You are on page 1of 26

6.

PROSES DEFORMASI DALAM PENGERJAAN LOGAM LEMBARAN


Pengerjaan logam lembaran (sheet) terdiri dari operasi pemotongan dan
pembentukan, dilakukan terhadap logam lembaran yang relatif tipis antara 1/64 in
(0,4 mm) dan 1/4 in (6mm). ila ketebalan bahan tersebut lebih dari 1/4 in disebut
pelat.

Industri yang menggunakan em!aran se!agai !a"an !aku #
! automobile dan truk,
! pesa"at terbang,
! furniture kantor,
! komputer,
! peralatan kantor,
! dan lain!lainnya.
$arakteristik %art&%r'duk 'gam em!aran yang di!utu"kan #
! kekuatan tinggi,
! ukuran dimensi baik,
! permukaan akhir baik,
! biaya rendah.
(iga katag'ri utama %enger)aan 'gam em!aran #
! pemotongan (#utting),
! pembengkokkan (bending),
! penarikan (dra"ing).
Perkakas yang !iasa digunakan daam %enger)aan 'gam em!aran #
! pons (pun#h), dan
! #etakan (die).
$mumnya operasi logam lembaran dikerjakan dengan mesin kempa (press), pada
temperatur dingin.
OPERASI PEMO(ONGAN
Pemotongan logam lembaran dilakukan dengan gerakan pengguntingan antara dua sisi
tajam pun#h dan die. %erakan pengguntingan digambarkan dalam empat tahapan
seperti ditunjukkan dalam gambar 6.1.
(a"a%an %em't'ngan #
(1) &ogam lembaran diletakkan diantara pun#h dan die'
106
(() Pun#h ditekan ke bendakerja (lembaran), sehingga permukaan lembaran
mengalami deformasi plastik (permanen)'
()) Pun#h terus ditekan ke ba"ah, permukaan mengalami penetrasi (tapak tekan)'
*aerah penetrasi umumnya sekitar 1/) tebal lembaran'
(4) +etelah gerakan pun#h dilanjutkan lagi, dua sisi tajam pun#h dan die akan
mengakibatkan terjadinya retak dalam bendakerja'
ila jarak ruang (#learan#e) antara pun#h dan die benar, maka dua garis retakan
saling bertemu sehingga dihasilkan pemotongan yang baik.
Gam!ar 6.* Pengguntungan logam lembaran diantara dua tepi potong
Gam!ar 6.+ ,arakteristik tepi guntingan lembaran bendakerja
,arakteristik tepi guntingan lembaran seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6.(,
dibagi atas -
! R'',er, daerah bagian atas dari permukaan potong bendakerja yang
merupakan daerah a"al terjadinya deformasi plastik'
107
! Burnis", daerah yang terletak di ba"ah rollo.er, merupakan hasil penetrasi
pun#h ke bendakerja sebelum keretakan dimulai' *aerah ini memiliki permukaan
potong yang halus'
! Fra-ture .'ne, daerah yang mengalami keretakan yang disebabkan gerakan
pun#h ke ba"ah' *aerah ini memiliki permukaan potong relatif kasar'
! Burr, sudut tajam pada tepi potong yang disebabkan karena bendakerja
mengalami regangan selama akhir pemisahan bendakerja.
S"earing/ Banking/ dan Pun-"ing
(iga '%erasi dasar daam %enger)aan kem%a adaa" # pengguntingan (shearing),
blanking, dan pun#hing.
1. S"earing adalah operasi pemotongan/pengguntingan logam lembaran sepanjang
garis lurus antara dua tepi potong seperti ditunjukkan dalam gambar 6.).a.
+hearing khususnya digunakan untuk memotong lembaran yang lebar menjadi
potongan!potongan yang lebih ke#il, yang merupakan bagian!bagian dari operasi
kempa' Pisau potong dalam gambar 6.).b sering dibuat miring untuk mengurangi
gaya potong yang dibutuhkan.
Gam!ar 6.0 /perasi pengguntingan - (a) pandangan samping, (b) pandangan depan
Gam!ar 6.1 (a) lanking dan (b) pun#hing
108
(. Banking adalah operasi pemotongan logam lembaran sepanjang suatu garis
tertutup (misalnya bulat, segiempat, dan sebagainya), dimana potongan yang
dipisahkan dari bendakerja merupakan bendakerja untuk operasi berikutnya.
Potongan yang dipisahkan tersebut disebut blank (lihat gambar 6.4.a)
). Pun-"ing mirip dengan blanking, tetapi potongan yang dipisahkan merupakan
sekrap yang disebut slug (lihat gambar 6.4.b)
Anaisa Pem't'ngan L'gam Lem!aran
Parameter penting dalam pemotongan logam lembaran adalah -
! jarak ruang (#learan#e) antara pu#h dan die.
! ketebalan lembaran,
! jenis logam dan kekuatannya, dan
! panjang potong.

