You are on page 1of 14

LAPORAN TUTORIAL KEPERAWATAN MATERNITAS II

SKENARIO IV
PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER

DISUSUN OLEH :
1. JALALUDIN

201010201113

2. RATNA KARTIKASARI

201010201114

3. SARIFAH

201010201115

4. RISQI NOVAMARTINA

201010201116

5. TENGKU YULI LESTARI PUTRI

201010201117

6. HANA DWI ISTININGRUM

201010201118

7. UMI RAHMANIA HIDAYANINGTYAS

201010201119

8. MULYATI

201010201120

9. SITI NURJANAH

201010201121

10. ALI HASAN RAFSANJANI

201010201122

11. JOKO YUNIANTO

201010201123

12. SISKA DWI SETIANINGSIH

201010201124

13. WIDYA ARIANI NURAHMATYA

201010201125

14. JANE PUPUT CANDRASARI

201010201126

PRODI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA
2011/2012
SKENARIO IV
Seorang perempuan 35 tahun P 4 A 0 post partum 2jam yang lalu dengan riwayat persalinan
menggunakan forceps dan riwayat kala I fase laten lama, diberikan oksitosin per infus. Klien
mengalami perdarahan persalinan 600 cc dan terdapat laserasi jalan lahir, belum BAK sejak
melahirkan, terdapat distensi kandung kemih. Keadaan umum Ny. Neneng semakin lemah.
Konstraksi fundus lemah, tekanan darah: 90/70 mmHg, Nadi: 88x/ menit, R: 24 x/menit, HB:
8 gr/dl. Klien dalam pemantauan intensif dan dalam perlindungan infuse asering 20 tetes/
menit.

LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari perdarahan post partum primer.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari perdarahan post partum primer.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala dari perdarahan post partum primer.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pathofisiologi dari perdarahan post partum primer
sesuai kasus.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi dari perdarahan post partum.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan dari perdarahan post partum primer.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi dari perdarahan post partum primer.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menyebutkan tindakan pencegahan perdarahan
post partum primer.
9. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan pemeriksaan penunjang pada
perdarahan post partum primer.

10. Mahasiswa mampu menyebutkan penedak diagnosis yang diperlukan pada perdarahan
post partum primer.
11. Mahasiswa mampu menyebutkan faktor resiko dari perdarahan post partum primer.
12. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi laserasi jalan lahir.
13. Mahasiswa mampu menjelaskan mengapa pasien belum BAK setelah melahirkan.
14. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan dari perdarahan post partum
primer.

PEMBAHASAN

1.

Perdarahan post partum adalah kehilangan darah lebih atau sama dengan
500cc pada persalinan pervaginam atau lebih dari atau sama dengan 1000cc pada
persalinan SC yang terjadi pada 24 jam pertama. (Cuningham, 2001 dan pilliteri,
2003)
Perdarahan post partum primer ( early post partum hemorrhage) yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama post partum primer adalah atonia
uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam
pertama. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba : 1996).
Perdarahan post partum (haemorhagic post partum/HPP) adalah perdarahan
yang mengakibatkan kehilangan darah yang lebih dari 500 cc pada periode paska
persalinan (setelah kala IV).
Perdarahan post partum menurut saifudin, dkk (2002) adalah perdarahan
pervaginam yang melibihi 500 ml setelah persalinan.
( Hutahaen Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas. Jakarta. TIM)

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah
persalinan berlangsung.
( Solikhah Umi. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Kehamilan, Persalinan Dan
Nifas. Yogyakarta. Nuha Medika)

2. Etiologi postpartum:
dibagi atas 2 jenis
-

Penyebab pendarahan paksa persalinan dini

Perlukaanjalan lahir

Perdarahan pada tempat penempelan plasenta

gangguan mekanisme pembekuan darah

Penyebab pendarahan paksa persalinan lambat biasanya disebabkan oleh sisia


plasenta atau bekuan darah,infeksi akibat retensi produk pembuangan dalam
uterus sehngga terjadi sub involusi uterus.

Menurut Patricia W. Ladewig, Marcia L. London dan Sally B. Olds, 2005)


Penyebab utama perdarahan post partum :
-

Atoni uterus

Fragmen plasenta yang tertahan

Laserasi pada fraktur genetalia

Hematoma pada vulva, vagina atau subperitonial

Gangguan koagulasi

Penyebab perdarahan post partum adalah:


a. Atonia uteri
b. Robekan jalan lahir : serviks, vagina, dan perineum
c. Retensio plasenta
d. Tertinggalnya sebagai plasenta

e. Inversio uteri
f. Robekan jalan dinding uterus
( Hutahaen Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas. Jakarta. TIM)
3. Tanda dan gejala perdarahan post partum primer :

