You are on page 1of 14

MAKALAH

DAKWAH

Penyusun : HAFIDZ AHMAD BASROWI NIM : A24130103

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT dzat yang selalu melindungi kita dalam suka dan duka. Berkat segala rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul DAKWAH dengan lancar.

Sholawat serta salam, saya haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, dengan kehadiran beliau di bimu, kita mengerti jalan menuju rahmat Allah dan jalan menuju kemurkaan-Nya. Selain itu tak lupa kepada sahabat-sahabat dan keluarga Rasulullah karena selalu setia pada ajaran Allah SWT dengan sepenuh hati.

Penulis sadar dalam makalh ini masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Untuk itu penyusun berharap kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat, barakah, dan maslahah didunia dan diakherat.

Bogor, Januari 2014

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana ajaran islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu disajikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh umat manusia. Bagi seorang muslim, dakwah merupakan kewajiban yang tidak bias ditinggalkan lagi. Kewajiban dakwah merupakan suatu yang bersifat conditio sine quanon, tak mungkin dihindarakan dari kehidupannya. Sehingga orang mengaku dirinya sebagai muslim maka secara otomatis pula dia menjadi seorang juru dakwah. ` maka dari itu dakwah merupakan bagian yang sangat penting dalam

kehidupan seorang muslim, bahkan agama islam sebagai ajaran tidaklah berarti manakala tidak di manifestasikan dalam perbuatan sehari-hari dan diamalkan. Karena islam tidak semata-mata membicarakan dari satu sisi kehidupan manusia (hubungan manusia dengan tuhan), tetapi islam juga menyoroti persoalan hidup manusia secara total dalam kesehariannya. Memanifestasikan agama bias dilakukan didimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi bagaimanapun seorang muslim harus menyatakan keislamnnya. Berdasarkan hal-hal yang tersinggung diatas, maka dalam makalah ini akan dijelaskan apa itu dakwah secara luas serta cara berdakwah sebagai manifestasi agama disetiap lini kehidupan seperti dakwah kepada keluarga, dakwah kepada masyarakat, dan dakwah kepada lingkungan kampus.

I.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut : 1. Bagaimana pengertian dakwah? 2. Apa saja tujuan dan unsure dakwah? 3. Bagaimana berdakwah dalam keluarga, masyarakaat, dan lingkungan kampus?

I.3 TUJUAN Makalah ini bertujuan : 1. Mengetahui pengertian dakwah. 2. Mengetahui tujuan dan unsur-unsur dakwah. 3. Mengetahui cara berdakwah dalam keluarga, masyarakat, dan lingkuangan kampus.

BAB II PEMBAHASAN

II.1

PENGERTIAN DAKWAH Secara etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa arab yakni,

Artinya : panggilan, ajakan, seruan (Munawwir, 1997: 406). Adapun secara istilah banyak pakar yang menyebutkan, di antaranya adalah sebagaimana yang dikutip oleh Amrullah Achmad (1995: 14): 1. Sayid Quthb menyatakan bahwa dakwah adalah mengajak atau menyeru orang masuk ke dalam sabilillah, bukan untuk mengikuti dai atau bukan mengikuti sekelompok orang. 2. Ahmad Ghulusy menjelaskan bahwa dakwah adalah pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam. Jadi dapat dikatakan bahwa dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan tata nilai kehidupan manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dengan demikian secara terminologis dakwah adalah komunikasi mengajak dan memanggil umat manusia kepada agama Islam, memberi informasi mengenainya, amar ma'ruf nahi munkar agar dapat tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan supaya terlaksana ketentuan Allah, yaitu menyiksa orang yang menolak dan mengunegerahkan pahala bagi orang yang beriman dengan pesan-pesan komunikasi tersebut (Tim Peneliti IAIN Jami'ah Ar-Raniry Darussalam, 1984/ 1985: 5-6).

II.2

TUJUAN DAKWAH Proses penyelenggaraan dakwah dilaksanakan dalam rangka mencapai

nilai tertentu. Nilai tertentu yang diharapkan dapat diperoleh dengan jalan melakukan aktifitas dan realisasi dakwah itu disebut tujuan dakwah. Tujuan dakwah merupakan salah satu tujuan umum dakwah, sehingga bisa dikatakan apabila unsur ini tidak ada maka penyelenggaraan dakwah tidak akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan atau semua usaha akan sia-sia.

