You are on page 1of 141

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

. Mekanika adalah ilmu yang mempelajari gerak benda-benda. Ini penting untuk dipelajari, karena banyak benda yang bergerak di sekeliling kita. Bahkan pada benda yang tak bergerak pun, aspek-aspek tertentu terkadang dikaitkan dengan perihal gerak juga. Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang paling dulu dapat dirumuskan dengan konsisten oleh Newton. Bahkan mekanika pernah dianggap sebagai landasan bagi semua cabang ilmu fisika lainnya. Walaupun sekarang orang tak lagi berpendapat demikian, yakni tak semua hal bisa di-mekanika-kan, tetaplah merupakan kenyataan, terdapat cukup banyak gejala yang berhasil dikelaskan atas dasar mekanis. Prinsip utama dalam mekanika adalah pengakuan bahwa gerak suatu benda dipengaruhi benda-benda disekitarnya. Pengaruh lingkungan dengan mudah dapat kita amati, misalnya gerak pada bola yang kita jatuhkan. Suatu cara penyajian yang sering dilakukan, adalah membagi mekanika ke dalam bebarapa tahapan. Dalam kinematika kita tinjau konsep-konsep, dan macam-macam gerak benda terlepas dari kaitan gerak tersebut terhadap lingkungan benda itu. Dalam dinamika, fokus penelaan
1

justru pada pangaruh lingkungan tersebut seperti yang kita ketahui dirumuskan dalam konsep gaya.

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada Laporan Lengkap Mekanika ini, yakni sebagai berikut : 1. Bagaimana menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul untuk benda yang berbeda? 2. Bagaimana menyelidiki pengaruh panjang tali terhadap besarnya periode osilasi bandul? 3. Bagaimana menyelidiki penaruh besar simpangan awal dan jenis benda terhadap besarnya nilai g yang diperoleh? 4. Bagaimana menentukan momen inersia beberapa benda tegar? 5. Bagaimana menentukan konstanta punter k dan modulus geser M dari awal logam? 6. Bagaimana menentukan percepatan gravitasi bola pada gerak jatuh bebas? 7. Bagaimana mengambarkangrafik hubungan antara ketinggian h dengan waktu t? 8. Bagaimana menentukan percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi pada pegas?

9. Bagaimana menentukan besarnya nilai konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas? 10. Bagaimana menyelidiki pengaruh pegas tunggal satu, pegas tungal dua, pegas tunggal satu dan dua yang disusun secara seri, dan pegas tunggal satu dan dua yang disusun secara paralel terhadap periode osilasi? 11. Bagaimana menyelidiki pengaruh massa benda terhadap besarnya nilai konstanta pegas dalam menentukan? 12. Bagaimana menentukan keuntungan mekanik dengan menggunakan 1 sampai 4 katrol? 13. Bagaimana menyelidiki perbedaan percepatan dua benda yang bergerak pada sistem dua atau tiga katrol? 14. Bagaimana mendapat hubungan antara gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban dengan gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tenpa menggunakan katrol? 15. Bagaimana menyelidiki perbedaan berat benda di udara dengan didalam fliuda? 16. Bagaimana hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang di pindahkan?

17. Bagaimana

untuk

mengetahui

akurat

metode

tripilar

dalam

menentukan nilai momen kelembaman secara eksperimental untuk bola pejal dan bola berongga? 18. Bagaimana untuk mengetahui adanya desai eksperiman untuk menentukan momen kelembaman yang menggunakan metode tripilar dapat memberikan tingkat kesalahan yang relatif kecil? 19. Bagaimana menentukan konstanta redam pegas di udara dan konstanta redaman pegas di dalam fluida? 20. Bagaimana menentukan gaya gesekan pegas di udara dan gaya gesekan pegas di dalam fluida?

C. Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum pada Laporan Lengkap Mekanika ini, yakni sebagi berikut : 1. Untuk menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul untuk benda yang berbeda. 2. Untuk menyelidiki pengaruh panjang tali terhadap besarnya periode osilasi bandul. 3. Untuk menyelidiki penaruh besar simpangan awal dan jenis benda terhadap besarnya nilai g yang diperoleh. 4. Untuk menentukan momen inersia beberapa benda tegar.

5. Untuk menentukan konstanta punter k dan modulus geser M dari awal logam. 6. Untuk menentukan percepatan gravitasi bola pada gerak jatuh bebas. 7. Untuk mengambarkangrafik hubungan antara ketinggian h dengan waktu t. 8. Untuk menentukan percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi pada pegas. 9. Untuk menentukan besarnya nilai konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas. 10. Untuk menyelidiki pengaruh pegas tunggal satu, pegas tungal dua, pegas tunggal satu dan dua yang disusun secara seri, dan pegas tunggal satu dan dua yang disusun secara paralel terhadap periode osilasi. 11. Untuk menyelidiki pengaruh massa benda terhadap besarnya nilai konstanta pegas dalam menentukan. 12. Untuk menentukan keuntungan mekanik dengan menggunakan 1 sampai 4 katrol. 13. Untuk menyelidiki perbedaan percepatan dua benda yang bergerak pada sistem dua atau tiga katrol.

14. Untuk mendapat hubungan antara gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban dengan gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tenpa menggunakan katrol. 15. Untuk menyelidiki perbedaan berat benda di udara dengan didalam fliuda. 16. Untuk hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang di pindahkan. 17. Untuk mengetahui akurat metode tripilar dalam menentukan nilai

momen kelembaman secara eksperimental untuk bola pejal dan bola berongga. 18. Untuk mengetahui adanya desai eksperiman untuk menentukan

momen kelembaman yang menggunakan metode tripilar dapat memberikan tingkat kesalahan yang relatif kecil. 19. Untuk menentukan konstanta redam pegas di udara dan konstanta redaman pegas di dalam fluida. 20. Untuk menentukan gaya gesekan pegas di udara dan gaya gesekan pegas di dalam fluida.

D. Manfaat Paktikum
6

Adapun manfat praktikum pada Laporan Lengkap Mekanika ini, yakni sebagai berikut : 1. Dapat menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul untuk benda yang berbeda. 2. Dapat menyelidiki pengaruh panjang tali terhadap besarnya periode osilasi bandul. 3. Dapat menyelidiki penaruh besar simpangan awal dan jenis benda terhadap besarnya nilai g yang diperoleh. 4. Dapat menentukan momen inersia beberapa benda tegar. 5. Dapat menentukan konstanta punter k dan modulus geser M dari awal logam. 6. Dapat menentukan percepatan gravitasi bola pada gerak jatuh bebas. 7. Dapat mengambarkangrafik hubungan antara ketinggian h dengan waktu t. 8. Dapat menentukan percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi pada pegas. 9. Dapat menentukan besarnya nilai konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas. 10. Dapat menyelidiki pengaruh pegas tunggal satu, pegas tungal dua, pegas tunggal satu dan dua yang disusun secara seri, dan pegas

tunggal satu dan dua yang disusun secara paralel terhadap periode osilasi. 11. Dapat menyelidiki pengaruh massa benda terhadap besarnya nilai konstanta pegas dalam menentukan. 12. Dapat menentukan keuntungan mekanik dengan menggunakan 1 sampai 4 katrol. 13. Dapat menyelidiki perbedaan percepatan dua benda yang bergerak pada sistem dua atau tiga katrol. 14. Dapat mendapat hubungan antara gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban dengan gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tenpa menggunakan katrol. 15. Dapat menyelidiki perbedaan berat benda di udara dengan didalam fliuda. 16. Dapat hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang di pindahkan. 17. Dapat mengetahui akurat metode tripilar dalam menentukan nilai

momen kelembaman secara eksperimental untuk bola pejal dan bola berongga. 18. Dapat mengetahui adanya desai eksperiman untuk menentukan

momen kelembaman yang menggunakan metode tripilar dapat memberikan tingkat kesalahan yang relatif kecil.

19. Dapat menentukan konstanta redam pegas di udara dan konstanta redaman pegas di dalam fluida. 20. Dapat menentukan gaya gesekan pegas di udara dan gaya gesekan pegas di dalam fluida.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Metode Ayunan Bandul

Sebuah bandul sederhana terdiri dari sebuah benda kecil (beban bandul) yang digantung pada seutas tali ringan, kita mengandaikan bahwa tali tidak mengalami tarikan dan massanya dapat diabaikan relative terhadap beban. Gerak sebuah bandul sederhana maju mundur dengan gesekkan yang dapat diabaikan mirip dengan gerak selaras sederhana, bandul berosilasi sepanjang busur lingkaran dengan amplitude yang sama pada sisi titik kesetimbangan (dimana bergantung secara vertical) dan ketika melewati titik kesetimbangan ia mempunyai laju yang maksimum. Pergeseran bandul sepanjang busur x, diberikan oleh x = L , dengan adalah sudut yang dibuat oleh tali dengan garis vertical titik kesetimbangan. Dengan demikian, jika gaya pemuli sebanding dengan x atau dengan , maka gerak tersebut adalah selaras sederhana. Gaya

pemulih adalah komponen berat mg, tangensial terhadap busur F = - mg Jika kecil, kemudian sinus hampir yang kemudian dinyatakan adalah hamper sama dengan kecil.

dalam radian. Maka panjang busur x = L panjang tali = L

yang ditunjukan oleh garis putus-putus jika

10

Dengan dekian untuk pendekatan yang sangat bagus adalah untuk sudut kecil. F = - mg - mg

Dengan menggunakan x = L , maka diperoleh F=Dan karena merupakan getaran selaras sederhana, yang mengikuti formulas hokum hooke F = -k x dengan k = mg/L sehingga diperoleh T=2

=2

yang kecil

(Anonim, 2013).

Pada bandul sistematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar daripada ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada titik A. sedangkan pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan maksimum . Kalau titik B adalah kedudukan dari

simpangan maksimum, maka gataran bandul dari B ke A lalu ke B dan kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan untuk satu kali ayunan ini disebut periode (T).

11

Gambar 2.1 Osilasi Bandul F = komponen w menurut garis singgung pada lintasan bandul P = gaya tegang tali N= komponen normal dari w = mg I = panjang tali = sudut simpangan Dengan mgenbil sudut maka dapat dibuktikan bahwa : T=2 (Anonim, 2011: 3). cukup kecil seehingga BB = busur BAB

Bandul ialah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas dan periodic yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Galileo Gallilei, bahwa perioda ( lama gerak osilasi satu ayunan T) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi. Gerak osilasi (getaran) yang popular ialah gerak gerak osilasi pendulum (bandul). Pendulum sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (bola pendulum) bermassa m yang

12

digantungkan pada ujung tali gaya gesekan udara kita abaikan. Dengan bandul tersebut diuji (Sears dan Zemansky, 1982). Bandul sederhana ialah benda ideal dari sebuah titik massa, yang digantungkan pada tali yang ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik kesamping dari posisi seimbangnya dan dilepaskan maka bandul akan berayun dalam bidang vertical karena pengaruh gravitasi geraknya merupakan gerak osilasi dalam periodic. Bandul sederhana juga ini memberikan cara pengukuran harga g, percepatan gravitasi bumi yang cukup sederhana pula (David Haliday, 1985).

B. Momen Kelembaman Suatu benda tegar apabila jarak antara tiap pasangan penyusunnya tidak mengalami perubahan nilai selama benda bergerak. Titik pusat massa (PM) benda juga memiliki sifat tiap bagian penyusun benda tersebut, jadi jarak PM dari setiap penyusun benda tetap. Dengan demikian gerak benda tegar dapat di pandang sebagai tersusun dari gerak translasi PMnya dengan persamaan gerak. M =M = t

13

Yaitu jumlah seluruh gaya luar pada benda. Gerak putaran yang mengelilingi sumbu tertentu yang melalui PM berupa = t Yaitu jumlah torka gaya luar terhadap PMnya. Untuk menunjukkan sifat tegar pusat massa benda ditinjau vector penghubung antara pusat massa O yang memiliki vector letak dengan

titik P unsure benda tegar yang memiliki vector posisi , di tinjau dari koordinat acuan yang inersia O. Vector I = kerangka pusat massa, Karena pada benda tegar untuk sembarang pasangan indeks i, j, k besaran rji, rki, dan
kji

adalah vector relative P terhadap O yaitu titik asal

tidak berubah nilainya demikian pula hasil

kalinya, maka selama benda bergerak tidak berubah lainnya sesuai dengan sifat tegar pusat massa (Rosliana, 2006). Benda tegar dengan bentuk senbarang digantungkan pada suatu poros yang tetap di O seperti pada gambar 1. Jika diberi simpangan kecil kemudian dilepas, akan berayun dengan periode ayunan T sebesar :

T = 2

14

dengan I adalah momen kelembaman atau momen inersia, massa benda, g percepatan gravitasi bumi, dan l jarak dari sumbu putar ke pusat massa.

Gambar 2.2 Benda yang digantung pada poros yang tetap Untuk benda yang diputar tidak pada pusat massa. Gambar 2, terdapat hubungan teorema sumbu sejajar sebagai berikut : I = Ipm + ml2 Dengan I adalah momen inersia pada sumbu tersebut (sumbu melalui A), Ipm adalah momen inersia terhadap sumbu putar melalui pusat massa dan l adalah jarak kedua sumbu putar. Beberapa bentuk benda dan momen inersia dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini:

15

Tabel 2.3 Berbagai Bentuk Benda dan Momen Inersia

Untuk benda berbentuk trapesium berlubang seperti pada gambar 2.3,

Gambar 2.4 Trapesium Berlubang dengan Massa masing-masing m1, m2 dan m3


16

Maka akan memiliki momen inersia sebesar: Ipm = Ipm1 +Ipm2 Ipm3 +m1 + m2 - m3

Dengan l1 adalah jarak pusat massa sistem dengan pusat massa segi empat, l2 jarak pusat massa sistem dengan pusat massa segitiga, l3 jarak pusat massa sistem dengan pusat massa lingkaran dan m massa sistem benda. (Anonim, 2013). Benda tegar adalah system partikel yang mana posisi relatif partikel-partikelnya, satu dengan yang lainnya di dalam system, dianggap tetap. Akibatnya ketika benda ini berotasi terhadap suatu sumbu tetap, maka jarak setiap partikel dalam system tehadap sumbu rotasi akan selalu tetap. Disini kita hanya akan meninjau gerak rotasi dengan sumbu putar yang tetap orientasinya. Sebuah benda tegar berada dalam keadaan seimbang mekanis bila, relative relative suatu kerangka acuan inersial 1. Percepatan linier Pusat massanya nol 2. Percepatan massa sudutnya mengelilingi sembarang sumbu tetap dalam kerangka acuan ini juga nol Persyaratan di atas tidak mengharuskan benda tersebut dalam keadaan diam, karena persyaratan pertama membolehkan benda bergerak dengan kecepatan pusat massanya konstan, sedangkan persyaratan kedua
17

membolehkan benda berotasi dengan kecepatan sudut dengan rotasi konstan juga. Bila benda benar-benar diam (relative terhadap suatu kerangka acuan), yaitu ketika kecepatan linier pusat massanya dan kecepatan sudut rotasinya terhadap sembarang sumbu tetap, bernilai nol dalam keseimbangan statif. Bila suatu benda tegar berada dalam keadaam seimbang statik, maka kedua persyaratan di atas untuk keseimbangan mekanik akan menjamin benda tetap dalam keadaan seimbang static (mirza, 2011). Sekarang mari kita tinjau sebuah partikel yang melakun gerak rotasi, dapat mengguankan gambar saja

Gambar 2.5 Sebuah Partikel yang Memerlukan Gerak Rotasi Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak rotasi terhadap sumbu O. partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. Mula-mula partikel itu diam (kecepatan= O). setelah diberikan gaya F. partikel itu bergerak dengankecepatan linier tertentu. Mula-mula partikel diam, lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan
18

linier). Setelah diberikan gaya, dalam hal ini benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan tangensial = percepatan lnier partikel ketika berotasi. Kita bias menyatakan hubungan antara gaya (f), massa (m) dan percepatan tangensial (at), dengan persamaan Hukum II Newton: f=m atan

karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai persepatan sudut. Hubungan antara percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan: atan = r (Asnal, 2013).

