You are on page 1of 55

Diuretik merupakan zat yang meningkatkan produksi urine oleh ginjal (misalnya, kafein dalam teh, kopi, kola,

dan minuman lain). Kafein digolongkan sebagai stimulan, diklaim dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan daya tahan. Efek samping yang sering timbul adalah kecemasan dan gangguan tidur. Efek diuretiknya berpotensi menimbulkan dehidrasi. Dosis yang diperbolehkan tidak lebih dr 12 mcg/ml dalam urin atau 8 cangkir kopi. Zat-zat terlarang pada kompetisi olahraga, yaitu anabolik agent, hormon dan zat terkait, beta-2 agonist, antagonis dan modulator hormon, diuretik dan masking agent lainnya. Masking merupakan penggunaan zat atau metode spesifik untuk mencegah atau mengelabui badan antidoping dalam mendeteksi doping. Sebagai contoh penggunaan diuretik sebagai penurun berat badan, melarutkan urin, dan mengaburkan zat-zat lain, serta penggunaan probenesid untuk menghambat pengeluaran urin. Zat terlarang dalam kompetisi lainnya yaitu stimulan, narkotika, cannabinoid, glucocorticosteroid, alkohol dan beta blocker. Selain golongan narkotika, seperti kokain dan ganja, ada zat lain yang tergolong doping, yaitu anabolik dan turunannya, beta blocker, hormon, bahan dengan aktivitas antiestrogenik, dan diuretik. Komisi medik FIFA juga melarang metode yang memperkaya transfer oksigen darah secara buatan, manipulasi kimia dan fisika, serta penggunaan gen . Penggunaan deuretika terlalu banyak dapat berakibat pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Akibatnya timbul kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung. Dapat dikatakan bahwa diuretik bisa digunakan sebagai obat doping dalam olahraga dikarenakan diuretik dalam kadar tertentu dapat digolongkan sebagai stimulan, diklaim dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan daya tahan. Diuretik dapat meningkatkan eliminasi cairan dari tubuh sebagai urin. Mereka kadang-kadang disalahgunakan oleh atlet untuk mengurangi berat badan dengan cepat dalam olahraga seperti gulat di mana berat badan klasifikasi yang ketat yang terlibat; diuretik juga telah digunakan secara ilegal untuk mengurangi konsentrasi obat dalam urin sehingga obat-obatan terlarang lain tidak terdeteksi. Penggunaan diuretik dapat mempengaruhi keseimbangan mineral seperti kalium dan natrium dalam tubuh dan dapat menyebabkan, antara lain, di aritmia jantung dan bahkan kematian.

Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon berbasis protein peptida. Merangsang pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah

asam 191 amino, tunggal-rantai polipeptida yang disintesis, disimpan, dan dikeluarkan oleh sel somatotroph dalam sayap lateral kelenjar pituitari anterior. Somatotropin merujuk pada hormon pertumbuhan 1 yang diproduksi secara alami dalam hewan, sedangkan istilah somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh DNA rekombinan teknologi, dan adalah disingkat "HGH" pada manusia. Hormon pertumbuhan digunakan dalam pengobatan untuk mengobati anak-anak pertumbuhan gangguan dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa. Dalam beberapa tahun terakhir, terapi penggantian hormon pertumbuhan telah menjadi populer di pertempuran melawan penuaan dan obesitas. Efek yang dilaporkan pada pasien GH-kekurangan (tetapi tidak pada orang sehat) termasuk lemak tubuh penurunan, peningkatan otot massa, peningkatan kepadatan tulang, meningkatkan tingkat energi, meningkatkan kulit nada dan tekstur, peningkatan fungsi seksual, dan meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Saat ini, hGH masih dianggap sebagai hormon yang sangat kompleks, dan banyak dari fungsinya masih belum diketahui. Dalam perannya sebagai agen anabolik, HGH telah digunakan oleh pesaing dalam olahraga sejak tahun 1970-an, dan telah dilarang oleh IOC dan NCAA. Urin tradisional analisis tidak bisa mendeteksi doping dengan HGH, sehingga larangan itu tidak dapat dilaksanakan sampai awal 2000-an ketika tes darah yang bisa membedakan antara alam dan buatan hGH mulai dikembangkan. Tes darah yang dilakukan oleh WADA di Olimpiade 2004 di Athena terutama ditargetkan HGH. Sementara baru-baru ini varian tambahan ~ 23-24 kDa juga telah dilaporkan di post-exercise Serikat pada proporsi yang lebih tinggi. Varian ini belum diidentifikasi, tetapi telah diusulkan bertepatan dengan 22 kDa glycosilated varian kDa 23 diidentifikasi dalam kelenjar pituitari. Selain itu, varian ini beredar sebagian terikat pada suatu protein (protein mengikat hormon pertumbuhan, GHBP), yang merupakan bagian terpotong reseptor hormon pertumbuhan, dan asam labil subunit (ALS).

Peraturan Peptida dirilis oleh inti neurosecretory hipotalamus (melepaskan hormon pertumbuhan hormon /'' somatocrinin'' dan menghambat pertumbuhan hormon hormon /'' somatostatin'') ke dalam darah vena portal hypophyseal sekitar hipofisis yang kontroler utama GH sekresi oleh somatotropes.

Namun, meskipun keseimbangan ini merangsang dan menghambat peptida menentukan GH rilis, keseimbangan ini dipengaruhi oleh banyak fisiologis Analyzer, Nerve (misalnya, latihan, nutrisi, tidur) dan inhibitor GH sekresi (misalnya, asam lemak bebas) '' Analyzer, Nerve '' dari HGH sekresi meliputi: Peraturan Peptida dirilis oleh inti neurosecretory hipotalamus (melepaskan hormon pertumbuhan hormon /'' somatocrinin'' dan menghambat pertumbuhan hormon hormon /'' somatostatin'') ke dalam darah vena portal hypophyseal sekitar hipofisis yang kontroler utama GH sekresi oleh somatotropes. Namun, meskipun keseimbangan ini merangsang dan menghambat peptida menentukan GH rilis, keseimbangan ini dipengaruhi oleh banyak fisiologis Analyzer, Nerve (misalnya, latihan, nutrisi, tidur) dan inhibitor GH sekresi (misalnya, asam lemak bebas) '' Analyzer, Nerve '' dari HGH sekresi meliputi:

peptida hormon o Melepaskan hormon pertumbuhan hormon (GHRH) melalui mengikat untuk melepaskan hormon pertumbuhan hormon reseptor (GHRHR) o Ghrelin melalui mengikat hormon pertumbuhan secretagogue reseptor (GHSR) o hormon seks peningkatan androgen sekresi pada masa pubertas (pada laki-laki dari testis dan betina dari korteks adrenal) estrogen clonidine dan L-DOPA oleh merangsang GHRH rilis hipoglikemia, arginin dan propranolol oleh menghambat somatostatin rilis Puasa latihan kuat

'' Inhibitor '' GH sekresi meliputi:


somatostatin dari inti periventricular beredar konsentrasi GH dan IGF-1 (negatif umpan balik pada pituitari dan hipotalamus) dihidrotestosteron

Selain untuk kontrol oleh endogen dan stimulus proses, beberapa senyawa asing (xenobiotics seperti obat-obatan dan endokrin pengganggu) diketahui untuk mempengaruhi GH sekresi dan fungsi.

Sekresi pola

HGH disintesis dan dikeluarkan dari kelenjar pituitari anterior cara pulsatile sepanjang hari; lonjakan sekresi terjadi interval waktu 3-5 jam. Terbesar dan paling dapat diprediksi puncak GH ini terjadi sekitar satu jam setelah onset tidur. Jika tidak ada variasi yang luas antara hari dan individu. Hampir lima puluh persen HGH sekresi terjadi selama tahap ketiga dan keempat REM tidur. Antara puncak, basal GH tingkat rendah, biasanya kurang dari 5 ng/mL sepanjang hari dan malam. Sejumlah faktor diketahui mempengaruhi HGH sekresi, seperti umur, jenis kelamin, diet, latihan, stres, dan hormon lainnya.

Kapan Tubuh Melepaskan Adrenalin?


Manusia sudah terbiasa menerima dan memanfaatkan kemampuan tubuh apa adanya untuk merespon cepat dan efektif saat mulai latihan atau olahraga. Lalu mengapa adrenalin penting sebagai hormon pendukung latihan atau olahraga? Ada beberapa proses yang terjadi sebelum kita mulai melakukan aktivitas level sedang sekalipun. Saat kita mulai aktif, otot membutuhkan lebih banyak oksigen. Dengan oksigen, bahan bakar akan digunakan dan harus disuplai baik di dalam otot, di sekitar cadangan lemak, atau dalam aliran darah. Pembuluh darah dan jantung, selain menyuplai oksigen dan bahan bakar, harus menjaga tekanan darah karena darah diperlukan untuk menggerakkan otot. Seluruh respon fisiologis tubuh kita dikoordinasi oleh sistem syaraf pusat dan dimulai dari central command. Central command adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab atas permulaan setiap gerakan fisik. Jadi ketika Anda berpikir akan mengangkat sebuah beban misalnya, maka pikiran itu berasal dari perintah pusat yang akhirnya akan memicu sistem syaraf pusat untuk menaikkan denyut jantung, pernafasan, dan tekanan darah. Naiknya denyut jantung dan tekanan darah tersebut sudah cukup untuk mendukung latihan berintensitas rendah hingga sedang. Namun, ketika intensitas latihan semakin meningkat, maka tubuh membutuhkan dongkrakan semangat untuk menjaga sistem tetap baik dan responsif. Nah semangat inilah yang disebut sebagai adrenalin atau yang juga dikenal dengan epinephrine.

Adrenalin merupakan catecholamine yang diproduksi dan dilepaskan dari kelenjar adrenal (asal nama adrenalin). Adrenalin berperan penting saat latihan. Adrenalin juga penting dalam respon fight-orflight, yaitu respon spontan manusia misalnya saat olahraga ekstrim (misalnya bungee jumping), saat menghindar dari kecelakaan, dan masih banyak lagi.

Nah, rasa berdesir dalam tubuh saat respon spontan itulah yang merupakan pelepasan adrenalin dengan cepat. Pelepasan adrenalin mampu meningkatkan denyut jantung, melebarkan saluran pernafasan, dan membantu peredaran darah ke jantung, paru-paru, dan otot-otot yang sedang bekerja. Hasilnya, aliran darah meningkat pada otot-otot yang sangat aktif bekerja termasuk jantung, paru-paru, dan otak. Itulah penjelasan mengapa adrenalin sangat penting bagi latihan berintensitas tinggi. Latihan berintensitas tinggi lebih efektif pula membakar lemak.

Latihan Pemicu Adrenalin


Untuk jenis latihan anaerobik atau latihan ketahanan, metode yang paling baik untuk mendongkrak level adrenalin adalah dengan latihan full body conditioning seperti latihan ala Mixed Martial Art (MMA) atau Full Body Complex Training.

Kenapa? Karena jenis latihan tersebut melibatkan lebih banyak massa otot dengan gerakan kekuatan-ketahanan berperiode istirahat sangat singkat. Latihan ala MMA umumnya melibatkan pergerakan hampir seluruh tubuh (compound upperlower body movement) sehingga level adrenalin akan terdongkrak. Bahkan latihan jenis ini diterapkan dalam reality tv show Biggest Loser karena mampu membakar lemak sangat efektif. Sementara untuk jenis latihan kardio, terapkanlah latihan interval (interval training). Tidak perlu harus rumit, cukup kombinasi berseling antara gerakan cepat dan lambat. Misalnya, interval training dengan treadmill selama 20 menit terdiri atas 15 detik sprint diikuti dengan gerakan lamban selama 2 menit dan rasakan adrenalin Anda melonjak.

Adrenalin sebagai Pembakar Lemak


Salah satu fungsi utama adrenalin dalam tubuh adalah membantu proses lipolisis atau mobilisasi cadangan lemak. Lipolisis adalah proses pemecahan cadangan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak. Proses lipolisis bergantung pada enzim yang disebut dengan hormon sensitive lipase (HSL). Aktifnya HSL menjadi pemobilisasi cadangan lemak yang kedua, sementara adrenalin bertindak sebagai pemobilisasi yang pertama. Kemampuan adrenalin sangat kuat sehingga mampu memobilisasi lebih banyak cadangan lemak daripada yang mampu dibakar oleh tubuh. Jika terjadi kelebihan asam lemak bebas maka akan dibawa kembali dalam sel-sel lemak untuk diubah kembali menjadi ester yang menghasilkan trigliserida. Hebatnya, karena proses tersebut dianggap sebagai penggunaan tenaga yang tidak efisien, tubuh secara otomatis akan mencegahnya terjadi. Jadi ketika muncul akumulasi asam lemak yang dilepaskan lebih cepat daripada penggunaannya, proses lipolisis akan melamban dengan sendirinya. Jadi, jika lain waktu Anda ingin membakar lemak lebih banyak, ingatlah adrenalin sebagai salah satu pembakar lemak terkuat. Sisipkan kombinasi latihan full body berintensitas tinggi untuk mendongkrak level adrenalin Anda dan rasakan perbedaan hasilnya! (aan)

Selama kuartal pertama dari abad ke-20 steroid diciptakan. Sejak itu, steroid telah digunakan untuk mengobati berbagai masalah kesehatan termasuk nafsu makan yang rendah, AIDS, pertumbuhan tulang, kondisi kronis wasting akibat kanker, keterlambatan pubertas dll Kita tahu steroid anabolik dikenal untuk meningkatkan kinerja atletik dan pertumbuhan otot. Steroid anabolik juga memiliki kualitas androgenik karena berasal dari hormon pria. Jadi bila menggunakan obat-obatan ini dapat mempengaruhi karakteristik seksual.

Karena kemampuan steroid untuk meningkatkan kinerja atletik dan kekuatan, pada awal tahun 60-an jenis obat ini mulai disalahgunakan oleh banyak orang dalam bidang olahraga. Penggunaan yang salah dan overdosis dapat menimbulkan berbagai efek samping dan banyak negara memberlakukan larangan distribusi dan memproduksi untuk mengontrol penggunaan steroid anabolik. Sekarang obat ini, hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Efek paling umum dari asupan steroid adalah:

Meningkatkan pertumbuhan tulang. Meningkatkan massa tubuh secara keseluruhan dengan pertumbuhan otot meningkat dalam waktu singkat. Mengurangi berat badan dengan membakar banyak lemak tubuh. Steroid dapat mempengaruhi karakteristik seksual. Pada wanita, mereka mungkin mengalami perubahan dalam pita suara dan hasilnya adalah suara yang lebih dalam seperti pria. Pria mungkin mengalami efek pada dada seperti pembesaran pada dada karena peningkatan kadar estrogen karena tubuh berusaha untuk menyeimbangkan kadar hormon. Meningkatkan jumlah jerawat. Mengangkat tekanan darah. Meningkatkan pertumbuhan rambut (kemaluan, wajah, kepala). Lebih tinggi kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan tingkat kadar kolesterol baik (HDL). Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kardiovaskular.

Dengan semua efek dari steroid anabolik, disarankan untuk sangat berhati-hati ketika ingin membelinya, penggunaan harus diawasi oleh ahli kesehatan atau dokter.

