Professional Documents
Culture Documents
disusun oleh
Catatan kuliah ini ditulis dengan banyak merujuk tulisan Bapak Koko Martono dan Bapak Warsoma Djohan
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Daftar Isi
1 Teknik Pengintegralan 1.1 Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.2 Menentukan anti-turunan . . . . . . . . . . . 1.2.1 Metode substitusi . . . . . . . . . . . . 1.2.2 Metode anti-turunan parsial . . . . . . 1.2.3 Metode substitusi yang merasionalkan 1.3 Integral fungsi rasional . . . . . . . . . . . . . 1.4 Integral fungsi trigonometri . . . . . . . . . . 2 Bentuk Tak Tentu dan Integral Tak Wajar 2.1 Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.2 Bentuk Tak Tentu . . . . . . . . . . . . . . 2.2.1 Bentuk tak tentu 0/0 . . . . . . . . . 2.2.2 Bentuk tak tentu / . . . . . . . 2.2.3 Bentuk tak tentu 0 . . . . . . . . 2.2.4 Bentuk tak tentu . . . . . . 2.2.5 Latihan . . . . . . . . . . . . . . . . 2.3 Integral Tak Wajar . . . . . . . . . . . . . . 2.3.1 Integral Pada Selang Hingga . . . . . 2.3.2 Integral Pada Selang Tak Hingga . . 1 1 2 2 3 4 5 7 1 1 2 2 2 3 4 5 6 6 7
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
3 Deret Tak Hingga 3.1 Barisan Tak Hingga . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.1.1 Kemonotonan . . . . . . . . . . . . . . . . 3.1.2 Kekonvergenan . . . . . . . . . . . . . . . 3.2 Deret Tak Hingga . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.3 Uji Kekonvergenan Deret Suku-suku Positif . . . 3.3.1 Uji Integral . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.3.2 Uji Banding . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.4 Deret Berganti Tanda . . . . . . . . . . . . . . . . 3.5 Deret Pangkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.6 Deret Taylor dan Hampiran Taylor untuk Fungsi .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
1 . 1 . 2 . 3 . 4 . 6 . 6 . 7 . 9 . 10 . 13
ii
MA1201 Kalkulus 2A
iii
K. Syuhada, PhD.
Integral atau anti turunan adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping derivatif atau turunan. Perhatikan: y = f (x) = x2 , yang memiliki turunan y = f (x) = d f (x) = 2 x. dx
Sekarang, jika diketahui f (x) = 2 x, maka f (x) = x2 adalah salah satu anti-turunan yang sesuai. Secara umum, sering kita tuliskan f (x) = x2 + C, dimana C konstanta. Contoh diatas memberikan informasi bagi kita bahwa anti-turunan bersifat tidak tunggal dan karenanya lebih sulit daripada turunan.
Perhatikan bahwa kita dapat menuliskan df (x) = f (x) dx. Atau, df (x) = f (x) + C = f (x) dx.
1.2
Menentukan anti-turunan
Bagaimana kita dapat menyelesaikan atau menentukan suatu anti-turunan? Gunakan keterampilan teknis Manfaatkan aturan dasar (Beberapa) aturan dasar anti-turunan: 1. k dx = k x + C 2.
xr dx =
1 xr+1 , r = 1 r+1
3.
ex dx = ex + C
4.
ax dx =
1 x a +C ln a
dst...
1.2.1
Metode substitusi
Metode substitusi merupakan salah satu metode/teknik/cara menyelesaikan integral atau mencari anti turunan. Kuncinya adalah menentukan pemisalan/substitusi MA1201 Kalkulus 2A 2 K. Syuhada, PhD.
untuk suatu fungsi tertentu dengan tepat. Contoh: 2 x +1 dx x2 mungkinkah kita memisalkan y = x2 1? atau y = x2 dan mencari anti-turunan ? atau memisalkan y = x 2 ? Contoh lain, ex dx. 4 + 9 e2x Selesaikan dengan memisalkan y = ex ; y = e2x ; y = 9 ex ; y = 9 e2x ; y = 4 + 9 ex ; y = 4 + 9 e2x ; ?
