You are on page 1of 9

MODUL VI ANALISA GOLONGAN KATION SISTEM GARSTENZANG

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Hari/Tanggal Praktikum : Minggu, 24 November 2013

1.2 Prinsip Percobaan Sejumlah tertentu sampel dianalisa kualitatif kation menggunakan Sistem Garstenzang sesuai dengan bagan sistem. Test akhir menandakan adanya kation dilakukan reaksi spesifik dengan menggunakan reagensia yang khas untuk kation yang bersangkutan.

1.3 Tujuan Percobaan Dapat melakukan pemisahan kation menurut sistem Garstenzang dan test akhir menandakan adanya kation yang dicari dilakukan reaksi spesifik terhadap kation dengan menggunakan reagensia yang khas untuk kation bersangkutan.

Laporan Analitik I Modul VI Analisa Golongan Kation Sistem Garstenzang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a.

Teori Dasar Analisa kualitatif untuk kation berdasarkan system Garstenzang.

Pengerjaan disesuaikan dengan diagram dan test spesifikasi untuk kationnya dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk reagen yang berbeda, satu pipet untuk satu reagen.

b.

Teori Tambahan Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tidak larut.

Namun, timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam Suasana asam bersama-sama kation golongan kedua. Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbel sulfatn praktis tidak larut, sedang perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbel halida tidak sempurna, dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas. Sulfida tidak larut. Asetatasetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen, tetapi kalau reagensia berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam-macam cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap ammonia. Reagensia golongan : hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida. Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna: Besi(I) sulfida (hitam), almuminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau),

Laporan Analitik I Modul VI Analisa Golongan Kation Sistem Garstenzang

nikel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida(putih). Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk golongan I dan II, tetapi semuannya diendapkan, dengan adanya amonium klorida, oleh hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia. Logam-logam ini diendapakan sebagai sulfida, kecuali almunium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi, almunium dan kromium (sering disertai sedikit mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida, sedang logam-logam lain dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida. Maka golongan ini biasanya dibagi menjadi golongan besi(besi, almunium, kromium) atau golongan III A dan golongan zink (nikel, kobalt, mangan dan zink) atau golongan III B.

Laporan Analitik I Modul VI Analisa Golongan Kation Sistem Garstenzang

BAB III PROSEDUR KERJA


3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat yang digunakan : Tabung Reaksi Rak Tabung Batang Pengaduk Plat Tetes Pipet tetes Gelas Kimia 250 ml Gelas Kimia 500 ml Pembakar spirtus Spatula Pesawat Kip Sentrifugal Kertas saring Kaca Arloji Botol Semprot Penjepit Tabung Penangas air

3.1.2 Bahan yang digunakan : Aquadest HCl 6M H2O2 10% Air Brom NH4OH 2M NaCl 2M K2CO3 2M KOH 2M Na2HPO4 Pereaksi Spesifik Kation

3.2 Prosedur Kerja 1. Tabung reaksi sebanyak 10 tabung disiapkan dalam keadaan bersih dan kering, diletakan dalam rak tabung. 2. Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi sampel anorganik yang siap dianalisa. 3. Analisa dilakukan menurut diagram Sistem Garstenzang dan dilakukan cek spesifikasi saat test akhir. (Perhatikan diagram dibawah ini).

