agregat dengan besar butiran kurang dari & mm. 2.+. PERALATAN 1. <imbangan dan neraca dengan ketelitian 9 berat benda uji . Satu set saringan : ",8&0 mm $no."% D ,!40 mm $no.>% D 1,1>0 mm $no.14% D 0,400 mm $no.!0% D 0,!00 mm $no.&0% D 0,1&0 mm $no.100% D 0,08& mm $no. 00% !. 7'en pengatur suhu kapasitas $110 &% = ". Mesin pengguncang saringan &. <alam-talam dan kuas 4. Alat pemisah contoh

2.&. PELAKSANAAN 1. 2asir ditimbang untuk benda uji 1000 gr lalu dimasukkan ke dalam o'en dengan suhu 110o= selama " jam. . Saring benda uji le)at susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 1& menit. !. (ahan yang tinggal di atas masing-masing ayakan ditimbang 2.,. HASIL PENGU*IAN Setelah bahan-bahan yang tertinggal di masing-masing ayakan ditimbang, hasilnya dicatat dalam tabel pemeriksaan agregat halus yang sudah disiapkan. Setelah itu dilanjutkan dengan perhitungan prosentase jumlah agregat halus yang tertahan, dan prosentase agregat halus yang lolos ayakan, digunakan rumus : - jumlah agregat . =ontoh perhitungan : F
11.> E 100 9 >.>.>

sisaayakan$ gram% totalayakan$ gram%

E 100 -

9 jumlah agregat saringan no."

F 1.!1! 9

3ntuk menghitung 9 agregat halus yang tertahan, digunakan rumus : 9 tertahan . - jumlah ? 9 jumlah berikutnya =ontoh perhitungan : F F F F ayakan no.", no.>, dan no.14. 3ntuk menghitung 9 lolos, dihitung dengan rumus : - lolos =ontoh perhitungan : 9 lolos saringan no." F agregat halus. 2.). PEMBAHASAN 100 9 - 1.!1! 9 F .>.4>8 9 3ntuk perhitungan selanjutnya tercantum dalam tabel pemeriksaan gradasi . 100 9 - 9 tertahan 1.!1! 9 11.1 4 9 1.!1! ? 11.1 4 1 ."!. 9 1. Misal 9 jumlah agregat saringan no." 9 jumlah agregat saringan no.> Maka 9 tertahan saringan no.>

. 3ntuk 9 tertahan pada saringan no.14, dihitung dengan menjumlahkan 9 jumlah

*ari hasil perhitungan, selanjutnya ditentukan batas gradasi agregat halus dengan menggunakan grafik daerah gradasi. *ata yang dimasukkan dalam grafik meliputi ukuran mata ayakan sebagai sumbu E, dan 9 lolos ayakan pada sumbu y. Setelah data yang ada dimasukkan dalam grafik, maka diketahui bah)a agregat halus yang diperiksa dalam praktikum termasuk dalam daerah gradasi no. . 1al ini dikarenakan grafik yang terbentuk memiliki alur grafik daerah gradasi no. dan berada di daerah gradasi no. . Setelah penentuan gradasi agregat halus, langkah selanjutnya yaitu menghitung besarnya modulus kehalusan yaitu suatu faktor empiris yang didapat dengan menjumlahkan agregat yang tertahan oleh tiap-tiap saringan pada suatu seri saringan tertentu $diameter 0.1& mm %, kemudian dibagi 100. Modulus 1alus F
9 jumlahtertahanayakan 0.1&mm 100

*alam praktikum kali ini diperoleh nilai modulus halus sebesar !,&.10. Setelah nilai modulus halus diketahui, selanjutnya dilihat 9 lolos agregat pada ayakan no. 14, no.!0 , no. &0 , yaitu : 9 Ayakan no. 14 9 Ayakan no.!0 9 Ayakan no. &0 F 4..!!8 9 F "..1&" 9 F 4.1"4 9

Standar AS<M =!! disyaratkan bah)a nilai modulus halus sebesar .!-!.1, sedangkan dalam S+ S,- S-18-1..0-0! disyaratkan bah)a : 9 lolos ayakan no. 14 100 9 9 lolos ayakan no. !0 berkisar antara 8&-.& 9 9 lolos ayakan no. &0 berkisar antara "&-4& 9 2.(. KESIMPULAN (erdasarkan standar AS<M =!! nilai modulus agregat halus adalah sebesar .!!.1, ternyata modulus halus agregat halus yang dihasilkan dalam praktikum adalah !,&.10, maka berdasarkan nilai tersebut modulus agregat halus yang dihasilkan belum memenuhi syarat. Menurut S+ S,- SA18 A1..0-0! disyaratkan bah)a : 9 lolos ayakan no. 14 100 9 9 lolos ayakan no. !0 berkisar antara 8&-.& 9 9 lolos ayakan no. &0 berkisar antara "&-4& 9

<ernyata agregat halus yang dihasilkan dalam praktikum adalah: 9 Ayakan no. 14 9 Ayakan no. !0 9 Ayakan no. &0 F 4..!!8 9 F "..1&" 9 F 4.1"4 9

*ari hasil tersebut dapat diketahui bah)a agregat halus yang dihasilkan belum memenuhi standar S+-S,- S-18-1..0-0!, sehingga agregat halus yang digunakan harus diganti dengan yang lebih halus.

BAB III

PERCOBAAN II PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT KASAR #.1. DASAR TEORI Agregat kasar adalah bahan yang ukurannya lebih besar dari agregat halus meliputi kerikil, batu pecah atau pecahan-pecahan dari blast-furnace. Agregat kasar berfungsi sebagai pengisi celah yang ada pada beton, serta dapat mengurangi susut. Syarat "utu agregat /a!ar "enurut ASTM C## 1. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, pecahan batu, pecahan batuan akibat pelapukan udara. . Agregat kasar dibagi dalam beberapa kelas dan tiap kelas ditinjau dari tempat dimana beton akan dipakai, seperti untuk pondasi, lantai dan sebagainya +adar lumpur maksimum yang dikandung agregat kasar .0 sampai 109 Mengandung arang dan lignit 0.& sampai 19 Sifat kekal diuji dengan larutan garam sulfat yaitu - jika dipakai sodium sulfat , bagian yang hancur maksimal 1&9 - jika dipakai magnesium sulfat, bagian yang hancur maksimal 1>9. Maksimum abrasi &09 !. Agregat kasar yang akan dipergunakan untuk pembuatan beton yang akan mengalami basah dan lembab atau yang akan berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen,yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemuaian berlebihan didalam mortar ataupun beton. Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai untuk membuat beton dengan semen yang kadar alkalinya dihitung sebagai setara dengan ,atrium 7ksidan $,a 7 ? 0.4>& + 7% tidak lebih dari 0.4 9 atau dengan penambahan bahan yang dapat mencegah terjadinya pemuaian yang berbahaya, oleh karena reaksi alkali agregat tersebut.

