You are on page 1of 19

VERUKA VULGARIS Vella

I.

DEFINISI Veruka vulgaris adalah kelainan kulit berupa hiperplasi epidermis yang disebabkan oleh

virus papiloma humanus (VPH) tipe tertentu.

II. ETIOPATOGENESIS Virus penyebabnya tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA dengan karakteristik replikasi terjadi intranuklear.

III. KRITERIA DIAGNOSIS A. KLINIS : Sering terjadi pada anak - anak, berupa nodula berwarna abu - abu kecoklatan dengan permukaaan kasar atau verukosa, bila di gores dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fonemena Koebner)

B. DIAGNOSIS BANDING : - Moluskum kontangiosum - Seboroik keratosis - Kerato akantoma - Basal sel karsinoma

IV. PENATALAKSANAAN : 1. Bedah skalpel 2. Bedah beku 3. Bedah listrik 4. Bahan kaustik, misalnya asam trikloroasetat 5. Bedah laser (CO2)

V. PROGNOSIS Penyakit ini sering residif, walaupun diberikan pengobatan yang adekuat.

VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Androphy EJ, Kirnbauer R.Human Papiloma Virus Infections. In: Goldsmith LAKatz SI, Gilchrest BA, Palerr AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8thed. New York: McGraw Hill;2012.p.2421-33 2. Sterling JC.Virus Infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox NN, Griffiths C, editors RooksTextbook of Dermatology.8 editions.Willey-Blackwell;2010.p.3329-46 3. James WL, Berger TG, Elston DM. Viral Diseases :Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 10 editions. Saunder Elsevier;2000.p.403-7

MOLUSKUM KONTAGIOSUM Vella

I.

DEFINISI Moluskum kontangiosum adalah infeksi virus yang sering terjadi pada anak-anak.

II. ETIOPATOGENESIS Moluskum kontangiosum virus adalah penyakit yang disebabkan okeh virus poks.

III. KRITERIA DIAGNOSIS A. KLINIS : Moluskum kontangiosum terlihat seperti papul - papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa yang mengandung badan moluskum. Masa inkubasi berlangsung satu sampai beberapa minggu.Kelainan kulit berupa papul miliar, kadang lentikular dan berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah yang kemudian ditengahnya terdapat lekukan (delle). Jika di pijat akan ke luar massa berwarna putih seperti nasi. Lokasi pada muka, badan dan ektremitas, pada dewasa lokasi pada daerah pubis dan genetalia eksterna.

B. DIAGNOSIS BANDING 1. Veruka 2. Granoloma piogenikum 3. Melanoma amelanotik 4. Basal sel karsinoma

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Giemsa 2. Histopatologi

IV. PENATALAKSANAAN : Prinsip dari pengobatan adalah dengan mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum. MEDIKA MENTOSA TOPIKAL : - Cantharidin (0,7% atau 0,9%) - Podofilin (10% - 25% resin, 0,3% atau 0,5% crem) - Krioterapi liquid nitrogen - Imiquimod cream (5%) - Topikal retinoid - Silver nitrat paste - Trichoroasetat acid (25% - 35%) - Cidofovir cream (1%,3% gel; 1%,3% ) - Kalium hidroksida (10%) 2 kali/hari selama 30 hari atau sampai terjadi inflamasi dan ulserasi di permukaan papul - Campuran asam salisilat dan asam laktat topikal - Adaphalen gel (1%) selama 1 bulan SISTEMIK : Cimetidin 20-40 mg/kg/hari terbagi dalam 3 dosis dengan dosis maksimal 800 mg 3x/hari 3

PEMBEDAHAN - Kuretase /enukleasi

V. PROGNOSIS - Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang residif. - Dapat sembuh dengan spontan tetapi dalam waktu beberapa bulan ataupun tahu.

VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Sterling JC.Virus Infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox NN, Griffiths C, editors RooksTextbook of Dermatology.8 editions.Willey-Blackwell;2010.p.3311-4 2. James WL, Berger TG, Elston DM. Viral Diseases : Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 10 editions. Saunder Elsevier;2000.p.394-7 3. Piggott C, Friedlander SF, Tom W.Poxvirus Infections.: In: Goldsmith LAKatz SI, Gilchrest BA, Palerr AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8thed. New York: McGraw Hill;2012.p.2417-20

HERPES ZOSTER Vella

I.

DEFINISI Herpes Zoster (HZ) atau shingles, adalah penyakit neurodermal ditandai dengan nyeri

radikuler unilateral serta erupsi vesikel berkelompok dengan dasar eritematosa yang tersebar sesuai dermatom yang diinervasi oleh satu ganglion saraf sensoris.

II. ETIOPATOGENESIS HZ terjadi pada penderita yang telah pernah menderita varisela, karena reaktivasi virus yang laten yang dapat terjadi pada ganglion dorsalis atau nervus kranialis. Pada masa reaktivasi virus bereplikasi kemudian merusak dan terjadi peradangan ganglion sensoris. Virus menyebar ke sumsum tulang belakang dan batang otak, dari saraf sensoris menuju kulit dan menimbulkan erupsi kulit vesikuler yang khas. Pada daerah dengan lesi varisela terbanyak, diperkirakan

merupakan daerah virus terbanyak mengalami keadaan laten dan merupakan daerah terbesar kemungkinannya mengalami herpes zoster.

III. KRITERIA DIAGNOSIS A. KLINIS 1. Stadium prodromal Dimulai dengan adanya rasa nyeri dan paresthesia pada daerah kulit yang terkena dengan gejala prodromal sistemik (seperti demam, pusing, malaise) dan gejala prodromal lokal (seperti rasa terbakar, nyeri otot-tulang, gatal, pegel dan sebagainya). 2. Stadium erupsi Mula-mula timbul papul atau plakat berbentuk urtika yang setelah 1-2 hari akan timbul kelompok vesikel di atas kulit yang eritematosa sedangkan kulit di antara kelompok vesikel tetap normal, usia satu pada satu kelompok adalah sama sedangkan usia lesi dengan kelompok lain adalah tidak sama. Lokasi sesuai dengan dermatom, unilateral dan biasanya tidak melewati garis tengah tubuh. 3. Stadium krustasi Vesikel menjadi purulen, mengalami krustasi dan lepas dalam waktu 1-2 minggu. Sering terjadi neuralgia pasca herpetika, terutama pada orang tua yang dapat berlangsung berbulan-bulan dengan parestesi yang bersifat sementara.

B. DIAGNOSIS BANDING 1. Dermatitis kontak alergika 2. Varisela 3. Herpes simpleks 4. Pemfigus vulgaris 5. Dermatitis herpetiformis 6. Bulous pemfigoid

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Tzanck test : sel raksasa yang multilokuler dan sel-sel akantolitik. 2. Kultur virus. 5

IV. PENATALAKSANAAN : MEDIKA MENTOSA 1. Analgetika : Metampiron sehari 4 kali 1 tablet 2. Bila ada infeksi sekunder : Eritromisin 250-500 mg, dikloksasilin 125-250 mg sehari 3 kali 3. Topikal Bila basah Bila erosi : kompres larutan garam faali : salep sodium fusidat

Bila kering : bedak salisil 2%, calamine lotion 4. Asiklovir Dewasa Anak : asiklovir 800 mg sehari 5 kali selama 7-10 hari : asiklovir 20 mg/kgBB sampai 800 mg sehari 4 kali

5. Terapi untuk neuralgia pasca herpetika a. Aspirin : 500 mg sehari 3 kali b. Anti Depresan Trisiklik misalnya amitriptilin 50-100 mg/hari Hari 1 : 1 tablet (25 mg) Hari 2 : sehari 3 kali 1 tablet Hari 3 : sehari 3 kali 1 tablet c. Carbamazepine : 200 mg sehari 1-2 kali. Khusus untuk trigeminal neuralgia

V. PROGNOSIS Umumnya baik, pada herpes zozter oftalmikus prognosis tergantung pada tindakan perawatan secara dini.Dewasa imunokompeten : sembuh dalam 2-3 minggu. Komplikasi neuralgi pasca herpes pada umur <50 tahun. Dewasa imunokompromais : penyebaran virus ke visceral, dapat fatal.

VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Schmader KE, OOxman MN, Varricella and Herpes Zoster. In: Goldsmith LAKatz SI, Gilchrest BA, Palerr AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8thed. New York: McGraw Hill;2012.p.2383-401 6

2. James WL, Berger TG, Elston DM. Viral Diseases :Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 10 editions. Saunder Elsevier;2000.p.379-84 3. Sterling JC.Virus Infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox NN, Griffiths C, editors Rooks Textbook of Dermatology.8 editions.Willey-Blackwell;2010.p.3325-6

VARISELA Vella

I.

DEFINISI Varisela (chichenpox) adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus varisela

zoster (VVZ), sering pada anak-anak, mengenai kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi pada bagian sentral tubuh.

II. ETIOPATOGENESIS VVZ masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran nafas atas dan orofaring, kemudian memperbanyak diri dan menyebar melalui aliran darah dan jaringan retikulo-endotelial (viremia primer). Pada sebagian besar individu replikasi virus dapat mengatasi pertahanan tubuh yang belum berkembang sehingga 2 minggu setelah infeksi terjadi viremia sekunder dalam jumlah yang lebih banyak. Hal tersebut menyebabkan demam dan malaise serta menyebarkan virus ke seluruh tubuh, terutama ke kulit dan mukosa.

III. KRITERIA DIAGNOSTIK A. ANAMNESIS Masa inkubasi berlangsung 10 sampai 23 hari. Pada anak anak terdapat gejala

prodromal yang ringan, terdiri dari malaise, nyeri kepala, sumer, mual dan muntah, sakit tenggorokan, dan batuk ringan yang timbul sebelum erupsi keluar. Pada orang dewasa gejala prodromal lebih berat dan lebih lama. Pada anamnesis ada kontak dengan penderita varisela atau zoster. Demam biasanya berlangsung selama lesi baru masih timbul. Nyeri kepala, mialgia, dan anoreksia sering menyertai demam dan lebih berat pada anak besar dan

orang dewasa.Gejala yang paling mengganggu adalah gatal yang biasanya timbul selama stadium vesikuler.

B. KLINIS Lesi kulit mula-mula timbul di muka dan kulit kepala, kemudian menyebar secara cepat ke badan, ektremitas, distribusi bersifat sentripetal. Awalnya berupa makula eritematus yang cepat berkembang menjadi papul, vesikel, pustul, dan krusta. Mula-mula vesikel dikelilingi daerah eritematosa sehingga terlihat seperti embun di atas daun bunga mawar (tear drops). Cairan vesikel cepat menjadi keruh karena masuknya sel radang sehingga menjadi pustul. Lesi kemudian mengering, mula-mula di bagian tengah sehingga menyebabkan umbilikasi (delle), dan menjadi krusta.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG Melakukan Tzanck test dengan cara membuat sediaan apus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel atau pustul, maka dapat ditemukan sel datia berinti banyak atau sel-sel epidermal multinucleated.