1.2.2
Teknik lain mencari anti-turunan adalah dengan metode anti-turunan parsial atau integral parsial, dimana kita memanfaatkan konsep turunan dua fungsi. Contoh, selesaikan x cos x dx Misalkan u = f (x), v = g (x), d (u v ) = u v + u v dx d(u v ) = uv = Jadi, u dv = u v v du
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
misalkan u = x, atau u = cos x, ? Nampak bahwa metode integral parsial mendorong kita untuk mencari substitusi yang tepat. Bagaimana dengan ln x dx, yang terlihat seperti hanya melibatkan satu fungsi?
1.2.3
Metode ini dilakukan pada permasalahan mencari anti-turunan suatu fungsi yang memuat akar, seperti n (ax + b)m dx atau a2 x2 dx,
dimana kita ingin menghilangkan tanda akar tersebut. Merujuk namanya, metode/teknik ini mengharuskan kita melakukan pemisalan atau substitusi, seperti (ax + b) = un , untuk mencari anti-turunan n (ax + b)m dx. Contoh, x
3 x 4 dx,
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
yang dapat diselesaikan dengan memisalkan (x 4) = u3 atau x = u3 + 4, sehingga anti-turunan diatas dapat diselesaikan sebagai ( 6 ) 3u + 12 u3 du
Untuk kasus mencari anti-turunan a2 x2 dx, dapat digunakan substitusi x = a sin t, /2 t /2, sehingga diperoleh a2 x2 = a cos t Perhatikan bahwa substitusi lain adalah x = a tan t, /2 < t < /2, atau x = a sec t, 0 t , t = /2
1.3
Mencari anti-turunan berbentuk seperti 14x + 1 dx, x3 + 5x adalah salah satu kajian penting karena melibatkan polinom P (x) = 14x + 1 MA1201 Kalkulus 2A 5 K. Syuhada, PhD.
dan Q(x) = x3 + 5x yang perlu diperhatikan derajat-nya. Perhatikan bahwa pada kasus diatas, derajat pembilang (satu) lebih kecil daripada derajat penyebut (tiga). Dengan demikian, dapat dituliskan 14x + 1 A Bx + C = + 2 3 x + 5x x x +5 dimana derajat pembilang satu tingkat lebih rendah daripada derajat penyebut. Dengan manipulasi aljabar, diperoleh A = 1/5; B = 1/5; C = 14. Pada prinsipnya, kita ingin menguraikan fungsi rasional P (x)/Q(x) menjadi jumlahan beberapa fungsi rasional dengan derajat pembilang satu tingkat lebih rendah dari derajat penyebut baik secara langsung, seperti Bx + C , x2 + 5 ataupun tidak langsung, seperti C , (2x + 5)2 dimana kata tidak langsung merujuk pada pemisalan y = 2x + 5 dengan turunan konstan. (untuk pandangan lain, lihat catatan kuliah W Djohan, 2012) Diskusi: Bagaimana kita mencari anti-turunan x2 11x + 15 dx ? (x 2)2 (x + 1) Apakah dengan menguraikan A B C x2 11x + 15 = + + ? 2 2 (x 2) (x + 1) x 2 (x 2) x+1
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
1.4
Kita ingin menyelesaikan anti-turunan fungsi trigonometri, sinn x dx, atau cosn x dx, untuk n genap atau ganjil. Atau, sinm x cosn x dx, pada beberapa kemungkinan nilai m dan n. Tentunya tidak dapat kita lupakan aturan dasar anti-turunan seperti berikut 1. sin x dx = cos x + C 2.
cos x dx = sin x + C
3.
sec2 x dx = tan x + C
4.
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Bentuk tak tentu? Bentuk apa? Bentuk tak tentu yang dimaksud adalah bentuk limit dengan nilai seolaholah: 0 ; ; 0 ; ; 00 ; 0 ; 1 0 Contoh:
x0
lim
sin x x
dan x x2 lim , x4 x4 yang apabila kita substitusikan titik limitnya, kita peroleh nilai 0 . 0 Pertanyaan: Berapakah nilai limit diatas?
