Professional Documents
Culture Documents
Emulsi
Sistem terdispersi mengandung sekurangkurangnya dua fase cairan yang tidak bisa bercampur Fase terdispersi 0,1m - 100m In some cases 0.01-100um Tidak stabil secara termodinamik,droplet yang terdispersi cenderung bergabung bersama Emulsi yang stabil sekurang-kurangnya mengandung tiga komponen: - fase terdispersi (fase dalam = fase internal) - medium terdispersi (fase luar = f.ext = fase kontinyu) - bahan pengemulsi (emulsifying agent)
Emulsions
Phase A Phase B B
A.: Two immiscible liquids not emulsified B. An emulsion of phase B dispersed in Phase A C. Unstable emulsion slowly separates. D. The emulsifying agent ( black film) places it self on the interface between phase A and phase B and stabilizes the emulsion.
4
-Sec topikalbtk krim dan losion dermatologik dan kosmetikproduk mudah menyebar dan menutupi area yg dioleskandpt dibersihkan dg air dan tdk menimbulkan noda -Suntikan intramuskular obat larut air atau vaksin untuk memberikan pelepasan lambat - Penggunaan steril stabil iv emulsi yang mengandung lemak, karbohidrat, dan vitamin sebagai nutrisi potensial utk merawat pasien lemah yg tak dpt mencerna makanan sec oral
Pesticide
Asphalt
Skin cream
Ice cream Metal cutting oils Margarine Stabilitas emulsi dapat direkayasa untuk bervariasi dari detik ke tahun tergantung pada aplikasi
W/O emulsions do not give a positive conductivity test as oil is the external phase which is a poor 312 11 conductor of electricity.
13
Conductivity Test
prinsip dasar bahwa air konduktor listrik yang baik Pada kasus o / w emulsi, tes ini akan positif bila air sebagai fase eksternal. Dalam tes ini. Sebuah perakitan terdiri dari sepasang elektroda dihubungkan ke lampu dan dicelupkan ke dalam emulsi. Jika emulsi o / w lampu akan menyala
1/17/2014
14
Uji Kelarutan Zat warna emulsi + pewarna larut air seperti metilen blue dan diamati di bawah mikroskop, jika fasa kontinyu tampak biru emulsi o / w air, sbg fase eksternal dan pewarna akan larut di dalamnya untuk memberi warna tetapi jika gumpalan tersebar tampak biru dan fase kontinyu tanpa warna, maka w / o. pewarna larut minyak seperti Sudan III ditambahkan ke emulsi dan fasa kontinyu tampak merah, maka w / o emulsi.
1/17/2014 15
OOO OOO OO
Proses I : Menaikkan energi bebas permukaan Proses II : Mengurangi energi bebas permukaan Proses ini adalah konstan dan terus sampai fasa bulk terbentuk kembali
F=
SL. A
F = Kenaikan energi bebas permukaan SL = Tegangan antar muka antara medium cair dan partikel padat.
Kenaikan energi bebas permukaan menyebabkan partikelpartikel tidak stabil secara termodinamika, artinya partikel berenergi tinggi dan cenderung untuk mengelompok sedemikian rupa untuk mengurangi luas permukaan total. Emulsi
F=
6 . V d
Tahap mula- Tahap perantara: mula. Fase Dispersi o/w dan bulk memisah w/o terdapat
dalam sistem
Dispersi
Flokulasi
Coalescence
Coalescence: Peleburan (fusion) dari droplet menjadi droplet yang lebih besar
Sifat-sifat bahan pengemulsi yang diinginkan: Mengandung surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan Cepat diabsopsi di sekeliling droplet terdispersi untuk mencegah koalesensi Memberi droplet potensial listrik secukupnya untuk mempermudah daya tolak menolak Menambah viskositas emulsi Efektif pada konsentrasi rendah
Pembentukan Film
Pengemulsi harus dapat membentuk film di sekeliling droplet. Film dapat merupakan: Ekalapis (monolayer) Multilapis (multilayer) Kumpulan partikel kecil yang diadsorpsi pada antarmuka Tipe-tipe film yang terbentuk oleh bahan pengemulsi pada antarmuka minyak air 1. Film monomolekul 2. Film multimolekul 3. Film partikel padatan
Minyak
Minyak air
air
Film monomolekul
Air
2.