Untuk beberapa negara, yang ingin mendapatkan obat-obatan steroid tanpa resep mungkin termasuk tindakan ilegal. Juga Anda perlu saran medis profesional di setiap tingkat penggunaan steroid agar tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Steroid anabolik yang terkenal karena penggunaannya dalam binaraga dan olahraga, karena steroid dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otot dengan memanipulasi sintesis protein. Steroid anabolik sering digunakan oleh model, atlet binaraga dan olahraga karena kemampuannya untuk membangun otot dalam waktu singkat dengan sedikit usaha. Namun, obat ini memiliki efek samping berbahaya ketika seseorang menyalah gunakannya. Efek paling umum dari steroid anabolik adalah:

Gangguan dalam produksi hormon. Hal ini karena steroid adalah hormon laki-laki dan kelebihan testosteron akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Kondisi ini mendorong tubuh bekerja untuk menyeimbangkan kadar hormon dengan cara menaikan produksi estrogen (hormon wanita). Peningkatan estrogen yang terjadi karena ketidakseimbangan hormon. Hasilnya antara lain pembesaran klitoris, pendalaman suara dan pertumbuhan rambut pada wanita. Pada pria, pembesaran buah dada. Dapat menyebabkan kerusakan hati jika dikonsumsi dengan cara diminum. Alasannya karena steroid anabolik mengubah banyak enzim inti hati. Peningkatan kadar kolesterol. Banyak orang yang berolahraga menggunakan steroid anabolik, dan dari hasil uji laboratorium menunjukan HDL (kolesterol baik) turun. Efek lainnya yaitu peningkatan kolesterol jahat (LDL) yang dapat mengakibatkan penyakit kardiovaskuler seperti aterosklerosis, penyakit koroner dan stroke. Peningkatan jumlah jerawat. Peningkatan tekanan darah.

Mengingat efek samping yang banyak dan berbahaya, maka jika anda memutuskan untuk membeli steroid anabolik maka harus dikonsultasikan dengan ahli medis. Penggunannya telah dilarang oleh hampir semua badan olahraga utama karena penyalahgunaan dari zat tersebut.

Penggunaan obat terlarang dalam olahraga profesional Australia "meluas", menurut hasil penyelidikan komisi yang dilakukan dalam satu tahun.

Komisi Kejahatan Australia (ACC) mengatakan para ilmuwan, pelatih dan staf pendukung terlibat dalam penyediaan doping namun tidak dirinci lebih lanjut.

Berita terkait

Wiggins marah dengan pengakuan Armstrong Lance Armstrong menyesal melakukan doping Menanti 'pengakuan' Lance Armstrong pada Oprah

Link terkait

Topik terkait

Australia

ACC mengatakan dalam sejumlah kasus, doping disediakan oleh sindikat kejahatan. Menteri Dalam Negeri, Jason Clare, mengatakan temuan itu "mengejutkan dan akan membuat muak para pendukung olahraga." "Atlet dari sejumlah klub dari berbagai cabang olahraga Australia dicurigai saat ini menggunakan atau pernah menggunakan peptide (asam amino) yang melanggar peraturan antidoping," kata Clare. "Langkah ini menipu dan lebih buruk lagi, menipu dengan bantuan penjahat," tambahnya. Wartawan BBC, Nick Bryant, di Australia mengatakan negara dengan pendukung besar olahraga ini, laporan tersebut merupakan hal yang sangat mengejutkan. Para penggemar olahraga mempertanyakan atlet mana yang bisa mereka percaya. ACC menyebutkan dalam laporannya penggunaan peptide dan hormon ini memiliki efek yang sama dengan steroid. "Walaupun dilarang dalam cabang olahraga profesional, peptide dan hormon digunakan oleh atlet profesional Australia melalui fasilitasi ilmuwan olahraga, pelatih dan staf," demikian laporan ACC. "Penggunaan secara meluas bahan ini berhasil diungkap atau dicurigai oleh ACC." Menteri Olahraga, Kate Lundy, mengatakan organisasi-organisasi diminta untuk bekerjasama dengan badan antidoping Australia dan badan penegak hukum untuk meredam masalah ini. "Bila Anda ingin curang, kami akan menangkap Anda. Bila Anda ingin mengatur hasil pertandingan, kami akan menangkap Anda," kata Lundy.

Laporan itu menyebutkan ada kaitan antara apa yang ditemukan di Australia dengan penyelidikan badan antidoping Amerika terkait Klik pembalap sepeda Tour de France Lance Armstrong.

Kelenjar adrenal berfungsi melepaskan berbagai hormon ke dalam tubuh. Dua hormon penting yang dilepaskan kelenjar adrenal adalah kortisol dan adrenalin. Kelenjar adrenal juga berperan memengaruhi organ reproduksi, berperan dalam metabolisme, dan memproduksi respon sistem saraf simpatik. Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal yang terdiri atas dua bagian yaitu medula dalam (inner medulla) dan korteks luar (outer cortex). Medula dalam menghasilkan epinefrin (adrenalin) sementara korteks luar menghasilkan kortisol. Fungsi Kortisol Kortisol adalah hormon steroid yang digunakan untuk mengembalikan keseimbangan tubuh selama periode stres. Oleh sebab itu, kortisol disebut juga sebagai hormon stres. Kortisol bersifat antagonis terhadap insulin dan bertugas memecah lemak dan protein sehingga memainkan peran dalam mengontrol bagaimana tubuh menggunakan nutrisi. Kortisol bisa menyebabkan penambahan berat badan untuk dua alasan. Pertama, kortisol memindahkan lemak dari hati ke otot-otot perut, dan kedua, kortisol meningkatkan nafsu makan.

PENDAHULUAN Sejak dahulu kala manusia telah memakai doping untuk menambah kekuatan badan dan meningkatkan keberanian. Misalnya penduduk Indian di Amerika Tengah dan beberapa suku di Afrika, mereka memakan zat-zat dari tumbuh-tumbuhan liar tertentu atau memakan madu sebelum menghadapi suatu perjalanan jauh, berburu atau berperang. Sejarah doping dalam olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang paling sering dijumpai pemakaian doping ini adalah pada olahraga balap sepeda. Pada waktu itu zat-zat yang populer dipakai adalah caffeine, gula dilarutkan dalam ether, minuman-minuman yang mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin dan cocain.

Meski sudah resmi dilarang, banyak atlet yang masih keukeuh memakai doping sebagai shortcut untuk memenangkan pertandingan. Selain itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan si atlet sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian. Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus menanggung rasa malu. Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris. Menurut International Congress of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnor-mal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi. Keberadaan doping di kalangan atlet agak sulit dibendung selama si atlet tidak mengakui keberadaan dan kemampuan fisiknya sendiri. Sudah banyak peraturan dan batasan-batasan yang sengaja dibuat untuk selalu menjaga kejujuran, bahkan sudah banyak sanksi tegas, mulai dari yang ringan sampai yang Salah satu jenis doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Contoh dari anabolic steroids adalah androstenedione, nandrolone dan stanozolol. THG (tetrahydrogestrinone) Steroid tiruan yang didesain secara spesifik untuk membantu atlet, ini ditemukan di laboratorium Los Angeles setelah petunjuk dari seorang pria yang menyatakan sebagai pelatih atletik terkenal. STEROID Anabolic steroids merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru. Mereka meningkatkan kekuatan otot dan mendorong pertumbuhan otot baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosteron. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Khusus bagi atlet perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya jerawat. Yang terpenting, pertumbuhannya akan berhenti. BAB II PEMBAHASAN Zat doping lain yang digunakan biasanya oleh pemanah dan penembak dengan tujuan meningkatkan ketenangan, mengurangi tangan gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi adalah obat yang tergolong betablocker. Obat ini digunakan dokter untuk mengobati penyakit jantung, yaitu mengurangi palpitation (jantung berdebar) dan menurunkan tekanan darah akibat tekanan darah tinggi.

Hal yang sering terjadi pada atlet wanita adalah pemakaian obat analgesic. Tujuannya jelas sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas, mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan.Efek sampingnya termasuk meningkatkan tekanan darah dan suhu tubuh, meningkatkan dan membuat tidak beraturan detak jantung, serangan dankegelisahan, kehilangan nafsu makan dan kecanduan. Ini dapat menyebabkan jantung berhenti, stroke dan kematian. Stimulan ini dapat ditemukan dalam resep dan obat-obat yang dijual di konter termasuk dalam herbal dan makanan tambahan. Contoh satu obat perangsang yang dilarang itu termasuk amphetamines, bromantan, cocaine, ephedrines and salbutamol. Atlet bisa berlatih lebih keras dalam periode yang lebih lama dan pulih lebih cepat dari cedera. Obat-obat itu sah digunakan dalam kondisi tertentu seperti osteoporosis, beberapa bentuk anemia dan untuk mendukung pemulihan setelah operasi besar dan sakit yang serius. Efek samping yang diakibatkan termasuk membangun ciri-ciri pria pada seorang wanita, kehilangan kesuburan, impoten, jerawat dan kerusakan ginjal. Mereka juga meningkatkan tekanan darah, memperkeras arteri dan meningkatkan resiko sakit jantung, sakit lever, dan kanker tertentu. Alasan para atlet menggunakan doping adalah untuk penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Selain itu, untuk meningkatkan ketenangan, mengurangi tangan gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi adalah obat yang tergolong betablocker. Obat ini digunakan dokter untuk mengobati penyakit jantung, yaitu mengurangi palpitation (jantung berdebar) dan menurunkan tekanan darah (penderita penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi). Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas, mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan. Cara penggunaan doping: Cara doping lainnya adalah menggunakan suntikan eritropoetin dan menyuntikkan darah. Kedua cara ini akan meningkatkan jumlah sel darah merah di dalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut oksigen. Dengan jumlah oksigen yang cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran akan berjalan lancar sehingga energi yang dihasilkan akan bertambah. Cara ini biasanya untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama. Misalnya, untuk lari jauh, maraton, thriatlon, sky, berenang 800 m, dan balap sepeda jarak jauh. Namun, efek bahaya suntikan eritropoetin darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak). Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung. Selain sejumlah kerugian tadi, dampak kejiwaan yang diderita atlet pengguna doping yang ketahuan adalah siksaan tersendiri. Banyak atlet pemakai doping yang menderita depresi. Oleh karena itu, hanya

mereka (atlet) yang menggunakan doping 99 persen bakat, 99 persen keuletan, dan 99 persen kerja keras yang akan memenangi kompetisi. Cara doping lainnya adalah menggunakan suntikan eritropoetin dan menyuntikkan darah. Kedua cara ini akan meningkatkan jumlah sel darah merah di dalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut oksigen. Dengan jumlah oksigen yang cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran akan berjalan lancar sehingga energi yang dihasilkan akan bertambah. Tetapi, segala sesuatu yang berlebihan pasti punya risiko kan? Lebih-lebih obat yang mengandung zat-zat doping, efek sampingnya terkadang jauh lebih menyengsarakan, dan enggak sebanding dengan kesenangan sesaat yang diperoleh. Lebih dari itu, penggunaan obat-obatan tersebut tanpa supervisi dari dokter atau ahli akan sangat merusak fisiologi tubuh. Jenis-jenis Doping: Zat-zat doping dikelompokan kedalam 7 golongan :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Stimulan (amphetamine,Caffein, Cocain, Aphedrine, dll) Narkotik-Analgesik (Methadone, Morphine, Oxycodone,dll) Anabolik-Androgenik ( Testosterone, Balasterone, dll) Anabolik Non Steroid ( Clenbuterol, Zeranol, dll ) Penghalang Beta ( Acebutotlol, Atenolol, Sotalol, dll ) Diuretika ( Acetazolamid, Amiloride, Chlormerodrin, dll) Peptida hormon ( Growth hormon, Adrenocortico hormon, dll)

Metode Doping yang dilarang :


8. Doping darah (blood doping) atau autotransfusi : yaitu pemberian darah, sel darah merah, pembawa oksigen buatan dan produk darah yang terkait dengan atlet. 9. Manipulasi farmakologik kimia dan fisik : yaitu penggunaan bahan dan atau metode yang mengubah, mencoba mengubah, atau diharapkan dapat mengubah, kejujuran dan validitas sampel dalam pengawasan doping

Efek penggunaan Doping: Efeknya hanya nyata bila sebelum dan selama penggunaan zat anabolic dilakukan latihan itensif, yang disertai diet yang kaya akan protein dan kalori. mengingat dosis tinggi yang diperlukan untuk efek baik tersebut dan efek samping buruk yang dapat terjadi (yang terpentingadalah gangguan fungsi hati dan tumor hati, lihat dibawah), maka pemakaian doping tidak dapat dibenarkan. Semua organisasi olahraga dunia melarang penggunaan anabolika yang dimuat dalam suatu daftar khusus. Atlit yang ketangkap basah atas dasar tes urin selalu didiskualifikasi dan didenda berat. Meskipun demikian sampai sekarang masih sering kali dilaporkan terjadinya pelnggaran.Zat-zat doping lainnya.
10. a. Efek positif

Efek penggunaan doping secara umum adalah menambah stamina, menambah rasa kepercayaan diri, menambah kekuatan badan dan meningkatkan keberanian, penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Selain itu, untuk meningkatkan ketenangan, mengurangi tangan gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi.
11. b. Efek negatif

Timbul kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung. Khusus bagi atlet perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya jerawat. Yang terpenting, pertumbuhannya akan berhenti. Alasan Pelarangan Doping
12. Alasan etis : penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas yang merupakan jiwa olahraga. 13. Alasan medis : membahayakan keselamatan pemakainya. Atlet akan mengalami : o Kebiasaan (Habituation) o Kecanduan (Addiction) o Ketergantungan obat (Drug Abuse)

BAB III PENUTUP


17. A. Kesimpulan

Doping merupakan obat penghilang rasa sakit dan dapat juga digunakan untuk meningkatkan ketenangan. Alasan para atlet menggunakan doping adalah untuk penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Selain itu, untuk meningkatkan ketenangan, mengurangi tangan gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi adalah obat yang tergolong betablocker. Obat ini digunakan dokter untuk mengobati penyakit jantung, yaitu mengurangi palpitation (jantung berdebar) dan menurunkan tekanan darah (penderita penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi). Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas, mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan.
18. B. Saran

Sebaiknya untuk para atlet yang yang memeng benar-benar menjaga sportifitas dalam bermain ataupun bertanding, dilarang keras untuk mengkonsumsi dopping, karena itu akan mempengaruhi sistem ataiu kekuatan tubuh yang nantinya akan membuat seorang atlet memiliki kekuatan lebih untuk bermain lebih keras lagi.