IV. DIAGNOSIS BANDING 1. Eritema multiforme 2. Impetigo bulosa 3. Dermatitis herpetiformis 4. Skabies 5. Insect bite 6. Dermatitis kontak

V. PENATALAKSANAAN A. NON MEDIKA MENTOSA - Istirahat yang cukup B. MEDIKA MENTOSA TOPIKAL : - Untuk yang erosi : salep sodium fusidat, neomisin-basitrasin, mupirosin. 8

- Bila vesikel belum pecah ; bedak mengandung antipruritus (mentol 0,05-0,5%), calamine lotion. SISTEMIK : 1. Bila ada panas Dewasa : Metampiron 500 mg sehari 3 kali, oral Paracetamol 500 mg sehari, oral Anak : Paracetamol :10 mg/kg/dosis sehari 4 kali, oral : 12,5 50 mg/kg/hari p.o : 250-500mg sehari 4 kali p.o

2. Bila ada infeksi infeksi dapat diberikan antibiotik oral Dicloksasilin Eritromisin stearat

3. Asiklovir sebaiknya sedini mungkin diberikan dalam 1-3 hari pertama Anak - anak Dewasa : asiklovir 20 mg/kg/BB : asiklovir 800 mg sehari 5 kali (selama 7-10 hari)

VI. PENCEGAHAN Pemberian vaksin Varisela Virus Vaccine (Oka strain)

VII. PROGNOSIS - Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan hygiene member prognosis yang baik dan jaringn parut yang timbul sangat sedikit. - Anak imunokompoten : swasirna - Dewasa imunokompeten : dapat terjadi komplikasi - Pada kehamilan: , 20 mgg : sindrom varisela kongenital

VIII. DAFTAR PUSTAKA 1. Schmader KE, OOxman MN, Varricella and Herpes Zoster. In: Goldsmith LAKatz SI, Gilchrest BA, Palerr AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8thed. New York: McGraw Hill;2012.p.2383-401 2. James WL, Berger TG, Elston DM. Viral Diseases :Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 10 editions. Saunder Elsevier;2000.p.376-9

3. Sterling JC.Virus Infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox NN, Griffiths C, editorsRooksTextbook ofDermatology.8 editions.Willey-Blackwell;2010.p.3322-3

CONDILOMA AKUMINATA Vella

I.

DEFINISI Kondiloma akuminta (KA) atau kutil anogenital, kutil genital, kutil kelamin, terdiri dari

papul atau nodul epidermis yang terdapat pada perineum, genitalia, lipat paha dan anus. Lesi dapat membentuk massa besar dan eksofitik (cauliflower) khususnya pada bagian tubuh yang lembab.

II. ETIOPATOGENESIS KA disebabkan infeksi virus papiloma humanus (VPH) yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Sebagian besar KA disebabkan oleh HVP-6 dan HVP-11 and tipe HVP lain. HVP ini dibagi dalam dua kelompok yaitu resiko rendah yang menimbulkan lesi jinak yaitu padaVHP-6 dan VHP-11, dan kelompok resiko tinggi yang menimbulkan lesi keganasan yaitu pada VHP-16 dan VPH -18.

III. KRITERIA DIAGNOSIS A. KLINIS Manifestasi infeksi VPH pada kelamin dapat berupa: 1. Infeksi klinis Kondiloma akuminatum, berbentuk seperti kol yang menonjol. 2. Papula halus, papul kecil, halus, warna daging atau papul hiperpigmentasi yang mungkin bergabung membentuk plaque 3. Papul keratotik atau seperti veruka vulgaris. 4. Veruka plana pada laki laki berupa papul verrocous, sedangkan di vagina vulgaris.

10

B. DIAGNOSIS BANDING 1. Veruka vulgaris 2. Kondilomata latum 3. Karsinoma sel skuamosa

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG - Untuk lesi yang meragukan dapat dilakukan pemeriksaan dengan membubuhkan asam asetat 5% pada lesi lesi selama 3-5 menit. Lesi KA akan berubah menjadi putih. - Dapat dilakukan pemeriksaan Histopatologi.