Syarat "utu "enurut SII %%&2 0 (%

<abel . Syarat menurut S-- 00& A >0 *en1! Syarat Modulus +ehalusan +adar @umpur a. +adar :at organik ditentukan dengan larutan sulfat ! 9 b. +adar yang diuji dengan goresan batang tembaga +ekerasan batu dibandingkan dengan pasir bangka Sifat kebal benda uji dengan larutan jenuh garam sulfat : ,atrium sulfat Magnesium sulfat <idak bersifat reaktif terhadap alkali (atuan pipih Susunan grading 1 9 B 1> 9 ,a 7 C 0,4 9 (S >> - 1.>! #.2. TU*UAN DAN MAKSUD PERCOBAAN 2ercobaan pemeriksaan gradasi agregat kasar bertujuan untuk : Mengetahui gradasi butiran agregat kasar. Menentukan modulus halus agregat kasar. Menetukan dapat tidaknya agregat kasar dipakai sebagai campuran beton. Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah agregat kasar yang diperiksa dalam praktikum masuk :ona gradasi. Selanjutnya agregat kasar yang diperiksa dalam praktikum memenuhi standar-standar yang ada, dalam hal ini AS<M =!!. #.#. BAHAN (ahan yang digunakan adalah pasir alamG buatan dari sungaiG gunung dengan berat &000 gram. #.+. PERALATAN &9 Agregat Ka!ar 4,0-8,1 &9 -

2ada praktikum pemeriksaan gradasi agregat kasar, peralatan yang digunakan meliputi : 1. <imbangan dan neraca dengan ketelitian 9 berat benda uji . Satu set saringan : 84, mm $!H%D &!,& mm $ I H%D &0,> mm $ H%D !>,1 mm $1IH%D &," mm $1H%D 1.,1 mm $!G"H%D 1 ,8 mm $IH%D .,& mm $!G>H%D ",8& mm$,o. "%D ,!4 mm $,o. >%D 1,1> mm $,o. 14%D 0,4 mm $,o. !0%D 0,! mm $,o. &0%D 0,1& mm $,o. 100%D 0,08& mm $,o. 00% !. 7'en pengatur suhu kapasitas $110 & %0= ". Alat pemisah contoh &. Mesin pengguncang saringan. #.&. PELAKSANAAN 1. +erikil ditimbang untuk benda uji &000 gr . (ahan diayak dengan susunan ayakan : &," mmD 1.,1 mmD 1 ,8 mmD .,& mm dan ",8& mm selama ! menit !. (ahan yang tinggal di atas masing-masing ayakan ditimbang. #.,. HASIL PENGU*IAN Setelah bahan-bahan yang tertinggal di masing-masing ayakan ditimbang, hasilnya dicatat dalam tabel pemeriksaan agregat kasar yang sudah disiapkan. Setelah itu dilanjutkan dengan perhitungan prosentase jumlah agregat kasar yang tertahan, dan prosentase agregat kasar yang lolos ayakan, digunakan rumus : 9 jumlah agregat F

sisaayakan$ gram% totalayakan$ gram%

E 100 9

=ontoh perhitungan : 9 jumlah agregat saringan no. 1 F


8&" E 100 9 F 1&.114 9 ".>>

3ntuk menghitung 9 agregat kasar yang tertahan, digunakan rumus : 9 tertahan F 9 jumlah ? 9 jumlah berikutnya =ontoh perhitungan : 9 jumlah agregat saringan no. 1 9 jumlah agregat saringan no. !G"H Maka 9 tertahan saringan no. > F 1&.114 9 F " .8>! 9 F 1&.114 9 ? " .8>! 9 F &8.>.. 9

3ntuk 9 tertahan pada saringan no. I H, dihitung dengan menjumlahkan 9 jumlah ayakan no. 1, no. !G"H, dan no. IH

3ntuk menghitung 9 lolos, dihitung dengan rumus : 9 lolos F 1009 - 9 tertahan =ontoh perhitungan : 9 lolos saringan no. 1 F 1009 - 1&.114 9 F >".>>" 9 3ntuk perhitungan selanjutnya tercantum dalam tabel pemeriksaan gradasi agregat kasar.

#.). PEMBAHASAN

*ari hasil perhitungan, selanjutnya ditentukan batas gradasi agregat kasar dengan menggunakan grafik daerah gradasi. *ata yang dimasukkan dalam grafik meliputi ukuran mata ayakan sebagai sumbu E, dan 9 lolos ayakan pada sumbu y. Setelah penentuan gradasi agregat kasar, langkah selanjutnya yaitu menghitung besarnya modulus kehalusan yaitu suatu faktor empiris yang didapat dengan menjumlahkan agregat yang tertahan oleh tiap-tiap saringan pada suatu seri saringan tertentu $diameter 0.1& mm %, kemudian dibagi 100. Modulus 1alus 1asil pengujian : 1. *alam praktikum kali ini diperoleh nilai modulus halus sebesar ..8.4. dalam S-00& ->0 disyaratkan bah)a nilai modulus halus sebesar 4,0-8,1. Sedangkan menurut AS<M =!!-8> modulus agregat kerikil ditetapkan !.>1-".8". . Menurut standar 2((- 1.81, maka : Sisa ayakan di atas !1.& mm harus 09 berat Sisa ayakan di atas " mm harus berkisar .09 - .>9 berat Sisa ayakan dari dua butiran selisihnya $secara kumulatif% berkisar antara 109 409 berat (erdasarkan hasil praktikum : Sisa pada ayakan !>.1 mm Sisa pada ayakan 1..1 mm Sisa pada ayakan ..& mm F 09 F &8.>.. 9 F ...48. 9 F
9 jumlahtertahanayakan 0.1&mm 100

Sehingga agregat kasar yang digunakan yaitu kerikil, memenuhi standar 2((- 81 #.2.). KESIMPULAN . Menurut standar 2((- 1.81, maka : Sisa ayakan di atas !1.& mm harus 09 berat Sisa ayakan di atas " mm harus berkisar .09 - .>9 berat Sisa ayakan dari dua butiran selisihnya $secara kumulatif% berkisar antara 109 409 berat (erdasarkan hasil praktikum : Sisa pada ayakan !>.1 mm Sisa pada ayakan 1..1 mm F 09 F &8.>.. 9

Sisa pada ayakan ..& mm

F ...48. 9

Sehingga agregat kasar yang digunakan yaitu kerikil, memenuhi standar 2((- 81 (erdasarkan standar AS<M =!!-8> modulus agregat kerikil ditetapkan !.>1-".8"., <ernyata nilai modulus halus agregat kasar yang dihasilkan dalam praktikum ini adalah .,8.4.. ,ilai tersebut belum memenuhi, sehingga bahan kerikil yang digunakan terlalu kasar.