Alam Koloid hidrofilik Tipe film multimolekul - akasia - gelatin Tipe film monomolekul - Lesitin - Kolesterol
3. Padatan terbagi halus Colloidal clays: - Bentonit Tipe film partikel padatan - Veegum Hidroksida metal: Tipe film partikel padatan - Mg hidroksida 4. Bahan pengemulsi Pembantu Senyawa-senyawa yang mereka sendiri tidak sanggup membentuk emulsi stabil. Membantu menstabilkan emulsi dengan menambah kekentalan emulsi. Contoh: Metil selulosa, Natrium alginat, Natrium karboksi metilselulosa
Sodium Sodium salt of the carboxy carboxcymethy methyl esters of cellulose l cellulose
Stearic acid A mixture of solid acids from fats, chiefly stearic and palmitic
Preparation of Emulsions
Preparation Of Emulsions On small scale mortar and pestle can be used but its efficiency is limited. To overcome these drawback small electric mixers can be used although care must be exercised to avoid excessive entrapment of air. For large scale production mechanical stirrers are used to provide controlled agitation and shearing stress to produce stable emulsions.
35
PEMBUATAN EMULSI
1. Pemilihan Bahan Pengemulsi
a.
Sistem HLB : HLB 4 6 membentuk emulsi w / o HLB 8 18 membentuk emulsi o / w b. Campuran bahan pengemulsi - Untuk mendapatkan HLB yang diinginkan. -Untuk menambah stabilitas dan kepaduan dari antarmuka - Untuk mempengaruhi konsistensi dan rasa dari produk Cth: gom arab+tragakan dan camp surfaktan nonionik HLB tinggi dan rendah 2. Pembuatan Skala Kecil Mortir dan stamfer selalu dipakai untuk emulsi yang distabilkan dengan film multimolekul (mis: akasia, tragakan, agar) pada antarmuka.
Ada 3 metode: a. The wet gum method (English method) b. The dry gum method (continental method) c. The forbes bottle methode
Metode gom basah Bahan pengemulsi dimasukkan ke dalam mortir dan dispersikan dalam air untuk membentuk mucilago. Minyak ditambahkan dalam jumlah yang sedikit dengan penggerusan kontinu, setiap bagian minyak diemulsikan sebelum penambahan selanjutnya. Metode gom kering Gom ditambahkan ke dalam minyak untuk membentuk emulsi primer, kemudian diencerkan dengan fase kontinu
Methods for preparing Emulsions for External use: Emulsions meant for external application such as creams, lotions and liniments contain in their formula waxy solids which require melting before mixing. Such emulsions may be prepared by melting the oily components separately at 60 0C. Similarly in another vessel, the aqueous components are mixed and are warmed gently to 60 0C. The aqueous phase is then added to the oily
Distribusi ukuran partikel dari fasa terdispersi pH Suhu emulsifikasi Jenis peralatan Metode dan laju pendinginan Tekstur, rasa (kekerasan, berpasir, berminyak, kelengketan, penyebaran) Kontaminasi mikroba / sterilitas (dalam wadah yang belum dibuka dan dalam kondisi penggunaan) pelepasan/ bioavailabilitas (penyerapan perkutan) Distribusi fase, fase Inversi (homogenitas / fase pemisahan