IV. PENATALAKSANAAN : 1. Kemoterapi A. Tingtura Pedofilin 25% Kulit disekitar lesi dioleskan dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi.Setelah 4-6 jam, lesi di cuci. Dapat dilakukan 2 kali seminggu, setiap kali pemberian tidak lebih dari 0,5 cc, sebaiknya tidak dilakukan pada lesi yang luas, terutama yang terdapat pada mukosa. Tidak boleh dilakukan pada wanita hamil. B. Podofilotoksin 0,5% Reaksi iritasi lebih jarang dibandingkan tingtura podofilin. Dioleskan 2 kali sehari selama 3 hari berturut turut C. Asam trikloroasetat 25-50% Dioleskan seminggu sekali dan harus berhati hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam.Tidak perlu di cuci.Boleh diberikan pada wanita hamil. 2. Tindakan bedah A. Bedah scalpel B. Bedah listrik: biasanya efektif tetapi membutuhkan anestesi lokal C. Bedah beku : mudah dilakukan dan tidak membutuhkan anestersi lokal. Dengan memakai lidi kapas, nitrogen cair diletakkan pada lesi selama 10-20 detik. 3. Laser karbondioksida 4. Interferon 5. Imunoterapi 11

V. PROGNOSIS Baik tetapi sering residif.Faktor predisposisi di cari, misalnya higiene, adanya fluor albus, atau kelembaban pada pria akibat tidak disirkumsisi.

VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Androphy EJ, Kirnbauer R.Human Papiloma Virus Infections. In: Goldsmith LAKatz SI, Gilchrest BA, Palerr AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8thed. New York: McGraw Hill;2012.p.2421-33 2. Holmes KK, Sparling PF, Stamm WWE, PiotP, Wasserheit JN, Corey L. Sexually Transmitted Diseases. 4ed. McGraw-Hil;2008.p.1296-7 3. James WL, Berger TG, Elston DM. Viral Diseases :Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 10 editions. Saunder Elsevie;2000.p.407-11 4. Sterling JC.Virus Infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox NN, Griffiths C, editors RooksTextbook of Dermatology.8 editions.Willey-Blackwell;2010:..3329-46

IMPETIGO DAN EKTIMA Vella

I.

DEFINISI Penyakit infeksi piogenik pada kulit yang disebabkan oleh staphylococcus dan/atau

streptococcus superfisial pada epidermis (impetigo) dan jika sudah sampai ke dermis (ektima). Ada 2 bentuk : 1. Impetigo non bulosa (Impetigo kontangiosa) disebabkan oleh staphyloccus aureus dan/atau streptococcus pyogenes (streptococcus beta-hemolytic group A). 2. Impetigo bulosa disebabkan oleh staphylococcus aureus.

II. ETIOPATOGENESIS Penyakit ini mengenai kulit pada lapisan superfisial (epidermis). Kuman penyebab dapat ditemukan dan dibiakkan dari cairan bulanya.Pada impetigo bulosa, dari cairan bula ditemukan 12

toksin epidermolitik yang dianggap sebagai penyebab terjadinya bula.Masuknya kuman melalui mikro lesi di kulit dan menular.

III. KRITERIADIAGNOSIS A. KLINIS : o Impetigo kontangiosa 1. Sering pada anak anak 2. Tempat predileksi : muka sekitar hidung dan mulut, anggota gerak (kecuali telapak tangan dan kaki), dan badan. 3. Kelainan kulit : vesikel/bula berdinding tipis di atas kulit yang eritem yang cepat pecah, sehingga vesikel/bulanya sendiri jarang sekali terlihat, yang terlihat adalah khas berupa krusta tebal berwarna kuning kecoklatan/keemasan/seperti madu.

Krusta dilepas tampak erosi di bawahnya. 4. Tidak disertai gejala konstitusi (demam, malaise, mual), kecuali bila kelainan kulitnya berat.

B. IMPETIGO BULOSA 1. Pada semua umur 2. Tempat predileksi : muka dan bagian tubuh lainnya termasuk telapak tangan dan telapak kaki, mukosa membrane dapat terkena 3. Kelainan kulit Timbul bula yang bertambah besar, kurang cepat pecah dapat tahan 2-3 hari.Isi bula mula - mula jernih kemudian keruh, sesudah pecah tampak krusta kecoklatan yang tepinya meluas dan tengahnya menyembuh, sehingga tampak gambaran lesi sirsiner.