BAB I2 PERCOBAAN III PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS 3 KASAR +.1. DASAR TEORI Yang dimaksud dengan kadar air adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat kering agregat tersebut yang dinyatakan dalam persentase. +.2. TU*UAN 2raktikum kadar air agregat halus bertujuan untuk menentukan prosentase kadar air yang dikandung agregat halus. +.#. BAHAN 2asir alam dari sungai seberat 1000 gr. +.+. PERALATAN 1. <imbangan dengan ketelitian 0.1 9 berat benda uji. . 7'en pengatur suhu kapasitas $110?&%o =. !. =a)an. +.&. PELAKSANAAN 1. (ahan ditimbang seberat 1000 gr dimasukkan ke dalam o'en dengan suhu 110o = sampai berat tetap. . +eluarkan dari o'en lalu dinginkan dan ditimbang lagi berat keringnya. !. (ahan yang tinggal di atas masing-masing ayakan ditimbang. +.,. HASIL PENGU*IAN +.,.1. Perh1tungan Ka4ar A1r Agregat Ha u! *alam praktikum kadar air agregat halus, data yang diukur berupa ca)an ? contoh tanah basah, berat ca)an ? berat contoh kering, serta berat ca)an. Setelah datadata diperoleh dilanjutkan dengan menghitung : (erat air F $berat ca)an ? tanah basah% A $berat ca)an ? tanah kering% F &1. 00 A &0. 00 F 1.000 gram =ontoh perhitungan : (erat air contoh no. " (erat contoh tanah kering F $berat ca)an ? tanah kering% A berat ca)an

=ontoh perhitungan : (erat contoh kering no. " F &0. 00 A ! ..00 F 18.!00 gr +adar air F
beratair beratcontoh tan ah ker ing

E 100 9

=ontoh perhitungan : +adar air F


1 .0 E 100 9 18.!0

F &.8>0 9

3ntuk perhitungan selanjutnya tercantum dalam tabel pemeriksaan kadar air agregat halus. +.,.1.1. Pe"5aha!an Standar menurut 2((- 81: 3ntuk pasir, standar kadar air B &9 Standar AS<M =!!-8> : 3ntuk pasir , standar kadar air C .!9 1asil pengamatan : +adar air pasir pada ca)an no. " F &.8>0 9 dan ca)an no.1 F >.14! 9 +adar air rerata F $&.8>0 9 ? >.14! 9% G F 4..8 9 +.,.1.2. Ke!1"6u an 2ada praktikum kali ini kadar air agregat halus mempunyai nilai 4..8 dihasilkan tidak memenuhi persyaratan untuk perencanaan campuran beton. *an menurut standar AS<M =!!-8> kadar air agregat halus $pasir% adalah C .!9. 6adi, nilai kadar air yang dihasilkan memenuhi persyaratan untuk perencanaan campuran beton. Maka kadar air agregat halus memenuhi syarat untuk perencanaan campuran beton. +.,.2. Perh1tungan Ka4ar A1r Agregat Ka!ar *alam praktikum kadar air agregat kasar, data yang diukur berupa ca)an ? contoh tanah basah, berat ca)an ? berat contoh kering, serta berat ca)an. Setelah datadata diperoleh dilanjutkan dengan menghitung : a. (erat air F $berat ca)an ? tanah basah% A $berat ca)an ? tanah kering% F 4".!00 A 41.>00 F .&00 gram =ontoh perhitungan : (erat air contoh no.1/ =ontoh perhitungan : b. (erat contoh tanah kering F $berat ca)an ? tanah kering% A berat ca)an 9,

menurut standar 2((- 81 kadar air untuk pasir adalah B &9 6adi, nilai kadar air yang

(erat contoh kering no.1/ F 41.>00 A 1!.>00 c. +adar air F


beratair beratcontoh tan ah ker ing

F ">.000 gram E 100 9

=ontoh perhitungan : +adar air F


.&0 E 100 9 ">.00

F &. 0> 9

3ntuk perhitungan selanjutnya tercantum dalam tabel pemeriksaan kadar air agregat kasar +.,.2.1. Pe"5aha!an Standar menurut 2((- 81: 3ntuk kerikil, standar kadar air C & 9 Standar menurut AS<M =!!-8> : 3ntuk kerikil, standar kadar air B 1.& 9 1asil pengamatan : +adar air kerikil contoh no.1/ F &. 0> 9 dan contoh no.1> F . !4 9 +adar air rerata F $&. 0> 9 ? . !4 9% G F !.8 9 9, dilihat +.,.2.2. Ke!1"6u an 2ada praktikum kali ini kadar air agregat kasar nilainya adalah !.8 agregat kasar tidak memenuhi, Sedangkan menurut standar 2((- 81 disebutkan bah)a standar kadar air C &9 berarti kadar air agregat kasar tidak memenuhi. Maka kadar air agregat kasar dianggap tidak memenuhi untuk perencanaan campuran beton.

dari standar AS<M =!!-8> disebutkan bah)a standar kadar air B 1.&9 berarti kadar air

BAB 2 PERCOBAAN I2 BERAT *ENIS DAN PEN7ERAPAN AGREGAT HALUS &.1. DASAR TEORI Spesific gravity pasir adalah perbandingan antara berat pasir kering udara dan 'olume tampak pasir. Standar spesific gravity pasir adalah dengan cara memasukkan pasir ke dalam kondisi SS* seberat &00 gr kedalam botol piknometer. 2iknometer dikocok hingga isinya bercampur rata dan rongga udara hilang. 3kur 'olume pasir setelah itu timbang berat piknometer dan pasirnya. Absorbsi pasir adalah perbandingan berat pasir kering udara dan berat pasir kering o'en. Absorbsi pasir dapat diperoleh dengan jalan memasukkan pasir kedalam cetakan khusus atau saturated dry sand and conical mould , yang ditumbuk dengan tongkat sebanyak & pukulan. 6ika cetakan diangkat bentuk pasir berubah dan ketinggian pasir menurun sepertiganya, maka pasir tersebut sudah kondisi SS* dan dapat digunakan dalam percobaan absorbsi. 2asir ditimbang dan dio'en selama " jam. &.2. Tu8uan 1. 3ntuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh , berat jenis semu dan penyerapan air pada agregat halus. (erat 6enis =urah adalah 2erbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu &o= (erat 6enis +ering 2ermukaan 6enuh adalah 2erbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu &o= (erat 6enis Semu adalah 2erbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu &o= . Mendapatkan harga penyerapan $absorbsi% air pada agregat halus. 2enyerapan $absorbsi% adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam 9.