Jarak ruang 2-earan-e3 #
0learan#e # dalam operasi pemotongan adalah jarak antaran pun#h dan die (lihat
gambar 6.1.1). 0learan#e pada umumnya berkisar antara 41 dan 21 dari tebal
lembaran t. 3kibat dari #learan#e yang tidak sesuai ditunjukkan dalam gambar 6.4
berikut ini.
Gam!ar 6.4 3kibat dari #learan#e - (a) #learan#e terlalu ke#il, (b) #learan#e terlalu besar
(a) ila #learan#e terlalu ke#il, maka garis keretakan #endrung untuk tidak saling
ketemu, sehingga gaya yang dibutuhkan menjadi lebih besar'
(b) ila #learan#e terlalu besar, logam akan terjepit antara tepi potong pun#h dan
die, sehingga terbentuk burr yaitu sudut tajam pada tepi potong lembaran.
0learan#e yang benar tergantung pada jenis dan ketebalan logam lembaran, yang
dapat dinyatakan dengan rumus -
# = at
109
dimana - # = jarak ruang (#learan#e), in (mm),
a = kelonggaran (allo"an#e), dan
t = ketebalan lembaran, in (mm).
3llo"an#e adalah rasio antara #learan#e dengan ketebalan lembaran yang besarnya
ditentukan sesuai dengan jenis logam seperti ditunjukkan dalam tabel 6.1.
(a!e 6.* 5ilai allo"an#e untuk tiga kelompok logam lembaran
6etal %roup 3llo"an#e (a)
1100+ and 404(+ alluminium alloys, all
tempers
(0(4+7 and 6061+7 alluminium alloys' brass,
all tempers' soft #old!rolled steel, soft
stainless steel
0old!rolled steel, half!hard' stainless steel,
half!hard and full!hard
0.044
0.060
0.084
Perhitungan #learan#e persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan ukuran
pu#h dan die yang #o#ok dalam operasi blanking dan pun#hing kon.ensional. 3pakah
#learan#e dikurangi dari ukuran pun#h atau ditambahkan pada ukuran die
tergantung pada lubang yang dibuat apakah untuk menghasilkan blank atau slug
seperti ditunjukkan dalam gambar 6.6.
Gam!ar 6.6 $kuran die menentukan ukuran blank (*
b
)'
ukuran pun#h menentukan ukuran lubang (*
h
)