C. DIAGNOSIS BANDING : 1. Tinea corporis 2. Varisela 3. Ektima 4. Sifilis stadium 11 5. Dermatitis 13

6. Pemfigus

IV. PENATALAKSANAAN : 1. Pengobatan topikal - Lesi sedikit dan dini dengan hanya topikal : mupirosin ointment - Drainage : bula dan pustule dengan di tusuk jarum steril untuk mencegah penyebaran lokal - kompres lesi pelan - pelan dan melepas krustanya 2. Pengobatan sistemik 2.1 Pinisilin a. Pinisilin G prokain injeksi Dosis Anak anak b. Ampicilin Dosis Anak-anak c. Amoksisilin Dosis Anak anak d. Cloksasilin Dosis Anak-anak e. Dicloksasillin Dosis Anak anak : 125-250 mg/dosis, sehari 3-4 kali a.c : 5-15mg/kg/dosis. sehari 3-4 kali a.c : 250-500mg/dosis sehari 4 kali a.c : 250-500 mg/dosis, sehari 3 kali : 7,5-25mg/kg/dosis sehari 3 kali a.c : 250-500mg/dosis sehari 4 kali : 7,5-25mg/kg/dosis, sehari 4 kali a.c : 0,6 1,2 juta I.U.m., sehari 1-2 kali : 25.000 50.000 I.U./kg/dosis, sehari 1-2 kali

: 10-25 mg/kg/dosis, sehari 4 kali a.c

f. Phenoxymethyl pinicilline Dosis Anak-anak 2.2 Eritromisin Dosis Anak-anak : 125-250 mg/kg/dosis, sehari 4 kali p.c : 12,5-50 mg/kg/dosis, sehari 4 kali 14 : 250-500mg/dosis sehari 4 kali a.c : 7,5-12,5mg/kg/dosis, sehari 4 kali a.c

V. PROGNOSIS Impetigo akan sembuh dalam beberapa minggu, tetapi jika tidak diobati maka akan terjadi ektima.

VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Craft N. Superficial infections and pyodermas. In: Goldsmith LAKatz SI, Gilchrest BA, Palerr AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8thed. New York: McGraw Hill;2012.p.2141-2 2. James WL, Berger TG, Elston DM. Bacterial Infections :Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 10 editions. Saunder Elsevier;2000.p.255-9 3. Brown J , Shiriner DL, Janniger CK. Impetigo : an updateInternational Journal of Dermatology;2003:42.p.251255 4. Hay RJ, Adriaans M.Bacterial Infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox NN, Griffiths C, editors RooksTextbook of Dermatology.8 editions.Willey-Blackwell;2010 p. 3014-6

FOLIKULITIS/FURUNKEL/KARBUNKEL Vella I. DEFINISI Furunkel adalah infeksi akut dari satu folikel rambut yang biasanya mengalami nekrosis disebabkan oleh staphylococcus aureus. Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel

rambut yang terinfeksi oleh staphylococcus aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan dibawahnya termasuk lemak di bawah kulit.

II. ETIOPATOGENESIS Karena adanya mikrolesi baik karena garukan (portal of entry), maka kuman masuk dalam kulit biasanyaStaphylococcus aureus.

