You are on page 1of 25

dr.

Aries Dwi Lestari, SpPD

Kehamilan dengan hipertensi


Epidemiologi :
- prevalensi sebesar 6 8 %. - diagnosis: tensi > 140/.90 mm Hg(pada 2 kali

pemeriksaan diwaktu yang tidak sama, pada posisi duduk) Diagnosis : ada 3 kategori : 1 preeklamsi 2. Hipetensi kronik 3. Kronik hipertensi dan preeklamsi 4. Hipertensi dalam kehamilan atau hipertensi dalam kehamilan tanpa proteinuri.

Pengobatan
Hipertensi kronik diobati bila tensi lebih

150/100 mm Hg. Pengobatan yang diberikan tidak boleh golongan ACE inhibitor (captopril) dan beta bloker (resceptor bloker ) ( propranolol, bisoprolol, atenolol dll ). Pengobatan yang aman digunakan golongan CCB ( nifedipin, amlodipin), methyldopa/ dopamet )

Kapan dirujuk ???

Untuk hipertensi KRISIS (emergensi atau

urgensi ( hipertensi dengan gejala mual, muntah, sakit kepala, udem paru, stroke, serangan jantung)

Stabilisasi sebelum dirujuk :


02 2-4 liter (nasal) atau 8-10 liter

(memakai sungkup) Pasang mayo bila pasien tidak sadar Pasang infus (tetesan disesuaikan kondisi pasien) Turunkan tensi 20 persen dari MAP (untuk pasien stroke)bila tensi melebihi 220/110 bisa memakai nifedipin sublingual bisa diulang tiap 15 menit (3x pemberian) dan maintenance memakai amlodipin dan methyldopa (dopamet).

Bila bukan pasien stroke diobati

sampai tensi baik <150/100 mm Hg. Hati hati penurunan tensi pada wanita hamil tidak boleh sampai dibawah 140/90 mm Hg. Pasang kateter terutama untuk pasien tidak sadar, dan udem paru

GAGAL JANTUNG PADAKEHAMILAN


Definisi : Gagal jantung adalah sindrom

klinis (sekumpulan tanda dan gejala) yang ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat aktifitas atau saat istirahat) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Diagnosis : berdasarkan anmnesis, pemeriksaan fisik, EKG atau foto thorax, Echocardiografi-doppler dan kateterisasi

Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung kongestif
Kriteria Major Paroksismal nokturna dispnea (sesak malam hari) Distensi vena leher Ronki paru Kardiomegali Edema paru akut Gallop S3 Peningkatan tekanan vena jugularis Refluks hepatojugular

Kriteria minor
Edema eksrremitas Batuk malam hari Dispnea deffort Hepatomegali Efusi pleura Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal Takikardi (> 120/ menit) Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria minor

Stabilisasi sebelum atau selama dirujuk


02 8-10 ltr permenit (sungkup) terutama untuk udem paru Pasang infus hanya untuk memasukkan obat injeksi (bila ada hanya pemasangan venflon) Diuretic (furosemid 0,5 -1 mg / kg bb perkali pemberian (iv) (bila sesak disertai ronki). Hati hati pemberian untuk wanita hamil karena bisa menurunkan perfusi uteroplasenta. Nitrat (ISDN 5-10 mg sublingual apabila disertai nyeri dada(khas) (pada sindrom koroner/serangan jantung) Pasang kateter

KEHAMILAN DAN ASMA


Epidemiologi : Asma merupan penyakit pernafasan

kronik yang paling sering pada kehamilan, prevalensi 3 8 %. Manifestasi klinik : Fungsi paru tidak ada perubahan pada wanita hamil. Sepertiga pasien hamil dengan asma bisa stabil, sepertiga membaik, dan sepertga memburuk. Tetapi harus dimonitor kejadian asma pada wanita hamil.

