Professional Documents
Culture Documents
BENANG
Macam-Macam Benang
Kromik
Dengan campuran larutan asam kromat. Waktu absorbsi sampai 90 hari. Diserap dalam waktu 2-3 minggu. Baik untuk ligasi dan mendekatkan jaringan. Tipe A-D
Absorbalble (Sintetik)
Merupakan benang sintetis polimer yang mudah diserap. Dexon : reaktivitas dan tingkat infeksi rendah, keamanan simpul dan kekuatan tarik sangat baik. Poliglaktin 910 (merk dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron (merk dagang Monocryl atau Monosyn), polydioxanone (merk dagang PDS II) Bisa digunakan untuk semua jaringan termasuk kulit.
DEXON
Asam poliglikolik
PDS
Alami (pilinan)
Contoh: sutera, linen, kapas. Untuk jahitan terputus (interuppted) Daya tegang cukup dan dapat diperkuat jika dibasahi dengan larutan garam sebelum digunakan Sutera
Sintetis
Polyester Contoh: Monofilamen: polyester (ethibond/norsilene); polyamide (ethilane); polyethilene (dennalon); polypropilene (prolene/surgilen). Multifilamen: polyester, polyamide, polypropilene, benang baja/metal (stainless). Untuk jahitan kontinyu. Daya tegang tinggi. Benang tidak bisa diserap biasa digunakan pada jaringan yang sukar sembuh.
Non-Absorbable
Digunakan untuk daerah stres tinggi yang membutuhkan retensi yang kuat, misal perbaikan fascia dalam. Digunakan di daerah-daerah yang membutuhkan retensi yang baik, yaitu kulit kepala, badan, dan tangan. Digunakan di daerah-daerah yang membutuhkan minimal retensi, yaitu ekstremitas. Adalah ukuran yang paling umum digunakan untuk penutupan luka dangkal. Digunakan untuk melibatkan daerah wajah, hidung, telinga, alis, dan kelopak mata. Digunakan pada area yang memerlukan sedikit atau tanpa retensi. Terutama digunakan untuk efek kosmetik.
5-0:
6-0:
Ukuran Benang
Lokasi Fascia Otot Kulit Lemak Hepar Ginjal Pancreas Usus halus Usus besar Tendo Kapsul sendi Peritoneum Bedah mikro
Jenis Semua Semua Tidak diserap Terserap Catgut kromik Semua catgut Sutera, kapas Catgut, sutera, kapas Catgut kromik Tak diserap Tak diserap Catgut kromik Tak diserap
Ukuran Eropa 2.0-1 3.0-0 2.0-6.0 2.0-3.0 2.0-0 4.0 3.0 2.0-3.0 4.0-0 5.0-3.0 3.0-2.0 3.0-2.0 7.0-11.0 Metrik 3-4 2-3.5 3-0.7 3-2 3-3.5 1.5 2 3-2 1.5-3.5 1-2 2-3 2-3 0.5-0.1
Daerah jahitan Kepala dan muka Wajah (termasuk kelopak mata dan lidah) Skrotum Kulit kepala Tangan dan jari Dindingn perut: Sayatan lintang Sayatan vertikal
7-9 9-11
11-12
7-10 10-12 12-16
Dapat membawa benang melalui jaringan dengan trauma yang minimal. Cukup ajam untuk penetrasi jaringan dengan resistensi minimal. Cukup rigid untuk tidak bertambah bengkok dan cukup fleksibel untuk tidak patah. Steril dan anti karat untuk mencegah infeksi: stainless steel.
Bagian jarum:
JARUM JAHIT
penampang batang jarum: bulat atau persegi tajam, dan bermata atau tidak bermata.
bulat untuk jaringan lunak bersegi untuk kulit. Jarum yang bermata akan membuat lubang tusukan lebih besar, sedangkan jarum yang tidak bermata yang disebut atraumatik akan membuat lubang yang lebih luas.
Jenis Jarum
NEEDLE HOLDERS:
Surgical Instrument
2.
3.
SCISSORS:
Ada tiga jenis gunting yang berguna dalam perawatan luka ringan.
IRIS SCISSORS DISSECTION SCISSORS SUTURE SCISSORS
Most common, Onset cepat pada infiltrasi lokal. Durasi kerja = sekitar 75 menit STRENGTH: 0.5%, 1.0%, & 2.0% DOSE: Maks 5mg/kg, tidak melebihi 300mg
2.
Vasokonstriksi, penurunan perdarahan, dan memperpanjang durasi dari efek anestesi STRENGTH: 0.5% & 1.0% DOSE: Maks 7mg/kg, tidak melebihi 500mg CAUTIONS: Jangan digunakan MATA, TELINGA, HIDUNG, jari-jari, jari kaki, penis, atau skrotum.
Anasthetic
3. MEPIVACAINE (CARBOCAINE)
Sering digunakan sebagai anestesi luka darurat Onset lebih lambat daripada lidocaine Durasi = 30-60 menit lebih lama dari Lidokain (105135 menit). STRENGTH: 1% DOSE: Maks 5mg/kg
4. BUPIVACAINE (MARCAINE)
onset lambat aksi (10 - 15 menit) DOA yang lebih panjang dari lidocaine dan mepivacaine. STRENGTH: 0.25% DOSE: Maks 3mg/kg
Memeriksa dan mengevaluasi luka dan lecet. Menentukan sifat perlakuan yang harus diberikan. 3. Jenis bahan jahitan yang digunakan, jika ada. 4. Jenis jahitan. 5. Jenis dan jumlah anestesi yang digunakan. 6. Jenis dressing yang diterapkan 7. Tentukan kebutuhan studi radiografi. 8. Order profilaksis tetanus. 9. Memberikan perintah dan instruksi mengenai perubahan dressing, buka jahitan dan perawatan lebih lanjut.
1. 2.
Suturing Protocol
Tipe Jahitan
Indikasi : pada semua luka Kontra indikasi : tidak ada Dilakukan sebagai berikut:
Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat, masuk subcutan terus kekulit sisi lainnya. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subcutan diusahakan agar tepi luka yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar ( everted) Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.
Indikasi : Luka pada persendian, luka pada daerah yang tegangannya besar Kontra indikasi : tidak ada
Matras
Indikasi : Luka pada daerah yang memerlukan kosmetik Kontra indikasi : jaringan luka dengan tegangan besar.
Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis sehingga yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka
Indikasi : Untuk menutup peritoneum Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa