You are on page 1of 15

PENDAHULUAN

Setiap bagian pohon karet jika dilukai akan mengeluarkan getah susu yang disebut lateks. Banyak tanaman jika dilukai akan mengeluarkan cairan putih yang menyerupai susu, tetapi hanya beberapa pohon saja yang menghasilkan karet. Diantara tanaman tropis hanya havea bracileansis yang telah dikembangkan dan mencapai tingkat perekonomian yang penting. Sistem pasokan bahan baku dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh para petani yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari. Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan akyat, Perkebunan !egara maupun Perkebunan S"asta. Pada perkebunan besar negara maupun s"asta, bahan baku yang dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada "aktu#"aktu tertentu $ondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat ber%ariasi kualitasnya. &ntuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan penga"asan pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan. '. Bobot atau isi lateks Penyadap menuangkan lateks dari ember#ember pengumpul ke dalam ember# ember takaran melalui sebuah saringan kasar dengan ukuran lubang ( mm, maksudnya untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi.
2. $adar $aret $ering ($$$)

Penentuan kadar karet kering ($$$) sangat penting dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap. )ateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik. *da beberapa +aktor yang mempengaruhi kualitas lateks, sebagai berikut.

,aktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain#lain). -klim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks tidak stabil). *lat#alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat). Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka "aktu). $ualitas air dalam pengolahan. Bahan#bahan kimia yang digunakan. $omposisi lateks. &ntuk mengetahui susunan bahan#bahan yang terkandung dalam lateks dapat dilihat pada tabel Kandungan Bahan-Bahan dalam Lateks Segar dan Lateks yang Dikeringkan Bahan $andungan karet esin Protein *bu 6at gula *ir )ateks Segar (.) /0,1( ',10 (,4/ 4,54 4,/3 07,1( )ateks yang Dikeringkan (.) 22,(2 3,'4 0,43 4,23 4,23 ',44

Sumber8 Setyamidjaja ('77/) Pada saat mulai keluar dari pohon hingga beberapa jam lateks masih berupa cairan, tetapi setelah kira kira 2 jam lateks mulai mengental dan selanjutnya membentuk gumpalan karet atau yang lebih dikenal dengan istilah prakoagulasi. Penyebab terjadinya prakoagulasi antara lain sebagai berikut8 1. Penambahan asam Penambahan asam organik ataupun anorganik mengakibatkan turunya pH lateks sehingga lateks kebun membeku. 2. Mikroorganisme )ateks segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, mikroorganisme banyak terdapat dilingkungan perkebunan karet, mikroorganisme ini menghasilkan asam asam yang menurunkan pH, serta menimbulkan bau karena

terbentuknya asam asam yang mudah menguap. Bila banyak organisme maka senya"a asam yang dihasilkan akan banyak pula. Suhu udara yang tinggi akan lebih mengakti+kan kegiatan bakteri sehingga dalam pemyadapan ataupun pengangkutan diusahakan pada suhu rendah atau pagi. 3. Iklim *ir hujan akan memba"a 9at kotoran dan garam yang larut dari kulit batang. 6at 9at ini akan mengkatalisis terjadinya prakoagulasi. )ateks yang baru disadap juga mudah menggumpal jika terkena sinar matahari yang terik karena kestbilan koloidnya rusak oleh panas yang terjadi. 4. Pengangkutan Pengangkutan yang terlambat ataupun jarak yang jauh menyebabkan lateks baru tiba ditempat pengolahan pada siang hari dan sempat terkena matahari sehingga mengganggu kestabilan lateks. :alan yang buruk atau angkutan yang terguncang guncang mengakibatkan lateks yang terangkut terkocok kocok secara kuat sehingga merusak kestabilan koloid. 5. Kotoran atau bahan bahan lain yang ikut tercampur )ateks akan mengalami prakoagulasi bila dicampur dengan air kotor, terutama air yang mengandung logam atau elektrolit. Prakoagulasi juga sering terjadi karena tercampurnya kotoran atau bahan lain yang mengandung kapur atau asam. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya prakoagulasi antara lain sebagai berikut8 ;enjaga kebersihan alat alat yang digunakan dalam penyadapan, penampungan, maupun pengangkutan. Selama pengangkutan dari kebun ke pabrik pengolahan, lateks dijaga agar tidak mengalami banyak guncangan. ;encegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor, misalnya air sungai, air saluran atau got. ;emulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit untuk membantu agar lateks dapat sampai ke pabrik atau tempat pengolahan sebelum udara menjadi panas. *pabila langkah langkah pencegahan diatas sudah dilakukan tetapi hasilnya belum seperti yang diinginkan, maka 9at antikoagulan dapat digunakan. 6at antikoagulan ada beberapa macam,tetapi harus dipilih yang paling tepat. Pilihan disesuaikan dengan kondisi

