You are on page 1of 10

Prantoro: Axel Pengembang: Denna Lik Gombes: Sasha Cipluk: Evelyn Preman+Ceples: Anggar Ati: Age

Lagu orang lorong: Lorong, Orang orang lorong Bolong, Rumah kami bolong Lorong, Orang orang lorong Kosong, Nasib orang kolong Kami yang di miskinkan oleh suatu sebab Terpinggirkan di jurang kekalahan Kami yang di kalahkan oleh suatu sistem Tersingkirkan di ladang kami yang telah hilang Kami yang lahir di tanah air subur makmur Tapi hidup dan di besarkan di lahan kering kerontang Tanah kami telah di rampas Hak hidup entah telah di curi siapa? Negeriku kaya, aku yang miskin Bangsaku makmur, hidup kami yang hancur Dasar Orang orang lorong Beginilah nasib dan hidup Yang harus tertindas Kalah , kalah , kalah TIBA TIBA SAJA DAERAH KAWASAN KUMUH ITU TERSERANG PENYAKIT ANEH, YANG HAMPIR BELUM PERNAH TERJADI DI DAERAH TERSEBUT. SALAH SEORANG WARGA MENGERANG KESAKITAN. 001. CIPLUK : (TERIAK KESAKITAN) Aug !!! kergh aduh ulu hatiku, aduh kepalaku, aduh kakiku. Akh Aduh.. akankan kematianku datang hari ini.

002. LIK GOMBES : Hus ! Jangan omong ngawur seperti itu, kalo Gusti Allah dengar, kuwalat kamu, bisa dicabut beneran. 003. CIPLUK : Tetapi ini sungguh sakit, aku tak kuat lagi.

004. CEPLES : Iktiar yu, dedonga biar sakitnya berkurang. 005. ATI : (SESUDAH AMBIL MINUMAN DI KOLONGNYA) ini minum dulu biar tenang. 006. CEPLES : Iya ini di minum dulu, biar enteng. ORANG YANG SAKIT MEMINUM AIR YANG DI BERIKAN TETANGGANYA, NAMUN AIR ITU TERASA PANAS DAN MEMUNTAHKANKEMBALI. 007. CIPLUK : Panas Panas racun racun (SEMAKIN MENGERANG KESAKITAN) 008. LIK GOMBES : Wah Kalau ini pasti Ayan !

009. ORANG YANG LAIN : Hus ! 010. LIK GOMBES : Kalau bukan ayan, pasti kesurupan.

011. CEPLES : Wah bisa jadi. (KEPADA YANG SAKIT) kamu tadi nguntal apa tho? Kok jadi kangsluban ? Kamu tadi dolanan dimana ? kok bisa kesurupan, sadar yu, sadar.. 012. LIK GOMBES : Sekarang panggilkan mbah karto dukun saja, biar di jampi-jampi. 013. CEPLES : Jangan mbah karto dukun, kurang ampuh. Lebih baik lik minah cucunya mbah kartono. 014. LIK GOMBES 015. CEPLES sembuhkan orang kesurupan. : Hus ngaco ! Lik minah itu dukun bayi ! : Tapi pas selasa kliwon kemarin, dia juga bisa

016. LIK GOMBES : Nggak! dia itu cuma pura-pura menyembuhkan. Lha wong yang kesurupan waktu itu keponakannya sendiri, dan itu cuma bohongbohongan, dia itu cuma akting menyembuhkan, dan keponakannya pura-pura kesurupan. 017. CEPLES 018. LIK GOMBES 019. ATI : Tetapi mantra-mantra dan rapalannya mantep lho! : Ngapusi, Bohong ! itu cuma ngawur. : Lha wong saya lihat sendiri kok.

020. LIK GOMBES : Alah malah cerigis. Sudah tho sekarang panggil mbah karto. 021. CEPLES : Aku tetep nggak setuju kalau mbah karto, orang nya sudah pikun. Lik minah saja. 022. LIK GOMBES : Dasar Wong ngeyel ! Sudah dibilang minah itu dukun bayi ! sudah. Aku aku pergi panggil mbah karto.(HENDAK PERGI)

023. CEPLES (HENDAK PERGI) 024. ATI dukun. 025. LIK GOMBES, CEPLES

: Sakarebmu ! aku pergi panggil lik minah ! : Cukup ! temannya sakit malah ribut diskusi soal : Tetapi kita harus panggil dukun.