Mengenai konteks tujuan dakwah ini, para pakar memberikan definisi yang berbeda-beda. Namun perbedaan pendapat tersebut hanyalah dalam tataran redaksi bahasa. Substansinya sesungguhnya sama yaitu demi kemaslahatan hidup manusia di dunia dan kehidupan di akhirat. Muhammad Natsir mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah: 1. Memanggil manusia kepada syariat untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perorangan ataupun rumah tangga, berjamaah, bermasyarakat, bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan bernegara. 2. Memanggil manusia kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah Swt di muka bumi, menjadi pelopor, pengawas, pemakmur, pembesar kedamaian bagi umat manusia. 3. Memanggil manusia kepada tujuan hidup yang hakiki yaitu menyembah Allah Swt. sebagai satu-satunya zat Pencipta. Di lain pihak Dr. Mawardi Bachtiar berpendapat bahwa tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha Allah Swt.Sedangkan Prof. H.M. Arifin menjelaskan tujuan dakwah untuk

menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang disampaikan oleh pelaksana dakwah atau penerang agama.Adapun menurut Prof. Toha Yahya Umar, M.A. menjelaskan bahwa tujuan dakwah adalah untuk menobatkan benih hidayah dalam meluruskan itiqad, memperbanyak amal secara terus-menerus, membersihkan jiwa dan menolak syubhat agama. II.3 UNSUR DAKWAH Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah dai (pelaku dakwah), madu (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), washilah (media dakwah), thariqoh (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah). a. Dai (pelaku dakwah) Dai berasal dari bahasa arab sebagai isim fail dari kata daa-yadudawatan yang berarti seorang laki-laki sebagai subjek dakwah atau pelaku dalam menegakan dakwah. Sedangkan untuk perempuan lazim digunakan istilah

daiyah. Dengan kata lain yang dimaksud dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan atau perbuatan baik secara individu , kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Dalam konteks komunikasi, dai sama dengan komunikator. Maka disebutlah dengan komunikator dakwah. Komunikator dakwah diakui sebagai orang yang shaleh. Perilaku dan sikapnya menjadi salah satu sumber penilaian dan rujuan perilaku masyarakat. b. Madu (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah) Unsur dakwah yang kedua adalah madu, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara indivisu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak. Dalam konteks komunikasi madu adalah komunikan, maka disebutlah dengan komunikan dakwah. Komunikan dakwah (madu) memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada dua potensi yaitu : kemampuan rasio dan kemampuan merasa. c. Materi Dakwah Maddah dakwah atau materi dakwah merupakan masalah isi pesan atau materi yang disampaikan dai kepada madu. Akan tetapi ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Aqidah yang meliputi ; Ilahiyat (berhubungan dengan sifat dan dzat Allah), Nubuwat (berhubungan dengan sifat-sifat, tugas dan urgensi para Nabi), Ruhaniyat (berhubungan dengan alam supra natural seperti malaikat, jin) dan Samiyyat (berhubungan dengan kehidupan di alam barzakh, surga, dan neraka) 2. Syariah yang meliputi : Ibadah dan Muamallah. 3. Akhlaq yang meliputi : Akhlaq kepada Khaliq, Akhlaq terhadap makhluk termasuk kepada diri sendiri. d. Media ( Wasilah ) Dakwah Di zaman kita sekarang ini, sungguh Alloh azza wa Jalla lebih banyak mempermudah urusan dakwah ini dengan berbagai sarana yang belum pernah ada sebelumnya. Urusan dakwah di zaman ini jauh lebih mudah dengan berbagai sarana dan menegakkan hujjah kepada manusia di zaman ini dapat dilakukan

dengan berbagai media yang beraneka ragam, seperti media penyiaran, televisi, cetak dan media-media lainnya yang bermacam-macam. Dewasa ini dakwah tidak hanya sekedar ceramah diatas mimbar yang bertempat di mesjid atau mushola. Kecanggihan tekhnologi menjadikan dakwah semakin berkembang pesat hingga bisa dirasakan hingga ke pelosok negeri. Hal tersebut menuntut para dai agar lebih kreatif dan inovatif dalam menyeru kebaikan dan melarang kepada kemunkaran. Dakwah di zaman yang serba modern dan canggih ini diperlukan metode yang canggih dan modern pula. Sebab jika tidak adanya keseimbangan antara metode dakwah dan kondisi zaman, maka materi dakwah yang disampaikan tidak sampai pada sasaran. Sekarang ini kita hidup di era yang disebut dengan era persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Semua aspek kehidupan di jalankan oleh mesin-mesin robot yang serba modern. Dari segi penyampaian dakwah dibagi tiga golongan : 1) The Spoken Words (yang berbentuk ucapan) Yang termasuk kategori ini ialah alat yang dapat mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditangkap oleh telinga; disebut juga dengan the audio media yang biasa dipergunakan sehari-hari seperti telepon dan radio. 2) The Printed Writing (yang berbentuk tulisan) Yang termasuk didalamnya adalah barang-barang tercetak, gambargamabr tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar, majalah, brosur, pamflet dan sebagainya. 3) The Audio Visual (yang berbentuk gambar hidup) Yang merupakan penggabungan dari golongan diatas, yang termasuk didalamnya adalah film, televisi, radio, video dan sebagainya. e. Metode ( Thariqah ) Dakwah Metode berasal dari bahasa Latin yaitu methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani methodhus berarti cara atau jalan. Secara terminologis, metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja. Dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau bias diartikan metode dakwah adalah cara-cara yang digunakan

seorang dai untuk menyampaikan materi dakwah yaitu Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. f. Efek ( Atsar ) Dakwah Atsar ( efek ) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para dai. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangan besar artinya dalam penentuan langkahlangkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis atsar dakwah, maka

kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya (corrective action). Demikian juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsureunsur dakwah yang dianggap baik dapat ditingkatkan.

II.4

DAKWAH DALAM KELUARGA Keluarga merupakan unit organisasi terkecil dalam masyarakat. Di situlah

banyak pengaruh dan pembentukan karakter dari masing-masing anggota keluarga terutama pada anak-anak yang ada di dalamnya. Hal tersebut menyebabkan dakwah akan menjadi efektif saat dilakukan dalam lingkup keluarga. Dalam keluarga, terkadang dakwah dilakukan dengan saling bertegur atau saling mengingatkan satu sama lain. Orang tua sering member contoh kepada anak mereka dalam melakukan hal kebaikan seperti bersedekah dll. Menegur anakn mereka juga dilakukan sebagai metode dakwah. Namun dilemanya bagaimana cara seorang anak menegur kepada orang tuanya? Kadang hal itu menjadi problema karena kurang sopan ketika menegur orang tua dengan cara yang salah. Cara menasihat orang tua haruslah dengan cara yang baik, dan sopan karena kta harus berbakti pada orang tua, sepert kisah berikut: Suatu waktu, Hasan dan Husin melihat seorang laki-laki dewasa sedang mberwudhu dengan cara yang salah. Keduaya tidak berani menegur laki-laki tersebut kerana mereka masih anak-anak. Kemudian, Hasan berbisik kepada Husin. Mereka membuat satu rencana untuk menyedarkan laki-laki tadi. Dua

anak-anak itu kemudiannya berpura-pura tidak tahu cara berwudhu. 'Pak cik, bolehkah pak cik menilai siapakah di antara kami yang paling betul mengambil wuduk?" tanya mereka. Laki-laki tersebut setuju untuk menilai mereka. Hasan dan Husin mengambil peluang itu dengan menunjukkan cara berwuduk seperti yang diajarkan Rasulullah S.A.W yang mereka dapatkan dari pelajaran di Madrasah mereka. Setelah Hasan dan Husin selesai berwudhu, tahulah laki-laki tersebut bahwa dia telah salah. Laki-laki itu lantas mengucapkan terima kasih kepada mereka karena telah menyedarkannya. Sejak kejadian itu, laki-laki itu berwudhu dengan cara yang betul seperti yang ditunjukkan oleh Hasan dan Husin. Subhanallah.

II.5

DAKWAH PADA MASYARAKAT Dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya kehidupan umat Islam,

dakwah mempunyai kedudukan yang amat penting. Dengan dakwah, dapat disampaikan serta dijelaskan mengenai ajaran Islam kepada masyarakat dan umat sehingga sasaran dapat mengetahui perkara yang benar (haq) atau perkara yang salah (batil). Peranan dakwah bukan setakat dapat membezakan tetapi dakwah juga dapat mempengaruhi masyarakat untuk menyukai perkara yang baik serta dapat menolak apa saja yang tidak betul yang berlaku dalam masyarakat. Sekiranya ini dapat diwujudkan dalam masyarakat Islam, sudah tentu hasrat kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dapatdicapai. Sesungguhnya dakwah mempunyai kedudukan yang amat penting. Dalam era globalisasi seperti ini, dakwah dalam masyarakat tidak hanya memalui pengajian dan majelis talim. Namun, mengacu pada perkembangan zaman ini dakwah harus bisa memanfaatkan teknologi yang ada. Sekarang ini dakwah sudah mulai merajahi kaum remaja memalui media jejaring sosial, banyak aktivis yang melakukan dakwahnya disana. Selain itu banyak juga dakwah yang dilakukan melalui media massa, contohnya pada radio televisi dll. Melalui metode apapun, dakwah dalam masyarakat haruslah bisa membina dan membimbning masayarakat menuju jalan yang benar. Selan itu, dakwah juga haru dmanifestasikan dalam kehipan bermasyarakat sehari-hari agar terwujudnya

kehidupan yang tentram, bahagia, dan dirahmati Allah SWT baik di dunia maupun di akherat kelak. Amin.