lokasi, harga, kadar bahaya 9at tersebut dan yang terpenting adalah kemampuan 9at tersebut dalam mencegah prakoagulasi. Dalam pemakaiannya 9at antikoagulan biasa digabung untuk menambah daya antikoagulasinya, bisa ( macam menjadi satu atau tiga macam campuran sekaligus. Berikut ini contoh beberapa antikoagulan yang banyak dipakai di perusahaan ayau tempat tempat pengolahan karet. Soda atau natrium karbonat (!a(<=/) *monia (!H/) ,ormaldehid !atrium sul+it (!a(S=/) Sheet>sit adalah salah satu produk karet alam yang telah lama dikenal di pasaran, yaitu produk karet yang berbentuk lembaran lembaran yang telah bersih dan liat, bebas dari jamur, tidak saling melekat, "arnanya jernih, tidak bergelembung udara dan bebas dari pengolahan yang kurang sempurna. :enis sheet yang disebutkan diatas umumnya dihasilkan oleh pabri pabrik sheet milik pekebunan besar. Pada perkebunan rakyat dikenal jenis sheet yang lebih rendah kualitasnya, yang umumnya dihasilkan oleh petani petani karet yang mengolah lateks menjadi sheet dengan cara yang sederhana. :enis sheet yang kedua ini ada ( macam, yaitu sheet angin dan sheet asap. Sheet angin adalah lembaran lembaran sheet yang diekeringkan dengan cara diangin anginkan, dan umumnya ber"arna putih kekuning kuningan.sedangkan sheet asap ber"arna coklat karena lembaran lemabaran sheet tersebut mengalami pengasapan. Pada pratikum dilaboratorium kali ini akan dilakukan kegiatan pengolahan lateks sampai pada hasil akhir berupa lembaran atau sheet.

METODE PELAKSANAAN

Dalam pratikum pengolahan lateks di laboratorium diperlukan beberapa aspek yang harus dipenuhi demi kelancaran kegiatan, meliputi8 '. *lat
?elas piala (04 ml

Pipet tetes Timbangan analitik


?elas ukur 044 ml

;esin penggiling manual

(. Bahan *sam semut *ir )ateks segar dari kebun

/. Prosedur kerja Timbang ( buah gelas piala dengan timbangan analitik dan catat hasilnya ;asukkan '44 ml lateks kedalam ( gelas piala tersebut Hitung koagulum asam semut yang akan diberikan dengan rumus !(.@( A !'.@(
;asukkan air aBuadest sebanyak '>/ dari '44 ml (50 ml) Hasil jumlah koagulum yang telah dihitung tadi, yaitu sebanyak (4 ml dimasukkan ke

dalam gelas piala yang telah diisi dengan 50 ml air Bekukan lateks dengan menambah asam semut tadi sebanyak 0 C '4 ml

Timbang kedua gelas piala tersebut dan catat hasilnya, lalu dikurangi dengan berat gelas piala kosong yang bertujuan untuk menghitung kadar karet kering ($$$)
Setelah lateks membeku pada kedua gelas piala tadi, ambil latek yang membeku

tersebut dan ditimbang lagi dan catat angkanya, maka akan didapatkan erat asah lateks
?iling lateks yang membeku tersebut dengan mesin gilingan manual sampai 1 kali,

kemudian giling lagi dengan mesin cetakan yang akan membentuk lateks seperti lembaran (sheet)
Timbang lagi lateks yang telah berbentuk lembaran tadi dan catat hasilnya, maka

akan didapatkan erat kering lateks


Hitung +aktor pengering (,P) kedua lateks dengan rumus !P " erat kering # erat

asah $ %&& '. *tau +aktor pengering didapatkan juga dari hasil penelitian '4 kali penyadapan di kebun dan kemudian dapat dijadikan patokan di perkebunan tersebut dalam menghitung $$*.
Hitung nilai KKA dengan rumus A BK $ !P

Setelah $$* dihitung, keringkan lembaran tadi dengan cara di gantung pada selayan selayan