026. CIPLUK : (TERIAK LEBIH KERAS) Aku tidak kesurupan. Aduh jantungku, otakku, kupingku, tanganku, semua tambah sakit. CIPLUK MENGERANG SEMAKIN KERAS KARENA SEMAKIN KESAKITAN, ORANG ORANG SEMAKIN BINGUNG HENDAK MELAKUKAN APA. HINGGA PADA AKHIR DATANG SESEORANG (PRANTORO) YANG BERPAKAIAN AGAK BERSIH DATANG MEMBANTU. 027. SRI PRANTORO : Walah walah gusti Allah, ada apa ini, ada apa kok ribut banget. Mbak-mbak ada apa ini. ? apa butuh pertolongan ? 028. CEPLES : Wah kami betul-betul kewalahan mbak, kawan saya ini sakit luar biasa, tetapi kami tak dapat berbuat apa-apa. 029.SRI PRANTORO : Gampang, jangan kuatir. Sebelum kita bersaudara lebih jauh. Perkenalkan, nama saya Sri Prantoro, kebetulan saya sedikit memiliki ilmu pengobatan, bersyukur sekali saya pernah dapat anugerah, di percaya untuk berguru pada seorang tabib dari China, dan masalah biaya tidak usah dipersoalkan. 030. ORANG-ORANG 031. SRI PRANTORO gaya penyembuhan saya. : Terima kasih.., andaikan saja semua dokter seperti itu. : Sekarang coba kuperiksa, barangkali cocok dengan

KEMUDIAN PRANTORO MEMERIKSA ORANG SAKIT, MENGANALISA DAN MEMBERI OBAT PADA CIPLUK.NAMUN CIPLUK MALAH SEMAKIN MENGERANG-NGERANG KESAKITAN. 032. CIPLUK : Wah ajaib, sembuh total. Saya sekarang tidak merasakan sakit apapun. (KEPADA SRI PRANTORO) terima kasih mbak, terima kasih banget. 033. ORANG ORANG : Terima kasih, terima kasih. 034. SRI PRANTORO pertolongan kecil. 035. ORANG ORANG : Sudah.. jangan berlebihan begitu, ini hanya : Tetapi tetep terima kasih, terima kasih.

036. SRI PRANTORO : Iya, iya, sekarang lebih baik saudara-saudara kembali bekerja, jangan buang-buang waktu hanya untuk mengucapkan terima kasih. Saya cukup senang kok membantu saudara-saudara. 037. ORANG ORANG : Baik, terima kasih, terima kasih.

ORANG ORANG LORONG MULAI BERANGKAT BEKERJA MENINGGALKAN RUMAH LORONG MEREKA.

SRI PRANTORO YANG SEBELUMNYA TAMPAK HALUS BUDI, LEMAH LEMBUT, MULAI TAMPAK SIFAT LICIKNYA. 038. SRI PRANTORO : Dasar orang-orang goblog, kena tepu prantoro kalian. Prantoro dilawan. KEMUDIAN SRI PRANTORO MEMANGGIL SESEORANG : BU PENGEMBANG. 039. SRI PRANTORO : Bagaimana ? Gampangkan? 040. BU PENGEMBANG : Beres ?

041. SRI PRANTORO : Beres ! Siapa dulu ? Sri Prantoro. Menyelesaikan masalah tanpa masalah, tidak perlu susah-susah datanglah berkah. 042. BU PENGEMBANG : Bagus bagus. Bagus.

043. SRI PRANTORO : Inilah yang namanya politik balas budi. Jadi ibu pengembang yang terhormat, perlu ibu ketahui bahwa untuk rencana pembebasan tanah lorong ini, Sengaja saya sebarkan virus penyakit di daerah lorong ini, yang tentu saja sudah saya siapkan penawarnya. Sejak awal saya yakin kok, kalau orang orang lorong pasti kesulitan dalam pengobatan. Maklum, mereka kan cuma gembel. Nah pada saat yang tepat itulah, Sri Prantoro datang sebagai pahlawan penyembuan. mereka akan menganggap saya dewa mereka. Dan sekarang tinggal tunggu balas jasa mereka saja. 044. BU PENGEMBANG : Sip! Skenario penggusuran tanah rancanganmu memang sip. Seindah tempat tamasya yang hendak kita bangun disini, dan sengetop, ketenaran kita kelah. SIP.INDAH.TOP. 045. SRI PRANTORO umum. 046. BU PENGEMBANG : Nah adegan dua, adegan pemilu pertemuan milik : (MENGANGGUK-ANGGUK)