Saat ini sedang ramai diperbincangkan doping dan pencopotan gelar si raja Tour de France 7 kali juara,Lance Amstrong-USA ynag sangat mencoreng dunia Balap Sepeda Dunia dan yang memecahkan dan menemukan fakta adalah Badan doping America Serikat(USADA) dan kemudian Badan Sepeda Dunia(UCI) yang langsung mencopot 7 gelar Juara Tour de France dan beberapa gelar juara di lomba Balap Sepeda UCI dunia. Banyak doping yang berdedar sekitar kita,kopi dan teh pun termasuk Doping,tetapi dalam kadar rendah,Caffein yang terkandung didalamnya membuat efek melek dan badan tersa segar karena memompa dan memacu Jantung berdetak lebih kuat.Kopi baru dinyatakan DOPING oleh dokter olaharag bila kita minum 12 gelas kopi.karena kandungan Caffei yg rendah 1-2 gelas kopi membuat badan melek dan segar ,iyu tidak masuk Doping Disini saya menemukan artikel doping EPO ini dan doping EPO -erythropoietinsangat terkenal didunia balap sepeda ProfesionalDoping ini sangat canggih dan dilakukan oleh dokter olahraga yang berusaha agar Doping itidak bisa terdeteksi oleh dokter doping,ibrata polisi dan malaing saling mengadu keahlian dankemampuannya nya untuk menerapkan Technologi Blood Doping ini.Demi mencapai Gelar juara yang berbuntut menaikkan nilai kontrak dalam bisnis sponsorship bagi pembalap atau bonus dari pemerintahnya kalau dalam team Nasional. Dalam kasus Amstrong baru terungkap puluhan tahun,karena pada waktu itu kedokteran doping belum menemukan detektor doping yang canggih sedangakn klub profesional divisi 1 UCI sudah mempekerjakan dokter2 yang ahli dalam bidang itu dan membayar mahal,tapi kemenangan lebih berharga dari materi dan juga moril team Profesional mereka. Ada beberapa jenis Doping tetapi,Blood doping EPO ini sdh dikenal di kalangan profesiaonal sepeda dan juga olahraga Endurance atau daya tahan lainnya, saya akan mengenalkan Blood Doping EPO yang saat ini sedang popular dan menghapuskan semua gelar Juara sang Legenda Lance Amstrong-USA. Sport is Sport..Doping not Sportivitas.. Semga Tulisan Saya menambah pengetahuan dan ilmu kita ,untuk bersepeda sehat dan benar tanpa Doping yang bisa merusak kesehatan dan Karir kita. DOPING yang sehat adalah Berlatih sepeda secara kontinyu dan pas dengan porsinya,pengaturan volume dan intensitas Latihan dalam Bersepeda Cycling is My LIFE

PUSPITA MUSTIKA ADYA

UCI High Level Coach 2007 Certificate

EPO (erythropoietin) dan doping Diambil dari catatan dari "Obat-obatan, suplemen dan doping" Tentu Fakultas Kinesiology, Universitas Verona, Fakultas: C. Chiamulera, G. Fumagalli, R. Singa Lihat juga: Erythropoietin dan EPO , erythropoietin dan lepas pantai

Hal ini diketahui bahwa sel-sel darah (sel darah merah) membawa oksigen ke jaringan dan dalam olahraga ketahanan , seperti bersepeda, cross country ski, dll., tuntutan oksigen yang sangat tinggi Untuk beberapa waktu, oleh karena itu, telah diteliti strategi untuk meningkatkan produksi GR dalam rangka meningkatkan kinerja olahraga Strategi terbaru didasarkan pada peran erythropoietin (EPO) untuk merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah (sel darah merah) Doping menggunakan EPO manusia rekombinan (rHuEPO) dan zat terkait (misalnya darbepoetin) EPO memiliki kehidupan yang relatif singkat dalam tubuh dan efek stimulasi yang dapat bertahan hingga dua minggu

Sejarah erythropoietin

1.905 Carnot dan Deflandre hipotesis bahwa faktor humoral, yang mereka sebut hemopoietin, diatur produksi sel darah merah Hjort 1.936 menunjukkan dan membenarkan adanya faktor ini Reissmann 1950 menunjukkan bahwa ekspresi gen faktor itu diatur oleh tekanan oksigen 1977 Miyake mampu memurnikan erythropoietin manusia

1.985 Lin dan Jacobs kloning gen erythropoietin dan mengembangkan sel-sel garis sel transfected (CHO) mampu menghasilkan rekombinan eritropoetin manusia 1.989 kloning dari reseptor EPO 2.000 ringkasan darbepoetin Eritropoiesis dan hipoksia

The eritropoiesis (produksi sel darah merah baru) dikendalikan oleh sistem umpan balik yang sangat sensitif, di mana sensor pada tingkat ginjal mempersepsikan perubahan dari pemberian oksigen. Mekanisme ini didasarkan pada adanya faktor transkripsi (Hipoksia-inducible factor, HIF-1) heterodimeric (HIF-1 dan HIF-1) yang meningkatkan ekspresi gen erythropoietin. HIF-1 tidak stabil dengan adanya oksigen dan cepat terdegradasi oleh prolyl -hidroksilase dengan kontribusi protein von Hippel-Lindau Selama hipoksia propil-hidroksilase tidak aktif sesuai HIF-1 terakumulasi mengaktifkan ekspresi erythropoietin yang merangsang ekspansi yang cepat dari nenek moyang erythroid. Manusia erythropoietin

Erythropoietin adalah protein yang terdiri dari 193 asam amino (tapi 27 pertama dibelah selama sekresi) Terutama diproduksi oleh sel-sel interstisial peritubular ginjal, di bawah kendali gen terletak pada kromosom 7. Setelah sekresi eritropoietin, pada tingkat jaringan hematopoietik (sumsum tulang), mengikat ke reseptor (EPO-R) terlokalisasi pada permukaan nenek moyang erythroid dan diinternalisasi Dengan adanya anemia atau hipoksemia sintesis EPO tumbuh pesat menjadi lebih dari 100 kali dan akibatnya meningkatkan kelangsungan hidup, proliferasi dan pematangan sel-sel progenitor sumsum tulang melalui penghambatan apoptosis (kematian sel terprogram) Tingkat normal EPO dalam darah sekitar 2-25 mU / ml, tetapi dapat meningkatkan dari 1001000 kali sebagai respon terhadap hipoksia

Oksigen Mekanisme pelabuhan sensor untuk menghentikan produksi EPO ketika jumlah sel darah merah dan / atau suplai oksigen ke jaringan kembali ke ekuilibrium Mekanisme umpan balik untuk memastikan produksi yang memadai dari GR untuk mencegah anemia dan hipoksia jaringan, tapi tidak terlalu tinggi untuk menyebabkan polycythemia dengan viskositas darah yang berlebihan dan risiko kardiovaskular konsekuen. Kelebihan produksi EPO yang mengarah ke polisitemia (harus dibedakan dari vera polycythemia sekunder atau primer: gangguan myeloproliferative mana klon berkembang biak, independen EPO, progenitor sel dengan peningkatan di kedua GR dan granulosit dan trombosit ) dapat terjadi akibat penyakit jantung atau repiratorie , dari ' atas permukaan laut , dari obstruksi dari aliran darah di lokasi produksi EPO, EPO-Tumor produksi. Dalam polisitemia sekunder tingkat EPO umumnya tinggi, tetapi dapat juga diberikan dalam standar untuk peningkatan omset Itu 'juga diketahui bahwa perbedaan genetik yang ada di antara atlet mungkin menjadi elemen di dasar kapasitas kinerja yang berbeda Di antara perbedaan genetik yang mungkin dapat berhubungan dengan beberapa eritropoiesis pada umumnya dan khususnya eritropoietin yang Contohnya adalah sejarah lintas-negara ski Eero Finlandia Mntyranta, medali emas ganda pada tahun 1964 Olimpiade di Innsbruck Lahir dengan mutasi gen EPO (diekspresikan pada tingkat reseptor) yang meningkat sebesar 25-50% kemampuannya untuk mengangkut O2 dengan sel darah merah. Kondisi ini dapat direproduksi paraphysiological melalui manipulasi gen Jumlah reseptor untuk EPO bervariasi dalam sel yang berbeda dari garis sel darah merah. Maksimum terjadi pada CFU-E, jumlah menurun dengan kemajuan diferensiasi dan pematangan sel eritrosit. Eritrosit dewasa bebas dari reseptor untuk EPO Reseptor untuk EPO juga diidentifikasi pada miosit, sel endotel, dalam SSP, ovarium, dan testis EPO, oleh karena itu, diperkirakan memiliki peran fisiologis dalam pengembangan jantung dan otak EPO melindungi jaringan jantung dan peradangan saraf dan kerusakan iskemik baik melalui stimulasi langsung dari sel-sel saraf dan jantung tidak langsung dengan memobilisasi sel progenitor endotel dengan mempromosikan, dengan demikian, neo-vaskularisasi

Eksogen erythropoietin

Rekombinan erythropoietin manusia (epoetin, rHuEPO) Hanya berbeda sedikit (pada tingkat rantai karbohidrat) dibandingkan fisiologis EPO, yang, bagaimanapun, tercermin dalam kimia dan perilaku fisik molekul, misalnya, ada perbedaan muatan listrik Untuk tujuan ergogenic rHuEPO digunakan dengan dosis injeksi setiap 2-3 hari, selama 3-4 minggu, terkait dengan persiapan Besi . Bahkan, dalam kondisi rangsangan oleh erythropoietin, menjadi perlu untuk mensintesis hemoglobin pada atlet pada tingkat yang jauh lebih tinggi dari biasanya dan ini membutuhkan pasokan yang cukup besi untuk mempertahankan efisiensi erythropoietic. Setengah-hidup ev 8,5 jam Mencapai tahap pemeliharaan perekrutan dapat terjadi pada dosis yang lebih rendah, lebih sulit untuk mendeteksi kontrol doping

Darbepoetin

Lebih stabil EPO, dengan lebih berkepanjangan paruh (25,3 jam ev) dan efektivitas yang lebih besar dalam yang paling mudah diidentifikasi oleh karakteristik struktural yang berbeda dari produk dan clearance rendah endogen manusia Terapi Penggunaan erythropoietin (epoetin, Eprex , Globuren , NeoRecormon , darbepoetin: Aranesp , Aranesp )

Anemia gagal ginjal kronis berlangsung Anemia AZT (anti- HIV ) Anemia "refraktori" Anemia pasca-kemoterapi Kekurangan EPO patologis

Myeloma Myelodysplastic sindrom Penelitian tentang 'erythropoietin dalam pengembangan cepat dan berkelanjutan

Produk yang meniru aktivitas EPO Kecil peptida atau non-peptida senyawa yang dapat mengikat, mengaktifkan mereka, untuk reseptor EPO (Sains 1996; 273:458 Proc Natl Acad Sci USA 1999,. 96:12156) Baru-baru ini, misalnya, dalam percobaan in vitro, itu menunjukkan bahwa Hemolimf dari ulat sutera menghambat apoptosis sel-sel yang menghasilkan EPO meningkatkan produksi EPO dari 5 kali (Biotechnol Bioeng 2005; 91:793) Masalah pengujian untuk EPO Tidak langsung langkah-langkah untuk EPO

Mengukur kepadatan sel darah merah (hematokrit dinyatakan sebagai persentase), tingkat hemoglobin, hitung retikulosit Dalam bersepeda pengukuran hematokrit di atas 50% hasil dalam suspensi. Nilai di atas 50% dianggap tersangka oleh IOC Federasi Ski Internasional telah memberlakukan batas hemoglobin 18,5 g / dL pada pria dan 16,5 g / dL pada wanita, jika ditemukan sebelum perlombaan atlet tidak dapat berpartisipasi untuk menjaga kesehatannya Perlu ditekankan bahwa nilai-nilai hematokrit dan hemoglobin dapat bervariasi dari atlet untuk atlet dan dalam menanggapi latihan yang sama. Yang ideal adalah memiliki profil hematologi dari waktu ke waktu dari setiap atlet:

penyelidikan untuk mendeteksi penggunaan EPO yang diberikan kepada olahraga yang berbeda dan tentu saja Olimpiade Marco Pantani didiskualifikasi dari Tour of Italy untuk hematokrit 52%

Pada tahun 2003, pelari jarak Kenya Bernard Lagat (waktu tercepat kedua yang pernah di 1500 m) adalah positif (mencari rHuEPO dalam urin) untuk mengambil EPO sebelum Kejuaraan Dunia Atletik di di Paris (yang berhalangan hadir) yang selanjutnya kontra-analisis, bagaimanapun, membebaskannya. Kasus ini telah menunjukkan kebutuhan untuk mencari tes yang lebih dapat diandalkan. Baru-baru ini telah dikembangkan (dengan hasil yang baik) sebuah metode baru isoelektrik langsung, untuk membedakan EPO dall'endogena eksogen dalam sampel urin, dikembangkan di laboratorium dari Perancis Chatenay-Malabry (Nature 2000, 405:635; Anal Biochem 2002, 311:119, Clin Chem 2003, 49:901). Telah memungkinkan untuk mengidentifikasi eksogen EPO bahkan setelah 3 hari dari mengambil Adverse reaksi erythropoietin eksogen

Hipertensi (kejadian 1-30%). Mekanisme ini tidak sepenuhnya dipahami, tindakan EPO paparan vasocostritrice kronis juga menyebabkan perlawanan terhadap aksi vasodilator ' oksida nitrat . Akhirnya, EPO mempromosikan pertumbuhan sel-sel otot polos pembuluh dengan renovasi vaskuler dan hipertrofi yang dapat berkontribusi pada pemeliharaan hipertensi [Am J Dis Ginjal 1999; 33:821-8]) Nyeri tulang (tidak parah, sementara, insiden tinggi = 40%) Kejang-kejang (untuk peningkatan pesat dalam viskositas darah dan vasodilatasi loss hipoksia dengan akibat peningkatan resistensi vaskuler) Sakit kepala Tromboemboli (EP, MI, stroke yang ), semua yang berhubungan dengan darah hiperviskositas Anemia pasca-pengobatan untuk EPO produksi endogen menurun Aplasia murni merah seri (pelatihan antibodi anti-EPO?) Myeloproliferative gangguan (studi hewan, pengobatan jangka panjang?) Kerusakan oleh doping erythropoietin

Data efek samping yang tercantum di atas erythropoietin berasal hampir secara eksklusif dari perawatan terapi pada pasien dengan penyakit yang mendasari

Tidak ada studi tentang bahaya dari erythropoietin digunakan sebagai doping atlet sehat Sebuah studi dari atlet yang EPO diberikan selama 6 minggu menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tekanan darah sistolik dalam menanggapi sub-maksimal latihan Jumlah kematian di antara pengendara sepeda Belgia dan Belanda antara tahun 1987 dan 1990 telah dimasukkan pada penggunaan EPO (Gambrell dan Lombardo Obat dan doping doping darah dan eritropoetin manusia rekombinan pada:.. Mellion, MB (ed.) : Olahraga kedokteran rahasia Philadelphia:. Hanley & Belfus, 1994, hlm 130-3) Adalah salah untuk berpikir bahwa efek samping dapat terjadi pada pasien bahkan pada atlet yang sehat, meskipun dengan kejadian yang lebih rendah

Penggunaan Diuretik Sebagai Doping dalam Olahraga Diuretik merupakan zat yang meningkatkan produksi urine oleh ginjal (misalnya, kafein dalam teh, kopi, kola, dan minuman lain). Kafein digolongkan sebagai stimulan, diklaim dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan daya tahan. Efek samping yang sering timbul adalah kecemasan dan gangguan tidur. Efek diuretiknya berpotensi menimbulkan dehidrasi. Dosis yang diperbolehkan tidak lebih dr 12 mcg/ml dalam urin atau 8 cangkir kopi (Nutritions Blog. 11 april 2010). Adapun Doping adalah pemberian obat/bahan secara oral/parental kepada seorang olahragawan dalam kompetisi, dengan tujuan utama untuk meningkatkan prestasi secara tidak wajar (Richard V.Ganslen). Zat-zat terlarang pada kompetisi olahraga, yaitu anabolik agent, hormon dan zat terkait, beta-2 agonist, antagonis dan modulator hormon, diuretik dan masking agent lainnya. Masking merupakan penggunaan zat atau metode spesifik untuk mencegah atau mengelabui badan antidoping dalam mendeteksi doping. Sebagai contoh penggunaan diuretik sebagai penurun berat badan, melarutkan urin, dan mengaburkan zat-zat lain, serta penggunaan probenesid untuk menghambat pengeluaran urin (Nutritions Blog. 11 april 2010). Zat terlarang dalam kompetisi lainnya yaitu stimulan, narkotika, cannabinoid, glucocorticosteroid, alkohol dan beta blocker. Selain golongan narkotika, seperti kokain dan ganja, ada zat lain yang tergolong doping, yaitu anabolik dan turunannya, beta blocker, hormon, bahan dengan aktivitas antiestrogenik, dan diuretik. Komisi medik FIFA juga melarang metode yang memperkaya transfer oksigen darah secara buatan, manipulasi kimia dan fisika, serta penggunaan gen (Blog Doping dan Bahayanya. 15 Desember 2008). Penggunaan deuretika terlalu banyak dapat berakibat pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Akibatnya timbul kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang

terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung (Blog Doping dan Bahayanya. 15 Desember 2008). Doping bisa dibagi dalam beberapa golongan: 1. Berdasarkan materi zat tersebut, terbagi: - Zat yang bersifat stimulan. Contohnya, amiphenazole, amphetamines, amineptine, caffeine, cocaine, pentylentetfazol, salbutamol, salmeterol, dan lain sebagainya. - Narkotik, contohnya heroin, metadon, morfin, dan lain sebagainya. - Anabolic. Golongan ini terbagi lagi dalam beberapa jenis, yaitu androgenic anabolic steroids dan beta-2-agonist. Contohnya, clostebol, nandrolone, stanozolol, clenbuterol, fenoterol, dan lain sebagainya. - Diuretik, contohnya acetazolamide, mannitol, bumetadine, dan lain sebagainya. - Peptide dan hormon glikoprotein, contohnya chorionic gonadotrophin, corticotropin, atau jenis hormon yang biasa digunakan untuk pertumbuhan. 2. Obat-obat terlarang. Contohnya saja, marijuana, produk obat-obatan yang beredar di pasaran, alkohol (ethanol dalam alkohol ini masih diperdebatkan), dan lain sebagainya (http://www.mediaindo.co.id. 14 Mei 2000). Beberapa olahragawan berusaha untuk mencurangi sistem pemeriksaan doping dengan menggunakan diuretik dan zat-zat lainnya untuk menyamarkan tanda-tanda penggunaan zat terlarang. Efek sampingnya dapat secara langsung mempengaruhi kemampuan dalam berkompetisi dan berlatih. orang bisa mengalami: pusing dan bahkan pingsan dehidrasi kram otot penurunan tekanan darah kehilangan koordinasi dan keseimbangan kelainan jantung (Copyright 2008 Ladi.or.id).