III. KRITERIA DIAGNOSIS A. KLINIS : 1. Furunkel

15

- Mula - mula nodul kecil yang mengalami keradangan pada folikel rambut, kemudian menjadi pustule dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus keluar dan meninggalkan sikatrik. - Nyeri terutama pada yang akut, besar, di hidung, lubang telinga luar - Gejala konstitusioanal yang sedang (panas, malaise ,mual) - Dapat satu atau banyak dan dapat kambuh kambuh - Tempat predikleksi : muka, leher, pergelangan tangan, jari jari tangan, pantat dan daerah anogenital 2. Karbunkel - Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri dan tampak benjolan merah, permukaaan halus, bentuk seperti kubah dan lunak - Ukuran dapat membesar 3-10 cm - Supurasi terjadi setelah 5-7 hari dan pus keluar dari banyak lubang fistel - Setelah nekrosis tampak nodul yang menggaung atau luka yang dalam dengan dasar yang purulen B. DIAGNOSIS BANDING 1. Furunkel - Impetigo - Herpes simplek - Akne stadium pustule - Hidradenitis - Myasis 2. Karbunkel - Antraks

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan gram 2. Kultur

16

IV. PENATALAKSANAAN : 1. Pada furunkel di bibir atas pipi dan karbunkel pada orang tua sebaiknya dirawat inapkan 2. Pengobatan topikal - Lesi basah/kotor : dikompres dengan solusio sodium chloride 0,9% - Lesi bersih, salep natrium fusidat 3. Pengobatn sistemik : pemberian antibiotik selama 7-10 hari 4. Pengobatan penyakit dasarnya misalkan diabetes mellitus 5. Tindakan : insisi bila telah supurasi

V. PROGNOSIS Prognosis baik jika diobati dengan antibiotik. Akan sering terjadi kekambuhan pada orang dengan diabetes mellitus

VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Craft N. Superficial infections and pyodermas. In: Goldsmith LAKatz SI, Gilchrest BA, Palerr AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8thed. New York: McGraw Hill;2012.p.2134-36 2. Hay RJ, Adriaans M.Bacterial Infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox NN, Griffiths C, editors RooksTextbook of Dermatology.8 editions.Willey-Blackwell;2010.p.3021-6 3. James WL, Berger TG, Elston DM. Bacterial Infections:Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 10 editions. Saunder Elsevier;2000.p.252-3

ERISEPELAS Vella I. DEFINISI Erisepelas adalah infeksi bakteria, akut pada dermis dan jaringan subkutan bagian atas.disebabkan oleh streptococcus beta hemolyticus group A. Kadang juga di sebabkan oleh grup B, C dan G dan beberapa varian dari bakteri, seringkali mengenai bayi baru lahir. khusus untuk streptococcus group B

17

II. ETIOPATOGENESIS Erisepelas dapat berawal dari berbagai luka, trauma, luka tertusuk, tinea interdigitalis, dan trauma lainya seperti gigitan serangga, trauma setelah imunisasi, dan berbagai kondisi yang memungkinkan kolonisasi kuman.

III. KRITERIA DIAGNOSIS A. KLINIS : Biasanya didahului gejala prodromal malaise, bisa disertai reaksi konstitusional yang hebat berupa panas tinggi, sakit kepala, menggigil, muntah, nyeri sendi. Lesi kulit berupa kemerahan atau eritema lokal berbatas jelas dengan tepi meninggi, teraba panas, terasa nyeri. Diatasnya dapat ada vesikel atau bula yang mengandung cairanseropurulen.Terdapat leukositosis.Sering terdapat di wajah dan kaki.

B. DIAGNOSIS BANDING : 1. Dermatitis kontak alergika 2. Selulitis 3. Ektima gangrenosum 4. Insect bite

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG Diagnosis erisepelas dapat ditegakkan secara klinis, dan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan seperti : 1. Pemeriksaan darah lengkap (Leukositosis 20.000/mm3) 2. Kultur darah serta specimen dari cairan vesikula atau erosi atau ulkus 3. Pemeriksaan gram

IV. PENATALAKSANAAN : 1. Sebaiknya tirah baring 2. Bagian tubuh yang terkena diimobilisasi 3. Pemberian antibiotik :

18

- Oral penisilin selama 10-14 hari atau dapat diberikan benzatin penisilin 2,4 IM. Jika pasien alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin - Intramuskular prokain - Amoksisilin - Vancomisin 4. Pengobatan topikal - Kompres dengan solusio chloride 0,9% - Lesi kulit kering diberikan salep natrium fusidat atau mupirosin

V. PROGNOSIS Prognosisnya baik dengan pemberian terapi yang tepat, tetapi pada pasien

imunokompromais prognosis tergantung dari sistem imun pasien.

VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Lipwoth AD, Saavedra AP, Weinberg AN, Johnson AR. Non-Necrotizing Infections of the Dermas and Subcutaneous Fat: Cellulitis and Erysipelas. In: Goldsmith LAKatz SI, Gilchrest BA, Palerr AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8thed. New York: McGraw Hill;2012.p.2160-77 2. James WL, Berger TG, Elston DM. Bacterial Infections :Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 10 editions. Saunder Elsevier;2000:260-1 3. Celestin R, Brown J, Kihiczak, Schwartz RA.Erysipelas: a common potentiallydangerous infection. Acta Dermatoven APA Vol 16, 2007, No.3 4. Hays RJ, Adriaans M.Bacterial Infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox NN, Griffiths C, editors RooksTextbook of Dermatology.8 editions.Willey-Blackwell;2010.p.3017-21

19

You might also like

  • Kunci Jawaban
    Kunci Jawaban
    Document2 pages
    Kunci Jawaban
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Skenario 2 PDF
    Skenario 2 PDF
    Document21 pages
    Skenario 2 PDF
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • KKM Semester 1
    KKM Semester 1
    Document111 pages
    KKM Semester 1
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Dermatomikosis
    Dermatomikosis
    Document13 pages
    Dermatomikosis
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Preskas Mirza
    Preskas Mirza
    Document38 pages
    Preskas Mirza
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Lampiran 4
    Lampiran 4
    Document1 page
    Lampiran 4
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Jadwal Pelaksanaan Pengadaan CPNS
    Jadwal Pelaksanaan Pengadaan CPNS
    Document1 page
    Jadwal Pelaksanaan Pengadaan CPNS
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Document11 pages
    Pendahuluan
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Document19 pages
    BAB I Fix
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • VeR Jhony
    VeR Jhony
    Document4 pages
    VeR Jhony
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Lampiran 5
    Lampiran 5
    Document1 page
    Lampiran 5
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document1 page
    Kata Pengantar
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Preskas Mirza
    Preskas Mirza
    Document38 pages
    Preskas Mirza
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Fisiologi Nifas
    Fisiologi Nifas
    Document7 pages
    Fisiologi Nifas
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document26 pages
    1
    Randall Carlson
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Catatan
    Catatan
    Document2 pages
    Catatan
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Skenario 2 PDF
    Skenario 2 PDF
    Document21 pages
    Skenario 2 PDF
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 page
    Daftar Pustaka
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Bab 4
    Bab 4
    Document7 pages
    Bab 4
    wendrasaputra
    No ratings yet
  • DAFTAR
    DAFTAR
    Document3 pages
    DAFTAR
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • Sistem Skoring Diagnosis Tuberkulosis Anak
    Sistem Skoring Diagnosis Tuberkulosis Anak
    Document1 page
    Sistem Skoring Diagnosis Tuberkulosis Anak
    marwan_sutiawan
    No ratings yet
  • DBD Chikungunya
    DBD Chikungunya
    Document1 page
    DBD Chikungunya
    Elyk Dwi Mumpuningtias
    No ratings yet
  • Bab I Bab Ii Bumil
    Bab I Bab Ii Bumil
    Document54 pages
    Bab I Bab Ii Bumil
    Wendra Saputra
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document26 pages
    1
    Randall Carlson
    No ratings yet
  • Soliditas Jama'Ah
    Soliditas Jama'Ah
    Document4 pages
    Soliditas Jama'Ah
    Wendra Saputra
    No ratings yet