047. SRI PRANTORO : Kita bikin pertemuan antara Ibu dengan warga. warga akan saya provokasi untuk menerima kehadiran Ibu. 048. BU PENGEMBANG : Lanjutkan

049. SRI PRANTORO : Yang perlu Bu pengembang ingat. Ibu di sini sebagai aktris, AKTRIS. Jadi Ibu di sini harus akting, AKTING. Pura-pura saja ibu akan membeli dengan harga tinggi, kemudian akan membangun kawasan ini sebagai tempat rekreasi yang indah yang akan membuat harum nama bangsa. Kalau atas nama bangsa mereka pasti percaya bu. Kemudian Ibu janjikan mereka pekerjaan yang layak 050. BU PENGEMBANG (TERTAWA GEMBIRA) : OK! Pastikan semua berjalan dengan lancar.

051. SRI PRANTORO : Oww.. pasti! Nah, saya kira adegan satu sudah cukup, silahkan Ibu kondur dan nantikan saja kabar selanjutnya. Selamat jalan.

BU PENGEMBANG SEGERA MENINGGALKAN TEMPAT KUMUH TERSEBUT. DENGAN SENYUM BANGGA AKAN KEPINTARAN DAN KELICIKANNYA, SRI PRANTORO JUGA MENINGGALKAN TEMPAT TERSEBUT. SETELAH PRANTORO PERGI, TERNYATA ADA SALAH SEORANG PENGHUNI YANG MENDENGAR DAN MELIHAT SENDIRI AKAL LICIK SRI PRANTORO, PENGHUNI ITU BERNAMA CEPLES, MUNCUL DARI SALAH SATU SUDUT KAWASAN KUMUH DAN KOTOR ITU. 052. CEPLES : Kurang ajar, dasar begundal , sundal, kadal mangan sandal. Mentang mentang kami ini orang bodho lantas dibodohi. Kurang asem. Maling, ngaku pulisi. Iblis ngaku malaikat. HARI TELAH PETANG, MALAM TELAH MENJELANG. ORANG ORANG LORONGPUN TELAH KEMBALI PULANG KE ISTANA KUMUH MEREKA. MESKIPUN DALAM KEADAAN LELAH SEHARIAN BEKERJA, MEREKA MASIH MEMILIKI RASA MARAH KETIKA CEPLES MENCERITAKAN KEJADIAN SESUNGGUHNYA YANG TELAH DI SKENARIO OLEH SRI PRANTORO. ORANG ORANG ITUPUN MENGADAKAN REMBUG KERE . 053. CEPLES : Gombal, gombal tenan, gombal mukiyo tenan, iblis, iblis tenan. Huh.. pingin aku remas-remas mukanya. Mentang mentang kita ini orang miskin, trus diperlakukan seenaknya. 054. CIPLUK : Saya yang lebih kecewa lagi, masak nyawa orang di permainkan, diatur oleh yang kuat,dipenggawe, memang kita ini boneka, saya nggak terima, akan saya lawan, saya hajar mati-matian. 055. LIK GOMBES : Tunggu dulu, sabar, sareh marah ya marah, tapi jangan gedubrah gedubruh waton sasaksana sasak sini. Nesu bolah boleh saja tetapi jangan grusa grusu, aja kesusu. 056. CIPLUK : Lha piye saya harus sabar, saya yang kena tipu, saya yang dipermainkan. 057. LIK GANDUL : Kita semua kena tipu, kita semua yang di permainkan. 058. CIPLUK : Tetapi kan aku sing ketiban kuman, kena sakitnya, sakit yang sesungguhnya di sebarkan oleh si brengsek, tempe bosok itu. Emosi aku, marah tenan iki aku. 059. ATI : Marah ya marah, tetapi mbok ya dengarkan dulu omongan lik Gombes ini. Siapa tahu dia punya cara jitu untuk meluapkan amarahmu. 060. CIPLUK : Lha marah je, bebas tho.

