You are on page 1of 12

1.

sinus ryhtm kriteria : p normal, positif di V1 dan AVF atau lead 1 dan Lead 2 , berada sebel um QRS kompleks, waktunya <0,20 s, HR 60-100 kali/mnt. - sinus aritmia : HR ireguler dengan perbedaan RR maksimum dengan RR minimum ked ua lebih dari 120 ms - sinus bradikardi - sinus takikardi GANGGUAN KONDUKSI 1. SA node - SA Blok apabila hilang satu kompleks PQRST dan berupa garis isoelektrik -sinus arrest manifestasi sick sinus syndrome 2. AV node - AV blok derajat 1 , PR interval terganggu lebih dr 0,20 - AV blok derajt 2, AV blok Movitz tipe 1 , PR interval makin memanjang dan sampai suatu saat P tida k diikuti QRST AV blok Movitz tipe 2 Secara periodik P tidak diikuti QRS kompleks , Pr secara interval konstan tidak berubah -AV blok derajat 3, gelombang P tidak diikuti QRS QRS < 40 menit Kelainan Konduksi Inraventrikuler -RBBB dapat disebabkan fibrosis atau kelainan bawaan RBBB komplit --> QRS > 0,12 , gelombang S dalam , negatif, kadang ada kelainan r epolarisasi RBBB inkomplit QRS > 0,08-< 0,12 -LBBB QRS > 0,12 Klasifikasi: - bradiaritmia - disturbances conduction - tachyaritmia - venticular aritmia MONA: Morfin; IV 2-4 mg diulang 5-10 mnt Oksigen 4L /mnt Nitral SL atau spray Aspirin 16-325 mg penilaian segera < 10 mnt : -tanda vital, oksigen, masang akses IV, EKG , anamnesis, meriksa enzim, status e lektrolit, xray Hipertensi emergensi menyerang organ target yaitu jantung diakibatkan infark, ud ema paru, pasca CABG, diseksi aorta, angina unstable, diberi obat parenteral den gan menurunkan tekanan darah>20% selama 1 jam dan Hipertensi Urgensi biasanya asimptomatis ditandai dengan kenaikan tekanan da rah >220/125 , diberi obat oral obat parenteral nitropruside sodium, nitrogliserin, hydralazine, nicardipine, la betolol, esmolol,loop diuretik, enalaprilat, herbesser

Obat oral klonidine,ace inhibitor, ARB,CCB, Betabloker

- jantung bisa memompa karena ada rangsang elektik dari kontraksi otot jantung-> potensial aksi yang berasal dari otot jantung--> depolarisasi saat tegangan ot ot dalam sel lebih dari 20 mV terhadap tegangan diluar sel dan keadaan repolaris asi saat tegangan dalam sel -90 mv dari tegangan diluar sel. - untuk mengetahui aktivitas elektrik otot jantung diperlukan Lead elektrode--> mengubah besaran kimia dari energi ionis --> besaran elektris -gangguan kelistrikan Jantung: disritmia, gangguan elektrolit, infark,hipertrofi - sel otot jantung sel autoritmik dan sel kontraktil - ada 3 ion-ion yang berperan dalam pergerakan ion pada otot jantung: - fase depolarisasi bagian yang terjadi akibat penyebaran impuls - fase repolarisasi bagian yang terjadi bila sel otot jantung kembali istirahat defleksi ditentukan oleh : - arah penyebaran impuls depolarisasi, dan letak elektroda repolarisasi : intraseluler (-) dan ekstraseluler (+) depolarisasi : intraseluler (+) dan ekstraseluler (-) Hubungan arah impuls - defleksi elektroda menuju positif elektroda meninggalkan negatif elektroda menuju - meninggalkan bifasik Sandapan 12 lead 3 bipolar standard lead (lead I,II,III) 3 unipolar ekstremitas lead (AVL, AVR, AVF) --> horizontal 6 unipolar chest leads (vi,v2,v3,v4,v5,v6)--> frontal BIPOLAR LEAD Lead I mengukur RA(-) dan LA(+) Lead II mengukur RA (-) dan LL(+) Lead III mengukur LA(-) dan LL(+) Unipolar Lead ekstremitas AVL AVR AVF

