You are on page 1of 7

SAP bladder training

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok bahasan : Bladder training Sub pokok bahasan : senam kegel : lansia Br. Puseh pedungan : lansia wanita di Br. Puseh pedungan : jumat, 9 maret 2012 : 08.30 wita - selesai : balai banjar, Br. puseh : Mahasiswa Kelompok VI Semester 6 PSIK Program A FK UNUD I. Latar Belakang Inkontinensia urin adalah kehilangan kontrol berkemih. Inkontinensia dapat bersifat sementara atau menetap. Inkontinensia tidak harus selalu dikaitkan dengan lansia. Inkontinensia dapat dialami setiap individu pada usia berapa pun, walaupun kondisi ini lebih umum dialami oleh lansia. Diperkirakan bahwa 37% wanita berusia 60 tahun atau lebih mengalami tingkatan inkontinensia (Potter & Perry, 2005). Masalah inkontinensia adalah salah satu masalah yang meluas dan merugikan di Amerika Serikat. Inkontinensia mempengaruhi 15% sampai 39% lansia yang tinggal di komunitas dan merupakan penyebab utama kedua, lansia dititipkan di panti werda. Inkontinensia sering disertai dengan isolasi sosial dan depresi (Potter&Perry, 2005). Menurut AHCPR, lebih dari 10 juta penduduk dewasa di Amerika Serikat menderita inkontinensia urin. Dilaporkan bahwa lebih dari separuh penghuni panti lansia menderita inkontinensia urin (Smeltzer & Bare, 2001). Inkontinensia Urine 14,6% pada Wanita Asia, sedangkan Wanita Indonesia 5,8%. Prevalensi pada Pria Asia berdasar survei dari APCAB ( Asia Pacific Continence Advisor Board) sekitar 6,8%, sedangkan untuk Pria Indonesia 5% . Tetapi sekarang ini, ada berbagai macam cara untuk mengembalikan lagi fungsi berkemih. Salah satunya bisa dilakukan dengan melatih kembali kandung kemih ( bladder training ). Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal (Potter & Perry, 2005). Tujuan dari bladder training ialah untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.

Terdapat tiga macam metode bladder training, yaitu Delay urination (menunda berkemih), scheduled bathroom trips (jadwal berkemih), dan kegel exercises (latihan pengencangan atau penguatan otot-otot dasar panggul).Kegel exercise adalah latihan untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul yang terdiri dari kontraksi kelompok otot yang berulang (Potter & Perry, 2005).
Karena kegel exercise memiliki manfaat yang baik untuk mengembalikan fungsi kandung kemih. Untuk itu diperlukan pemberian informasi dan demonstrasi mengenai kegel exercise, khususnya bagi lansia karena berdasarkan data yang didapat inkontinensia lebih umun dialami oleh lansia. Pemberian informasi dan demonstrasi kali ini menyasar lansia wanita di Br. Puseh Pedungan. Dengan adanya pemberian informasi dan demonstrasi kegel exercise diharapkan inkontinensia pada lansia dapat di tekan. II. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi diharapkan peserta dapat mengetahui dan memahami senam kegel. III. 1. 2. 3. 4. 5.

selama

1x

40

menit

Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x 40 menit, diharapkan pesertadapat: 80% peserta dapat menjelaskan pengertian Senam Kegel 60% peserta menyebutkan dan menjelaskan manfaat dan tujuan Senam Kegel 60% peserta dapat menyebutkan langkah-langkah Senam Kegel 60% peserta dapat menyebutkan factor pendukung Senam Kegel 60% peserta dapat memperagakan senam kegel

IV. Strategi Pelaksanaan 1. Metode : Ceramah dan demonstrasi 2. Media : Leaflet, dan Video 3. Alat : Kursi, LCD proyektor, Laptop, Sound system, Mic. 4. Sumber : Media dan alat yang digunakan bersumber dari milik team penyuluh dan pinjaman dari Br. Puseh Pedungan. 5. Garis besar materi (penjelasan terlampir) 1. Pengertian Senam Kegel 2. Manfaat dan tujuan Senam Kegel 3. Langkah-langkah Senam Kegel 4. Faktor pendukung Senam Kegel 5. Demonstrasi Senam Kegel V. SASARAN Lansia wanita sebanyak 25% dari total keseluruhan jumlah lansia wanita di Br. Puseh Kec. Pedungan Denpasar VI. WAKTU Hari : Jumat Tanggal : 9 Maret 2012 Jam : 08.30 - selesai Tempat : Balai banjar, Br. Puseh Pedungan

