You are on page 1of 52

Pani Zaristian Vaspintra

Karl Marx dan Perdamaian

Karl Marx dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1818 di Kota Treves (Trieste, Trier), Provinsi
Rhein di Prusia. Karl Marx muda mengalami sendiri masa-masa perkembangan awal
kapitalisme dimana sawah-sawah mulai digusur untuk pendirian pabrik-pabrik, hingga
para petani miskin yang kehilangan tanahnya terpaksa melamar bekerja di pabrik-pabrik.
Banyak sumber mengatakan bahwa Marx senang bermain di Sawah ketika masa kecilnya
dulu. Pengamatan yang dilakukannya sepanjang masa kecilnya itu, kelak dituangkan
dalam analisis yang terinci mengenai perkembangan kapitalisme dan hubungannya
dengan masalah pertanian. Marx muda mengikuti semua berita politik melalui koran yang
ada di negerinya. Ayahnya, Heinrich Marx, adalah seorang yang terpandang di kalangan
masyarakat Jerman, Marx mewarisi satu semangat mempelajari filsafat. Ayahnya yang
terpelajar, meminati bacaan filsafat dari John Locke, terutama karya-karya awalnya yang
sangat kental mengandung filsafat Materialisme, dan Diderot. Pembicaraan-pembicaraan
yang ada di dalam keluarga inilah yang kelak membangkitkan minat Marx muda untuk
mempelajari filsafat, terutama sekali materialisme.
Pandangan Marx tentang perdamaian adalah adanya perjuangan kelas buruh yang
sampai pada pengakuan akan perlunya dictator proletariat. Hal ini merupakan upaya
untuk merealisasikan masyarakat tanpa kelas. Pola kemasyarakatan ini akan membentuk
sistem sosialis dimana setiap orang akan diperlukan kemampuannya dan pada setiap
orang akan diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Pemikirannya tersebut sangat
dipengaruhi oleh pandanganya terhadap kapitalisme, dimana ia menganggap bahwa
kapitalisme hanya akan memperbesar kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
Dalam pandangannya, masyarakat semacam ini tidak dapat hanya ditunggu, namun
harus segera diciptakan. Untuk merealisasikan idenya tersebut, Marx kemudian
mendemontrasikan keberadaan kelas-kelas sosial dalam fase sejarah dalam
perkembangan akan kepemilikan faktor produksi. Perjuangan kelaa yang dilakukan pun
ditujuan untuk membentuk kediktatoran proletariat, dimana akhirnya, sebagaimana ide
yang digagas Marx, kediktatoran ini adalah sebagai bentuk transisi dari penghilangan
semua jenis kelas sosial sehingga tercipta masyarakat tanpa kelas. Seperti yang dicita-
citakannya, perdamaian akan terwujud melalui mekanisme perwujudan konsep dan
pandangan yang ia gulirkan.
Novitasari Dewi S.

Peace Ideas of Thomas Aquinas

• Thomas Aquinas (terkadang juga disebut Thomas Aquino) adalah seorang teolog
ternama. Beliau lahir di Roccasecca, Italia, sekitar tahun 1225. Ayahnya adalah
Pangeran Landulf dari Aquino.
• Thomas Aquinas berasal dari keluarga penganut Katolik yang sangat taat. Oleh karena
itu, pada umur 5 tahun ia sudah diserahkan ke Biara Benedictus di Monte Cassino
untuk dididik menjadi biarawan kelak.
• Ajaran dan pandangan Thomas Aquinas banyak dipengaruhi oleh Aristoteles, yang
kemudian ia selaraskan dengan pandangan Alkitab.
• Dalam pandangan Aquinas, untuk menjustifikasi sebuah perang, dibutuhkan tiga hal.
Pertama, adanya otoritas dari raja / penguasa. Kedua, adanya penyebab yang benar-
benar jelas. Ketiga, memiliki maksud / tujuan yang benar.
• Dalam ajaran Aquinas, tujuan dari hidup manusia (keberadaan manusia di bumi)
adalah untuk bersatu dan “bersahabat” dengan Tuhan. Tujuan besar ini membawa
implikasi bagi hidup manusia. Aquinas menyatakan bahwa “kemauan” atau “niat”
seseorang harus ditujukan untuk hal-hal yang baik, seperti beramal, perdamaian,
maupun kesucian. Inilah cara untuk mencapai kebahagiaan.
• Thomas Aquinas' Quotes:
• “Three things are necessary for the salvation of man : to know what he ought to
believe, to know what he ougth to desire, to know what he ought to do.”
• “There is nothing in this earth more to be prized than true friendship.”
• “Friendship is the source of the greatest pleasures, and without friends even the
most agreeable pursuits become tedious.”
• “Because of the diverse conditions of humans, it happens that some acts are
virtuous to some people, as appropriate and suitable for them, while the same
acts are immoral for others, as inappropriate to them.”
• “Good can exist without evil, whereas evil cannot exist without good...”
Sukmawani Bela Pertiwi

Napoleon, Politics, Peace, and Power

“I still love you, but in politics there is no heart, only head.”


“He accepted peace as if he had been defeated.”
“Power is my mistress. I have worked too hard in conquering her to allow anyone to take
her from me, or even to covet her.”

Napoleon Bonaparte, dua dari delapan bersaudara, (1769-1821) lahir pada 15 Agustus
1769 di Corsica, sebuah pulau di Laut Tengah di bawah kekuasaan Prancis, dari pasangan
Carlo Buonaparte dan Leticia Ramolino Bonaparte yang sama sekali tidak berkecimpung di
dunia militer. Thanks to his father's influence, Napoleon bersekolah di sekolah militer
Brienne dan Ecole Militaire atas biaya Raja Louis XVI. Sejak itu kariernya di dunia militer
melejit. Napoleon ikut menjadi tokoh sentral dalam revolusi bersejarah Eropa, Revolusi
Prancis (1789-1799), yang menjatuhkan monarki absolut dan membangun sebuah negara
demokratis.
Dalam kepemimpinannya itulah, kita dapat melihat ide perdamaiannya yang secara
implicit tampak dalam tujuan yang ingin dicapainya, yaitu mendirikan negara Eropa
sebagai “federation of free people”. Untuk mencapai “perdamaian”nya itu, dia berperang
menakhlukkan sebagian besar negara-negara Eropa dalam perang Napoleón (1799-1815).
Di semua kekuasaannya itu, dia melakuan banyak perubahan, seperti penghapusan
feodalisme dan perbudakan, adanya kebebasan beragama, dan dibentuknya konstitusi per
negara. Napoleón juga sangat memperhatikan bidang pendidikan yang adil bagi
warganya. Meskipun begitu, dia memerintah secara otoriter, kadang seperti tiran. Hal itu
juga, ditambah dengan kekalahannya di Rusia, mendorong perlawanan dari negara-negara
yang dikuasainya. Napoleón jatuh dan pada akhirnya diasingkan di Saint Helena hingga
meninggal pada 5 Mei 1821.
Maria Yeni Wulandari

“Amartya Sen”

”Sumber kehidupan telah cukup tersedia di dunia, sehingga tak boleh ada seorang pun
yang lapar...” (Amartya Sen dalam The Poverty and Famines, 1981)
Amartya Kumar Sen, adalah seorang ekonom terkenal dan juga seorang filsuf dari India.
Ia lahir di Santiniketan, Bengal Barat, pada 3 November 1933. Ia pernah mendapat Nobel
dalam bidang ekonomi atas karyanya dalam ekonomi kesejahteraan pada 1998 dan
Bharat Ratna pada 1999. Pada 2003 ia juga dianugerahi Lifetime Achievement Award oleh
Kamar Dagang India. Ia juga menjadi salah satu elite Profesor Universitas di Universitas
Harvard. Pendidikan yang didapatnya di India pertama-tama di sistem sekolah dari
Universitas Visva-Bharati, Kolese Presidency, Kolkata, dan di Sekolah Ekonomi Delhi,
kemudian melanjutkan ke Kolese Trinity, Cambridge, memperoleh gelar BA pada 1956,
lalu memperoleh gelar Ph.D. pada 1959. Ia pernah mengajar ekonomi di Universitas
Calcutta, Universitas Jadavpur, Delhi, Oxford, Sekolah Ekonomi London, Harvard, dan
menjadi master dari kolese Trinity, Cambridge antara 1997 dan 2004, kemudian kembali
lagi ke Harvard.
Ketenaran Sen ada pada karyanya mengenai kelaparan, perkembangan manusia,
ekonomi kesejahteraan, dan lainnya. Kelaparan yang terjadi di Bengal tahun 1943, bukan
semata-mata karena tidak ada pangan, tapi karena adanya inflasi di Calcutta tahun 1942.
Ia juga tergugah oleh kelaparan dahsyat yang menewaskan hingga 100.000 orang di
Bangladesh tahun 1974. Ia menentang bahwa kelaparan terjadi karena kelangkaan
pangan. Karena ternyata kelaparan tidak ada hubungannya dengan panen, bahkan saat
itu produksi justru tertinggi dibandingkan periode lainnya. Dan permasalahan ada pada
kenaikan beras dunia yang mendongkrak harga beras lokal yang tak terjangkau oleh
petani setempat. Sen menyimpulkan bahwa kelaparan bukan masalah cukup tidaknya
bahan makanan, tetapi distribusi sumber daya. Distribusi sumber daya di negara
demokratis terkait dengan sistem informasi, sehingga Sen percaya bahwa pers
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya mengatasi persoalan pembanguan.
Sen menulis banyak karya kritis mengenai wabah kelaparan tersebut. Melalui tulisan-
tulisannya, ia mengetengahkan wacana bahwa pembangunan dunia ketiga harusnya
dipahami sebagai perluasan kemampuan manusia, atau dengan kata lain sebagai proses
peningkatan manusia bukan semata-mata peningkatan pendapatan per kapita nasional,
sehingga perlu kebijakan yang lain.
Lebih dari semua itu, setelah saya mencoba mencari-cari tahu siapa Amartya Sen,
saya bisa menyimpulkan bahwa Amartya Sen tidak hanya ahli di bidang ekonomi dan
filsafat saja, di mana ia begitu peduli terhadap kaum papa, juga membongkar masalah
identitas yang menjadi pemicu konflik di India ketika terjadi wabah kelaparan, tetapi ia
juga seorang yang penuh simpati dan memberikan perhatian pada segalanya, yang ada di
dunia sekitarnya, pun ketika ada isu terorisme pada peristiwa WTC.
Anggia Permatasari

John Lennon

John Winston Lennon, seorang pria asal Inggris yang lahir pada 9 Oktober 1940, dikenal
sebagai musisi rock, pencipta lagu, dan aktivis perdamaian. Lennon memulai karir
bermusiknya bersama The Quarrymen, yang dibentuknya pada tahun 1957 bersama
dengan Paul McCartney, dan diikuti dengan bergabungnya George Harrison dan Stuart
Sutcliffe. The Quarrymen kemudian menjadi awal dari terbentuknya The Beatles, band
yang melambungkan namanya sebagai musisi.
Bersama The Beatles, Lennon berhasil mencetak hits-hits dan mencapai popularitas
tertinggi dalam dunia musik, hingga ia sempat berkata bahwa The Beatles lebih popular
daripada Yesus. Kata-katanya ini mengundang kontroversi dan akhirnya membuat The
Beatles sempat dicekal di radio-radio. Setelah itu muncul aksi protes dan pembakaran
album The Beatles, barulah Lennon meminta maaf di hadapan publik. Sayangnya
perjalanan Lennon bersama The Beatles harus berhenti tahun 1970. Dengan alasan tidak
cocok lagi menjadi “pendamping” McCartney, Lennon mengundurkan diri, membubarkan
The Beatles, dan memilih untuk bersolo karir.
If someone thinks that love and peace is a cliche that must have been left behind in the
Sixties, that's his problem. Love and peace are eternal.
And so this is Xmas for black and for white, for yellow and red, let's stop all the fight.
All we are saying is give peace a chance.
If everybody wished for peace instead of another television set, then there would be
peace.
Lennon juga dikenal sebagai aktivis perdamaian. Selain menyampaikan pikirannya
tentang perdamaian melalui quotes-quotes tersebut diatas, ia juga mewujudkan
pemikirannya melalui lagu “Give Peace a Chance” dan “Imagine” yang dipopulerkannya
saat bersolo karir bersama istri keduanya, Yoko Ono. Lagu “Give Peace a Chance” direkam
saat Lennon dan Ono mengadakan acara “Bed-in for Peace” di Montreal tahun 1969.
Hingga saat ini kedua lagu tersebut menjadi “lagu kebangsaan” perdamaian. Selain itu,
Lennon juga tampil dalam acara “Free John Sinclair” yang merupakan konser untuk
menuntut agar John Sinclair, seorang aktivis antiperang, dibebaskan. Dan 3 hari kemudian
Sinclair dibebaskan.
Sangat disayangkan umur Lennon ternyata tidak panjang. Pada 8 Desember 1980, Lennon
meninggal karena ditembak oleh David Chapman, seorang penggemarnya. Kematiannya
terus dikenang seluruh penggemarnya. Terutama di The Strawberry Fields Memorial di
Central Park, New York, yang juga menjadi tempat untuk mengenang peristiwa 11
September dan kematian George Harrison.
Rizka Pramadita

HENRY DAVID THOREAU

Henry David Thoreau, terlahir dengan nama David Henry Thoreau pada tanggal 12 July
1817 di Concord, Massachusetts. Thoreau berasal dari keluarga yang relative miskin,
ayahnya merupakan pembuat pensil dan ibunya mengelola rumahnya menjadi semacam
penginapan. Thoreau menempuh pendidikan di Harvard antara 1833 sampai 1837.
Setelah kelulusannya, Thoreau berkenalan dengan Ralph Waldo Emerson yang kemudian
menjadi pintu gerbangnya ke dunia transedentalisme (filosofi hidup yang menekankan
pentingnya mistisisme dan individualisme). Dalam pandangan transendentalis, alam
merupakan indikator badaniah dari jiwa yang tidak kasat mata, dan tanda dari adanya
“radical correspondence of visible things and human thoughts,” tulis Emerson dalam
Nature (1836).Emerson juga lah yang mendorongnya untuk belajar menulis secara
periodikal dalam bentuk essay, cerita pendek, maupun jurnal harian.
Pada tanggal 25 Juli 1846, Thoreau dimasukkan penjara karena menolak tunggakan
pajaknya selama enam tahun. Thoreau menolak membayar pajak karena dia tidak setuju
dengan kebijakan Negara mengenai perang antara Amerika Serikat dan Meksiko, serta
masalah perbudakan. Keesokannya Thoreau dibebaskan dari penjara karena bibinya
akhirnya menebusnya dan membayar tuggakan pajaknya. Pengalaman ini sangat
mempegaruhi pemikiran-pemikiran Thoreau selanjutnya. Pada bulan Januari dan Februari
1848, Thoreau menyampaikan pidato mengenai “Hak dan Kewajiban Setiap Individu
dalam Kaitannya dengan Pemerintah” dan menjelaskan protes pajaknya di Concor
Lyceum. Thoreau kemudian merevisi pidatonya ini dan menulisnya kembali ke dalam
bentuk essay dengan judul Resistance to Civil Government yang lebih dikenal dengan
nama Civil Disobedience. Dalam essay ini, beberapa idenya membuat Thoreau dianggap
beberapa orang sebagai inspirasi untuk para anarkis, Thoreau menulis, “I ask for, not at
once no government, but at once a better government. That government is best which
governs not at all;' and when men are prepared for it, that will be the kind of government
which they will have.”
Menjelang akhir kehidupannya, sekitar tahun 1851, Thoreau mendalami sejarah alam
dan tulisan-tulisan mengenai perjalanan atau ekspedisi. Thoreau sangat mengagumi
tulisan Voyage of the Beagle yang ditulis oleh William Bartram dan Charles Darwin. Dia
mencatat secara detil keadaan alam di hutan sekitar tempat lahirnya di Concord. Thoreau
kemudian menjadi ”land surveyor” dan terus menulis mengenai observasi terhadap
kotanya dalam jurnal selama 24 tahun, dan membuahkan dokumen sepanjang dua juta
kata.
Thoreau meninggal pada tahun 1859 karena menderita TBC dan Bronkitis kronis.
Kehidupan dan filosofinya yang mencerminkan kesederhanaan, kepedulian terhadap
sejarah alam, pengetahuan mengenai ekologi dan cikal bakal environtmentalism, serta
essay terpopulernya, Civil Disobedience, mengenai resistensi individual yang tidak
sependapat secara moral dengan kebijakan Negara, telah menginspirasi banyak tokoh
besar seperti Mahatma Gandhi, Presiden John F. Kennedy, aktivis HAM Martin Luther King,
Jr., Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat William O. Douglas, sastrawan Rusia Leo
Tolstoy, Edward Abbey, Willa Cather, Marcel Proust, William Butler Yeats, Sinclair Lewis,
Ernest Hemingway, E. B. White, dan Frank Lloyd Wright dan naturalis seperti John
Burroughs, John Muir, E.O. Wilson, Edwin Way Teale, Joseph Wood Krutch , B.F Skinner,
dan David Brower.
Essaynya, Civil Disobedience, memberi pengaruh besar terhadap gerakan Satyagraha
milik Mahatma Gandhi. Gandhi pertama kali membaca essai tersebut pada tahun 1906
ketika di bekerja sebagai aktivis HAM di Johannesburg, Afrika Selatan. Gandhi mengatakan
bahwa, "[Thoreau's] ideas influenced me greatly. I adopted some of them and
recommended the study of Thoreau to all of my friends who were helping me in the cause
of Indian Independence. Why I actually took the name of my movement from Thoreau's
essay 'On the Duty of Civil Disobedience,' written about 80 years ago."
Menurut saya, ide Thoreau mengenai civil resistance to government,
kesederhanaannya, serta kepeduliannya terhadap alam merupakan contoh tindakan yang
bisa kita ambil untuk mewujudkan perdamaian serta menghentikan kekerasan. Individu
sebagai warga negara bisa menggunakan identitas kewarganegaraannya dengan segala
hak serta kewajibannya untuk berkontribusi menghentikan kekerasan structural berupa
kebijakan atau peraturan pemerintah yang sifatnya diskriminatif atau pro-kekerasan.
Dian Damaita Tanduk