Merujuk dari beberapa referensi di atas, maka dapat dikatakan bahwa diuretik bisa digunakan sebagai obat doping dalam olahraga dikarenakan diuretik dalam kadar tertentu dapat digolongkan sebagai stimulan, diklaim dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan daya tahan. Diuretik dapat meningkatkan eliminasi cairan dari tubuh sebagai urin. Mereka kadangkadang disalahgunakan oleh atlet untuk mengurangi berat badan dengan cepat dalam olahraga seperti gulat di mana berat badan klasifikasi yang ketat yang terlibat; diuretik juga telah digunakan secara ilegal untuk mengurangi konsentrasi obat dalam urin sehingga obat-obatan terlarang lain tidak terdeteksi. Penggunaan diuretik dapat mempengaruhi keseimbangan mineral

seperti kalium dan natrium dalam tubuh dan dapat menyebabkan, antara lain, di aritmia jantung dan bahkan kematian (Google terjemahan.Obat dan Olahraga. 2010).

Apakah kamu tahu apa itu obat doping? Obat ini dulunya pernah dikonsumsi atlet olahraga yang menginginkan prestasi instant. Kata Doping sendiri berasal dari kata dope, bahasa suku Kaffern di Afrika Selatan yang artinya minuman keras berkonsentrasi tinggi dari campuran akar tumbuhan yang biasa dipakai suku setempat untuk perangsang (stimulan) pada acara trance adat. Sedangkan Doping dalam Bahasa Inggris berarti zat campuran opium dan narkotika untuk perangsang. Kata doping pertama kali dipakai di Inggris pada tahun 1869 untuk balapan kuda di Inggris, di mana kuda didoping agar menjadi juara. Nilai sportifitas dalam beberapa cabang olahraga sering ternoda oleh pemakaian obat doping yang dikonsumsi atletnya. Persaingan prestasi olahraga yang semakin ketat membuat sebagian atlet sering menghalalkan berbagai cara. Apalagi ada sebagian pelatih yang bernafsu meningkatkan prestasi atlet dengan berbagai cara, misalnya latihan yang lebih keras, memanfaatkan kemajuan teknologi, atau bahkan lewat jalan pintas yaitu memberi obat doping demi prestasi dan meningkatkan performa atlitnya. Pengertian atau definisi Doping Menurut IOC (International Olympic Committee) pada tahun 1990, doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis.

JENIS OBAT DOPING


Obat-obatan yang dilarang oleh Badan Anti Doping Dunia dalam daftar tahun 2004 dapat dimasukan dalam delapan golongan. Ke delapan golongan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Stimulants Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kewaspadaan dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak. Dengan berkerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang tubuh baik secara mental dan fisik. Contohnya adalah adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline Dilarang karena dapat merangsang pikiran atau tubuh, sehingga meningkatkan kinerja dan memberi atlet keuntungan yang tidak adil. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam latihan pada tingkat yang optimal, menekan kelelahan tempur dan nafsu makan. 2) Narcotic Analgesics Analgesik narkotik biasanya mengambil bentuk obat penghilang rasa sakit yang bekerja pada otak dan sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan stimulus yang menyakitkan. Contohnya buprenorfin, dextromoramide, heroin, morfin, petidin Analgesik narkotik dilarang karena

dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri dirasakan dari cedera atau sakit sehingga untuk membantu atlet dalam latihan yang lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama. Bahaya dalam hal ini adalah bahwa obat itu hanya menyembunyikan rasa sakit tidak mengobati sakitnya itu sendiri. Akibatnya, atlet mungkin memiliki rasa aman yang palsu, dan dengan terus melatih dan bersaing, resiko kesehatan menjadi meningkat. Oleh karena itu obat ini dilarang digunakan dalam kompetisi. 3) Cannabinoids Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana. Marijuana umumnya tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena penggunaannya merusak citra olahraga. Ada juga faktor keamanan terlibat karena penggunaan ganja dapat melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan atlet dan pesaing lainnya. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah latihan, meningkatkan denyut jantung mereka, mengurangi kelemahan mereka. Obat ini Dilarang dalam kompetisi 4) Anabolic Agents Anabolik steroid androgenik (AAS) adalah versi sintetis dari hormon testosteron. Testosteron adalah hormon kelamin laki-laki ditemukan dalam jumlah besar pada kebanyakan laki-laki dan di beberapa perempuan. Anabolik steroid androgenik masuk ke dalam salah satu dari dua kategori: 1) steroid eksogen adalah substansi yang tidak mampu diproduksi oleh tubuh secara alami, dan 2) steroidendogen adalah mereka zat yang mampu diproduksi oleh tubuh secara alami. Contoh steroid eksogen adalah drostanolone, metenolone dan oksandrolon, sedangkan contoh steroid endogen adalha androstenediol (andro), dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone. Agen anabolik hanya boleh diresepkan untuk penggunaan medis saja. Dilarang karena penggunaan agen anabolik dapat meningkatkan kinerja seorang atlet, memberikan mereka keuntungan yang tidak adil. Kemungkinan lain adalah efek samping yang serius medis bagi pengguna. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk pulih setelah latihan,dan untuk melatih lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi 5) Peptides Hormones Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh ,dan setelah beredar melalui darah, dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk mengubah fungsi tubuh. Contohnya adalah eritropoietin, hormon pertumbuhan manusia, insulin, corticotrophins Hormon Peptida yang merupakan pelayan pembawa pesan antara organ berbeda, dilarang karena merangsang berbagai fungsi tubuh seperti pertumbuhan, perilaku dan sensitifitas terhadap rasa sakit. Atlet menggunakannya untuk merangsang produksi hormone alami, meningkatkan pertumbuhan otot dan kekuatan, dan meningkatkan produksi sel darah merah yang bisa meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Obat ini filarang di dalam dan di luar kompetisi

6) Beta-2 Agonists Beta-2 agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi otot-otot yang mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara. Contohnya bambuterol hidroklorida, hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol. Dilarang karena mereka dapat memberikan keuntungan yang sama dengan Stimulan (no 1) atau, jika diberikan ke dalam aliran darah, memiliki efek anabolic (lihat no 4). Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan, Beta2dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi 7) Masking Agents Agen masking adalah produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin atau sampel lainnya. Contohnya epitestosterone, dekstran, diuretik, probenesid Dilarang karena Masking Agen dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin seorang atlet atau sampel lainnya, yang memungkinkan mereka untuk menutupi penggunaan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil. Atlet memang menggunakannya untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang dalam proses pengujian. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi 8) Glucocorticosteroids Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Contohnya deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon asetonid danrofleponide Dilarang karena ketika diberikan secara sistemik (ke dalam darah) glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil atlet. Atlet menggunakanya biasanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan penyakit. Obat ini dilarang di dalam kompetisi saja.

LARANGAN PENGGUNAAN OBAT DOPING


Banyak organisasi olahraga melarang penggunaan anabolika yang dimuat dalam suatu daftar khusus dengan alasan terutama mengacu pada ancaman kesehatan (gangguan fungsi hati dan tumor hati) atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga bersih (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan umum. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau steroid anabolik tetrahidrogestrinon. Atlit yang ketahuan menggunakan doping atas dasar tes urin selalu didiskualifikasi dan didenda berat. Meskipun demikian sampai sekarang masih sering kali dilaporkan terjadinya pelanggaran.

DAMPAK PENGGUNAAN OBAT DOPING

Berikut ini merupakan dampak buruk atau bahaya doping bagi orang yang mengkonsumsinya : 1. Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan dari tubuh bahwa seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa menimbulkan exhaustion yang membahayakan kesehatan. Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam. 2. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung. 3. Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak). 4. Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung. 5. Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat bisa menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan. 6. Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlit wanita mengkonsumsi obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah pertumbuhannya akan berhenti. 7. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung. 8. HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.

KASUS OBAT DOPING


Tidak sedikit atlit yang terkenal karena penggunaan obat doping dalam pertandingan, Seperti peraih medalis emas dari Kanada Ben Johnson, olahragawan Rusia Anton Galkin, pelontar peluru Irina Korzhanenko, petinju dari Kenya David Munyasia, pemain sepak bola Diego Armando Maradona dan Claudio dari Argentina, Rodrigo Lara, Paulo Csar Chvez, Aarn Galindo dan Salvador Carmona dari Meksiko, Clarence Acua dan Fabin Guevara dari Chili, Josep Guardiola dari Spanyol, petenis Petr Korda, olahragawan Maroko Yunus al-Ainawi, Bohdan Ulihrach dari Republik Ceko, Guillermo Coria,

Mariano Puerta, Juan Ignacio Chela, Guillermo Caas, Martn Rodrguez dan Mariano Hood dari Argentina, Viktor Chisleann dari Moldavia serta pembalap sepeda Roberto Heras dan Tyler Hamilton. Semoga penjelasan mengenai doping di atas dapat menambah pengetahuan kamu, dan bermanfaat bagi kamu yang membutuhkan. Referensi : http://calon-dokter.blogspot.com/2008/06/beberapa-obat-doping.html , http://id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-exercise/2226664-tipe-obat-doping-yang-dilarang/ , http://landejavu.wordpress.com/2010/06/01/obat-doping/

Prestasi olahraga merupakan dambaan setiap atlet. Ada yang meraihnya dengan cara berlatih dengan baik disertai asupan nutrisi yang optimal, namun ada yang melakukannya dengan cara mengkonsumsi berbagai suplemen, baik yang diperbolehkan maupun yang dilarang. Zat-zat yang dikonsumsi dengan tujuan meningkatkan kinerja saat berolahraga disebut zat ergogenik. Zat-zat ergogenik didefinisikan sebagai zat-zat yang dapat meningkatkan penggunaan energi, termasuk produksi, kontrol, dan efisiensi energi. Atlet seringkali menggunakan zat ergogenik untuk meningkatkan performans dan meraih kemenangan dalam kompetisi. Diperkirakan sekitar 1 sampai 3 juta atlet di Amerika Serikat menggunakan anabolik steroid. Zat-zat ergogenik diklasifikasikan dalam 5 kategori, yaitu (1) secara mekanik, misalnya penggunaan sepatu yang sangat ringan, (2) secara psikologis, seperti hipnosis, (3) secara fisiologis, misalnya doping darah, (4) secara farmakologis, misalnya suplemen anabolik steroid, dan (5) secara nutrisional, misalnya suplemen creatin. Zat-zat ergogenik digunakan secara spesifik berdasarkan cabang olahraga, misalnya atlet yang aktivitasnya tergantung pada kekuatan otot seperti pada olahraga angkat berat biasanya menggunakan anabolik steroid untuk meningkatkan massa otot. Beberapa atlet nomor endurans seperti pelari maraton dan balap sepeda menggunakan doping darah atau eritropoetin (EPO) untuk meningkatkan kapasitas angkut oksigen.

Antioksidan Antioksidan adalah substansi yang dapat mengatasi radikal bebas. Zat-zat yang termasuk antioksidan meliputi enzim, vitamin, mineral, dan phytochemical. Seperti diketahui, pada saat olahraga konsumsi oksigen meningkat sekitar 20 kali dari kondisi awal. Dengan demikian ada risiko terbentuk radikal bebas, terlebih pada olahraga dengan intensitas tinggi. Antioksidan dikatakan dapat mengurangi risiko yang terkait dengan meningkatnya jumlah radikal bebas yang terbentuk akibat latihan fisik, melindungi terhadap penyakit akibat proses penuaan, dan mencegah penuaan dini. Riset penggunaan antioksidan pada atlet memberikan hasil yang bervariasi. Konsumsi antioksidan dalam bentuk multivitamin memberikan manfaat yang lebih baik selama latihan intensitas tinggi. Namun demikian, penggunaannya tetap harus berhati-hati, karena penelitian yang dilakukan biasanya untuk pemakaian jangka pendek. Untuk penggunaan jangka panjang

belum

cukup

informasi

tentang

hal

tersebut.