C. Ayunan Puntir Bila suatu benda yang digantungkan pada kawat diputar pada bidang horizontal (diberi simpangan sudut), kemudian dilepas maka benda tersebut akan bergerak osilasi. Periode gerak osilasi memenuhi persamaan

T = 2

19

Gambar 2.6 Susunan Ayunan Puntir Dengan T adalah periode osilasi, I momen inersia terhadap sumbu rotasi dan k konstanta puntir. Hubungan antara konstanta puntir dan modulus geser dinyatakan oleh persamaan :

k = kawat

Mdengan L adalah panjang kawat dan r adalah jari-jari

(Anonim, 2012). Momen puntir ( akibat ga ya yang mengelilingi suatu

sumbu akibat suatu gaya untuk ukuran efektivitas gaya dalam menghasilkan rotasi mengelilingi sumbu tersebut. Hal tersebut

didefenisikan dengan cara :

20

Dimana r adalah jarak radian dari sumbu ke titik gaya dan sudut lancip antara garis-garis aksi

adalah

dan . Satuan momen puntir adalah

newton meter (Nm). Tanda + dan dapat diberikan untuk momen puntir sebagai contoh momen cenderung menyebabkan rotasi berkawanan contoh momen yang cenderung mnyebabkan rotasi berkawan arah jarum jam mengelilingi sumbu tersebut adalah priodik sementara momen puntir menyebabkan rotasi searah jarum jam (Bueche, 2000). Salah satu gerak yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak osilasi atau getaran. Sebuah partikel dikatakan berosilasi apabila bergerak secara periodic terhadap suatu posisi setimbang. Dari semua gerak osilasi yang terpenting adalah gerak harmonik sederhana karena disamping merupakan gerak yang paling mudah digambarkan secara matematis tetapi ia juga merupakan gambaran yang cukup jelas tentang banyak osilasi yang terjadi di alam. Salah satu jenis gerak osilasi yang sering kita dapatkan tersebut adalah ayunan puntir. Ayunan puntir atau dalam bahasa lainnya bandul puntiran (Torsional pendulum), berupa sebuah piringan yang digantungkan pada ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang kawat tersebut dibuat tetap terhadap sebuah penyangga yang kokoh dan terhadap piringan tersebut. Pada posisi setimbang piringan dibuat sebuah penyangga garis radian dari pusat piringan ke tempat gantungan. Jika
21

piringan dirotasikan dalam bidang horizontal kea rah posisi radial maka kawat akan terpuntir. Kawat yang terpuntir akan melakukan torka pada piringan yang cenderung akan mengembalikannya ke bentuk semula (Alonso, 1980). Ayunan puntir terdiri dari sebuh benda yang digantungkan pada kawat melalui pusat massa benda, jika benda diputar pada sudut dari posisi setimbanagannya. Maka padabenda bekerja momen puntir yang besarnya sebanding dengan sudut puntir tersebut. Dari persamaan difrensisal gerak harmonik ayunan puntir diperoleh kecepatan sudut

dan diperiode T = 2

. Berdasarkan persamaaan ditentukan momen

inersia benda ayunan puntir dapat ditentukan momen inersia benda secara empiris (Sumardi, 1995). Dalam menganalisa bagian struktur yang mendapat momen puntir, kita akan mengikuti pendekatan dasar yang digariskan yaitu yang pertama, system secara keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan, kemudian digunakan metode irisan dengan membuat bidang irisan yang tegak lurus terhadap sumbu dari bagian struktur. Setiap sesuatu yang berada di luar sebuah potongan lalu dipindahkan dan akhirnya akan diterangkan adalah momen puntir dalam atau penahan yang diperlukan
22

untuk menjaga keadaan seimbang dari bagian yang telah terpisah ditentukan. Untuk mendapatkan momen puntir dalam ini untuk batangbatang statis tertentu hanya dibutuhkan suatu persamaan statika yaitu M = 0 dimana sumbu x adalah dibuat sepanjang arah batang. Dengan menggunakan persamaan ini terhadap suatu bagian terpisah dari sebuah poros maka suatu momen puntir terpakai luar didapatkan untuk mengimbangi momen puntir luar dan dalam haruslah sama secara numeric tetapi bekerja dalam arah yang berlawanan (Astamar, 1978). D. Gerak Jatuh Bebas Persamaan kinematika gerak untuk gerak benda dengan percepatan tetap, diberikan oleh : X = V0 + at2 Sehingga, untuk sebuah benda jatuh bebas dengan percepatan adalah g(g adalah percepat gravitasi) dan kecepatan awaladalah nol (V0 = 0) di dapatkan persamaan : h= gt2

T adalah wak diguntu yang diperlukan benda jatuh dari ketinggian h, jika persamaan digunakan untuk gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2, maka diperoleh dua persamaan yang memberikan hubungan antara ketinggian dan waktu tempuh yang diperlukan oleh suatu benda ke
23

masing-masing gerbang cahaya. Persamaan untuk masing-masing ketinggian diberikan oleh : h1 = gt12 untuk gerbang cahaya 1 h2 = gt22 untuk gerbang cahaya 2 dari persamaan dan persamaan dapat dilihat bahwa percepatan jatuh bebas pada masing-masing ketinggian adalah sama dengan g.

dengan mengurangkan persamaan persamaan, maka dapat diperoleh besar percepatan gravitasi g, yaitu : g= persamaan di atas akan digunakan untuk menentukan besar percepatan jatuh bebas dan memvesifikasi bahwa percepatan gerak jatuh bebas adalah sama dengan percepatan gravitasi (Anonim, 2013). Gerak jatuh bebas adalah gerak yang timbul akibat adanya gaya gravitasi dan benda tidak berada dalam kesetimbangan. Artinya bendaa di lepas dan tidak ditopang oleh apapun dari segala sisi. Terminology jatuh bebas digunakan untuk benda yang jatuh tanpa memilih kecepatan awal akibat suatu gaya ( V1 = 0). Untuk menganalisis gerakan ini, maka dapat dilihat bahwa gerakan hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Bukan massa benda. Benda yang jatuh, semakin dekat ke permukaan bumi, kecepatannya akan semakin bertmbah.
24

Persamaan geraak digunakan untuk mengananlisis gerakan ini adalah persamaan gerak untuk gerak lurus berubah beraturan. Dimana percepatan a, diganti menjadi g (Anonim, 2012). Pada saat benda jatuh, tingginya berkurang dan kecepatannya bertambah. Dengan dengan demikian, energy potensialnya berkurang, tetapi energy kinetiknya bertambah. Tepat sebelum benda menyentuh tanah (di titik B), semua energy energy potensialnya akan diubah menjadi energy kinetic. Dapat dikatakan energy potensial di titik B, EPB =0 dan energy kinetiknya EKB = tersebut adalah EMB = EPB + EKB EMB = 0 + m VB2 EMB = m VB2 Dengan demikian, dapat dkatakan jika hanya gaya gravitasi yang bekerja pada benda. Maka energy mekanik besarny selalu tetap (Hamida, 2009). Pada masa lampau, hakekat benda jatuh merupakan bahan m. VB2 sehinggaenergi mekanik pada titik

pembahasan yang sangat menarik dalam ilmu filsafat Alam. Aristoteles, pernah mengatakan bahwa benda yang beratnya lebih besar, jatuh ebih cepat dibandingkan bendaa yang lebih ringan. Pendapat Aristoteles ini
25

mempengaruhi

pandangan orang-orang hidup sebelum masa Galileo,

yang menganggap bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dari benda yang lebih ringan yang berarti laju jatuhnya benda sebanding dengan berat benda tersebut. Galileo mendalilkan bahwa semua benda akan jatuh dengan percepatan yang sama apabila tidak ada udara atau hambatan lainnya. Galileo menjelaskan bahwa semua benda, berat atau ringan, jatuh dengan percepatan yang sama, paling tidak jika tidak ada uadar. Galileo yakin bahwa udara berperan sebagai hambatan untuk benda-benda yang sangat ringan untuk memilki permukaan yang luas (Anonim,2012).

E. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dan Konstanta Pegas dengan Metode Gerak Osilasi pada Pegas

Berdasarkan Hukum Hooke, apabila sebuah pegas dikenai sebuah gaya sebesar F maka pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang sebesar X. pertambahan panjang pegas tersebut berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada pegas tersebut. Hal ini dituliskan secara matematis sebagai berikut : F = a X, konstanta sebanding adalah K yang dikenal

sebagai konstanta pegas sehingga persmaannya menjadi : F=K X

26

Jika pada pegas digantungkan beban yang bermassa m gram, maka gaya akan bekerja pada pegas merupakan gaya berat yaitu : F = w = m g Dengan m adalah massa beban dan g merupakan percepatan gravitasi bumi. Sehingga jika persamaan di atas disubtitusikan maka persamaannya akan berubah menjadi : mg=k X jika dengan memvariasikan massa m akan diperoleh perubahan panjang pegas yang berbeda-beda. Sehingga dengan membuat grafik hubungan antara m dengan gradient ditentukan. Bila pegas teru menerus kita tarik, maka pada suatu saat bila tarikan kita lepas ternyata tidak lagi kembali kebentuknya semula. Hal ini disebabkan pegas telah kehilangan sifat elastisitasnya. Bahkan bila pegas itu menerus ditarik, maka pegas tersebut akan putus. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa : benda elastic mempunyai batas elastic, dan bila kita berikan beban dan melewati batas elastisitas maka benda tersebut akan patahdan putus.
27

X, maka akan dieroleh garis lurus dengan

a = k/g, dengan nilai ini maka konstanta pegas k dapat

Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya (F) yang bekerja pada benda dibagi dengan luas penampang benda (A). dengan bentuk persamaannya sebagai berikut : =

Keterangan : = tegangan (stress) (N/m2) F = gaya tekan/tarik (N) A = luas penampang batang yang ditekan/ditarik (m2) Berdasrkan hokum hooke, apabila sebuah pegas dikenai gaya sebesar F maka pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang sebesar X.. pertambahan panjang tersebut berbanding lurus dengan gaya secara

yang bekerja pada pegas tersebut. Hal ini dapat dituliskan matematis sebagai berikut : F .

X. konstanta sebanding adalah k yang

dikenal sebagai konstanta pegas sehingga persamaanya menjadi : F=K X Jika kita menggambungkan beban pada pegas, lalu kita getarkan, maka periodanya dapat di ukur, sehingga tetapan gas dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :

T=2

28

(Anonim, 2013). Dalam perkembangan teknologi kendaraan bermotor pada saat ini dan massa yang akan dating perlu mengembangkan kemampuan dan ketanggulan pada komponen-komponen automotive yang antara lain pegas daun. Pegas daun sebagai komponen kendaraan bermoto yang mendapat beban dnams (berulang-ulang), mengalami kerukan akibat lelah dan akan muncul setelah komponen tersebut menjalankan fungsinya. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan serta umur pegas daun adalah denga diberikan perlakuan panas (Heat Teatment). Dengan melakukan beberapa proses perlakuan panas dapat dilihat perubahan struktur mikro dari baja pegas tersebut sehingga diperoleh sifat mekanis yang diinginkan (Nasrul Zain, 2012). Setiap benda memiliki sifat kepegasanatau kelentingan.

Kelentingan adalah sifat yang dimiliki oleh suatu benda untuk kembali ke keadaan semula ketika gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Batas kelentingan terjadi bila gaya yang diberikan pada benda diperbesar hingga suatu harga tertentu, lalu gaya tersebut dihilangkan dan ternyata benda tidak dapat kembali ke keadaan semula. Benda yang tidak elastis

29

adalahbenda yang memiliki batas kelentingan kecil.Sebaliknya, benda elastis merupakan benda yang memiliki batas kelentingan yang besar. Jika dua pegas atau lebih dengan konstanta pegas k1 dan k2 disusun secara pararel atau susunan dua pegas seri tetapi terpisahkan massa pegaspegas tersebut dapat digantikan dengan sebuah pegas yang memiliki konstanta sebagai berikut:

Dan jika dua pegas atau lebih dengan konstanta k1 dan k2 disusun secara seri, maka pegas-pegas itu dapat diganti dengan sebuah pegas yang memiliki konstanta sperti berikut: (Zemansky, 1999). Galileo menegaskan bahwa benda yang dilemparkan dipermukaan bumi akan jatuh dengan percepatan gravitasi g, dimana percepatan timbul karena adanya gaya. Dalam hal ini percepatan gravitasi g disebabkan oleh gravitasi bumi. Kita dapat menggunakasn hukum kedua newton pasda gaya gravitasi dengan percepatan gravitasi g. Gaya gravitasi (Fg) yang bekerja inilah yang disebut dengan berat benda (w). Jadi berat sebuah benda tak lain adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut (Gie, 1998). Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan graviatsi bumi. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai
30

berikut : W = mgw adalah gaya berat tersebut, m adalah massa benda dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat lain. Percepatan gravitasi dipermukaan bumi secara rata-rata bernilai 9,8 m/s2. Kenyataannya, nilai gravitasi (g) sedikit berubah dari satu titik ke titik lain dipermukaan bumi, dari kira-kira 9,78 m/s2 sampai dengan 9,82 m/s2. Beberapa factor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain: (1) bumi kita tidak benar-benar bulat, (2) percepatan gravitasi tergantung dari jaraknya terhadap permukaan bumi (Anonim, 2010).

F. Dinamika Sistem Katrol Jika sebuah benda yang beratnya w = mg diangkat dengan menggunakan satu buah katro, maka besar gaya minimum yang diperlukan untuk mengangkat beban tersebut sama dengan berat beban yang terukur tanpa menggunkan katrol seperti gambar

31

(a) (b) Gambar 2.7 (a) Gaya F tanpa Katrol (b) Gaya F dengan Katrol Berbeda dengan menggunakan 2 katrol. Gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut menjadi setengah dari berat benda semula atau keuntungan mekanikanya menjadi dua kali.

Gambar 2.8 Gaya yang Bekerja pada Dua Katrol Hubungan antara gaya-gaya dalam gambar di atas dapat dipahami dengan menggunakan hokum Newton III yaitu :
32

F1 = -F2 Persamaan ini disebut juga hokum pasangan gaya. Dengan menerapkan prinsip hokum Newton III diperoleh hubungan gaya tegangan tali dan berat benda (mg) adalah T = mg, atau F = mg. konsekwensi

dari hubungan gaya F dan berat benda seperti gambar 3, di bawah, maka diperoleh hubungan percepatan benda 1 dan benda 2 adalah : a1 = 2a1 Sedangkan hubungan antara perpindahan benda pada system dua katrol dengan waktu tempumya dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan: S = at2 (Anonim, 2013). Katrol merupakan salah satu bentuk dari pesawat sederhana yang berfungsi untuk memudahkan pemindahan benda . prinsip kerja dari pesawat adalah melipatgandakan gaya atau mengubah arah gaya. Benda atau benda yang berat dapat dipindahkan dengan memberikan sedikit gaya saja. Bilangana yang menyatakan pelipatgandaan hasil dari suatu pesawat sederhana terhadap gaya atau jarak perpindahan disebut keuntungan mekanis. Sering kali beban yang harus kita pindahkan berat sekali. Untuk mengangkat, kita menggunakan katrol majemuk yang merupkan gabungan
33

dari beberapa katrol diam dan katrol bergerak. Diasamping keuntungan di atas, penggunaan system katrol atau katrol ganda juga memiliki kelemahan. Kelemahan penggunaan katrol ganda dalam memindahkan beban adalah pergeseran yang harus kita lakukan menjadi sekian kali lipat dari jumlah penggal tali yang terlibat (Ismet, 2012). Pada katrol digantungkan tali dan pada kedua ujung tali digantungkan dua benda, masing-masing bermasa m1 dan m2. m1 lebih besar dari m2(gaya berat pada benda bermassa m1 lebih besar dari gaya berat pada benda bermassa m2) sehingga katrol berputar ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Benda bermassa m1 bergerak turun sedangkan benda bermassa m2 bergerak naik.