5kuran %un-" dan die untuk #
(1) !ank !uat (dalam operasi blanking) dengan diameter *
b
adalah -
*iameter pun#h = *
b
9 (#
*iameter die = *
b
110
(() u!ang !uat (dalam operasi pun#hing) dengan diameter *
h
adalah -
*iameter pun#h = *
h
*iameter die = *
h
: (#
3gar slug atau blank dapat terlepas dari die, maka die harus dibuat dengan jarak
ruang melebar keluar (angular #learan#e) 0,(4
o
hingga 1,4
o
pada setiap sisinya
seperti ditunjukkan dalam gambar 6.8.
Gam!ar 6.6 ;arak ruang melebar keluar (angular #learan#e)
Gaya %'t'ng 2-utting 7'r-e3 #
%aya potong dalam pengerjaan logam lembaran dapat ditentukan dengan -
< = +.t.&
dimana - < = gaya potong, lb (5),
+ = kekuatan geser (shear strength) logam lembaran, lb/in
(
(6Pa),
t = ketebalan lembaran, in (mm), dan
& = panjang tepi potong, in (mm).
*alam operasi blanking, pun#hing, dan operasi yang sejenis, & adalah panjang garis
keliling blank atau lubang yang dipotong.
ila kekuatan geser tidak diketahui, alternatif lain yang dapat digunakan untuk
memperkirakan gaya potong adalah dengan menggunakan kekuatan tarik, sebagai
berikut -
< = 0,8 7+.t.&
dimana - 7+ = kekuatan tarik maksimum, lb/in
(
(6Pa).
111
8'nt'" s'a #
+uatu piringan bulat dengan diameter ),0 in diperoleh dari hasil blanking suatu baja
strip tebal 1/2 in (0,1(4 in), allo"an#e = 0,084 dan kekuatan geser = 44.000 lb/in
(
.
7entukan - (a) diameter pun#h dan die,
(b) gaya blanking.
Ja9a! #
(a) 0learan#e, # = a.t = 0,084. (0,1(4) = 0,00>4 in
3gar blank memiliki diameter ),0 in, maka -
*iameter die = *
b
= ),0 in
*iameter pun#h = *
b
9 (# = ),0 9 ( (0,00>4) = (,>21( in
(b) Panjang tepi potong & = *
b
= ),14( (),0) = >,4(6 in
;adi gaya blanking - < = +.t.& = 44.000 (0,1(4) ( >,4(6) = 4).0(1 lb, atau
= (6,41 ton
O%erasi Pem't'ngan L'gam Lem!aran yang ain #
(1) 8ut'77 dan Parting
Gam!ar 6.: (a) 0utoff dan (b) parting
112
8ut'77 adalah operasi pengguntingan dimana blank dipisahkan dari logam
lembaran dengan #ara memotong urutan sisi part yang berla"anan, seperti
ditunjukkan dalam gambar 6.2.a, sehingga setiap pemotongan akan dihasilkan
suatu part yang baru.
Per!edaan -ut'77 dengan '%erasi %engguntingan k'n,ensi'na #
(a) 7epi potong tidak perlu lurus
(b) lank dapat dipisahkan dari strip dengan #ara sedemikianrupa sehingga
tidak dihasilkan sekrap.
Parting adalah operasi pemotongan logam lembaran dengan menggunakan pun#h
yang memiliki dua tepi potong simetri, sehingga dalam sekali pun#h akan
memotong dua tepi lembaran dengan dua sisi yang simetri pula seperti
ditunjukkan dalam gambar 6.2.b.
(() S'tting/ Per7'rating dan N't-"ing
Gam!ar 6.; (a) +lotting, (b) perforating, dan (#) not#hing
S'tting adalah operasi pun#hing dengan lubang potong bentuk memanjang atau
persegi seperti ditunjukkan dalam gambar 6.>.a.
Per7'rating adalah operasi pun#hing logam lembaran dalam bentuk pola lubang
yang banyak, yang dilakukan se#ara serentak, seperti ditunjukkan dalam gambar
6.>.b.
N't-"ing adalah pemotongan logam pada bagian tepi lembaran atau strip,
sedang semin't-"ing adalah pemotongan logam pada bagian dalam lembaran,
seperti ditunjukkan dalam gambar 6.>.#.
Semin't-"ing hampir sama dengan operasi pun#hing atau slotting,
perbedaannya adalah -
! seminot#hing menghasilkan garis luar dari blank, sedang
! pun#hing dan slotting menghasilkan lubang dalam blank.
113
()) (rimming/ S"a,ing dan Fine Banking
(rimming adalah operasi pemotongan yang dilakukan untuk memotong kelebihan
logam (mis. sirip/flash dari hasil operasi forging) agar diperoleh ukuran yang
tepat, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.10
Gam!ar 6.*< /perasi trimming untuk memotong flash
Gam!ar 6.** (a)+ha.ing dan (b) fine blanking
S"a,ing adalah operasi pepengguntingan yang dilakukan dengan #learan#e
sangat ke#il untuk mendapatkan dimensi yang akurat dan tepi potong yang halus
dan lurus, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.11.a. +ha.ing biasanya dilakukan
sebagai operasi penyelesaian.
Fine !anking adalah operasi pepengguntingan yang digunakan untuk membuat