Kebutuhan perhari beberapa antioksidan adalah sebagai berikut: beta karoten 15-25 mg, vitamin C 150 mg, vitamin E 50-80 mg, dan selenium 50-100 g. Pengunaan antioksidan biasanya relatif aman, asal dikonsumsi sesuai dosis anjuran. Dosis selenium lebih dari 900 g dapat menyebabkan efek mual dan muntah, sedangkan vitamin larut lemak dapat menimbulkan efek toksik jika melebihi 10 kali lipat dosis yang diperbolehkan. Suplemen Protein

Suplemen protein dapat brupa bubuk yang dicampur ke susu atau air, dapat juga berupa protein batangan. Sebagian besar berupa protein susu. Suplemen protein diklaim dapat menstimulasi sistem imun dan mencegah menurunnya sistem imun akibat latihan berat. Namun demikian perlu diingat bahwa konsumsi protein berlebihan akan memperberat fungsi ginjal karena produk akhir protein adalah amonia yang harus dibuang melalui ginjal. Disamping itu harga suplemen ini biasanya mahal. Ginseng Ginseng diklaim dapat meningkatkan pembentukan energi, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan libido, dan menjaga kesehatan. Studi tentang ginseng memberikan hasil yang bervariasi, tergantung pada dosis, cara pemberian, desain penelitian yang digunakan, dan tipe ginseng yang digunakan. Dalam 100 g ginseng mengandung 338 kalori, 12,2 g protein, 70 g karbohidrat, beberapa vitamin, dan zat-zat aktif lainnya. Meskipun diperbolehkan, penggunaan ginseng harus berhatihati, karena beberapa sediaan ginseng mengandung produk herbal lain, misalnya efedrin, yang tidak selalu tertulis dalam kemasan. Dosis harian dari akar kering ginseng 0,5-2 g per hari. Dosis toksik pada manusia belum diketahui. L-Carnitin L-carnitin merupakan asam karboksilat rantai pendek, dibentuk secara endogen dari asam amino lisin dan metionin. Zat ini diklaim dapat meningkatkan kemampuan aerobik dan menurunkan lemak tubuh. Sebuah penelitian yang menggunakan L-carnitin 4 g selama 7 hari disertai latihan anaerob intensitas tinggi tidak menunjukkan adanya efek ergogenik, namun hanya meningkatkan kadar serum carnitin. Penggunaan dalam dosis besar dapat menyebabkan diare. Hasil penelitian penggunaan L-carnitin sebagai zat ergogenik memberikan hasil yang bervariasi. Dari 13 penelitian yang sudah dilakukan, dilaporkan 9 penelitian tidak menunjukkan adanya efek suplementasi L-carnitin dalam meningkatkan kadar asam lemak, VO2max, maupun dalam meningkatkan performans, sedangkan 4 penelitian menunjukkan manfaat ergogenik Lcarnitin. Kafein

Kafein digolongkan sebagai stimulan, diklaim dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan daya tahan. Efek samping yang sering timbul adalah kecemasan dan gangguan tidur. Efek diuretiknya berpotensi menimbulkan dehidrasi. Dosis yang diperbolehkan tidak lebih dr 12 mcg/ml dalam urin (8 cangkir kopi). Creatin Monohydrate

Creatin monohydrate diklaim dapat meningkatkan kekuatan otot, memperbesar otot, membantu membakar lemak, dan meningkatkan daya tahan serta menunda kelelahan. Zat ini merupakan salah satu komponen dalam sumber makanan tinggi protein, seperti daging merah. Secara endogen dibentuk dari asam amino glisin, arginin, dan metionin oleh hati, ginjal, dan pancreas. Sebagian besar creatin disimpan di otot skelet, dan sekitar 5 % di jantung, otak, dan testis. Beberapa studi memperlihatkan efek jangka pendek suplementasi creatin dalam aktivitas yang menbutuhkan kekuatan dan poser. Namun demikian, suplementasi creatin tidak berdampak pada aktivitas yang membutuhkan daya tahan. Doping dalam Olahraga

Doping didefinisikan sebagai terjadinya pelanggaran satu atau lebih peraturan anti-doping yang dikeluarkan oleh badan anti-doping dunia. Adapun yang termasuk dalam doping adalah sebagai berikut: 1. Terdapat zat terlarang atau metabolit atau markers dalam sampel olahragawan 2. Menggunakan, memiliki, memperdagangkan zat erlarang atau metode terlarang. 3. 4. 5. Merusak Memberikan atau Menolak atau upaya menyerahkan upaya memberikan merusak kepada sampel sampel olahragawan.

Zat-zat terlarang, yaitu anabolik agent, hormon dan zat terkait, beta-2 agonist, antagonis dan modulator hormon, diuretik dan masking agent lainnya. Masking merupakan penggunaan zat atau metode spesifik untuk mencegah atau mengelabui badan anti-doping dalam mendeteksi doping. Sebagai contoh penggunaan diuretik sebagai penurun berat badan, melarutkan urin, dan mengaburkan zat-zat lain, serta penggunaan probenesid untuk menghambat pengeluaran urin. Metode terlarang yaitu meningkatkan transfer oksigen melalui doping darah, manipulasi kimiawi dan fisik, misalnya melalui infus intravena, merusak sampel, doping gen.

Zat terlarang dalam kompetisi yaitu stimulan, narkotika, cannabinoid, glucocorticosteroid. Zat terlarang dalam olahraga tertentu, yaitu alkohol dan beta blocker. Penggunaan Zat-zat Ergogenik

Penggunaan sistem rating dapat digunakan untuk menilai zat ergogenik. Warna merah berarti berhenti, artinya jangan dikonsumsi. Warna kuning berarti hati-hati. Warna hijau berarti boleh dikonsumsi. Zat ergogenik dalam klasifikasi merah berarti harus dihindari karena tidak ada bukti ilmiah mempunyai efek ergogenik atau berbahaya bagi kesehatan, atau termasuk dalam daftar larangan IOC. Zat ergogenik dalam klasifikasi kuning berarti harus digunakan secara hatihati karena masih dibutuhkan bukti penelitian terkait dengan manfaat dan keamanannya. Zat ergogenik dalam klasifikasi hijau boleh digunakan oleh atlet karena manfaatnya terbukti secara ilmiah selama dikonsumsi sesuai dosis yang ditentukan dan dalam periode waktu tertentu. Meskipun diklasifikasi hijau bukan berarti zat ergogenik ini boleh untuk setiap atlet. Zat ergogenik klasifikasi hijau dapat meningkatkan performans atlet untuk jenis olahraga tertentu. Beberapa contoh zat ergogenik klasifikasi merah yaitu androstendedione, DHEA, 19norandrostendedione, 19-norandrostendediol, ephedra. Contoh zat ergogenik klasifikasi kuning yaitu ginseng, ginkgo biloba, coenzyme Q10, cytochrome c, carnitine, chromium, echinacea, glucosamine, glutamine, HMB, colostrum, kafein. Zat ergogenik klasifikasi hijau yaitu penggantian air dan karbohidrat, creatin, antioksidan, suplemen besi, suplemen kalsium, suplemen multivitamin dan mineral. Sebagai respon terhadap penggunaan zat-zat ergogenik di kalangan atlet, dikeluarkan kebijakan yang mengatur penggunaannya dan program tes doping untuk memonitor. Jadi sangatlah penting untuk para praktisi mengetahui zat-zat ergogenik sehingga dapat menerapkannya dengan bijaksana dan dapat memberikan saran yang tepat bagi atlet.

DOPING TERHADAP OLAHRAGA DI INDONESIA


27 Oct 2010 Leave a Comment by rendrapjk08 in sport education PENDAHULUAN Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus-menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting untuk mewujudkan adalah melalui gizi seimbang yaitu energi yang dikeluarkan untuk olahraga harus seimbang atau sama dengan energi yang masuk dari makanan. Makanan untuk seorang atlet, harus mengandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk aktifitas sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung zat gizi penghasil energi yang jumlahnya tertentu. Selain itu makanan juga harus mampu mengganti zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakan untuk aktifitas olahraga.

Pengaturan makanan terhadap seorang atlet harus individual. Pemberian makanan harus memperhatikan jenis kelamin atlet, umur, berat badan, serta jenis olahraga. Selain iyu, pemberian makanan juga harus memperhatikan periodisasi latihan, masa kompetisi, dan masa pemulihan. Gerak yang terjadi pada olahraga karena adanya kontraksi otot. Otot dapat berkontraksi karena adanya pembebasan energi berupa ATP yang tersrdia di dalam sel otot. ATP dalam sel otot jumlahnya terbatas dan dapat dipakai sebagai sumber energi hanya dalam waktu 1 sampai 2 detik. Kontraksi otot dapat berlangsung apabila ATP yang telah berkurang di bentuk kembali ATP dapat berasal dari kreatin fosfat, glukoda,glikogen dan asam lemak.penambahan energi ini bisa dengan menggunakan obat. Dalam kedokteran hal ini biasa disebut dengan Doping. Dalam sejarah manusia, doping sudah dipakai sejak zaman dahulu. Pada waktu itu, orang Amerika dan Afrika mamakan berbagai tumbuhan liar dan madu untuk kekuatan sebelum perang, berburu, dan melakukan perjalanan jauh. Pada perang dunia II, banyak ditemukan pil-pil amphetanine untuk mengatasi rasa letih dan ngantuk. Istilah dope pertama kali timbul pada tahun 1889 pada suatu perlombaan balap kuda di Inggris sedangkan kata dope itu sendiri berasal dari salah satu suku bangsa di Afrika Tengah. Sejarah doping dalam olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang paling sering dijumpai pemakaian doping ini adalah pada olahraga balap sepeda. Pada waktu itu zat-zat yang populer dipakai adalah caffeine, gula dilarutkan dalam ether, minuman-minuman yang mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin dan cocain. Akhirnya, peneliti menyimpulkan ada 4 golongan obat yang termasuk kedalam golongan doping, yaitu psychomotor stimulants, symphatomimetic amines, centralnervous system stimulants, dan narcotic analgesics.

RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. Bagaimana pengertian dopping ? Bagaimana upaya pemberantasan dopping di Indonesia ? Bagaimana bahaya dopping bagi atlet olahraga ?

TUJUAN 1. 2. 3. Untuk mengetahui pengertian dopping. Untuk mengetahui pemberantasan dopping di Indonesia Untuk mengetahui bahaya dopping bagi atlet olahraga

PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DOPING

Definisi-definisi untuk doping ini berubah-ubah terus sesuai dengan perkembangan zaman. Defmisi yang pertama digariskan adalah pada tahun 1963 dan berbunyi sebagai berikut : doping adalah pemakaian zat-zat dalam bentuk apapun yang asing bagi tubuh, atau zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar dengan jalan tak wajar pula oleh seseorang yang sehat dengan tujuan untuk mendapatkan suatu peningkatan kemampuan yang buatan secara tidak jujur. Juga bermacam-macam usaha psikologis untuk mening- katkan kemampuan dalam olahraga harus dianggap sebagai suatu doping.Lalu karena dirasakan sukar untuk membedakan antara suatu pemakaian doping dengan suatu pengobatan memakai obat- obat stimulantia maka ditambah pula hal-hal baru dalamdefinisi tersebut : Bila karena suatu pengobatan terjadi kenaikan suatu kemampuan fisik karena khasiat obat atau karena dosis yang berlebih maka pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu doping. Pada kongres ilmiah Olahraga Internasional di Tokyo ada perubahan dengan definisi doping menjadi: Doping adalah pemberian kepada, atau pemakian oleh, seorang atlet yang bertanding, suatu zat asing melalui cara apapun, atau sutau zat fiiologis dalam jumlah yang tak wajar atau diberikan melalui cara tak wajar dengan maksud atau tujuan khusus untuk meningkatkan secara buatan yang tidak jujur kemampuan atlit dalam pertandingan. Dalam olahraga, doping merujuk pada penggunaan obat peningkat performa oleh para atlet agar dapat meningkatkan performa atlet tersebut. Akibatnya, doping dilarang oleh banyak organisasi olahraga. Menurut IOC (International Olympic Committee) pada tahun 1990, doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis. Alasannya terutama mengacu pada ancaman kesehatan atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga bersih (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan umum. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau steroid anabolik tetrahidrogestrinon. Sudah banyak atlet yang terkenal sebagai pengguna doping seperti, pemain sepak bola Diego Amargo Maradona. Meski sudah resmi dilarang , banyak atlet yang masih menggunakan doping sebagai shortcurt untuk memenangkan pertandingan selaib itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan pemakainya sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat bahkan kematian. Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus menanggung rasa malu. Jenis obat yang masuk doping adalah gol;ongan stimulan (perangsang), golongan narkotik analgesic, golongan anabolik steroid, golongan detablocker, golongan deuretika, serta golongan peptide hormons dan analognya. Selain itu, ada cara tertentu termasuk doping yaitu darah. Doping yaitu doping darah, manipulasi secara fisik, dan farmakologi, adapun, bahan obat yang dibatasi adalah alkohol, mariyuana, anestesi lokal, dan kortikosteroid, salah satu jenis doping yang sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon andraginiksteroid. Jenis hormon ini

mempunyai efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun perempuan karena mengganggu keseimbangan hrmon tubuh serta meningkatkan resiko terkena penyakit hati dan jantung. Bagi atlet remaja, itu akan menyebabkan timbulnya jerawat yang terpenting, dapat menyebabkan pertumbuhanya berhenti. Zat doping lain yang digunakan biasanya oleh pemanah dan penembak dengan tujuan meningkatkan ketenangan, menurangi tangan gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi adalah obat yang tergolong obat betablocker. Obat ini digunakan dokter untuk mengobati penyakit jantung yaityu mengurangi oaloitation (jantung berdebar) dan menurunkan tekanan dara akibat tekanan darah tinggi. Hal yang sering terjadi pada atlet perempuan adalah pemakaian obat analgesic. Tujuanya jelas sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernafas, mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan. Pada beberapa jenis olahraga yang memiliki kriteria berat badan, misalnya angkat besi, atlet wanita atas kemauan sendiri atau arahan pelatihnya menggunakan diuretika, yang tujuanya mengeluarkan cairan tubuh. Pemakaian yang terlalu sering akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung Cara doping lainya adalah menggunakan suntikan eritropoetin dan menyuntikan darah. Kedua cara ini akan mningkatkan jumlah sel darah merah didalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut oksigen. Dengan jumlah oksigen yang cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran akan berjalan lancar sehingga energi yang dihasilkan akan bertambah. Cara ini biasanya digunakan oleh atlet yng nenerlukan daya tahan lama. Misalnya, untuk lari jauh, maraton, thriatlon, sky, berenang 800m, dan balap sepeda jarak jauh.Namun, efek bahaya suntikan eritropoetin darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya struk (pecahnya pembuluh darah di otak). Doping dengan suntikan darah akan meninbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah diatas normal ,dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptidae harmonis dan analognya dapat berakibat atlet sakit kepala, perasaan selalu letih, deptesi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung. Selain jumlah kerugian tadi, dampek kejiwaan yang di derita atlet pengguna doping adalah siksaan tersendiri. Banyak atlet yang menderita depresi. B. PEMBERANTASAN DOPING DI INDONESIA Dalam olahraga, doping merujuk pada penggunaan obat peningkat performa oleh para atlet agar dapat meningkatkan performa atlet tersebut. Akibatnya, doping dilarang oleh banyak organisasi olahraga. Menurut IOC (International Olympic Committee) pada tahun 1990, doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis. Alasannya terutama mengacu pada ancaman kesehatan atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga bersih (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan umum. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin, atau steroid anabolik tetrahidrogestrinon ke jaringan tubuh, (2)

manipulasi kimiawi dan fisik, misalnya merusak atau mengubah integritas dan validitas sampel yang dikumpulkan atau infus intravena, (3) doping gen dengan cara memanipulasi gen dalam bentuk apa pun untuk meningkatkan atau menurunkan faktor fisiologis, misalnya mengubah kontrol produksi hormonal dari zat-zat normal dalam tubuh dengan hormon pertumbuhan (erythropoietin). Seorang olahragawan yang hanya dengan bukti kondisi medis terpaksa harus menggunakan zat terlarang atau metode terlarang melalui dokter medisnya dapat mengajukan permohonan Pembebasan Penggunaan Terapeutik kepada federasi internasional cabang olahraga dengan pemberitahuan ke Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) paling lambat 21 hari sebelum kompetisi. Federasi internasional cabang olahraga bersangkutan dan LADI wajib segera melapor ke Badan Anti-Doping Dunia (WADA) tentang pemberitahuan Pengecualian Penggunaan Terapeutik olahragawan yang bersangkutan. WADA, atas inisiatif sendiri, dapat melakukan peninjauan kapan saja atas Pengecualian Penggunaan Terapeutik tersebut. WADA dapat membatalkan keputusan atas hasil peninjauan atau pemeriksaan terhadap kasus yang berkaitan dengan Pengecualian Penggunaan Terapeutik. o Komitmen Indonesia

Indonesia ikut dalam penandatanganan Deklarasi Copenhagen pada 5 Maret 2003. Ini menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah berkomitmen kuat untuk ikut bersama-sama gerakan dunia internasional melawan doping dalam olahraga. Pemerintah Indonesia mendukung secara serius upaya perang melawan doping dengan dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 85, yaitu (1) Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga, (2) Setiap induk organisasi cabang olahraga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan disertai sanksi, (3) Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah. Sebagai pengoperasian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 yang antara lain berisi memberikan dasar dan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan LADI untuk perang melawan doping dalam olahraga. Guna menunjukkan konsistensi dan komitmen kuat Indonesia dalam perang melawan doping kepada dunia internasional, Pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi terhadap konvensi internasional antidoping dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2007 tentang pengakuan terhadap Konvensi Internasional tentang Antidoping dalam Olahraga. Pemerintah Indonesia telah mendepositokan instrumen ratifikasi tersebut kepada UNESCO di Paris pada 30 Januari 2008. C. BAHAYA DOPING BAGI ATLET INDONESIA Efek anabolic steroids ini pada wanita adalah : Membesarnya otot jadi seperti pria (sebenarnya penambahan massa otot ini terutama karena retensi air dalam otot).