2.2
2.2.1
lim
f (x) , g (x)
dengan
xc
Cara penyelesaiannya dengan mengubah bentuk f (x)/g (x) (menguraikan pembilang dan penyebut; merasional bentuk pecahan; menggunakan rumus trigonometri dll) sehingga sifat-sifat limit fungsi dapat dipakai. Contoh 1: hitunglah
x0
lim
sin x x
Contoh 2: hitunglah x x2 lim x4 x4 Solusi: x x2 lim x 4 x 4 ( x 2)( x + 1) = lim x4 ( x 2)( x + 2) x+1 = lim x4 x+2 = 3/4
2.2.2
lim
MA1201 Kalkulus 2A
dengan
x
Cara penyelesaiannya dengan mengubah bentuk f (x)/g (x) (merasional bentuk pecahan; memunculkan bentuk 1/xn dengan n bilangan asli dll) sehingga sifat-sifat limit fungsi dapat dipakai. Contoh: hitunglah x x2 lim x x4 (Perhatikan bahwa jika kita substikan titik limitnya, kita dapatkan nilai limit berbentuk tak hingga per tak hingga) Solusi: x x2 lim x x 4 ( x 2)( x + 1) = lim x ( x 2)( x + 2) x+1 = lim x x+2 1 x(1 + ) x = lim 2 x x(1 + x ) 1 1 + limx x = 1 1 + 2 limx x =1
2.2.3
Sekarang, pandang
xc
dengan
xc
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Kita dapat menghitung limit diatas dengan cara mengubah bentuk f (x)g (x) menjadi bentuk f (x) 1/g (x) sehingga diperoleh bentuk 0/0, atau menjadi bentuk g (x) 1/f (x) dengan bentuk /. Contoh 1: hitunglah ( ) lim x sec 2x x 4 4 Solusi: ) sec 2x x 4 4 x 4 = lim x cos 2 x 4 lim x = = = 1/2 Contoh 2: hitunglah ( ) 1 lim sin x x x (
2.2.4
dengan
x
caranya penyelesaiannya dengan mengubah menjadi bentuk /. MA1201 Kalkulus 2A 4 K. Syuhada, PhD.
Solusi: tuliskan x2 + 2x + x x2 + 2x x = x2 + 2x x x2 + 2x + x 2 2 x + 2x x = x2 + 2x + x 2x = ( ) 2 x2 1 + x +x = 2x ( ) 2 x 1+ x +1
Jadi,
x
lim
( ) x2 + 2x x = 1
Solusi: 3/2
2.2.5
Hitung
Latihan
lim
x2 + x 2x 1
Perhatikan bahwa kita dapat menuliskan ( ) 1 x2 1 + x 2 x +x ( ) = 1 2x 1 x 2 x dan untuk x berlaku sehingga untuk x berlaku sehingga Jadi,
x
lim
x2 + x = 1/2 2x 1
dan
x
lim
x2 + x = 1/2. 2x 1
2.3
2.3.1
Misalkan kita ingin menghitung 1 dx. x1 Kita dapat (dengan mudah) menyelesaikannya dengan memisalkan y = x 1 sehingga 1 dx x1 = y 1/2 dy = 2y 1/2 + C =2 x1+C Namun, bagaimana jika kita ingin menghitung integral tentu 5 1 dx ? x1 1
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
1 x1
Apabila kita menghitung integral pada selang [1, 5], maka tindakan yang dilakukan dikatakan sebagai perhitungan integral tak wajar. Jadi, 5 1 dx x1 1 5 1 = lim + c1 x1 (1 ) = lim 2 x 1 +
c1
=4
2.3.2
Pada bagian sebelumnya, kita melihat salah satu bentuk integral tak wajar dimana integran bernilai tak hingga. Sekarang kita lihat bentuk lain dimana integran kontinu dan terdenisi di domainnya, namun integral yang kita hitung memiliki (salah satu) batas tak hingga. Contoh 1: hitunglah 0 1 dx 2 1 + x yang mana kita tahu fungsi f (x) = (, ). Solusi: 0 1 dx 2 1 + x 0 1 dx = lim a a 1 + x2 ( )0 = lim tan1 x a a ( ) 1 tan a = lim
a 1 1+x2
= (/2)
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
lim f (x) = .