Gambar 2.9 Gaya Tegangan Tali T1 dan T2

34

Pada tali bekerja gaya tegangan tali T1 dan T2, di mana besar gaya tegangan tali T1 = T2 (ingat ya, T1 dan T2 berada pada tali yang sama) (Tipler, P.A. 1998).

G. Percobaan Archimedes Benda yang tenggelam didalam fluida nampak beratnya lebih rendah dari pada ketika benda tersebut berada di luar fluida. Benda yang berada didalam fluida mengalami gaya gravitasi dan gaya apung yang dikerjakan oleh fluida dengan arah yang berlawanan dengan gaya gravitasi. Gaya apung terjadi Karena tekanan dalam sebuah fluida yang naik sebanding dengan kedalaman. Dengan demikian tekanan diatas pada permukaan bawah benda yang tenggelam lebih besar dari pada tekanan kebawah pada bagian atas permukaannya. Hal ini diilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar 2.10 Gaya Apung


35

Gambar di atas menunjukkan sebuah silinder dengan ketinggian h yang ujung atas dan bawahnya mempunyai luas A dan yang seluruhnya tenggelam dalam fluida berkerapatan f, seperti yang ditunjukan dalam gambar diatas. Fluida mengerjakan tekanan P1 =
f

g h1 terhadap

permukaan bagian atas silinder. Dengan cara yang sama, fluida mengerjakan tekanan keatas pada permukaan bawsah silinder denngan F2 = P2 A2 = f g h2 A. Gaya netto yang diakibatkan oleh tekanan fluida, yang disebut gaya apung, FB,bekerja keatas dan mempunyai besar : FB = F2 F1 = fgA(h2 h1) = fgAh = fgAV Dengan V = Ah adalah volume silinder. Jika f adalah kerapatan fluida, hasil fgAV = mFg adalah berat fluida yang menempati volume sama dengan volume silinder (Anonim, 2011). Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yangtercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atasyang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya.Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akanmendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar

36

dengan berat fluida fluida yang dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan : Fa = v g Keterangan : Fa = gaya ke atas (N) V= volume benda yang tercelup (m3) = massa jenis zat cair (kg/m3) g = percepatan gravitasi (N/kg)

Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan darihukum newton juga. 1. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0dan benda melayang 2. BilaFA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang 3. BilaFA<W maka benda akan terdorong kebawah dantenggelam (Anonim, 2013). Hidrostatiska ialah ilmu zat alir ataua fluida yang diam tidak bergerak dan hidrodinamika yaitu perihal zat alir yang bergerak. Fluida adalah zat yang dapatmengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadapperubahan nbentuk ketika ditekan (zemansky, 1982). Akibat lain dari Hukum-hukum statif fluida adalah hukum Archimedes. Jika sebuah benda berada dalam suatu fluida yang diam, setip bagian permukaan benda mendaoatkann tekanan yang dilakukan oleh
37

fulida. Tekanan ini lebih besar pada bagian yang lebih dalam. Gaya resultan ynag bekerja pada bendamempunyai arah keatas , dan disebut gaya apung. Dapat dirumuskan : B = F2 F1= fgVb Keterangan : B Vb = Gaya apung (N) = Massa jenis zat cair (kg/m3) = Volume benda

Takanan yang bekerja pada tiap bagian permukaan benda titik bergantung pada bahn benda tersebut, karena tekanan ini hanya bergantung pada posisi danrapat masa fluida pada posisi ini. Jadi besar gaya resultan akan sama jika bendaatau bagian benda yang terendam air kita ganti dengan fluida dinamika yang berbeda.Fulida ini akan mendapat gaya tekanan seperti hal nya benda tadi, dan berada dalam keadaan diam. Sehingga gya resultan keatas akan mempunyai besar sama dengan berat zat cair, dan bekerja pada titik berat zat cair pengganti benda tersebut. Peristiwa ini dinyatakan sebagai prinsip archimesdes yang bebunyi sebagai berikut :setiap benda yang terendam seluruhya atau sebagian didalam fluida mendapat gaya apung berarah keatas, yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu. (sutrisno, 1996).

38

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya. Wu = mg Ketika dalam air, benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan: Ws = Wu- F a Keterangan: Ws = berat semu (N) Wu = berat sesungguhnya (N) Fa = gaya angkat ke atas (N) Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya apung .Definisi I gaya apung: Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya hidrostatik yang dikerjakan fluida antara permukaan bawah dnegan permukaan atas.Bila tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah benda yang mengapungmasing-masing p1dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada balok pada sisi atasdan bawah adalah: F 1 = p1 A F 2 = p2 A

39

Gaya ke atas yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F1danF 2 Fa= F Fa= F2- F1 Fa= p2 A - p1A Fa= (p2A - p1)A Fa= (h2- h1) gA Fa= gV Keterangan: V gV Fa Definisi II gaya apung: Selisih berat benda di udara dengan berat benda di f luida yang memiliki gaya apung tersebut = Massa jenis air (1000kg/m3) = Volume air di dasar balok (m3) = mg berat air (N) = berat zat cair yang dipindahkan oleh benda (N)

40

Gambar 2.11 Gaya Apung (Anonim, 2013)

H. Penentuan Momen Kelembaman Benda Putar dengan Metode Tripilar pada Benda Berbentuk Bola

Ada beberapa macam cara atau metode yang dapat digunakan untuk menentukan momen kelembaman benda. Salah satu contoh misalnya momen kelembaman benda putar yang berbentuk bola dapat ditentukan dengan cara menggunakan tiga tali ( tripilar )

Gambar 2.12 Gaya-gaya yang Bekerja pada Bola yang Diikat dengan Menggunakan Tiga Tali

41

Dalam metode tripilar ini, jari-jari bola ( R ) dianggap konstan dan panjang tali divariasikan. Benda berbentuk bola dengan menggunakan panjang tali yang panjangnya sama. Pada saat bola disimpangkan dengan sudut yang cukup kecil maka bola akan bergeser dan terjadi osilasi

berupa putaran saat bola dilepas. Ketika terjadi osilasi, maka terdapat gaya-gaya yang terjadi diantaranya adalah gaya tegangan tali dan gaya torka seperti pada gambar di atas. Kita tinjau gaya tegangan tali yang bekerja pada bola tersebut. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: T cos = mg Karena kita ketahui bahwa dalam metode tripilar itu

menggunakan tiga utas tali, maka persamaan di atas mrenjadi: 3T cos = mg Kemudian meninjau momen yang bekerja pada bola yang besarnya adalah = - T sin2 L sin Karena ada tiga momen yang bekerja pada bola maka torka total yang bekerja pada bola tersebut adalah:

42

T =- 3T sin2 L sin

= - mg

L sin

= - mg tg r sin , dimana tg

. Maka persamaan menjadi

T = - mg

sin

sedangkan diketahui adalah = I , dimana adalah percepatan sudut yang didefinisikan sebagai = . Sehingga

T = - mg

sin

=I

+ mg

sin

=0

Karena

kecil , h

, maka persamaan menjadi :

+ mg

=0

=0

43

T2=

,B = gradient garis T2 VS L, sehingga menjadi:

B=

Dengan menetukan dan menghitung harga B dari grafik T2 VS L, maka kita dapat menetukan besarnya momen kelembaman benda putar dari bola tersebut, dengan persamaan:

I=

( Anonim, 2013) .

Apabila ada sebuah benda tegar berputar terhadap sebuah sumbu tetap melalui titik O yang tegak lurus bidang gambar, maka semua partikel memiliki percepatan sudut yang sama dan oleh karena itu : = ( m1 r12 + m2 r22 + .) = ( mi ri2) Jumlah mi ri2 disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu yang melalui titik O, dan dilambangkan dengan I. Dengan kata lain momen inersia dapat dianggap sebagai penjumlahan hasil kali massa setiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya dari sumbu, atau sebagai perbandingan gaya putar resultante terhadap percepatan sudut. Gaya putar resultante
44

terhadap sumbu bersesuaian dengan kecepatan linear a, dan momen inersia I terhadap sumbu bersesuaian dengan massa m. Momen inersia sebuah benda terhadap suatu sumbu dapat diperoleh secara percobaan, dengan memutar benda itu terhadap sumbu, dengan mengerjakan gaya putar yang terukur pada benda itu, lalu mengukur percepatan sudut yang timbul karenanya. Momen inersia dapat dihitung berdasarkan persamaan mi ri2 untuk sembarang sistem yang terdiri dari massa-massa titik yang sangat kecil. Momen inersia suatu benda tidak seperti massanya, bukanlah suatu sifat unik benda itu, melainkan bergantung pada sumbu terhadap mana momen inersia itu dihitung.Untuk suatu benda yang bukan terdiri atas massa titik melainkan atas materi yang terdistribusi secara tidak terputusputus, penjumlahan yang dirumuskan dalam definisi momen kelembaman, I = mi ri2 , haruslah dihitung dengan metode hitung analisa (kalkulus). Benda semacam ini dapat kita bayangkan terjadi dari sejumlah elemen volume, masing-masing bermassa m. Andaikan r adalah jarak dari tiap elemen ke sumbu rotasi. Kalau tiap massa m dijumlahkan dengan kuadrat jaraknya dari sumbu, lalu semua hasil kali r2m dijumlahkan untuk seluruh benda itu, maka momen kelembamannya adalah :
45

I = lim

r2m = r2 dm

Jika dV adaah volume dan dm adalah massa sebuah elemen, maka kerapatan massa didefinisikan berdasakan hubungan dm = dV. Karena persamaan di atas dapat pula ditulis sebagai : I = r2 dV Kalau rapat massa sebuah benda adalah sama di semua titik, maka benda itu dikatakan uniform atau homogen, maka I = r2 dV Kalau hendak menggunakan persamaan ini, sembarang elemen volume yang akan memudahkan hitungan dapat diambil, asal semua titik di dalam elemen itu sama jaraknya, r, dari sumbu. Perhitungan integral semacam ini dapat menimbulkan kesulitan jika bendanya tidak teratur, akan tetapi untuk benda-benda yang bentuknya, pelaksanaan integrasinya dapat dilakukan dengan relatif mudah (Zemansky,1994). Apabila benda tegar melakukan putaran dengan kecepatan mengelilingi sumbu terletak di yang melalui O, maka massa keunsuran yang akan mempunyai kecepatan dan

momentum sudut terhadap O sebesar :

46

adalah komponen putaran). Akibatnya tegak lurus dinamakan

yang sejajar pada arah dan

(arah sumbu berarah maka benda tegar

berarah sejajar dengan

apabila nilai integral momen kelembaman benda tegar.Setiap

bagaimanapun bentuknya senantiasa mempunyai paling sedikit tiga buah sumbu utama. Jadi apabila kelembaman maka dipenuhi sejajar dengan sumbu utama momen

Dengan sumbu putar

adalah momen inersia benda tegar terhada

melalui pusat massa O (Anonim, 2013).

Suatu sistem khusus dan penting yang terdiri dari banayak partikel adalah benda tegar, yaitu suatu benda dimana jarak anatara semua komponennya tetap, untuk semua tujuan praktis tidak berubah dibawah pengaruh suatu gaya torka. Oleh karena itu benda tegar bentuknya tetap selama bergerak. Sebuah benda tegar yang berotasi terhadap sumbunya
47

dengan kecepatan sudut w. Tiap partikel benda membentuk orbit lingkaran dengan pusatnya dengan suatu sumbu. Bila suatu benda berotasi pada sumbu inersianya utama, maka momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan sudut w, yang searah sumbu rotasi dan alih-alih berupa saklar.Suatau benda yang berputar yang melalui poros perputaran dan sangat sukar diputar maka berarti momen inersianya tersebut besar sekali.Namun sebaliknya apabila suatu benda dapat berputar dengan mudah maka momen inersianya kecil (Alonso, 1980).

I. Simulasi Osilasi Teredam dengan Menggunakan Software Tracker 4.62

Jika suatu system berosilasi di sekitar posisi setimbangnya maka pada system tersebut bekerja gaya balaik atau gaya pemulih ( Restorinf Force ) yang besarnya sebanding dengan jarak system dari posisi setimbangnya. Getaran merupakan gerakan osilasi dari suatu system yang dapat berubah gerakan beraturan dan berulang secara kontinyu atau dapat juga berupa getaran tidak beraturan atau acak. Setia gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodic. Contoh bentuk sederhana dari gerak periodic adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Pegas memiliki sifat elastis jika ditarik dan kemudian dilepaskan maka pegas akan kembali pada posisi semula.
48

Apabila tidak ada gaya gesek yang bekerja pada pegas, maka pegas akan berosilasi tanpa berhenti. Pada kenyataannya amplitudo osilasi makin lama akan semakin berkurang dan pada akhirnya akan berhenti. Sehingga dapat dikatakan gerak osilasi diredam oleh gaya gesek. Gerak osilasi ini disebut gerak osilasi terdam. Dalam banyak hal, gaya gesek sebanding dengan kecepatan benda dan mempunyai arah berlawanan dengan kecepatan benda tersebut. pada system osilasi, energy mekanik terdispasi akibat gaya geseknya. Jiak energy mekaniknya berkurang maka dapat dikatakan bahwa gerak pada sistemnya teredam ( http://eprints.uns.ac.id). Pada kenyataannya, amplitudo osilasi makin lama makin berkurang hingga akhirnya menjadi nol. Hal ini terjadi karena pengaruh gaya gesekan. Contoh gesekan ini misalnya gesekan oleh udara, hembusan angina, gesekan dengan air seperti pada system pegas yang ditunjukkan oleh gambar 2.12 dan lainnya .osilasi yang demikian disebut osilasi harmonik teredam.

49

Gambar 2.13 (a) Getaran Selaras Teredam Sistem Massa-Pegas yang Dibenamkan ke dalam Air (b) Kurva Redaman pada Sistem Pada getaran teredam bekerja gaya pemulih dan gaya gesekan yang besarnya berlawanan dengan gerak benda. Misalkan F menyatakan gaya pemulih dan F adalah gaya gesekan, maka dapat dituliskan persamaan: F=-kx Ftotal = F + F ma = - k x + b v dan F = - b v

jika v =

dan a =

sehingga persamaan dapat ditulis

+b

+kx=0

x=0

+2

x=0

Pada persamaan (9.4) , 2

dan

merupakan frekuensi

hamper sama dengan persmaan diferensial getaran harmonis dengan tambahan suku 2 yang mempunyai solusi

x = A.

cos (
50

pada persamaan di atas dimasukkan ke dalam persamaan maka diperoleh persamaan:

b = 2m

keterangan : b = konstanta redaman m = massa bandul k = konstanta pegas T = periode osilasi ( Anonim, 2013 ). Besarnya gaya gesek adalah Fx = -b Vx dimana Vx menyatakan kecepatan gerak osilasinya. Tanda negatif muncul karena gaya gesek ini berlawanan arab. dengan arah gerak osilasinya. Dengan menggunakan hukum kedua Newton maka gaya total yang bekerja pada beban yang berosilasi dinyatakan dengan persamaan. Sehingga jika ditulis secara keseluruhan, percepatan diferensial osilator harmonic dengan redaman, solusi persamaannya adalah

x=A Frekuensi sudut

cos ( didefinisikan sebagai

51

Berdasarkan persamaan dapat disimpulkan bahwa amplitudo getaran A tidaklah konstan akan tetapi berkurang menurut faktor

sehingga amplitudo getarannya dapat berfluktuasi hingga menjadi nol. Dengan memperhatikan persamaan (9.8) kita ketahui bahwa nilai tidak tetap tetapi tergantung pada nilai b dengan uraian sebagai berikut. - Jika = maka akan terjadi redaman kritis (Critical '

Damped). Pada keadaan redaman kritis ini sistem tidak akan berosilasi lagi akan tetapi akankembali pada posisi kesetimbangan tanpa berosilasi ketika diberi simpangan kemudian dilepaskan. - Jika > maka akan terjadi redaman kurang (Under

Damped) pada kondisi ini maka sistem akanberosilasi namun dengan amplitudo yang akan semakin berkurang dengan bertambahnya waktu. - Jika < maka akan terjadi redaman lebih (Over Damped).