Kant Perpetual Peace

Immanuel Kant (1724 - 1804) merupakan salah satu filsuf yang paling berpengaruh
dalam sejarah filsafat Barat. Kontribusinya terhadap metafisik, epistemologi, etika, dan
estetika, mempunyai dampak yang sangat besar pada hampir semua pergerakan filsafat
setelahnya.
Kant lahir pada di Konigsberg, sebuah kota di Prusia timur. Seluruh riwayat hidup Kant
selanjutnya terpusat di kota tersebut. Kant tidak pernah bepergian lebih jauh dari lima
puluh mil dari kampung halamannya. Meski demikian, karya-karyanya mempunyai
pengaruh yang sangat besar--laiknya revolusi Copernicus--dalam dunia filsafat. Karya-
karyanya yang termasyhur antara lain: Critique of Pure Reason (1781), Prolegomena to
any future Metaphysics (1783), Foundation of The Metaphysis of Ethics (1785), Critique of
Practical Reason (1788), dan Critique of Judgement (1790). Di samping itu, Kant juga
memberikan kontribusi bagi hubungan kerjasama internasional lewat karyanya yang
berjudul Perpetual Peace (1795). Tesis central dari karya-karya Kant--bahwa apa yang
mungkin diketahui oleh manusia (tentang realitas) mensyaratkan partisipasi aktif dari
pemikiran manusia--sebenarnya cukup sederhana, tapi detil pada aplikasinya luar biasa
kompleks.
Pemikiran Kant dalam teori pengetahuan sering disebut sebagai revolusi kantian. Ada
dua alasan mengapa disebut demikian. Pertama, kant mengubah trend filsafat Barat yang
sebelumnya memfokuskan diri pada pertanyaan ontologis (apa itu realitas?) ke fokus yang
lebih epistemologis (bagaimana pengetahuan tentang realitas itu mungkin?). Kedua, Kant
berhasil mensintesakan dua teori pengetahuan yang selama berabad-abad tidak
terjembatani, yaitu antara rasionalisme yang menekankan pada rasio sebagai sumber
pengetahuan, dan empirisme yang menekankan pengalaman sebagai sumber
pengetahuan.
Selanjutnya dalam Perpetual Peace dikatakan bahwa: jika kita menginginkan
perdamaian kekal (perpetual peace), kita bisa memulainya dengan suatu negara universal
(world state). Namun menurut Kant hal tersebut tidak mungkin dikarenakan beberapa
alasan yaitu :
1. Perbedaan bahasa dan agama secara alami memisahkan negara-negara.
2. Jika negara-negara menyerahkan kedaulatannya (di bawah satu payung besar)
maka gagasan 'negara' tidak lagi ada.
3. Negara dunia (world state) pada hakikatnya bersifat lalim.
4. Ketidakmungkinan adanya satu penguasa tunggal yang mengontrol seluruh dunia.
Sehingga kita membutuhkan suatu federasi dari negara-negara merdeka yang dilandasi
hukum internasional. Seluruh konflik yang terjadi antara negara-negara yang ada, akan
diselesaikan melalui diskusi dan arbitrasi legal. Sebuah federasi internasional bisa
dibentuk dengan aturan-aturan awal (preliminary articles) sebagai berikut:
1. Traktat perdamaian tidak bisa dipegang teguh apabila masih ada kesepakatan tidak
terucap akan adanya perang di masa mendatang.
2. Tidak ada negara merdeka, besar atau kecil, yang berada di bawah kuasa negara
lain.
3. Standing army (miles perpetuus) harus dihapuskan secara total.
4. Hutang negara tidak disangkutpautkan dalam hubungan antarnegara.
5. Tidak ada negara yang mengintervensi konstitusi maupun pemerintahan negara
lain.
6. Selama masa perang, tidak ada negara yang melakukan tindakan-tindakan yang
mencerminkan hostility--seperti pembunuhan (percussores), memata-matai
(venefici), pelanggaran kapitulasi, dan dorongan berkhianat (perduellio) terhadap
negara lawan--yang mengakibatkan kepercayaan bersama terhadap perdamaian
setelahnya menjadi mustahil.
Preliminary articles ini bertujuan memastikan keamanan negara-negara merdeka dan
menghilangkan konflik di antara mereka. Untuk mengimplementasikan preliminary
articles tersebut, dibutuhkan prasyarat yang termuat dalam definitive articles, yaitu:
1. Konstitusi dari setiap negara harus Republikan, yang berarti pada parakteknya:
kebebasan bagi tiap anggota dari komunitas, hukum tunggal, seta prinsip
kesetaraan hukum.
2. Law of Nations harus didirikan di atas Federasi Negara-negara Merdeka.
3. Law of World Citizenship harus dibatasi dan didasarkan pada kesediaan universal
(universal hospitality).
Meskipun Perpetual Peace tidak masuk dalam deretan karya-karya Kant yang
termasyhur. Namun karya ini disusun pada masa senja hidupnya, di mana pemikiran Kant
sudah lebih matang dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.
Theodora Retno S.U.

PEACE IDEAS OF MOHANDAS KARAMCHAND GANDHI

M.K Gandhi lahir di Porbandar, India pada tanggal 2 Oktober 1869. Ia adalah seorang
pemimpin spiritual juga pemimpin politik paling berpengaruh di India, terutama dalam
pergerakan kemerdekaan India tahun 1990an. Ia juga disebut Mahatma Gandhi yang
berarti Great Soul. Gandhi bukanlah warga yang kaya, punya titel, maupun derajat
akademik. Namun dalam kesederhanaanya, Gandhi dapat membuat perubahan besar bagi
negara dan bangsanya, India.
Kedamaian dalam hidupnya ia perlihatkan dalam sifat dan tindakannya yang
sederhana. Ia selalu menerapkan hidup mandiri, terutama dalam pemenuhan kebutuhan
hidup. Bila Gandhi mengajukan suatu protes atas ketidakadilan yang terjadi, hal itu tidak
ia tunjukan dengan kekerasan, melainkan aksi puasa.
Sumbangannya terhadap perdamaian sangat banyak. Seperti yang ia katakan, "Peace
will not come out of a clash of arms but out of justice lived and done by unarmed nations
in the face of odds." Gandhi sangat yakin bahwa perdamaian bisa diwujudkan tanpa
kekerasan, cukup dengan menyebarkan kasih terhadap sesama. Banyak hal yang telah ia
lakukan untuk mewujudkan perdamaian. Tahun 1893, Gandhi pernah bekerja di Afrika
Selatan yang pada saat itu dikuasai oleh Inggris. Di sana, ia tidak mendapatkan haknya
sebagai warga sipil, juga orang India lainnya. Selama di Afrika Selatan, ia
memperjuangkan hak-hak orang India di sana dengan aksi-aksi sosial berdasarkan prinsip
tanpa kekerasan dan kebenaran yang disebut Satyagraha.
Tahun 1915, Gandhi pulang ke India dan mulai memimpin pergerakan nasionalis India.
Ia tetap menggunakan Satyagraha sebagai senjatanya melawan penjajahan Inggris.Ia juga
melakukan aksi tidak melakukan kerja sama dengan penjajah. Karena sikapnya ia sering
dimasukkan penjara. Namun hal itu ia anggap sesuatu yang terhormat karena ia masuk
penjara untuk membela keadilan. Ia juga berpuasa untuk mempengaruhi orang lain agar
tidak melakukan kekerasan.
Setelah India mendapatkan kemerdekaannya tahun 1947, dan dibagi menjadi India
dan Pakistan, Gandhi juga berperan dalam menganjurkan perdamaian antara warga Hindu
dan Muslim. Ia berpuasa untuk menghentikan pertumpahan darah. Tanggal 30 Januari
1948, Gandhi dibunuh oleh seorang fanatik Hindu yang menolak program Gandhi dalam
bertoleransi untuk semua agama dan kepercayaan.
Karena jasa-jasanya, di India ia mendapat penghargaan sebagai Father of Nation dan
hari lahirnya, 2 Oktober, diperingati sebagai Gandhi Jayanti. Tanggal itu juga disepakati
oleh PBB sebagai Hari Internasional Tanpa Kekerasan.
M.K Gandhi adalah salah satu tokoh besar yang dapat membuktikan bahwa
perdamaian bisa diwujudkan tanpa kekerasan dalam arti yang sebenarnya. Ia lebih
memilih berpuasa, tidak bekerja sama dengan penjajah, memenuhi kebutuhan sendiri,
membalas kekerasan dengan kasih dan tindakannya terbukti mampu membawa
perdamaian.
Rahma Lillahi Sativa

“Peace Ideas of Noam Chomsky”

Avram Noam Chomsky adalah seorang profesor linguistik dari Massachusetts Institute
of Technology yang lahir pada tanggal 7 Desember 1928 di Philadelphia, Pennsylvania,
Amerika Serikat. Noam Chomsky dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi,
pasangan Dr William Zev Chomsky dan Elsie Simonofsky. Ayahnya dikenal sebagai ahli
gramatika bahasa Ibrani yang terkemuka. Ayah Chomsky memperkenalkan bahasa dan
warisan budaya leluhurnya, Yahudi, serta tradisi kebebasan intelektual. Sedangkan ibunya
yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (antikemapanan) menekankan pentingnya
keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang sekaligus aktivis.
Gagasan perdamaian dari Noam Chomsky didapatkan dari ide-ide dari berbagai tempat,
termasuk dalam bidang linguistik. Salah satunya dia menekuni "Cartesian Linguistics".
Menurutnya, sekali ia menerima perspektif Cartesian dalam bahasa, pada tahap
berikutnya dia harus mendukung hak alami manusia dan melawan segala macam
otoritarianisme yang menindas manusia. Hal ini memberikan gambaran bahwa sejak awal
Chomsky sangat concern terhadap perdamaian dan kemanusiaan.
Definisi perdamaian baginya adalah saat dimana terdapat penghargaan terhadap hak
manusia. Bagi beliau, semua orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap perdamaian.
Hanya saja kemudian muncul pertanyaan, perdamaian seperti apa yang diharapkan
masing-masing individu tersebut. Seperti yang telah dipaparkan dalam salah satu
quotesnya, usaha Hitler untuk menguasai dunia dan membasmi para Yahudi adalah suatu
bentuk perdamaian baginya, belum tentu persepsi itulah yang ingin kita lihat sebagai
perdamaian. Perbedaan ini dirasa cukup menyulitkan manusia mencapai perdamaian.
Kontribusinya dalam perdamaian dapat dilihat dari aktivitas menulisnya sebagai
perpanjangan tangan dari aktivitas politiknya. Dalam hal ini melalui kritik terhadap
kebijakan pemerintah Amerika Serikat. Secara khusus, dia melihat adanya standar ganda
(yang dia sebut sebagai "standar tunggal") pada kebijakan luar negeri yang menceramahi
tentang demokrasi dan kebebasan bagi semua orang, ketika pada saat yang sama
Amerika Serikat mempromosikan, mendukung, dan menyekutukan dirinya dengan negara
dan organisasi yang nondemokratis dan represif, sehingga berakibat pada pelanggaran
berat hak asasi manusia. Campur tangan Amerika Serikat tersebut bagi Chomsky adalah
salah satu bentuk standar terorisme.
Dengan menulis, dia mencoba memberikan persuasi, mengajak orang berpikir secara
mendalam terutama tentang perdamaian, untuk kemudian bertindak sesuatu demi
perdamaian. Tulisan-tulisannya banyak memberikan pencerahan kepada masyarakat
dunia. Hal ini khusus dipaparkan dalam rangka kritiknya terhadap pemerintah Amerika
Serikat sebagai sebuah great power dan polisi dunia yang justru sebenarnya menjadikan
dunia tempat yang tidak damai. Kebijakan pemerintah Amerika Serikat seringkali tidak
pro-rakyat dan pemerintah hanyalah sekumpulan hipokrit yang duduk dalam kursi
pemerintahan, menjadikan Amerika Serikat sekarang sebagai sebuah negara yang tidak
“damai”. Baginya hal ini menjadi tanggung jawab intelektual. Ilustrasinya adalah
perbedaan peranan Bertrand Russell dan Albert Einstein yang sama-sama dikenal sebagai
intelektual hebat. Keduanya sepakat bahaya tengah mengancam umat manusia tetapi
mereka memilih jalan yang berbeda untuk meresponnya. Einstein hidup dengan enak di
Princeton dan mengabdikan dirinya semata-mata untuk riset seraya sesekali
menyampaikan orasi ilmiah, sementara Russell memilih demonstrasi di jalan. Hasilnya
Russel dikutuk sementara Einstein dipuji selangit seperti malaikat.
Cara Chomsky membujuk rakyat AS untuk tidak percaya kepada pemerintah terlihat
dari aktivitas politiknya berupa tulisan-tulisan maupun opini politik. Pandangan-
pandangannya merupakan hal yang tidak ingin didengar oleh mereka yang berkuasa,
sehingga Chomsky dianggap sebagai seorang disiden politik Amerika. Menurutnya media
massa di Amerika Serikat banyak yang berpraktik sebagai pasukan propaganda
pemerintahan dan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Media Amerika memproduksi
consent (imaji lewat media untuk memberikan sekutunya semacam hak untuk melakukan
sesuatu yang salah secara hukum tapi berhak untuk tidak dituntut) ke dalam benak
masyarakat. Belum lagi kritik terhadap sistem kapitalis Amerika dan bisnis besarnya.
Chomsky pernah menyatakan bahwa Amerika Serikat merupakan “negara paling hebat
di dunia”, “beberapa kemajuan Amerika, khususnya pada wilayah kebebasan berbicara,
yang telah dicapai oleh berabad-abad perjuangan populer, harus dihargai.” Tetapi dia juga
mengatakan “Dalam banyak hal, Amerika Serikat adalah negara terbebas di dunia. Yang
saya maksudkan tidak hanya dalam hal tatanan kenegaraan, meskipun itu juga benar, tapi
juga dalam hal hubungan individu. Amerika Serikat lebih mendekati kondisi tanpa kelas
(classlessness) untuk hal hubungan interpersonal dibandingkan hampir masyarakat
manapun.”

QUOTES
"Of course, everybody says they're for peace. Hitler was for peace. Everybody is for
peace. The question is: what kind of peace?"
Source: Talk at UC Berkeley on U.S. Middle East policy, May 14, 1984
“Peace is preferable to war. But it’s not an absolute value. And so we always ask, “what
kind of peace?” If Hitler had conquered the world there would be peace but not the kind
we would like to see.”
Source: Prospects for Peace in The Middle East, March 4, 2001
Renatha Ayu R

Arief Budiman lahir di Jakarta pada 3 Januari 1941 dilahirkan dengan nama Soe Hok Djin.
Ayahnya seorang wartawan yang bernama Soe Lie Piet. Sifat kritis ayahnya menurun pada
Arief Budiman dan adiknya, Soe Hok Gie. Arief terkenal sebagai aktivis demonstran
Angkatan '66. Pada waktu itu ia menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Sejak masa mahasiswanya, Arief sudah aktif dalam kancah politik Indonesia. Ia ikut
menandatangani Manifesto Kebudayaan pada tahun 1963 yang menentang aktivitas
LEKRA yang dianggap memasung kreativitas kaum seniman.
Arief merupakan salah satu mahasiswa yang ikut menggulingkan soekarno dan
melahirkan Orde Baru. Namun banyak sekali kebijakan yang menyudutkannya terutama
karena masalah etnisitas. Istilah Tionghoa diganti dengan Cina dan tidak boleh
menggunakan nama tionghoa (yang menyebabkan dia mengganti nama). Arief tidak
menggunakan cara demonstrasi untuk melawan namun mengunakan cara-cara yang
halus sesua dengan prinsip ilmu beladiri Aikido yang pernah dia tekuni. Dalam Aikido, kita
tidak menangkis pukulan lawan
dengan kekerasan kita, tapi menggunakan tenaga lawan ini untuk dikembalikan
ke sumbernya. Arief berpendapat bahwa perbedaan yang ada tidak perlu ditonjolkan
sehingga menimbulkan sensitivitas yang luar biasa. Yang paling penting adalah
bagaimana menyikapi perbedaan persepsi itu dengan bijak. Pada pemilu 1973, Arief dan
kawan-kawannya mencetuskan apa yang disebut Golput sebagai tandingan Golkar yang
dianggap membelokkan cita-cita awal Orde Baru untuk menciptakan pemerintahan yang
demokratis.
Belakangan Arief "mengasingkan diri" di Harvard dan mengambil gelar Ph.D. dalam
ilmu sosiologi dan menulis disertasi tentang keberhasilan pemerintahan sosialis Salvador
Allende di Chile. Kembali dari Harvard, Arief mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana
di Salatiga. Ketika UKSW dilanda kemelut yang berkepanjangan karena pemilihan rektor
yang dianggap tidak adil, Arief melakukan mogok mengajar, dipecat dan akhirnya
hengkang ke Australia lalu menerima tawaran menjadi profesor di Universitas Melbourne.
Beliau menerima penghargaan Bakrie Award yaitu sebuah acara tahunan yang
disponsori oleh keluarga Bakrie dan Freedom Institute untuk bidang penelitian sosial. pada
Agustus 2006, Sepenggal kutipan Pidatonya saat menerima penghargaan adalah "Saya
terima penghargaan ini sebagai penghinaan. Saya ini orang kiri yang menolak paradigma
modernisasi dan pembangunanisme, tetapi saya malah mendapatkan penghargaan dari
orang kanan."
Andika Cahaya Utama

Hannah Arendt

Hannah Arendt dilahirkan pada bulan Otober tanggal 14 1906 di Wilelmine, Jerman.
Dibesarkan di Konigsberg, dia merupakan anak satu-satunya dari Paul dan Martha Cohn
Arendt yang merupakan Russian-Jewish. Arendt gemar membaca sejak kecil, pada umur
ke 16 ketertarikan literaturnya sudah termasuk karya Kant dan Goethe. Kemungkinan
karena pengaruh dan inspirasi dari pemikiran teologi dan romantic dari puisi Kierkegaard,
Arendt memutuskan mempelajari Theology di University of Maburg.
Ketika ide anti-semit berkembang di jerman, Arendt mempelajari mengapa konflik itu
terjadi, dan pada tahun 1933 Arendt meningkatkan aktifitas politiknya dengan mengikuti
German Zionist Organization yang dipimpin Kurt Blimenfeld untuk membantu publikasi
informasi mengenai korban-korban Nazism hingga sempat ditangkap namun lolos
hukuman dan kabur ke Paris. Selama sisa Perang Dunia 2, Arendt tinggal di New York dan
kemudian meluncurkan karyanya yang berjudul The Origins Of Totalitarianism yang
diterima dengan antusias oleh masyarakat dan membuat Arendt menjadi selebriti
intellectual. Tiga buku Arendt yang selanutnya adalah The Human Condition (1958),
between Past and Future (1961), dan On Revolution (1968) kesemuanya adalah hasil dari
mempelajari Marxism dan Totalitarianism.
Arendt melucurkan karyanya yang paling kotroversial tahun 1963 yaitu Eichmann in
Jerusalem, Arendt menyoroti pengadilan Eichmann yang merupakan Letnan dari satuan
S.S. yang bertanggung jawab atas pemindahan yahudi ke death camps. Arendt
menggunakan istilah “the banality of evil” untuk menjelaskan Eichmann. Dia mengangkat
pertanyaan dari apakah evil/kejahatan adalah bentuk yang radikal ataukah fungsi
sederhana dari kebanalan/kedangkalan. Kebanalan ini maksudnya adalah kecenderungan
orang biasa untuk mematuhi perintah dan menyesuaikan diri dengan opini kebanyakan
tanpa berpikir secara kritis tentang hasil dari action dan inaction mereka. Arendt juga
mempertanyakan action dari pemimpin Yahudi dapa PD 2 selama Holocaust sehingga
membuat kerenggangan dengan komunitas Yahudi.
Arendt meninggal pada 4 Desember 1975 tanpa upacara keagamaan. Obituary di
New York Times mencatat bahwa dia tidak memiliki affiliasi keagamaan. Di tahun yang
sama dia memenangkan Sonning Prize dari pemerintah Denmark untuk kontribusinya
terhadap peradaban Eropa, penghargaan ini belum pernah dimenangkan oleh warga
negara Amerika sebelumnya dan juga belum pernah dimenangkan oleh wanita. Kehidupan
Arendt menjadi inspirasi bagi novel An Admirable Woman (1983) oleh Arthur A. Cohen.

