You are on page 1of 9

IV.

MODULUS YOUNG KAWAT

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Elastisitas adalah kemampuan suatu objek untuk kembali ke bentuk awalnya setelah suatu gaya eksternal (dari luar) yang diberikan sebelumnya berakhir. Jika benda tersebut tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya dihentikan, benda tersebut dikatakan memiliki sifat plastis. Jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda tersebut akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu sebanding dengan gaya tersebut, yang berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan panjang benda aya yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya. !alam fisika, besarnya gaya yang bekerja (") dibagi dengan luas penampang (#) didefinisikan sebagai tegangan (stress), disimbolkan $% "&#. !alam '(, satuan tegangan ($) adalah )&m* yang diperoleh melalui pembagian satuan gaya dan luas. #pabila gaya tersebut menyebabkan pertambahan panjang pada benda, maka disebut tegangan tensil. 'ebaliknya, jika gaya menyebabkan berkurangnya panjang benda, maka disebut tegangan kompresional. +egangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu regangan, tergantung pada keadaan bahan yang ditekan. +egangan pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya persatuan luas penampang benda tersebut, Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang berbeda. ,awat dengan penampang ke-il mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. +egangan

benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga atau penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan bangunan bertingkat. .egangan, disimbolkan oleh / didefinisikan sebagai perbandingan pertambahan atau perubahan panjang (0l) dengan panjang mula1mula (l2). !alam '(, regangan tidak memiliki satuan karena pembagian antar satuan panjang (m&m3 1). Berdasarkan jenis tegangan, regangan dapat digolongkan menjadi% 1.) .egangan linear% perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang mula1mula yang disebabkan oleh tegangan normal. *.) .egangan 4olume% perbandingan antara perubahan 4olume dengan 4olume mula1mula yang disebabkan oleh stress normal dari beberapa sisi. 5.) .egangan shear, perbandingan antara perubahan bentuk dengan bentuk semula yang diakibatkan adanya tegangan tangensial. 6erbandingan antara tegangan dan regangan, atau tegangan persatuan regangan, disebut modulus elastik bahan. 'emakin besar modulus elastis, semakin besar tegangan yang dibutuhkan untuk suatu regangan tertentu. 7odulus elastisitas (E) didefinisikan sebagai hasil pembagian atau rasio antara tegangan ($) dan regangan (e) % E3 $&e. Jika 7odulus Elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan linear, maka disebut dengan Modulus Young. .umus 7odulus 8oung diturunkan dari rumus tegangan dan regangan, yaitu%

ambar 9.1 .umus 7odulus 8oung !alam '(, satuan 7odulus 8oung sama dengan satuan tegangan ()&m*) karena pembagian tegangan dengan regangan tidak menimbulkan pengurangan satuan (regangan tidak memiliki satuan). Modulus Young juga menunjukkan esa!n"a ham a#an un#uk me!u ah $anjang sua#u enda elas#%s. semak%n esa! n%la% Modulus Young sua#u enda& semak%n sul%# enda #e!se u# da$a# memanjang& dan se al%kn"a. Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan 4olume, maka disebut dengan Modulus Bulk yang menunjukkan besarnya hambatan untuk mengubah 4olume suatu benda, dan jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan shear, maka disebut dengan Modulus Shear yang menunjukkan hambatan gerakan dari bidang1bidang benda padat yang saling bergesekan. Ke an"akan enda adalah elas#%s sam$a% ke sua#u ga"a dengan esa! #e!#en#u& "ang %asa d%se u# se aga% a#as elas#%s%#as. '%ka ga"a "ang d% e!%kan $ada enda le %h ke(%l da!% a#as elas#%sn"a& enda akan mam$u kem al% ke en#uk semula se#elah ga"a d%h%langkan. esa! da!% a#as elas#%sn"a& enda '%ka ga"a "ang d% e!%kan le %h

#%dak akan kem al% ke en#uk semula. Dalm keh%du$an seha!% ) ha!%& modulus elas#%s%#as se!%ng d%gunakan& khususn"a $ada #ekn%k "ang mengkaj% #en#ang $em angunan sua#u %dang %lmu angunan a#au

sua#u enda& se$e!#% mes%n. P!oses $em angunan #e!se u# e!ka%#an se(a!a langsung dengan kekua#an ahan "ang d%gunakan. *. +ujuan 6raktikum

+ujuan dari praktikum a-ara (: 7odulus 8oung adalah. a. 7emahami sifat1 sifat elastis benda padat b. 7emahami tegangan dan regangan dari suatu bahan -. 7engukur 7odulus 8oung suatu bahan

5. ;aktu dan tempat praktikum 6raktikum a-ara (: ,alorimetri dilaksanakan pada hari 'elasa *< 'epember *21*, di Laboratorium 6usat, =ni4ersitas 'ebelas 7aret 'urakarta.