1 dx = = . x(x + 1)
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Barisan adalah fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan asli, f : N R, yang mana f (n) = an , dikenal sebagai barisan bilangan real {an }; an disebut sebagai suku ke-n atau rumus umum suatu barisan. Contoh: an = atau 1 1 {1, , , . . .} 2 3 Diskusi: Mungkinkah ada rumus suku ke-n yang lain yang memberikan beberapa suku pertama barisan yang sama dengan diatas? Jawab: Ada! a1 = 1; an+1 = an 1 + an 1 , n
Perhatikan bahwa rumus suku ke-n suatu barisan tidak tunggal. Contoh: Tentukan rumus suku ke-n dari barisan-barisan berikut: 1. {1, 1, 1, 1, . . .} 2. { 8 , 5 , 4 , . . .} 2 2 2 1
Apa (lagi) yang bisa kita lakukan terhadap suatu barisan? Jawab: menyelidiki... ke-monoton-an ke-terbatas-an ke-konvergen-an
3.1.1
Kemonotonan
Untuk no 1, suku-suku barisannya adalah 3 2 5 3 1, , , , , . . . 4 3 8 5 yang cenderung mengecil (turun). Kita menduga bahwa barisan {an } monoton turun. Apabila kita perhatikan secara teoritis rasio rumus suku ke-n + 1 dan ke-n, an+1 n2 + 2 n = 2 < 1, n N, an n + 2n + 1 maka an+1 < an , n N. Sehingga {an } merupakan barisan monoton turun. Denisi: Barisan bilang real {an } dikatakan monoton turun, jika untuk setiap n N, an+1 < an . (bagaimana denisi untuk barisan monoton tidak turun, naik, tidak naik? barisan tidak monoton?) MA1201 Kalkulus 2A 2 K. Syuhada, PhD.
3.1.2
Kekonvergenan
lim an = a.
Barisan {an } yang tidak punya limit dikatakan divergen; limit barisannya , , atau beroskilasi. Contoh: Barisan an =
n n+1 2n
konvergen ke
1 2
karena
lim
n+1 1 = . 2n 2
lim (1)n
Solusi: Barisan diatas dapat ditulis menjadi perkalian dua barisan an bn dengan an = n sin , n
yang konvergen ke 1 . Dengan demikian barisan {cn } konvergen ke 1 n. 2 2 Teorema: Misakan barisan {an } konvergen ke a dan barisan {bn } konvergen ke b, maka barisan-barisan MA1201 Kalkulus 2A 3 K. Syuhada, PhD.
{an bn } konvergen ke ab
n {a } konvergen ke a , b = 0 bn b
{an + bn } konvergen ke a + b {an bn } konvergen ke a b Teorema: Setiap barisan bilangan real yang konvergen selalu terbatas Setiap barisan bilangan real yang monoton dan terbatas selalu konvergen Latihan: Selidiki kekonvergen barisan-barisan berikut dengan memanfaatkan sifat kemonotonan dan keterbatasan, an = dan bn = 2n n! 1 1 2n
3.2
ak ,
atau jumlah n suku pertamanya. Barisan {sn } disebut sebagai deret (tak hingga) bilangan real. Notasi deret:
n=1
an = a1 + a2 +
Sedangkan sn =
n k=1
ak , 4 K. Syuhada, PhD.
MA1201 Kalkulus 2A
disebut jumlah parsial ke-n dari deret Deret n=1 an dikatakan konvergen jika barisan jumlah parsialnya mempunyai limit; dikatakan divergen jika limitnya tidak ada. Contoh: Deret
n=1
1 n(n + 1)
dapat diselidiki kekonvergenannya dengan cara tulis rumus jumlah parsialnya hitung limitnya Dengan demikian, sn = 1 k (k + 1) k=1 k=1 ( ) n 1 1 = k k+1 k=1 ak = 1 n+1 ) =1
n n
= ... = 1 dan
( lim sn = lim 1
n
1 n+1
Artinya, deret konvergen ke 1 (konvergen dengan jumlah 1). Latihan: Selidiki kekonvergenan deret-deret berikut 2n+1 1. n=1 n2 (n+1)2 1 2. n=1 n (deret harmonik) n+1 3. n=1 (1) Teorema: Jika deret n=1 an konvergen maka
n
MA1201 Kalkulus 2A
3.3
Menguji kekovergenan deret dengan suku-suku positif dapat dilakukan dengan cara antara lain 1. Uji integral 2. Uji banding 3. Uji akar*
3.3.1
Uji Integral
divergen. Namun, untuk kepentingan pengujian kekonvergenan deret dengan Uji Integral, maka kita anggap kita belum mengetahui bahwa deret tersebut divergen. Secara geometris, deret diatas memiliki arti luas persegipanjang dengan pan1 jang alas 1 dan tinggi n , n = 1, 2, . . .. Jumlah luas persegipanjang ini lebih 1 besar dibandingkan luas daerah yang dibatasi oleh {x 1, 0 y x }. Dengan kata lain, 1 1 > dx. n x 1 n=1 Sekarang, kita hitung integral tak wajar pada selang tak hingga b 1 1 dx = lim dx b 1 x x 1 ( )b = lim ln x