blank dari bahan lembaran dengan toleransi yang ketat, tepi lurus dan halus
dengan sekali tahapan, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.11.b. Pada a"al
siklus, bantalan tekan (pressure pad) yang memiliki proyeksi!? digunakan untuk
memegang bendakerja degang gaya <
h
, kemudian pun#h diturunkan dengan
ke#epatan lebih rendah dari kondisi normal agar tidak terjadi distorsi, dan
#lrearan#e yang lebih ke#il agar diperoleh dimensi dan tepi potong sesuai
dengan yang diharapkan. Proses ini biasa dilakukan pada lembaran yang tipis.
114
OPERASI PEMBENG$O$$AN 2BENDING3
/perasi pembengkokkan dalam bendakerja logam lembaran didefinisikan sebagai
peregangan logam pada sekeliling sumbu garis lurus, seperti ditunjukkan dalam
gambar 6.1(.
Gam!ar 6.*+ (a) Pembengkokkan logam lembaran, (b) pemampatan
dan peregangan tarik logam yang terjadi pada operasi pembengkokkan
+elama operasi pembengkokkan tersebut, logam pada bagian dalam bidang netral
dimampatkan (#ompressed), sedang pada bagian luar bidang netral diregangkan
(lihat gambar 6.1(.b). Pada umumnya pembengkokkan menghasilkan perubahan
ketebalan pada logam lembaran ke#il atau tanpa perubahan.
Pem!engk'kkan = > 2>?!ending3 dan %em!engk'kkan te%i 2edge !ending3
/perasi pembengkokkan dilakukan dengan menggunakan perkakas pun#h dan die.
6etode pembengkokkan yang umum dilakukan adalah - pembengkokkan9? dan
pembengkokkan tepi.
Gam!ar 6.*0 *ua metode pembengkokkan yang umum
(a) pembengkokkan!? dan (b) pembengkokkan tepi
(a) Pem!engk'kkan?>@ logam lembaran dibengkokkan dengan pun#h dan die
berbentuk ?, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.1).a.
115
(b) Pem!engk'kkan te%i@ menggunakan bantalan tekan (pressure pad) untuk
memegang bendakerja dengan gaya <
h
, sedang ujung bendakerja yang lain
ditekan dengan pun#h ke tepi die, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.1).b.
Pembengkokkan dibatasi hanya >0
o
atau kurang.
Anaisa Pem!engk'kkan
eberapa istilah penting dalam operasi pembengkokkan logam lembaran ditunjukkan
dalam gambar 6.1(. &ogam yang memiliki ketebalan t dibengkokkan dengan sudut
tertentu yang disebut sudut tekuk/bengkok 3 (bend angle 3). 7ekukan tersebut
akan menghasilkan sudut 3@ pada lembaran, dimana 3 : 3@ = 120
o
.
Bend a'9an-e #
;ari!jari tekuk pada umumnya diukur dari sumbu tekuk (bend aAis) ke permukaan
tekukan bagian dalam (bukan ke permukaan sumbu netral). ;ari!jari tekuk ini
ditentukan oleh jari!jari perkakas yang digunakan pada operasi tersebut. 7ekukan
dibuat pada bendakerja yang memiliki lebar ". ila jari!jari tekuk relatif ke#il
terhadap ketebalan bendakerja, maka logam #endrung akan mengalami regangan
selama proses pembengkokkan. 3gar diperoleh dimensi akhir sesuai dengan yang
diinginkan, maka perlu menghitung panjang a"al bagian lembaran yang akan
mengalami peregangan (panjang pada sumbu netral sebelum dibengkokkan). Panjang
bagian lembaran tersebut disebut bend allo"an#e. end allo"an#e dapat
diperkirakan dengan rumus sebagai berikut -
( ) t , B
3
C 3
ba
+
)60
(
dimana - 3 = bend allo"an#e, in. (mm)'
3 = sudut tekuk (bend angle), derajat'
B = jari!jari tekuk (bend radius), in. (mm)'
t = ketebalan bendakerja, in. (mm)'
,
ba
= faktor untuk memperkirakan regangan (bila B/t D (, ,
ba
= 0,))'
dan bila B/t E (, ,
ba
= 0,40).
Meenting kem!ai 2s%ring!a-k3 #
ila tekanan tekuk dihentikan pada akhir operasi pembengkokkan, maka energi
elastik masih tersisa pada tekukan sehingga sebagian tekukan akan kembali ke
bentuknya semula. Peristi"a tersebut disebut melenting kembali (springba#k), yang
didefinisikan sebagai pertambahan sudut pada logam lembaran yang ditekuk
(pertambahan sudut 3@ ) relatif terhadap sudut perkakas pembentuk setelah
perkakas tersebut dilepaskan. Fnergi elastik disamping menyebabkan pertambahan
116
sudut 3@ juga menyebabkan pertambahan jari!jari tekuk B, seperti ditunjukkan
dalam gambar 6.14.
Gam!ar 6.*1 6elenting kembali pada pembengkokkan mengurangi
sudut tekuk dan menambah jari!jari tekuk
6elenting kembali dapat dinyatakan dengan rumus -
b
b
3G
3G 3G
+