Pada keadaan ini sistem tidak akanberosilasi lagi, namun sistem akan kembali pada posisi kesetimbangan lebih lambat jika dibandingkan dalam kasus teredam kritis (Anonim, 2013).
52

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Metode Ayunan Bandul 1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Metode Ayunan Bandul sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel Alat dan Bahan Praktikum Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Metode Ayunan Bandul No. Alat dan Bahan Kegunaan 1. Satu set Statif Tempat untuk menggantung bandul 2. Mistar Untuk mengukur panjang tali 3. Bola Plastk Pejal Beban untuk membuat bandul Bola Plastik 4. Beban untuk membuat bandul Berongga Untuk menghitung waktu saat bendul 5. Stopwatch berosilasi 6. Tali Untuk mengikat beban Untuk mengukur besar simpangan 7. Busur Drajat bandul

2. Prosedur Kerja
53

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengikat bola plastik dengan menggunakan tali 2. Menggantung beban pada statif dengan panjang tali 20 cm 3. Memberikam simpangan awal (jarak dari titik kesetimbangan) sejauh 20 dan menghitung waktu untuk beban berosilasi sebanyak 10 kali dengan menggunakan stopwatch 4. Mengulangi langkah (3)dengan menggunakan simpangan 30 dan 40 5. Mengulangi langkah (2) (3) dan (4) dengan menggunakan panjang tali 30 dan 40 cm 6. Mengulangi langkah (2) (3) (4) dan (5) dengan bola plastik yang lain. 3. Data Pengamatan

Tabel 3.2 Pengamatan Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Metode Ayunan Bandul Jumlah Jenis Besar Panjang Waktu No. Ayunan Bola Simpangan Tali (m) (s) (n) 1. Bola 09,81 20 plastik 09,54 30 0,2 10 pejal 09,45 40 11,16 20 11,25 30 0,3 10 11,47 40 13,05 20 13,05 30 0,3 10 12,69 40 2. Bola 09,00 20 0,2 10
54

30 40 20 30 0,3 40 20 30 0,4 40 Massa masing- masing bola Massa benda 1 = 29,3 gr (0,0293 kg) Massa benda 2 = 3,1 gr (0,0031 kg)

plastic berongga

10

10

09,18 09,54 11,20 11,29 11,80 12,64 12,73 12,46

B. Momen Kelembaman 1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam percobaan Momen Kelembaman yaitu sebagai berikut : Tabel 3.3 Alat dan Bahan Percobaan Momen Kelembaman No. Alat dan Bahan Kegunaan Sebagai alat untuk mengukur Momen inersia 1. besarnya momen pada berbagai apparatus 1 set benda tegar Sebagai alat untuk mengukur 2. Timer counter waktu osilasi pada berbagai benda tegar 3. Bola pejal Sebagai obyek pengamatan 4. Silinder pejal Sebagai obyek pengamatan 5. Kerucut pejal Sebagai obyek pengamatan 6. Piringan Sebagai obyek pengamatan 2. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

55

1. Menghubungkan timer counter dengan sumber tegangan atau arus 2. Menghubungkan timer apparatus 3. Meletakkan benda tegar (bola pejal, silinder pejal, kerucut pejal, dan piringan) pada momen inersia secara bergantian 4. Mengukur waktu osilasi benda tegar dengan timer counter secara bergantian counter dengan momen inersia

3. Data Pengamatan Table 3.4 Data pengamatan Momen Kelembaman


No. 1. 2. 3. 4. Jenis Benda Bola pejal Silinder pejal Kerucut pejal Piringan pejal Simpangan 60 60 60 60 t (ms) 297,7 260,7 316,8 198,3 R (m) 0,05545 0,04 0,073 0,1065 Massa Benda (kg) 0,5 0,5 0,5 0,5

Ket : L = Silinder = 0,143 m h = Kerucut = 0,13 m h = piringan = 0,02 m

g = Grafitasi = 9,8 m/ = 3,14

C. Ayunan Bandul 1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum Ayunan Bandul yaitu sebagai berikut : Tabel 3.5 Alat dan Bahan Ayunan Bandul
56

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Alat dan Bahan Dasar statif Kaki statif Batang statif pendek Batang statif panjang Rool meter Jenis kawat besi dan tembaga Plat logam/kayu stopwatch

Kegunaan Sebagai penyangga statif Sebagai penyangga statif Sebagai penompang statif Sebagai penompang statif Untuk mengukur panjang kawat Sebagai alat untuk menggantung plat pada statif Sebagai bahan amatan Untuk mengukur waktu pada saat terosilasi atau terpuntir

2. Prosedur Kerja Langkah kerja dari percobaan ini yaitu, sebagai berikut : 1. Menggantungkan benda pada suatu poros yang melalui pusat massa dan tegak lurus pada bidang-bidang benda 2. Mengukur panjang dan diameter kawat yang dipakai, panjang kawat mulai dari 130cm, 110cm, dan 90 cm 3. Memutar benda dengan sudut kecil, kemudian melepaskan sehingga benda berosilasi, mencatat waktu yang diperlukan untuk kay 10 ayunan dan besi 20 ayunan 4. Mengulangi percobaan untuk jenis kawat yang belainan daan jenis piringan yang berlainan

3. Data Pengamatan 1. Plat logam dengan diameter kayu = 10,5 cm = 10,5 r = 5,25 10-2 m
57

10-2 m

plat logam dengan massa kayu = 103,3 gr = 0,1033 kg. Tabel 3.6 Untuk 10 ayunan (kawat besi) plat kayu Panjang kawat Diameter kawat Waktu ayunan No. (m) (m) (s) 1. 1,3 99 2. 1,1 0,00035 92 3. 0,9 81

Tabel 3.7 Kawat tembaga (untuk 10 ayunan) Panjang kawat Diameter kawat No. (m) (m) 1. 1,3 2. 1,1 0,00035 3. 0,9

Waktu ayunan (s) 76 68 62 10-2 m

2. Plat logam dengan diameter besi = 10,5 cm = 10,5 r = 5,25 10-2 m

plat logam dengan massa besi = 12,5 gr = 0,0125 kg

Tabel 3.8 Kawat tembaga (plat besi) untuk 20 ayunan Panjang kawat Diameter kawat Waktu ayunan No. (m) (m) (s) 1. 1,3 69 2. 1,1 0,00035 63 3. 0,9 58 Tabel 3.9 Kawat besi (tembaga) untuk 20 ayunan Panjang kawat Diameter kawat Waktu ayunan No. (m) (m) (s) 1. 1,3 0,00035 55
58

2. 3.

1,1 0,9

49 44

D. Gerak Jatuh Bebas 1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum Gerak Jatuh Bebas sebagi berikut : Tabel 3.10 Alat dan Bahan PraktikumGerak Jatuh Bebas
N0. Alat dan bahan 1. Dasar statif 2. Batang statif Magnet pemegang bola 3. logam 4. Gerbang cahaya 5. Bola logam 6. Meter rool 7. Timer counter 8. Plumbob 9. Kabel penghubung Kegunaan Sebagai penyangga statif Sebagai penompang statif Untuk memegang bola Untuk mendeteksi gerak bola Sebagai bahan amatan Untuk mengukur panjang tali Untuk membaca waktu gerak bola Untuk meluruskan lintasan bola Untuk menghubung komponen antara komponen yang satu dengan kompoenen yang lainnya

2. Prosedur Kerja Langkah kerja percobaan ini yaitu sebagai berikut:


59

1. Merangkai alat seperti terlihat pada gambar 4.1. memasang magnet pemegang bola pada bagian atas statif,gerbang cahaya pertama di tengah batang, dan gerbang cahaya kedua pada bagian bawah. 2. Menghubungkan magnet pemegang bola keluaran P1/E. MAGNET pada timer counter AT-01 menggunkan kabel penghubung.

Gambar 3.1 Rangkain Magnet 3. Menghubungkan gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 secara berurutan pada terminal p1 dan P2 pada timer counter. Mengatur jarak kedua gerbang cahaya sedemikian rupa

sehingga jarak antara keduanya adalah 10 cm.


60

4. Menghubungkan timer counter AT-01 ke sekot jala listrik. Timer counter dalam tidak terhubung (off). 5. Menghidupkan timer counter AT-01. Menekan tombol pemilih fungsi pada timer counter beberapa kali sedekian rupa sehingga timer counter berada pada fungsi Gravity acckeration pada keadaan tersebut lampu led pada fungsi tersebut dan fungsi E. magnet akan menyalah. Led pada fungsi E. magnet menunjukan bahwa sumber tegangan untuk magnet pemegang bola juga dalam keadaan terhubung (ON)
6. Mengatur kelurusan magnet pemegang bola, dan kedua

gerbang cahaya sedemikian rupa nesehingga trayektori bola logam dari magnet pemegang bola menghalangi berkas cahaya pada masing-masing gerbang cahaya. Untuk memudahkan mengatur kelurusan, menggunkan plumbob.

3. Data Pengamatan Tabel 3.11 Data Pengamatan Praktikum Gerak Jatuh Bebas
N0. 1. 2. 3. 4. h1 (m) 0,265 0,18 0,13 0,27 h2 (m) 0,65 0,76 0,93 0,32 t1 (s) 0,2265 0,1861 0,1531 0,2012 t2 (s) 0,3637 0,3936 0,4353 0,2491

E. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dan Konstanta Pegas dengan Metode Gerak Osilasi pada Pegas
61

1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan percepatan gravitasi bumi dan konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas sebagi berikut Tabel 3.12 Alat dan bahan percepatan gravitasi bumi dan konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pegas
No. 1. 2. Alat dan Bahan Pegas Stopwatch Kegunaan Tempat untuk menggantung beban (50gr, 70gr, 100gr, dan 120 gr) Untuk mengukur waktu gerak osilasi

No.
3. 4. 5. 6.

Alat dan Bahan


Satu set Statif Penggaris Beban tambahan Klem bosherd

Kegunaan
Tempat untuk menggantung pegas Untuk mengukur panjang pegas Sebagai obyek pengamatan Untuk menjepit batang statif panjang dan pendek

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagi berikut : a. Penentuan percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi pada pegas 1. Menyediakan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan 2. Menggunakan alat-alat seperti gambar berikut:

62

Gambar 3.2 Rangkain Susunan Pegas 3. Menggantungkan pegas pada statif yang telah disediakan 4. Mengukur panjang pefas sebelum diberi beban (Xo) 5. Menggantungkan sebuah beban dengan massa 50 gram pada pegas. Kemudian mengamti pertambahan panjangnya. 6. Mengukur panjang pegas setelah diberi beban (X1) 7. Mengukur pertambahan panjang pegas setelah diberi beban ( X) 8. Melepaskan beban yang ada ditelapak tangan sehingga beban tersebut akan berputer bersamaan dengan menekan stopwatch 9. Menghitung jumlah waktu yang diperlukan dengan getaran 20 kali 10. Melakukan langkah 5-9 untuk masing-masig beban 70 gram, 100 gram, dan 120 gram. b. Penentuan konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas a. Eksperimen pegas tunggal satu 1. Menggantungkan pegas tunggal pada statif yang tersedia
63

2. Menggantungkan beban (m = 50 gram) pada pegas, kemudian melepaskan bersamaan dengan menekan tombol stopwatch 3. Mengukur waktu untuk 20 kali getaran dengan menggunakan stopwatch 3 kali pengukuran, setelah pegas tersebut berhenti berayun, lalu mengamati pertambahan panjangnya (( X) 4. Melakukan langkah 3-4 untuk beban 70 gram, 100 gram ,dan 120 gram 5. Menentukan rata-rata waktu ( ) yang diperlukan untuk 20 kali getaran untuk masing-masing beban b. Eksperimen pegas tunggal dua 1. Menggantungkan pegas tunggal dua pada statif yang tersedia 2. Menggantungkan beban (m = 50 gram) pada pegas, kemudian melepaskan bersamaan dengan menekan tombol stopwatch 3. Mengukur waktu untuk 20 kali getaran dengan menggunakan stopwatch 3 kali pengukuran, setelah pegas tersebut berhenti berayun, lalu mengamati pertambahan panjangnya (( X) 4. Melakukan langkah 3-4 untuk beban 70 gram, 100 gram ,dan 120 gram 5. Menentukan rata-rata waktu ( ) yang diperlukan untuk 20 kali getaran untuk masing-masing beban c. Eksperimen pegas tunggal satu dan dua disusun secara seri
64

1. Merangkai pegas tunggal satu dan dua secara seri pada statif yang tersedia 2. Menggantungkan beban (m = 50 gram) pada pegas, kemudian melepaskan bersamaan dengan menekan tombol stopwatch 3. Mengukur waktu untuk 20 kali getaran dengan menggunakan stopwatch 3 kali pengukuran, setelah pegas tersebut berhenti berayun, lalu mengamati pertambahan panjangnya (( X) 4. Melakukan langkah 3-4 untuk beban 70 gram, 100 gram ,dan 120 gram 5. Menentukan rata-rata waktu ( ) yang diperlukan untuk 20 kali getaran untuk masing-masing beban

d. Eksperimen pegas tunggal satu dan dua disusun secara paralel 1. Merangkain pegas tunggal satu dan dua secara parallel pada statif yang tersedia 2. Menggantungkan beban (m = 50 gram) pada pegas, kemudian melepaskan bersamaan dengan menekan tombol stopwatch 3. Mengukur waktu untuk 20 kali getaran dengan menggunakan stopwatch 3 kali pengukuran, setelah pegas tersebut berhenti berayun, lalu mengamati pertambahan panjangnya (( X)

65

4. Melakukan langkah 3-4 untuk beban 70 gram, 100 gram ,dan 120 gram 5. Menentukan rata-rata waktu ( ) yang diperlukan untuk 20 kali getaran untuk masing-masing beban

3. Data Pengamatan Tabel 3.13 Penentuan percepatan graviatsi bumi dan konstanta pegas dengan metode gerak osilasi
N o 1. 2. 3. 4. Berat benda (kg) 0,05 0,07 0,1 0,12 Banyak getaran (n) 20 20 20 20 Waktu (s) 07,69 08,95 10,71 10,71 X (m) 0,024 0,034 0,044 0,054

Ket: X0 = 0,076 m, X1 = 0,1 m, X2= 0,11 m, X3 = 0,12 m, X4 = 0,13 m

a) Penentuan konstanta pegas Tabel 3.14 Pegas tunggal 1


No. Berat benda (kg) 1. 0,05 Banyak getaran (n) 20 66 t (s) t1 08,37 t2 08,39 t3 08,32 08,36 (s) X (m) 0,024

2. 3. 4.