Unipolar Lead Chest V1--> SIC 4 dextra merah V2--> SIC 4 sinistra hijau V3--> antara v2 dan V4 kuning V4--> SIC 5 sinistra coklat V5--> midaxilaris anterior sinistrahitam V6-->> midaxilaris medial sinistra ungu Ventrikel kanan terletak di anteromedial Ventrikel kiri terletak di anterolateral sandapan V1 dan V2 terletak di dextra ventrikel v3 dan v4 di septum interventrikulare v5 dan v6 terletak di ventrikuler sinistra Gelombang P menggambarkan depolarisasi atrium yang berjalan dari atrium kanan ke kiri sehingga defleksi positif dari kanan men uju kiri kemudian ke inferior Normal : lebar 0,06- 0,12 tinggi <3mm positif pada lateral kiri (I, V5,V6, AVL) dan inferior (II,III,AVF) negatif pada AVR dan bifasik pada Lead III & V2 PR INTERVAL menggambarkan waktu mulai dari depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi vent rikel PR interval normal 0,12- 0,20 detik GELOMBANG Q awal depolarisasi ventrikel sampai depolarisasi septum interventrikulare dari ki ri ke kanan normal Q lebar : 0,04 detik dalamnnya : > 25% amplitudo gel. R Q patologis --> old infark miokard R R patologis menunjukkan hipertrofi ventrikel. tanda-tanda BBB, defleksi posititf pertama pada kompleks QRS Gelombang S defleksi negatif setelah gelombang r, menandakan depolarisasi ventrikel s patologis --> hipertrofi ventrikel tandatanda BBB Gelombang T Interval 0,20 s tinggi 2,5 -10 mm repolarisasi kedua ventrikel defleksi positif di semua lead negatif di AVR bifasik di V1 repolarisasi atrium tidak tampak QT interval Normal 0,36 s pd HR 70/mnt

dimulai dari awal QRS kompleks sampai akhir gelombang T tergantung dari HR, sex, usia, berlangsung sesuai aksi potensial ventrikel QT interval sulit dinilai apabila ada gelombang U biasanya kurang dari 1/2 RR sinus irama normal dan menandakan depolarisasi dan r epolarisasi ventrikel karena bergantung HR maka yang akurat adalah QTc QTc = QT + 0,00175 ( ventrikel rate- 60) detik pada pria QTc normal <440mdet pada wanita QTc normal <460mmdet QTc memanjang pada efek kuinidin, hipokalsemia, long QT syndrome QTc memendek pada efek digitalis, hiperkalsemia Kompleks QRS depolarisasi ventrikel, bentuk defleksi besar dan berujung tajam depolarisasi miokard ventrikel: ventrikel kiri jauh lebih besar dari ventrikel kanan ventrikel kiri mendominasi kompleks QRS vektor aliran listrik rata-rata antara +90 dan 0 interval 0,08 s QRS frontal akan terlihat defleksi positif yang besar pada sandapan lateral kiri dan inferior (gelombang R) pada AVR akan merekam defleksi negatif (gelombang S) QRS bidang horizontal V1 & V2 terletak diatas ventrikel kanan akan merekam gelombang s yang dalam V3 &V4 mewakili zona transisi salah satunya bifasik (R&S hampir sama besar) V5 &V6 merekam gelombang R yang tinggi ST segmen menggambarkan waktu akhir depolarisasi ventrikel dedngan awal repolari sasi ventrikel Gelombang T repolarisasi ventrikel amplitudo normal : <10 mm sandapan dada <5 mm di sandapan ektremitas min. 1mm Repolarisasi dimulai dari daerah yang terdepolarisasi paling akhir Frekuensi Denyut Jantung normal : 60-100 x/mnt takikardi :>100x/mnt bradikardi:<60x/mnt takikardi abnormal: 140-250x/mnt flutter:250-350x/mnt fibrilasi: >350 x/mnt penentuan denyut Jantung 300/r-r Irama sinus - satu gelombang P diikuti QRS - P berinterval 0,12-0,20