&.#. BAHAN 2asir alami sungai (rantas seberat &00 gram dimana pasir lolos oleh saringan no." $",8& mm%. &.+. PERALATAN 1. <imbangan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gr . 7'en pengatur suhu kapasitas $110 &% = !. 2iknometer kapasitas &00 ml ". +erucut terpancung diameter atas $"0 ! % mm, diameter ba)ah $.0 ! % mm dan tinggi $8& ! % mm dibuat dari logam tebal 0.> mm. &. (atang penumbuk dengan bidang penumbuk rata, berat $!"0 1&0% gr dan diameter $ & ! % mm. 4. Saringan no." $",8& mm% 8. *esikator. &.&. PELAKSANAAN a% (eban yang telah ditimbang dan dio'en, dikeluarkan kemudian direndam dalam air selama $" "% jam . b% (uang air perendam lalu tebarkan agregat diatas talam dan dikeringkan dengan dibalik-balik sampai permukaan jenuh. c% 2eriksa SS* dengan mengisi benda uji dalam kerucut terpancung 1G! - 1G! dan ditumbuk & kali. d% Masukkan dalam piknometer, masukkan air suling sampai tidak terlihat gelembungnya. e% Jendam piknometer dalam air, lalu tambahkan air sampai tanda batas. f% <imbang piknometer dalam air, keluarkan benda uji dan keringkan dalam o'en lalu dinginkan dalam desikator. g% <ambahkan air sampai mencapai tanda batas. h% <imbang piknometer berisi air dan benda uji sampai dengan ketelitian 0.1 gram $(t% i% +eluarkan benda uji, keringkan dalam o'en dengan suhu 10&o= sampai berat tetap, lalu dinginkan benda uji dalam desikator. Setelah dingin lalu ditimbang $(k%. j% <entukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuaian dengan suhu standar &o= $(%.

&.,. HASIL PENGU*IAN *ata yang diperoleh dari pengujian diatas dicantumkan dalam table pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus yang telah tersedia. (k (j (t F F F berat uji kering o'en $gr% berat uji kering permukaan jenuh $gr% berat uji kering permukaan jenuh dalam air $gr% (k $gr% (enda 3ji A ". .> ( $gr% 481 (t $gr% .>&.4

1asil perhitungan :

(erat jenis curah

F $ + &00 t % F
". .> $481 + &00 .>&.4%

F .4&> grGcm! (erat jenis kering permukaan jenuh F $ + &00 t % F


&00 $481 + &00 .>&.4%
&00

F .4.8 grGcm! (erat jenis semu F $ + k t% F


". .> $481 + ". .> .>&.4%
k

F .84& grGcm! 2enyerapan F


&00 k E 100 9 $ k%

&00 ". .> E 100 9 ". .>

F 1."41 9 3ntuk perhitungan selanjutnya tercantum dalam tabel pemeriksaan (erat 6enis dan 2enyerapan Agregat 1alus. &.). PEMBAHASAN

1. (erat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh. ulk Spesific !rafity F .4&> gramGcm! . (erat jenis kering permukaan jenuh adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu &o=. ulk Spesific !rafity Saturated Surface "ry # .4.8 gramGcm! !. (erat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering. $pparent Spesific !rafity F .84& gramGcm! ". 2enyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering $9%. $bsorbtion # 1."41 9 &.(. KESIMPULAN *ari perhitungan diatas terlihat bah)a nilai berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu benda uji memiliki nilai perbedaan yang cukup kecil, maka sifat penyerapan air benda uji tergolong kecil. 1asil perhitungan (erat jenis curah $ ulk Spesific of !ravity% untuk pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus adalah sebesar .4&> grGcm !,hasil ini mendekati nilai Sg F .& grGcm !. Menurut ketentuan A. M. ,eu'ile dalam K2J72LJ<-LS 75 =7,=JL<LH disebutkan bah)a ulk Spesific of !ravity $Sg% F .& A !.00, maka dapat disimpulkan bah)a agregat halus $pasir% cukup untuk dapat dipakai dalam campuran beton.

BAB 2I PERCOBAAN 2 BERAT *ENIS DAN PEN7ERAPAN AGREGAT KASAR

,.1. DASAR TEORI Yang dimaksud dengan berat jenis kerikil adalah perbandingan berat kerikil kering udara dengan 'olume tampak kerikil tersebut. 3ntuk kerikil, standar berat jenisnya adalah ,&0 grGcc. Yang dimaksud dengan penyerapan air kerikil adalah banyaknya air yang terkandung di dalam kerikil tersebut. Standar penyerapan untuk kerikil adalah B 1.4! 9. ,.2. TU*UAN 1. 3ntuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh , berat jenis semu dan penyerapan air pada agregat halus. (erat 6enis =urah adalah 2erbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu &o= (erat 6enis +ering 2ermukaan 6enuh adalah 2erbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu &o= (erat 6enis Semu adalah 2erbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu &o= . Mendapatkan harga penyerapan $absorbsi% air pada agregat halus. 2enyerapan $absorbsi% adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam 9. ,.#. BAHAN +erikil alami sungai (rantas seberat "&00 gr dimana pasir lolos oleh saringan no." $",8& mm%. ,.+. PERALATAN 1. +eranjang ka)at ukuran !.!& mm $no.4% atau .!4 mm $no.>% dengan kapasitas & kg. . <empat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan, tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air tetap. !. <imbangan kapasitas & kg dengan ketelitian 0,1 gr dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap. ". 7'en pengatur suhu kapasitas $110 &% =

&. Alat pemisah contoh. 4. Saringan no." $",8& mm%. ,.&. PELAKSANAAN a. =uci benda uji untuk menghilangkan debu. b. +eringkan benda uji dalam o'en sampai berat tetap, lalu dinginkan pada suhu kamar selama 1 A ! jam, lalu ditimbang. c. Jendam benda uji pada suhu kamar selama $" "% jam , keluarkan lalu lap dengan kain penyerap. d. <imbang benda uji kering permukaan jenih, letakkan dalam keranjang goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara tentukan beratnya dalam air. ,.,. HASIL PENGU*IAN *ata yang diperoleh dari pengujian diatas dicantumkan dalam table pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus yang telah tersedia. (k (j (t F F F berat uji kering o'en $gr% berat uji kering permukaan jenuh $gr% berat uji kering permukaan jenuh dalam air $gr% (k $gr% (enda 3ji A """ (j $gr% "&00 (a $gr% >1