Tekanan darah menurun

Tampak pucat

Kehilangan darah banyak

Pendarahan vagina

Uterus lembek

Kelemahan

Terjadi saat 2 jam pertama setelah persalinan

Jumlah darah yang keluar lebih dari 500 cc

Manifestasi klinis yang biasa ditemukan pada perdarahan post partum adalah :
a. Kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (lebih dari 500 ml)
b. Nadi lemah
c. Tekanan darah rendah
d. Tampak pcat
e. Ekstremitas teraba dingin
f. Lokia berwarna merah
g. Pusing, gelisah, mual
h. Syok hipovlemik
( Hutahaen Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas. Jakarta. TIM)

4. Pathofisiologi perdarahan post partum sesuai kasus :

Pada dasarnya pendarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus


masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam startum
spongiosum sehingga sunud maternalis di tempat insersinya plasenta terbuka. Hal ini
terjadi karena uterus tertekan oleh kandung kemih yang pebuh sehingga kontraksi
uterus terganggu. Kemudian adanya laserasi jalan lahir yang diakibatkan karena
penatalaksanaan penggunaan forceps untuk mengeluarkan kepala janin, dimana
riwayat persalianan kala I laten lama. Sehingga pendarahan menjadi masalah yang
dihadapi klien.

5. Klasifikasi perdarahan post partum :

Immediate postpartum: masa 24 jam postpartum

Early postpartum: masa pada minggu pertama pospartum

Late postpartum: masa pada minggu kedua sampai dengan minggu keenam post
partum

6. Penatalaksanaan perdarahan post partum primer :

Pemberiaan caiaran IV

Pijat uterus dengan lembut

Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus

Berikan oksitosik sesuai pesanan

Pantau asupan dan haluaran cairan

Berikan oksigen

Berikan obat anti nyeri

Kosongkan kandung kemih pada ibu

Penatalaksanaan :

Menemukan terlebih dahulu penyebab perdarahan tersebut, sehingga petugas


kesehatan dapat memberikan tindakan yang tepat untuk menangani / menghentikan
perdarahan yang terjadi.

Pemberian cairan infus

Berikan transfusi darah.


( Hutahaen Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas. Jakarta. TIM)

7. Komplikasi perdarahan post partum primer :

Langsung akibat forceps:- Trauma jalan lahir


- Bayi: asfiksia

Pada ibu :
- Syok hipovolemik
- Kematian
- Kekurangan cairan tubuh

8. Pencegahan perdarahan post partum primer :

Menghindari pemijat pada uterus saat sebelum melahirkan

Persalinan di RS jika riwayat persalinan ada pendarahan

Anjurkan ibu makan makanan bergizi

Konsumsi tablet Fe secara benar dan teratur

Promosi kesehatan tentang proses jalannya persalinan yang baik dan benar

Pencegahan yang tepat untuk menghindari / meminimalkan terjadinya perdarahan


post partum adalah:

1) Selama masa kehamilan, perlu diperhatikan keadaan ibu, apakah anemis atau
tidak (awasi hemoglobin)
2) Anjurkan ibu dengan pemberian gizi yang baik, termasuk pemberian zat besi
atau vitamin-vitamin
3) Proses persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit, kalau ibu ada riwayat
perdarahan sebelumnya.
4) Hindari memijat atau mendorong uterus saat pengeluaran plasenta (sebelum
plasenta lepas)
( Hutahaen Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas. Jakarta. TIM)

9. Pemeriksaan penunjang :

Gol darah

Darah lengkap

HB 12-16 gram

Jumlah sel normal

Jumlah sel darah putih: normal atau tinggi dengan pergeseran diferensial ke kiri.

Laju endap darah (LED) dan jumlah sel darah merah (SDM) sangat meningkat
dengan adanya infeksi.

Hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht) mengalami penurunan pada keadaan anemia.

Kultur (aerobic/anaerobik) dari bahan intrauterus atau intraservikal atau drainase


luka atau pewarnaan gram di uterus mengidentifikasi organisme penyebab.

Urinalisis dan kultur mengesampingkan infeksi saluran kemih.

Ultrasonografi menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta yang tertahan


melokalisasi abses perineum.

10. Penegak diagnosis :

Jumlah sel darah putih (SDP): normal atau tinggi dengan pergeseran diferensial ke
kiri.

Laju endapan darah (LED) dan jumlah sel darh merah (SDM) sangat meningkat
dengan adanya infeksi.

Hemoglaobin/ hematokrit (Hb/Ht) mengalami penurunan pada keadaan anemia.

Kultur (aerobik/anaerobik) dari bahan intrauterus atau intraservikal atau drainase


luka atau perwarnaan gram di uterus mengidentifikasi organisme penyebab.

Urinalisis dan kultur mengesampingkan infeksi saluran kemih.

Ultrasonografi menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta yang tertahan


melokalisasi abses perineum.