Emulsi stabil jika : Tetesan fase terdispersi dapat mempertahankan karakter awalnya dan masih tetap terdistribusi secara homogen ke seluruh fase kontinyu selama usia guna sediaan Tidak boleh ada perubahan fase atau kontaminasi mikroba selama penyimpanan Harus mempertahankan penampilan, bau warna dan konsistensinya Ketidakstabilan kimia cenderung menyebabkan ketidakstabilan fisika
Ketengikan minyak nabati karena teroksidasi Depolimerisasi pengemulsi makromolekul akibat hidrolisis atau penguraian karena mikroba. Dapat diatasi dengan penambahan antioksidan dan pengawet Interaksi bahan aktif eksipien atau antara sesama eksipien atau dengan bhn pengemulsi emulsi pecah
Cth : - bhn kationik surfaktan (mis setrimonium bromida atau obat (neomisin sulfat) ditambahkan pada krem air yg distabilkan dengan surfaktan ionik spt Na-Lauril sulfat - Interaksi antara pengawet fenol dan pengemulsi ionik polioksietilen menyebabkan hilangnya daya emulsifikasi dan daya pengawetan
STABILITAS EMULSI
Tiga fenomena yang berhubungan dengan stabilitas emulsi (termasuk ketidakstabilan sec fisika): 1. Creaming dan sedimentasi Creaming : Pergerakan ke atas dari fase terdispersi Sedimentasi : Pergerakan ke bawah dari fase terdispersi 2. Agregasi dan kemungkinan coalescence (koalesensi) dari droplet terdispersi untuk membentuk kembali pemisahan, fasa-fasa bulk. 3. Inversi. Emulsi o / w membalik menjadi w / o, atau sebaliknya.
Sedimentasi: Jika fasa terdispersi densitasnya > fasa kontinu Droplet akan mengendap Fenomena ini sering terjadi pada emulsi w / o.
3.
(Kecepatan creaming)
Agregasi: mendahului koalesensi dalam emulsi Mempercepat creaming dan sedimentasi Berhubungan dengan potensial listrik pada droplet
Koalesensi: Peleburan (fusi) sempurna dari droplet, menyebabkan berkurang jumlah droplet dan akibatnya pemisahan dua fasa yang tidak bercampur.
Koalesensi: Tergantung pada sifat-sifat struktur film antarmuka Dalam emulsi yang distabilkan oleh pengemulsi tipe surfaktan membantu film ekalapis, koalesensi dilawan oleh elastisitas dan kekompakan film yang terdapat di antara dua droplet. Meskipun dua droplet bersentuhan mereka tidak akan melebur sampai film berkurang atau akhirnya pecah. Film multilapis dan partikel padatan memberi pada emulsi suatu derajad tekanan yang tinggi terhadap koalesensi oleh karena kekuatan mekaniknya.
Inversi
Perubahan emulsi o /w menjadi w / o, atau w / o menjadi o / w, bisa disebabkan : Sifat emulsifier Emulsifier lbh berminyak W/O, atau sebaliknya penambahan suatu elektrolit Emulsi o / w yang menggunakan Na. Stearat sebagai pengemulsi, dapat diinversikan dengan penambahan CaCl2, oleh karena Ca. stearat yang terbentuk adalah suatu pengemulsi lipofilik dan lebih suka membentuk emulsi w / o.
Temperatur Temperatur pada emulsi O/W (surfactant nonionik polyoxyethylen ) the emulsifier lebih hydrophobic and the emulsion berubah mjd W/O.