“Forgiveness is the key to action and freedom.”


(Hannah Arendt)
Yohana M. Simamora

Peace Ideas of Rigoberta Menchu Tum

What hurts Indians most is our costumes are considered beautiful, but it’s as if the person
wearing them didn’t exist (Rigoberta Menchu Tum)

Rigoberta Menchu Tum (9 Januari 1959, Chimel-Quiche, Guatemala) adalah penduduk


asli Guatemala dari suku Quiche-Maya. Menchu mendedikasikan hidupnya demi
mempublikasikan penderitaan penduduk asli Guatemala selama dan sesudah perang
saudara Guatemala (1960-1996), dan mempromosikan hak-hak asli di Negara. Menchu
adalah penerima nobel perdamaian tahun 1992 dan Prince of Asturias Award tahun 1998.
Rigoberta Menchu segera terlibat di dalam aktivitas perubahan sosial melalui gereja
Katolik, dan menjadi terkenal dalam gerakan hak-hak wanita di kala usianya yang masih
belia. Banyak karya perubahan yang timbul pada masa perlawanan setelah organisasi
gerilya dibangun.
Tahun 1979, Rigoberta bergabung di CUC (Committee of the Peasant Union). Tahun
1980. Dia terkenal karena perlawanannya yang diorganisir CUC demi penghidupan yang
layak bagi kaum petani di pantai Pasifik, dan pada tanggal 1 Mei 1981, dia aktif di
berbagai demonstrasi besar di kota tersebut. Dia bergabung dengan gerakan radikal yang
dinamakan 31st of January Popular Front, dimana kontribusinya yang utama adalah
mendidik penduduk petani Indian untuk berjuang melawan tekanan pemerintah. Tahun
1981, Rigoberta harus bersembunyi di Guatemala dan melarikan diri ke Meksiko. Hal ini
menandai perubahan awal hidupnya sebagai organisator dari luar untuk berjuang
terhadap tekanan yang terjadi di Guatemala dan berjuang demi hak-hak petani Indian.
Tahun 1982, Menchu mengambil bagian dalam mendirikan tubuh perlawanan yang
dinamakan The United Representation of the Guatemalan Opposition (RUOG).
Pemikiran Menchu yang sangat menarik adalah pemahaman mengenai warisan kultural
harus didasari pada basis rasional dan konsensual dengan jaminan persamaan antara
pemerintah dan masyarakat. Masyarakat Indian mau mengkombinasikan tradisi dengan
modernisasi tapi tidak untuk keseluruhan. Masyarakat Indian tidak hanya sekedar objek
turis tapi juga berhak berpartisipasi dalam menentukan hidup, membangun Negara dan
bangsa. Baginya ada faktor-faktor yang mampu menjamin kehidupan masa depan
masyarakat Indian yakni : perjuangan dan daya tahan, keberanian, keputusan untuk
mempertahankan tradisi suku Quiche-Maya yang diekspos dengan penuh kekejaman dan
penderitaan, solidaritas terhadap perjuangan yang dilakukan, pemerintah, organisasi dan
penduduk dunia. Di masyarakat Guatemala yang baru, harus ada re-organisasi
fundamental mengenai kepemilikian lahan yang mengizinkan perkembangan agrikultur
sama seperti pengembalian lahan kepada pemilik yang sebenarnya. Kemudian, berkenaan
dengan keadilan social. Baginya, tidaklah tidak mungkin untuk meyakini Guatemala yang
demokratis, bebas dan mandiri, tanpa identitas asli yang menentukan karakter di segala
aspek nasional. Menurutnya peran ini boleh dikatakan menjadi peran seorang promotor
perdamaian, kesatuan nasional, dan demi perlindungan hak-hak penduduk asli.
Rifcy Zulficar

Adolf Hitler

Lahir di Brunau, wilayah Austria 20 April 1889. Ayahnya Alois Schiklgruber berasal dari
kelompok minoritas Austria yang bekerja sebagai pegawai pabean. Ibunya, Klara Polzl
meninggal pada usia cukup muda, Dari 6 Saudara, hanya Hitler dan adiknya Paula yang
bisa hidup hingga Usia Dewasa.
Pada masa mudanya, Hitler sendiri bercita - cita ingin menjadi seorang pelukis, hingga dia
pergi ke Wina, Hitler muda yang lurus, tidak terlalu cerdas juga tidak terlalu bodoh, tidak
suka main wanita, tidak suka mabuk-mabukan, dengan berbekal kemampuan
mengambarnya, Hitler muda pergi menuju Wina yang pada saat itu terkenal akan akademi
keseniannya, tapi sayangnya Hitler gagal masuk ke dalam akademi ini.
Untuk selanjutnya ketika dia masih di wina setelah kegagalannya dalam mengikuti test
akademi kesenian di Wina, Hitler muda mendapati dirinya sedang tertarik pada
pandangan dari Lanz Von Liebenfels tentang keagungan dari bangsa Arya, dari hal inilah
Hitler mendapati pemikiran-pemikiran yang membawanya menjadi salah satu pemimpin
Dunia yang ditakuti oleh lawannya.
Dalam waktu yang singkat, Hitler menampaki Karir militer dan politiknya, dengan Julukan
sang “Fuehrer”, Hitler mengantarkan Jerman dengan Nazi menuju ke kancah peperangan
Dunia, dengan mengadakan kerjasama dengan Jepang dan Italia, konsolidasi ke tiga
negara ini menjadi hal yang ditakuti, Hingga lawan seperti Inggris, Rusia, USA, dan
negara-negara sekutunya mulai membentuk aliansi guna mengatasi konsolidasi ketiga
negara ini, pada 1944 Jerman mulai menampakkan kekalahannya.
Pada akhirnya sang Fuehrer aka Hitler, tua dan tidak berdaya, menulisakan Buku berjudul
“Mein Kamf” atau “Perjuanganku” dalam buku tersebut Hitler menulisakan tentang
sejarah yang merupakan pertarungan antar Ras-ras di Dunia, dan yang terbaiklah yang
menang, bagi Hitler sendiri Ras Arya yang berpusat di Jerman adalah Ras terbaik, dan
pantas untuk menguasai dunia.
Poor Hitler, seandainya dia diterima dia diterima di akademi kesenian di Wina, tentu akhir
hidupnya menjadi seorang pelukis, yah tapi kita tak bisa selalu menyalahkan masa lalu,
siapa tahu kalau seandainya tidak ada Hitler, akan ada orang yang lebih kejam dari Hitler
Septyanto Galan Prakoso

Peace Ideas of Shirin Ebadi

Shirin Ebadi adalah seorang warga negara Iran yang memperoleh hadiah nobel
perdamaian pada 10 November 2003 atas usahanya dalam penegakan demokrasi dan hak
asasi, terutama hak-hak wanita dan anak-anak. Wanita yang lahir 21 Juni 1947 ini
sekaligus sebagai tokoh Iran dan muslimah pertama yang menerimanya. Sehari-hari,
beliau berprofesi sebagai pengacara dan aktivis hak asasi manusia. Sesuai dengan
profesinya, beliau menggeluti penyelesaian persoalan HAM di Iran, dan di Timur Tengah
pada umumnya. Beliau banyak berperan sebagai pengamat sekaligus pembela negeri
berkaitan dengan kasus nuklir Iran, dan sebagai kritikus terhadap invasi Amerika Serikat
ke Irak.
Hakikat damai menurut Shirin Ebadi dapat disimpulkan sebagai terciptanya suatu
kondisi yang menjamin kebebasan manusia pada umumnya dan bangsa Iran pada
khususnya untuk menentukan tindakan tanpa intervensi dari pihak-pihak asing, terutama
Amerika Serikat, yang secara terang-terangan memprotes program nuklir Iran. Beliau
memandang apabila tidak ada lagi pembatasan oleh pihak-pihak tertentu bagi individu
yang lain untuk menentukan langkah, saat itulah perdamaian yang hakiki akan muncul,
karena sudah tidak ada keinginan untuk saling ikut campur antara pihak yang satu
dengan yang lain.
Upaya yang ditempuh beliau untuk mewujudkan perdamaian menurut ideologinya
antara lain dengan menyuarakan pendapat-pendapat dan pemikirannya secara lantang
dan terang-terangan di media dan berbagai konferensi pers tanpa rasa takut. Hal inilah
yang menarik perhatian panitia seleksi penerima hadiah nobel untuk memilihnya, karena
mereka memandang hal tersebut sebagai suatu langkah berani untuk mengkritik berbagai
macam langkah intervensi Amerika di Timur Tengah, terutama permasalahan perang Irak.
Hal tersebut memang sesuai dengan dasar argument beliau yaitu bahwa beliau menolak
segala macam intervensi asing di Iran dan Timur Tengah, serta membela segala
kepentingan bangsanya (termasuk program nuklir) yang dipandangnya sebagai bentuk
kebanggaan bangsa Iran. Hal tersebut tentu sangat berani dan mengagumkan, mengingat
beliau adalah seorang wanita. Meski banyak pihak menentang, bahkan mengancam, Shirin
Ebadi tetap berusaha mewujudkan perdamaian.
Rise Prastika

Goenawan Mohammad

Goenawan Soesatyo Mohammad atau biasa dikenal dengan nama Goenawan


Mohamamad dilahirkan di Karangasem, Batang, Jawa Tengah pada 29 Juli 1941.
Goenawan Mohammad, juga biasa disapa dengan panggilan GM, mempelajari psikologi di
Universitas Indonesia, mempelajari ilmu politik di Belgia dan menjadi Nieman Fellow di
Harvard University, Amerika Serikat. Ia juga merupakan pendiri sekaligus pernah menjabat
sebagai pemimpin redaksi majalah Tempo. GM adalah seorang jurnalis, aktivis, penyair,
dan salah satu orang yang ikut andil dalam pendirian Jaringan Islam Liberal.
Perdamaian bagi GM akan terwujud jika kekerasan tidak ada lagi, baik secara
langsung, kultural, maupun struktural. GM juga menekankan tentang bagaimana
menyikapi perbedaan-perbedaan identitas yang ada, seperti agama, suku, kebangsaaan,
gender, dan materi. GM merupakan salah seorang pengusung pluralisme yang
mendambakan perdamaian dan keharmonisan semua elemen masyarakat dengan
identitas apapun dapat hidup berdampingan dengan saling toleran dan menghargai satu
sama lain. Karena menurut pandangannya, identitas apapun yang melekat pada diri
manusia itu, sama-sama memiliki kebaikan, dan di sisi lain juga memiliki kekurangan
masing-masing. Namun, pada dasarnya baik atau buruknya identitas tersebut tergantung
dari bagaimana manusia itu mempresentasikannya dalam kehidupannya.
Kontribusi GM dalam perdamaian adalah dengan menulis artikel, puisi, dan juga esai
yang mengajak orang untuk berpikir dan memandang dari segala sisi, sehingga orang
tidak mudah terjebak dengan pemikiran hitam putih semata. Kumpulan puisinya telah
dibukukan dan diterjemahkan ke bahasa Belanda, Inggris, Jepang, dan Prancis. Esai-
esainya juga telah dibukukan dan hingga sekarang dia masih aktif menulis untuk Catatan
Pinggir. GM juga mencipatkan komposisi musisi yang kemudian ditampilkan di Seatle dan
New York. Selain itu, dia juga pernah mengadakan pertunjukan wayang yang
mengisahkan tentang perbedaan-perbedaan budaya dan juga identitas manusia di era
modern.
Afiq Iskandar

"When we plant trees, we plant the seeds of peace and seeds of hope"
-- Wangari Maathai

Dr. Wangari Muta Maathai dilahirkan pada tanggal 1 April 1940 di Nyeri, Kenya, adalah
seorang aktivis lingkungan hidup dan politik. Wangari Maathai menjadi perempuan Afrika
pertama yang menerima Penghargaan Perdamaian Nobel pada 2004 atas kontribusinya
dalam bidang pembangunan berkelanjutan, demokrasi dan perdamaian.
Kiprah Wangari dalam usaha pelestarian lingkungan dimulai dengan dibentuknya
Greenbelt Movement pada tahun 1977, gerakan akar rumput non-pemerintah yang
sampai sekarang telah berhasil menanam lebih dari 30 juta pohon di Kenya untuk
mencegah erosi tanah (dan juga sebagai sumber bahan baku untuk kayu bakar). Wangari
juga dianggap sebagai pionir dalam misi pemberdayaan perempuan karena Greenbelt
Movement diisi oleh wanita pedesaan Kenya yang ingin menyelamatkan lingkungan Kenya
dari kerusakan hutan yang lebih parah.
Wangari disebut sebagai “Sang Ibu Pohon” atas usahanya. Sejak pendirian Greenbelt
Movement Wangari aktif terlibat dalam isu lingkungan dan isu perempuan.
Pada tahun 1980an, suami Wangari, Mwangi Mathai, menceraikannya karena
menganggap Wangari sebagai perempuan yang “terlalu terdidik, terlalu kuat, terlalu
berhasil dan terlalu sulit dikendalikan.” Sebagai wanita Afrika yang memperoleh
pendidikan tingginya di barat, (ia mendapat gelar sarjana biologi dari Benedictine College,
Atchison pada 1964 dan kemudian melanjutkan ke Universitas Pittsburgh sebelum
kemudian kembali ke Kenya dimana ia mendapatkan gelar Ph.D pertama bagi wanita asal
Afrika Timur dalam bidang kedokteran hewan), Wangari menjadi figur perempuan terdidik
yang tidak banyak ada di negara asalnya.
Figur Wangari yang kuat membuat ia mendapat banyak tentangan dari banyak pihak (baik
pria maupun wanita), yang menganggap Wangari sebagai wanita Afrika yang tidak
mengikuti tradisi karena mendapatkan pendidikan barat dan menganggap ia sebagai figur
elit terdidik yang mendobrak budaya dengan mencoba mengajarkan wanita Afrika
melakukan berbagai hal yang tidak bisa diterima oleh kaum prianya. Salah satu contoh
yang paling mengemuka mengenai perjuangan Wangari adalah ketika ia membentuk
kampanye untuk menolak rencana Presiden Kenya yang otoriter, Daniel Arap Moi
(berkuasa pada 1978-2002) dan partainya (partai yang berkuasa di Kenya) untuk
membangun kantor pusat partai di sebuah taman di ibukota Kenya. Meskipun penolakan
Wangari sebagian besar dikarenakan alasan lingkungan, penolakan ia juga dilihat sebagai
perlawanan ia terhadap figur presiden otoriter yang tidak terbiasa menerima tentangan,
apalagi dari wanita.
Wangari melihat kaitan langsung dalam permasalahan yang dihadapi Kenya yaitu
permasalah deforestasi dan erosi tanah, dengan kegagalan Kenya yang menerapkan
negara dangan satu partai. Wangari menyadari bahwa Kenya yang diperintah oleh
diktator, dan korupsi yang merajalela berkaitan erat dengan rusaknya kondisi lingkungan
Kenya.
Presiden Daniel Arap Moi menganggap Wangari sebagai wanita yang “terlalu terdidik, figur
anti-pria dan pelaku tindakan subversif”. Wangari beberapa kali menerima ancaman
pembunuhan, dan berulang kali ditangkap. Tetapi Wangari terus berjuang untuk
diterapkannya pemilihan multi-partai, penghapusan politik korupsi dan politik yang
mendiskriminasikan etnis tertentu.
Namun, keyakinan Wangari akhirnya terbayar. Pada 2002, Presiden diktator Daniel Arap
Moi turun dari jabatannya dan Kenya untuk pertama kalinya mengadakan pemilu yang
demokratis. Kekuatan oposisi menang besar-besaran dan Wangari terpilih menjadi
anggota Parlemen Kenya dengan 98% suara. Pada 2003, ia diangkat sebagai Asisten
Menteri Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Margasatwa. Pada tahun yang sama juga, ia
mendirikan Mazingira Green Party of Kenya.
Ainur Rohmah