Laporan Analitik I Modul VI Analisa Golongan Kation Sistem Garstenzang

Diagram Sistem Garstenzang Sampel yang sudah dilarutkan menggunakan HCl


HCl

Endapan Ag, Pb, Hg

Sentrat
KOH+K2CO3+Br2

Endapan Hg, Pb, Co, Bi, Cu, Ca, Mn, Cd, Sr, Fe, Ni, Ba, Mg
HCl+H2O2+NH3+H2O2

Sentrat
NH4OH+NaCl

Endapan Sb, Sn, Al Endapan Hg, Bi, Mn, Fe, Pb Sentrat


Na2HPO4

Sentrat

Endapan Ca, Sr, Ba, Mg

Sentrat
KOH+Br2

Endapan Cu, Cd, Ni, Co

Sentrat

Laporan Analitik I Modul VI Reaksi Spesifikasi Untuk Kation

BAB IV DATA PENGAMATAN


4.1 Hasil Percobaan Sampel yang sudah dilarutkan menggunakan HCl
HCl

Endapan Ag, Pb, Hg

Uji spesifik Positif Ag+

Sentrat
KOH+K2CO3+Br2

Endapan Hg, Pb, Co, Bi, Cu, Ca, Mn, Cd, Sr, Fe, Ni, Ba, Mg
HCl+H2O2+NH3+H2O2

Sentrat
NH4OH+NaCl

Endapan Sb, Sn, Al Endapan Hg, Bi, Mn, Fe, Pb Sentrat


Na2HPO4
Uji spesifik positif Fe3+ Tidak ada endapan

Sentrat Zn, Cr, Al

Uji spesifik negatif

Endapan Ca, Sr, Ba, Mg

Sentrat

Uji spesifik positif Ca2+

KOH+Br2

Tidak terbentuk Endapan

Sentrat

Laporan Analitik I Modul VI Reaksi Spesifikasi Untuk Kation

Uji spesifik yang positif: Ag+ = ditambah HNO3 2M, terbentuk endapan putih Fe3+ = ditambah KSCN, terbentuk warna merah darah/ merah bata Ca2+ = ditambah (NH4)2C2O4, terbentuk endapan putih

4.2 Pembahasan Praktikum uji kualitatif kation sistem golongan garstenzang untuk sampel anorganik dilakukan sesuai diagram, dan test uji spesifik untuk kation yang diindikasi terdapat dalam campuran sampel. Pada tahap pertama, terbentuk endapan putih AgCl yang mengindikasi keberadaan ion Ag+, lalu uji spesifik dilakukan dengan menambahkan HNO3 2M, maka terbentuk endapan putih yang menyatakan sampel positif mengandung ion Ag+. Untuk sentrat diuji dengan menambahkan KOH + K2CO3 + Br2 sehingga berwarna jingga bening. Pada tahap kedua terbentuk endapan coklat tua dan uji spesifik dilakukan, setelah penambahan KSCN terbentuk warna merah bata yang menjadikan uji Fe3+ positif. Sementara sentrat diuji spesifik karena diduga mengandung ion Zn, Cr, dan Al, tetapi hasilnya negatif. Pada tahap ketiga, terbentuk endapan putih, maka dilakukan uji spesifik. Setelah penambahan (NH4)2C2O4 terbentuk endapan putih. Ini adalah uji spesifik terhadap keberadaan ion Ca2+ dan hasilnya positif. Sementara itu sentrat ditambah KOH + Br2 menghasilkan warna jingga bening, tetapi tidak membentuk endapan dan pengujian berakhir.

Laporan Analitik I Modul VI Reaksi Spesifikasi Untuk Kation

BAB V KESIMPULAN
Kation yang terkandung didalam sampel anorganik adalah kation Ag+, Fe3+ dan Ca2+ karena saat identifikasi melalui uji spesifik hasilnya positif. Ini menandakan banyaknya ion bermanfaat dalam sampel anorganik yang diuji dan praktikum uji kualitatif kation sistem golongan garstenzang berjalan efektif dan terbukti.

Daftar Pustaka

Muchtar, Rusvirman, Drs, MSc., Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I, Cimahi: 2012. Svehla, G. 1985. Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka. G. Wilkinson, F.A.Cotton, 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia.

Laporan Analitik I Modul VI Reaksi Spesifikasi Untuk Kation

LAMPIRAN

FOTO PRAKTIKUM

Laporan Analitik I Modul VI Reaksi Spesifikasi Untuk Kation

You might also like