1asil perhitungan :

(erat jenis curah

k $ j a%

""" $ "&00 >1 %

F .4! grGcm! (erat jenis kering permukaan jenuh F F


j $ j a% "&00 $ "&00 >1 %

F .444 grGcm! (erat jenis semu F


k $ k a%

""" $ """ >1 %

F .8 & grGcm! 2enyerapan F


j k E 100 9 $ k%

"&00 """ """

E 100 9

F 1.!04 9 3ntuk perhitungan selanjutnya tercantum dalam table pemeriksaan (erat 6enis dan 2enyerapan Agregat +asar. ,.). PEMBAHASAN 1. (erat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan air suling yang isinya sama dengan isi !rafity F .4! gramGcm! . (erat jenis kering permukaan jenuh adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu &o=. ulk Spesific !rafity Saturated Surface "ry # .444 gramGcm! !. (erat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering. $pparent Spesific !rafity F .8 & gramGcm! ". 2enyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering $9%. $bsorbtion # 1.!04 9. ,.(. KESIMPULAN *ari perhitungan diatas terlihat bah)a nilai berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu benda uji memiliki nilai perbedaan yang cukup kecil, maka sifat penyerapan air benda uji tergolong kecil. 1asil perhitungan (erat jenis curah $ ulk Spesific of !ravity% untuk pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar adalah sebesar .4! grGcm!, sedangkan menurut ketentuan A. M. ,eu'ile dalam K 2J72LJ<-LS 75 =7,=JL<L H disebutkan bah)a ulk Spesific of !ravity $Sg% F .& A !.00, maka dapat disimpulkan bah)a agregat kasar $kerikil% dapat dipakai dalam perencanaan campuran beton. agregat dalam keadaan jenuh. ulk Spesific

BAB 2II PERCOBAAN 2I PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT HALUS ).1. DASAR TEORI

(erat -si pasir adalah perbandingan antara berat pasir dengan 'olume alat ukur. %nit weight diperoleh dengan memasukkan pasir kedalam alat ukur yang telah diketahui 'olumenya sehingga berat pasir dapat diketahui. 6ika pasir yang dimasukkan kedalam ember ditusuk-tusuk sebanyak & kali dengan tongkat tusuk, maka cara ini disebut &'""(") 6ika pasir yang dimasukkan kedalam ember dengan cara biasa $tidak ditusuk-tusuk%, maka cara ini dimamakan S*'+(,(") ).2. TU*UAN 3ntuk menentukan berat isi agregat halus.

).#. BAHAN 2asir alam atau buatan dari sungai atau gunung seberat &000 gram. ).+. PERALATAN 1. <imbangan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0.1 gram . <ongkat tusuk baja panjang 400 mm dengan diameter 14 mm. !. +otak takar. ).&. PELAKSANAAN 1. Agregat sesudah direndam selama " jam lalu permukaannya disapu dengan lap basah. . <imbang kotak takar kosong. !. <imbang kotak takar berisi air penuh. ". -si masing-masing kotak takar dengan benda uji dalam ! lapisan sama tebal dan tusuk-tusuk sebanyak & kali $cara rodding% kemudian ratakan. &. Jatakan muka bahannya dengan tangganGmistar 4. <imbang kotak yang berisi benda uji. 8. +osongkan kotak takar dan isi lagi dengan benda uji yang dimasukkan dengan singkup dan tinggi tidak lebih dari H diatas kotak takar $cara shoveling%. >. Jatakan muka bahannya dengan tangganGmistar .. <imbang kotak takar yang berisi benda uji. ).,. HASIL PENGU*IAN Setelah memperoleh data-data pengujian, dilanjutkan dengan menghitung :

(erat air

$berat takaran ? air% A berat takaran F !0.4 A 10&> F 0!> gram


beratair air

=ontoh perhitungan : (erat air agregat halus Molume air F


0!> F 0!> cc 1

=ontoh perhitungan : (erat benda uji F "!10 A 10&> F ! & gram (erat isi agregat halusF =ontoh perhitungan : =ara J7**-,# =ara S17ML@-,# F berat isi agregat $N% F ! &" G 0!> F 1.&.8 grGcc F berat isi agregat $N% F ! & G 0!> F 1.&.4 grGcc 3ntuk perhitungan selanjutnya tercantum dalam table pemeriksaan (erat -si Agregat 1alus.
beratbendauji volumeair

).). PEMBAHASAN *ari perhitungan diketahui bah)a berat isi dengan menggunakan cara Jodding C cara Sho'elling, karena usaha pemadatan dengan adanya tusukan-tusukan pada cara rodding. *engan adanya tusukan-tusukan tersebut maka, isi menjadi kecil dan padat sehingga berat jenis menjadi besar. Selain itu, berat isi juga dipengaruhi oleh gradasi

butiran. (entuk butiran agregat yang bulat mengakibatkan gesekan kecil, sehingga berat isi menjadi lebih besar, sedang butiran agregat yang pecah-pecah mempunyai berat isi yang kecil. ).(. KESIMPULAN (erdasarkan hasil pengujian maka diperoleh berat isi agregat halus : =ara J7**L* : 1.&.8 grGcc =ara S17ML@L* : 1.&.4 grGcc *ari hasil perhitungan terlihat bah)a pemeriksaan berat isi dengan menggunakan cara J7**L* nilainya mendekati nilai cara S17ML@L*. Sehingga pemeriksaan berat isi dengan cara J7**L* dan cara S17ML@L* bisa digunakan keduanya.

BAB 2III PERCOBAAN 2I PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT KASAR (.1 DASAR TEORI

(erat -si kerikil adalah perbandingan antara berat kerikil dengan 'olume alat ukur. %nit weight diperoleh dengan memasukkan kerikil ke dalam alat ukur yang telah diketahui 'olumenya sehingga berat kerikil dapat diketahui. 6ika kerikil yang dimasukkan kedalam ember ditusuk-tusuk sebanyak & kali dengan tongkat tusuk, maka cara ini disebut &'""(") 6ika kerikil yang dimasukkan kedalam ember dengan cara biasa $tidak ditusuk-tusuk%, maka cara ini dinamakan S*'+(,(") (.2. TU*UAN 3ntuk menentukan berat isi agregat kasar.