Peace Ideas of Budiman Sudjatmiko

Nama : Budiman Sudjatmiko


Lahir : 10 Maret 1970
Pendidikan :
• Fakultas Ekonomi UGM (tidak selesai)
• Master Degree lulusan Department of Political Studies SOAS (School of orientaland
African Studies) University of London
• Mahasiswa program Mphil in International Relations, Clare Hall, University of
Cambrige.
Karir : Aktivis prodemokrasi, Ketua Partai Rakyat Demokrat (PRD)
Perdamaian menurut Budiman akan tercapai apabila tercapai keadilan dalam
masyarakat yaitu melalui pemerintahan yang demokratis. Ide-idenya yang dianggap
radikal adalah menentang adanya tirani oleh ORBA. Sebenarnya beberapa idenya untuk
memperjuangkan keadilan bagi rakyat tidak terlalu radikal seperti yang dituduhka
kepadanya seperti perlunya pendidikan politik untuk rakyat, demokrasi multipartai dan
sistem ekonomi kerakyatan (berbasis pada buruh), namun lebih kepada dukungannnya
terhadap ketua PDI-P Megawati. Sehingga pemerintah ORBA pada waktu itu merasa
terancam. Selain itu, PRD yang dipimpinnya dituduh sebagai partai komunis (yang
sebenarnya hanya berhaluan kiri) seperti pada masa Sutan Syahrir.
Hal-hal yang dilakukan Budiman untuk memperjuangkan ide-idenya sudah mulai
dilakukan sejak masa SMA. Pada masa itu, Budiman sudah aktif dalam berbagai kelompok
diskusi yang diselenggarakan mahasiswa. Ia pun pernah ditangkap dan diinterogasi
karena membuat forum diskusi. Namun hal itu tidak menghalangi jalannya untuk semakin
mencari dan “memberontak”. Tahun-tahun pertama kuliah di FE UGM, ia membentuk
kelompok studi, dan kemudian ikut bergabung dengan kelompok diskusi yang sudah ada.
Karena pilihannya untuk total aktif dalam gerakan, termasuk mengorganisasi petani di
Cilacap dan Ngawi, Budiman meninggalkan kuliah. Hingga pada tahun 1995, ia dipercaya
oleh teman-temannya untuk “mengkudeta” Ketua Perhimpunan Rakyat Demokrat yang
dianggap terlalu moderat. Lalu bersama pengurus yang lain, ia mendeklarasikan
berdirinya Partai Rakyat Demokratik, menjelang peristiwa penyerbuan kantor PDIP di Jalan
Diponegoro, Juli 1996.
Budiman dkk memutuskan untuk mendirikan partai -mengingat pada masa ORBA
pendirian partai dilarang- karena dalam pemikirannya, peran institusi politik akan
membawa perubahan yang positif. Selain itu cara yang paling masuk akal untuk
menyusun kekuatan adalah melalui perkumpulan yang terorganisir. Strategi PRD yang
diterapkan pada masa itu antara lain adalah membangun gerakan massa yang sifatnya
ekstra-parlementer. Pertama, mereka mulai dengan membentuk organisasi-organisasi
sebagai payung nasional maupun lokal sehingga mereka dapat tetap berkomunikasi
dengan rakyat. Mereka juga memfasilitasi dan ikut terlibat dalam demonstrasi-
demonstrasi untuk menentang kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat.
Peran mereka sebenarnya bukanlah untuk merekayasa (engineer) keresahan sosial
-karena keresahan itu sudah ada dengan sendirinya- namun untuk menajamkannya dan
menjadikannya lebih politis seperti dengan mengorganisasikan aksi-aksi corat-coret, rapat
akbar, dan membagi-bagikan selebaran.
Karena diadili dengan tuduhan subversi, Budiman dijatuhi hukuman penjara selama 13
tahun, namun dibebaskan dari penjara pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid.
Keluar dari penjara, Budiman kembali memimpin partainya mengikuti pemilu 1999, namun
tidak mendapatkan suara di DPR. Akhirnya Budiman memutuskan untuk bergabung
dengan PDIP pimpinan Megawati karena dia percaya bahwa dia dapat membuat
perubahan atas dasar komitmennya terhadap rakyat dan demokrasi. Hal ini bisa dilakukan
melalui partai besar seperti PDI-P. Melalui partai ini, dia dapat belajar bagaimana orang
indonesia pada umumnya melihat politik dan bagaimana aspirasi mereka.
“Sejak awal, saya dan PRD dituduh sebagai dalang kerusuhan 27 Juli...Menghasut
masyarakat untuk melawan pemerintah, anti pemerintah, wajah komunis...kami hanya
menegakkan keadilan dan kedaulatan masyarakat kecil, buruh, petani...”
Cesty Nur Tribuana

Chairil Anwar lahir di Medan pada tanggal 26 Juli 1922. Sejak kecil, Chairil sangat
dekat dengan nenek dan ibunya. Dari dua wanita itulah Chairil belajar mengenai cinta
kasih dalam kehidupan. Semua pemikiran – pemikiran itu dituangkan dalam puisi – puisi
karyanya. Ada satu pertanyaan yang mengganjal sepanjang hidup Chairil : untuk apa kita
hidup? Dan akhirnya, di berkesimpulan bahwa kita hidup, untuk sesuatu yang tidak kita
ketahui maknanya. Dan barangkali satu-satunya alasan untuk terus hidup adalah karena
kita sedang mencari maknanya.
Hidup di jaman kolonialisme membuat Chairil Anwar merindukan hidup yang damai
tanpa ada peperangan. Di mata seorang Chairil Anwar, perdamaian itu adalah ketika tidak
ada penjajahan. Dengan demikian setiap rakyat Indonesia bebas untuk mengekspresikan
diri mereka. Pemikiran ini tertuang dalam karya – karyanya seperti puisi “ Diponegoro “
dan “Krawang-Bekasi". Sajak – sajak tersebut menjadi inspirasi bagi para pejuang
Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Akibat gaya hidupnya yang semrawut, Chairil Anwar terserang berbagai macam
penyakit termasu TBC. Akhirnya, Chairil Anwar meninggal pada tanggal 28 April 1949
karena penyakit tersebut. Dan dia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Hingga kini
karya – karya Chairil Anwar masih tetap dikagumi dan menjadi inspirasi bagi banyak
orang.
Angga Kusumo

"Bolomu wis matek, …Marsinah wis matek…"


( ujar salah seorang aparat keamanan PT. CPS )

Marsinah namanya. Lahir pada tanggal 10 April 1969 dan ditemukan terbunuh secara
tragis pada tanggal 8 Mei 1993. Dikenal sebagai seorang aktivis perempuan. Aktivitas
yang dilakukannya adalah bekerja sebagai buruh pabrik PT Catur Putra Surya di Porong,
Sidoarjo.
Marsinah mulai terjun dalam kegiatan aktivisme pada tanggal 2 Mei 1993. Hal ini
dilatarbelakangi oleh dikeluarkannya surat edaran Gubernur KDH TK 1 Jawa Timur yang
berisi himbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan
menaikkan gaji sebesar 20% gaji pokok. Tentu saja hal ini disambut gembira, termasuk
oleh Marsinah. Namun, pihak perusahaan tidak begitu menggubris hal ini. Marsinah
kecewa, kemudian dia melakukan konsolidasi dengan 14 temannya.
Pada tanggal 3 Mei 1993, Marsinah bersama rekan-rekannya mengajak buruh yang lain
untuk mogok bekerja, lalu kemidian melakukan aksi buruh yang sempat bentrok dengan
Komando Rayon Militer. Pada 4 Mei, para buruh mogok total dan mengajukan 12 tuntutan,
salah satunya mengenai kenaikan upah pokok. Sampai pada tanggal 5 Mei 1993, unjuk
rasa masih terus terjadi, dan akhirnya perundingan dilakukan bersama pihak perusahaan
termasuk Marsinah di dalamnya.
Siang harinya, 13 buruh, tanpa Marsinah, yang dianggap sebagai motor unjuk rasa di PT
CPS dibawa ke Kodim Sidorajo. Mereka dipaksa mengundurkan diri. Rasa kepedulian dan
keberanian membuat Marsinah mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan
keberadaan rekan-rekannya. Namun, sepulangnya dari Kodim, Marsinah tidak kembali lagi
ke rumah dan ditemukan terbunuh di hutan Dusun Jegong dengan bekas luka penyiksaan.
Diduga ia diculik dan dianiaya.
Sebagai seorang aktivis yang menyuarakan dengan lantang hak-haknya, kasus Marsinah
bahkan diangkat menjadi kasus ILO( International Labor Organization). Eksistensi Marsinah
dalam kegiatan aktivisme juga membuatnya mendapatkan penghargaan Yap Thiam Hien
pada tahun 1993. Keadilan, kebebasan dalam menyuarakan pendapat, dan pemenuhan
hak-haklah yang seharusnya menjadikan Marsinah hidup dalam penuh kedamaian. Hingga
kini, kematiannya masih menjadi kontroversi.
Akbar Hakim

Leon Trotsky

Lahir dengan nama Lev Davidovich Bronstein pada tanggal 7 November 1879 di
Yankova, provinsi Kherson. Dia dibesarkan sebagai anak kelima disebuah keluarga petani
kaya namun buta huruf. Walaupun dia berasal dari sebuah keluarga Yahudi, namun
Trotsky merupakan pribadi yang tidak terlalu religius. Trotsky bersekolah di Odessa, di
sebuah sekolah Jerman yang kemudian mengalami Rusifikasi.
Trotsky memulai terlibat dalam aktifitas revolusionaris pada tahun 1896 setelah dia
pindah ke Nikolayev (yang sekarang menjadi Mykolaiv). Trotsky mulai berkegiatan dalam
Serikat Pekerja Rusia Selatan.
Trotsky adalah seorang editor di berbagai surat kabar, dan terus melaksanakan
kegiatan ini meskipun dia berpindah-pindah karena sering terkena deportasi.
Melalui kegiatannya sebagai editor tersebut, Trotsky memiliki beberapa teori yang dia
kembangkan, antara lain adalah:
1. Permanent Revolution
Trotsky mengemukakan konsepnya tentang 'permanent revolution' sebagai sebuah
penjelasan bagaimana revolusi sosialis bisa terjadi pada masyarakat umum tanpa
campuran kapitalisme. Bagian dari teorinya adalah ketidakmungkinan terjadinya
sosialisme di sebuah negara. Teori dari Trotsky juga berpendapat, bahwa kaum
borjuis di negara kapitalis tidak boleh mendapatkan bagian untuk mengembangkan
kekuatan produktif dan menyerahkannya kepada kaum proletar. Kemudian, teori ini
juga menjelaskan bagaimana kaum proletar harus bisa mencakup seluruh aspek
sosial, ekonomi, dan kekuatan politik, serta memimpin sebuah kerjasama dengan
kaum tani.
2. United Front
United Front adalah sebuah bentuk perjuangan yang dibentuk oleh kaum
revolusioner. Teori dasar dari 'united front' pertama kali dikemukakan oleh
Comintern, sebuah organisasi sosialis yang dibentuk oleh para revolusioner pada
kebangkitan tahun 1917.
Trotsky merupakan tokoh sentral dalam Comintern sejak kongres pertamanya. Pada
saat itu dia membantu untuk mengeneralisasikan strategi dan taktik dari Bolsheviks
kepada partai komunis bentukan baru di seluruh Eropa dan daerah sekitarnya.
Sejak tahun 1921, sebuah metode yang menyatukan para revolusioner dan reformis
berjuang untuk mewujudkan revolusi bagi para buruh, meruppakan strategi utama
yang dikemukakan oleh Comintern.
Setelah Trotsky dipindahkan dan dimarjinalisasi Stalinisme, dia melanjutkan
perjuangannya untuk melawan fasisme di Jerman dan Spanyol.
Pada tanggal 20 Agustus 1940, Trotsky diserang di rumahnya oleh Ramon Mercader,
seorang agen NKVD, yang menyerangnya dengan menggunakan kapak es tepat di kepala
Trotsky. Pendarahan yang hebat membuat Trotsky kritis selama sehari, sebelum akhirnya
dia meninggal dunia pada tanggal 21 Agustus 1940.
Tomy Nanda Aditias

THICH NHAT HANH

Thich Nhat Hanh (Thích Nhất Hạnh) adalah seorang biksu pengasingan dari Biara
Buddha aliran Zen di Vietnam. Seorang guru, penulis, dan aktivis perdamaian, Nhat Hanh
lahir di Vietnam tanggal 11 Oktober 1926. Dia bergabung dengan biara aliran Zen pada
umur 16 tahun, sebagai seseorang yang baru mempelajari Buddha, dan sudah
“dinisbahkan” sebagai biksu pada tahun 1949. Nama “Thich” dipergunakan oleh seluruh
biksu Vietnam, yang artinya bahwa mereka adalah bagian dari klan Shakya (Shakyamuni
Buddha).
Awal tahun 1960, Nhat Hanh mendirikan School of Youth for Social Services (SYSS) di
Saigon. Nhat Hanh meninggalkan Vietnam tahun 1966 karena menentang Perang
Amerika-Vietnam. Dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat berkali-kali untuk belajar
dan nantinya akan mengajar di Universitas Kolombia, dan untuk mempromosikan
perdamaian. Dia mendesak Raja Martin Luther, Jr. untuk melawan Perang Vietnam secara
publik, dan mengatakan kepada semua orang dan kelompok-kelompok mengenai
perdamaian. Tahun 1967, raja menominasikannya untuk Nobel Perdamaian. Nhat Hanh
memimpin delegasi Buddha ke Paris Peace Talks. Salah satu guru Buddha terbaik yang
dikenal di negara-negara Barat, Thich Nhat Hanh mengajar dan menyerukan ke berbagai
masyarakat dari berbagai agama, dan berbagai latar belakang politik.
Dia membuat Order of Interbeing tahun 1966, dan mendirikan hal-hal yang
berhubungan dengan biarawan dan pusat kegiatan di seluruh dunia. Rumahnya adalah
Biara Desa Plum atau dikenal dengan Plum Village Monastery di Dordogne, bagian selatan
Perancis. Diasingkan dari Vietnam untuk bebarapa tahun, dia diizinkan untuk kembali dari
perjalanannya pada tahun 2005. Kemudian dia menerbitkan lebih dari 100 buku, termasuk
lebih dari 40 buku dalam bahasa Inggris. Nhat Hanh melanjutkan untuk aktif dalam
kegiatan-kegiatan perdamaian. Dia menyikapi konflik Palestina dan Isreal, meminta
mereka untuk mendengarkan dan mempelajari satu sama lain, mendesak negara-negara
untuk berhenti berperang dan mencari solusi anti kekerasan untuk menyelesaikan
permasalahan, dan memimpin langkah perdamaian di Los Angeles tahun 2005 yang
dihadiri ribuan orang.
Assifa Yolanda

PEACE IDEAS OF GEORGE FOX

“The first step to peace is to stand still in the Light”

George Fox (1624 – 1691) lahir di Leicestershire (Inggris) merupakan salah seorang yang
menentang kebijakan Gereja Katolik Roma pada abad ke 17 dan belakangan kelompoknya
menamakan diri sebagai Religious Society of Friends atau biasanya disebut kaum
“Quaker”. Dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang konservatif, ayahnya merupakan
seorang tukang tenun dan dijuluki sebagai seorang Kristen yang saleh. Fox tidak pernah
menjalani pendidikan formal namun ia bisa membaca dan menulis, semenjak kecil ia juga
sudah tertarik pada Injil. Pada umur 19 tahun, ia meyakini bahwa Tuhan telah
menurunkan wahyu padanya dan ia dapat berbicara langsung dengan Tuhan. Fox
berkeyakinan bahwa siapapun akan dapat berhubungan langsung dengan Tuhan jika
mereka berpedoman pada roh kudus, para nabi Alkitab, para rasul Kristus, ataupun pada
suara hati mereka masing-masing, tidak diperlukan ritual, pendeta, bait suci dan juga
tujuh sakramen yang ditetapkan oleh Gereja Katolik Roma. Hal inilah yang membuat Fox
dan pengikutnya dianggap terlarang oleh gereja Kristen, karena dengan keyakinan
tersebut kaum Quaker tidak menganggap pendeta sebagai seseorang yang perlu dipuja
ataupun dipercayai secara berlebih.
Berbagai perkembangan baru setelah Perang Saudara di Inggris banyak terjadi.
Banyak orang tidak menyetujui penyatuan negara dengan gereja hingga menyebabkan
terjadinya pergolakan yang dipenuhi kekerasan dan hak-hak sipil dibatasi. Saat itu Paus
memiliki otoritas lebih tinggi dibandingkan raja ataupun ratu. Para pendeta di masa itu
juga memanfaatkan kependetaannya untuk mendapat kekuasaan dan mencari
keuntungan diri sendiri (contohnya ; menjual surat pengampunan dosa). George Fox
dalam ajarannya selalu menekankan terhadap kejujuran, keadilan, dan anti kekerasan,
menentang peperangan dan perbudakan. Bahkan Fox juga menentang segala bentuk
kekerasan yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum. Fox juga mengajarkan
mengenai persamaan hak gender. Menurutnya semua orang Kristen, termasuk wanita
harus mempunyai peran yang sama dengan pria baik dalam kegiatan keagamaan maupun
dalam masyarakat.
Bela Reza Tanjung

John Rareigh Mott.