Perbedaan berat jenis antara kedua fase. Perbedaan yang minimum adalah yang baik. Kohesi fase terdispersi, sifat kohesi yang minimum adalah yang baik Persentase padatan di dalam emulsi. Persentase fase terdispersi yang rendah adalah yang baik Temperatur luar yang ekstrim. Temperatur luar yang tinggi atau rendah adalah kurang baik Ukuran butiran fase terdispersi. Makin kecil ukurannya
makin baik
Viskositas fase kontinyu. Viskositas yang tinggi adalh yang baik Muatan fase terdispersi. Muatan yang sama dan seragam adalh yang baik Distribusi ukuran butiran fase terdispersi. Ukuran yang kecil dan seragam adalah yang baik Tegangan interfasial antara kedua fase. Makin rendah nilainya makin baik
Air
Minyak
Oil
Air
Emulsi O / W
Emulsi O / W
Air
Minyak
Misalkan suatu emulsi m/a yang mengandung minyak mineral dengan BJ 0,9 didispersikan dlm fase air yang mempunyai BJ 1,05. Jika partikel-partikel minyak mempunyai d rata 5um atau 5 x 10-4 cm, fase external mempunyai viskositas 0,5 poise (0,5 dyne det/cm2 atau 0,5 g/cm det) dan g 981 cm/det2. berapakah kec pengkriman emulsi ini dalam cm/hari?
Tergantung pada penggunaan, emulsi harus dikemas dalam wadah yang sesuai. Emulsi dimaksudkan untuk penggunaan oral biasanya dikemas dalam wadah yg tertutup baik dan kedap udara Produk peka thd cahaya yang dikemas dalam botol coklat Untuk emulsi kental, botol mulut lebar harus digunakan. Label pada emulsi harus menyebutkan bahwa produk ini harus dikocok lebih dahulu Penggunaan utk obat luar harus jelas menyebutkan pada label untuk pemakaian luar. Emulsi harus disimpan di tempat yang dingin tapi pendingin harus dihindari karena suhu rendah ini dapat mempengaruhi stabilitas pembuatan
Hal ini diperlukan untuk menjaga emulsi dari mikroorganisme agar tdk berkembang biak dengan mudah dalam sistem emulsi dengan kadar air tinggi, terutama jika mengandung karbohidrat, protein atau bahan steroid Kontaminasi akibat mikroorganisme dapat mengakibatkan masalah seperti perubahan warna, bau, produksi gas, hidrolisis, perubahan pH dan akhirnya memecah emulsi. Oleh karena itu pada sistem emulsi perlu ditambahkan pengawet.
Secara fisik maupun kimia kompatibel dengan bahan lain dari emulsi dan dengan wadah yang diusulkan produk
Harus memiliki spektrum yang luas terhadap aktivitas berbagai bakteri, ragi dan jamur.
Pengawet selektif harus memiliki kelarutan air yang tinggi dan koefisien partisi minyak / air rendah.
ester parahydroxybenzoate
asam-asam organik mercurials organik senyawa amonium kuarterner derivatif kresol agen lain-lain
metil, propil butil paraben asam askorbat asam benzoat asetat phenylmercuric nitrat phenylmercuric setrimid
Perubahan oksidatif seperti tengik dan busuk karena oksigen atmosfer dan efek enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme terlihat di banyak emulsi yang mengandung sayuran dan minyak mineral dan lemak hewani. Antioksidan dapat digunakan untuk mencegah perubahan yang terjadi karena oksigen atmosfer.
tidak beracun, nonirritant, efektif pada konsentrasi rendah di bawah kondisi yang diharapkan pada penyimpanan dan penggunaan larut dalam mediumnya dan stabil. bila digunakan pada pembuatan obat oral harus tidak berbau dan berasa. antioxidants umum meliputi alkil gallate seperti etil, propil gallate atau dodesil, hidroksianisol terbutilasi (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT)
1. Penentuan ukuran partikel dan jumlah partikel: Penentuan perubahan pada ukuran partikel rata-rata atau ukuran distribusi tetesan. Hal ini dilakukan dengan
Pada o/w emulsi , globul yang terflokulasi meningkatkan visk. Pada emulsi w/o, partikel fase terdispersi cpt berflokulasi mengurangi viskositas , yang stabil setelah 5 sampai 15 hari . penurunan viskositas krn penyimpanan peningkatan ukuran partikel karena koalesensi
- O / W emulsi memiliki ukuran partikel halus menunjukkan resistensi rendah tetapi jika peningkatan ukuran partikel tetesan minyak beragregasi dan tidak stabil .