b 1
= lim ln b
b
1 n
K. Syuhada, PhD.
Teorema: Misalkan f fungsi kontinu, monoton turun, dan f (x) > 0 pada selang [1, ). Jika integral tak wajar 1 f (x) dx konvergen/divergen, maka deret n=1 f (n) konvergen/divergen Latihan: Selidiki kekonvergenan dari deret-deret berikut: 1 1. n=1 2n+1 1 2. n=2 n ln2 n Solusi: Integral tak wajar 1 dx = , 2x + 1 1 sedangkan
2
1 1 dx = . 2 ln 2 x ln x
3.3.2
Uji Banding
Teorema: Misalkan deret-deret n=1 an dan n=1 bn adalah deret dengan suku-suku positif, Jika an bn untuk semua n N dan n=1 bn konvergen, maka n=1 an konvergen Jika an bn untuk semua n N dan n=1 bn divergen, maka n=1 an divergen Latihan: Selidiki kekonvergenan deret-deret berikut 1. n=1 2n1 +1 MA1201 Kalkulus 2A 7 K. Syuhada, PhD.
2.
1 n=2 ln n
Teorema: Misalkan deret-deret n=1 an dan n=1 bn adalah deret dengan suku-suku positif, Jika
n
lim
an = c, c > 0 bn
lim
an =0 bn
n=1
dan Jika
n=1
bn konvergen maka
an konvergen
lim
an = bn
n=1
dan
n=1
bn divergen maka
an divergen
Latihan: Lakukan uji banding limit dengan deret lain pada 1. n=1 2n1 +1 1 2. n=2 ln n untuk menyelidiki kekonvergenannya. Pengujian kekonvergenan dengan uji integral atau uji banding dengan deret lain seringkali tidak mudah; integral tak wajar sulit/tak dapat dihitung dan/atau tidak dapat dicari deret pembandingnya. Kita dapat menguji kekonvergenan suatu deret dengan suku deretnya sendiri. Teorema : Jika n=1 an deret dengan suku-suku positif dan
n
lim
an+1 =L an
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
3.4
(1)n+1 an = a1 a2 + a3 a4 + . . . ,
dimana suku-sukunya memiliki tanda positif negatif secara berselang-seling. Seperti sebelumnya, kajian utama kita adalah menguji kekonvergenan deret ganti tanda. Contoh: n+1 = 1 1 + 1 1 + ... 1. n=1 (1) n+1 1n 2. 2 =1 1 +1 1 + n=1 (1) 2 4 8 Solusi: Divergen, Konvergen. Teorema: Jika barisan {an } memiliki suku-suku (kesemua sukunya) positif, monoton turun dan limn an = 0, maka deret
n=1
(1)n+1 an
konvergen. Selidiki kekonvergenan deret-deret berikut: n+1 1 1. n=1 (1) n 1 n+1 2. n=1 (1) n ln n Denisi: Deret n=1 an disebut konvergen mutlak jika deret
n=1
MA1201 Kalkulus 2A
|an |
an
n n
n=1
(1)n
3n n!
3.5
Deret Pangkat
Sejauh ini kita telah mempelajari deret yang jelas bentuk deretnya. Kini, kita akan melihat deret yang tidak jelas, yang dinyatakan dalam x, seperti
n=0 n=0 (1)n n x = . n n 2 n=1
xn = 1 + x + x2 + . . . , |x| < 1;
n! xn = 1 + x + 2 x2 + 6 x3 + . . . ;
Catatan: Perhatikan himpunan x yang membuat deret konvergen/divergen. Denisi: Deret yang berbentuk
n=0
MA1201 Kalkulus 2A
dikatakan sebagai deret pangkat dalam (x c) atau deret pangkat berpusat di c. Perhatikan bahwa deret diatas konvergen untuk x = c. Adakah nilai x yang lain yang menyebabkan deret tersebut konvergen? Contoh 1: deret
1 n x n ! n=0
Contoh 2: deret
(1)n n x n n 2 n=0
yang mana an+1 n an = 1 = |x| 2 lim |x| < 1 (atau |x| < 2) dan Artinya, deret akan konvergen mutlak untuk 1 2 divergen untuk 1 | x | > 1 (atau | x | > 2). Namun untuk x = 2, 2
(1)n n 1 1 1 2 = 1 + + + ... n n 2 2 3 4 n=0
konvergen; untuk x = 2,
(1)n 1 1 1 (2)n = 1 + + + + . . . n n2 2 3 4 n=0
kovergen untuk 2 < x 2 atau (2, 2]. Catatan: Himpunan semua x dimana deret pangkat konvergen dikatakan sebagai selang kekonvergenan deret. MA1201 Kalkulus 2A 11 K. Syuhada, PhD.