- P di lead II (+), negatif AVR - Frekuensi denyut Jantung antara 60-100 x/mnt, reguler Aksis hanya ditentukan oleh bidang frontal saja cara membaca EKG - tentukan irama - tentukan frekuensi - tentukan axis - nilai gelombang P - PR - Q - Kompleks QRS - Segmen ST - Gelombang T - tanda tanda hipertrofi /iskemik/infark hub P dengan QRS : konstan, berubah-ubah/tak ada hubungan - kesimpulan Aritmia/disritmia 1. gangguan pembentukan impuls 2. gangguan konduksi 3. gangguan keduanya Takikardi Atrial : HR antara 160-250/mnt bila > 160x/mnt berasal dari fokus ektopik di atrium Gelombang P terlihat berbeda dengan gelombang P normal, bila tidak terlihat Gelo mbang P maka disebut supraventrikuler Takikardi ada 3 tipe Takikardi atrial: 1. TA otomatik 2. Ta triggered 3. TA reentrant reentrant terjadi bermacam-macam: reentry nodus AV, reentry nodus SA, reentry atrial, Junctional atrioventrikuler non paroxismal Fibrilasi Atrial disebabkan berbagai fokus di atrial, depolarisasi atrial menjad i kacau. gelombang P halus, amplitudo berubah-ubah , irreguler dengan rate 350-6 00/mnt. respons ventrikel melalui konduksi AV normal terjadi secara irreguler de ngan frekuensi 100-160/mnt, biasa terdapat pada PPOK, frekuensi atrial biasanya 100-130 /mnt dgn morfologi gelombang yang bermacam-mac am Irama AV junction terjadi bila AV junction menjadi pacemaker dominan dengan rate 40-60/mnt depolarisasi atrial terjadi retrogade sehingga P negatif di Lead II,I II,AVF sedang depolarisasi normal. takikardi atrial multifokal impuls multifokal dapat dikacaukan dengan fibrilasi atrial Flutter Atrial --> frekuensi atrial antara 250-350 /m sedang frekuensi ventrikel setengahnya Junctional Rhytm P wave - depolarisasi atrial terjadi sebelum ventrikel. gelombang P negatif di lead II, PR interval <o,12 s - depolarisasi atrial dan ventrikel bersamaan . gelombang P tidak tampak, tersem

bunyi dalam kompleks QRS - depolarisasi atrial terjadi setelah ventrikel, gelombang P negatif di Lead II setelah QRS kompleks - bila tidak tampak gelombang P kemungkinan depolarisasi atrial mengalami blok, depolarisasi ventrikel normal Wandering Pacemaker bila gelombang P dipengaruhi lebih dari satu pacemaker, Pacemaker beralih dari n odus SA ke AV junction Irama Ventrikuler tanda-tanda: 1. depolarisasi ventrikel normal 2. depolarisasi atrial bisa /tidak retrogade 3. QRS lebar>0,10 sering >0,12 4. P dari sinus dapat diteruskan irama idioventrikuler (IVR) pacemaker ventrikuler mencetuskan impuls 20-40/mnt irama idioventrikuler dipercepat dipercepat antara 40-150 /mnt, irama penyelamat kontraksi ventrikuler prematur takikardi ventrikuler dapat terus menerus>30 dtk atau hilang timbul, bisa unilokal maupun multifokal, QRS melebar dan besar, ventrikuler rate 150-250 /mnt, bisa ireguler/irreguler, a ktivasi atrial tidak terganggu Fussion beats atau Dressler Beats pada VT ORS lebih kecil dari denyut SA disebabkan transmisi rangsang atrial ke ventrikel VT ( torsade de'pointes) QRS kompleks bermacam-macam , bisa dari polaritas yang sama diikuti QRS kompleks dari polaritas yang berlawaanan yang terpisah dari QRS kompleks intermitten, s ering akibat "long QT syndrome" Flutter ventrikel Gelombang Ventrikel seperti gergaji yang agaak besar, rate 250-350/mnt--> VF Ventrikel Fibrilasi HR>350/mnt gelombang halus dan kasar, merupaakan klinis Cardiac arrest, perlu CPR Denyut Ektopik semua denyut /impuls tambahan diluar dari SA node, disebut sebagai kontraksi pre matur ataau ekstra sistole kontraksi atrial prematur/ekstra sistole supraventrikuler semua denyut ektopik berasal di luar ventrikel, bisa uni/multifokal Tanda-tanda Kontraksi atrial Premature - denyutan lebih cepat dari normal diikuti P yang abnormal, dan diikuti QRS norm al - kompensasi pasuse lebih lama dari normal - PR intv lebih pendek dari PR normal