(.#. BAHAN +erikil alam atau buatan dari sungai atau gunung sebesar &000 gr. (.+. PERALATAN 1. <imbangan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0.1 gram . <ongkat tusuk baja panjang 400 mm dengan diameter 14 mm. !. +otak takar. (.&. PELAKSANAAN 1. Agregat sesudah direndam selama " jam lalu permukaannya disapu dengan lap basah. . <imbang kotak takar kosong. !. <imbang kotak takar berisi air penuh. ". &. -si masing-masing kotak takar dengan benda uji dalam ! lapisan sama tebal dan tusuk-tusuk sebanyak & kali $cara rodding% kemudian ratakan. <imbang kotak yang berisi benda uji. singkup dan tinggi tidak lebih diatas kotak takar $cara shoveling%. 4. +osongkan kotak takar dan isi lagi dedngan benda uji yang dimasukkan dengan 8. Jatakan dan timbang kotak takar yang berisi benda uji. (.,. HASIL PENGU*IAN Setelah memperoleh data-data pengujian, dilanjutkan dengan menghitung : (erat air F $berat takaran ? air% A berat takaran =ontoh perhitungan :

(erat air agregat kasar Molume air F

F !0.4 A 10&> F 0!> gram


beratair air

0!> F 0!> cc 1

=ontoh perhitungan : (erat benda uji F "080 A 10&> F !01 gram (erat isi agregat kasar =ontoh perhitungan : =ara S17ML@L* =ara J7**L* F berat isi agregat $ % F berat isi agregat $ % F F
.18 F 1."!1 grGcc 0!> !01 F 1."8> grGcc 0!> beratbendauji volumeair

3ntuk perhitungan selanjutnya tercantum dalam table pemeriksaan (erat -si Agregat +asar.

(.). PEMBAHASAN a. (erat isi cara Jodded C dari berat isi cara Sho'eled. 1al ini dikarenakan tusukan-tusukan sehingga isi jadi kecil dan berat isi menjadi lebih besar. b. (erat isi juga dipengaruhi oleh gradasi butiran.

c. (entuk butiran agregat yang bulat maka gesekan kecil sehingga berat isi menjadi besar, sedangkan butiran agregat yang pecah-pecah mempunyai berat isi yang kecil. (.(. KESIMPULAN (erdasarkan hasil pengujian diperoleh agregat kasar $kerikil% : a% (erat isi dengan cara J7**L* b% (erat isi dengan cara S17ML@L* F 1."8> grGcc F 1."!1 grGcc

2emeriksaan dengan cara Jodded nilainya mendekati nilai pada cara Sho'eled. Sehingga pemeriksaan berat isi dengan cara J7**L* dan cara S17ML@L* dapat digunakan keduanya.

BAB I9 PEMBUATAN BETON :.1. TU*UAN

2embuatan beton bertujuan untuk mempersiapkan benda uji untuk pengujian kuat tekan beton. :.2. BAHAN *alam praktikum pembuatan beton ini bahan yang digunakan meliputi semen 2ortland tipe -, kerikil $batu pecah%, pasir dan air. :.#. PERALATAN 2eralatan yang digunakan dalam praktikum pembuatan beton meliputi : 1. =etakan berbentuk kubus dengan ukuran 1& cm E 1& cm E 1& cm . <ongkat pemadat, diameter 14 mm, panjang 400 mm, dengan ujung dibulatkan, dibuat dari baja yang bersih dan bebas dari karat !. Mesin pengaduk beton ". <imbangan dengan ketelitian 0,! 9 dari berat contoh &. 2eralatan tambahan : ember, sekop, sendok perata dan talam 4. Satu set alat pemeriksaan slump :.+. PELAKSANAAN Semen, pasir dan kerikil dicampur dengan perbandingan 1: , & : !, & 1. Setelah tercampur rata dimasukkan ke dalam alat pengaduk beton <ambahkan air ke dalam mesin pengaduk beton . Mesin dihidupkan sampai semua bahan tersebut tercampur rata. (ila sudah tercampur, mesin dimatikan dan campuran beton dituangkan ke tempat yang sudah disiapkan !. Mengambil contoh sampel untuk pengujian nilai slump ". *alam penuangan beton ke dalam cetakan $1& cm E 1& cm E 1& cm% terdapat dua cara yang dapat dilakukan, yaitu cara Jodding $campuran beton ditusuk-tusuk dengan tongkat baja, dengan tujuan untuk mengurangi rongga udara% dan cara sho'eling $tanpa adanya tusukan dengan tongkat baja%. 2ada kesempatan kali ini cara yang digunakan adalah cara roding. *engan rincian sebagai berikut : beton dimasukkan dalam cetakan sebanyak G! 'olume, ditumbuk sebanyak & kali, setelah padat & kali begitu ditambahkan lagi sebanyak 1G! 'olume, lalu ditumbuk seterusnya sampai cetakan terisi penuh. &. (enda uji didiamkan untuk proses pengeringan selama 8 hari.

:.&. PEMERIKSAAN SLUMP :.&.1. Tu8uan 2ercobaan slump ini bertujuan untuk mencari nilai slump, slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang mudah dituangkan, dipadatkan dan diratakan. :.&.2. Bahan *alam percobaan slump ini digunakan campuran beton yang telah tersedia dengan perbandingan 1: , &:!, & :.&.#. Pera atan 2eralatan yang digunakan berupa kerucut terpancung, tongkat pemadat dan mistar :.&.+. Pe a/!anaan =ampuran beton dimasukkan ke dalam kerucut terpancung sebanyak G! 'olume kerucut, kemudian dipadatkan sebanyak & kali. Setelah padat, ditambahkan lagi campuran beton hingga 1G! 'olume dan ditumbuk sebanyak & kali, begitu seterusnya sampai 'olume penuh. Setelah kerucut penuh kemudian diangkat dan didiamkan setelah itu diukur penurunan yang terjadi untuk mendapatkan nilai slump. :.&.&. KESIMPULAN *ari percobaan ini diperoleh benda uji 1. *iperoleh nilai slump sebesar 1& cm. 1al ini disebabkan karena campuran beton terlalu banyak air dan bahan yang digunakan basah. . +ondisi Slump yang terbentuk yaitu agak sedikit melebar hal ini menandakan bah)a pada saat perencanaan campuran yang digunakan yaitu air terlalu banyak, selain itu faktor adukan yang kurang rata dan pukulan pada saat pencetakan slump kurang keras.