*. T%njauan Pus#aka Elastisitas adalah sifat di mana benda kembali pada ukuran dan bentuk awalnya ketika gaya1gaya yang mendeformasikan (mengubah bentuknya) dihilangkan. +egangan ($) yang dialami di dalam suatu padatan adalah besar gaya yang bekerja ("), dibagi dengan luas (#) dimana gaya tersebut bekerja% tegangan 3 gaya luas permukaan di mana gaya bekerja $3F A 'atuan '( untuk tegangan adalah pas-al (6a), di mana 1 6a 3 1 )&m*. Jadi, jika sebuah rotan menahan beban, tegangan pada titik manapun pada rotan adalah beban dibagi dengan luas penampang melintang pada titik tersebut> area yang paling sempit mengalami tegangan terbesar. .egangan () adalah deformasi

(perubahan bentuk) bagian akibat tegangan. .egangan diukur sebagai rasio perubahan dari sejumlah dimensi benda terhadap dimensi awal di mana perubahan terjadi. regangan 3 perubahan dalam dimensi dimensi awal Jadi regangan normal pada beban aksial adalah perubahan panjang (0L) terhadap panjang awal (L2) % / 3 0L L2 .egangan tidak memiliki satuan karena merupakan rasio dari besaran1besaran yang sama. Batas elastis suatu benda adalah tegangan terke-il yang akan menghasilkan gangguan permanen pada benda. ,etika diberikan tegangan melebihi batas ini, benda tidak akan kembali persis seperti keadaan awalnya setlah tegangan tersebut dihilangkan (Bue-he, *22?). @ukum @ook> sifat elastisitas (kenyal) adalah sifat menentang perubahan bentuk, seperti halnya karet yang diregangkan akan berusaha kembali ke keadaan semula. Arang yang erutama mempelajari sifat ini adalah .obert @ook yang kemudian mengemukakan hukumnya yang lalu dikenal sebagai hokum @ook yang merupakan dasar daripada teori elastisitas (kekenyalan) ('oedojo, 1BC?). ,ita kenal 5 ma-am regangan, yakni regangan panjang, regangan 4olum, dan regangan sudut. .egangan panjang> dengan panjang semula sewaktu tiada regangan, lo, dan penambahan panjang 0l akibat tegangan, regangannya diberikan oleh 0l& lo , sedangkan jikalau luas penampangnya # dan gaya tegangan yang meregangkan ialah ;, maka tegangannya adalah ;&#, berdasarkan hokum @ook ditulis 8 (0l& lo) 3 ; & #. .egangan 4olum>

sudah tenti regangan 4olum yang dimaksud bukan penambahan 4olum melainkan pengerutan4olum akibat penekanan. =ntuk itu menurut hukum @ook dapat ditulis% B (10+ & :2) 3 p dengan B ialah modulus ketegaran (modulus of rigidity) yang besarnya kurang lebih 1&5 modulus 8oung. .egangan sudut> sejalan dengan regangan1regangan lain, menurut hukum @ook, kita dapat menulis 7 3 " & #. !engan # ialah luas permukaan yang dikenai gaya lun-uran dan 7 adalah apa yang dinamakan modulus lun-uran (shear modulus) ('oedojo, 1BBB). +himosuko D dengan rumus $36 # ere (1BC9) memberikan rumus untuk menghitung

tegangan normal benda uji silinder beton berdiameter 1<-m dan tinggi 52-m

dengan, $ 3 tegangan normal silinder (k )&m*) 6 3 beban han-ur beton dalam keadaan tekan (k )) # 3 luas silinder E.5,19.d* dengan d adalah diameter silinder (6rayitno, *22*). 'ifat dasar yang penting berkaitan dengan beton serat adalah kuat tarik maksimum, regangan maksimum, retak dan perkembangan retak. 7enurut 'oepriyono dkk (1BF9) kekuatan dan serat polyester dalam keasaan basah sama dengan keadaan kering. 'ebuah balok yang mendapat beban berupa momen lentur murni, maka tiap1tiap serat longitudinal balok mendapat tegangan berupa tegangan tarik atau tekan. 'erat longitudinal yang tidak