Pemeriksaan bimanual: menentukan sifat dan lokal nyeri pelvis, massa atau
pembentukkan abses, serta adanya vena-vena dengan trombosis

11. Faktor resiko perdarahan post partum primer :

Laserasi serviks atau uterus:

Kelahiran operatif (episiotomi, penggunaan cunam)

Kelahiran yang cepat

Koagulasi darah yang tidak adekuat

Kematian janin

Disseminated intravascular coagulation

Masalah plasenta

plasenta previa

plasenta akreta

pemisahan plasenta dini

sisa fragmen plasenta

Distensi uterus

Kehamilan multipel

Hidramnion (cairan amnion yang berlebihan)

Janin yang besar (> 9 pon)

Mioma uterus (tumor fibroid)

Inkontraktibilitas uterus

Penggunaan analgesik atau anestesia yang dalam

Riwayat pendarahan pascapartum sebelumnya

Penyakit sekunder yang diambil ibu seperti anemia

Endometritis

Persalinan yang sulit dan lama

Persalinan yang diinisiasi atau diagumentasi oleh oksitosin (pitosin)

Kemungkinan korioamnionitis

Paritas tinggi

Usia ibu >30 tahun

Penggunaan magnesium sulfat atau obat-obat tokolitik dalam waktu


yang lama

Pembedahan uterus sebelumnya

12. Faktor yang mempengaruhi laserasi jalan lahir, kemungkinan laserasi jalan lahir
terjadi karena tindakan forceps yang dilakukan untuk mengeluarkan kepala bayi.

13. Mengapa pasien belum BAK setelah melahirkan?


Pasien belum BAK ada kemungkinan pasien tidak ingin merasakan sakit karena
laserasi jalan lahir yang terjadi, atau hipotalamus tidak merespon untuk BAK
karena proses perdarahan yang mengakibatkan kehilangan caira aktif, sehingga
terjadilah distensi urin.

ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERDARAHAN POST
PARTUM PRIMER

Pengkajian
Data Obyektif
1. Perempuan 35 th P4A0
2. Post partum 2 jam yang lalu dg riwayat
persalinan menggunakan forceps dan riwayat
kala I fase laten lama
3. diberi oksitosin per infuse
4. perdarahan 600cc
5. terdapat laserasi jalan lahir
6. belum BAK sejak melahirkan
7. terdapat distensi kandung kemih
KU :
8. klien semakin lemah
9. kontraksi fundus lemah
10. TD : 90/70 mmHg
11. N : 88 x/ menit
12. R : 24 x/ menit
13. Hb: 8 gr/ dl
14. klien dalam perlindungan infuse asering
20 tetes/ menit

Data Subyektif
-

Analisa Data
Problem
Kekurangan volume cairan

Etiologi
Kehilangan cairan aktif

Retensi Urin

Sfringter kuar

Sign / Syntom
DO :
- klien semakin lemah
- TD : 90/70 mmHg
- perdarahan 600cc
DO :
- belum BAK sejak
melahirkan
- terdapat distensi kandung
kemih
belum BAK sejak melahirkan

Resiko syok

Resiko Asfiksia

hipovolemik

proses cidera

DO :
DO :
-

perdarahan 600cc
TD : 90/70 mmHg
Hb : 8 gr / dl
Klien semakin lemah
Post partum 2 jam
yang lalu dg riwayat
persalinan
menggunakan forceps
dan riwayat kala I fase
laten lama

Intervensi
Diagnosa
1. Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif

NOC
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam volume cairan klien
seimbang dengan
kriteria hasil :
- TD rendah kembali
normal 110/70 mmHg
atau 120/80 mmHg
- Intake dan output
seimbang dalam 24
jam
- Kelemahan klien
berangsur membaik

NIC
-

Retensi urin berhubungan


dengan sfringter kuar

Selama dilakukan tindakan


keperawatan selama 2 x 24
jam eliminasi urin dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
- Pola eliminasi normal
- Pengosongan kandung
kemih komplet
- Intake cairan sesuai
kebutuhan yaitu 10
12 pada ibu nifas
(2500 ml 3000 ml)

Kaji catatan intake


dan output secara
akurat
Monitor status hidrasi
Monitor status vital
sign
Beri cairan
Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi IV
Monitor respon pasien
terhadap terapi
elektrolite
Hentikan keluaran
cairan aktif
Jelaskan prosedur dan
rasional dari tindakan
pemasangan kateter
Siapka alat kateter
yang sesuai
Jaga teknik aseptik
Masukan kateter
secara perlahan
Pakai ukuran kateter
terkecil jika
memungkinkan
Hubungkan kateter
dengan kantong urin
Fiksasi kateter pada
kulit
Monitor intake dan
output

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. Asuhan Keperawatan Maternitas. 2009. Jakarta: Salemba Medika


Kurniwati, Desy, Hanifah Mirzanie. Obgynacea. 2009. Yogyakarta: Tosca enterprise
Karen C. Comerford. Buku Saku Maternal-Neonatal. 2011. Jakarta : EGC
Patricia W. Ladewig, dkk. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. 2005.
Jakarta : EGC
Hutahaen Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas. Jakarta. TIM
NANDA 2012 dan NOC and NIC

You might also like