VII. Proses Penatalaksanaan

No 1

Kegiatan Pendahuluan

Penyuluh Salam pembuka Perkenalan Menyampaikan tujuan penyuluhan Mengingatkan kontrak yang telah disepakati sebelumnya Apersepsi

Peserta Menjawab salam Mendengarkan Menyimak penyuluh Mendengarkan

Waktu 5 menit

Mendengarkan, menjawab pertanyaan

Kerja

32 menit Penyampaian garis Mendengarkan besar materi dengan penuh Diabetes Millitus: perhatian 1. Pengertian Senam Kegel 2. Manfaat dan Tujuan Senam Kegel 3. Langkahlangkah Senam Kegel 4. Factor pendukung Senam Kegel 5. Demonstrasi Senam Kegel Memberi kesempatan peserta untuk bertanya Menjawab pertanyaan

Evaluasi Menanyakan hal-hal yang belum jelas Mendengarkan dan memperhatikan jawa ban dari penyuluh Menjawab

Penutup

pertanyaan penyuluh Menyimpulkan Mendengarkan Salam penutup Menjawab salam TOTAL WAKTU

3 menit 40 menit

Pengorganisasian a. Pembawa acara : b. Penyuluh : c. Moderator : d. Notulis : e. Demonstrator : f. Fasilitator : g. Observer : X. Rencana Evaluasi :

Tahap Evaluasi Indikator Keberhasilan Struktur Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan. Alat sudah dipersiapkan 15 menit sebelum penyuluhan dimulai. Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan yaitu berupa poster, leaflet. Proses 80% Peserta berada ditempat sesuai waktu yang telah ditentukan 80% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai. 50% Peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan dengan memperhatikan materi yang disampaikan dan bertanya pada penyuluh mengenai halhal yang belum dimengerti Hasil 80% peserta dapat menjelaskan pengertian Senam Kegel 60% peserta dapat menyebutkan dan menjelaskan manfaat dan tujuan Senam Kegel 60% peserta dapat menyebutkan langkah-langkah Senam Kegel 60% peserta dapat menyebutkan factor pendukung Senam Kegel 60% peserta dapat memperagakan senam kegel

Lampiran Materi Definisi senam kegel Senam Kegel adalah senam yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul terutama otot pubococcygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat otot-otot saluran kemih (berguna saat proses persalinan agar tidak terjadi ngompol) dan otot -otot vagina (memuaskan suaminya saat berhubungan seksual). Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel, seorang dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di Los Angeles sekitar tahun 1950-an. Dokter Kegel seringkali melihat pasiennya yang sedang dalam proses persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air seni (ngompol). Timbullah inisiatifnya untuk menemukan exercise agar pasiennya tidak mengalami hal tersebut. Manfaat dan tujuan senam kegel Dalam perkembangan selanjutnya, senam ini selain dilakukan oleh wanita juga dilakukan oleh para pria. Pada pria kerja otot ini lebih mudah diamati dari luar dibanding wanita. Hal ini dapat dilihat dengan gerakan penis naik -turun dalam keadaan ereksi. Pria yang terlatih akan mendapatkan orgasme yang lebih intens, dapat mencegah ejakulasi dini dan memperpendek waktu untuk siap melakukan hubungan seks ulang. Pada wanita kerja ototpubococcygeal dapat dirasakan berupa denyutan pada dinding vagina. Bila otot ini terlatih dan kuat , kontraksi otot vagina dapat dengan sengaja dilakukan saat berhubungan intim tanpa menunggu orgasme terlebih dahulu. Wanita dengan otot pubococcygeal terlatih lebih mudah mengalami perangsangan seksual (tidak frigid), lebih cepat basah untuk mengalami orgasme yang sering dan memuaskan bahkan dapat mencapai orgasme hanya dengan rangsangan pada G spot-nya. Senam kegel juga dapat digunakan untuk mencegah konstipasi pada kehamilan. Dengan melakukan senam kegel sirkulasi darah disekitar dubur dapat meningkat sehingga dapat mencegah wasir. Senam kegel diketahui bisa membantu perempuan yang mengalami inkontinensia urin (beser). Tujuan dsenam kegel adalah melatih kandung kemih untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pegeluaran air kemih Langkah-langkah Senam Kegel a. Latihan I Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul. Minta klien berupaya untuk menghentikan aliran urine selama berkemih dan kemudian memulainya kembali. Apabila klien masih terpasang kateter, latihan dapat dilakukan dengan memberi klem pada selang urine bag sehingga urine tertahan pada kandung kemih, didiamkan beberapa lama, lalu dilepas jika kandung kemih sudah terasa penuh. Praktekan setiap kali berkemih. Rasional: membantu klien untuk merasakan otot-otot anterior pada dasar panggul dan mengajarkan teknik pengontrolan. b. Latihan II Minta klien mengambil posisi duduk atau berdiri. Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus. Rasional: membantu klien merasakan otot-otot posterior pada dasar panggul. c. Latihan III Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan.

d.