menderita tegangan tarik atau tekan disebut garis netral. Bila momen yang terjadi masih dibawah momen ultimit, maka berlaku hukum @ooke, dimana tegangan berbanding lurus dengan regangan ($ 3 E /) (7ediyanto, *22*). (lmu kekuatan bahan adalah kumpulan pengetahuan yang membahas hubungan antara gaya intern, deformasi, dan beban luar. !alam metode analisa umum yang dipergunakan dalam ilmu kekuatan bahan, langkah pertama ialah memisalkan bahwa bagian konstruksi itu dalam keadaan seimbang. 6ersamaan kesaimbangan statis diterapkan terhadap gaya yang bekerja pada bagian konstruksi dengan gaya gaya intern yang melawan bekerjanya beban luar. (ni dilakukan dengan membuat sebuah bidang melalui benda tersebut pada titik tinjauan. aya tahan intern biasanya dinyatakan sebagai tegangan yang bekerja dalam luas tertentu, sehingga gaya intern sama dengan integral tegangan kali diferensial luas di mana tegangan itu bekerja. #gar nilai integral ini dapat dihitung, perlu diketahui distribusi tegangan pada bidang potong. !istribusi tegangan itu ditentukan dengan mengamati dan mengukur distribusi regangan dalam bidang konstruksi, sebab tegangan tidak dapat diukur se-ara fisik. +etapi, karena tegangan itu sepadan dengan regangan untuk deformasi ke-il, maka penentuan distribusi regangan memberikan distribusi regangan ('yawaldi, *22?).

+. Ala#& *ahan dan +a!a Ke!ja 1. #lat a. Jarum penunjuk skala b. 'eperangkat bandul atau beban -. 7eteran dan Jangka sorong d. Jangka ukur e. Gutter

f. )era-a ohaus *. 5. Bahan ,awat tembaga dan besi Gara ,erja a. 7emasang kawat tembaga dengan panjang L dengan salah satu ujungnya diikat dan ujung lainnya diberi beban atau bandul. b. 7engukur diameter kawat # dengan menggunakan jangka sorong dan massa benda yang digantungkan. -. 7en-atat perubahan panjang 0L pada pergeseran penunjuk jarum. d. 7emberi beban lagi dan men-atat kembali massa benda dan pergeseran jarum jam tersebut. e. 7engulangi langkah d dengan memberi beban berturut1turut hingga terjadi regangan yang besar. f. 7en-atat hasil praktikum dalam sebuah tabel.

DA,TA- PUSTAKA

Bahtiar. *212. Estimating Youngs Modulus and Modulus of Rupture of Co onut !ogs using Re onstru tion Method. Gi4il Engineering !imension. 'urabaya Bue-he, "rederi-k J. *22?. Fisika "ni#ersitas. Erlangga. Jakarta

oueffon, 8ann. *212. $n#estigations into the Coeffi ient of %hermal E&pansion of 'orous Film 'repared on AA()(* %(+*) ,y Anodi-ing in Sulphuri A id Ele trolyte. =ni4ersite de +oulouse GedeH. "ran-e 7ediyanto, #ntonius. 'erilaku .a,ungan Balok Beton yang /iperkuat /engan Beton 0ormal dan Serat 'olyster yang Mengalami 1egagalan !entur2 =ni4ersitas 'ebelas 7aret. 'urakarta 6rayitno, 'lamet. *22*. 1uat !entur Balok Beton Bertulang dengan 'enam,ahan Serat. =ni4ersitas 'ebelas 7aret. 'urakarta 'oedojoe, 6eter. 1BC?. Asas3Asas $lmu Fisika 4ilid $. 6ress. Jogjakarta 'oedojoe, 6eter. 1BBB. Fisika /asar. adjah 7ada =ni4ersity 6ress. Jogjakarta 'yawaldi. *22?. Analisa 1ekuatan %arik dan Struktur Mikro dari Ba5a 1onstruksi Bangunan %erhadap 'eru,ahan %emperatur. +eknik 7esin =ni4ersitas (slam .iau. .iau adjah 7ada =ni4ersity

You might also like