Blok kontraksi Atrial Premature (PAC) -Pac tidak diikuti QRS normal -disebabkan PAC timbul pada periode refrakter absolut Kontraksi AV junction Prematur bila ektopik fokus berasal dari AV junction , impuls lebih cepat dari seharusnya

Kontraksi Ventrikuler Prematur (PVC) atau Ekstra sistole ventrikel (VES) Semua denyut ektopik dari ventrikel, bisa uni/multifokal

- jantung bisa memompa karena ada rangsang elektik dari kontraksi otot jantung-> potensial aksi yang berasal dari otot jantung--> depolarisasi saat tegangan ot ot dalam sel lebih dari 20 mV terhadap tegangan diluar sel dan keadaan repolaris asi saat tegangan dalam sel -90 mv dari tegangan diluar sel. - untuk mengetahui aktivitas elektrik otot jantung diperlukan Lead elektrode--> mengubah besaran kimia dari energi ionis --> besaran elektris -gangguan kelistrikan Jantung: disritmia, gangguan elektrolit, infark,hipertrofi - sel otot jantung sel autoritmik dan sel kontraktil - ada 3 ion-ion yang berperan dalam pergerakan ion pada otot jantung: - fase depolarisasi bagian yang terjadi akibat penyebaran impuls - fase repolarisasi bagian yang terjadi bila sel otot jantung kembali istirahat defleksi ditentukan oleh : - arah penyebaran impuls depolarisasi, dan letak elektroda repolarisasi : intraseluler (-) dan ekstraseluler (+) depolarisasi : intraseluler (+) dan ekstraseluler (-) Hubungan arah impuls - defleksi elektroda menuju positif elektroda meninggalkan negatif elektroda menuju - meninggalkan bifasik Sandapan 12 lead 3 bipolar standard lead (lead I,II,III) 3 unipolar ekstremitas lead (AVL, AVR, AVF) --> horizontal 6 unipolar chest leads (vi,v2,v3,v4,v5,v6)--> frontal BIPOLAR LEAD Lead I mengukur RA(-) dan LA(+) Lead II mengukur RA (-) dan LL(+)

Lead III mengukur LA(-) dan LL(+) Unipolar Lead ekstremitas AVL AVR AVF Unipolar Lead Chest V1--> SIC 4 dextra merah V2--> SIC 4 sinistra hijau V3--> antara v2 dan V4 kuning V4--> SIC 5 sinistra coklat V5--> midaxilaris anterior sinistrahitam V6-->> midaxilaris medial sinistra ungu Ventrikel kanan terletak di anteromedial Ventrikel kiri terletak di anterolateral sandapan V1 dan V2 terletak di dextra ventrikel v3 dan v4 di septum interventrikulare v5 dan v6 terletak di ventrikuler sinistra Gelombang P menggambarkan depolarisasi atrium yang berjalan dari atrium kanan ke kiri sehingga defleksi positif dari kanan men uju kiri kemudian ke inferior Normal : lebar 0,06- 0,12 tinggi <3mm positif pada lateral kiri (I, V5,V6, AVL) dan inferior (II,III,AVF) negatif pada AVR dan bifasik pada Lead III & V2 PR INTERVAL menggambarkan waktu mulai dari depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi vent rikel PR interval normal 0,12- 0,20 detik GELOMBANG Q awal depolarisasi ventrikel sampai depolarisasi septum interventrikulare dari ki ri ke kanan normal Q lebar : 0,04 detik dalamnnya : > 25% amplitudo gel. R Q patologis --> old infark miokard R R patologis menunjukkan hipertrofi ventrikel. tanda-tanda BBB, defleksi posititf pertama pada kompleks QRS Gelombang S defleksi negatif setelah gelombang r, menandakan depolarisasi ventrikel s patologis --> hipertrofi ventrikel tandatanda BBB Gelombang T Interval 0,20 s tinggi 2,5 -10 mm repolarisasi kedua ventrikel defleksi positif di semua lead