BAB 9 PERCOBAAN 2II PENGU*IAN KUAT TEKAN BETON

1%.1. DASAR TEORI (eton mempunyai daya tahan yang sangat besar terhadap tekan. (eton disusun dari bahan A bahan utama yaitu semen portland, pasir, kerikil dan air. 2ada praktikum tentang uji kuat tekan beton ini diharapkan praktikan mengetahui cara penentuan kuat tekan beton rata-rata, yaitu kuat dengan minimum !0 benda uji $dalam praktikum kali ini dibuat 0 benda uji karena keterbatasan )aktu praktikum serta alat yang tersedia%. (eton adalah suatu bahan konstruksi yang mempunyai sifat kekuatan tekan yang khas, yaitu apabila diperiksa dalam sejumlah besar benda-benda uji, nilainya akan menyebar sekitar sekitar suatu nilai rata-rata tertentu. 2enyebaran dari hasil-hasil pemeriksaan ini akan kecil atau besar tergantung pada tingkat kesempurnaan dari pelaksanaannya. *engan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan tersebut menyebar normal $mengikuti lengkung #auss%, maka ukuran besar kecilnya penyebaran dari nilai-nilai hasil pemeriksaan tersebut, jadi ukuran dari mutu pelaksanaanya, adalah deviasi standar. Menurut 2((- 81 deviasi standar dirumuskan, sbb: S .

$ O b O bm%
1

$ - 1%

+eterangan: S F standar de'iasi berdasarkan 2((- 81 $kgGcm % F tegangan hancur rata-rata untuk 1. benda

O bm.
uji

$kgGcm %

O b
,

F F
1

+ekuatan tekan beton yang didapat dari masingmasing benda uji $kgGcm % jumlah benda uji

dengan ,

O bm =

O b
-

*engan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan benda uji menyebar normal $mengikuti distribusi #auss%, maka kekuatan tekan beton karakteristik O bk , dengan &9 kemungkinan adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan yaitu O bk harus C dari standar mutu beton yang direncanakan dalam hal ini adalah +18& $ O bk F 18& kgGcm %. Menurut 2((- 81, rumus O bk , sbb:

O bk = O bm 1.4" S
1%.2. TU*UAN 2engujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kuat tekan benda uji $beton%,

dengan benda uji berbentuk kubus $1& cm E 1& cm E 1& cm%. <ujuan pengujian ini untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan standar prosedur yang benar. 1%.#. BAHAN 2ortland semen, pasir $agregat halus%, kerikil $agregat kasar%, air dengan

perbandingan 1 : , & : !, &. Ruang L1ng/u6 2engujian ini dilakukan terhadap beton segar yang me)akili campuran beton, bentuk benda uji adalah kubus. 1asil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan : 2erencanaan campuran beton 2engendalian mutu beton dalam pelaksanaan pembetonan +uat <ekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. 1%.+. PERALATAN 1. =etakan kubus, sisi 1& cm, sebanyak 0 buah. . <ongkat pemadat dengan ujung dibulatkan dengan diameter 14 mm dan panjang 400 mm. !. Mesin pengaduk $molen%. ". <imbangan dengan ketelitian 0,!9 dari berat contoh. &. Mesin tekan,kapasitas sesuai kebutuhan. 4. Satu set alat pelapis $copping% 8. 2eralatan tambahan : ember, sekop, sendok, sendok perata dan talam.

>. Satu set alat pemeriksa slump. .. Satu set alat pemeriksa berat isi beton. 1%.&. PELAKSANAAN 3ntuk pelaksanaan pengujian kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentries . 6alankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan !. @akukan pembebanan pada benda uji sampai benda uji mengalami keretakan dan catat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji. Perh1tungan +uat tekan (eton

P F $ $kg G cm %

PPP..$1%

+eterangan: 2 A La6;ran @aporan harus meliputi hal-hal seperti berikut ini : 2erbandingan campuran (erat $kg% *iameter dan tinggi $cm% @uas penampang $cm % (erat isi $kgGdm!% (eban maksimum $kg% +uat tekan $kgGcm % 3mur $hari% (ila tidak ada ketentuan lain kon'ersi kuat tekan beton dari bentuk kubus ke bentuk silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat tekan seperti berikut : F F beban maksimum $kg% luas penampang benda uji $cm %

Da<tar K;n=er!1 Bentu/ 5en4a u81 +ubus : 1& cm E 1& cm E 1& cm 0 cm E 0 cm E 0 cm Silinder : 1& cm E !0 cm $Q% $Q% 1& cm !0 cm F diameter silinder F tinggi silinder Per5an41ngan 1,00 0,.& 0,>!

1. 2emeriksaan kuat tekan beton bisanya pada umur !, 8 dan > hari . 1asil 2emeriksaan diambil rata-rata dari minimum buah benda uji !. Apabila pengadukan dilakukan dengan tangan $hanya untuk perencanaan campuran beton%, isi bak pengaduk maksimum 8 dm! dan pengadukan tidak boleh dilakukan untuk pencampuran beton slump 0. 2erbandingan kuat teton beton pada berbagai umur : U"ur Bet;n >har1? Semen 2ortland biasa Semen 2ortland dengan kekuatan a)al yang tinggi # 0." 0 0.& & ) 0.4& 0.8& 1+ 0.>> 0..0 21 0..& 0..& 2( 1. 0 1.00 :% 1. 0 1.1& #,& 1.!& 1. 0

1%.,. HASIL PENGU*IAN *ari hasil pembacaan kuat tekan beton diperoleh data sebagai berikut : N;. 1 ! " & 4 8 > . 10 11 1 1! 1" 1& 14 18 1> 1. 0 Berat >/g? >.000 8.>00 >.000 8.&00 >.000 >.100 >.100 >.000 8..00 >.000 8.>00 >. 00 >.100 >.100 >.100 >.400 >.!00 >."00 >.100 8.8 P >t;n? !0 8 4 ! > 4 & > 4 1> & 8 11 & & 4 4 & &

*ari perhitungan tabel sebelumnya, maka : =ontoh perhitungan tegangan hancur beton rata-rata umur > hari. +ekuatan tekan beton rata-rata :
1

/bm F
F Standar *e'iasi : S .

O b
1.&,1&4 = 10.,88> kgGcm 0

$ O b O bm%
1

$ - 1% F
4144,.1" F 1>,014 kg G cm 1.

+arena jumlah benda uji 0, maka rumus yang digunakan sbb:

Obk F ObmA k.S


karena jumlah benda uji 0, maka harga k diambil 1.4", sehingga D

Obk F /bmA 1,4" S


F 10.,88>A $1,4" E 1>,014% F >0, ! kg G cm dengan :

Obm F tegangan tekan hancur rata-rata /bk F kekuatan tekan karakteristik beton
, S F jumlah benda uji F standard de'iasi berdasarkan 2((- 81

1%.). PEMBAHASAN

+uat tekan beton karakteristik $ /bk% sebesar F >0, ! kg G cm $k B 18& kgG cm %. 1asil tersebut belum memenuhi mutu beton yang baik yang direncanakan $standart mutu beton k18& yang direncanakan

Obk F 18& kg G cm %. Menurut 2((- 81

mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat, memenuhi syarat sbb : 1. <idak boleh lebih dari 1 nilai diantara 0 nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari

Obk.