Teorema:
n Jika deret pangkat n=0 an x konvergen di x1 = 0, maka deret tersebut konvergen mutlak untuk |x| < |x1 | n Jika deret pangkat n=0 an x divergen di x1 , maka deret tersebut divergen untuk |x| > |x1 |
Teorema: Deret pangkat kovergen hanya untuk x = 0 Deret pangkat kovergen mutlak untuk setiap x R Terdapat suatu r > 0 sehingga deret pangkat konvergen mutlak untuk |x| < r dan divergen untuk |x| > r (r > 0 adalah jari-jari kekonvergenan) Latihan: Tentukan jari-jari dan selang kekonvergenan deret (1)n+1 2n 1. (x 3)n n=0 n2 n+1 2. (n + 1) (x 1)n n=0 (1) Teorema: Misalkan deret pangkat
n=0
an xn
n=0
memiliki jari-jari kekonvergenan r > 0. Maka, fungsi f (x) = dapat diturunkan pada (r, r) dengan f (x) =
n=0
an xn
n an xn1
an xn
MA1201 Kalkulus 2A
12
K. Syuhada, PhD.
n memiliki jari-jari kekonvergenan r > 0. Maka, fungsi f (x) = n=0 an x dapat diintegralkan pada setiap selang bagian tertutup dari (r, r) dan untuk setiap x (r, r) berlaku
0 x
f (t) dt =
n=0
an xn+1 n+1
Teorema Abel : n Jika f (x) = n=0 an x , |x| < 1 dan deret n=0 an konvergen, maka
n=0
an = lim f (x)
x 1
dan
n=0
3.6
Bagaimana kita dapat menguraikan fungsi tersebut? Seberapa banyak (sampai berapa suku) kita harus menguraikannya? Deret pangkat f (x) = a0 + a1 x + a2 x2 + . . . =
n=0
an xn
dapat diturunkan suku demi suku sampai tingkat tak hingga, f (n) (x) = n!an + 2.3 . . . n(n + 1)an+1 x + . . . , untuk |x| < r. MA1201 Kalkulus 2A 13 K. Syuhada, PhD.
Apabila kita mengambil x = 0, f (0) = a0 , f (0) = a1 , f (0) = 2!a2 . . . f (n) (0) = n!an atau a0 = f (0); a1 = f (0) f (0) f (n) (0) ; a2 = ; . . . ; an = 1! 2! n!
untuk |x| < r, r > 0 jari-jari kekonvergenan, dan f (0) (0) = f (0). Deret tersebut dikenal dengan nama Deret MacLaurin. Jika titik pusatnya digeser ke c, maka
f (n) (c) f (x) = (x c)n , n! n=0
untuk |x c| < r, r > 0 jari-jari kekonvergenan dan f (0) (c) = f (c). Deret ini disebut Deret Taylor yang berpusat di c dari fungsi f . Latihan: Tentukan deret Taylor dan selang kekonvergenan dari fungsi f berikut di titik c, 1. f (x) = sin x di c = 2. f (x) = ln x di c = e Seberapa banyak (sampai berapa suku) kita harus menguraikan deret Taylor di titik c? MA1201 Kalkulus 2A 14 K. Syuhada, PhD.
Perhatikan bahwa kita dapat menuliskan deret Taylor sebagai f (x) = Pn (x) + Rn (x) dimana
n f (k) (c) Pn (x) = (x c)k k ! k=0
dengan diantara c dan x. Teorema: Misalkan fungsi f dapat diturunkan sampai tingkat tak hingga pada selang (c r, c + r). Misalkan barisan bilangan real {Mn } konvergen ke nol. Jika untuk setiap n N, x, (c r, c + r) berlaku f n ( ) (x c)n Mn n! maka fungsi f dapat dinyatakan sebagai Deret Taylor pada selang (c r, c + r). Latihan: Hitunglah, 1. e 2. ln 5 dengan ketelitian sampai 4 desimal
MA1201 Kalkulus 2A
15
K. Syuhada, PhD.