negatif di AVR bifasik di V1 repolarisasi atrium tidak tampak QT interval Normal 0,36 s pd HR 70/mnt dimulai dari awal QRS kompleks sampai akhir gelombang T tergantung dari HR, sex, usia, berlangsung sesuai aksi potensial ventrikel QT interval sulit dinilai apabila ada gelombang U biasanya kurang dari 1/2 RR sinus irama normal dan menandakan depolarisasi dan r epolarisasi ventrikel karena bergantung HR maka yang akurat adalah QTc QTc = QT + 0,00175 ( ventrikel rate- 60) detik pada pria QTc normal <440mdet pada wanita QTc normal <460mmdet QTc memanjang pada efek kuinidin, hipokalsemia, long QT syndrome QTc memendek pada efek digitalis, hiperkalsemia Kompleks QRS depolarisasi ventrikel, bentuk defleksi besar dan berujung tajam depolarisasi miokard ventrikel: ventrikel kiri jauh lebih besar dari ventrikel kanan ventrikel kiri mendominasi kompleks QRS vektor aliran listrik rata-rata antara +90 dan 0 interval 0,08 s QRS frontal akan terlihat defleksi positif yang besar pada sandapan lateral kiri dan inferior (gelombang R) pada AVR akan merekam defleksi negatif (gelombang S) QRS bidang horizontal V1 & V2 terletak diatas ventrikel kanan akan merekam gelombang s yang dalam V3 &V4 mewakili zona transisi salah satunya bifasik (R&S hampir sama besar) V5 &V6 merekam gelombang R yang tinggi ST segmen menggambarkan waktu akhir depolarisasi ventrikel dedngan awal repolari sasi ventrikel Gelombang T repolarisasi ventrikel amplitudo normal : <10 mm sandapan dada <5 mm di sandapan ektremitas min. 1mm Repolarisasi dimulai dari daerah yang terdepolarisasi paling kahir Frekuensi Denyut Jantung normal : 60-100 x/mnt takikardi :>100x/mnt bradikardi:<60x/mnt takikardi abnormal: 140-250x/mnt flutter:250-350x/mnt fibrilasi: >350 x/mnt

penentuan denyut Jantung 300/r-r Irama sinus - satu gelombang P diikuti QRS - P berinterval 0,12-0,20 - P di lead II (+), negatif AVR - Frekuensi denyut Jantung antara 60-100 x/mnt, reguler Aksis hanya ditentukan oleh bidang frontal saja cara membaca EKG - tentukan irama - tentukan frekuensi - tentukan axis - nilai gelombang P - PR - Q - Kompleks QRS - Segmen ST - Gelombang T - tanda tanda hipertrofi /iskemik/infark hub P dengan QRS : konstan, berubah-ubah/tak ada hubungan - kesimpulan Aritmia/disritmia 1. gangguan pembentukan impuls 2. gangguan konduksi 3. gangguan keduanya Takikardi Atrial : HR antara 160-250/mnt bila > 160x/mnt berasal dari fokus ektopik di atrium Gelombang P terlihat berbeda dengan gelombang P normal, bila tidak terlihat Gelo mbang P maka disebut supraventrikuler Takikardi ada 3 tipe Takikardi atrial: 1. TA otomatik 2. Ta triggered 3. TA reentrant reentrant terjadi bermacam-macam: reentry nodus AV, reentry nodus SA, reentry atrial, Junctional atrioventrikuler non paroxismal Fibrilasi Atrial disebabkan berbagai fokus di atrial, depolarisasi atrial menjad i kacau. gelombang P halus, amplitudo berubah-ubah , irreguler dengan rate 350-6 00/mnt. respons ventrikel melalui konduksi AV normal terjadi secara irreguler de ngan frekuensi 100-160/mnt, biasa terdapat pada PPOK, frekuensi atrial biasanya 100-130 /mnt dgn morfologi gelombang yang bermacam-mac am Irama AV junction terjadi bila AV junction menjadi pacemaker dominan dengan rate 40-60/mnt depolarisasi atrial terjadi retrogade sehingga P negatif di Lead II,I II,AVF sedang depolarisasi normal. takikardi atrial multifokal impuls multifokal dapat dikacaukan dengan fibrilasi atrial Flutter Atrial --> frekuensi atrial antara 250-350 /m sedang frekuensi ventrikel