dimana - + = melenting kembali (spring ba#k)'


3@ = sudut pada logam lembaran yang ditekuk, derajat'
3@
b
= sudut perkakas pembentuk, derajat.
Gaya %em!engk'kkan #
%aya yang dibutuhkan untuk membengkokkan logam lembaran tergantung pada
geometri pun#h dan die, kekuatan, ketebalan, dan lebar logam lembaran. %aya
pembengkokkan maksimum dapat diperkirakan dengan persamaan berikut -
*
7+"t ,
<
bf
(

dimana - < = gaya tekuk/pembengkokkan, lb (5)'


7+ = kekuatan tarik logam lembaran, lb/in
(
(6Pa)'
" = lebar logam lembaran dalam arah sumbu tekuk, in. (mm)'
t = tebal logam lembaran, in. (mm)'
* = dimensi pembukaan #etakan (die), seperti ditunjukkan dalam
gambar 6.14, in. (mm)'
,
bf
= konstanta gaya tekuk (untuk pembengkokkan!?, ,
bf
= 1,))' dan
untuk pembengkokkan tepi, ,
bf
= 0,))).
117
Gam!ar 6.*4 *imensi pembukaan die, (a) ?!die, (b) "iping!die
8'nt'" s'a #
+uatu blank logam lembaran dibengkokkan seperti ditunjukkan dalam gambar 6.16.
&ogam memiliki modulus elastisitas F = )0 A 10
6
lb/in.
(
, kekuatan mulur (yield
strength) H = 40.000 lb/in.
(
, kekuatan tarik 7+ = 64.000 lb/in.
(
.
7entukan -
(a) ukuran blank mula!mula,
(b) gaya tekuk bila digunakan ?!die dengan dimensi pembukaan die * = 1,0 in.
Gam!ar 6.*6 endakerja (blank) logam lembaran
Ja9a! #
(a) *ari gambar 6.16 dapat diketahui- lebar blank " = 1,84 in, panjang blank = 1,40
+ 1,00 + 3, sudut tekuk 3 = 120
o
3@ = 120
o
1(0
o
= 60
o
. ,
ba
= 0,)), karena
B/t = 0,128/0,1(4 = 1,4 (kurang dari (,0).
( ) ( ) 0,()> 0,))A0,1(4 0,128
)60
60
(
)60
( + + C t , B
3
C 3
ba
in.
;adi panjang blank = (,400 + 0,()> = (,8)> in.
(b) $ntuk ?!die harga ,
bf
= 1,)), maka gaya tekuk -
()64
1,0
,1(4) 0)(1,84)(0 1,))(64.00
( (