The Nobel Peace Prize 1946

Informasi Dasar.
John Ralegh Mott, merupakan seorang penerima Penghargaan nobel untuk bidang
perdamaian pada tahun 1946. Beliau adalah seorang pemimpin dari YMCA dan World
Student Christian Federation (WSCF). Beliau menerima sebuah pengharagaan Nobel pada
tahun 1946 dari pekerjaannya dengan mendirikan dan mempererat organisasi Pelajar
Kristen yang dapat memperkuat perdamaian. dari periode tahun 1895 sampai 1920 ia
merupakan sekertaris umum organisasi WSCF. Pada tahun 1910 Mott, memimpin
konfrensi utusan dunia, yang membicarakan dua poin penting yaitu misi gerakan
protestan modern dan gerakan gereja protestan modern. Pada tahun 1920-1928 ia
merupakan pemimpin rapat WSCF. Pada dua pekerjaanya misi dan persatuan seluruh
gereja demi menciptakan perdamaian. para sejarawan meneyebut beliau yaitu “orang
yang paling berpengalaman dan dipercaya oleh seluruh pemimpin kristiani pada
zamannya”.
Biografi.
John R. Mott, dilahirkan di Livingston Monor, New York, Sullivan Country. pada tanggla
1865, kemudian keluarganya pindah ke Postville, Lowa pada September di yahun yang
sama. kemudian ia masuk ke universitas Lowa, dimana ia mempelajari sejarah dan
memenangkan penghargaan debat mahasiswa. Kemudian ia pindah ke Universitas cornell.
dan ia mendapatkan sarjana pada tahun 1888. kemudian di tahun 1888, ia juga menjadi
sekertaris nasional dari interkolega Y.M.C.A, AS dan Kanada.pada tahun 1891 ia menikahi
Leila Ada White, mereka mempunyai 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Dari Tahun
1915-1928, Mott menjadi sekertaris umum di komiti internasional Y.M.C.A, dan dari
tahun1926-1937 menjadi Presiden komiti dunia Y.M.C.A. Sebelum PD I, yang pada waktu
itu Y.M.C.A menjadi penasihat dari Presiden Wilson. Mott menjadi sekertaris umum dari
kounsil nasional untuk perang. Dia menjaga komunikasi dan menjaga keadaan serta
membantu untuk meringankan pekerjaan para tahanan perang di banyak belahan dunia.
Setelah ia mengundurkan diri dari tawaran presiden Wilson untuk menjadi duta besar di
China, tetapi ia menjadi anggota dari mexikan komite.dan pada tahun 1917 menjadi duta
besar khusus di Rusia.
beberpa pekerjaan Mott sangat mengesankan, ia membuat 16 buku, dan buku
tersebut kemudian dijadikan sebuah acuan bagi seluruh dunia untuk menganalisa
perdamaian dengan cara Mott. Kemudian ia meninggal pada umur 89 tahun di rumahnya
Orlando< Florida.
Cara Damai Menurut Dia.
Mott merupakan seorang yang Religius ia merupakan seorang pemimpin World
student Christian Federation. Dalam karirnya ia mempunyai tujuan perdamaian dengan
menjalankan gerakan seluruh Gereja protestan guna mencapai Tujuan perdamaian
tersebut. ia menyatakan bahwa perdamaian dapat, di dapatkan dengan cara mengenal
Tuhan “The Prince leader Of the faith” . dengan mengenal tuhan stiap orang dapat
membuka hatinya sehingga dapat berfikir dengan jernih. tuhan tidak pernah menyuruh
kita untuk berperang atau sebgainya, tuhan hanya memerintahakan kita hidup saling
berdampingan. atas dasar tersebut ia memiliki tujuan agar terciptanya perdamaian.
banyak umat protestan diselurh dunia menjadi sadar akan hal tersebut. dengan adanya
Gerakan gereja Protestan, Hal tersebut memperkuat dorongan persatuan seluruh umat
Kristiani Protestan sehinggan menopang timbulnya perdamaian.
Muhammad Aditya

Tomas Borge

Tomas Borge Martinez (Thomas Borge), lahir pada tanggal 13 Agustus 1930 adalah
tokoh besar gerakan Sandinista di Nikaragua yang masih hidup. Dia pernah menjabat
sebagai Menteri Dalam Negeri Nikaragua di bawah Pemerintahan Daniel Ortega. Ia
pernah dipenjara di Penjara El Hormiguero di Managua pada tahun 1956-1959.
Kemudian ia melarikan diri ke Honduras pada 1959, tapi lagi-lagi ia ditangkap oleh
petugas penjaga perbatasan negara. Tapi oloeh Otto Castro, Borge dibebaskan karena
kedekatannya dengan Presiden Hnduras, Ramon Villeda. Setelah dibebaskan, Borge kini
harus menghadapi hukuman kembali akibat tuduhan dari pengadilan akibat penyiksaan
yang dilakukannya.
Borge menyalurkan kemampuan berpolitiknya dengan aktif dalam gerakan FSLN
(Front Pembebasan Nasional Sandinista) sejak tahun 1950-an. Organisasi ini merupakan
organisasi yang bergerak atas asas-asas ‘kiri’. Pada Pemilu demokratis yang dilaksanakan
di Nikaragua pada tahun 1984, FSLN menang dengan meraih suara terbanyak. Saat itulah
Borge mulai diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri Nikaragua.
Sepak terjangnya di dunia politik cukup terdengar nyaring hingga ia sangat dibenci
Amerika yang saat itu dipimpin Reagen. Amerika sendiri menganggap pemerintahan
Sandinista di Nikaragua sebagai pemerintah diktator baru. Salah satu pernyataan Borge
yang sangat jelas menggambarkan kebenciannya pada Amerika adalah pernyataannya
yang dimuat di Washington Times pada 27 Maret 1985.
“We have Nicaragua, soon we will have El Salvador, Guatemala, Honduras, Costa Rica,
and Mexico. One day,, tomorrw or five years or fifteen years from now, we’re going to
take 5 to 10 million Mexicans and they are ging into Dallas, into El Paso, into Houston, into
New Mexico, into San Diego, and each one will have embedded in his mind the idea of
killing ten Americans.”
Sebelumnya pada tahun 1979, Borge membebaskan 5000 tahanan politik sebagai
bentuk pengampunannya. Termasuk terhadap tahanan yang berusaha untuk
membunuhnya. Hal itu ditempuh Borge agar ia bisa menciptakan rekonsilisasi. Namun,
akhirnya banyak mantan tahanan itu yang setelah dibebaskan justru pergi ke Honduras
dan membentuk kelompok Anti-Sandinista.
Dalam kesempatan lain, Borge juga pernah berkata, “Demokrasi tanpa keadilan sosial
tidak lebih berharga dari mata uang kami.”. Jadi, di samping sikapnya yang keras
terhadap musuhnya (Amerika), Borge sangat mendambakan terciptanya keadilan sosial
pada rakyatnya.
Shiela Riezqia

NARAYAN DESAI, THE SOLDIER OF PEACE

“Often there are people who favor peace but do not know how to work for it”. -Narayan
Desai

Narayan Desai merupakan anak dari seorang sekretaris pribadi dan penulis biografi
Mahatma Gandhi, Mahadev Desai. Ia lahir pada 24 Desember 1942 di Bulsar, Gujarat.
Diasuh di dalam Ashram (komunitas religi) kepunyaan Gandhi di Sabarmati, Ahmedabad
dan Sevargam dekat Wardha, Narayan berhenti sekolah untuk kemudian dididik dan
dilatih oleh ayahnya sendiri dan para penghuni Ashram. Ia memiliki spesialisasi dalam
pendidikan dasar, menenun, dan memintal. Setelah menikah dengan Uttara Chaudhury,
anak dari dua orang pejuang kebebasan, Nabakrushna dan Malatidevi Chaudhury,
keduanya pindah ke Vedchhi, sebuah kampung yang berjarak 60 km dari Surat di Gujarat.
Di kampung ini pula Narayan dan isteri bekerja sebagai guru di sekolah Nai Taleem.
Bergaul dan dekat dengan Gandhi semenjak kanak-kanak, pemikiran Narayan mengenai
perdamaian sedikit banyak dipengaruhi oleh pemikiran Gandhi (yang ia panggil ”bapu”
atau ayah). Menurutnya, perdamaian adalah suatu hal yang dapat diraih melalui usaha-
usaha nirkekerasan (atau lebih dikenal sebagai Satyagraha). Usaha ini dikarakteristikan
dengan adanya larangan penggunaaan kekerasan fisik dan psikologis, concern dan
memedulikan lawan, serta niat untuk merubah suatu keadaan.
Untuk mewujudkan perdamaian, Narayan ikut serta dalam Akhil Bharatiya Shanti Sena
Mandal (Brigade Perdamaian India) yang didirikan oleh Vinoba dan dikepalai oleh seorang
pemimpin sosialis, Jayaprakash Narayan. Sebagai sekretaris umum Shanti Sena (Tentara
Perdamaian), Narayan merekrut dan melatih para sukarelawan dari seluruh India yang
turut serta dalam konflik-konflik etnis dan membantu membuat harmoni antara
komunitas-komunitas yang berkonflik. Sejak tahun 1962 hingga 1978, ia menjadi direktur
Shanti Sena. Dibawah kepemimpinannya, anggota organisasi ini mencapai 6.000 orang
pada pertengahan tahun 1960.
Langkah Shanti Sena untuk menghentikan kerusuhan adalah dengan mengumumkan
kepada publik pernyataan yang jelas imparsial mengenai isu penyebab kerusuhan lewat
koran dan radio. Publikasi ini mempermudah pendekatan kepada pelbagai pihak yang
berkonflik serta pengumpulan para sukarelawan dari wilayah lain untuk datang dan
menyelesaikan kerusuhan secara persuasif. Jika cara ini tidak efektif untuk menyelesaikan
kerusuhan, para sukarelawan akan membloknya dengan tubuh mereka. Mereka juga
berusaha untuk meluruskan rumor penyebab kerusuhan dengan pelbagai cara.
Selain aktif di Shanti Sena, Narayan juga memiliki andil dalam pendirian Peace Brigades
International dan terpilih sebagai pemimpin War Resisters' International. Bersama dengan
kelompok Perdamaian Pakistan, ia dianugerahi penghargaan dari UNESCO untuk
perdamaian internasional.
Aldilla Dhika Velarasi

Baroness Bertha Sophie Felicita Von Suttner

“The half of humanity that have never bourne arms is today ready to struggle to make the
brotherhood of man a reality. Perhaps the universal sisterhood is necessary before the
universal brotherhood is possible.”
Bertha von Suttner, Speech to the Federation of Women of America, 1912
"The message of the peace movement is not some fanciful dream which is out of touch
with the world - it is a message which embodies the survival instinct of civilization."
-- Bertha von Suttner

Bertha Sophie Felicita Kinsky lahir di Prague (Austria) tahun 1843, ayahnya adalah
seorang pemegang jabatan tinggi dalam militer dan meninggal beberapa waktu sebelum
dirinya lahir. Dia pun dibesarkan oleh seorang ibu yang keturunan bangsawan di tengah
kehidupan aristokrasi di masa monarki-Austria yang diterimanya begitu saja di awal
hidupnya namun kemudian mati-matian ditentangnya di separuh sisa hidupnya. Bertha
muda banyak belajar berbagai bahasa dan musik, ketika ibunya tidak mampu lagi
membiayai hidup dan impiannya menjadi penyanyi gagal maka dia pun mengambil
pekerjaan sebagai guru privat bagi anak-anak keluarga Suttner di Vienna, disinilah dia
bertemu dengan suaminya.
Pada tahun 1876, Bertha menuju Paris untuk menjadi sekretaris pribadi Alfred Nobel
setelah melihat iklannya dalam sebuah surat kabar. Namun perkenalan itu tidak
berlangsung lama karena Bertha kemudian menikah dengan Baron Carl von Suttner dan
karena hubungan yang tidak mendapat restu dari keluarga maka mereka pun bermukim di
Caucasus (Rusia) dan bekerja sebagai guru bahasa dan musik. Di sinilah Bertha mulai
membaca buku-buku tentang budaya Eropa dan politik. Saat perang antara Rusia-Turki
tahun 1877, keduanya mulai menapaki kegiatan sebagai jurnalis perdamaian, Bertha
mulai menulis novel maupun essai yang mempromosikan perdamaian dan
internasionalism.
Ketika pecah perang antara Rusia dengan Austria pada 1885, keduanya kembali ke
Austria. Bertha turut serta dalam sebuah organisasi perdamaian yang membuatnya
semakin mengenal prinsip pacifism dan hubungannya yang masih dijaganya dengan
Alfred Nobel meski melalui surat telah membawa pada terbitnya buku berjudul (Die
Waffen nieder) Lay down your arms! tahun 1889 yang mengisahkan secara gamblang
kejamnya suatu peperangan dalam sosok seorang wanita keturunan bangsawan serta
permasalahan yang timbul karena nasionalisme yang berlebihan. Bertha berhasil
menggunakan cerita fiktif terlaris di abad ke 19 tersebut untuk memobilisasi publik
menentang perang dan memunculkan inspirasi baru, sebuah Eropa yang bersatu. Bertha
von Suttner juga diakui oleh banyak pihak sebagai orang yang sangat berpengaruh pada
munculnya ide Alfred Nobel untuk memberikan hadiah kepada pihak yang mendukung
perdamaian dunia, bahkan turut mewujudkan wasiatnya untuk memasukkan hadiah
perdamaian pada “Nobel”.
Tahun 1891, Bertha mendirikan Austrian Peace Society dan membantu pendirian
International Peace Bureau di Switzerland, yang mengkoordinasi banyak kelompok
perdamaian di Eropa Barat. Bertha juga mulai saling berkirim surat dengan Henry Dunant
untuk bertukar pikiran terutama tentang hak-hak wanita, mereka saling membantu dalam
penulisan sejumlah artikel dan berbagai bentuk penulisan lainnya hingga kemudian pada
tahun 1897, berdirilah organisasi wanita yang diberi nama “Green Cross”.
Tahun 1902, saat suaminya meninggal, Bertha pindah ke Vienna untuk melanjutkan
perjuangannya mempromosikan perdamaian melalui tulisan yang semakin gencar bahkan
ketika telah dinobatkan sebagai wanita pertama penerima Nobel Perdamaian (1905). Dia
menentang anggapan bahwa pergerakan perdamaian adalah sebuah gerakan para wanita
dalam menekan prinsip berperang ala laki-laki karena menurutnya ini bukan hanya
sekedar masalah tidak ingin ditinggalkan kekasih tetapi ini tentang banyaknya orang yang
menderita karena kemakmuran tidak dijadikan prioritas, serta timbulnya tidak adanya
penghargaan terhadap kesetaraan wanita dengan pria dan perbedaan etnis. Perang
adalah suatu tragedi kemanusiaan secara menyeluruh.
Bertha von Suttner meninggal pada 21 Juni 1914 saat tengah menyiapkan kongres
perdamaian dunia yang direncanakan pada Agustus 1914 di Vienna dan beberapa hari
sebelum pecahnya Perang Dunia I.

Referensi:
Bertha von Suttner. Encarta 2008
Bertha von Suttner.
<http://www.eesc.europa.eu/documents/publications/pdf/booklets/EESC-2006-06-EN.pdf.
>. 2006
Quotable Women for Peace Discussion and Role Playing Suggestions. 1996-2008.
<www.womeninworldhistory.com>
Bertha von Suttner. <www.nobelprize.org>
Today's Heroes Linking Present to Past, Bertha Von Suttner, The Nobel Peace Prize. 1996-
2008. <womeninworldhistory.com>
Diwya Anindyacitta

”Peace is made with yesterday's enemies. What is the alternatives?”


”In public life, you don't use swords, you use words.You talk to people, you have dialogue.
That's what I'm going to do. I don't have any force but the force of my conviction.”