Tumbuhnya rambut-rambut, kumis dan jenggot. Suara menjadi serak. Timbul gangguan menstruasi Mengecilkan ukuran buah dada Meningkatkan agresivitas

Sedangkan pada laki-laki obat ini menyebabkan pengurangan spermatogenesis. Dari laporanlaporan yang dapat dikumpulkan efek-efek anabolic steroid lain ialah: o o o Kerusakan pada hepar dan dapat pula menyebabkan pertumbuhan tumor ganas Hipertensi Pendarahan gastro-intestinal

o Pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan tertutupnya epifisis jadi dapat menghambat pertumbuhan BAB III PENUTUP KESIMPULAN Tak perlu bertanya kepada para pelaku, kita bisa menduga bahwa Prestasi, Gengsi, Ambisi, Bonus, Uang, Ketenaran, hiruk pikuk tepukan dan puja puji adalah jawaban mengapa seorang atlet menggunakan Doping. Bisa jadi atlet hanyalah alat dari ambisi terselubung sebuah institusi induk organisasi, atau siapapun yang berada di balik layar, atau bahkan sebuah negara. Sejauh ini, jika seorang olahragawan dicurigai dan pada pemeriksaan berikutnya benar-benar terbukti menggunakan Doping, maka dialah terdakwa utama, kambing paling hitam dari kambingkambing hitam lain yang mungkin ikut berperan namun luput dari jeratan sanksi. Atau, tak jarang pula olahragawan tersebut memang pengguna Doping sejati yang merancangnya secara sistematis demi sebuah prestasi. Kita maklum, banyak negara menjadikan olahraga bak sebuah industri, melibatkan uang, melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Di sisi lain, sajian olahraga menjadi makin menarik, penuh pesona, mampu menyedot perhatian berjuta pasang mata, menciptakan kelompok-kelompok para fans, melecut gairah, menggugah histeria. Kadang memicu pertengkaran, perkelahian atau bahkan nyawapun jadi tumbal. Untuk itulah para olahragawan (dan para ofisial) dituntut selalu tampil prima untuk meraih impian, yakni: Kemenangan dan Prestasi ! Tak ada yang salah ketika kemenangan, gengsi dan prestasi dikumandangkan. Namun upaya ke arah itu sepantasnya menggunakan cara-cara jujur dengan menjunjung tinggi nilai sportivitas sebagai ruh olah raga itu sendiri. Tentu dengan latihan tekun, teratur, terukur, sistematis dengan memanfaatkan teknologi terkini sejauh tidak melanggar

ketentuan Induk Organisai Olahraga dan tidak merugikan kesehatan.Meski sudah resmi dilarang, banyak atlet yang masih keukeuh memakai doping sebagai shortcut untuk memenangkan pertandingan. Selain itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan si atlet sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian. Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus menanggung rasa malu. Jenis obat yang masuk doping adalah golongan stimulan (perangsang), golongan narkotik analgesic, golongan anabolik steroid, golongan betablocker, golongan diuretika, serta golongan peptide hormons dan analognya

DOPING DALAM OLAHRAGA


Posted by Bermanhot Simbolon, S. Pd. Minggu, 12 Mei 2013 0 komentar oleh Bermanhot Ximbolon

1.LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini persaingan prestasi olahraga semakin ketat. Hal tersebut mendorong para pelatih untuk berlomba-lomba meningkatkan prestasi atletnya dengan berbagai cara, ada yang dengan memberikan latihan yang lebih keras, memanfaatkan kemajuan teknologi, atau bahkan dengan menempuh jalan yang lebih mudah yaitu dengan menggunakan doping untuk meningkatkan prestasi atlitnya.

1.1 PENDAHULUAN Kegiatan olahraga pada dasarnya berintikan permainan dan keterampilan gerak insani yang bersifat universal telah mengalami perkembangan. Dalam perkembangannya, ternyata olahraga dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bentuk dan pengorganisasian sistem keolahragaan juga telah berkembang dari waktu ke waktu, dan sangat berkaitan dengan latar belakang sejarah masyarakat dan budaya. Berkaitan dengan hal tersebut, makna olahraga tidak hanya dipahami hanya dalam batas pengertian, permainan, ataupun statistik hasil pertandingan. Olahraga mempunyai nilai-nilai dimensi dalam kehidupan manusia, antara lain konteks sosial, cara hidup (way of life), dan ilmu pengetahuan. Secara operasional, olahraga memperlihatkan tata cara lazim dan mapan dalam mengambil keputusan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dari sudut pandang sosial, olahraga merupakan jabaran dari praktek budaya, manifestasi dan kreativitas. Dalam hal ini olahraga dipahami sebagai hasil ciptaan manusia. Sepanjang perjalanannya, makna olahraga berubah sesuai dengan atmosfir yang ada. Dalam perubahan tersebut, karakteristik dari olahraga juga menyesuaikan perubahan yang terjadi. Olahraga dalam masyarakat majemuk akhirnya dibatasi oleh ruang dan waktu. Olahraga dalam konteks olahraga prestasi yang pada mulanya dilandasi

dengan semangat olahraga (spirit of sport), dalam perjalanannya, telah mengalami metafora. Tuntutan perubahan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan telah menjadikan prinsip dan karakteristik olahraga beralih menjadi motif-motif yang diinginkan oleh olahragawan, tenaga keolahragaan dan Pembina olahraga. Perbedaan motif-motif tersebut telah memicu makna olahraga itu sendiri, dibarengi dengan perilaku yang menghalalkan berbagai cara, termasuk perilaku yang mencemari semangat olahraga. Olahraga merupakan pilar pembangunan karakter bangsa dan menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa serta mengandung nilai luhur yang perlu dilestarikan. Doping secara fundamental bertentangan dengan spirit of sport yang telah diakui secara internasional yaitu nilai-nilai etika, permainan bersih dan jujur (fair play), kesehatan, keunggulan dalam prestasi, karakter dan pendidikan, kesenangan dan hiburan, teamwork, dedikasi dan komitmen, penghormatan terhadap aturan dan hukum, penghormatan terhadap diri sendiri dan peserta lain, keberanian, komunitas dan solidaritas. Nilai-nilai luhur olahraga internasional tersebut sejalan dengan nilai-nilai dasar kemanusiaan pada umumnya. 1.2 OLAHRAGA DAN DOPING Perkembangan dunia olahraga makin kompetitif dan cenderung berbanding lurus dengan perilaku olahragawan yang menggunakan doping untuk mencapai prestasi dan memenangkan kompetisi. Dalam sejumlah kompetisi baik nasional maupun internasional banyak ditemukan kasus doping yang merugikan olahragawan seperti sanksi diskualifikasi atau larangan berkompetisi dalam batas waktu tertentu atau bahkan seumur hidup. Olahragawan yang terkena kasus doping dalam kompetisi tingkat internasional merusak harkat dan martabat bangsa. Dari kasus yang mencuat, doping sebagian besar digunakan secara sengaja untuk mencapai prestasi puncak akibat tekanan kompetisi yang ketat. Namun demikian tidak sedikit pula doping digunakan karena ketidaktahuan atau rendahnya tingkat pengetahuan olahragawan, tenaga keolahragaan, dan pihak lain yang terkait mengenai zat dan metode terlarang. Berdasarkan hal tersebut, setiap negara sepakat mengikatkan diri dalam Konvensi Internasional Menentang Doping dalam Olahraga untuk menjunjung tinggi prinsip sportivitas, nilai etika dan estetika sebagai nilai luhur olahraga dalam rangka tercapainya keadilan dan kepastian hukum bagi olahragawan dan pelaku keolahragaan baik pada tingkat nasional maupun internasional. 1.3 SEJARAH DAN KASUS DOPING Kata doping berasal dari bahasa Belanda, dop, nama minuman beralkohol yang terbuat dari kulit anggur yang digunakan oleh tentara Zulu dalam meningkatkan keberanian dalam peperangan. Istilah tersebut menjadi umum pada sekitar pergantian abad ke 20, aslinya mengacu pada pemberian obat pada kuda pacu. Praktek meningkatkan kinerja melalui pemberian zat-zat atau bahan-bahan artifisial lainnya berusia sama dengan olahraga kompetitif itu sendiri. Olahragawan Yunani kuno dikenal menggunakan diet khusus dan obat perangsang untuk memperkuat diri mereka. Strychnine, kafein, kokain, dan alkohol sering digunakan oleh pembalap sepeda dan olahragawan endurens lainnya pada abad 19. Thomas Hicks memenangkan lari marathon pada

olimpiade 1904 di Saint Louis karena menggunakan telur mentah, injeksi strychnine, dan meminum brandy selama pertandingan. Sejak tahun 1920 dilakukan pembatasan penggunaan obat-obatan dalam olahraga. Tahun 1928 Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF) merupakan federasi olahraga internasional pertama yang melarang penggunaan doping (penggunaan zat perangsang). Setelah itu diikuti oleh federasi-federasi lainnya, tetapi pembatasan tersebut kurang efektif karena tidak dilakukannya pengujian. Sementara itu masalahnya semakin memburuk dengan penggunaan hormon-hormon sintetik yang ditemukan pada tahun 1930 dan semakin marak penggunaannya sejak tahun 1950. Pada olimpiade Roma 1960 terjadi kematian olahragawan balap sepeda asal Denmark Knud Enemark Jensen pada saat perlombaan (hasil autopsi ditemukan adanya amphetamine) hal ini semakin mendesak otoritas olahraga untuk melakukan pengujian doping. Pada tahun 1966 UCI (balap sepeda) dan FIFA (sepak bola) merupakan beberapa federasi internasional pertama yang memperkenalkan pengujian doping pada Kejuaraan Dunia mereka. Pada tahun berikutnya International Olympic Committee (IOC) membentuk Komisi Medisnya dan menyusun daftar terlarang pertamanya. Pengujian obat-obatan pertama kali diperkenalkan pada Pertandingan Olimpiade Musim Dingin di Grenobel dan pada Olimpiade Mexico pada tahun 1968. Setahun sebelumnya, pentingnya kegiatan anti-doping telah menjadi sorotan dengan kematian tragis pembalap sepeda Tom Simpson pada saat Tour de France. Kebanyakan Federasi Olahraga Internasional memperkenalkan pengujian doping pada tahun 1970-an. Penggunaan anabolic steroid semakin meluas, walau begitu, terutama dalam lomba kekuatan, pada saat itu belum ada metode untuk mendeteksinya. Sebuah metode pengujian yang dapat dipercaya pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974 dan IOC menambahkan anabolic steroid ke dalam daftar terlarangnya pada tahun 1976. Akibatnya adalah peningkatan yang nyata atas jumlah diskualifikasi akibat penggunaan obat-obatan pada akhir tahun 1970-an, terutama pada olahraga kekuatan seperti nomor lempar dan angkat berat. Kegiatan anti-doping semakin kompleks antara tahun 1970 dan 1980 dengan munculnya kecurigaan dari negara-negara terhadap doping yang dilakukan oleh sejumlah negara. Sebagai contoh negara Republik Demokratik Jerman yang membuktikan kecurigaan ini. Kasus doping yang paling terkenal di tahun 1980an adalah Ben Johnson, pelari cepat asal Kanada yang terbukti menggunakan stanozolol (anabolic steroid) pada Olimpiade Seoul, 1988. Akibatnya Johnson dikenakan sanksi dan gelarnya dicabut. Kasus Johnson ini menarik perhatian dunia karena belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam perjalanan selanjutnya terdapat bukti keterkaitan antara metode pengujian yang lebih efektif dan penurunan pencapaian prestasi pada beberapa cabang olahraga yang cukup besar, terutama pada cabang olahraga atletik. Sementara perang terhadap stimulan dan steroid mulai menunjukkan hasilnya, medan utama perang terhadap doping mulai bergeser pada doping darah. Blood boosting, mengambil dan memasukkannya kembali darah olahragawan untuk meningkatkan haemoglobin pembawa oksigen semakin banyak dipraktekkan sejak tahun 1970-an. IOC melarang doping darah pada tahun 1986.

Cara lain untuk meningkatkan kadar haemoglobin terus diujicobakan. Salah satunya adalah erythropoietin (EPO), yang dimasukkan ke dalam daftar terlarang IOC pada tahun 1990. Perang terhadap EPO terhambat oleh kurangnya metode yang dapat dipercaya. Sebuah metode deteksi EPO, yang didasarkan pada kombinasi analisis urin dan darah, pertama kali diterapkan pada olimpiade Sidney pada tahun 2000. Pada tahun 1988 sejumlah besar zat-zat terlarang ditemukan oleh polisi dalam penggerebekan yang dilakukan pada saat Tour de France. Skandal tersebut menyebabkan meningkatnya harapan terhadap peran otoritas publik dalam masalah anti-doping. Pada awal tahun 1963, Perancis telah menjadi negara pertama yang memberlakukan peraturan anti-doping. Negara-negara lain segera menyusul, tetapi kerjasama internasional dalam masalah anti-doping masih terbatas pada Europe Council. Pada tahun 1980-an terdapat peningkatan kerjasama yang cukup besar diantara otoritas olahraga internasional dan berbagai badan-badan pemerintah. Sebelum tahun 1998 masih terjadi perdebatan dalam beberapa forum terpisah (IOC, Federasi-Federasi Olahraga, pemerintah), yang mengakibatkan timbulnya perbedaan definisi, kebijakan dan sanksi. Salah satu akibat dari kebingungan ini adalah bahwa sanksi doping seringkali dipersengketakan dan terkadang dikesampingkan dalam pengadilan sipil. Skandal Tour de France semakin menekankan perlunya sebuah badan internasional independen, yang akan menyatukan standar-standar bagi kegiatan anti-doping dan mengoordinasikan upaya-upaya organisasi-organisasi olahraga dan otoritas publik.