Stabilisasi pasien sebelum atau selama dirujuk (status asmatikus) :


02 2-4 liter permenit (sesuai kondisi pasien)
Monitor denyut jantung janin Nebulaiser (dianjurkan steroid bila ada) Pasang infuse (tetesan sesuai kondisi) Theophylin (bila acut bisa diberikan aminophilin drip ) Injeksi steroid (bisa dexamethason) Berikan antibiotik bila ada tanda infeksi (erythromycin,

penicillin, cephalosporin generasi pertama atau kedua , azithromycin) Ranitidin injeksi

KEHAMILAN DENGAN DIBETES MELLITUS


EPIDEMIOLOGI : Sekitar 5% wanita hamil dengan

DM, dan lebih dari 90% wanita hamil terjadi DM gestasional (GDM) Diagnosis : GDM sering tanpa gejala, skrening untuk GDM masih kontroversi, bisa dilakukan bila ada faktor resiko (usia >40 tahun, berat badan lebih, obese,riwayat DM dalam garis keturunan, hipertensi, riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, BB lahir bayi >4000 gram, dislipidemia).

Diagnosis DM (darah kapiler) : gula

darah sewaktu >= 200 mg/dl, atau dan kadar darah puasa >= 110 mg/dl. Bila diambil dari plasma vena gula darah sewaktu >=200 mg/dl atau dan gula darah puasa >=126 mg/dl. Terapi : insulin (rujuk)

KAD (Ketoasidosis diabetikum)


KRITERIA DIAGNOSIS : Kadar glukosa >=250 mg% PH<7,35 HCO3 rendah Anion gap tinggi Keton serum positif

Stabilisasi rujukan
02 4ltr permenit (sesuai kondisi) Infuse Nacl 1 ltr perjam (bisa sampai 3

liter) pantau ketat Vital sign, ronki, dan produksi urin. (perkiraan kehilangan cairan 100 cc perkg bb) Pasang kateter

OSMOLAR HIPERGLIKEMIK NON KETOTIK


Gejala klinis : biasa usia tua, lemah ,

gangguan penglihatan, mual muntah, letargi, hemiparesis, kejang, koma, dan GDS >=600 mg/ml

Stabilisasi rujukan :
02 4 liter permenit IVFD Nacl 1 ltr permenit (bisa sampai 9

liter) (perkiraan kehilangan cairan 100200 cc /kg BB) pantau ketat Vital sign,ronki, dan produksi kencing. Pasang kateter Pemberian insulin dan obat-obatan di RS

KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT PENYERTA (TB, MALARIA, GIZI BURUK, HIV/AIDS, ANEMIA)

Stabilisasi rujukan : Tidak ada tindakan khusus, stabilisasi pasien hanya diperlukan pada kondisi tertentu misal, diberikan 02 bila sesak, dehidrasi (pemberian cairan : infuse RL tetesan disesuaikan kondisi), hipertermi (pemberian antipiretik paracetamol)).

Khusus untuk pasien hamil dengan anemia,

bila disertai dengan perdarahan dan syok berikan 02 4 ltr permenit sesuaikan kondisi, dan rehidrasi dengan guyur nacl 1 liter per jam ( pantau vs, ronki dan produksi urin (pasang kateter)) Bila anemia gravis tanpa perdarahan atau syok stabilisasi dengan pemberian 02 dan infuse nacl sesuai kondisi.

KEHAMILAN DENGAN HIPERTIROID


Epidemiologi : hipertiroid terjadi pada 0.02 sampai 0.3% pada kehamilan Manifestasi klinis : Takikardi, tidak tahan udara panas, fatigue (seperti gambaran normal pada kehamilan), penambahan bb yang tidak signifikan untuk wanita hamil. Tanda krisis tiroid (triad : menghebatnya tanda tirotoksikosis, kesadaran menurun dan hipertermi (skor Burch-Wartosky)

Terapi : PTU (rujuk lewat poliklinik)


Rujukan via IGD diperlukan bila ada

tanda tirotoksikosis atau tiroid krisis

Stabilisasi rujukan
02 4ltr permenit (sesuai kondisi)

Cairan rehidrasi : infuse Nacl ( tetesan sesuai kondisi)


PTU dosis besar (loading 600-1000 mg) diikuti

dosis 200 mg tiap 4 jam dengan dosis total sehari 1000-1500 mg. Solutio lugol 10 tetes tiap 6-8 jam Dexamethason 2 mg tiap 6 jam Beta bloker bila betul2 diperlukan (HR>120 x permenit ) pantau denyut jantung janin Antipiretik (paracetamol) Bila ada tanda infeksi bisa diberikan antibiotik (

You might also like