061. LIK GOMBES : bebas gundulmu, pluk cipuk ! hei mbul, meski kita marah, kita emosi, nesu, kita sebagai orang yang berbudaya, orang yang punya sopan santun, punya adat yang adiluhung, kita ini masih punya aturan, masih memiliki tata krama tidak waton bebas. 062. CIPLUK : oalah entut lik !. orang bebas kok dilarang, lha wong mereka saja, orang-orang yang selalu berbudaya, juga setiap hari dengan bebasnya menginjak-nginjak harga diri kita. Mereka yang ngakunya pejabat negara, pemegang kekuasaan, pemegang tampuk pemerintahan, juga dengan bebas membiarkan kita miskin, terinjak-injak, dan banyak orang lagi yang dengan bebas dan

cueknya melupakan kita, anak-anak kita. Mereka rebutan uang, sementara orang seperti kita kelaparan. Tai kucing, tai kucing semua. Gitu kok kita nggak boleh bebas. 063. LIK GOMBES : Oalah Gusti Allah pangeran. Kok bisa-bisanya kamu bicara seperti itu. Seperti bukan orang beriman saja. 064. CEPLES : Sudah ! Sudah ! lha kok omongannya malah ngalor ngidul ra karuan. Kita kumpul di sini itu kan untuk bicarakan nasib kita. 065. ATI : Iya sekarang lik Gandul biar ngomong dulu. 066. LIK GOMBES : Kita di sini memang marah, tidak terima dipermainkan. Tetapi kita kan tidak tahu apa maksud apa orang tadi pagi mempermainkan kita, kita tidak tahu tipuan apa yang sesungguhnya. 067. CEPLES : Benar Lik, kita tidak tahu udang di balik batunya.

068. LIK GOMBES : Nah ! untuk itu, kita telusuri saja dulu maksudmaksud itu. Dan ingat jaman seperti sekarang ini jangan grusa grusu pakai okol, tapi harus pakai akal. Kalau hanya pakai okol kita pasti mudah di perdaya. Gampang di adu domba. 069. ATI : Terus yang akan kita lakukan apa lik ? 070. LIK GOMBES 071. JAMBUL 072. ATI 073. LIK GOMBES 074. ORANG ORANG 075. LIK GOMBES 076. CIPLUK 077. LIK GOMBES : Menunggu. : Alah.. kesuwen lik, dan nggak jelas nunggu apa? : Kita nunggu apa lik ? : Kita tunggu kedatangannya. : Siapa lik ? : Ya orang yang tadi pagi ngadalin kita. : Lha kok kamu yakin, justru dia yang akan datang. : Lha sudah jelas-jelas kelihatan tho?

geliat gelagatnya kadal satu itu Mereka ingin bermain, kita ikuti permainnya. Pura-pura saja kita tidak tahu apa-apa, bersikaplah biasa-biasa saja. 078. SRI PRANTORO saudaraku tercinta. 079. LIK GOMBES : (TIBA-TIBA MUNCUL) Selamat malam saudara: Oh selamat malam, silahkan.. silahkan mampir.

080. SRIPRANTORO : Terima kasih, kebetulan saya lewat, dan saya sempatkan mampir. Bagaimana yang sakit pagi tadi, sudah sembuh ? 081. CIPLUK 082. SRI PRANTORO : Sukurlah mas, tidak kambuh lagi. : YA baguslah