0,07 0,1 0,12

20 20 20

09,76 10,98 11,61

09,96 11,33 11,53

10,02 11,12 11,53

09,91 11,14 11,55

0,034 0,044 0,054

Tabel 3.15 Pegas tunggal dua


N0 1. 2. 3. 4. Berat beban (kg) 0,05 0,07 0,1 0,12 Banyak getaran (n) 20 20 20 20 t1 12,55 13,72 15,52 16,24 t (s) t2 12,74 13,85 15,78 16,25 t3 12,82 14,40 15,72 16,57 (s) 12,70 13,99 15,67 16,35 X (m) 0,044 0,065 0,095 0,113

Ket : X0 = 0,067 m, X1= 0,111 m, X2 = 0,132 m, X3 = 0,162 m, X4 = 0,18 m

Tabel 3.16 Pegas tunggal 1 dan 2 diserikan


N0 1. 2. 3. 4. Berat benda (kg) 0,05 0,07 0,1 0,12 Banyak getaran (n) 20 20 20 20 t1 15,58 16,87 18,94 20,11 t (s) t2 15,57 16,94 19,54 20,38 t3 15,88 17,19 19,13 19,97 (s) 15,67 17,0 19,20 20,15 X (m) 0,069 0,097 0,122 0,164

Ket : X0 = 0,158 m, X1 = 0,227 m, X2 = 0,225 m, X3 = 0,28m, X4 = 0,322 m Tabel 3.17 Pegas tunggal 1 dan 2 diparalelkan
No. 1. 2. 3. 4. Berat benda (kg) 0,05 0,07 0,1 0,12 Banyak getaran (n) 20 20 20 20 t (s) t1 05,17 07,17 08,10 08,82 t2 05,32 07,37 08,47 09,10 t3 05,48 07,31 08,67 08,97 (s) 05,32 07,27 08,41 08,96 X (m) 0.007 0,011 0,02 0,027

Ket : X0 = 0,069 m, X1 = 0,076 m, X2 = 0,08 m, X3 = 0,089 m, X4 = 0,096 m

67

F. Dinamika Sistem Katrol 1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum dinamika sistem katrol yaitu sebagi berikut : Tabel 3.18 Alat dan Bahan praktikum dinamika system katrol
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Alat dan Bahan Satu set Statif Katrol Tali Mistar Stopwatch Neraca Pegas Beban Kugunaan Untuk menggantung katrol Untuk mengangkat beban Untuk mengikat beban Untuk mengukur panjang tali Untuk mengukur waktu gaya Untuk mengukur beban Sebagai bahan amatan

2. Prosedur Kerja Langkah prosedur kerja pada praktikum ini adalah, sebagai berikut: a. Keuntungan mekanik 1. Mengukur berat beban yang telah disediakan dengan menggunakan neraca pegas. Mencatat hasil pengamatan 2. Mengukur gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda dengan menggunakan 1 katrol seperti gambar 2.4 b dan gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda seperti gambar 2.5 tersebut. Mencatat hasil pengamatan.

68

3. Mengukur gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda dengan menggunakan 3 katrol atau 4 katrol. Meminta petunjuk asisten untuk merangkainya. Mencatat hasil pengamatan. 4. Menentukan keuntungan mekanik dari semua rangkaian yang dilakukan b. Menentukan percepatan gerak benda pada rangkaian katrol. 1. Merangkai katrol seperti gambar 2.5 di atas. Meletakan benda 1 pada katrol pada bagian bawah dan benda 2 pada katrol bagian atas seperti pada gambar di bawah:

Gambar 3.3 Sistem dua katrol 2. Menetapkan panjang lintasan benda sartu (dari titik acuannya sampai titik tertinggi) dan benda dua yang akan diukur dari titik acuannya sampai pada posisi terendah
69

3. Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh benda satu untuk bergerak dari titik acuannya sampai ketitik tertingginya dan mengukur pula waktu yang dibutuhkan benda 2 untuk bergerak ke bawah sampai ketitik terendahnya 4. Mengulangi point 2 dan 3 dengan menvariasikan panjang lintasan benda 1 dan benda 2. Mencatat hasil pengamatan pada lembar data pengamatan

3. Data Pengamatan 1. Keuntungan Mekanik Benda pertama F0 = 0,36 N Setelah ditambahkan bebannya menjadi F1 = 0,02 N F2 = 0,13 N F3 = 0,09 N 2. Menentukan percepatan gerak benda pada rangkaian katrol Tabel 3.19 Data Pengamatan Praktikum Dinamika sistem katrol
N0. 1. 2. 3. Jarak tempuh benda 1 (m) 0,2 0,4 0,6 Jarak tempuh benda 2 (m) 0,125 0,205 0,305 Waktu tempuh benda 1(dtk) 0,18 0,13 0,13 Waktu tempuh benda 2 (dtk) 0,41 0,45 0,31

70

G. Percoban Archimedes 1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan dalam praktimum percobaan archimedes yaitu sebagai berikut : Tabel 3.20 Alta dan Bahan praktikum Percobaan Archimedes
N0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Alat dan Bahan 1 set statif Beban (50 gr) Dynamometer 3,0 N Silinder ukur Tabung berpancuran air Neraca digital Jepit penahan Gelas beaker (kimia) Kegunaan Sebagai penyangga Sebagai bahan amatan Untuk mengukur berat beban Untuk menampung air yang tumpah dari tabung berpancuran Untuk memindahkan air yang dimasukan beban Sebagai bahan amatan Untuk mengukur massa beban Untuk tempat menggantungkan dynamometer Untuk menuangkan air kedalam gelas pancuran

2. Prosedur Kerja Langkah kerja yang dilakukan pada eksperimen ini, yaitu sebagai berikut : a) Prosedur kerja 1 1. Mencatat berat beban di udara yang ditunjukan oleh skala dynamometer misalkan sebesar Wo. 2. Menuangkan air dari gelas beaker ke dalam tabung berpancuran sampai sedikit air yang tumpah ke silinder ukur lewat pipa tabung berpancuran. Setelah air tak

71

menetes lagi, menimbang dan mencatat massa silinder ukur yang telah berisi air, misalkan Mo. 3. Menempatkan kembali silinder ukur dibawah pipa tabung berpancuran dengan mengendorkan bautnya menurunkan balok pendukung sehingga beban seluruhnya terbenam kedalam air dan biarkan air dari tabung mengalir ke silinder ukur. 4. Setelah tidak ada lagi air yang menetes, mengamati dan mencatat penunjukan skala dynamometer tentang berat benda setelah dipengaruhi air, misalkan W1. Menimbang dan mencatat pila massa silinder ukur + air tumpahan misalkan M1. 5. Mengulangi langkah (1) sampai (4) untul 2 dan 3 beban 6. Melengkapi seluruh isian tabel b) Prosedur Kerja 2 1. Merakit alat seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3.4 Benda yang digantungkan 2. Massa benda A dan B adalah sama
72

3. Mengisi air pada wadah benda A sampai penuh dan mengamati perbedaan benda A yang dimasukan di dalam air dan benda B yang tidak dimasukan di dalam air.

3. Data Pengamatan Tabel 3.21 data pengamatan praktikum percoban Archimedes No Jumlah beban 1 buah 2 buah 1. Berat beban di udara (wo) 0,5 N 1,0 N 2. Berat beban saat di dalam air 0,4 N 0,85 N (w1) 3. Massa (silinder ukur + air) awal 0,05 kg 0,05 kg (mo) 4. Massa (silinder ukur + air) 0,0562 kg 0,062 kg akhir (m1)

3 buah 1,5 N 1,3 N 0,05 kg 0,0752 kg

H. Penentuan Momen Kelembaman Benda Putar dengan Metode Tripilar pada Benda Berbentuk Bola

1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktilum penentuan momen kelembaman benda dengan metodr tripilar pada berbentuk bola yaitu sebagai berikut : Tabel 3.22 Alat dan Bahan praktikum penentuan momen kelembaman benda putar dengan metode tripilar pada benda berbentuk bola No. Alat dan Bahan Kegunaan 1. Bola pejal kayu Sebagai bahan amatan 2. Bola berongga Sebagai bahan amatan 3. Benang dan senar Sebagaialat untukmenggantung bola distand
73

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Stand penyangga stopwatch Busur derajat mistar Micrometer sekrup neraca

Penyangga Alat untuk mengantungkan bola Untuk menghitung banyaknya waktu dalam dua kali berotasi Untuk mengukur simpangan lempengan Untuk mengukur panjang tali Untuk mengukur diameter bola Untuk mengukur massa bola

2. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut: a) Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan

b) Menyusun/ merangkai alat dan bahan seperti gambar berikut

Gambar 3.5 .Susunan Rangkaian Bola


74

c) sumbu alam dengan lubnag d) digunakan e) sudut

Menetukan jari jari pusat

Mengukur panjang tali L yang

Menyimpangkan

lempengan

yang kecil (maksimal 150) dan setelah terjadi osilasi

yang baik (sempurna), maka selanjutnya menghitung periode osilasi untuk 2 kali putaran, kemudian mengulangi dengan panjang tali yang berbeda. f) untuk jenis tali yang kedua g) Mengganti bola pertama (bola pejal) dengan bola kedua (bola berongga) kemudian melakukan cara yang sama dengan bola pertama. h) Menuliskan data pengamatan. Melakukan cara yang sama

3. Data Pengamatan Data pengamatan percobaan pada percobaan ini, adalah sebagai berikut: 1. Bola berongga Tabel 3.23. Data pengamatan bola berongga
75

No.

Jenis Tali

Panjang Tali (m) 0,2 0,3 0,4 0,2 0,3 0,4

Benang

Senar Reket

Waktu untuk 2 kali Osilasi (s) t1 t2 t3 trata-rata 10,89 9,22 9,25 9,786666667 13,09 13,22 13,17 13,16 15,78 17,08 15,52 16,12666667 8,5 9,07 9,08 8,883333333 14,35 14,34 14,36 14,35 17,19 17,36 17,32 17,29

2. Bola pejal Tabel 3.24. Data pengamatan bola pejal


No. Jenis Tali Panjang Tali (m) 0,2 0,3 0,4 0,2 0,3 0,4 Waktu untuk 2 kali Osilasi (s) t1 t2 t3 trata-rata 8,73 9,01 9 8,913333333 10,35 11,05 11,07 10,82333333 11,52 11,79 11,79 11,7 7,2 7,16 7.,16 7,173333333 8,14 8,24 8,24 8,206666667 11,16 10,74 10,75 10,88333333

Benang

Senar Reket

I. Simulasi Osilasi Teredam dengan Menggunakan Software Tracker 4.62 1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Simulasi osilasi teredam dengan menggunakan Software Tracker 4.62 ini yaitu sebagai berikut:

76

Tabel 3.25 Alat dan Bahan pada Percobaan Simulasi Osilasi Teredam dengan Menggunakan Software Tracker 4.62 No. Nama Alat dan Bahan Fungsi 1. 2. 3. 4. No. 5. 6. 7. Kamera webcam Software Tracker 4.62 Pegas Beban Nama Alat dan Bahan Wadah air Stand penyangga Mistar Untuk merekam aktivitas osilasi pegas Untuk menganalisis video hasil rekaman osilasi pegas Sebagai objek pengamatan Sebagai pemberat Fungsi Sebagai media redam/ penghambat osilasi Untuk menggantungkan pegas Untuk mengukur panjang pegas mula-mula dan mengukur pertambahan panjang pegas.

2. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut: a) Penentuan Konstanta Redaman Pegas 1) Menggantungkan pegas tunggal pada statif yang tersedia dan menggantung beban (m = 100 gr) pada ujung pegas lain. 2) Menghidupkan komputer dan mengaktifkan program Webcam Companion 3 3) Mengarahkan kamera Webcam komputer pada pegas yang telah digantungkan beban, secara bersamaan melepaskan beban dan merekam aktivitas osilasi pegas.

77

4) Menganalisis hasil rekaman berupa aktivitas osilasi pegas pada program Tracker 4.62. b) Penentuan Konstanta Redaman Pegas di dalam Fluida 1) Menggantungkan pegas tunggal pada statif yang tersedia dan menggantung beban (m = 100 gr) pada ujung pegas lain. 2) Memasukkan ujung pegas yang diberi beban ke dalam wadah yang berisi air. 3) Melakukan langkah (2) (4) pada kegiatan penetuan konstanta pegas di udara.

3. Data Pengamatan
Tabel 3.26 Data pengamatan Pada Percobaan Simulasi Osilasi Teredam dengan Menggunakan Software Tracker 4.62 No. Udara Fluida y t y t 0.0899 0.00 0.126 0.00 1. 1.07 0.64 1.66 0.08 2. 2.45 0.128 3.59 0.144 3. 3.49 0.192 5.19 0.208 4. 78

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 20. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.

3.72 3.66 2.39 0.608 -0.659 -0.659 -0.141 1.30 2.28 2.74 3.66 4.07 3.26 2.68 0.781 -0.544 -1.00 -0.141 1.53 2.22 3.60 4.01 3.26 1.82 0.263 -0.141 -0.717 -0.371 1.65 2.80 3.66 4.07 3.55 2.45

0.256 0.32 0.4 0.464 0.528 0.592 0.656 0.72 0.8 0.831 0.896 0.960 1.02 1.07 1.14 1.20 1.30 1.36 1.42 1.47 1.54 1.60 1.70 1.76 1.82 1.87 1.94 2.00 2.10 2.16 2.22 2.27 2.34 2.40

5.51 5.19 4.03 2.56 1.28 0.638 0.703 1.66 2.75 4.03 4.93 4.93 4.35 3.46 2.18 1.54 1.28 1.86 2.50 3.91 4.29 4.87 4.48 3.91 2.82 1.92 1.47 1.86 1.86 -

0.272 0.336 0.4 0.480 0.544 0.608 0.672 0.736 0.8 0.880 0.944 1.01 1.07 1.14 1.20 1.28 1.34 1.41 1.47 1.54 1.60 1.68 1.75 1.81 1.87 1.94 2.00 2.08 2.14 -

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. ANALISIS DATA A. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Metode Ayunan Bandul
79

1)

Menentukan periode ayunan bandul a) Secara praktek: untuk bola plastik dengan besar simpangan 20 dan T = : n = 10, panjang tali 0,2 m, Untuk bola plastik pejal (L = 0,2 m) T=

= 0,981 S

Tabel 4.1 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut:
N0 Jenis beban Bola plastik pejal Besar simpangan 20 30 40 20 30 40 20 30 40 20 30 40 20 30 40 20 30 40 Panjang tali (m) Jumlah ayunan (n) 10 Waktu (s) 09,81 09,54 09,45 11,16 11,25 11,47 13,05 13,05 12,69 09,00 09,18 09,54 11,20 11,29 10,80 12,64 12,73 12,46 T (S)

1.

0,2

0,3

10

0,4

10

2.

Bola plastik berongg a

0,2

10

0,3

10

0,4

10

0,981 0,954 0,945 1,116 1,125 1,147 1,305 1,305 1,269 0,900 0,918 0,954 1,120 1,129 1,080 1,264 1,273 1,246

b) Secara teori Bola plastic pejal (L = 0,2 m)

80

T=2 = 2 (3,14) = 6,28 = 6,28 0,142 = 0,89176 S Bola plastik berongga (L = 0,2 m) T=2

= 2 (3,14) = 6,28 = 6,28 0,142

= 0,89176 S Tabel 4.2 Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Jenis bola 1. Bola plastik pejal Panjang tali (m) 0,2 0,3 0,4 0,2 0,3 0,4 Periode (S) 0,89176 1,09272 1,26856 0,89176 1,09272 1,26856

2.

