You are on page 1of 17

PRASANGKA

KELOMPOK 10 : Andreas Fajar Nugroho 46112010089 Essy Tiara 46112010029 Vidya Paramandita 46112010002 Joshua Herdi Alivian 46112010095

Prasangka
Sikap yang negatif terhadap sesuatu atau kelompok sosial tertentu. Dengan kata lain, Seseorang yang memiliki prasangka terhadap kelompok sosial tertentu cenderung mengevaluasi anggotanya dengan cara yang sama (secara negative) semata karena mereka anggota kelompok tersebut

Prasangka Agama

Prasangka etnik

Jenis prasangka
Prasangka kelas Sosial

Prasangka berdasarkan Gender


Prasangka Terhadap orang yang memiliki keterbatasan fisik (Disabilitas).

Prasangka berdasarkan Jenis Kelamin

Prasangka Politis

Seksisme bentuk halus

Seksisme yang penuh kebencian

Jenis Prasangka Prasangka Agama, contohnya : didala komunitas agama hindu, umat islam dianggap teroris Prasangka Etnik : orang Jawa dikenal dengan orang ulet dan orang batak dikenal keras Prasangka sosial, contohnya : menurut pandangan orang kaya, orang miskin itu adalah orang yang pemalas,tdk suka menabung menjadikan orang kaya tidak memperbolehkan anaknya bermain dg orang miskin, dan org miskin menjadi berfikiran bahwa orang kaya itu orang yang sombong dan pelit. Prasangka gender, contohya : diperoleh karena adanya gender

Prasangka jenis kelamin, contohnya : mahasiswa ganteng yg baru banyak disukai mahasiswi dikelas. Lalu mahasiswi yg punya pacar dijauhkan oleh pacarnya agar mahasiswi tersebut tdk pindah hati pada mahasiswa baru dikls tersebut. Prasangka politis, contohnya : keturunan PKI dilarang masuk PNS dan diskriminasi terhadap anggota-anggota atau keluarga PKI Prasangka Terhadap orang yang memiliki keterbatasan fisik (Disabilitas),contohnya : orang cacat tidak mampu masuk dlm jurusan olahraga dan mendapat diskriminasi sehingga tdk bisa masuk jurusan olahraga.

Pembentukan Prasangka
Faktor Utama ; Ketimpangan dalam kondisi sosial, ekonomi dan budaya kehidupan masyarakat etnis yang berbeda.

Faktor Lainnya ; Misalkan suatu kejadian/ peristiwa historis yang benar-benar membekas

Mengatasi Prasangka (Menurut Baron)

Memutuskan siklus prasangka Berinteraksi langsung dengan kelompok berbeda Kategorisasi ulang batas antara kita dan mereka Intervensi kognitif Pengaruh sosial sebagai cara untuk mengurangi prasangka.

Peran Stereotip
Peran stereotip dalam prasangka sama halnya dengan kita memberikan suatu penilaian terhadap kelompok tertentu karena kita tahu kebiasaan buruk dari kelompok tersebut. Stereotip berperan penting dalam prasangka negatif karena penilaian yang diperoleh tiap individu dari pengalaman mereka masingmasing.

Diskriminasi Dan Bentuk Diskriminasi


Diskriminasi merupakan bentuk tindakan nyata dari prasangka. Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut.
Diskriminasi kasar; aksi negatif terhadap objek prasangka rasial, etnis, atau agama dan kriminalitas berdasarkan kebencian (hate crimes), kriminalitass yang berdasar pada prasangka rasial, etnis, dan tipe prasangka lainnya Diskriminasi halus; rasisme modern (rasial implicit) rasisme berusaha menutup-nutupi prasangka di tempat umum, tetapi mengekspresikan sikapsikap mengecam ketika hal itu aman dilakukan dan tokenisme

Komponen Prasangka
komponen afektif atau emosional , mewakili kedua jenis emosi yang berkaitan dengan sikap (misalnya, kemarahan, kehangatan) dan ekstremitas sikap (misalnya, kegelisahan ringan, permusuhan langsung). komponen kognitif , yang melibatkan keyakinan atau pikiran-pikiran yang membentuk sikap. komponen perilaku, berkaitan dengan tindakan seseorang. Sikap biasanya diikuti dengan perilaku (meskipun tidak selalu). Prasangka, menunjuk pada struktur sikap umum dengan komponen afektifnya (emosional)

Teori prasangka
Teori belajar sosial Teori belajar sosial merupakan salah satu teori dalam belajar, teori ini dikemukakan oleh bandura yang berpendapat bahwa belajar itu terjadi melalui model atau contoh. Prasangka seperti halnya sikap, merupakan hal yang terbentuk melalui proses belajar.

Teori Motivasional atau Decision Making Theory


Teori ini memandang prasangka sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan individu atau elompok untuk mencapai kesejahteraan (satisfy). Teori ini mencakup beberapa teori yaitu;
a. Pendekatan psikodinamika

Teori ini menganalisis prasangka sebagai suatu usaha untuk mengatasi tekanan motivasi yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Jadi teori ini menekankan pada dinamika dari pribadi individu yang bersangkutan (specific individual personality).
b. Konflik Kelompok Realitas (Realistic group conflict)

Teori ini menyatakan bahwa dua kelompok bersaing merebutkan kelompok yang langka, mereka akan saling mengancam, dan akhirnya menimbulkan permusuhan diantara mereka sehingga menciptakan nilai negative yang bersifat timbal balik. Konflik antar kelompok akan terjadi apabila kelompok-kelompok tersebut dalam keadaan berkompetisi. Ini menyebabkan adanya permusuhan antara kedua kelompok tersebut yang kemudian bermuara pada adanya saling berprasangka satu dengan yang lain, saling memberikan evalauasi yang negatif.

C. Kekurangan Relatif (relative deprivation) Teori ini berkaitan dengan ketidakpuasan yang tidak hanya timbul dari kekurangan objektif , tetapi juga dari perasaan kurang secara subjektif yang relative lebih besar dibandingkan orang lain atau kelompok lain. Dalam konflik kelompok yang nyata, prasangka timbul sebagai respons terhadap frustasi yang riil dalam kehidupan antara kelompok satu dengan yang lain

Teori Kognitif
Dalam teori ini, proses kognitif dijadikan sebagai dasar timbulnya prasangka. Hal ini berkaitan dengan: a. Kategorisasi atau penggolongan Apabila seseorang mempersepsi orang lain atau apabila suatu kelompok mempesepsi keompok lain, dan memasukkan apa yang di persepsikan itu ke dalam suatu kategori tertentu. Proses kategorisasi berdampak timbulnya prasangka antar pihak satu dengan pihak lain, keompok satu denga kelompok lain. b. Ingroup lawan Outgroup Ingroup dan outgroup ada apabila kategorisasi kita dan mereka telah ada, seseorang dalam suatu kelompok akan merasa dirinya sebagaiingroup dan orang lain sebagai outgroup.

Dalam kategori ingroup memiliki dampak tertentu yang ditimbulkan, di antaranya yaitu;

Similarity effect
Anggota ingroup mempersepsi anggota ingroupyang lain lebih memiliki kesamaan apabila dibandingkan dengan anggota outgroup. Favoritism effect karena kategorisasi ingroup dan outgroup maka berdampak munculnya anggapan bahwa ingroup lebih favorit dari pada outgroup. Outgroup homogenity effect bahwa seseorang dalam ingroup memandang outgroup lebih homogeny daripada ingroup, baik dalam hal kepribadian maupun hal yag lain.

You might also like