1.4 GERAKAN ANTI DOPING Konferensi Dunia tentang Doping dalam Olahraga di Copenhagen, Denmark 3 5 Maret 2003 diakhiri dengan suatu Deklarasi Copenhagen tentang Anti-Doping dalam olahraga, salah satu isi dari Deklarasi tersebut adalah komitmen melawan doping di dalam olahraga dan memerintahkan kepada setiap negara untuk segera membentuk Lembaga Anti Doping Nasionalnya masing-masing. Dan Indonesia ikut menandatanganinya. Dukungan terhadap hasil Konvensi dan Deklarasi tentang Anti Doping dalam Olahraga di Copenhagen tersebut datang dari UNESCO yang dibuktikan dengan melaksanakan Konferensi Umum di Paris, dari tanggal 3 sampai 21 Oktober 2005. Proses legalitas anti doping dalam olahraga oleh UNESCO telah berlangsung melalui suatu konvensi internasional. Uraian proses legalitas dari UNESCO tersebut dapat diringkas seperti uraian di bawah ini. Dalam konferensi Internasional kedua, ketiga dan keempat yang diselenggarakan di Moscow (1998), Punta Del Este (1999) dan Athena (2004) dan Resolusi nomor 9/32C yang dihasilkan dari pertemuan Umum UNESCO pada ke 32 (2003) yang diikuti oleh para menteri dan official resmi yang bertanggungjawab atas pendidikan fisik dan olahraga telah menyepakati merekomendasikan tentang Anti Doping dalam Olahraga. Juga dengan mempertimbangkan Kode Anti Doping Dunia yang dihasilkan

oleh World Anti Doping Agency dalam kenferensi Dunia dan Deklarasi mengenai Anti Doping dalam Olahraga, di Copenhagen, 5 Maret 2003. Pada sesi ke 33 konferensi umum UNESCO, di Paris, dari tanggal 3 sampai 21 Oktober 2005, dengan maksud meningkatkan kerja strategi dan program kegiatan-kegiatan UNESCO dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, dan mempromosikan pencegahan dan pemberantasan doping dalam olahraga yang pada akhirnya melahirkan kovensi internasional menentang doping dalam olahraga. Tujuan konvensi ini adalah mendorong kerjasama diantara negara-negara pihak mengacu kepada instrumen hukum internasional mengenai hak-hak asasi manusia untuk menghapus doping dalam olahraga. Konvensi ini pada dasarnya mengatur kewajiban negara-negara anggota untuk mengambil kebijakan yang harmonis dan selaras pada tingkat nasional dan internasional, mendorong dan meningkatkan kerjasama internasional, serta mengambil langkah-langkah pendukung lainnya untuk melindungi olahragawan (atlet) dan menentang doping, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Negara anggota, apabila memungkinkan, mengadopsi langkah-langkah untuk membatasi ketersediaan zat dan metode terlarang untuk memberantas penggunaannya dalam olahraga (Pasal 8 Konvensi) 2. Mendorong produsen dan distributor makanan suplemen menyediakan informasi mengenai kandungan produk (Ingredients) dan komposisi analitik (Analytical composition) (Pasal 10) 3. Negara anggota, apabila memungkinkan, wajib menyediakan anggaran untuk mendukung program pengujian doping bagi seluruh cabang olahraga atau membantu organisasi olahraga, organisasi anti doping dalam pendanaan pengawasan doping baik dengan subsidi langsung maupun grants/ hibah (Pasal 11) 4. Pengawasan doping harus konsisten dengan the code dan mencakup sistem pemeriksaan tanpa pemberitahuan sebelumnya baik didalam pertandingan (In-competition test) maupun di luar pertandingan (Out-of competition test) (Pasal 12) 5. Negara anggota wajib mendukung dan mengimplementasikan program pendidikan dan pelatihan anti doping (Pasal 19 23) 6. Untuk efektifitas pelaksanaannya, konvensi ini mengatur pembentukan, tugas dan fungsi konferensi negara-negara anggota, sekretariat, prosedur untuk mengamandemen konvensi, klausul-klausul yang berkaitan dengan ratifikasi konvensi berikut pelaksanaannya, penyampaian ratifikasi dan reservasi (Pasal 28 43) 7. Konvensi ini dilengkapi dengan daftar terlarang (Zat dan metode) yang tercantum pada lampiran I dan standar pemberian pengecualian penggunaan terapeutik yang tercantum pada lampiran II yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari konvensi.

Karena banyak ditemukan doping dalam olahraga prestasi, IOC mengambil inisiatif dan menyelenggarakan Konferensi Dunia tentang Doping dalam Olahraga di Lausanne pada bulan Februari 1999. Menindaklanjuti hasil usulan dalam Konferensi tersebut, dibentuklah World Anti-Doping Agency (WADA) di Lausanne Swiss pada tanggal 10 November 1999. Badan tersebut merupakan pengemban tugas anti-doping yang sebelumnya dilakukan oleh IOC. WADA memiliki struktur organisasi yang berdasarkan pada kesetaraan perwakilan dari Gerakan Olimpiade dan Otoritas Publik dan bersifat independen. Misi utama dari WADA tersebut adalah memromosikan, mengoordinasikan dan memantau kegiatan menentang doping dalam olahraga terhadap segala bentuknya. Dengan dukungan dari pemerintah dan gerakan olahraga, WADA mengoordinasikan pengembangan dan implementasi program anti-doping dunia. Selama tahun-tahun pertama keberadaannya, WADA telah mencapai kesepakatan dengan 34 Federasi Olahraga Internasional yang melaksanakan Olimpiade musim panas dan olahraga musim dingin (anggota ASOIF dan AIOWF) untuk melakukan pengujian di luar kompetisi (out-of-competition test) tanpa pemberitahuan. Badan tersebut terus berusaha untuk membuat kode anti-doping universal yang selaras sampai Olimpiade Athena tahun 2004. Walau begitu olahraga di luar Gerakan Olimpiade masih menjadi masalah. Olahraga profesional, terutama liga-liga utama di Amerika Serikat, bekerja berdasarkan peraturan anti-doping mereka sendiri, yang terkadang tidak seketat yang diterapkan oleh WADA. Program anti-doping dunia meliputi seluruh elemen-elemen yang dibutuhkan untuk menjamin harmonisasi optimal dan praktek terbaik dalam program anti-doping internasional dan nasional. Elemen-elemen utama tersebut adalah Kode Anti-Doping Dunia, Standar-Standar Internasional dan Model Praktek Terbaik. Standar-Standar Internasional meliputi Daftar Terlarang, Pengecualian Menggunakan Terapeutik, Pengujian, Laboratorium dan Kerahasiaan Pribadi (Protection of Privacy). Model Praktek Terbaik meliputi model peraturan, petunjuk dan formulir-formulir.

1.5 LEMBAGA ANTI DOPING INDONESIA Dalam mengembangkan olahraga, sejak dahulu Indonesia selalu turut berperan serta dalam hampir semua kegiatan yang berkaitan dengan olahraga termasuk dalam menentukan berbagai kebijakan dalam pengembangan olahraga tidak hanya di tingkat nasional, akan tetapi juga pada tingkat dunia. Oleh sebab itu kebijakan-kebijakan dan strategi yang ditempuh Indonesia dalam pembinaan dan pengembangan keolahragaan selalu sejalan dengan kebijakan yang ditempuh oleh organisasi internasional, termasuk kebijakan yang berkaitan dengan gerakan dan strategi menentang doping dalam olahraga. Berdasarkan hal tersebut di atas selain Indonesia telah turut menandatangani Deklarasi Copenhagen, pemerintah Indonesia sangat menaruh perhatian untuk melindungi hak fundamental olahragawan, melalui harmonisasi, koordinasi dan efektivitas gerakan anti-doping baik pada tingkat nasional maupun internasional. Dengan latar berlakang tersebut maka pemerintah Indonesia membentuk suatu organisasi

anti-doping nasional dengan surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 072/U/2004 tentang Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI). Selanjutnya pada tahun 2004 terjadi perubahan Departemen/Kementerian dimana dalam susunan Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, maka Keputusan Mendiknas tentang LADI diganti dengan Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor: Kep1963/MENPORA/IX/2005 tentang LADI.

1. Doping adalah pemberian obat/bahan secara oral/parental kepada seorang olahragawan dalam kompetisi, dengan tujuan utama untuk meningkatkan prestasi secara tidak wajar (Richard V.Ganslen).

2.Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba, berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologi dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi (International Conggres of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964).

3.Doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis.

Namun, dampak jangka panjangnya yang buruk bagi kesehatan, membuat koka (penghasil serbuk kokain) digolongkan sebagai obat perangsang atau doping. Selain golongan narkotika, seperti kokain dan ganja, ada zat lain yang tergolong doping, yaitu anabolik dan turunannya, beta blocker, hormon, bahan dengan aktivitas antiestrogenik, dan diuretik. Komisi medik FIFA juga melarang metode yang memperkaya transfer oksigen darah secara buatan, manipulasi kimia dan fisika, serta penggunaan gen.

Sayangnya, meski daftar doping baik substansi maupun metodenya terus bertambah panjang karena kemajuan teknologi, bahan-bahan yang termasuk doping juga semakin mudah diakses dengan alasan serupa. Lewat internet, orang bisa beli substansi apa saja, dalam jumlah berapa saja, dan tentu saja tanpa resep dokter.

Belum lagi transfer darah dengan mengambil darah pemain dan nantinya ditransfusikan kembali yang sulit dideteksi karena menggunakan bagian tubuh pemain itu sendiri. Transfer darah mempercepat peningkatan jumlah sel darah merah sehingga bisa mengantar oksigen lebih banyak ke otot sebagai

sumber tenaga. Dengan kemajuan teknologi, sel darah merah juga sudah ada sintetisnya sehingga atlet tinggal menyuntikkan sel darah hasil rekayasa genetika ini menjelang pertandingan.

2 ALASAN PENGGUNAAN DOPING

Faktor yang menunjang pemakaian doping: 1. Aspek psikososial.

2. Faktor kepribadian.

3. Faktor lingkungan social indifidu.

- Nilai social kemenangan. - Lingkungan masyarakat. - Lingkungan pemain. 4. Kurangnya informasi tentang bahaya penggunaan doping. 5. Ketatnya persaingan. 6. Komersialisasi. 7. Propaganda. 8. Frustasi.

.3 ALASAN PELARANGAN DOPING 1. Alasan etis. Penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas yang merupakan jiwa olahraga. 2.Alasan medis. Doping dapat membahayakan pemakainya.

3.1Resiko Penggunaan Doping. Bahaya doping antara lain: 1. Dikalangan atletik penggnaan doping untuk meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringtan dari tubuh bahwa seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bias menimbulkan exhaustion yang membahayakan kesehatan. Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam.

2. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.

3. Efek bahaya suntikan eritropoetin berupa darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).

4. Penggunaan deuretika terlalu banyak dapat berakibat pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Akibatnya timbul kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.

5. Penggunaan analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas. mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan.

6. Salah satu jenis doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Khusus bagi atlet perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan

meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya jerawat. Yang terpenting, pertumbuhannya akan berhenti. 7. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung. 8. HGH Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat. Doping sangat dikenal oleh insan olah raga sebagai metode meningkatkan prestasi tanpa indikasi medis. Mengapa dikaitkan dengan indikasi medis ? Ya, karena berhubungan dengan zat atau bahan yang berdampak buruk bagi kesehatan para pemakainya. 4.ANTARA PRESTASI DAN SPORTIVITAS Masih segar dalam ingatan kita, baru-baru ini seorang ratu atletik dari negeri Paman Sam dihukum 6 bulan karena keterlibatannya dengan doping dan dinilai mencemari nilai-nilai sportivitas dalam olah raga. Jika diruntut ke belakang, makin banyaklah daftar nama atlet terkenal yang terlibat Doping dan berakhir dengan sanksi. Bantahan atlet ataupun pembelaan dari para ofisial tak dapat melindungi si atlet dari jeratan hukum berdasarkan hasil pemeriksaan. 4.1 Mengapa menggunakan Doping? Tak perlu bertanya kepada para pelaku, kita bisa menduga bahwa Prestasi, Gengsi, Ambisi, Bonus, Uang, Ketenaran, hiruk pikuk tepukan dan puja puji adalah jawaban mengapa seorang atlet menggunakan Doping. Bisa jadi atlet hanyalah alat dari ambisi terselubung sebuah institusi induk organisasi, atau siapapun yang berada di balik layar, atau bahkan sebuah negara. Siapa yang dapat mengetahuinya ? Sejauh ini, jika seorang olahragawan dicurigai dan pada pemeriksaan berikutnya benar-benar terbukti menggunakan Doping, maka dialah terdakwa utama, kambing paling hitam dari kambing-kambing hitam lain yang mungkin ikut berperan namun luput dari jeratan sanksi. Atau, tak jarang pula olahragawan tersebut memang pengguna Doping sejati yang merancangnya secara sistematis demi sebuah prestasi. Kita mafhum, banyak negara menjadikan olahraga bak sebuah industri, melibatkan uang, melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Di sisi lain, sajian olahraga menjadi makin menarik, penuh pesona, mampu menyedot perhatian berjuta pasang mata, menciptakan kelompok-kelompok para fans, melecut gairah, menggugah histeria. Kadang memicu pertengkaran, perkelahian atau bahkan nyawapun jadi tumbal.

Untuk itulah para olahragawan (dan para ofisial) dituntut selalu tampil prima untuk meraih impian, yakni: Kemenangan dan Prestasi !!! Tak ada yang salah ketika kemenangan, gengsi dan prestasi dikumandangkan. Namun upaya ke arah itu sepantasnya menggunakan cara-cara jujur dengan menjunjung tinggi nilai sportivitas sebagai ruh olah raga itu sendiri. Tentu dengan latihan tekun, teratur, terukur, sistematis dengan memanfaatkan teknologi terkini sejauh tidak melanggar ketentuan Induk Organisai Olahraga dan tidak merugikan kesehatan. Tahun 2008 ini PON ( Pekan Olah Raga Nasional ) sebagai ajang adu prestasi olahraga multi event digelar di Kalimantan Timur. Kita berharap, hajatan tersebut berlangsung meriah, penuh solidaritas di tengah persaingan, menjunjung tinggi sportivitas, tanpa kekerasan, dan bebas Doping.