. <idak boleh satupun nilai rata-rata dari " hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari $ Obk ? 0.> S% Jerata F kgGcm 2erhitungan selanjutnya ditabelkan sbb D
"

O bi F
1

"

0&,1 > +1&0," 8 +1>",41& +188,88> F 18.,">8 "

@5/ A %.(2.S
.&.00&1

rerata 18..">818.& 148.& 1!48& 188.888888> 184.04>!841 18".!&>.8"" 1> ..0&.> . 18..">818.& 14&.>11.4&> 14&.>11.4&> 14".10 &4"1 1!>."41&!>& 1&0." 8!&0" 1&0." 8!&0" 1">.818.">8 18".!&>.8"" 18".!&>.8"" 18".!&>.8""

Selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah diantara " hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari ".! S. *alam segala hal, hasil pemeriksaan 0 benda uji harus memenuhi :

O bk = O bm 1.4" S
Sesuai dengan persyaratan diatas dapat diketahui bah)a syarat 1, , dan " dari ayat diatas tidak terpenuhi dan juga dari perhitungan nilai /bk yang B dari + 18&, sehingga kekuatan karakteristik beton yang diisyaratkan tidak tercapai, maka nilai

kekuatan beton karakteristik beton yang minimal adalah eki'alen dengan >09 dari nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang diisyaratkan. (erdasarkan hasil percobaan didapatkan bah)a nilai kuat tekan beton karakteristik $ /bk% yang sangat kecil dari standar mutu beton menurut 2((- /81 $>0, ! kg G cm B 18& kgG cm %. 1al tersebut dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut: 2ada saat penyiapan bahan penyusun beton terdapat berbagai permasalahan yaitu kondisi pasir dan kerikil yang akan dipakai dalam keadaan sangat basah akibat terkena hujan terus menerus, sehingga tidak tercapai kondisi SS* $ Saturated Surface "ry%. Akibat tidak tercapainya kondisi SS* tersebut, pada saat bahan-bahan penyusun beton dikeluarkan dari pengaduk $molen% kemudian dimasukkan ke dalam kerucut terpancung dengan tinggi !0 cm untuk pengujian Slump $Slump .est%, setelah kerucut tersebut diangkat didapatkan keruntuhan $penurunan% setinggi 1& cm dari puncak kerucut. 1al ini mengindikasikan bah)a campuran terlalu encer akibat terlalu banyaknya kadar air. (ahan agregat yang diuji tidak sama dengan bahan agregat yang digunakan pada saat campuran beton. 2ada saat proses pengerjaan praktikum yang berlangsung selama dua hari, bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian pada hari pertama berbeda dengan bahan-bahan yang digunakan untuk pencampuran beton pada hari berikutnya. Sehingga pada saat pembuatan campuran beton, bahan yang digunakan tidak melalui serangkaian pengujian yang berakibat tidak sempurnanya kualitas campuran beton. +esalahan pada saat pencetakan. 2ada saat pencetakan terdapat ketidaktepatan dalam pemasukan campuran dan kekuatan penusukan yang tidak seragam, sehingga butiran dari agregat kasar dan halus tidak tersebar secara merata. 1al ini dapat terlihat pada saat cetakan dibuka terdapat rongga-rongga pada permukaan beton kubus. +esalahan pembacaan pada saat pengukuran. 1al ini terjadi ketika pembacaan pada alat uji kuat tekan yaitu pada saat jarum menunjukkan posisi tekanan maksimum berjalan secara fluktuatif, sehingga tidak didapatkan hasil yang presisi pada saat beton mulai hancur.

).1%. KESIMPULAN +uat tekan beton karakteristik $ O bk% sebesar F >0, ! kg G cm $k B 18& kgG cm %. 1asil tersebut belum memenuhi mutu beton yang baik yang direncanakan $sesuai dengan 2((- 81 bah)a untuk standar mutu beton k 18& yang direncanakan O bk F 18& kg G cm % dan standar de'iasi S F 1>,014 kg G cm . *ari hal tersebut dapat disimpulkan bah)a pada saat proses pencampuran bahan-bahan beton masih terdapat ketidaktepatan dalam penyiapan bahan-bahan penyusun tersebut, terutama karena faktor lingkungan yang sangat basah akibat hujan sehingga kadar air yang terkandung dalam pasir dan kerikil terlalu tinggi dan menyebabkan campuran terlalu encer serta pada akhirnya akan sangat berpengaruh pada mutu kekuatan beton. Mutu kekuatan beton dapat ditingkatkan dengan kualitas bahan yang sesuai standar, tingkat pengecoran dan ketelitian yang lebih baik dalam pelaksanaannya.

BAB 9I PENUTUP 11.1. Ke!1"6u an 2elaksanaan praktikum teknologi beton ini memakai perbandingan campuran 1: . &:!. & dengan 5AS 0.&&. (entuk benda uji yang dipakai adalah kubus berukuran 1&E1&E1& cm. (ahan-bahan yang digunakan yaitu agregat halus $pasir% dan agregat kasar $kerikil% kurang memenuhi dari segi kadar airnya sehingga tidak tercapai kondisi yang SS* $Saturated Surface "ry%. 1al tersebut menjadi salah satu penyebab mutu beton yang dihasilkan tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Adanya faktor human error, juga merupakan penyebab mutu beton yang diharapkan tidak tercapai. 11.2. Saran 3ntuk memperoleh hasil beton dengan mutu yang memenuhi standar, maka dalam pelaksanaan pembuatan beton hendaknya bahan-bahan yang akan disiapkan haruslah benar-benar melalui pengujian yang cermat sehingga akan tercapai mutu kekuatan beton yang diinginkan. 2rosedur pencampuran, pencetakan serta pengamatan dan perhitungan data hendaknya dilakukan secara tepat dan teliti guna menghasilkan beton yang bermutu dan berkualitas baik sehingga nantinya pada praktek sesungguhnya di lapangan dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya keretakan maupun kehancuran ketika beton digunakan untuk struktur. Adapun untuk faktor human error dapat dihindari apabila praktikan mengikuti petunjuk praktikum secara seksama, yaitu mempelajari langkah kerja terlebih dahulu sebelum memulai praktikum

You might also like