You are on page 1of 7

Geotrek Indonesia

MEMANDA NG ALAM D ENG AN P ENGER TI AN, JA UH LEBI H B ER AR TI D AN MENY UK AK AN HA TI D AR I PA DA HANYA MENYA KS I KA N KEELOK A NNYA . (A LB ER T HEIM, 1878)

Jun

28

24 Juni 2013: Menyusuri Lava Bantal Ciletuh 65 Juta Tahun yang Lalu

Oleh: Awang Harun Satyana

The human adventure of learning comes from doing; and that new insight springs from careful, detailed examination of field relationship, viewed at all scales from rocks to regions. (Davis & Reynolds, 1996) Senin 24 Juni 2013 awal minggu ini, gelombang Teluk Pelabuhanratu dan Ciletuh kurang bersahabat, cukup tinggi. Kami berangkat dari dermaga Pelabuhanratu pukul 08.00, lelang ikan laut di TPI baru saja usai. Dengan tiga boat kami melaut menuju Ciletuh. Kami adalah rombongan fieldtrip Pertamina UTC Upstream Technology Center, para geologist dan geophysicist yang hendak memulai perjalanan panjangnya memelajari geologi Jawa Selatan, dimulai dari Ciletuh, Sukabumi dan akan berakhir di Bayat, Klaten selama lima hari

berikutnya. Saya menjadi instruktur fieldtrip ini dan kelas-kelas malam sepanjang perjalanan. Ciletuh bukan tempat baru untuk saya. Saya memetakan dan memelajarinya dengan detail 25 tahun yang lalu sebagai tugas skripsi sarjana S1: petrotektonik ofiolit . Ofiolit adalah rangkaian batuan penyusun kerak samudera dan sebagian mantel bagian atas Bumi. Tahun-tahun berikutnya, meskipun berselang jauh dari masa skripsi saya, saya beberapa kali kembali ke tempat ini entah membawa rombongan fieldtrip atau sekedar pergi sendiri melakukan penelitianpenelitian pribadi. Pagi itu gelombang yang cukup tinggi membuat kami pusing dan mabuk laut, juga membuat boat cukup sulit berlabuh. Setelah dua jam dari Pelabuhanratu, kami sampai di pantai Ciletuh. Hampir sejam kami menghilangkan penat dan pusing diayun gelombang. Setelah cukup segar, saya mulai memberikan kuliah lapangan tentang Ciletuh dan semua fenomena geologinya. Ciletuh dalam dunia geologi Indonesia adalah salah satu tempat terkenal, satu dari tiga tempat di Jawa yang menyingkapkan batuan tertuanya. Lalu, mulailah penyusuran pantai utara Ciletuh. Salah satu yang kami selusuri dan pelajari adalah lava bantal (pillow lava), bagian paling atas batuan beku penyusun kerak samudera. Lava bantal tersingkap cukup panjang. Kami menyusuri mesti hati-hati sebab sebagian lava bergerigi oleh abrasi air laut, dan tak jarang tersingkap membentuk tebing curam yang langsung berhubungan dengan laut dengan hempasan ombak yang cukup keras. Lava bantal terbentuk di tengah-tengah samudera, pada pematang/punggungan tengah samudera tempat kerak samudera dibentuk. Lava basal yang keluar dari celah pematang tengah samudera ini segera terkena media air samudera, membuatnya mendingin dan mengerut secara elipsoid; tetapi juga retak dan meregang di tengahnya, mengeluarkan lavanya yang bisa sepanas 1000 C, mendidihkan air laut di sekitarnya lalu menguapkannya. Setelah itu, massa basal elipsoid ini runtuh ke samping karena mendingin, juga didorong massa lava berikutnya yang muncul di tengah celah pematang samudera. Begitu terus-menerus proses tersebut terjadi, sehingga akhirnya kerak samudera penuh oleh lavalava elipsoid bernama lava bantal. Bagaimana lava-lava bantal yang dibentuk di tengah samudera ini bisa sampai dan tersingkap di Ciletuh yang terletak jauh di tepi benua. Tentu karena kerak samudera ini bergerak menuju tepi benua sebagai bagian gerakan lempeng. Lempeng samudera ini di tepi benua menunjam, menekuk di bawah benua karena lebih berat. Tempat penunjaman lempeng samudera itu adalah palung. Lava bantal dan