*
7+"t ,
<
bf
lb.
118
Fanging/ "emming/ seaming/ dan -uring
+elain pembengkokkan!? dan pembengkokkan tepi, terdapat beberapa operasi
pembengkokkan lembaran yang lain, seperti flanging, hemming, seaming, dan #urling.
(a) Fanging adalah operasi pembengkokkan dimana tepi logam lembaran
dibengkokkan dengan sudut >0
o
untuk membentuk pinggiran/flens (flange),
sehingga memperkuat atau memperkaku bendakerja lembaran tersebut. <lens
dapat dibentuk melalui sumbu tekuk lurus, seperti ditunjukkan dalam gambar
6.18(a), atau dengan melakukan peregangan atau mengerutan logam seperti
ditunjukkan dalam gambar (b) dan (#).
(b)
Gam!ar 6.*6 <langing - (a) flens lurus, (b) flens regang/mulur, (#) flens kerut
Gam!ar 6.*: (a) hemming, (b) seaming, (#) #urling
(b) Aemming adalah operasi pembengkokkan dalam bentuk lipatan yang biasanya
dihasilkan dengan beberapa tahapan pembengkokkan. /perasi ini dilakukan agar
tepi tidak tajam, untuk meningkatkan kekakuan, dan memperbaiki penampilan
seperti ditunjukkan dalam gambar 6.12(a).
(#) Seaming adalah operasi pembengkokkan yang mirip dengan hemming, tetapi
dilakukan terhadap dua tepi lembaran yang akan dirakit menjadi satu, seperti
ditunjukkan dalam gambar 6.12(b).
(d) 8uring atau disebut juga !eading adalah operasi pembengkokkan terhadap
ujung logam lembaran dalam bentuk bulat dengan tujuan untuk keamanan,
memperkuat, dan estetika, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.12(#).
119
Be!era%a '%erasi %em!engk'kkan yang ain
erbagai ma#am operasi pembengkokkan dilukiskan dalam gambar 6.1> adalah untuk
menunjukkan berbagai jenis bentuk yang dapat dibuat dengan pembengkokkan,
seperti -
(a) pembengkokkan kanal (#hannel bending),
(b) pembengkokkan=$ ($!bending),
(#) air bending,
(d) offset bending,
(e) berombak (#orrugating), dan
(f) pembentukan tabung.
Gam!ar 6.*; erbagai operasi pembengkokkan
OPERASI PENARI$AN 2DRABING3
Penarikan adalah operasi pembentukan logam lembaran yang digunakan untuk
membuat -
! bentuk #a"an (#up!shaped),
! bentuk kotak (boA!shaped),
! bentuk ku.a yang komleks, atau,
! bentuk berlubang.
120
Penarikan dilakukan dengan menempatkan blank logam lembaran di atas #etakan
(die) dan kemudian ke dalam #etakan dengan sebuah pun#h seperti ditunjukkan
dalam gambar 6.(0.
Gam!ar 6.+< (a) /perasi penarikan bentuk #a"an, (b) bendakerja yang terkait
Pr'duk yang !iasa di!uat dengan '%erasi %enarikan adalah - kaleng minuman,
slongsong amunisi, bak #u#i piring, pan#i, panel body mobil.
Mekanisme %enarikan #
Penarikan bentuk #a"an adalah operasi dasar penarikan dengan dimensi dan
parameter seperti ditunjukkan dalam gambar 6.(0.
6ekanisme proses deformasi dalam operasi penarikan dapat dilihat dalam gambar
6.(1, dengan tahapan sebagai berikut -
(1) pun#h membuat penekanan a"al bendakerja,
(() lembaran mengalami pembengkokkan pada tepi pun#h dan tepi die,
()) penarikan lurus terhadap logam yang telah dibengkokkan sebelumnya untuk
membentuk dinding silider,
(4) terjadi gesekan dan kompresi antara logam lembaran dengan permukaan
bantalan tekan (blankholder) dan flens bergerak masuk ke dalam die,
(4) gerakan pun#h ke ba"ah menghasilkan aliran logam berlanjut sehingga diperoleh
bentuk akhir dari #a"an dengan penipisan dinding sesuai dengan #learan#e
antara die dan pun#h.
121
Gam!ar 6.+* 7ahapan deformasi dalam operasi penarikan dalam (deep dra"ing)
Anaisa Penarikan
$ntuk menentukan ukuran blank mula!mula, maka sebelumnya perlu diukur batas
penarikan dan .ariabel!.ariabel penting lainnya seperti gaya penarikan dan gaya
pemegangan yang digunakan pada proses ini. Pengukuran sederhana yang dapat
dilakukan untuk bentuk silinder adalah pengukuran rasio penarikan (dra"ing ratio,
*B) yaitu rasio antara diameter blank dengan diameter pun#h -
p
b
*
*
*B
dimana - *
b
= diameter blank, in. (mm)'
*
p
= diameter pun#h, in. (mm).
Basio penarikan ini memberikan indikasi se#ara kasar mengenai tingkat kesulitan
operasi penarikan yang akan dilakukan. +emakin besar rasio penarikan, semakin
berat operasi penarikan tersebut dilakukan. +ebagai perkiraan batas atas nilai rasio
penarikan adalah (,0 (*B D (,0). Iarga batas sesungguhnya tergantung pada jari!
jari sudut pun#h dan die (B
p
dan B
d
), kondisi gesekan, kedalaman tarik, dan
karakteristik logam lembaran (mis. keuletan, sifat kekuatan logam, dan lain!lain).
122
0ara lain untuk mengukur operasi penerikan ini adalah dengan mengukur reduksi r,
yaitu dengan rumus -
*B *
*
*
* *
r
b
p
b
p b 1
1 1

