You are on page 1of 5

Penatalaksanaan Farmakologi A.

Vaginosis bakterial

Pengobatan Topikal: Clindamycin (krim vagina) 5 gram waktu tidur, selama 7 hari. Metronidazol gel 5 gram bid waktu tidur selama 7 hari. Pengobatan Oral : Metronidazol 2 Clindamycin 2 5!! mg selama 7 hari atau 2 gram dosis tunggal, akan "!! mg selama 7 hari.

memberikan kesembuhan sekitar 90 % kasus.

#.

$andidiosis vulvovaginal
Pengobatan antifungal topikal Pengobatan topikal efisien dan dapat ditolerir oleh sebagian besar pasien. Demikian juga pada wanita hamil, terutama pada trimester pertama pengobatan topikal sangat dianjurkan. erapi oral sebaikn!a han!a digunakan pada kasus berat atau rekuren dalam usia kehamilan lebih dari "# minggu. Pemakaian preparat topikal didasari dengan rumus umum pengobatan bahwa kelainan topikal dapat diobati dengan terapi topikal. $erbagai preparat topikal untuk VV% tersedia dalam bentuk krim, tablet &agina, losion atau supositoria. ". 'lotrima(ol )00 mg tablet &agina, dosis tunggal intra&aginal

sebelum tidur. *ikona(ol atau kotrima(ol +00 mg tablet &agina, intra&aginal tiga hari berturut, turut, sebelum tidur. +. -istatin "00.000,+00.000 unit tablet &agina, intra&aginal

sekali sehari selama + minggu ."/ hari0 Pengobatan antifungal sistemik

Pengobatan VV% se1ara sistemik sebaikn!a dikhususkan pada mereka !ang telah mendapat terapi topikal sebelumn!a dan tidak berhasil, atau pada kasus,kasus khusus seperti VV% !ang berat, atau rekuren pada trimester kedua kehamilan. Perlu untuk menge&aluasi adan!a P*2 disamping VV%3 karena VV% !ang rekuren sering berhubungan dengan adan!a P*2 lain !ang tentu saja lain terapin!a Pilihan utama4 'lotrima(ol "00mg5hari selama 6 hari Pilihan lain 4 ". +. #. /. 'etokona(ol +00 mg peroral,+ kali sehari untuk ) hari 7trakona(ol +00 mg per oral,+ kali sehari , han!a satu hari Flukona(ol ")0 mg per,oral dosis tunggal Flukona(ol ")0 mg 5 minggu untuk "+ minggu pada kasus

rekuren Pemakaian obat,obatan ini dalam kehamilan trimester ke dua tidak menunjukkan adan!a hasil persalinan !ang buruk.

%. rikomoniasis "0 Pilihan utama o 'lotrima(ol "00 mg5hari intra&agina selama 6 hari. Dapat diberikan pada wanita hamil. +0 Pilihan lain o *etronida(ol terbukti efektif, dapat diberikan peroral atau per&agina. 2 gram metronidazol dosis tunggal, untuk mereka yang tidak

da%at mentolerir dosis yang besar ini, da%at diberikan & metronidazol 2 5!! mg %eroral selama 7 hari. 'e(imen ini da%at disertai oleh metronidazol su%ositori vaginal (5!! mg) 2 kali sehari. )era%i to%ikal

dengan vaginal su%ositori sa(a hanya e*ekti* 5!+. 'onsumsi peroral


dapat menembus plasenta dan masuk dalam sirkulasi janin. 2ebagian pihak mengemukakan kemungkinan teratogenesis akibat pajanan pada trimester pertama. 8osa dkk ."9960 tidak menemukan peningkatan frekuensi 1a1at lahir pada lebih dari "000 wanita !ang diberi metronida(ol pada awal kehamilaan mereka. 'lasifikasi $ oleh produsen, %D% tidak menganjurkan pemakaian pada kehamilan muda. Meski%un secara klasik dalam

kehamilan metronidazol tidak diberikan %ada trimester %ertama, namun %emberian dosis tunggal 2 gram terbukti aman. ,aat ini %emberian metronidazol %ada trimester kedua dan ketiga kehamilan tidak di%ersoalkan lagi.

Partner seksual atau sumber kontak dilakukan pemeriksaan rutin traktus genitourinarius dan pengobatan dengan metronida(ole + gr peroral dosis tunggal selama bebera%a hari.

-.

.onore
Pada wanita hamil tidak dapat diberikan obat golongan kuinolon dan tetrasiklin. :ang direkomendasikan adalah pemberian obat golongan sefalosporin .2eftriakson +)0 mg 7* sebagai dosis tunggal0. ;ika wanita tidak hamil alergi terhadap penisilin atau sefalosporin dapat ditoleransi sebaikn!a diberikan

2pektinomisin + gr 7* sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan Amoksisilin + gr atau # gr oral dengan tambahan probenesid " gr oral sebagai dosis tunggal !ang diberikan saat isolasi -. gonorrhoeae !ang sensiti&e terhadap penisilin. Amoksisilin direkomendasikan untuk pengobatan jika disertai infeksi %. tra1homatis.

Penatalaksanaan -onfarmakologi

<ntuk menghindari komplikasi !ang serius dari keputihan .fluor albus0, sebaikn!a penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk men!ingkirkan kemungkinan adan!a pen!ebab lain seperti kanker leher rahim !ang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret en1er, berwarna merah muda, 1oklat mengandung darah atau hitam serta berbau busuk. 2elain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pen1egahan sekaligus men1egah berulangn!a keputihan !aitu dengan 4 ". Pola hidup sehat !aitu diet !ang seimbang, olah raga rutin, istirahat 1ukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan. +. 2etia kepada pasangan. =indari promiskuitas atau gunakan kondom untuk men1egah penularan pen!akit menular seksual. #. 2elalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan

menjagan!a agar tetap kering dan tidak lembab misaln!a dengan menggunakan 1elana dengan bahan !ang men!erap keringat, hindari pemakaian 1elana terlalu ketat. $iasakan untuk mengganti pembalut, pant!liner pada waktun!a untuk men1egah bakteri berkembang biak. /. $iasakan membasuh dengan 1ara !ang benar tiap kali buang air !aitu dari arah depan ke belakang. ). Penggunaan lakukan konsultasi 1airan medis pembersih dahulu &agina sebaikn!a tidak 1airan

berlebihan karena dapat mematikan flora normal &agina. ;ika perlu, sebelum menggunakan pembersih &agina. >. =indari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah &agina karena dapat men!ebabkan iritasi.

6. =indari

pemakaian

barang,barang

!ang

memudahkan

penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. 2edapat mungkin tidak duduk di atas kloset di ?% umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakann!a.

You might also like