Shimon Peres lahir di Polandia pada tahun 1923. Shimon Peres menduduki jabatan
sebagai perdana menteri Israel pada tahun 1984-1986, dan juga pada tahun 1995-1996.
Selain sebagai perdana menteri, ia juga kerap menempati posisi-posisi penting
pemerintahan. Dan pada tahun 2007 ia dilantik menjadi Presiden Israel menggantikan
Moshe Katsav.
Selama menjadi orang penting di pemerintah Israel, Shimon Peres dikenal sering
mengupayakan adanya perdamaian di Timur Tengah. Misalnya, Peres bekerjasama
dengan para diplomat untuk melakukan serangkaian negosiasi yang mengupayakan
perdamaian antara Mesir dan Israel. Peres sendiri sering mengadakan pertemuan-
pertemuan dengan Anwar Sadat, presiden Mesir waktu itu. Negosiasi itu berujung pada
penandatanganan Camp David Accords pada tahun 1979. Perjanjian itu menyepakati
penarikan mundur Israel dari Semenanjung Sinai yang dulu direbut Israel dari Mesir saat
Perang Enam Hari, serta penetapan hubungan yang baik dan damai antara dua negara
yang dahulu sempat memburuk karena adanya Perang Arab-Israel.
Saat Peres menjadi perdana menteri, salah satu kesuksesannya adalah menarik
pasukan Israel dari Lebanon, di mana mereka terlibat perang gerilya di sana. Tetapi, selain
hal tersebut, usaha Peres untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah ditengarai
tidak membawa hasil yang cukup signifikan. Misalnya ketika Peres bersedia memberikan
sebagian tanah Israel demi kepentingan perdamaian, ide itu ditentang keras oleh partai
oposisi.
Pada tahun 1992, ketika Peres menjadi Meteri Luar Negeri, Peres bersama Perdana
Menteri Israel saat itu, Yitzhak Rabin, berusaha mencapai kata sepakat dengan PLO
(Palestine Liberation Organization), sehingga pada tahun 1993 lahir perjanjian antara
Israel dan Palestina yang mengupayakan kerjasama dan perdamaian alih-alih perang dan
kebencian yang kerap timbul di antara kedua negara. Karena upaya tersebut, Shimon
Peres, Yitzhak Rabin dan Yasir Arafat pemimpin PLO meraih gelar Nobel Perdamaian pada
tahun 1994. Di tahun yang sama Peres berusaha mencapai kesepakatan dengan Yordania
dalam perjanjian damai.
Pada tahun 1995, ketika Peres menduduki jabatan perdana menteri untuk yang kedua
kalinya, Peres tetap mengedepankan agenda perdamaian dalam pemerintahannya, dan
menempatkan Syria sebagai prioritas utamanya. Di ranah nasional, Peres berusaha
menangani perpecahan antara kaum Yahudi religius dan sekular yang sempat timbul,
terlebih pasca dibunuhnya Yitzhak Rabin oleh seorang Yahudi religius. Untuk menangani
masalah tersebut, Peres menempatkan seorang Rabbi yang moderat duduk di
pemerintahannya untuk menekan keretakan yang ada.
Pada tahun 1996, Peres mengadakan pertemuan dengan pemimpin Yordania, Mesir,
Palestina serta Amerika Serikat untuk membicarakan mengenai masa depan perdamaian
di Timur Tengah. Namun sayang usaha Peres itu tidak menampakkan hasil yang maksimal
karena adanya insiden-insiden bersenjata yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban di
pihak Israel.
Hampir 60 tahun Peres telah malang melintang di kancah politik Israel sambil
mengupayakan perdamaian di Timur Tengah. Salah satu bentuk pengabdiannya dilakukan
melalui lembaga yang ia dirikan, yaitu Peres Center for Peace. Misi dari lembaga ini adalah
untuk membangun kerangka dasar perdamaian dan rekonsiliasi oleh dan untuk rakyat
Timur Tengah yang meningkatkan perkembangan sosio-ekonomi sekaligus memperbaiki
hubungan melalui rasa saling pengertian dan kerjasama. Program-program yang diusung
Peres Center for Peace ini meliputi aktivitas-aktivitas peacebuilding yang memerlukan
kontribusi dari seluruh elemen masyarakat mulai dari pemerintah, pengusaha, LSM hingga
tiap individu termasuk kaum muda. Program-program tersebut memang sangat kental
dengan usaha mencapai perdamaian, mulai dari yang environmental misalnya penyediaan
air bersih dan peningkatan sumber daya pertanian; membentuk mekanisme dagang dan
bisnis yang memfasilitasi masyarakat Israel, Palestina dan negara Arab lainnya;
menyediakan layanan kesehatan hingga pemberdayaan kaum muda melalui pendidikan
dan budaya perdamaian. Semua program konkret itu diharapkan akan membentuk suatu
peaceful coexistence di wilayah Timur Tengah.
Sosok seperti Shimon Peres ini memang mengagumkan. Peres mendedikasikan
hidupnya untuk menciptakan perdamaian. Walaupun sering ditentang oleh pihak oposisi,
Peres selalu mengutamakan jalan perundingan karena sedari awal ia memang memiliki
prinsip untuk membingkai kebijakan-kebijakannya dengan label perdamaian. Peres
memang seseorang yang percaya pada peace continuation. Hingga kini Peres masih
mengupayakan terciptanya perdamaian di Timur Tengah.
Inta Arum Minarasa

“To be alone as a pioneer...like we were, was difficult. My strategy was not only to help
the people, or transform the world, but to do both,”

Bernard Kouchner lahir pada 1 november 1939 di Avignon, ia merupakan seorang


politikus dari perancis, diplomat, dan juga dokter. Ia memiliki 4 anak dari istri pertamanya
Evelyne Pisier, seorang ahli hukum, dan memiliki 1 anak dari istrinya yang sekarang
Christine Ockrent, seorang jurnalis televisi. Ia merupakan salah satu pendiri “Doctors
Without Borders” (MSF) dan “Doctors of the World”. Doctors without Border merupakan
nama resmi yang diberikan oleh Amerika Serikat, merupakan sebuah organisasi Non
Pemerintah yang bergerak di bidang bantuan kemanusiaan. Doctors Without Border
didirikan pada tahun 1971 oleh sekelompok kecil dokter-dokter prancis pada saat itu,
termasuk Bernard Kouchner. Ia ikut terjun dalam mendirikan MSF ini dengan latar
belakang kepeduliannya terhadap sesama yang sangat besar sehingga mendorong ia
untuk bergerak dan mengabdikan dirinya lebih jauh dalam bidang tersebut. Saat ini ia
merupakan mentri urusan Eropa dalam sayap kanan pemerintahan Fillon, walaupun
sebelumnya ia merupakan politikus sayap kiri.
Semasa hidupnya ia cukup banyak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan baik dari
bidang politik juga berpartisipasi besar dalam bidang kesehatan, dari mulai menjadi
anggota partai Komunis Perancis (sebagai langkah awal menetapkan kariernya di politik)
sampai dengan menjadi perwakilan delegasi mentri kesehatan. Adapun beberapa
kontribusi yang diabdikannya selama ini ialah:
• Menjadi sekjen pertama (setingkat dibawah mentri) yang mengurusi aksi
kemanusiaan dari tahun 1988 sampai dengan 1992 (pada masa cabinet Michel
Ricardo)
• Menteri kesehatan pada periode 1992-1993 (dibawah pemerintahan Pierre
Beregovov)
• Anggota Parlemen Eropa dari tahun 1994 sampai dengan 1997.
• Menteri kesehatan dari tahun 1997 sampai dengan 1999 (dibawah pemerintahan
Lionel Jospin)
• Perwakilan Khusus Sekjen PBB di Kosovo periode 1999 sampai dengan 2001.
• Delegasi Menteri Kesehatan dari tahun 2001 sampai dengan 2002.
Theosa Dinar S.

Syekh Siti Jenar atau Lemah bang, Ali Hasan merupakan tokoh penyebar agama islam
yang kontroversial dan terkenal di tanah Jawa, disamping ajaran wali songo. Syekh Siti
Jenar sangat kontroversial karena ajaran-ajarannya yang dianggap bertolak belakang
dengan mainstream ajaran islam yang dibawa oleh wali songo saat itu. Hingga tak
mengherankan bila selama hidupnya Syekh Siti Jenar dikucilkan oleh keluarganya sendiri
karena kesukaannya terhadap ilmu ghaib hingga mendapat hukuman mati karena ajaran
islam yang diajarkannya dianggap sesat. 1
Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling controversial adalah Manunggaling Kawula Gusti.
Menurut dia, bahwa di dalam tubuh manusia itu terdapat ruh dari Tuhan sehingga
manusia merasa dekat dengan Tuhannya. Ajaran ini dalam pemikirannya sesuai dengan
ajaran Al-Quran (Shaad; 71-72). Sehingga apa yang diwajibkan seperti melakukan sholat,
syahadat, puasa, dan lain-lain itu bukanlah hal yang wajib dan omong kosong belaka,
karena apabila manusia telah mencapai taraf penyatuan dengan Tuhan, maka manusia itu
bebas hukum tidak terbebani lagi dengan berbagai hukum dan aturan. Dengan manusia
merasa dekat dan menyatu dengan Tuhan maka manusia makin menyadari bahwa segala
sesuatu di dunia ini adalah milikNya, kita tidak mempunyai hak apapun selain menjaga
apa yang menjadi miliknya di dunia ini. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menjaga
kemakmuran bumi, dimana dia menyebutnya sebagai Hamamayu Hayuning Bawana,
dimana seseorang dianggap muslim apabila dia bisa memberikan manfaat bagi
lingkungannya bukannya menciptakan kerusakan di bumi. 2 Disamping itu, dengan adanya
Tuhan di dalam dirinya, otomatis seorang dengan yang lain tidak akan saling menyakiti,
karena apabila mereka menyakiti manusia itu, maka itu sama dengan dia juga menyakiti
Tuhannya. Bagi Syekh, tidak penting untuk berdebat tentang ajaran agama mana yang
paling benar, karena pada dasarnya kita semua yang beragama ini menyembah pada satu
Yang Maha Esa yang sama hanya saja kita masing-masing ajaran menyebutnya secara
berbeda-beda. Oleh sebab itulah, kita tidak boleh berdebat tentang ajaran agama siapa
yang paling benar. Disamping itu, dia juga mendirikan perguruan, untuk mengajarkan
prinsip-psinsip dalam menjalankan islam yang baik, salah satunya adalah menyucikan
dirinya sendiri dengan menjauhi kemewahan dan kesenangan duniawi (tasawuf). Selain
dari pada itu, dalam pandangan Syekh Siti Jenar hidup manusia di dunia yang kita jalani
tidak lebih dari sekedar kematian, sebaliknya kematian justru merupakan awal kehidupan
yang lebih abadi. Akibatnya banyak dari pengikut dia lebih memilih untuk mati dan
menempuh hidup abadi yang sebenarnya melalui kematian dengan berbagai cara, antara
lain dengan bunuh diri atau memulai keributan di pasar yang membuat orang lain marah
dan melempari mereka hingga mati. Oleh sebab itu, dia mengangap dunia yang indah dan
damai serta harta kekayaan, dianggap sebgai godaan dalam kematian di dunia ini dan
hidup yang abadi adalah hidup setelah menjalani kematian.3
Biarpun pribadinya dianggap sesat oleh banyak orang karena ajarannya bertolak
belakang dengan ajaran islam yang ada pada saat itu dan faktor-faktor lainnya, Syekh
tetap masih percaya bahwa apa yang kita miliki didunia ini berasal dari Tuhan dan kita
tidak punya hak apapun yang harus kita lakukan adalah dengan menjaga apa yang Dia
titipkan pada kita dengan baik dan tanpa merusak bumi ini. Disamping itu, ajarannya
pulalah yang mengingatkan kita untuk tidak saling berdebat tentang ajaran mana yang
paling benar dan yang terpenting itu adalah untuk selalu dekat dengan Tuhan. Bagi saya
sebagai penulis, kalimat yang terakhir tadi cukup mewakili bahwasanya Syekh Siti Jenar
itu adalah orang yang peduli dan mau menjaga apa yang ada di bumi ini dan menurut
saya itu adalah salah satu bentuk perdamaian dari seorang Syekh Siti Jenar.
Oleh : Theosa Dinar S. (21596)
Saya Lahir di Surakarta dengan latar belakang seluruh keluarga yang
berbudaya Jawa. Semenjak kecil, saya didik dengan budaya dan nilai-nilai
jawa, dimana harus menghormati ayah dan ibu dengan segenap hati.
Biarpun begitu, keluarga kami sangatlah liberal, dimana posisi ayah dan ibu
berada di posisi yang sama, tidak ada yang harus dihormati lebih besar. Hal
ini berbeda dengan budaya jawa, terutama di Solo, dimana masih
menganut budaya patriakhi. Budaya ini mengedepankan posisi Ayah (laki-
laki ) harus dijunjung tinggi dan dihormati dan posisi Ibu (perempuan)
hanyalah sebagai pelengkap saja.
Budaya Patriakhi inilah yang menurut saya menjadi salah satu alasan kaum
feminis untuk merombak tatanan social masyarakat, dimana mereka
menginginkan kedudukan wanita dan pria sejajar. Dalam budaya jawa,
terdapat budaya patriakhi yang sangat menguntungkan posisi laki-laki,
sedangkan wanita jawa haruslah selalu bersikap nrima ing pandum yang
secara mendasar berarti menerima segala sesuatu tanpa perlawanan dan
bantahan apapun. Saking tidak begitu paham tentang apa itu kekerasaan
secara gamblang, mereka bahkan tidak menyadari bahwa ajaran yang
ditanamkan oleh orangtua mereka bahwa setiap wanita (istri) harus patuh
terhadap pria (suami) tersebut membuat mereka makin tidak berani
mengatakan “tidak” pada suaminya. Yang nantinya, hal tersebut makin
membuat dasar legitimasi bagi pihak laki-laki untuk melakukan tindakan
superioritasnya, termasuk kekerasan terhadap kaum perempuan, di
wilayah social, politik, hukum, ekonomi, dan lain-lain. Maka tak jarang,
wanita jawa yang masih belum sadar dirinya sebenarnya, dalam kasus-
kasus tertentu, menerima kekerasaan dari pihak laki-laki.
Kekerasan yang saya maksud disini, tidak hanya kekerasan fisik saja
melainkan kekerasan dalam bentuk lain. Karena kekerasan itu adalah
semua bentuk perilaku verbal maupun nonverbal yang dilakukan seseorang
atau sekelompok orang lain, sehingga menyebabkan efek negatif secara
fisik, emosional dan psikologis terhadap orang yang menjadi sasarannya
(Nur Hayati, 2000). Dari data yang saya dapatkan dari internet, SPEK HAM
(Solidaritas Perempuan Untuk Keadilan dan Hak Asasi Manusia)
mengumpulkan data kekerasaan yang dialami perempuan di Surakarta,
dimana pada tahun 2003-2004, Selama tahun tersebut SPEK-HAM Solo
mencatat adanya 61 kasus yang terdiri dari 20 kasus perkosaan, 18 kasus
pencabulan, 10 kasus penganiayaan, 7 kasus KDRT, 4 kasus pelecehan
seksual dan 2 kasus inkar janji. Maret 2004 dalam lingkup Database
Kekerasan Terhadap Perempuan yang dilakukan bersama Mitra Perempuan,
SPEK HAM mencatat pengaduan dan bantuan kasus baru sebanyak 25
perempuan dan anak-anak yang mengalami kasus kekerasan terhadap
perempuan di wilayah Eks-Karesidenan Surakarta (Solo, Boyolali, Klaten,
Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri). Dari data-data diatas, paling
tidak dapat membuktikan bahwa tidak selama suatu budaya itu selalu
benar dan patut untuk dilestarikan. Bagi saya, akan lebih baik bila mulai
saat ini, anak-anak yang lahir dengan identitas orang jawa, untuk tahu
bahwa orang tua mereka adalah orang tua yang patut untuk dihormati,
tanpa membeda-bedakan siapa yang harus dijunjung lebih tinggi. 1
Bukan hanya itu saja, dalam tatanan social masyarakat jawa juga dikenal
dengan strata social yang membedakan kedudukan kaum priyayi dengan
kaum wong cilik. Jadi tidak hanya di budaya orang bali saja yang mengenal
kasta social, di budaya saya pun terdapat hal yang serupa. Dalam
penggunaan bahasa jawa, yang memiliki 3 tingkatan (Kromo inggil, kromo
madya, ngoko), makin mempertajam perbedaan status social ini. Dimana
bahasa kromo inggil dipake oleh golongan priyayi sedangkan ngoko dipake
oleh masyarakat biasa (wong cilik). Pembedaan ini semakin ketara ketika
sudah mulai merabah urusan kepemilikan dan perlakukan terhadap
pembantu rumah tangga. Dalam budaya Jawa dikenal istilah Magersari dan
Ngenger. Magersari adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di lahan
milik priyayi kemudian juga bekerja pada Priyayi itu, sementara Ngenger
adalah bekerja secara ikhlas dan tidak bayar kepada suatu rumah tangga
orang yang kedudukannya jauh lebih tinggi secara martabat, derajat dan
pangkat dibanding dirinya. Dengan pembedaan kelas social ini, maka tak
jarang para majikan menganggap dirinya golongan priyayi yang berhak
atas apapun terhadap pembantunya (golongan priyayi) yang kemudian
berkembang menjadi tindakan kekerasaan pada pembantunya. Profesi
pembantu sendiri tidak pernah mendapat perhatian khusus, layaknya buruh
yang memiliki asosiasi buruh yang mampu mengakomondasi kepentingan
mereka. Oleh sebab itulah, tak ayal kekerasan pada pembantu pun tidak
begitu mendapat perhatian yang serius.
Oleh sebab itulah, tidak benar 100% orang-orang mengatakan bahwa
budaya jawa itu penuh dengan kelemahlembutan dan halus. Karena
didalamnya ternyata juga memiliki suatu budaya kekerasaan yang tidak
ketara bahkan tidak disadari langsung oleh orang jawa sendiri. Oleh sebab
itu, dari semua contoh ritual diatas, saya ingin menekankan pada hidup
berdampingan dengan rukun (peaceful coexsistency) satu sama lain.
Semua yang diciptakan Tuhan itu memiliki derajat yang sama di mataNya,
jadi bukanlah hak kita untuk saling membedakan satu sama lain, seperti
yang dikatakan oleh Syekh Siti jenar.
Adri Arlan

“...Imagination is more important than knowledge because knowledge is limited..” ALBERT