II.6

DAKWAH KEPADA LINGKUNGAN KAMPUS Dakwah Kampus adalah dakwah ammah harokatudz dzahiroh dalam

lingkup perguruan tinggi. Dakwah yang sifatnya terbuka, berorientasi kepada rekrutmen dakwah di kalangan civitas akademika secara umum, dan aktivitasnya dapat dirasakan oleh civitas akademika. Civitas akademika yang dimaksud di sini adalah para mahasiswa dan dosen perguruan tinggi. Civitas akademika merupakan bagian dari masyarakat kampus yang hidup dengan peraturan, ada peraturan kampus (rektorat), peraturan ormawa, dan sebagainya. Sehingga untuk dapat mengejewantahkan dakwah ammah harokatudz dzahirah tersebut, maka prinsip 'legal', 'formal', dan 'wajar' dalam kacamata civitas akademika, menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh Dakwah Kampus. Salah satu derivasi dari hal ini, maka biasanya sebuah lembaga dakwah kampus (di IPB LDK al-huriyyah) perlu membuat AD/ART sebagai bagian dari bentuk legalisasi organisasi dakwah kampus di sebuah perguruan tinggi. Untuk menjalankan roda Dakwah Kampus, maka dibutuhkan personilpersonil, yaitu Aktivis Dakwah Kampus (ADK). ADK adalah kader dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran dalam Dakwah Kampus. Peran yang dilakukan bisa berupa sebagai pengurus lembaga dakwah kampus, murobbi kampus, dan sebagainya. Peran ADK ini bisa dijalankan oleh kader dakwah yang bertitel mahasiswa, atau dosen, atau kader dakwah lainnya yang bersinggungan dengan Dakwah Kampus. Mereka harus dapat bergerak bersama-sama dalam koridor strategi dakwah kampus yang bersangkutan. Sebagaimana telah diungkapkan di atas, dalam pergerakannya dakwah kampus memiliki medan tersendiri. Medan pergerakan dakwah kampus adalah area di mana dakwah kampus mengaktualisasikan diri. Medan Dakwah Kampus yaitu lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap dakwah kampus, meliputi manusia-manusianya (para civitas akademika, pejabat dan pegawai kampus, alumni), sarana-sarananya (lembaga kemahasiswaan, institusi perguruan tinggi, institusi pemerintah terkait, institusi kerjasama antar perguruan

tinggi), dan aturan main yang berlaku (peraturan perundangan terkait, kurikulum dan sistem administrasi perguruan tingggi), serta sarana dan prasarana kampus. Dan yang terakhir dalam kajian ini adalah tujuan Dakwah Kampus, terakhir dan sangat penting. Karena tujuan dakwah kampus harus selalu menjadi satu hal yang terus diingat oleh para ADK, agar mereka tahu ke mana arah dakwah kampus berjalan.

BAB III\ PENUTUP

III.1 1.

2. 3.

4.

5.

6.

SIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan: Dakwah merupakan suatu proses penyelenggaraan aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan tata nilai kehidupan manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Tujuan dakwah substansinya yaitu demi kemaslahatan hidup manusia di dunia dan kehidupan di akhirat. Unsur dakwah terdiri atas : Dai (pelaku dakwah), Madu (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah), Materi dakwah, Media (Wasilah) dakwah, Metode (Thariqah) dakwah, efek (Atsar) dakwah. Dakwah kepada kelaurga dapat dilakukan dengan menegur dan memberi contoh. Member nasihat pada orang tua harus dengan cara yang baik dan sopan. Dakwah kepada masyarakat dalam era global harus dapat memafaatkan teknologi. Seperti sekarang ini banyak dakwah dalam masyarakat melalui jejaring social dan juga media massa. Dakwah kepada lingkungan kampus adalah dakwah ammah harokatudz dzahiroh dalam lingkup perguruan tinggi, dakwah yang sifatnya terbuka, berorientasi kepada rekrutmen dakwah di kalangan civitas akademika secara umum, dan aktivitasnya. SARAN Sebagai umat muslim hendaknya kita ikut serta dalam berdakwah diajaran

III.2

islam jika kita mampu dan pada lingkungan yang sesuai pula. Sebaiknya dakwah juga dimanifestasikan dalam kehidupan melalu perbuatan dan perlaku kita seharihari. Agar tujuan dakwah yang sesungguhnya dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Amrullah.1995.Dakwah Islam Sebagai Ilmu Sebuah Pendekatan Epistemologi Islam.Yogyakarta: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Bachtiar, W. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Logos. Bambang S. Maarif. 2010. Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 39 LEDMA, Al-farab.2013. Definisi Dasar dan Tujuan Dakwah Kampus, http://www.ledmaalfarabi.org/2010/07/definisi-dasar-dan-tujuan-dakwahkampus.html (diakses 30 Januari 2013) Munir M, ilaihi W.2006.Manajemen Dakwah.Jakatra(ID):Rahmat Semesta

You might also like