HAS(L PEN)AMATAN

Berat gelas piala ?elas piala - A 22,'( g ?elas piala -- A 74,11 g

:umlah koagulum asam semut yang diberikan adalah !' . @' A !( . @( 72ml . @' A (4 ml . '44 ml @' A (4 . '44 8 72 @' A (4,34 ml

a. ;encairkan lateks b. ;enyaring lateks c. ;enakar lateks d. ;enakar asam semut e. ;embekukan lateks +. ;enipiskan koagulum g. ;enggiling pada gilingan licin h. ;enggiling pada gilingan kembang (cetakan) i. ;encuci lembaran j. ;enjemurkan lembaran

PEMBAHASAN

)ateks kebun akan menggumpal atau membeku secara alami dalam "aktu beberapa jam setelah dikumpulkan. Penggumpalan dapat disebabkan oleh timbulnya asam#asam akibat terurainya bahan bukan karet yang terdapat dalam lateks akibat akti%itas mikroorganisme. Hal itu pula yang menyebabkan mengapa lump hasil penggumpalan alami berbau busuk. Selain itu, penggumpalan juga disebabkan oleh timbulnya anion dari asam lemak hasil hidrolisis lipid yang ada di dalam lateks. *nion asam lemak ini sebagaian besar akan bereaksi dengan ion magnesium dan kalsium dalam lateks membentuk sabun yang tidak larut, keduanya menyebabkan ketidakmantapan lateks yang pada akhirnya terjadi pembekuan. Prakoagulasi merupakan pembekuan pendahuluan tidak diinginkan yang menghasilkan lump atau gumpalan#gumpalan pada cairan getah sadapan. &ntuk mencegah prakoagulasi, penga"etan lateks kebun mutlak diperlukan, terlebih jika jarak antara kebun dengan pabrik pengolahan cukup jauh. 6at yang digunakan sebagai bahan penga"et disebut dengan 9at antikoagulan. Syarat 9at antikoagulan adalah harus memiliki pH yang tinggi atau bersi+at basa. -on =H# di dalam 9at antikoagulan akan menetralkan ion HD pada lateks, sehingga kestabilannya dapat tetap terjaga dan tidak terjadi penggumpalan. Terdapat beberapa jenis 9at antikoagulan yang umumnya digunakan oleh perkebunan besar atau perkebunan rakyat diantaranya adalah amoniak, soda atau natrium karbonat, +ormaldehida serta natrium sul+it. Dalam hal proses pengolahan lateks di tempat pengolahan atau pabrik, biasanya memiliki urutan kerja tertentu untuk menghasilkan hasil olah lateks berupa lembaran (sheet). Pengolahan sheet oleh perkebunan dilaksanakan di pabrik pengolahan dengan menggunakan peralatan yang lebih baik dan dengan kapasitas yang lebih besar. =leh karena itu, sheet yang dihasilkan berkualitas tinggi. Standar kualitas yang tinggi tersebut dapat dicapai karena proses pembuatannya dilaksanakan sesuai dengan persyaratan pengolahan yang memenuhi standar.pekerjaan tersebut meliputi8
1. Penerimaan lateks

)ateks hasil penyadapan yang berasal dari berbagai bagian kebun diangkut dengan tangki yang ditarik truk ke pabrik. Dipabrik lateks diterima dan di campur dalam bak penerimaan. lateks yang dimasukan ke dalam bak penerimaan harus disaring terlebih dahulu untuk mencegah aliran lateks yang terlalu deras dan terba"anya lump atau kotoran lainnya. Saringan tersebut terdiri dari saringan kasar

dan sedang, yang terbuat dari alumunium. Dari lateks yang telah terkumpul dalam bak penerimaan diambil contoh atau sampel untuk mengetahui kadar karet keringnya. Hal ini penting untuk memperhitungkan kebutuhan air dalam proses pengenceran lateks.
2. Pengenceran lateks