EINSTEIN

Kalian biasa mengenal diriku dengan penampilan eksentrik,rambut putih yang jabrik serta
pakaian profesorku yang kumal.Namun semuanya itu hanyalah penampilan luarku
saja,,,tahukah kalian hingga kini setiap ada persoalan yang tidak bias
dipecahkan,,namaku selalu disebut-sebut,,,kata mereka “You Are No Einsten”..Hal ini
sudah cukup merefleksikan penghormatan kalian terhadap kecerdasan
diriku..hehehe..
Sekilas aku mengenalkan diriku dulu,,dilahirkan di Ulm,Wuttenberg pada tanggal 18
April 1879,ayah dan ibuku bernama Hermann dan Pauline,kami merupakan keluarga
Yahudi yang taat .Namun ibuku memasukkan aku di sekolah katolik pada masa
kecilku.oh ya Ibuku pulalah yang menganjurkanku untuk mendalami biola dan
mendengarkan musik klasiknya oom Bach dan mas Mozart.
Masa-masa pendidikanku di Munich sungguh sangat membosankan sehingga aku
banyak membolos,guru-gurunya mengajar terlalu kaku dan tidak pernah menerima
pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan.Yah..mungkin aku lebih baik berhenti dari
sekolah,usiaku 15 tahun saat itu,lalu aku memutuskan untuk mengikuti keluargaku
pindah ke Italia.Namun aku menyadari pentingnya pendidikan bagi diriku,sehingga
aku pergi belajar ke Swiss. Wow,,sekolahnya sungguh menyenangkan,apalagi disana
para murid selalu dianjurkan untuk bertanya,sungguh merupakan “surga” bagi
kehausan intelektualku,sampai akhirnya aku memperoleh gelar Doktor di Universitas
Zurich pada usia 26 tahun.
Langsung saja ya karena karier akademisku yang sangat cemerlang,aku diangkat
sebagai Guru Besar Universitas Berlin,Direktur Lembaga Fisika “Kaisar Wilhelm” dan
Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia..disana aku diberikan fasilitas yang
sangat baik sehingga aku dapat mengembangkan bakatku secara optimal. Disanalah
akhirnya aku menemukan Teori Relativitas yang kesohor itu sekaligus berhasil
menggoyahkan pendapat kakek Newton mengenai Teori Gravitasi,menurutku
gravitasi bukan disebabkan oleh tarik-menarik tetapi karena adanya distorsi distorsi
Ruang-Waktu dari suatu benda langit, yang mempengaruhi gerakan benda langit
lainnya. Distorsi Ruang-Waktu itulah yang “menjebak” bumi sehingga terus berputar
mengelilingi Matahari, dan menjebak” bulan sehingga selalu berputar mengelilingi
Bumi. Dan akhirnya mengatur seluruh pergerakan benda-benda langit.Mengerti ga?
Penjelasannya nanti aja ya. Pengaruh Hitler yang mulai meracuni hampir seluruh
Jerman membuat diriku tidak betah,apalagi kebijakannya terhadap kaum Yahudi
yangs sangat kejam,meyebabkan aku memutuskan harus pindah ke Amerika
Serikat.Ternyata banyak teman-teman profesor Yahudi yang juga kabur keluar negeri
akibat tidak tahan dengan kekejaman Hitler.dari mereka aku diberitahu bahwa
Jerman hampir menemukan cara untuk menciptakan BOM ATOM !.Hal ini sungguh
berbahaya sebab akan memulai kehancuran dunia apabila Jerman berhasil
mendapatkannya.Aku pun segera menulis surat kepada Presiden Amerika, Roosevelt,
untuk memberikan peringatan akan ancaman ini. Roosevelt juga segera menyadari
bahaya ini dan mendorong dilakukannya proyek penelitian energi atom yang dinama-
kan “PROJECT MANHATTAN”. Nantinya, proyek ini ternyata memang berhasil
menciptakan bom atom yang kemudian dijatuhkan di Jepang pada akhir Perang
Dunia II.
Namun, proyek ini lalu membuat diriku prihatin. Manusia telah berhasil menciptakan
senjata yang daya hancurnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jika manusia
nanti mampu membuatnya dalam jumlah yang banyak dan terjadi sesuatu, dunia
bisa musnah. Aku pun mulai memperjuangkan agar pengembangan senjata ini bisa
dibatasi. Untuk mengurangi resiko penemuanku disalahgunskan oleh orang-orang
intelek yang tidak bermoral,banyak hasil penemuanku mengenai atom dan nuklir
tidak aku publikasikan dan tidak jarang kumusnahkan. Sebab akibat yang
ditimbulkan oleh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki sangat mengerikan. Untuk itu
aku hanya berharap penemuanku yang ada ini hanya berguna untuk kelangsungan
perdamaian dunia.
Sampai akhir hayatku tanggal 18 April 1955 aku telah mengganti statusku mejadi
warganegara AS. Mungkin itu saja sumbangsihku terhadap perdamaian dan selalu
aku selalu menekankan bahwa ilmu pengetahuan tanpa landasan moral didalamnya
adalah hampa.

“..Einstein akhirnya tidak saja dikenal sebagai salah seorang paling genius di dunia,
tetapi juga sebagai orang yang gigih menyokong gerakan perdamaian..”
(wikipedia quotes)
Heru Yuda

AUGUSTUS GAIUS JULIUS CAESAR OCTAVIANUS



Octavianus adalah cucu-keponakan dari Julius Caesar, anak dari keponakannya yaitu Aria,
dengan Octavius. Octavianus lahir pada tanggal 23 September 63 SM dan menjadi
yatim empat tahun kemudian ketika ayahnya, yang pada waktu itu Senator,
sehingga kemudian Octavianus diangkat menjadi anak oleh Julius Caesar. Octavianus
belajar kepada seorang orator publik, pada masa itu, Apollodorus di Appolonia,
Illyricum. Octavianus kembali ke Romawi setelah Julius Caesar dibunuh oleh Brutus
pada 15 Maret 44 SM, dan mewarisi nama Julius Caesar; sehingga dijadikan bagian
dari namanya. Setelah mengalahkan Mark Antony, salah seorang perwira militer
Caesar yang tidak mau mengakui hak Octavianus atas kedudukan Caesar, dengan
bekerjasama dengan Senate, tetapi kemudian Senate menolak untuk mengangkat
Octavianus menjadi penguasa Romawi.
Setelah Antony kembali ke Roma dengan Lepidus, Octavianus bekerjasama dengan
mereka untuk mengalahkan Senate dan para pesaingnya dalam memperebutkan
tahta Romawi. Ketiganya kemudian membentuk Triumvirat Kedua dalam memerintah
Kekaisaran Romawi. Pemerintahan Triumvirat ini mendapatkan kekuasaan absolut
dengan melakukan pembunuhan missal terhadap para oposisi mereka di Italia,
kemenangan atas Tentara Republik dipimpin Brutus dan Cassius di daerah Philippi.
Setelah pertempuran di Philippi tersebut, Octavianus dan Antony, Romawi membagi
wilayahnya kedalam provinsi-provinsi baru; Octavianus menguasai Italia, Antony
mendapatkan wilayah Timur, dan Lepidus memperoleh Afrika. Kemudian pada tahun
36 SM, Lepidus dipaksa mundur dari Triumvirat oleh Octavianus.
Dengan demikian, kekuatan penguasa Romawi sekarang berada diantara Octavianus dan
Antony. Untuk mendapatkan posisi paling kuat di Romawi, Octavianus melancarkan
perang terhadap Mesir yang dipimpin Ratu Cleopatra, kekasih Antony. Kemenangan
atas perang dengan angkatan laut Romawi ini menyebabkan pasangan Antony-
Cleopatra mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri sehingga Octavianus menjadi
penguasa tunggal Romawi.
Dengan menjadi eksekutif tunggal, Octavianus tidak menjadi diktator seperti Caesar. Dua
tahun setelah menjadi penguasa, pada tahun 27 SM Octavianus mengembalikan
kekuasaan republik kepada Senat dan pada rakyat Romawi. Tetapi Senat yang ingin
mengapresiai keputusan itu memberikan Octavianus kekuasaan yang lebih dan
memberikan nama AUGUSTUS kepada Octavianus sebagai simbol atas diri
Octavianus dengan kekuasaan superior diatas Kekaisaran Romawi. Kemudian
Octavianus lebih dikenal dengan nama Augustus. Hal ini terjadi dalam bentuk
partnership antara Senat dan Augustus dimana Augustus bertindak sebagai Senior
Partner. Pemerintahan ini dijalankan secara resmi pada tahun 23 SM ketika Senat
memberikan kekuasaan pada Augustus untuk mengontrol militer, kebijakan luar
negeri dan hukum.
Sebagai Kaisar pertama Romawi, Augustus memiliki status sebagai berikut:
princeps senatus ("first man of the senate")
Augustus merupakan pemimpin Senat dengan kekuasaan sebagaimana Perdana Menteri
sekarang, atau dalam Lembaga Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Speaker of the
House;
pontifex maximus ("high priest")
Augustus merupakan pemimpin lembaga keagamaan di Romawi
consular imperium
Kekuasaan yang sama dengan pemimpin eksekutif dan juga sebagai imperium maius,
Augustus memiliki otoritas yang lebih besar dari pemimpin diluar Roma, karena
kekuasaan Gubernur di propinsi-propinsi lain telah ‘dikalahkan’ dan ditambah lagi
posisinya sebagai Supreme Commander dari militer Romawi.
tribunicia potestas ("tribunician power")
dengan status ini, Augustus memiliki hak veto dan posisi yang tidak dapat diintervensi
(sacrosanctitas)
Dalam menjalankan kekuasaan sebagai Pemimpin dalam hukum, Augustus tidak
membentuk pengadilan tetapi Forum Augustus untuk membicarakan masalah-
masalah kenegaraan dan hukum dengan senat dan militer.
Berdasarkan keterangan penulis biografi Augustus, Suetonius, Kaisar pertama Romawi ini
percaya bahwa tidak (lebih tepatnya belum) ada penggantinya yang dapat
melanjutkan keberhasilan dirinya.
"Augustus himself would not be free from danger if he should retire" and that "it would be
hazardous to trust the state to the control of the populace" so "he continued to keep
it in his hands; and it is not easy to say whether his intentions or their results were
the better."
Selama pemerintahannya, Augustus dapat menjaga kestabilan Romawi dengan menjaga
perbatasan-perbatasannya, mengurangi jumlah pasukan militer dan merekonstruksi
institusi militer, dan membangun pasukan maritime Romawi. Selain itu, inovasi yang
dilakukan Augustus adalah membentuk pelayanan masyarakat yang besar untuk
mengatur wilayah Romawi yang begitu luas. Dengan keberhasilan ini, era
pemerintahan Augustus dikenal dengan Augustus Age dimana tercipta pax Romana;
kedamaian di Romawi.
Augustus menaikkan kembali standar moral bangsa Romawi dengan mengeluarkan
peraturan untuk mengatur pernikahan dan kehidupan keluarga dan juga kehidupan
seksual yang tidak sehat promiscuity. Suetonius mengatakan bahwa
"Augustus bore the death of his kin with far more resignation than their misconduct."
Selain itu pula, Augustus memperbaiki kuil-kuil yang ada di Romawi, beberapa dengan
uangnya sendiri. Augustus menyarankan masyarakatnya untuk kembali ke dedikasi
agama dan moral seperti era awal Republik. Di 17 SM, Augustus menyelenggarakan
Secular Games, festival kuno yang memberikan simbol restorasi agama terdahulu.
Quotes dari Augustus: "I found Rome brick, I left it marble." Dan menjelang kematiannya,
Augustus berkata: “Since I've played well, with joy your voices raise. And from your
stage dismiss me with your praise."
Ika Septi

Friederich Wilhelm Nietzsche lahir tahun 1844 di Röcken, Prussia. Ayahnya adalah seorang
pastor gereja Lutheran yang meninggal saat ia berumur 5 tahun. Nietszche belajar
philology di universitas Bonn dan Leipzig dan ditunjuk sebagai professor filology di
Universitas Basel saat usianya 24 tahun Tahun 1879 ia terpaksa pensiun karena
alasan kesehatan. Sepuluh tahun kemudian ia meninggal akibat “mental
breakdown”.
Pemikiran Nietzsche awalnya dipengaruhi oleh Schopenhauer yang percaya bahwa
hidup ini adalah penuh dengan penderitaan tiada akhir. Menurutnya, “keinginan”
manusia adalah penyebab penderitaan manusia itu sendiri. Oleh karena itu menurut
Nietsche maupun Schopenhauer manusia akan lebih damai bila menerima keadaan
mereka apa adanya. Selain itu, Nietzsche percaya bahwa dalam hidup yang penuh
penderitaan tersebut seni adalah obat yang paling mujarab dalam menghadapi hidup
ini,
Selanjutnya, Nietzsche melalui bukunya The Spake of Zarathustra, melontarkan kritik
terhadap nilai-nilai moral tradisional dan moral agama. Nietszche berpendapat
bahwa manusia hanya menjadi budak moral agama dan tradisional tersebut,
manusia melakukan sesuatu sesuai dengan moral tersebut adalah karena manusia
tersebut lemah dan bergantung pada sosok kuat “superman” yang menentukan apa
yang mulia dalam hidup ini. Kalau pun manusia bertindak baik, atau sesuai dengan
nilai moral tradisional saat itu, itu semua hanyalah karena mereka mempunyai
kepentingan dibalik tindakan baik tersebut. Nietzsche percaya bahwa kondisi ini
sudah tidak relevan lagi bagi kehidupan manusia. Nietzsche sering menyatakan
bahwa, “God is Dead”. Menurutnya, manusia harus mempunyai kontrol sendiri atas
nilai apa yang menurut dirinya baik. Setiap individu harus dapat menjadi kreativ,
mandiri dan mempunyai pandangan sendiri atas nilai yang dianut olehnya. Atau
dengan kata lain setiap manusia harus dapat menjadi “superman” dan bukan hanya
menjadi budak moral.
Melati Dewi Ayuningtyas

Lech Wałęsa lahir pada 29 September 1943 di Popowo, Polandia. Lech Walesa
adalah politikus Polandia, mantan Persatuan dagang, dan aktivis Serikat
pekerja serta mantan tukang listrik. Ia turut mendirikan Solidaritas (Solidarność),
serikat pekerja indenpenden pertama di Blok Soviet. Ia meraih penghargaan Piala
Nobel Perdamaian pada 1993 dan menjabat Presiden Polandia pada periode
1990-1995.
Pada tahun 1970, Lech Walesa memimpin unjuk rasa di Gdansk Shipyard yang
memakan korban jiwa 80 orang tewas. Karena hal tersebut Lech Walesa ditahan dan
dipenjara 1 tahun. Tahun 1978 Lech Walesa bersama Andrzej Gwiazda dan
Aleksander Hall membentuk serikat kerja yang ilegal bernama Free Trade Union
of Pomerania. Akibatnya ia ditahan pada tahun 1979 karena membentuk organisasi
anti kerajaan Polandia. Tapi 1980 ia dinyatakan tidak bersalah lalu dibebaskan dan
diterima bekerja di tempatnya di Gdansk shipyard.
Niezależny Samorządny Związek Zawodowy "Solidarnosc" adalah federasi organisasi
buruh Polandia yang didirikan di Galangan Gdansk dan awalnya dipimpin oleh
Lech Wałęsa. Pada 1980-an organisasi ini mengusung suatu gerakan sosial anti
komunis. Pemerintah Polandia berupaya untuk membubarkan organisasi ini melalui
tekanan selama bertahun-tahun, walaupun akhirnya berakhir dengan negosiasi.
Perundingan antara pemerintah dan pihak oposisi yang dipimpin oleh Solidaritas
membawa Polandia pada suatu pemilihan umum semi-bebas pada tahun 1989. Pada
akhir Agustus 1989, pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh Solidaritas terbentuk
dan pada Desember Wałęsa diangkat menjadi presiden. Sejak 1989 Solidaritas telah
menjadi organisasi buruh yang lebih bersifat tradisional dan memiliki pengaruh kecil
terhadap percaturan politik Polandia pada awal dasawarsa 1990-an. Suatu sayap
politik Solidaritas dibentuk pada 1996 dengan pendirian Akcja Wyborcza
Solidarność (AWS). Partai ini memenangkan pemilihan parlemen Polandia pada
1997, tapi kalah dalam pemilihan parlemen selanjutnya pada tahun 2001. Sejak
saat itu, Lech Walesa mengundurkan diri dari arena politik dan menjadi ahli sejarah
dan politik di beberapa universitas di Eropa Tengah.
Timur Girindra

The Peace Ideas of Muhammad Yunus

Di tahun 2006, Nobel Peace Prize diberikan kepada orang yang berjasa di bidang
perdamaian melalui jalur ekonomi, dia adalah Muhammad Yunus dengan Grameen
Bank-nya. Ini juga pertama kalinya penghargaan diberikan pada profit-making
business. Pertanyaanya dimanakah letak perdamaian Muhammad Yunus?
Muhammad Yunus melihat bank-bank konvensional tidak memberikan jalan bagi rakyat
miskin karena untuk mendapatkan kredit biasanya harus memiliki jaminan dan
tentunya hal ini tidak dimiliki oleh rakyat miskin. Selain itu jumlah pinjaman yang
terlalu kecil biasanya tidak begitu dipedulikan karena dianggap tidak
menguntungkan. Semua hal tersebut menyebabkan rakyat miskin berada dalam
kondisi yang tidak memungkinkan untuk berkembang, yang pada akhirnya berujung
pada tindak kriminal, human trafficking, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Untuk itu menurut Muhammad Yunus merasa bukan orang miskin yang harus
menyesuaikan tetapi bank harus menyesuaikan persyaratan kredit dengan kondisi
yang ada. Dengan adanya bantuan modal maka rakyat miskin dapat meningkatkan
taraf hidupnya dengan cara yang mandiri serta pada akhirnya dapat mengurangi
kriminalitas dan tindak kekerasan. Tetapi yang terpenting dari yang ingin diciptakan
oleh Muhammad Yunus dan Grameen Bank adalah adanya keadilan kesempatan.
Memberi kesempatan bagi semua orang untuk menjadi subjek, bukan sekedar objek
ekonomi.
Noor Laili Hikmah

Yasser Arafat

Terlahir dengan nama lengkap Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-
Qudwa al-Husseini pada tanggal 4 Agustus 1929. Yasser Arafat adalah Ketua
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Presiden Otoritas Palestina. Ia menjabat
sebagai Presiden Otoritas Palestina sejak tahun 1993 dan terpilih menjabat selama
lima tahun pada tahun 1996. Selain Presiden, Arafat juga merupakan pemimpin
Fatah dan PLO sejak tahun 1969 dengan markas di Yordania. PLO adalah organisasi
liberal Palestina yang berusaha menentang pendudukan Israel atas Palestina.
Pada tanggal 28 Oktober 2004, Arafat dilaporkan menderita penyakit yang serius.
Keesokan harinya, dia meninggalkan Markas Besar Tepi Barat di Ramallah untuk
diterbangkan ke Perancis. Di sana, dia dirawat di Rumah Sakit Militer Percy yang
terletak di Clamart. Arafat berada dalam kondisi koma pada tanggal 3 November
2004. Sejak saat itu kondisinya memburuk. Dia tetap hidup dengan bantuan alat-alat
penopang nyawa. Arafat meninggal dunia di rumah sakit pada pukul 09:30 WIB
tanggal 11 November 2004 pada usia 75 tahun. Upacara pemakaman diadakan di
Bandara Kairo, Mesir. Arafat dimakamkan di markas besarnya Muqata, Ramallah,
Tepi Barat.
Pada bulan September 1993 PLO dan Israel saling mengakui eksistensi masing-masing
dan Israel berjanji memberi hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan melalui
Persetujuan Damai Oslo tahun 1993. Motto Israel adalah “land for peace” (tanah
untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras dari pihak ultra kanan Israel
maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun, Negara-negara Arab (Saudi
Arabia, Mesir, Emirat, dan Yordania) menyambut baik perjanjian untuk mendukung
perdamaian itu. Setelah itu kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO. Pada
tahun 1994, bersama dengan Shimon Peres dan Yitzhak Rabin, Arafat dianugerahi
penghargaan nobel perdamaian atas usahanya tersebut.
Bintar Amar

