Professional Documents
Culture Documents
Definisi
pemeriksaan terhadap tubuh mayat, yang meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar maupun dalam, dengan tujuan
1. menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera 2. melakukan interpretasi atas penemuanpenemuan tersebut 3. menerangkan penyebab kematian 4. mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian
4.
5.
Membuat laporan tertulis yang objektif dan berdasarkan fakta dalam bentuk VER Melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan identitas serta penuntutan terhadap orang yang bersalah
Autopsi medikolegal atau autopsi forensik ini harus dilakukan sedini mungkin, lengkap, oleh dokter sendiri, dan seteliti mungkin
Dasar hukum pelaksanaan autopsi forensik adalah pasal 133, 134 dan 135 KUHAP yaitu bila yang diperiksa adalah manusia sbg korban atau diduga sbg korban suatu pidana baik hidup atau mati .
2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis yg dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3. Mayat yg dikirim kpd ahli kedokteran kehakiman atau dokter pd rumah sakit harus diperlakukan baik dengan penuh penghormatan thd mayat tsb dan diberi label yg memuat identitas mayat diberi cap jabatan yg dilekatkan pd ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
2.
3.
Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undangundang ini.
PROSEDUR PENGADAAN
Telah diatur di dalam pasal 133 dan 134 KUHAP
- dimintakan secara tertulis, - mayatnya harus diperlakukan dengan baik dengan penuh penghormatan, - disebutkan dengan jelas pemeriksaan yang diminta, - mayat diberi label yang memuat identitas yang di lak dan diberi cap jabatan dan dilekatkan ke bagian tubuh mayat tersebut.
Pemeriksaan kedokteran forensik terhadap mayat (pemeriksaan mayat untuk peradilan) sebenarnya bersifat obligatory atau keharusan, dan tidak boleh dicegah.
Bila jalan damai ini tidak dapat ditempuh, maka pemeriksaan mayat tetap dapat dilaksanakan secara paksa dan dapat dengan menerapkan pasal 222 KUHP.
Persetujuan dari keluarga/kerabat korban bukanlah bersifat mutlak, melainkan lebih bersifat mengetahui sehingga lebih tepat bila disebut sebagai pernyataan mengetahui.
Akan tetapi pemberitahuan kepada keluarga korban tetap bersifat wajib bagi penyidik, sepanjang keluarga korban dapat dijumpai.
PENCATATAN FORMAT AUTOPSI SESUAI DENGAN PENULISAN VER YANG AKAN DIBUAT
Pada pemeriksaan jenasah Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pendukung lainnya.
Pemeriksaan mediko-legal
Hasil pemeriksaan adalah temuan obyektif pada korban, yang diperoleh dari pemeriksaan medis. Umumnya, pembuat visum et repertum adalah salah satu dari dokter pemeriksa tersebut, yaitu dokter penanggung jawab pasien / kasus.
Pahat Palu Objek & dek gelas Meteran Jarum & benang Sarung tangan Air mengalir Formalin & alkohol Wadah untuk pemeriksaan lab.
Pemeriksaan mayat
A.Pemeriksaan luar mayat meliputi :
1.
Memeriksa bagian luar mayat Bungkus atau penutup mayat pakaian mayat benda-benda di samping mayat perhiasan mayat
Bangsa, jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan, warna kulit, warna rambut dan ciri-cirinya Uraian tentang mata, hidung, mulut dan bibir, disunat atau tidak, gigi geligi, tatto, dll
3.
Pemeriksaan Tanatologis = Perubahan pasca mati : - Lebam Mayat - Kaku mayat - Suhu - Tanda-tanda pembusukan
Pemeriksaan dalam mayat atau autopsi adalah pemeriksaan dengan membuka rongga kepala, leher, dada, perut dan panggul. Bila diperlukan dapat pula diperiksa tulang belakang dan anggota badan yang lain. Pada keadaan-keadaan tertentu, pemeriksaan lanjutan di laboratorium dapat dilakukan, misalnya pemeriksaan histopatologis, toksikologis, serologis, DNA-profiling dll.
Korban mati mendadak akibat penyakit alami Korban trauma yang telah dirawat di rumah sakit Korban dengan sebab kematian tidak ditemukan pada waktu dilakukannya autopsi Bayi korban pembunuhan anak sendiri dengan hasil uji paru negatif Pada beberapa keadaan tertentu lainnya
Pemeriksaan toksikologis
Dilakukan pada : Keracunan Penggunaan obat-obat tertentu Korban dengan sebab kematian tidak ditemukan pada waktu dilakukannya autopsi
Terima Kasih