Bola plastic berongga

2) Menentukan percepatan gravitasi (g)

g=
T = menggunkakn periode ayunan secara praktek
81

g=

Untuk bola plastik pejal (T = 0,981 S )

= =
= 8,1961758633 m/s2

Tabel 4.3 Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel berikut: T (S) Jenis Besar Jumlah N0. L (m) t (s) Pra. Te. beban simp. ayunan 1. Bola plastik pejal 20 30 40 20 30 40 20 30 40 20 30 40 20 30 40 20 30 40 0,2 10 09,81 09,54 09,45 11,16 11,25 11,47 13,05 13,05 12,69 09,00 09,18 09,54 11,20 11,29 10,80 12,64 12,73 12,46 0,981 0,954 0,945 1,116 1,125 1,147 1,305 1,305 1,269 0,900 0,918 0,954 1,120 1,129 1,080 1,264 1,273 1,246 0,8917 6 1,0927 2 1,2685 6 0,8917 6 1,0927 2 1,2685 6

g (m/s2) 8,1961758633 8,6666754568 8,8325410823 9,4997494893 9,3483614815 8,9931887058 9,2631405881 9,2631405881 9,7691637173 9,7378765432 9,3597429289 8,6666754568 9,4320153061 9,2822371162 10,143621399 9,8738182983 9,7346977438 10,161157759

0,3

10

0,4

10

2.

Bola plastik berongga

0,2

10

0,3

10

0,4

10

82

3)

Menentukan grafik hubungan antara L dan T2 (praktek) Simpangan 20 (bola plastik pejal)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara kuadrat periode dan panjang tali

Simpangan 30

Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara kuadrat periode dan panjang tali

83

Simpangan 40

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara kuadrat periode dan panjang tali Simpangan 20 (bola plastic berongga)

Gambar 3.4 Grafik hubungan antara kuadrat periode dan panjang tali

84

Simpangan 30

Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kuadrat periode dan panjang tali

Simpangan 40

Gambar 4.6 Grafik hubungan antara kuadrat periode dan panjang tali

85

B. Momen Kelembaman a. Persamaan secara matematis 1. Bola pejal I = mr2 (kgm2) = 0,5 (0,05545)2 = 0,5 = 0,2 0,003074 0,003074

I = 0,0006148 kgm2 2. Silinder pejal I = ml2 (kgm2) = 0,5 (0,143)2 = 0,5 = 0,25 0,020449 0,020449

I = 0,00511225 kgm2 3. Kerucut pejal I= = mr2 (kgm2) 0,5 (0,073)2

86

0,5

0,005329 0,005329

= 0,15

I = 0,0015987 kgm2 4. Piringan pejal I = mr2 (kgm2) = 0,5 (0,1065)2 = 0,5 = 0,25 0,011342 0,011342

I = 0,002835 kgm2 b. Persamaan secara fisik (praktek) I= Bola pejal I= (kgm2) (kgm2)

= = =
I = 0.0052806873727 kgm2
87

Tabel 4.4 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada table berikut :
No. 1. 2. 3. 4. Jenis Benda Bola pejal Silinder pejal Kerucut pejal Piringan pejal Simpangan t (ms) 297,7 260,7 316,3 198,3 r (m) 0,05545 0,04 0,073 0,1065 Massa benda (kg) 0,5 0,5 0,5 0,5 I (kgm2)

60 60 60 60

0.0052806873727
1060,5923567 2858,2462739 1633,8097213

C. Ayunan Puntir 1) Menentukan konstanta puntir a. Untuk jenis plat kayu dengan L = 1,3 m Kawat besi K= Dimana, Untuk nilai I (kgm2) I = M r2 = 1,033 = 1,033 10-1 (5,25 10-1 10-2)2 10-4

27,5625

= 20,47206

10-5 kgm2

88

Untuk nilai T (s) T=

=
= 9,9 s Sehingga, K=

= = =
=11,45691 10-5 Nm

Tabel 4.5 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
N0 1. 2. 3. L (m) 1,3 1,1 0,9 T (s) 9,9 9,2 8,1 I (kgm2) 28,47206 10
-5

K (Nm) 11,45691 10-5 13,26668 10-5 17,11465 10-5

Kawat tembaga

89

K= Dimana , Untuk nilai T (s) T=

=
= 7,6 s

Sehingga, K=

= = =
=19,44065 10-5 Nm

Tabel 4.6 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
N0 1. 2. 3. L (m) 1,3 1,1 0,9 T (s) 7,6 6,8 6,2 I (kgm2) 28,47206 10-5 K (Nm) 19,44065 10-5 24,28400 10-5 29,21156 10-5

b. Untuk jenis plat besi dengan L = 1,3 m Kawat besi K=

90

Dimana, Untuk nilai I (kgm2) I = M r2 = 1,25 10-2 (5,25 = 1,25 10-1 = 34,45312 T=

10-2)2 10-4

27,5625 10-6 kgm2

Untuk nilai T (s)

=
= 3,45 s Sehingga, K=

= = =
=114,12626 10-6 Nm

Tabel 4.7 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
N0. 1. 2. 3. L (m) 1,3 1,1 0,9 T (s) 3,45 3,15 2,9 I (kgm2) 34,45312 10-6 K (Nm) 114,12626 10-6 136,93886 10-6 161,56669 10-6

Kawat tembaga K= Dimana, Untuk nilai T (s)


91

T=

=
= 2,75 s

Sehingga, K=

= = =
=179,67280 10-6 Nm

Tabel 4.8 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
N0 1. 2. 3. L (m) 1,3 1,1 0,9 T (s) 2,75 2,45 2,2 I (kgm2) 34,45312 10-6 K (Nm) 179,67280 10-6 226,36832 10-6 280,73882 10-6

2) Menentukan modulus geser a. Untuk jenis plat kayu dengan L = 1,3 m Kawat besi

92

Denga, r = Sehingga, M=

= 1,75

10-4 m

= = =
= 1,01148465 kgs-2/m

Tabel 4.9 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
N0 1. 2. 3. L (m) 1,3 1,1 0,9 T (s) 9,9 9,2 8,1 I (kgm2) 28,47206 10-5 K (Nm) 11,45691 10-5 13,26668 10-5 17,11465 10-5 M (kgs-2m) 1,0114846 109 0,99106783 109 1,04612988 109

Kawat tembaga M=

= = =
= 1,71633739 kgs-2/m
93

Tabel 4.10 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
N0 1. 2. 3. L (m) 1,3 1,1 0,9 T (s) 7,6 6,8 6,2 I (kgm2) 28,47206 10-5 K (Nm) 19,44065 10-5 24,28400 10-5 29,21156 10-5 M (kgs-2m) 1,71633739 109 1,81410090 109 1,78544190 109

b. Untuk jenis plat besi dengan L = 1,3 m Kawat besi Denga, r = Sehingga, M=

= 1,75

10-4 m

= = =
= 10,07575177 kgs-2/m

Tabel 4.11 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
N0 1. 2. 3. L(m) 1,3 1,1 0,9 T(s) 3,45 3,15 2,9 I (kgm2) 34,45312 10-6 K (Nm) 114,12626 10-6 136,93886 10-6 161,56669 10-6 M (kgs-2m) 10,07575177 1010 10,22981832 1010 9,87513098 1010

Kawat tembaga M=
94

= = =
= 15,86259437 kgs-2/m

Tabel 4.12 Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
N0. L (m) 1. 1,3 2. 1,1 3. 0,9 T (s) 2,75 2,45 2,2 I (kgm2) K (Nm) 179,67280 10-6 226,36832 10-6 280,73882 10-6 M (kgs-2m) 15,86259437 1010 16,91051601 1010 17,15906048 1010

34,45312 10-6

D. Gerak Jatuh Bebas 1. Menentukan Percepatan gravitasi bola pada gerak jatuh bebas g1 =

= = =
= 9,498433375 m/s2 Tabel 4.13 Dengan cara yang sama untuk data lainnya, dapat di lihat pada tabel berikut :
95

N0. 1. 2. 3. 4.

h1 (m) 0,265 0,18 0,13 0,21

h2 (m) 0,65 0,76 0,93 0,32

t1 (s) 0,2265 0,1867 0,1531 0,2012

t2 (s) 0,3637 0,3936 0,4353 0,2491

g (m/s2) 9,498433375 9,643542256 9,6340337657 10,199648854

2. Grafik hubungan antara ketinggian h dengan waktu t

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara ketingian h dengan waktu t E. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dan Konstanta Pegas dengan Metode Gerak Osilasi pada Pegas 1. Penentuan percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi pada pegas 1) Secara teori a. Menentukan besarnya frekuensi F=

=
= 2,600 Hz
96

b. Menentukan besarnya periode getaran T=

=
= 0,384 s c. Menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi g=

= = =
= 6,345 m/s2 Tabel 4.14 Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada table berikut
No 1. 2. 3. 4. Berat beban banyak (kg) getaran (n) 0,05 20 0,07 20 0,1 20 0,12 20 t (s) 07,69 08,95 10,71 10,71 X (m) 0,024 0,034 0,044 0,054 F (Hz) 2,600 2,234 1,867 1,867 T (s) 0,384 0,447 0,535 0,535 g (m/s2) 6,435 6,733 6,066 7,444

2) Secara eksperimen

g=

97

dimana : b=

= = =
= -0,007, maka : b =

= =
= -5189,210 m/s2

2. Penentuan konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas a. Pegas tunggal 1 1. Menentukan besarnya frekuensi F=

=
= 2,392 Hz 2. Menentukan besarnya periode getaran
98

T=

=
= 0,4180 s 3. Menentukan besarya percepatan gravitasi bumi k=

= = =
= 11,327 N/m

Tabel 4.15 Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada table berikut:
No. 1. 2. 3. 4. Berat badan (kg) 0,05 0,07 0,1 0,12 Banyak gataran (n) 20 20 20 20 (s) 08,36 09,91 11,14 11,55 X (m) 0,024 0,034 0,044 0,054 F (Hz) 2,392 2,017 1,795 1,731 T (s) 0,418 0,495 0,557 0,577 k (N/m) 11,327 11,265 11,751 14,253

b. Pegas tunggal 2 1. Menentukan besarnya frekuensi F=


99

=
= 1,574 Hz 2. Menentukan besarnya period getaran T=

=
= 0,635 s 3. Menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi

k= = = =
= 4,890 N/m Tabel 4.16 Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada table berikut:
N0. 1. 2. 3. 4. Berat benda (kg) 0,05 0,07 0,1 0,12 Banyak getaran (n) 20 20 20 20 (s) 12,70 13,99 15,67 16,35 X (m) 0,044 0,065 0,095 0,113 F (Hz) 1,574 1,429 1,276 1,223 T (s) 0,635 0,699 0,783 0,817 k (N/m) 4,890 5,655 6,432 7,092

c. Pegas tunggal 1 dan 2 disusun secara seri 1. Menentukan besarya frekuensi

100

F=

=
= 1,276 Hz 2. Menentukan besarnya periode getaran T=

=
= 0,783 s 3. Menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi

k= = = =
= 3,215 N/m Tabel 4.17 Dengan cara yang sama untuk data yang lan dapat dilihat pada tabel berikut:
No. 1. 2. 3. 4. Berat benda Banyak (kg) getaran (n) 0,05 20 0,07 20 0,1 20 0,12 20 (s) 15,67 17,0 19,20 20,15 X (m) 0,069 0,097 0,121 0,164 F (Hz) 1,276 1,176 1,041 0,992 T (s) 0,783 0,850 0,960 1,008 k (N/m) 3,215 3,822 4,281 4,657

Penentuan konstanta pegas

101

1) secara teori

ks1 = = =
= 3,415 N/m

ks2 = = =
= 3,764 N/m

ks3 = = =
= 4,156 N/m
102

ks4 = = =
= 4,735 N/m 2) secara eksperimen k=a a= , dimana :

= =
= - 0,074 , maka : k=a = -0,074 9,8

= 0,0725 N/m d. pegas tunggal 1 dan 2 disusun parallel 1. menentukan besarnya frekuensi F=

103

=
= 3,759 Hz 2. menentukan besaranya periode getaran T=

= = 0,266 s 3. menentuka besarnya percepatan gravitasi bumi k= = = =


= 28,157 N/m

Tabel 4.18 Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel berikut:
N0. Berat beban (kg) 0,05 0,07 Banyak getaran (n) 20 20 (s) X (m) 0.007 0,011 F (Hz) 3,759 2,751 T (s) k (N/m)

1. 2.

05,32 07,27 104

0,266 0,363

28,157 21,068

3. 4.

0,1 0,12

20 20

08,41 08,96

0,02 0,027

2,378 2,232

0,420 0,448

22,403 23,66

Penentuan konstanta pegas secara seri 1. secara teori kp1 = k1 + k2 = 11,327 + 4,890 = 16,217 N/m kp2 = k1 + k2 = 11,265 + 5,655 = 16,92 N/m kp3 = k1 + k3 = 11,751 + 6,432 = 18,183 N/m kp4 = k1 + k4 = 14,253 + 7,092 = 21,345 N/m

2. secara eksperimen k = a g , dimana :

a=
105

= = =
= 0,0244 maka : k=a g 9,8

= -0,0244

= -0,2352 N/m

F. Dinamika Sistem Katrol 1. Menentukan keuntungan mekanik Untuk mencari nilai KM1 KM1 =

=
= 18 kali

Untuk mencari nilai KM2 KM2 =

106

=
= 2,769230 kali Untuk mencari nilai KM3 KM3 =

=
= 4 kali 2. Mencari percepatan 1) Percepatan benda satu Untuk jarak tempuh benda = 0,2 N = =

=
= 12,345679 N Untuk jarak tempuh benda = 0,4 N

= =

107

=
= 47,337278 N Untuk jarak tempuh benda = 0,6 N

= = =
= 71,005917 N 2) Percepatan benda dua Untuk jarak tempuh benda = 0,125 N

= = =
= 12,755102 N Untuk jarak tempuh benda = 0,205 N

= =
108

=
= 2,024691 N Untuk jarak tempuh benda = 0,305 N

= = =
= 6,347554 N 3) Membuat grafik hubungan antara waktu dengan jarak tempuh a) Grafik hubungan antaran waktu dan jarak tempuh pada benda satu

Gambar 4.8 Grafik hubungan antara t dan s pada benda satu b) Grafik hubungan antara waktu dan jarak tempuh pada benda
109

dua

Gambar 4.9 Grafik hubungan antara t dan s pada benda dua

G. Percobaan Archimedes 1. Untuk satu buah beban a. Menentukan nilai gaya ke atas oleh air Fa = w0 w1 = 0,5 N 0,4 N = 0,1 N b. Mentukan nilai masaa air yang dipindahkan ma = ma mo = 0,0562 kg 0,05 kg = 0,0062 kg c. Menentukan nilai berat air yang dipindahkan
110

wa = ma

= 0,0062 kg 9,8 m/s2 = 0,06076 N

2. Untuk beban dua buah a. Menentukan nilai gaya ke atas oleh air Fa = w0 w1 = 1,0 N 0,85 N = 0,15 N b. Mentukan nilai masaa air yang dipindahkan ma = ma mo = 0,062 kg 0,05 kg = 0,012 kg c. Menentukan nilai berat air yang dipindahkan wa = ma g = 0,012 kg = 0,1176 N 3. Untuk beban tiga buah a. Menentukan nilai gaya ke atas oleh air Fa = w0 w1 = 1,5 N 1,3 N
111

9,8 m/s2

= 0,2 N 4. Mentukan nilai masaa air yang dipindahkan ma = ma mo = 0,0752 kg 0,05 kg = 0,0252 kg 5. Menentukan nilai berat air yang dipindahkan wa = ma g = 0,0252 kg = 0,24696 N H. Penentuan Momen Kelembaman Benda Putar dengan Meto Tripilar pada Benda Berbentuk Bola
a. Menentukan Momen Inersia Bola - Secara Teori 1) Bola Pejal Untuk senar reket dengan panjang tali 0,4 m Dik: m = 0,6027 kg R = 0,1555 m Dit: I .. ?