+esuai dengan nilai rasio penarikan (*B D (,0), maka nilai reduksi r D 0,40.
Pengukuran yang ketiga dalam penarikan dalam adalah pengukuran rasio ketebalan
dengan diameter blank (t/*
b
) yang dinyatakan dengan persen, dan pada umumnya
diinginkan nilai rasio tersebut lebih besar daripada 11 (t/*
b
E11). +emakin ke#il
nilai t/*
b
, semakin besar kemungkinan terjadinya pelipatan ("rinkling).
*alam hal batasan!batasan di atas tidak terpenuhi, maka blank harus ditarik dalam
beberapa tahapan dan diantara tahapan!tahapan tersebut harus dilakukan proses
penganilan.
%aya penarikan (dra"ing for#e) yang dibutuhkan dalam operasi pembentukan ini
dapat dinyatakan dengan rumus perkiraan berikut ini.
( )

,
_

0,8
p
b
p
*
*
7+ t C* <
dimana - < = gaya penarikan, lb (5)'
t = tebal blank mula!mula, in. (mm)'
7+ = kekuatan tarik, lb/in.
(
(6Pa)'
*
b
= diameter blank mula!mula, in. (mm)'
*
p
= diameter pun#h mula!mula, in. (mm).
%aya pemegangan (holding for#e) yang dibutuhkan dalam operasi pembentukan ini
dapat dinyatakan dengan rumus perkiraan berikut ini.
( ) [ ]
( (
( (,( 0,014
d p b h
B t * * HC < + +
dimana - <
h
= gaya pemegangan, lb (5)'
H = kekuatan mulur (yield strength) logam lembaran, lb/in.
(
(6Pa)'
t = tebal bendakerja mula!mula, in. (mm)'
B
d
= jari!jari sudut die, in. (mm).
esar gaya pemegangan pada umumnya sekitar
)
1
dari gaya penarikan.
123
8'nt'" s'a #
+uatu operasi penarikan digunakan untuk membentuk mangkok silinder dengan
diameter dalam = ),0 in. dan tinggi = (,0 in. *iameter blank mula!mula = 4,4 in.
dengan tebal
)(
)

in. 3pakah operasi ini layak untuk dikerjakan J


ila ya, hitung -
(a) gaya penarikan, dan
(b) gaya pemegangan.
*iketahui kekuatan tarik logam lembaran = 80.000 lb/in.
(
dan kekuatan mulur =
40.000 lb/in
(
. ;ari!jari sudut die = 0,(4 in.
Ja9a! #
$ntuk mengetahui kelayakan operasi ini, maka kita tentukan rasio penarikan,
reduksi, dan rasio ketebalan!diameter.
1,2))
),0
4,4

p
b
*
*
*B
*B D ( (layak)
44,44 4444 0
4 4
0 ) 4 4

,
,
, ,
b
p b
*
* *
r
1 r D 40 1 (layak)
1,8 0,018
4,4
)/)(

b
t/*
1 t/*
b
E 1 1 (layak)
+esuai dengan hasil perhitungan di atas, maka operasi ini layak untuk dikerjakan .
(a) %aya penarikan maksimum -
( ) ( ) ( ) 80.0>8 0,8
),0
4,4
80.000
)(
)
),0 0,8
,
_