Melibatkan penentuan stabilitas pada kondisi penyimpanan jangka panjang, kondisi penyimpanan dipercepat, freezing and thawing conditions. Stress condition yang diterapkan dalam rangka untuk mempercepat pengujian stabilitas dengan mempercepat ketidakstabilan emulsi meliputi: Gaya sentrifugal, gaya agitasi, penyimpanan dan suhu Parameter fisik berikut dievaluasi untuk menilai efek dari salah satu kondisi stres di atas: Pemisahan fasa Viskositas Sifat elektroforesis Ukuran partikel dan jumlah partikel
Kondisi stres yang digunakan untuk mengevaluasi stabilitas emulsi : 1 - Penympan dan suhu - siklus antara dua temperatur ( 4 dan 45 C ) - Pada suhu tinggi : mempercepat laju koalesensi dan creaming yang diikuti dengan perubahan viskositas suhu tinggi emulsi tipis suhu kamaremulsi tebal - Pembekuan lebih merusak emulsi daripada pemanasan Karena, kelarutan pengemulsi lebih sensitif terhadap pembekuan dari pemanasan .
2. Sentrifugasi : Sentrifugasi pada 3750 rpm selama 5 jam = efek gravitasi selama satu tahun . 3 - Agitasi : Parameter fisik berikut dievaluasi untuk menilai efek dari salah satu kondisi stres di atas : a pemisahan fase b Viskositas c sifat elektroforesis d Ukuran partikel dan jumlah partikel
Emulsi O / W
Emulsi O / W
Emulsi W / O / W
Emulsi O / W / O
EMULSI GANDA
Emulsi ganda sistem kompleks (emulsi dalam emulsi) droplet dari fase terdispersinya mengandung droplet terdispersi yang lebih kecil. Ada 3 fase dg tipe umum : W/O/W (air dalam minyak dalam air) O/W/O (minyak dalam air dalam minyak). Kegunaan utama sistem emulsi ganda adalah membatasi dan melindungi sistem untuk pelepasan terkendali dari zat aktif
Surfaktan Lipofilik (larut-minyak, HLB rendah) untuk menstabilkan emulsi w / o Surfktan hidrofilik (larut dalam air, tinggi HLB) utk menstabilkan emulsi o / w . Pd emulsi ini setiap obat tdpt dalam fase terdalam harus melintasi dua batas fase untuk mencapai fase kontinyu eksternal. Emulsi tersebut juga dapat membalikkan fase membentuk emulsi sederhana. w / o / w emulsi o / w
Pembuatan emulsi ganda: Fase air + fase minyak, mengandung surfactant lipofilik w / o emulsi dituangkan ke dalam larutan II mgdg surfaktant hidrofilik pencampuran emulsi ganda w / o / w Jenis beberapa emulsi: w / o / w, o / w / o
MIKROEMULSI
Emulsi transparan, jernih, spt lar. sejati Jari2 globul di bawah kisaran 10-75 nm. Munculnya emulsi tergantung pada panjang gelombang cahaya tampak yaitu tetesan kurang dari 120 nm tidak memantulkan cahaya dan terlihat transparan Metode pembuatan mikroemulsi: Surfaktan, minyak dan air dicampur membentuk emulsi spt susu dan ditmbah dg co surfaktan jernih Jk di + minyak pada sistem w/o keruh + co surfaktan jernih emulsi transparan
MIKROEMULSI
Contoh komponen mikroemulsi Minyak mineral 11 %b/b PEG 100 27,8 PEG oleil ester 6 Sorbitol 7 Propilen glikol 5 Air 43,2
Komponen %b/b Minyak mineral 16 Sukrose distearat 5 Sukrosa stearat 5 Dietilamin oleil eter 10 Pospat 2 Dietilamin oleil eter 3 Pospat 5 1,3 etil heksandiol 2,5