batuan lain penyusun kerak samudera (ofiolit) di atas lempeng samudera saat tertekuk di bawah palung ini sebagian terkeruk oleh proses tektonik/geologi sehingga berada di lereng palung bersama batuan lainnya dalam pola yang sangat acak karena deformasi geologi. Saat palung ini kemudian terangkat ke daratan, maka tersingkaplah semua batuan di dalamnya. Ciletuh adalah sebuah palung tempat dulu penekukan dan pengerukan kerak samudera pernah terjadi sekitar 65 juta tahun yang lalu, kemudian terangkat di periode-periode geologi berikutnya sehingga akhirnya tersingkap seperti sekarang di permukaan. Begitulah lava bantal Ciletuh terjadi tersingkap. Bila lava bantal yang bersusunan basal (basalt) ini kita ambil sampelnya, lalu disayat dan digosok sampai tembus cahaya, maka para geologist akan mengetahui mineral-mineral penyusunnya. Saya tentu telah melakukannya 25 tahun yang lalu sebagai bagian penelitian skripsi. Lava bantal Ciletuh ini secara mikroskopis menunjukkan tekstur intergranular berbutir halus, dengan mineral dominan adalah hornblende dan piroksen, tertanam dalam massa dasar mikroplagioklas. Terdapat juga mineral-mineral pelengkap, antara lain magnetit. Keberadaan mineral magnetit yang bersifat magnetik ini dapat dipakai untuk menunjukkan dari tempat mana lava ini berasal (paleomagnetik). Demikian, pagi itu para geologist dan geophysicist Pertamina UTC berkenalan dengan dan menyusuri langsung di lapangan di atas kerak samudera berumur 65 juta tahun. Meskipun cukup melelahkan menyusurinya sebab tidak mudah berjalan di atasnya, juga cukup berbahaya sebab di beberapa tempat bersebelahan langsung dengan tebing curam, semua peserta gembira berkenalan dengan lava bantal. Inilah titik pertama kami memulai perjalanan kami ke timur memelajari geologi Jawa selatan tempat tertinggal dari eksplorasi hidrokarbon.

Power Up Your Blog!


Our premium plan includes a domain name, video uploads, custom design and more for just $99/yr

Share this: Like this:

Press This

Twitter 1

Facebook

Like
Be the first to like this.

Related Mengeluarkan Meratus In "Geo-Histori" Riwayat Geologi Plato In "Geo-Histori" Basal Ciletuh Beds: Di In "Geologi"

Posted in Geo-Histori, Geologi, Gunung Api, Ilmu Alam Tagged Ciletuh , Jawa Selatan , kerak samudera, lava bantal, pillow lava, Sukabumi Edit

Leave a Reply

Enter your comment here...

Selamat Ulang Tahun Jakarta: Kapan Sebenarnya Tahun Kelahiran Jakarta?

Basal Ciletuh Beds: Disorganized Debris Flow

Search
R EC ENT PO S TS

Search

The Molluca Sea Collisional Orogen Lima Puluh Tahun Eksplorasi Angkasa Luar Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) Cekungan Pembuang Dibuang Sayang: Fenomena Terbaru Mengeluarkan Meratus dan Bayat dari Jalur Subduksi Kapur Akhir (?) Geotrek Pacet, 23-24 November 2013 Di Atas Wajah Merapi Gumuk Pasir Pantai Parangkusumo, Yogyakarta: Pahami, Cintai, Jaga Indonesia: A Mozaic of Puzzles, A Mozaic of Terranes Terangkat dari Lautan 16-8 Juta Tahun yang Lalu Kaitan Tektonik Madura Sidoarjo (?) Pulau Madura: Kerumitan Deformasi Geologi Ekstremitas Van der Tuuk (1824-1894) Metta: Arkeolog Sangiran Pertama Kelahiran Sangiran Right Understanding of Regional Geology will Result in Right Steps of Exploration Meneliti Geologi, Menggali Artefak dan Fosil (Sangiran, 6-8 September 2013) Kepulauan Seribu Sidik Jari Batu Dibelah-belah Sesar Sumatra Konglomerat Bancuh FM., Menanga, Lampung: Benturan Kapur Tengah Terrane Woyla Vs. Mergui (?)
A RC HI VES

Select Month
T OP IC S

Buku Geo-Histori Geologi Geotrek Indonesia Gunung Api Ilmu Alam Indonesia Sejarah Tokoh

R EC ENT C O MMENT S

wispaten on Relasi Hominid dan Adam

wispaten on Kronologi Manusia Perta

Oi on Sultan Agung 1628-1629 M: Meng

agus on Perbukitan Menoreh dan Nanggul

Herman Moechtar on Relasi S1 S2 S3 dan P

MET A

Site Admin Log out Entries RSS Comments RSS WordPress.com

Blog at WordPress.com. | The Reddle Theme.

You might also like