setengahnya Junctional Rhytm P wave - depolarisasi atrial terjadi sebelum ventrikel. gelombang P negatif di lead II, PR interval <o,12 s - depolarisasi atrial dan ventrikel bersamaan . gelombang P tidak tampak, tersem bunyi dalam kompleks QRS - depolarisasi atrial terjadi setelah ventrikel, gelombang P negatif di Lead II setelah QRS kompleks - bila tidak tampak gelombang P kemungkinan depolarisasi atrial mengalami blok, depolarisasi ventrikel normal Wandering Pacemaker bila gelombang P dipengaruhi lebih dari satu pacemaker, Pacemaker beralih dari n odus SA ke AV junction Irama Ventrikuler tanda-tanda: 1. depolarisasi ventrikel normal 2. depolarisasi atrial bisa /tidak retrogade 3. QRS lebar>0,10 sering >0,12 4. P dari sinus dapat diteruskan irama idioventrikuler (IVR) pacemaker ventrikuler mencetuskan impuls 20-40/mnt irama idioventrikuler dipercepat dipercepat antara 40-150 /mnt, irama penyelamat kontraksi ventrikuler prematur takikardi ventrikuler dapat terus menerus>30 dtk atau hilang timbul, bisa unilokal maupun multifokal, QRS melebar dan besar, ventrikuler rate 150-250 /mnt, bisa ireguler/irreguler, a ktivasi atrial tidak terganggu Fussion beats atau Dressler Beats pada VT ORS lebih kecil dari denyut SA disebabkan transmisi rangsang atrial ke ventrikel VT ( torsade de'pointes) QRS kompleks bermacam-macam , bisa dari polaritas yang sama diikuti QRS kompleks dari polaritas yang berlawaanan yang terpisah dari QRS kompleks intermitten, s ering akibat "long QT syndrome" Flutter ventrikel Gelombang Ventrikel seperti gergaji yang agaak besar, rate 250-350/mnt--> VF Ventrikel Fibrilasi HR>350/mnt gelombang halus dan kasar, merupaakan klinis Cardiac arrest, perlu CPR Denyut Ektopik semua denyut /impuls tambahan diluar dari SA node, disebut sebagai kontraksi pre matur ataau ekstra sistole kontraksi atrial prematur/ekstra sistole supraventrikuler semua denyut ektopik berasal di luar ventrikel, bisa uni/multifokal

Tanda-tanda Kontraksi atrial Premature - denyutan lebih cepat dari normal diikuti P yang abnormal, dan diikuti QRS norm al - kompensasi pasuse lebih lama dari normal - PR intv lebih pendek dari PR normal Blok kontraksi Atrial Premature (PAC) -Pac tidak diikuti QRS normal -disebabkan PAC timbul pada periode refrakter absolut Kontraksi AV junction Prematur bila ektopik fokus berasal dari AV junction , impuls lebih cepat dari seharusnya

Kontraksi Ventrikuler Prematur (PVC) atau Ekstra sistole ventrikel (VES) Semua denyut ektopik dari ventrikel, bisa uni/multifokal

You might also like