,
_

C
*
*
7+ t C* <
p
b
p lb.
(b) %aya pemegangan -
( ) [ ] ( ) ( )
1
1
]
1

,
_

+ + + +
(
( ( (
(A0,(4
)(
)
(,(A ).0 4.4 40.000 0,014 ( (,( 0,014 C B t * * HC <
d p b h
)1,1(1
h
<
lb.
O%erasi Penarikan yang ain
124
Redra9ing ' kadang!kadang dalam penarikan diperlukan lebih dari satu tahapan
penarikan. 7ahapan penarikan yang kedua dan selanjutnya disebut redra"ing,
seperti ditunjukkan dalam gambar 6.((.
Gam!ar 6.++ Bedra"ing sebuah #a"an - (1) a"al penekanan, (() akhir penekanan

Re,erse Dra9ing adalah operasi redra"ing dimana bendakerja ditepatkan di atas
die dengan muka menghadap ke ba"ah kemudian ditekan dengan pun#h ke dalam die,
seperti ditunjukkan dalam gambar 6.().
Gam!ar 6.+0 Be.erse dra"ing - (1) a"al penarikan, (() akhir penarikan
Penarikan (an%a Pemegang Bank 2Bank"'der3
<ungsi blankholder adalah untuk memegang blank agar tidak terjadi pelipatan
("rinkle) pada flens,pada saat penarikan #a"an. ,e#endrungan terjadinya pelipatan
tersebut dapat dikurangi bila rasio antara ketebalan dengan diameter blank (t/*
b
)
125
bertambah. ila rasio (t/*
b
) #ukup besar, penarikan dapat dilakukan tanpa
blankholder, seperti ditunjukkan dalam gambar6.(4.
Gam!ar 6.+1 Penarikan tanpa blankholder - (1) a"al proses, (() akhir proses
,ondisi batas untuk penarikan tanpa blankholder dapat diperkirakan dengan rumus
berikut -
t * *
p b
4 <
8a-at %ada %enarikan
Penarikan merupakan operasi pembentukan yang lebih kompleks dibandingkan
dengan pemotongan dan pembengkokkan, sehingga kemungkinan terjadinya #a#at
lebih besar. *alam gambar 6.(4 ditunjukkan beberapa jenis #a#at yang umum
terjadi pada proses penarikan.
Gam!ar 6.+4 0a#at!#a#at yang umum terjadi dalam produk penarikan
(a) Pelipatan pada flens yang terjadi akibat adanya pelengkungan (gambar 6.(4.a)'
(b) Pelipatan pada dinding #a"an, terjadi bila flens yang telah mengalami pelipatan
tertarik keba"ah (gambar 6.(4.b)'
(#) Peretakan (tearing) adalah retak yang terbuka pada dinding .ertikal dekat
dasar #a"an, karena adanya tegangan tarik yang besar (gambar 6.(4.#)'
126
(d) Faring adalah bentuk #a#at pada tepi atas #a"an yang terjadi karena logam
lembaran tidak isotropi (gambar 6.(4.d)'
(e) %uratan pada permukaan (surfa#e s#rat#hes) terjadi karena pun#h dan die
permukaannya tidak halus (gambar 6.(4.e).
OPERASI PEMBEN(5$AN LEMBARAN CANG LAIN
7erdapat beberapa operasi pembengkokkan dan penarikan yang lain, yang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut -
! operasi yang dilakukan dengan menggunakan perkakas logam ' dan
! operasi yang dilakukan dengan perkakas karet fleksibel.
O%erasi dengan %erkakas 'gam, terdiri dari - ironing, stempel (#oining) dan #etak
timbul (embossing), lan#ing, t"isting.
Ir'ning/ merupakan operasi penarikan dalam (deep dra"ing) dimana jarak ruang
(#learan#e) antara ujung luar die dengan pun#h lebih besar daripada jarak ruang di
dalamnya, seperti ditunjukkan dalam gambar6.(6.
Gam!ar 6.+6 Kroning untuk memperoleh ketebalan uniform -
(1) a"al proses, (() akhir proses
$ee!i"an dari -ara ini #
! tebal dinding #a"an yang dihasilkan lebih seragam (uniform),
! penggunaan material lebih efisien.
8'ining/ dilakukan dalam #etakan sedemikianrupa sehingga logam tidak bisa
mengalir dalam arah lateral.
Penggunaan # untuk pembuatan uang logam, medali, dan sebagainya.
127
Em!'ssing/ merupakan proses penarikan atau peregangan dan biasanya tidak
memerlukan tekanan yang tinggi seperti proses #oining, seperti ditunjukkan dalam
gambar 6.(8.
Gam!ar 6.+6 Fmbossing - (a) penampang lintang, (b) produk akhir
Penggunaan # untuk membuat pelat nama, tanda pengenal, pelat nomor polisi mobil,
dan sebagainya.
Lan-ing adalah kombinasi operasi pemotongan dan pembengkokan atau operasi
pemotongan dan pembentukan yang dilakukan dalam satu tahap/bersamaan, seperti
ditunjukkan dalam gambar 6.(2.
Gam!ar 6.+: &an#ing - (a) potong dan tekuk,
(b) dan (#) dua jenis potong dan bentuk
(9isting adalah operasi yang menggunakan beban torsi sehingga terjadi pemuntiran
pada seluruh panjang lembaran.
Penggunaan # untuk sudu!sudu kipas dan propeller.
128
Pr'ses Pem!etukan Dengan $aret #
! Proses %uerin
! Proses Iidro
Pr'ses Guerin, menggunakan bantalan karet yang tebal (atau bahan fleksibel
lainnya) untuk membentuk logam lembaran, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.(>.
Gam!ar 6.+; Proses %uerin - (1) sebelum, dan (() sesudah proses
antalan karet diletakkan didalam bontainer yang terbuat dari baja. enda kerja
diletakkan diatas blok pembentuk dan pada saat pun#h ditekan bantalan karet akan
menyelubungi sheet, dan menekannya hingga sheet mengalami perubaha bentuk
mengikuti bentuk blok pembentuk.
$euntungan dari %r'ses Guerin #
! iaya perkakas relatif murah karena blok pembentuk dapat dibuat dari kayu,
plastik, atau bahan yang lain yang mudah dibentuk'
! antalan karet dapat dipakai untuk blok pembentukan yang lain.
Pem!entukan Aird', hampir sama dengan proses %uerin hanya pada proses
pembentukan hidro menggunakan diafragma karet diisi dengan fluida bertekanan
yang digunakan untuk menekan benda kerja sehingga benda kerja tersebut
mengalami penarikan dalam mengikuti bentuk pun#h, seperti ditunjukkan dalam
gambar 6.)0.
$euntungan %r'ses %em!entukan "idr' #
%aya yang diberikan terhadap benda kerja seragam (uniform), sehingga dapat
meningkatkan gesekan (lembaran benda kerja menempel pada pun#h) dan hal ini
akan dapat mengurangi tegangan tarik. *engan demikian kemungkinan terjadinya
robekan pada dasar #a"an dapat dihindari.
129
Gam!ar 6.0< Proses hidro - (1) proses dimulai, tidak ada fluida dalam rongga
(() penekan ditutup, rongga ditekan dengan fluida, ()) pun#h ditekan ke bendakerja
Die dan Penekan untuk Pr'ses Pem!entukan&Pem't'ngan L'gam Lem!aran
Iampir semua operasi penekanan (press) dilakukan dengan perkakas pun#h dan die
kon.ensional. Kstilah stamping die sering digunakan untuk produksi die besar!
besaran.
$'m%'nen Stam%ing Die
,omponen stamping die untuk melakukan operasi blanking sederhana ditunjukkan
dalam gambar 6.)1, terdiri dari -
Gam!ar 6.0* ,omponen pun#h dan die untuk operasi blanking
130
! Pun#h dan die adalah komponen kerja yang digunakan untuk operasi pemotongan'
! Pun#h holder dan die holder masing!masing digunakan untuk memegang pun#h dan
die. Pun#h holder menempel pada ram, sedang die holder menempel pada dasar
tekan (press base)'
! %uide pins dan bushing digunakan untuk memandu kesejajaran antara pun#h dan
die'
! +tripper adalah alat yang digunakan untuk melepaskan logam lembaran yang
menempel pada pun#h'
! +top adalah solid pin yang diletakkan di ba"ah strip!sto#k untuk menahan
gerakan maju dari strip9sto#k, dan sebagainya.
Jenis Stam%ing Die
! 0ompound die yaitu die yang digunakan untuk melakukan dua operasi pada stasiun
tanggal misalnya operasi blanking dan pun#hing atau operasi blanking dan dra"ing'
! 0ombination die yaitu untuk melakukan dua operasi pada dua stasiun yang
berbeda, misalnya blanking dua part yang berbeda atau blanking dan kemudian
bending pada part yang sama'
! Progresi.e die melakukan satu atau lebih operasi pada logam lembaran pada dua
atau lebih stasion dengan masing!masing langkah penekanan. Part dipabrikasi
se#ara progresif. &embaran dimakankan/diumpankan dari satu stasiun ke stasiun
berikutnya, dalam operasi yang berbeda (misalnya pun#hing, not#hing, bending,
dan blanking) , seperti ditunjukkan dalam gambar 6.)(.
Gam!ar 6.0+ (a) Progressi.e die, dan (b) strip yang dikerjakan dengan proses ini
131

You might also like