9,8 m/s2

Penye : I= = m R2 (0,6027 kg) ( 0,1555 m)2

= 0,005829375 kg m2 Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada tebel berikut: 112

Tabel 4.19 Penentuan Momen Inersia Secara Teori untuk Bola Pejal No. 1. Jenis Tali Senar reket Panjang Tali (m) 0.4 0.5 0.6 2. Benang 0.4 0.5 0.6 trata-rata (s) 11.61667 12.92667 15.44667 12.15333 13.54333 16.64 T (s) 5.80833333 6.46333333 7.72333333 6.07666667 6.77166667 8.32 I (kgm2) 0,005829375 0,005829375 0,005829375 0,005829375 0,005829375 0,005829375

2) Bola Berongga Untuk senar reket dengan panjang tali 0,4 m Dik: m = 0,1022 kg R = 0,401 m Dit: Penye : I= = m R2 (0,1022 kg ) ( 0,401 m )2 I .. ?

= 0,010955908 kg m2

Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada tebel berikut:

113

Tabel 4.20 Penentuan Momen Inersia Secara Teori untuk Bola berongga No. Jenis Tali Panjang Tali (m) 0.4 1. Senar reket 0.5 0.6 0.4 2. Benang 0.5 0.6 - Secara Eksperimen Dik mbola pejal mbola berongga rbola pejal rbola berongga g = 0,6027 kg = 0,1022 kg = 0,04 m = 0,07 m = 9,8 m/s2 = 3,14 trata-rata (s) 14.82 16.21 19.70667 21.00667 19.45667 19.54 T (s) 7.41 8.105 9.85333333 10.5033333 9.72833333 9.77 I (kgm2) 0,010955908 0,010955908 0,010955908 0,010955908 0,010955908 0,010955908

Dit Penye :

Ieksperimen ?

Untuk bola pejal dengan senar reket ( L= 0,4 m) dengan gradient (B) = 1,295657

I = 114

= 0,000310469 kg m2 Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.21 Penentuan Momen Inersia Secara Eksperimen untuk Bola Pejal No Jenis L (m) T (s) T2 (s2) Gradient I (kg m2) Tali 0.4 5.80833333 33.73674 0.00031046 1. Senar 0.5 6.46333333 41.77468 1.295657 9 Reket 0.6 7.72333333 59.64988 0.4 6.07666667 36.92588 0.00038694 2. Benang 0.5 6.77166667 45.85547 1.614826 9 0.6 8.32 69.2224

KSR (%) 0.946741

0.933621

Tabel 4.22 Penentuan Momen Inersia Secara Eksperimen untuk Bola Berongga

No
1.

Jenis Tali
Senar Reket Benang

L (m) 0.4 0.5 0.6 0.4 0.5 0.6

T (s) 7.41 8.105 9.85333333 10.5033333 9.72833333 9.77

T2 (s2) 54.9081 65.69103 97.08818 110.32 94.64047 95.4529

Gradient

I (kg m2) 0.00026244 1 -9.25018 x 10-5

KSR (%) 0.976046

2.109004

2.

-0.74336

1.008443

115

b. Membuat Grafik Hubungan antara L dengan T2 untuk Masing-Masing Bola

1) Bola Pejal

Gambar 4.10 Grafik Hubungan antara L dengan T2 pada Bola Pejal 2) Bola Berongga

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Antara L dengan T2 pada Bola Berongga

I. Simulasi Osilasi Teredam dengan Menggunakan Software Tracker 4.62


116

Grafik Hubungan antara y dengan t untuk Menentukan Konstanta Redaman Pegas 1. Di Udara

Gambar 4. 12 Hubungan antara y dengan t di Udara 2. Di Dalam Fluida

Gambar 4. 13 Hubungan antara y dengan t di Dalam Fluida a. Penetuan Konstanta Redaman Pegas 1. Di Udara

117

Dengan menggunakan persamaan garis y = mx + c, m = b = konstanta redaman pegas Ket : m = Gradient Garis b = Konstanta Redam y y m = = mx + c 0,0833x + 1,667

= 0,0833

berarti b = 0,0833 kg/s 2. Dengan menggunakan persamaan garis y = mx + c, m = b = konstanta redaman pegas Ket : m = Gradient Garis b = Konstanta Redam y y = mx + c

= -0,01215x + 3,0794 - 0,1215

y =

berarti b = - 0,1215 kg/s b. Menentukan Gaya gesekan Pegas 1. Di Udara Fgesek= -b . Vrata-rata = - ( 0,0833) ( 0,507008) = - 0,0422337664 N 2. Di Dalam Fluida Fgesek= -b . Vrata-rata = - (0,1215) ( 0,417965 ) 118

= - 0,050682745 N

2. PEMBAHASAN A. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Metode Ayunan Bandul Ayunan bandul yaitu gerak harmonic sederhana yang melewati lintasan yang sama dengan geraknya secara bolak-balik yang selalu menuju ketitik kesetimbangan. Pada percobaan ini kami memiliki tiga tujuan yang pertama yaitu kami menentukan percepatan grafitasi bumi dengan metode ayunan bandul untuk beban yang berbeda. Ternyata setelah kami melakukan percobaan dengan menggunakan dua beban yang berbedah yaitu bola plastik berongga dan bola besi pejal ternyata besar percepata grafitasi hamper sama berarti ini menunjukan bahwa grafitasi bumi itu di tempat yang sama dopermukaan bumi akan memiliki nilai percepatan gravitasi yang sama. Dalam percobaan ini kita menggunakan dua buah jenis beban, yaitu beban berbentuk bola plastik pejal dan beban berbentuk bola plastik berongga. Dengan jumlah ayunan sama yaitu 10 kali berosilasi dengan simpangan yang berbeda-beda. Panjang tali 0.2m dengan simpangan 20, 30, dan 40 denan waktu untuk berosilasi yaitu 09.81S, 09.54S dan 09.45S untuk panjang tali 0.3m dengan simpangan waktu yang sama dengan waktu berosilasi 11.16S, 11.25S, dan 11.47S
119

dan untuk 0.4m dengan simpang yang sama dan waktu tempuh berosilasi 13.05S, 13.06S dan 12.69S. Sedangkan untuk jenis bola plastik berongga dengan panjang tali 0.2 m dengan simpangan beban 20, 30, dan 40 dengan waktu untuk berosilasi 09.00S, 09.18S, dan 09.69S sedangkan untuk panjang tali 0.3 m dengan waktu untuk berosilasi 1.20S, 11.29S, dan 10.80S dan panjang tali 0.4 m dengan waktu untuk berosilasi 12.64S, 12.73S dan 12.46S. Menentukan nilai gravitasi bumi dengan mengunakan media bola plastik pejal dimana gravitasi sama dengan 4 kali panjang tali dikali dengan dibagi dengan waktu dimana hasilnya 7.59 m/ . Grafik hubungan antara panjang tali dengan periode waktu semakin panjang tali makan semakin besar periode berosilasi dapa suatu benda.

B. Momen Kelembaman Momen inersia (Satuan SI : kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya.Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain. Momen inersia ini
120

bergantung pada distribusi massa benda relative terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda (dan sumbu rotasi), seperti massa m yang merupakan sifat benda yang mengukur kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi. Factor-faktor yang memengaruhi momen kelembaman yaitu Massa, Bentuk benda, Sumbu putar dan jari-jari. Contoh benda momen kelembaman dalam kehidupan sehari-hari yaitu batu, balok, roda, dan lain-lain. Momen inersia dapat dimiliki oleh setiap benda, manusia pun memiliki momen inersia tertentu. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda. Pada penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola silinder pejal, plat segiempat atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah daripada momen inersia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak beraturan. Pada penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola silinder pejal, plat segiempat atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah daripada momen inersia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak bisa dihitung jari-jarinya sehingga terdapat istilah jari-jari girasi.

121

Momen gaya dan percepatan sudut adalah analogi dari gaya dan percepatan linear.Untuk mengembangkan analogy dari hukum Newton untuk gerak rotasi, masi perlu mencari analogi dari massa. Massa dalam gerak linear adalah ukuran inersia suatu benda, yaitu kecenderungan benda untuk mempertahankan posisinya. Untuk gerak rotasi, yaitu kecenderungan untuk tidak mengalami perubahan ini, di samping ditentukan oleh massa, juga dipengaruhi oleh pola distribusi massa terhadap sumbu putar yang disebut momen inersia. Pada bola pejal dengan sudut 60 dengan waktu 0.02977 s dengan jari-jari 0.05545 m dan untuk masa bola 0.5 kg dengan silinder pejal, kerucut dan piringan memiliki sudur tang sam yaitu 60 dengan waktu 0.02607 s 316.8 s dan 0.01983 s untuk jari-jarinya 0.04 m 0.073 m dan 0.1065m sedangakan masa bola sama 0.5kg.

C. Ayunan Puntir

Bila suatu benda yang digantungkan pada kawat diputar pada bidang horizontal (di beri simpang sudut), kemudian dilepas, maka benda tersebut akan bergerak osilasi dan salah satu system fisis yang bergerak mengikuti gerak harmonik sederhana yaitu dengan metode puntiran. Modulus benda (Bulk Modulus) adalah bilangan yang

122

m,enggambarkan perubahan volume benda yang elastis. Misalkan gaya diadakan pada permukaan benda secara homogen dari semua arah tegak lurus. Modulus geser (M) adalah bilangan yang menggambarkan perubahan bentuk benda yang elastis. Modulus geser merupakan hasil bagi antara tegangan geser dengan regangan geser Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik yang merupakan pusat massanya akan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi kesetimbangannya. Sistem seperti ini disebut Bandul

Puntir.Sebuah bandul puntir, yang terdiri dari benda yang digantung dengan kawat yang disangkutkan pada titik tetap. Bila dipuntir hingga sudut , kawat akan mengerjakan suatu torka pemulih yang sebanding dengan . Ayunan puntir terdiri dari sebuah benda yang digantungkan pada kawat melalui pusat massa benda yang kemudian pada kawat melalui pusat massa benda yang kemudian dipuntirkan atau diputar dengan simpangan yang relatif dari posisi setimbangnya maka benda bekerja pada momen puntir yang besarnya sebanding dengan sudut puntir tersebut. Ayunan puntir merupakan salah satu contoh aplikasi gerak harmonik sederhana. Pada percobaan kali ini, kita akan menentukan momen inersia (I), Periode (T), konstanta puntir (k) dan modulus geser (M). Pada
123

percobaan kali ini kita menggunakan dua jenis kawat yang berbeda yaitu kawat tembaga dan piringan. Pada plat dengan diameter kayu 0.105 m dan un tuk plat dengan massa kayu 0.1033 kg untuk 10 kali ayunan atau berosilasi dengan menggunkan kawat untuk panjang kawat yang berbeda yaitu 1.3m, 1,1m dan 0.9m dengan diameter kawat 0.000035 m sedangan untuk waktu ayunan atau berosilasi 99S, 92S dan 81S. untuk 10 kali ayunan atau berosilasi tembaga dengan panjang yang sama dan diameter yang sama untuk wakyu ayunan berbeda yaitu 76S, 68S dan 62S. Pada plat dengan diamet besi 0.105 m dengan masa besi 0.0125kg ybtyk plat logam berbeda dengan plat kayu. Pada plat besi digunkan 20 kali ayunan atau berosilasi dengan panjang kawat sama dengan plat kayu yaitu 1.3m, 1.1m dan 0.9m diameter sama dan waktunya 69S, 63S dan 58S. untuk ayun yang ke 2 ini kita menggunakan tembaga dengan waktu ayunan 55S, 49S dan 44S. Menentukan nilai momen inersia untuk kawat tembaga pada plat kayu dengan panjang kawat 1.3m dengan cara masa kawat tembaga di kali dengan jari-jari yang hasilnya 0.000284721Kg , kawat besi yang diikatkan pada sebuah

menentukan periode osilasi untuk waktu berosilasi 99S denagn hasilnya 9.9 Sekon. Menentukan konstanta punter dimana 4 kali
124

momen inersia di bagi dengan waktu berosilasi dengan hasilnya 0.000114569

D. Gerak Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah salah satu bentuk gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yang bergerak dalam satu dimensi atau lintasan vertikal yang hanya dipengaruhi oleh adanya gaya grafitasi. Gerak jatuh beba ini merupakan suatu objek yang jatuh dari ketinggian dengan kecepatan awal nol. Telah dinyatakan sebelumnya oleh para ahli bahwa percepatan konstan untuk benda jatuh dinamakan percepatan grafitasi bumi yang dilambangkan dengan huruf g. Didekat atau tepat pada permukaan bumi, nilai percepatan grafitasi mendekati 9,8 m/s2. Oleh karena yang dipraktikumkan adalah gerak jatuh bebas, maka untuk memnentukn percepatan gravitasi (g) resistansi udaranya diabaikan sehingga satu-satunya gaya yang bekerja pada benda itu adalah gaya karena gravitasi atau biasa disebut dengan jatuh bebas. Pada praktikum kali ini, untuk menentukan percepatan grafitasi (g) pada gerak jatuh bebas maka dilakukan pengamatan pada bola dengan massa yang sama dan dijatuhkan ke bawah dngan ketinggian h1 dan h2 dan waktu untuk menempuh h1 dengan h2 tersebut dinyatakan dalam t1 dan t2. Digunakan bola dengan massa sama,
125

karena pada gerak jatuh bebas ini, untuk semua benda, percepatan gravitasinya (g) sama tidak bergantung pada massa dari benda itu. Kemudian, pada praktikum kali ini, dengan mengukur jarak dan waktu (h dan t) yang diperoleh bola untuk jatuh ke tanah. Untuk menentukan besar percepatan gravitasi bumi yaitu 9.498 m/ , 9.512 m/ , 9.635 m/ dan 10.199 m/ dengan melihat grafik

antara ketinggian h dengan waktu t dimana semakin tinggi waktu, maka semakin besar pula waktu yang di butukan sampai ke pusat bumi.

E. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dan Konstanta Pegas dengan Metode Gerak Osilasi pada Pegas

Pada percobaan kali ini kita dituntun untuk menentukan percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi pada pegas, menentukan besarnya nilai konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas, menyelidiki pengaruh pegas tunggal satu, pegas tunggal dua, pegas tunggal satu dan dua yang disusun secara seri dan pegas tunggal satu dan dua yang disusun secara paralel terhadap periode osilasi serta menyelidiki pengaruh massa benda terhadap besarnya nilai konstanta pegas.