083. LIK GOMBES : Lha kok njanur gunung di sempatkan mampir segala, ada yang bisa kami bantu, sebagai rasa ucapan terima kasih akan kami bantu semampunya. 084. CEPLES : Ya, kalau cuma bantuan tenaga, kami masih bisa kok.. 085. SRI PRANTORO : Bukan, kami kesini bukan bermaksud akan merepotkan saudara-saudara di sini kok. Saya hanya ingin berkunjung, silaturahmi. Hanya itu, tidak lebih. (TIBA-TIBA SUARA PONSEL PRANTORO BERBUNYI, DAN DIA MENJAWAB PANGGILAN TERSEBUT) Oh.. ya sudah.. beres.. pasti beres kalau ditangan saya, ibu gak usah kuatir. tidak lama. paling dalam hitungan hari iya terima kasih ibu. 086. SRI PRANTORO : Maaf, sahabat bisnis saya sedang membutuhkan keahlian saya. Oh ya bu, saya lewat kampung sini, sebenarnya sedang mencari desa LOH IJO saya sudah mondar mandir kesitu kesini kok tidak ada papan nama desa LOH IJO. 087. LIK GOMBES : Yah kebetulan, desa kami ini namanya LOH IJO, dan kami memang tidak memasang papan nama, karena memang kecuali kami miskin, toh juga tida ada yang bakal berkepentingan dengan orang-orang semacam kami. 088. SRI PRANTORO terduga. 089. LIK GOMBES : Oh, kebetulan sekali, kebeulan yang betul-betul tak : Memang ada kepentingan apa mbak?

090.SRI PRANTORO : Yah kebetulan ada seorang investor yang tertarik untuk bekerjasama dengan masyarakat desa LOH IJO ini, dan beliau investor ini sangat ingin bertatap muka dan berdiskusi dengan warga di sini. 091. LIK GOMBES : Kebetulan mbak, kami ini cukup bisa mewakili masyarakat desa LOH IJO ini, saya sendiri dipercaya untuk koordinir daerah tengah, Jambul kawan saya yang tadi pagi sakit ini, mengkoordinir kawan-kawan pemulung di desa ini. 092. SRI PRANTORO : walah-walah, saya ini kok seperti ketiban ndaru berturut-turut. Lha kalau begitu langsung saja kita bahas. Kebetulan saya yang di percaya untuk penjadwalan. 093. LIK GOMBES : kalau pertemuan itu bermaksud baik untuk kepentingan semua, ya bolah boleh saja. 094. SRI PRANTORO 095. ORANG ORANG : Bagaimana kalo besok? : Besok ?

096. SRI PRANTORO : Ya lebih cepat lebih baik. Tetapi jangan kuatir, uang penghasilan besok akan kami ganti dua kali lipat, jadi saudara-saudara tidak perlu bekerja dulu. 097. CIPLUK : Kalau begitu sih oka oke saja.

098. LIK GOMBES

: Ya kalau memang maunya demikian, tidak masalah.

099. PRANTORO : Besok jam 9 pagi ya? (MENINGGALKAN PERKAMPUNGAN ITU) Adegan selanjutnya segera di mulai, skenario berjalan mulus. (PERGI) 100. LIK GOMBES 101. ATI gombal. 102. CEPLES : Nah benarkan? Pasti ada maunya. : Pura-pura saja cari alamat, pura-pura ini,itu, ah.. : Terus sekarang bagaimana lik?

103. LIK GOMBES : Kita ikuti permainannya, mari kita susun di dalam saja, ntar malah ada mata-matanya. KEMUDIAN ORANG ORANG LORONG ITU, MASUK DALAM SALAH SATU GUBUK YANG ADA DI SITU. BABAK 2 PAGI HARI, ORANG ORANG LORONG TELAH BERSIAP MENGADAKAN PERTEMUAN DENGAN ROMBONGAN INVESTOR. ROMBONGANPUN TIBA. 104. LIK GOMBES : Monggo, silahkan, silahkan , tetapi maaf apa adanya, sebab kami memang tidak memiliki tempat yang layak. 105. BU PENGEMBANG : Tidak apa-apa, kami kesini memang dengan konsep merakyat, jadi duduk di kursi darurat, tidak masalah. 106. CEPLES : alah Ibu ini seperti pejabat saja, kalau pas perkenanalan sok merakyat, kalau sudah jadi pejabat, nggak bakalan kenal rakyat, melirikpun kagak bakalan. 107. ATI : Hus.

108. BU PENGEMBANG : Kami kesini tidak akan sok, sok diatas, sok kuasa, sok kaya, sok-sokan lah. Kami kesini kan bertujuan mengajak kerja sama, jadi posisi kita sama. 109. LIK GOMBES : Terima kasih kalau memang Ibu sekalian berkehendak demikian. Mungkin bisa langsung kepada pokok persoalan. 110. BU PENGEMBANG : Begitu lebih bagus. Jadi kami sengaja ke sini untuk kerja sama, adapun kerja sama yang kami tawarkan adalah pengelolaan sebuah tempat pesiar yang elok nan indah dipandang. Tim sukses kami telah berembuk berbulanbulan tentang proyek ini, yakni akan membangun sebuah taman pesiar yang termegah sepanjang sejarah. 111. LIK GOMBES : Terus kerja sama yang di ingini ?