Benito Mussolini

Latar Belakang
Benito Andrea Mussolini dilahirkan pada tanggal 29 Juli 1883 di Predappio, Italia. Lahir
dari Alessandro, seorang perajin besi dan Rosa, seorang guru sekolah dasar di
Predappio, Benito dilahirkan dari lingkungan keluarga miskin sebagaimana kondisi
kebanyakan keluarga di Italia saat itu.
Semenjak kecil Mussolini telah menunjukkan sikap yang keras menghadapi tentangan
pada dirinya. Terbukti sejak kecil ia telah menjadi seorang yang kasar dan berkuasa
pada teman-teman satu sekolahnya, dimana saat sekolah menegah, ia pernah
menusuk perut temannya sendiri dan melempar botol tinta pada gurunya. Ia juga
seorang atheis dan tak pernah dibabtis secara Katholik sebelum tahun 1922. Meski
sikap Mussolini pada masa kecil sangatlah brutal, nilai-nilai sekolahnya selalu
cemerlang dan ia pun lulus dari sekolah keguruan pada 1901.
Sikap Mussolini saat menjadi guru tetap tidak jauh berbeda dengan masa kecilnya, ia
menjadi guru yang tidak teladan, hobi berjudi, dan main perempuan. Setelahnya ia
beremigrasi ke Swis pada 1902 untuk belajar mengenai politik.
Pemikiran Mussolini mengenai nasionalisme Italia berawal dari impian masa kecilnya
yang memimpikan Italia bangkit sebagai kekuata utama Eropa sama seperti yang
telah dilakukan Imperium Romawi kuno. Mussolini ingin menyatukan kembali semua
daerah berbudaya Italia yang saat itu dikuasai oleh negara-negara lainnya, seperti
Austria-Hungaria. Selain menjadi seorang yang irredentis dan ultranasionalis,
Mussolini juga menjadi seorang yang anti-sosialis dan anti-komunis.
Mussolini mulai membangun kekuatan politik yang besar setelah organisasi fasisnya,
Fasci Italiani di Combattimento menjadi besar dan kuat di dalam negeri Italia, dan
akhirnya melakukan kudeta terhadap perdana menteri Luigi Facta pada 1922.
Setelahnya Mussolini membangun Italia sebagai negara yang dibangun atas dasar
propaganda dan teror.
Riyanto Lesmana

Iwan Fals

Oh setiap kubaca merah darah sia-sia Kisah damai yang hilang


Perang menjadi dagangan Ada disepanjang jalan
Tak ada lagikah berita sentausa Sementara engkau bocah terus
Oh aku merasa sendiri dalam hitam hari lagukan
Tiada orang yang peduli Nyanyian genderang perang
Singkirkan cerita yang penuh luka Kucoba menghindari namun selalu kutemui
Sungguh mataku letih segenap tubuhku Semakin banyak raut wajah
perih mengundang iba
Sewaktu ku membaca damai yang Ditanganmu bawa kisah
mulai hilang Cerita damai yang hilang
Digantikan air mata (Damai Yang Hilang, Iwan Fals,
Yang tenggelamkan dunia 1988/incomplete lyric, dinyanyikan
oleh God Bless)

Sosok Iwan Fals (Virgiawan Listanto) mungkin tidak pernah terlepas dari kaum marjinal di
Indonesia. Berbagai judul lagu yang membesarkan nama Iwan Fals hampir selalu
menceritakan tentang kepedulian sosial seperti kemiskinan, pengangguran, dan
berbagai protes sosial lainnya. Mulai dari lagu Oemar Bakri (1981) yang
menggambarkan pahit getirnya nasib guru, Galang Rambu Anarki (1982) yang
mengkritik kenaikan harga BBM, Serdadu (1984) tentang kesejahteraan TNI, Wakil
Rakyat (1987) tentang anggota dewan yang sering tidur waktu rapat, hingga Bento
(1989) yang merupakan sindiran bagi pejabat negeri, selalu bernuansa sosial dan
politik.
Tak jarang ia sering diawasi oleh pemerintah orde baru dan konser-konsernya sering
dicekal oleh kepolisian dengan alasan stabilitas politik. Pada bulan April 1984 Iwan
Fals pernah berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan selama 2
minggu gara-gara menyanyikan lagu Demokrasi Nasi, Pola Sederhana dan Mbak Tini
pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak saat itu ia dan keluarganya sering
mendapat teror dari oknum yang tidak jelas. Ia juga sempat main di film Damai Kami
Sepanjang Hari yang diputar pada tahun 1985.
Sudah 20 album solo dan 12 album grup yang telah dihasilkannya dan di beberapa
album terakhirnya ia sering mengeluarkan lagu bertemakan cinta. Menurutnya
dengan cinta, dunia ini akan semakin sejuk dan damai. Dengan bernyanyi pula Iwan
Fals dapat menyuarakan sisi realitas kondisi sosial politik bangsa Indonesia yang
tidak terekspos di permukaan. Dia menanggapi kondisi tersebut melalui musik bukan
karena mencari aman, melainkan hanya dengan musiklah masyarakat Indonesia
dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di pemerintahan. Berbagai
pandangan, kepedulian, dan kedekatan dengan kaum marjinal itulah yang
membuatnya dinobatkan sebagai the Living Asian Hero oleh Majalah Time Asia, 29
April 2002, bersama dengan Aung San Suu Kyi, Jackie Chan, dll.
Saat ini ia aktif di Yayasan Sosial Hairun Nisa yang menampung anak-anak tidak
mampu dan menyantuni orang-orang jompo. Tercatat sudah lebih dari 200 anak
dalam panti, 90 anak non panti, dan 300an lebih orang tua jompo yang diasuh dan
dibimbingnya.
Penghargaan sebagai the Living Asian Hero memang pantas didapatkannya. Iwan Fals
memang sosok yang tegas, pantang menyerah, dan membumi di masyarakat
Indonesia. Melalui lagu dan pemikirannya, ia menunjukkan kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat terutama masalah sosial dan politik.
Fauzia Ariani

STANDING FOR PEACE WITH OSCAR ROMERO

“Peace is not the product of terror or fear.


Peace is not the silence of cemeteries.
Peace is not the silent result of violent repression.
Peace is the generous, tranquil contribution of all to the good of all.
Peace is dynamism. Peace is generosity.
It is right and it is duty.”

Kata-kata di atas diucapkan oleh Oscar Romero, Uskup Agung El Salvador kelahiran 1917.
Dari kata-kata Romero, dapat dilihat bagaimana kondisi yang melatarbelakanginya.
El Salvador saat itu dikuasai rezim militer yang menyebarkan teror. Romero
mendorong warga El Salvador untuk menyadari dan menghargai martabatnya
sebagai manusia dan turut berjuang melawan sebuah pemerintahan yang korup dan
mengancam, meskipun pemerintahan itu dipilih secara sah. Romero menggunakan
segala macam kesempatan dan media untuk menentang rezim. Kotbah-kotbahnya
tidak berisi imbauan bagi orang-orang beriman untuk menjadi warga yang patuh dan
diam di hadapan pemimpin politik yang sudah dipilih secara sah. Romero juga
mengajak para tentara untuk tidak menjadi perpanjangan tangan penguasa yang
kejam. Romero mengetuk nurani mereka untuk menyadari kemanusiaannya sendiri
dan menghargai sesama warganya yang setara dengannya. Dia berargumentasi
sebagai sebuah instansi moral, yang membenarkan pengabaian hukum ketika hukum
itu tidak lagi manusiawi. Romero juga sadar bahwa rezim El Salvador didukung AS
atas nama "pengamanan" terhadap rakyat dengan cara menjual senjata, yang
sebenarnya hanya demi kelancaran bisnis AS sendiri. Romero pun menulis surat
kepada Presiden AS, Carter, mengecam moral ganda Amerika yang menampilkan diri
sebagai pembela kemerdekaan bangsa-bangsa sekaligus mendukung rezim militer.
Romero siap menghadapi konsekuensi atas segala bentuk perlawanannya. Pada
salah satu batu nisannya tertulis: "Jika saya menyuarakan ketidakadilan dan
mengecamnya, sebenarnya saya lakukan semua itu karena kewajiban saya sebagai
gembala satu bangsa yang tertindas dan yang direndahkan martabatnya. Dalam
semangat Injil saya siap untuk menghadapi pengadilan, masuk penjara dan mati".
Peristiwa kematian Romero sepertinya skenario yang disusun rapi untuk sebuah film
tentang akhir dari kehidupan seorang pejuang kemanusiaan. Romero ditembak mati
pada 24 Maret 1980.
Bagi Romero, jelaslah bahwa perdamaian bukan sikap diam agar tidak terjadi konflik,
namun justru ketika seseorang tidak takut untuk melawan ketidakadilan dan represi
yang merupakan ekspresi dari sikap kekerasan.
M. Noer Indrawan

Pramoedya Ananta Toer (Blora, Jawa Tengah 6 Februari 1925 – Jakarta 30 April 2006)
adalah salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Ia
adalah seorang yang peduli terhadap sejarah, multikulturalisme, serta perdamaian,
Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih
dari 41 bahasa asing. Ia adalah orang Indonesia pertama yang masuk nominasi
peraih nobel atas karya-karyanya, meskipun hingga akhir hayatnya hal tersebut tidak
terwujud, tapi ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang berkali-kali masuk dalam
nominasi peraih nobel (sastra).
Kemerdekaan dan perdamaian menurut Pramoedya Ananta Toer adalah kemerdekaan
yang bermakna selaras dengan ajaran Multatuli : “memanusiakan manusia”.
Pramoedya peduli terhadap etnis Tionghoa di Indonesia, ia juga merupakan kritikus
yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan
dari daerah lain di Indonesia, dan secara terkenal mengusulkan bahwa pemerintahan
mesti dipindahkan ke luar Jawa. Ia pernah menerbitkan rangkaian surat-menyurat
dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia,
berjudul Hoakiau di Indonesia. Karena itu pada 1960-an ia ditahan pemerintahan
Soeharto karena dituduh pro-Komunis Tiongkok. Bukunya dilarang dari peredaran,
dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di lepas pantai Jawa, dan
akhirnya di Pulau Buru di kawasan timur Indonesia. Selain pernah ditahan selama 3
tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama, selama masa Orde
Baru Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai tahanan politik tanpa proses
pengadilan.
Adhe Nuansa Wibisono

Michael Foot adalah seorang politisi dari partai Buruh di Inggris yang lahir pada 23 Juli
1913 di Plymouth, Devon. Pada tahun 1937 dia bergabung dengan mingguan
beraliran kiri Tribune yang menyerukan Kampenye penyatuan dan bertujuan untuk
mewujudkan front bersatu anti fasis. Karir politiknya dimulai dari keaktivannya di
Partai Buruh dilanjutkan dengan menjadi perwakilan partai buruh pada aktivitas
politik di Inggris seperti berbagi pemilu baik tingkat lokal, regional maupun nasional
yang mengantarkannya menjadi politisi Partai Buruh di parlemen Inggris. Pada tahun
1980-1983 dia menjadi perdana menteri oposisi dari Partai Buruh.
Hal paling dominan dari Michael Foot adalah garis politiknya yang beraliran kiri dimana dia
menjadikan keyakinannya akan itu sebagai panduan bagi aktivitas politik yang
dilakukannya. Michael Foot bukan hanya seorang politisi dia juga beraktivitas
sebagai jurnalis, protester dan aktivis perdamaian. Dalam dunia aktivisme
perdamaian dia memusatkan diri pada isu ”Nuclear Disarmament”, hal ini sebagai
reaksi dan respon Foot atas pergolakan politik yang terjadi di dunia pada masa
Perang Dingin.
Beberapa komentar Foot tentang perlombaan senjata nuklir adalah “There can be no
subject more important than this one of what we are going to do about these
weapons which are going to blow us all to pieces,” Ya begitulah Michael Foot
menganggap tidak ada yang lebih penting daripada isu senjata nuklir karena senjata
ini dapat menghancurkan kita berkeping-keping.Selain itu seperti “I’m very much
opposed to that. All those governments, including ours, who signed the NPT need to
start adhering to it.” Dapat dilihat konsistensi Foot dalam menyerukan isu “Nuclear
Disarmament” agar setiap negara menghormati dan mengikuti lagi kesepakatan
yang telah dibuat dalam NPT melihat gejala perlombaan senjata yang merebak di
negara-negara lain seperti India, Pakistan, Israel dll.
Foot membentuk CND (Committee on Nuclear Disarmament) yang beranggotakan
Bertrand Russel, Canon John Collins dari Katedral St Paul, JB Priestley dan aktivis
perdamaian Peggy Duff. CND melakukan perlawanan dan protes terhadap
perlombaan senjata nuklir salah satunya adalah demonstrasi selama tiga hari untuk
menentang pengembangan nuklir yang dilakukan oleh Inggris pada 17 Februari
1958. Demonstrasi itu dihadiri massa berjumlah 5000 orang yang terdiri dari
berbagai elemen masyarakat seperti pelajar, pendeta dan aktivis perdamaian.

Referensi
http://www.timeout.com/london, Michael Foot : Interview
http://en.wikipedia.org/wiki/Michael_Foot
Wildan Mahendra Ramadhani

“Kita lebih bersatu daripada berketuhanan, daripada bermusyawarah, dan daripada


berkeadilan sosial. Agama memang suprarasional, tetapi tidak bertentangan dengan
rasio. Hanya berada pada tingkat yang lebih tinggi. Agama yang tidak bisa bertahan
terhadap ilmu dan teknologi, bukan agama lagi.”
(Nurcholish Madjid)

Beranjak dari keyakinan bahwa tidak ada yang sakral kecuali Allah, lahirlah moto yang
sangat terkenal: “Islam yes, Partai Islam no”. Tak dapat dipungkiri, Nurcholish Madjid
memang satu dari banyak tokoh yang menjadi penerus gelombang modernisasi Islam
di abad ini. Seperti kita tahu bahwa isu pembauran Islam kearah yang lebih modern
sudah bergulir sejak lama. Sejarah mengenal nama Kiai Haji Ahmad Dahlan dan K.H.
Hasyim Asy'ari sebagai tokoh yang concern terhadap reformasi dalam Islam.
Nurcholish lahir di Jombang, 17 Maret 1939. Ayahnya bernama Abdul Madjid, seorang
kiai jebolan Tebuireng, Jombang yang didirikan dan dipimpin oleh pendiri Nahdlatul
Ulama (NU), Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari. Karena itu tak heran jika Abdul Madjid
sangat dekat dengan Hasyim Asy'ari. Ibu Cak Nur sendiri putrid dari Kiai Abdullah
Sadjad dari Kediri yang juga teman baik KH. Hasyim Asy'ari. Latar belakang keluarga
tersebut cukuplah menunjukkan bahwa ia terlahir dari subkultur pesantren.
Masinis merupakan cita-citanya sejak kecil. Pada perkembangannya yang kemudikan
tidak lagi kereta api namun pembaruan Islam. Cak Nur panggilan akrabnya, memang
seorang yang paling getol dengan hal tersebut. Diawali sewaktu beliau menuntut
ilmu di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Islam IAIN Syarif Hidayatullah di Jakarta, Cak
Nur tercatat sebagai ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) selama dua periode
berturut-turut, antara 1966 hingga 1971.
Tantangan agaknya tak pernah mau jauh dari kehidupan Cak Nur, mulai dari kritik
hingga tudingan kerap kali diterima. Hal tersebut semakin kuat kuat ketika
kepulangannya ke Indonesia setelah berhasil merampungkan disertasinya yang
berjudul Ibn Taymmiyya on Kalam and Falsafa dan meraih gelar Doktor Filsafat Islam
dari Unersity Of Chicago tahun 1984. Itu terjadi karena konsep pemikirannya
mengenai Neo-modernisme Islam atau sering disebut dengan Islam Liberal semakin
matang.
Dalam perkembangannya, bersama beberapa tokoh pembaru Islam Cak Nur
mendirikan Yayasan Wakaf Paramadina. Pendirian yayasan yang kemudian menjadi
universitas ini merupakan bentuk keterlibatan Islam sebagai agama yang rahmatan
lil 'alamin (pembawa kebaikan untuk semua) dalam mendukung tumbuhnya nilai-nilai
ke-Indonesiaan, yaitu Pancasila. Dari paramadina inilah Cak Nur mengakomodasi
kebangkitan semangat Islam dalam konteks zaman baru.
Konsep mengenai Islam Liberal semakin menunjukkan eksistensinya dengan
dibentuknya Kelompok Kajian Islam Utan Kayu (KIUK). Walaupun demikian,
sesungguhnya paradigma Islam Liberal hanya laku pada segmen-segmen yang itu-itu
juga, yaitu kaum terdidik menengah ke atas dan minoritas gereja dan sulit merakyat
sebab pada akar bawah komunitas Islam masih anti-Baratisme, anti-Kristenitas,
sungguh-sungguh tidak toleran kepada apa saja yang dipandang sebagai non-
Islamik. Dalam prosesnya pun, komunitas ini juga tak lepas dari kecaman, terutama
datang dari kaum neo-revivalis yaitu kaum muda yang bangkit, berkarakter tidak anti
modernisme tetapi tetap konsisten dengan nilai-nilai klasik (sunnah) yang itu
merupakan suatu hal yang menjadi phobia atau nightmare bagi Islam Liberal.
Meskipun pemikiran Nurcholis Madjid sampai sekarang masih menjadi polemik, yang
jelas hal tersebut merupakan bentuk kontribusinya pada bangsa ini yang patut kita
hargai. Karena pada hakekatnya manusia bukan sumber dari kebenaran, namun
pencari kebenaran itu sendiri. Wallâhu a'lam bi ash-shawâb.

You might also like