5.JENIS-JENIS DOPING Penggunaan anabolika oleh atlit-atlit dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperkuat ototnya, terutama cabang olahraga yang berprestasi sangat tergantung pada kekuatan otot, seperti angkat besi, dan atletik, juga pada bina raga (body building). Volume dan kekuatan otot bertabah karena peningkatan sintesa protein diotot rangka, begitu berat badan menjadi naik, antara lain karena retensi air. Prestasi menjadi naik 10-15%, tetapi setelah 4 minggu berkurang lagi. Efeknya hanya nyata bila sebelum dan selama penggunaan zat anabolic dilakukan latihan itensif, yang disertai diet yang kaya akan protein dan kalori. mengingat dosis tinggi yang diperlukan untuk efek baik tersebut dan efek samping buruk yang dapat terjadi (yang terpentingadalah gangguan fungsi hati dan tumor hati, lihat dibawah), maka pemakaian doping tidak dapat dibenarkan. Semua organisasi olahraga dunia melarang penggunaan anabolika yang dimuat dalam suatu daftar khusus. Atlit yang ketangkap basah atas dasar tes urin selalu didiskualifikasi dan didenda berat. Meskipun demikian sampai sekarang masih sering kali dilaporkan terjadinya pelnggaran. Zat-zat doping lainnya. Disamping steroida androgen dan anabolika (nandrolon, stanozolol) kini juga banyak diunakan sejumlah obat lain untuk dopin. Dapatlah disebutkan amfetamin dan derivat-derivatnya yang berefek peningkatan prestasi (efek ergogen), terutama pada jenis olah raga ynag memerlukan pengeluaran tenaga eksplosif selama waktu singkat. Adrenergika (obat-obat asma eferendi, klenbuterol) dan somatotrofin (growth hormone) juga menghasilkan efek positif terhadap volume dan kekuatan otot doping darah sendiri dan eritropoetin pun masih sering digunakan pada jenis olahraga yang membutuhkna keuletan jangka panjang (lari atau lomba sepeda jarak 10 km atau lebih). Efek ergogennya berdasarkan antara lain peningkatan jumlah eritrosit dan kapasitas transport oksigen dan CO2. 1. Psikostimulansi:

Amfetamin, kokain, nikotin, kofein. Ketergantungan fisik tidak begitu kuat, sedangkan ketergantungan psikis bervariasi dari lemah (kofein) sampai sangat kuat (amfetamin, kokain). Senyawa anfetamin: anfetamin, metamfetamin (speed) MTA, dan ectasy. Pada waktu perang dunia ke-II, senyawa ini banyak digunakan untuk efek stimulansnya, antara lain meningkatkan daya tahan prajurit dan penerbang, menghilangkan rasa letih, mengantuk, maupun lapar, dan meningkatkan kewaspadaan dan aktivitas. Selain itu zat ini juga meningkatkan tekanan darah dan rate jantung, yang dapat menyebabkan stroke maupun serangan jantung. Seusai perang zat ini, yang juga disebut pep-pills, sering sekali disalah gunkan oleh mahasiswa dan pengemudi truk untuk memberikan perasaan nyaman (euphoria), serta menghilangkan rasa kantuk dan lelah. Dikalangan atletik zat ini digunakan sebagai doping untuk meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringtan dari tubuh bahwa seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa menimbulkan exhaustion yang membahayakan kesehatan. Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam. 2. Anabolika Steroida anabol adalah derivate testoteron (dan progesterone) sintesis yang telah dikembangkan, sehingga dapat digunakan oleh wanita dan anak dibawah 16 tahun. Anabolika yang banyak digunakan dalah: Derivate testoteron Metandrostenolon, metanolon (primobolan), eksimetolon (zenalosyn), stanozol (stromba). Dan derivate nandrolon Nandrolon dan etilestrenol.

Ada beberapa jenis doping yang popular digunakan 1. Amfetamin Adalah obat perangsang system saraf pusat yg berfungsi meningkatkan kewaspadaan dan mereduce rasa kantuk karena kurang tidur Amphetamin adalah obat resep, dosis yg berlebihan dapat menyebabkan insomnia, terlalu mudah terangsan dan kecanduan, Penggunaanobat ini dilarang oleh lembaga olahraga internasional

2. Steroid Anabolic Adalah senyawa sintetis yang bentuk dan pengaruhnya mirip testosteron (hormon laki-laki), sehingga pemakainya cenderung androgenik cirinya ditandai dg banyak tumbuh bulu dan suara dalam Syteroid anabolic dijual bebas dg nama dagang Deca-durabolin, maxibolin dsb Obat ini dapat menyebabkan kerusakan hati, menurunnya produksi sperma, dan telah dilarang IOC

3. Kafein Inget kafein inget ptm gundala yg selalu menyediakan kopi, pantes mainnya bagus2 ternyata pake doping Kafein berpengaruh terhadap system saraf pusat untuk menurunkan rasa gantuk, meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi rasa lelah, meningkatkan tempo jantung dan tekanan darah. Kafein tidak dilarang, hasil penelitian menunjukkan efeknya akan nyata dengan dosis 500 mg atau setara dengan 3 sd 5 cangkir kopi, efek sampingnya bersifat diuretik, menimbulkan sering buang air kecil, mengganggu juga kalo lagi main pingpong trus kamar kecilnya jauh dan dapat menyebabkan dehidrasi

4. Glukose Penambahan glokosa cukup populer akhir-akhir ini, karena glukosa merupakan sumber pembentuk glikogen yang merupakan sumber energi utama bagi tubuh.. Tapi agar dihindari meminum gula/glukose sebelum bertanding, karena begitu ada asupan glukosa, tubuh mengeluarkan insulin terlalu dini, sehingga menimbulkan pembentukan glikogen terlalu dini, akibatnya selama main malah pencernaan glukosa menjadi tumpul...jadi lemes bro

Sebenarnya banyak lagi, seperti doping oksigen, doping darah, doping psikologis, nanti gw tulis di thread lanjutan ah nanti thread ini terlalu panjang

yang jelas doping yg paling bagus adalah istirahat yg cukup, makanan berimbang/gizi bagus dan ketenangan hati.

6. BAHAYA DOPING

Stimulan Tujuan : Meningkatkan tingkat kewaspadaan, tingkat kompetisi dan agresi dan membantu melawan kelelahan. Efek samping : Tekanan darah dan suhu tubuh naik, serta membuat detak jantung tak beraturan. Akibat lain termasuk detak jantung berhenti dan stroke.

Diuretik Tujuan : Membantu mengurangi cairan yang ada di dalam tubuh. Mengurangi berat badan dan mengencerkan urine sehingga sulit untuk mendeteksi adanya jenis obat-obatan lain. Efek samping : Dehidrasi hebat.

Hormon Pertumbuhan Manusia (HGH) Tujuan : Merangsang pertumbuhan otot dan jaringan tubuh. Efek samping : Perubahan bentuk tubuh, di mana kaki, tangan, dan rahang membesar secara tidak alami.

Erythropoietin (EPO) Tujuan : Mendorong pembentukan sel darah merah yang memungkinkan peningkatan kapasitas tubuh dalam menggunakan oksigen. Efek samping : Tekanan darah tinggi, arteri dan pembuluh darah mampet, otak membengkak dan terkena serangan stroke.

Beta-Blocker Tujuan : Menurunkan detak jantung dan menghentikan gemetar dalam olahraga seperti menembak. Efek samping : Lelah, depresi, dan gagal ginjal. Doping Darah (metode)

Tujuan : Meningkatkan jumlah sel darah merah secara artificial. Darah diambil dari atlet yang bersangkutan, disimpan dan kemudian dimasukkan lagi ke tubuh mendekati saat pertandingan. Efek samping : Infeksi (termasuk AIDS), gagal ginjal dan hati, kerusakan otak.

7. KESIMPULAN Jadi doping mempunyai dampak positif dan negatifnya,bila digunakan dengan baik maka doping sangat berfungsi bagi pemakainya seperti para medis menggunakan doping untuk tujuan pengobatan. Adapun tujuan lain yang banyak digunakan orang adalah pemakain diluar fungsi dari doping itu sendiri,sehingga fungsi doping itu tidak tercapai justru menelan banyak korban.dan banyak juga di pakai di kalangan olahraga maksud tujuan mencapai prestasi malah justru sebaliknya. Maka di harapkan jangan menggunakan doping hanya untuk manfaat diluar manfaat doping tersebut. - See more at: http://simbolonbermanhot.blogspot.com/2013/05/vitamin.html#sthash.zie2VWCe.dpuf

Oleh: Aditya Penggunaan doping bukan hanya petaka bagi seorang atlet yang kariernya bisa berakhir. Seperti pembalap sepeda Lance Armstrong yang dilarang bertanding seumur hidup, termasuk seluruh gelar juaranya dicopot. Bahkan dalam sebuah pergelaran lomba beregu, jika ditemukan lebih dari dua atlet menggunakan doping, satu grup langsung didiskualifikasi. Begitulah peraturan Lembaga Antidoping Dunia atau World Anti-Doping Agency. Dari sisi kesehatan, apa sebenarnya dampak penggunaan doping bagi atlet? Berikut ini penuturan dr Hario Tilarso, spesialis kedokteran olahraga dari Universitas Indonesia.

Apa sebenarnya yang melandasi keputusan atlet menggunakan doping? Kalau mengonsumsi doping dengan benar pasti berpengaruh menunjang performa seseorang. Pengguna doping bisa menang, keluar menjadi juara dan mendapatkan hadiah. Padahal, obat substansi kimia hormon itu jika dikonsumsi akan menyebabkan kondisi tubuh tidak seimbang. Bagaimana cara kerja doping ini? Pada olahraga jarak jauh yang membutuhkan tenaga ekstra, maka doping digunakan guna meningkatkan hemoglobin untuk mengikat udara. Ada juga doping yang digunakan dalam rangka memperbesar otot badan dan memperbesar badan. Apa dampak doping bagi kesehatan?

Penggunaan doping steroid juga dapat menyebabkan kolesterol naik, pertumbuhan tubuh terhambat, darah menjadi kental dan menyebabkan liver, serta sirkulasi darah bertambah. Akibatnya, menjadi berat dan menyebabkan stroke. Doping dilarang, karena pertama menggangu kesehatan dan kedua untuk fairplay. Ada dampaknya terhadap pacuan jantung? Pada jantung tidak ada masalah. Pada olahraga marathon atau olah raga jarak jauh, memang kekentalan darah bisa bertambah akibat doping. Namun, jika jantungnya masih kuat, tidak ada masalah. Pada nadi bagaimana? Jika denyut nadinya berkisar 170, 190, hingga 200 dan sirkulasi darah terus terpacu tidak akan menyebabkan meninggal. Mengonsumsi obat-obatan seperti vitamin A hanya akan merangsang agar selalu siaga karena akan ada pelebaran darah. Seberapa parah efek jangka panjang penggunaan doping bagi atlet? Jika mengonsumsi EFO (Eritropoietina - red.) maka hormon darah yang berasal dari ginjal akan menyebabkan stroke. Jika mengonsumsi steroid, membesarkan otot-otot pada tubuh. Namun jika mengonsumsi Estrogen akan membuat hormon wanitanya lebih dominan. Maka, ketika melihat binaragawan, payudaranya besar dan suaranya menjadi kecil. Selain itu, produksi sperma akan berkurang dan testis mengecil. Sebagai pengganti doping, sebenarnya adakah yang bisa dikonsumsi oleh atlet (tentu saja selain latihan yang baik)?

ANABOLIK STEROID SEBAGAI DOPING ATLET

Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris.

1. 2. 3. 4. 5.

Menurut International Congress of Sport Sciences, Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi olahraga Doping : Stimulan substansi yang beraksi di otak, meningkatkan kesiapan,kemampuan kompetitif, dan daya serang dan mengurangi kelelahan, membuat atlet merasa lebih kuat, lebih enerjik dan tegas. Efek sampingnya termasuk meningkatkan tekanan darah dan suhu tubuh, meningkatkan dan membuat tidak beraturan detak jantung, serangan dan kegelisahan, kehilangan nafsu makan dan kecanduan. Ini dapat menyebabkan jantung berhenti, stroke dan kematian. Stimulan ini dapat ditemukan dalam resep dan obat-obat yang dijual di konter termasuk dalam herbal dan makanan tambahan. Contoh satu obat perangsang yang dilarang itu termasuk: amphetamines bromantan, cocaine, ephedrines dan salbutamol. STEROID Anabolic steroids merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru. Mereka meningkatkan kekuatan otot dan mendorong pertumbuhan otot baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosteron. Atlet bisa berlatih lebih keras dalam periode yang lebih lama dan pulih lebih cepat dari cedera. Obat-obat itu sah digunakan dalam kondisi tertentu seperti osteoporosis, beberapa bentuk anemia dan untuk mendukung pemulihan setelah operasi besar dan sakit yang serius. Efek samping yang diakibatkan termasuk

membangun ciri-ciri pria pada seorang wanita, kehilangan kesuburan, impoten,jerawat dan kerusakan ginjal. Mereka juga meningkatkan tekanan darah,memperkeras arteri dan meningkatkan resiko sakit jantung, sakit lever, dan kanker tertentu. Contoh dari anabolic steroids adalah androstenedione nandrolone dan stanozolol. Dalam olahraga , *doping* merujuk pada penggunaan obat peningkat performa oleh para atlet agar dapat meningkatkan performa atlet tersebut. Akibatnya, doping dilarang oleh banyak organisasi olahraga Menurut IOC(International Olympic Committee ) pada tahun 1990 , doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis. Alasannya terutama mengacu pada ancaman kesehatan atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga "bersih" (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan umum. Selain obat , bentuk lain dari doping ialah doping darah,baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau steroic anabolik tetrahidrogestrinon. Olahragawan yang terkenal atas penggunaan doping adalah medalis emas dari Kanada Ben Johnson , olahragawan Rusia Anton Galkin,pelontar peluru Irina Korzhanenko , petinju asal Kenya David Munyasia , pemain sepak bola Diego Armando Maradona dan Claudio dari Argentina , Rodrigo Lara ,Paulo Csar Chvez , Aarn Galindo dan Salvador Carmona dari Meksiko,Clarence Acua dan Fabin Guevara dari Chili , Josep Guardiola dari Spanyol ,petenis Petr Korda , olahragawan Maroko Yunus al-'Ainawi , Bohdan Ulihrach dari Republik Ceko , Guillermo Coria , Mariano Puerta , Juan Ignacio Chela , Guillermo Caas , Martn Rodrguez dan Mariano Hood dari Argentina, Viktor Chisleann dari Moldavia serta pembalap sepeda Roberto Heras dan Tyler Hamilton .

1. Kegunaan doping
Efek Doping Meskipun atlet sudah tahu akan bahaya doping tetapi mereka tetap saja melakukannya tanpa berpikir panjang. Atlet yang melakukan doping biasanya karena stres, ia tidak mencapai hasil latihan yang maksimal. Selain itu juga dapat dikarenakan tergiur akan hadiah pada turnamen/pertandingan.Penyesalan memang selalu datang diakhir, setelah atlet pensiun maka ia akanberpikir dan merasa bahwa doping berpengaruh pada tubuhnya. *ZAT-ZAT DOPING DIKELOMPOKKAN KE DALAM 7 GOLONGAN* : 1. Stimulan (amphetamine, caffein, cocain, aphedrine, dll)

2. Narkotik-Analgesik (Methadone, Morphine, Oxycodone, dll) 3. Anabolik-Androgenuk (Testosterone, Balasterone, dll) 4. Anabolik Non Steroid (Clenbuterol, Zeranol, dll) 5. Penghalang Beta (Acebutotlol, Atrenolol, Sotalol, dll) 6. Diuretika (Acetazolamid, Amiloride, Chlormerodrin, dll) 7. Peptida hormon (growth hormon, Adrenocortico hormon, dll) Pengaruh atau efek doping tergantung pada jenis obatnya dan biasanya akan dirasakan setelah beberapa tahun atau setelah atlet berusia . Berikut jenis obat doping dan pengaruhnya bagi tubuh : 1) Analgesic : Sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Tetapi,dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas, mual,kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan.Diuretika contoh : acetazolamide, bumetanide, chlorthalidone. Pada beberapa jenis olah raga yang memiliki kriteria berat badan, misalnya angkat besi,diuretika untuk mengeluarkan cairan tubuh. Banyak dan cepatnya pengeluaran air seni ini akan cepat menurunkan berat badan sebab 60 persen dari berat badan manusia terdiri atas air. Sayangnya, bersama itu akan terbawa keluar pulabeberapa jenis garam mineral. Akibatnya, timbul kejang otot, mual, sakit kepala,dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung. selain dehidrasi, sakit kepala, mual, dan detak jantung yang tidak normal, dehidrasi yang parah dapat menyebabkan ginjal dan jantung berhenti bekerja.Eritropoetin dan menyuntikkan darah ,Kedua cara ini akan meningkatkan jumlah sel darah merah di dalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut oksigen. Dengan jumlah oksigen yang cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran akan berjalan lancar sehingga energi yang dihasilkan akan bertambah. Cara ini biasanya untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama.Misalnya, untuk lari jauh, maraton, thriatlon, sky, berenang 800 m, dan balap sepeda jarak jauh. Namun, efek bahaya suntikan eritropoetin darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke(pecahnya pembuluh darah di otak).

You might also like