112. BU PENGEMBANG : kami akan beli semua tanah di sini dengan harga yang cocok, kami tidak akan menggusur, tetapi kami akan menempatkan penduduk disini

sebagai bagian dari pesiar itu, akan kami rombak, renovasi perkampungan di sini menjadi perkampungan wisata. 113. ATI 114. CEPLES miskin mungkin ? 115. BU PENGEMBANG 116. CIPLUK sekarang ini? 117. BU PENGEMBANG selayaknya karyawan. 118. LIK GOMBES keahlian? : Lantas kami di situ harus bagaimana? : Apa akan di jadikan pajangan pameran orang : Bukan, bukan pajangan, tetapi sebagai pekerja. : Sebagai pemungut sampah seperti pekerjaan kami : Bukan,bukan.. Seamua akan kami pekerjakan : tetapi kami kan tidak memiliki pengalaman dan

119. BU PENGEMBANG : Gampang, gampang itu bisa diatur, bekerja itu tidak membutuhkan keahlian kok, yang penting koneksi. Kami akan atur sedemikian rupa sehingga. 120. CIPLUK : (SUDAH TIDAK KUAT MENAHAN AMARAHNYA SEJAK TADI) sudahlah pak tidak usah basi basi, tidak usah akting di depan kami, (MARAH) kami semua disini sudah tahu akal bulus,rencana busuk kalian. Kami sudah mendengar semua tentang rencana penggusuran ini. Jadi bapak ngggak usah basa basi, kerja sama segala, tai kucing. Kami disini tidak akan setuju apapun rencana bapak, hanya tipu-tipu belaka, jadi karyawan, jadi budak sama saja, mau di beli, mau di rampas, mau diambil, dan apapun bahasanya, tetap saja kami ini akan di gusur, di singkirkan, di tendang. Dan saya tau bajingan mana yang turut berperan. 121. BU PENGEMBANG 122. SRI PRANTORO dari skenario? : Lho Pran, kok mereka tau rencana kita ? : Saya juga tidak tahu bu, aduh kenapa jadi melenceng

123. CIPLUK : Prantoro, kamu memang begundal, yang tega dengan sesama, dan orang seperti kamu ini pantas mati ! TERJADI KEGADUHAN, JAMBUL TIBA-TIBA MENYERANG PRANTORO. 124. CIPLUK : (SAMBIL MEMUKULI PRANTORO) Ini biang keladinya.

SAAT SUASANA SEMAKIN GADUH, BU PENGEMBANG MEMBERIKAN KODE KEPADA PREMAN YANG DIBAWANNYA UNTUK KELUAR DAN MEMBERESKAN PARA PEMULUNG ITU. AKHIRNYA PREMAN-PREMAN DENGAN SANGAT ANARKIS MELUMPUHKAN ORANG-ORANG LORONG ITU. ORANG ORANG LORONGPUN TETAP SAJA MENJADI ORANG KALAH.

125. PREMAN 1

: Mereka sudah dilumpuhkan bu

126. BU PENGEMBANG : Ya. Bungkam dan Ikat mereka semua, masukkan dalam gubuk mereka masing-masing dan bakar perkampungan ini. Biar terkesan kebakaran. 127. PREMAN 128. PREMAN 2 129. BU PENGEMBANG jadi makanan anjing liar. : (MENGANGGUK DAN BERTINDAK) : Prantoro bagaimana bu ? : Biar saja mati membusuk dengan lukanya, biar sekalian

ORANG ORANG LORONG, TERBUNGKAM, TERIKAT, DIBAKAR SEKALIAN RUMAHNYA. 130. LAGU KALAH ORANG ORANG LORONG: Orang orang lemah Orang orang kalah Tak mungkin kami melawan Hanya ajal yang terjelang Orang orang lorong Tetap saja kosong Tak ada harapan Tak pernah ada kepastian Kami yang kalah Kami yang tersingkir Kami yang selalu terpinggir

You might also like