126

Pertama-tama kita akan menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi pada pegas. Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak

periodik atau gerak harmonik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama geraknya disebut gerak osilasi. Jika sebuah sistem fisis berosilasi dibawah pengaruh gaya F = -kx , dimana F adalah gaya-pemulih, k konstantagaya dan x simpangan, maka gerak benda ini adalah gerak harmonik sederhana. Salah satu sistem fisis yang mengikuti gerak harmonik sederhana adalah Pegas-Benda.Sistem ini dapat dipergunakan untuk menentukan besar percepatan gravitasi bumi disuatu tempat.Kita memberikan getaran sebanyak 20 kali pada pegas dan menghitung waktu selama pegas tersebut berosilasi.Setelah itu tentu saja kita dapat dengan mudah menetukan besarnya nilai frekuensi (f) dan periode (T) osilasi pada tahap analisis data. Penentuan percepatan gravitasi bumi dan konstanta pegas dengan metode gerak osilasi dengan berat benda 0.05kg 0.07kg 0.1kg dan 0.12kg dan untuk waktu berosilasi 07.69S, 08.95S, 10.71S, dan 10.71S. perubahan panjang pegas yang terjadi pada setiap pegas berbeda-beda dengan panjang 0.024m, 0.034m, 0.044m dan 0.054m.
127

Penentuan konstanta pegas dengan menggunakan pegas tunggal yang pertama dengan rata-rata waktu 08.36S, 09.96S, 11.14S dan 11.55S. pada pegas tunggal dua dengan rata-rata waktu berosilasi 12.7S, 13.99S 15.67S dan 16.35S dengan pertambahan panjang yang berbeda juga yaitu 0.044S, 0.065S 0.095S dan 0.113S. Pegas tunggal satu dan dua disusun secara seri waktu rata-rata yang yg diperoleh 15.67S, 17S, 19.2S dan 20.15S dengan panjang pegas 0.069m, 0.097m, 0.122m dan 0.166m sedangkan pada pegas tunggal satu dan dua dengan disusun secara paralel, memperoleh nilai ratarata waktu 05.32S 07.27S, 08.41S, dan 08.97S dengan panjang 0.007m, 0.072m, 0.02m dan 0.027m. Penentuan percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi pada pegas secara teori dengan menentukan besar frekuensi dimana banyaknya ayunan di bagi dengan banyaknya waktu denga hasil 2.6 Hz dengan cara yg sama dengan hasil 2.23 Hz, 1.86Hz dan 1.36 Hz. Menentukan besarnya periode getaran yang terjadi dengan cara seper frekuensi 0.38S dengan cara yang sama juga dapat di peroleh 0.44S, 0.53S dan 0.53S. menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi 6.39 m/ . Penentuan konstanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas pada pegas tunggal satu untuk menentukan besar frekuensi
128

dengan hasil 2.39 Hz, 2.01Hz, 1.79Hz dan 1.73 Hz, menentukan besarnya getara periode yang hasilnya 0.41S 0.49S, 0.55S dan 0.57S dan untuk menentukan percepatan gravitasi bumi dengan hasil 11.32 Nm, 1.26 Nm, 1.75 Nm dan 14.25Nm begtu juga dengan pegas tunggal dua. Pegas tunggal satu dan dua disusun secara seri dan paralel. Untuk secaras eri dan paralel sama menentukan besarnya frekuensi yang terjadi, mentukan besarnya periode getan dan menetukan besarnya percepatan gravitasi bumi. Penentuan konstanta pegas secara seri dengan cara K1 + K2 dengan hasil 16.217 Nm.

F. Dinamika Sistem Katrol

Sering kali benda yang harus kita pindahkan berat sekali. Untuk mengangjat, kita perlu menggunkan katrol majemuk yang merupakan gabungan dari beberapa katrol diam dan katrol bergerak. Disamping keuntungan di atas, penggunaan sistem katrol atau katrol ganda juga memiliki kelemahan, kelemahan penggunan katrol ganda dalam memindahkan beban adalah pergeseran yang harus kita lakukan menjadi sekian kali lipat dari jumlah tali yang terlibat. Pada katrol digantungkan tali dan pada dua ujung tali digantungkan dua

129

benda, masing-masing bermasa m1 dan m2. Di mana lebih besar massa m1 di bandingkan massa m2. Keuntungan mekanik tanpa menggunakan katrol dengan gaya 0.36N untuk 1, 2 dan 3 katrol 0.02N 0.13N dan 0.09N. percepatan gerak pada rangkaian katrol dengan jarak tempu benda 1 0.2M, 0.4M dan 0.6m sedangkan benda 2 dengan jarak tempuh 0.125m, 0.203m, dan 0.305m dengan waktu pada benda 1 0.18s, 0.13s dan 0.13s dan untuk benda 2 0.41s, 0.45s dan 0.31s. Untuk katrol 1 diman berat benda di bagi dengan berat kuasa katrol yang hasilnya 18 kali, denagn cara yang sam untuk katro 2 dan 3 yaitu 2.76 kali dan 4 kali. Menentukan percepatan gerak benda pada rangkain katrol untuk jarak benda yang berbeda yaitu 0.2m, 0.125m dan 0.4 m dengan percepatan yang terjadi 12.34 m/ , 1.48 m/ , 47.33 m/ . Benda dua dengan jarak tempuh 0.0203m, 0.6m dan 0.305m dengan hasil percepatan yaitu 2.004 m/ , 71.05 m/ , 6.34 m/ . Grafik yang terjadi pada hubungan jarak tempuh dan waktu tempuh benda 1 dan benda 2.

130

G. Percobaan Archimedes

Percobaan ini (hukum archimedes) bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan. Hukum Archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yangtercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya. Sebuah bendayang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida fluida yang dipindahkan. Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan sebanyak dud kali dengan menggunakan beban yang berbeda yaitu jumlah beban 1, dan beban 2. Berat beban 1 diudara 0,5 N, berat beban 2 diudara 1 N. Dan berdasarkan hasil dari perhitungan data yang diperoleh ternyatahubungan antara gaya keatas dengan berat zat cair yang dipindahkan yangdiperoleh adalah hampir sama besar (Fa Hampir Sama Wa ) pada beban 1 dan beban 2 mungkin, seharusnya ini sama, hal ini terjadi munkin karena kesalahanketika melakukan praktikum, misal pengaruh lingkungan missal getaran meja,kesalahan pengamatan yaitu kesalahan dalam membaca skala yang benar. Ketika membandingkan antara besarnya gaya apung dan berat air yang dipindahkan secara umum memiliki nilai yang hampir sama,
131

namun ketika dilakukan pembulatan secara matematika, maka antara gaya apung dan besarnya berat air yang dipindahkan dapat dikatakan sama. Hal ini sesuai dengan bunyi hukum Archimedes Pada percobaan ini kita menggunakan 3 jumlah beban dengan berat benda yang berbeda-beda yaitu 0.5N, 1N dan 1.6N, berat benda di dalam air yaitu 0.4N, 0.85N dan 1.3N. untuk massa silinder ukur tambah air awalnya 0.05 kg sedangan akhirnya berbeda dari bendar 1-3 yaitu 0.0562kg, 0.062kg dan 0.0752kg. Menentukan besar gaya keatas oleh air untuk benda 1 2 dan 3 yaitu 0.1N, 0.15N dan 0.3N. menentukan massa air yang dipindahkan untuk benda 1-3 yaitu 0.0062kg, 0.012kg dan 0.0252kg. menentuakn berat air yang dipindahkan dengan nilai percepatan gravitasi bumi 9.8 m/ . Yaitu 0.06076N 0.1176N dan 0.24696N

H. Penentuan Momen Kelembaman Benda Putar dengan Meto Tripilar pada Benda Berbentuk Bola Dalam metode tripilar ini, jari-jari bola (R) dianggap konstan dan panjang tali divariasikan. Benda berbentuk bola dengan menggunakan panjang tali yang panjangnya sama. Pada saat bola disimpangkan dengan sudut yang cukup kecil maka bola akan

bergeser dan terjadi osilasi berupa putaran saat bola dilepas. Ketika

132

terjadi osilasi, maka terdapat gaya-gaya yang terjadi diantaranya adalah gaya tegangan tali dan gaya torka. Pada percobaan ini akan ditentukan momen inersia bola pejal dan bola berongga dengan akurasi metode tripilar. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa pada penentuan momen inesia bola pejal secara eksperimental, diperoleh nilai yang hampir mendekati nilai momen inersia bola pejal yang dicari secara teori, dengan kesalahan relatife yaitu berkisar pada nilai 0,9 %. Penentuan momen inersia pada bola berongga diperoleh nilai yang relatife jauh berbeda dengan nilai momen inersia yang diperoleh secara teori, walaupun dengan nilai kesalahan relatife yang kecil yaitu 0,9- 1%. Perbedaan nilai momen inersia yang diperoleh secara teori dan eksperimental ini bisa disebabkan oleh kurangnya ketelitian ketika melakukan praktikum atau terjadi kesalahan ketika mengolah data. Pada percobaan yang kita lakukan untuk bola berongga dengan menggunakan jenis tali benang dengan panjang yang berfariasi yaitu 0.2m, 0.3m dan 0.4m dengan waktu untuk 2 kali berosilasi dengan rata-rata waktunya 9.78S, 13.16S dan

16.12Ssedangkan untuk jenis tali yang lain atau senar reket dengan rata-rata 8.88S, 14.35S dan 17.29S. bola pejal dengan jenis yang
133

sama yaitu memperoleh rata-rata waktu berosilasi 8.91S, 10.82S, 11.7S, 7.17S, 8.2S dan 10.88S. Menentukan momen inersia bola pejal untuk senar reker di mana masa bola di kali dengan jari-jari yang hasilnya 0.0058 kg sedangan pada bola berongga yang hasilnya 0.0109 kg ,

. Secara

praktek untuk menentukan momen inersia untuk bola pejal dengan senar reket dan gradient b 1.295 yang dimana gradient kali perceparan gravitasi bumi kali jari-jari dibagi dengan 4 yang hasilnya 0.00031 kg

I. Simulasi Osilasi Teredam dengan Menggunakan Software Tracker 4.62 Jika suatu sistem berosilasi di sekitar posisi setimbangnya maka pada sistem tersebut bekerja gaya balik atau gaya pemulih (Restorinf Force) yang besarnya sebanding dengan jarak sistem dari posisi setimbangnya. Getaran merupakan gerakan osilasi dari suatu sistem yang dapat berubah gerakan beraturan dan berulang secara kontinyu atau dapat juga berupa getaran tidak beraturan atau acak. Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Contoh bentuk sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Pegas

134

memiliki sifat elastis jika ditarik dan kemudian dilepaskan maka pegas akan kembali pada posisi semula. Apabila tidak ada gaya gesek yang bekerja pada pegas, maka pegas akan berosilasi tanpa berhenti. Pada kenyataannya, amplitudo osilasi makin lama makin berkurang hingga akhirnya menjadi nol. Hal ini terjadi karena pengaruh gaya gesekan. Contoh gesekan ini

misalnya gesekan oleh udara, hembusan angina, gesekan dengan air. Gerak osilasi ini disebut gerak osilasi terdam. Pada percobaan ini akan ditentukan gaya gesekan pegas diudara dan gaya gesekan pegas didalam fluida dan konstanta redaman pegas diudara dan konstanta redaman pegas didalam fluida. Dari hasil analisis data terlihat bahwa gaya gesekan pegas didalam fluida lebih besar dengan nilai 0,0507 N dengan konstanta redaman 0,1215 kg/s dibanding gaya gesekan pegas diudara yang hanya -0,0422 N dengan konstanta redaman 0,0833 kg/s, ini dikarenakan fluida memiliki kerapatan partikel yang lebih besar dibandingkan dengan udara sehingga gaya gesekan yang dialami pegas didalam fluida jauh lebih besar dibanding gaya gesekan yang dialami pegas diudara. Perbedaan gaya gesekan di udara dan didalam fluida dapat dilihat pada grafik hubungan y dan t dimana pegas yang berosilasi diudara menunjukan waktu yang lebih lama untuk berhenti dengan
135

gambar grafik yang normal sedangkan pada pegas yang berosilasi didalam fluida menunjukan waktu yang cepat untuk berhenti dengan gambar grafik yang semakin menurun yang menunjukan redaman yang dialami pegas besar Hubunagn antara y dan t untuk menentukan konstanda di udara dan di fluida, di mana pada saat di udara osilasi yang terjadi lebih lama di banding di dalam fluida, di mana pada sat di udara gaya gesek yang terjadi sangat kecil di banding di dalam fluida.

136

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan percobaanpercobaan yang telah dilakukan adalah sebagi berikut :

1. Penentuan besar percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul untuk beban yang berbeda ditentukan dengan menentukan besar waktu yang dibutuhkan oleh bandul untuk melakukan satu kali getaran. 2. Panjang tali dapat mempengaruhi besarnya periode osilasi bandul, semakin besar panjang tali maka semakin besar pula periode osilasi dan sebaliknya. 3. Pengaruh besar simpangan awal dan jenis benda terhadap besarnya nilai g yang diperoleh yaitu semakin besar simpangannya makan nilai g yang diperoleh semakin kecil, karena nilai periode semakin besar. 4. Momen kelembaman atau momen inersia adalah ukuran resistansi atau kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Penentuan momen inersia suatu benda tegar dapat dilakukan dengan metode ayunan fisis dan metode matematis.

137

5. Besarnya nilai konstanta punter dan modulus gesar pada kawat besi lebih kecil dari pada kawat tembaga, dimana besar konstanta punter dipengaruhi oleh panjang kawat dan periode puntirnya serta diameter kawat. 6. Untuk menentukan percepatan bola pada gerak gatuh bebeas adalah percepatan gravitasi bumi berbanding lurus dengan ketinggian serta berbanding terbalik dengan waktu tempuh bola untuk jatuh ke tanah. 7. Untuk menentukan hubungan antara ketinggian dan waktu adalah sebanding, semakin tinggi letak sebuah benda untuk jatuh maka sebaliknya lama waktu yang dibutuhkan untuk jatuh kebawah begitu pula sebaliknya semakin rendah letak suatu benda maka semakin cepat waktu yang di butuhkan untuk jatuh. 8. Percepatan gravitasi bumi dapat ditentukan dengan metode gerak osilasi, yaitu melalui hubungan oertambahan panjang pegas dengan periode pegas, dimana percepatan gravitasi sebanding dengan pertambahan panjang pegas dan berbanding terbalik dengan periodenya. 9. Besarnya nilai konstanta pegas juga dapat ditentukan melalui gerak osilasi pegas dimana konstanta pegas sebanding dengan massa benda dan berbanding terbalik dengan periode pegas.
138

10. Pengaruh pegas tunggal satu, pegas tunggal dua dan pegas tunggal satu dan pegas tunggal dua yang tersusun secara seri dan paralel terhadap periode osilasi adalah semakin besar perubahan panjang pada pegas ketika digantungkan beban maka semakin besar periodenya karena waktu yang dibutuhkan juga semakin besar. 11. Massa benda membri pengaruh terhadap konstanta pegas, dimana semakin besar massa konstanta pegas juga semakin besar. 12. Keuntungan mekanik yang kita peroleh apabila semakin benyak katrol yang kita gunkan maka semakin besar pula keuntungan mekanik yang kita peroleh begitu pula sebaliknya, semakin sedikit katrol yang kita gunakan maka semakin kecil keuntungan mekanik yang kita peroleh. 13. Perbedaan percepatan antara dua benda, yaitu apabila benda memiliki massa yang kecil maka percepatannya semakin besar dan semakin besar massa benda maka percepatan akan semakin kecil. 14. Gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda berbanding terbalik dengan jumlah katrol, semakin banyak katrol yang digunakan, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban. 15. Gaya apung terjadi karena tekanan dalam sebuah fluida yang naik sebanding dengan didalam, dengan demikina tekanan diatas pada
139

permukaan bahwa benda yang tenggelah lebih besar dari pada tekanan kebawah. 16. Apabila sebuah benda dicelupan dalam fluida maka akan mendapat gaya keatas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan. 17. Dalam menentukan nilai kelembaman secara eksperimen pada bola pejal lebih kecil dibandingkan boal berongga, karena nilai gradient yang diperoleh lebih besar. 18. Dalam menentukan momen kelembaman yang menggunakan metode tripilar dapat memberikan tingkatan kesalahan yang relative kecil, karena nilai momen kelembaman yang diperoleh dari masing-masing bola tidak jauh berbeda dengan nilai-nilai antar benang dan senar raket. 19. Dalam penentuan konstanta redaman pegas di udara lebih besar dari pada di dalam fluida, sehingga yang diperoleh lebih besar. 20. Dalam penentuan gaya gesekan pegas di udara lebih kecil dari gaya gesek pegas di dalam fluida, karena nilai konstanta redaman pegas di udara lebih dari pada nilai konstanta redaman pegas di dalam fluida.

140

B. SARAN 1. Untuk Asisten Kinerjanya sebagai asisten sudah cukup bagus, tetapi kalau bias asisten jangan lari-larikan praktikan, apa lagi waktu konsultasi atau ACC laporan. Asistennya sudah luar biasa hebat semoga bias dipertahankan dan ditingkatkan lagi. 2. Untuk Laboratorium Sebaiknya di dalam laboratorium di pasangkan pendingin ruangan atau AC karena di dalam laboratorium terlalu pengap dan panas, jadi kita tidak konsentrasi terhadap traktikum yang kita lakukan.

141

You might also like