Pengenceran lateks atau memperlemah kadar karet adalah menurunkan kadar karet yang terkandung dalam lateks sampai diperoleh kadar karet yang terkandung dalam lateks sampai diperoleh kadar karet baku sesuai dengan yang diperlukan dalam pembuatan sheet, yaitu sebesar '/., '0., '1., atau(4. sesuai dengan kondisi dan peralatan setempat. *dapun maksud dari pengenceran lateks adalah8
&ntuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga gilingan tidak terlalu berat ;emudahkan penghilangan gelembung udara atau gas yang terdapat dalam

lateks
;emudahkan meratanya koagulum (asam pembeku) yang dibutuhkan untuk

proses koagulasi
3. Pembekuan lateks

Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan butir butir karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi satu gumpalan atau koagulum. &ntuk membuat koagulum ini lateks pelu dibubuhi obat pembeku(koagulan) seperti asam semut atau asam cuka. ;enurut penelitian, terjadinya poses koagulasi adalah karena terjadinya penurunan pH. )ateks segar yang diperoleh dari hasil sadapan mempunyai pH 1,0. supaya tidak terjadi pengumpalan,pH yangmendekati netral tersebut harus diturunkan sampai 3,5. Pada kemasaman ini tercapai titik isoelektris atau keseimbangan muatan listrik pada permukaan pertikel pertikel karet, sehingga partikel partikel karet tersebut dapat menggumpal menjadi satu. Penurunan pH ini terjadi dengan membubuhi asam semut '. atau asam cuka (. ke dalam lateks yang telah diencerkan.
4. Penggilingan

$oagulum yang didapatkan dari lateks tersebut di ambil dan digiling dengan mesin penggiling manual atau otomatis. ;esin penggiling tersebut terdiri dari mesin penggiling halus dan mesin penggiling cetakan. Tujuan dari gilingan ini adalah8

;engubah

koagulum

menjadi

lembaran

lembaran

yang

mempunyai

lebar,panjang dan tebal tertentu


&ntuk mengeluarkan serum yang terdapat di dalam koagulum

5. Pengeringan

)embaran lembaran yang telah dihasilkan dari mesin penggiling selanjutnya akan dikeringkan dengan cara dijemur pada selayan selayan di pabrik. Salah satu alasan kenapa di pabrik selalu tinggi bertujuan sebagai penjemuran lembaran sheet.

KES(MPULAN

&ntuk memperoleh hasil karet yang bermutu tinggi, pengumpulan lateks hasil penyadapan dikebun dan kebersihan harus diperhatikan. Hal ini pertama tama berlaku untuk alat alat yang dalam pekerjaan pengumpulan lateks bersentuhan dengannya. Selain dari kemungkinan terjadinya pengotoran lateks oleh kotoran kotoran yang kelak sukar dihilangkan. $otoran tersebut dapat pula menyebabkan terjadinya prakoagulasi dan terbentuknya lump sebelum lateks sampai di pebrik untuk diolah. Dalam keadaan tertentu, pada saat pengumpulan lateks biasa juga menggunakan obat antikoagulasi untuk mencegah terjadinya prakoagulasi. *kan tetapi pemakaian anti koagulan ini harus dibatasi sampai batas yang terkecil mungkin, karena biayannya cukup besar dan kadang kadang lateks yang dibubuhi anti koagulan memerlukan larutan obat koagulan (misalnya asam semut) yang terpaksa kadarnya harus dinaikkan. Penambahan asam yang berlebihan dalam prses koagulasi juga dapat menghambat proses pengeringan. Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan lateks '. bahan kimia sebagai anti koagulan a. Soda atau natrium karbonat (!a(<=/) b. *monia (!H/) c. ,ormaldehid d. !atrium sul+it (!a(S=/) (. bahan senya"a pengumpal (koagulum)
asam semut disebut juga asam +ormiat, <H==H. Berupa cairan yang jernih

dan tidak ber"arna, mudah larut dalam air, berbau merangsang, dan masih bereaksi asam pada pengenceran asam cuka disebut juga asam asetat <H/<==H. /. air pengolahan dalam pengolahan karet, air berperan sangat penting dan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat besar. *dapun man+aat air dalam pengolahan lateks adalah8 Sebagai bahan pengencer lateks, pelarut dan pengencer bahan bahan kimia, air harus jernih dan tidak ber"arna, tidak boleh mengandung garam garam terutama garam kapur, karena akan sangat mempermudah terjadinya prakoagulasi dan menimbulkan binti bintik oksidasi.

SA*AN Setelah selesai pengumpulan lateks, ember ember pengumpul janganlah ditaruh ditempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung, karena kenaikan suhu di dalam cairan lateks dapat mengakibatkan pemuaian butir butir karet sehingga akan terjadi prakoagulasi.

LAPORAN PENGOLAHAN LATEKS

MENDRA KURNIAWAN 0811123007

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERKEBUNAN POLYTECHNIC AGRYCULTURE OF ANDALAS UNIVERSITY 2010

You might also like