1.

2.

3.

4.

5.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Ulangi latihan 4x/jam saat terbangun dari tidur selama 3 bulan. Rasional: Meningkatkan pengontrolan otot panggul dan membantu relaksasi sfingter selama berkemih Latihan IV Apabila memungkinkan, ajarkan klien melakukan sit-ups yang dimodifikasi (lutut ditekuk). Rasional: Menguatkan otot-otot abdomen untuk pengontrolan kandung kemih. Langkah tersebut juga dapat dilakukan seperti berikut : Pemanasan. Kendurkan otot-otol perut, bokong dan paha atas se-rilek mungkin. Untuk memastikan otot-otot tersebut rilek, letakkan kedua tangan di atas perut. Jika perut tidak ikut bergerak ketika otot-otot dasar panggul (PC) dikontraksi, berarti gerakan Anda benar. Kontraksi. Kontraksikan otot-otot PC Anda dengan menarik ke dalam dan keras sekitar vagina, anus dan saluran kencing (uretra) seperti menahan air seni. Tujuannya untuk menemukan letak otot PC. Untuk mudahnya dapat melakukan latihan berikut: Ketika Anda ingin buang air kecil, tahanlah aliran air seni, lalu lepaskan kembali. Lakukan beberapa kali sehingga bisa merasakan benar letak otot PC lersebut. Ulangan. Setelah Anda mampu melakukan, mulailah berlatih sebanyak 10 kali ulangan. Setiap kali kontraksi, tahan selama tiga hitungan. Kemudian secara perlahan naikkan hitungan kontraksinya hingga Anda bisa menahan selama 10-15 hitungan, dengan istirahat selama 10 detik diantaranya. Jumlah optimum kira-kira 50-100 kali sepanjang hari, pagi, siang, sore dan malam. Variasi. Lakukan variasi untuk menghindari kebosanan dengan munggabungkan latihan otot-otot PC dengan latihan pengencangan otot-otot lain di sekitarnya, yaitu otot-otot perut, paha atas, dan otot bokong, dalam posisi berdiri, duduk atau berbaring. Catatan. Latihan Kegel dengan menahan air seni, disarankan hanya dilakukan pada saat awal berlatih. Gunanya untuk menemukan letak otot PC. Setelah itu sebaiknya jangan dilakukan lagi karena akan mengganggu pola kencing Anda. Sebaiknya berkonsultasi lebih dulu sebelum berlalih dan lakukan evaluasi dalam jangka waktu tertentu. Factor pendukung senam kegel Tindakan berikut dapat membantu klien yang menderita inkontinensia untuk memperoleh kembali kontrol berkemihnya dan merupakan bagian dari perawatan rehabilitatif serta restorasi. Mempelajari latihan untuk menguatkan dasar panggul. Memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2 jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur, dan setiap 4 jam pada malam hari. Menggunakan metode untuk mengawali berkemih (misalnya air mengalir dan menepuk paha bagian dalam) Menggunakan metode untuk relaks guna membantu pengosongan kandung kemih secara total (misalnya membaca dan menarik nafas dalam). Jangan pernah mengabaikan keinginan untuk berkemih (hanya jika masalah klien melibatkan pengeluaran urine yang jarang sehingga dapat mengakibatkan retensi). Mengonsumsi cairan sekitar 30 menit sebelum jadwal waktu berkemih. Hindari teh, kopi, alkohol, dan minuman berkafein lainnya. Minum obat-obatan diuretic yang sudah diprogramkan atau cairan yang dapat meningkatkan dieresis (seperti teh atau kopi) dini pada pagi hari. Semakin memanjangkan atau memendekkan periode antar berkemih.

10. Menawarkan pakaian dalam pelindung untuk menampung urine dan mengurangi rasa malu klien (bukan popok). 11. Mengikuti program pengontrolan berat tubuh apabila masalahnya adalah obesitas. 12. Memberikan umpan balik positif saat tercapai pengontrolan berkemih. Pedoman ini dapat membantu klien untuk mendapatkan pola berkemih rutin dan mengontrol factorfaktor yang mungkin meningkatkan jumlah episode inkontinensia.

Daftar Pustaka Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik;. Volume 2. Jakarta : EGC Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2. Jakarta: EGC Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Volume 2. Jakarta: EGC Soetojo. INKONTINENSIA URINE PE

You might also like