You are on page 1of 33

IMUNISASI CAMPAK

CAMPAK
Penyakit yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pd anakanak.
Transmisi: langsung secara droplet atau lewat udara (airbone spread) (jarang)

Pencegahan : Umum: Menghindari dengan penderita campak Memberikan ASI dan nutrisi Mengandung vit yg cukup terutama vit A Khusus:

Imunisasi Campak

Imunisasi campak
Memberikan kekebalan aktif tehadap penyakit campak. Vaksin berasal dari virus campak yg hidup dan dilemahkan (strain CAM 70 dan preservatif kanamisin sulfat dan eritromisin) Dosis : 0.5 ml subkutan dapat pula secara IM dianjurkan pada deltoid

Diberikan 2x : 1. Umur 9 bulan 2. 6-7 tahun dalam program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) Apabila telah mendapat imunisasi MMR padda usia 15-18 bulan dan ulangan umur 6 tahun ulangan campak SD kelas 1 tidak diperlukan

Kontra Indikasi : Infeksi akut disertai demam 380C Imunodefisiensi Mendapat pengobatan imunosupresif HIV Reaksi KIPI: Demam >39,50C (5-15%) pd hr ke 5-6 sesudah imunisasi dan selama 5 hr Ruam (5%) pd hr ke 7-10 sesudah imunisasi dan selama 2-4 hr Ensefalitis dan ensefalopati 30 hr sesudah imunisasi 1 diantara 1 milyar dosis vaksin.

IMUNISASI INFLUEZA

Influenza
Penyakit Infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh virus influenza. Sangat menular dan dapat mengakibatkan komplikasi serius. Maka dari itu perlu diberikan Imunisasi Influenza

Imunisasi Influenza
Vaksin trivalen influenza terdiri dari 2 virus influenza subtipe A (H3N2 dan H1N1), serta virus influenza tipe B Jadwal : usia 6-23 bulan, baik anak sehat mupun dengan risiko (Asma, Penyakit jantung, Penyakit sel sickle, HIV dan Diabetes) Pada usia 9 tahun cukup 1x saja teratur setiap tahun Diberikan setiap tahun

Dosis tergantung umur anak : 1. Umur 6-35 bulan : 0.25 ml 2. Umur 3 tahun : 0.5 ml 3. Umur 8 tahun : pemberian 1 diperlukan 2 dosis dengan interval min 4-6 minggu, thn berikutnya hanya 1 dosis Diberikan secara IM pada paha anterolateral atau deltoid.

KIPI : Efek samping lokal (bengkak, nyeri, demam, kemerahan ditempat suntikan Reaksi segera (angioedema, asma, sisemik anafilaksis)

Kontra Indikasi : 1. Hipersensitif anafilaksis thd vaksin influenza sebelumnya 2. Alergi thd telur 3. Sedang menderita demam akut berat 4. Mempunyai Riw. Sindrom Guillain Barre

IMUNISASI MMR

MMR (Measles, Mumps, Rubella)


Measles, morbili, rubeola CAMPAK Mumps = gondongan Penyakit menular akut yang disebabkan oleh family paramyxovirus dengan predileksi pada kelenjar dan jar. Syaraf

Imunisasi MMR
Diberikan usia 12-18 bulan min interval 6 bulan dengan imunisasi campak (umur 9 bulan) Diberikan min 1 bulan setelah/sblm imunisasi lain Ulangan pada usia 6 tahun Dosis: 1x 0.5 ml IM atau subkutan

Kontra Indikasi : 1. Keganasan yang tidak diobati/ ganggg. Imun 2. Alergi berat thd gelatin/neomisin 3. Demam akut 4. Mendapat vaksin hidup yang lain dalam waktu 4 minggu 5. Kehamilan 6. Setelah transfusi darah atau pemberian imunoglobulin 3 bulan sblmnya 7. Defisiensi imun

Reaksi KIPI : 1. malaise, demam atau ruam 1 minggu setelah imunisasi selama 2-3 hari 2. Demam 7-12 hari setelah imunisasi selama 1-2 hari 3. Kejang demam, ensefalitis, pembesaran kelenjar parotis 4. Meningoensefalitis 5. Trombositopenia

IMUNISASI TIFOID

Tifoid
Di Indonesia tersedia 2 vaksin tifoid yaitu vaksin suntikan (polisakarida dan oral (bakteri hidup yang dilemahkan) 1. Vaksin polisakarida parenteral - Diberikan usia 2 tahun, ulangan setiap 3 tahun - Dosis 0.5 ml secara im/subkutan padda daerah deltoid atau paha - KIPI : reaksi lokal dan reaksi alergi (jarang) - Kontra indikasi : alergi thd bahan vaksin, saat demam, penyakit akut/kronik yang progresif

2. Vaksin tifoid oral Ty21a - Diberikan pada usia > 6 tahun - Dikemas dalam kapsul, diberikan 3 dosis dengan interval selang sehari - Ulangan dilakukan setiap 3-5 tahun Biasanya digunakan le turis yg akan berkunjung ke daerah endemis tifoid.

IMUNISASI HEPATITIS B

Hepatitis B
Tujuan : Untuk mencegah penyakit Hepatitis tipe B Diberikan sedini mungkin setelah lahir (perhatikan status HBsAg ibu) Diberikan secara intramuskular 0,5 cc. bayi: anterolateral paha ; anak: deltoid Diberikan sebanyak 3 kali : 0,1,6 bln Reaksi lokal: kemerahan, nyeri Reaksi sistemik: << demam
3/2/2014 20

Status HBsAg ibu HBsAg (+)

Berat lahir 2000 g Vaksin Hep B + HBIg dalam 12 jam Imunisasi dg 3 dosis pada 0,1, dan 6 bulan usia kronologis Cek anti HBs & HBsAg pada umur 9-15 bln Jika HBsAg & anti HBs (-), reimunisasi dg 3 dosis, interval 2 bln, cek kembali HBsAg & anti HBs Vaksin Hep B dalam 12 jam + HBIg dalam 7 hari bila ibu HBsAg (+) Cek HBsAg ibu segera Dianjurkan vaksinasi Hep B saat lahir

Berat lahir < 2000 g Vaksin Hep B+ HBIg dalam 12 jam Imunisasi dg 4 dosis pada 0,1,2,3, & 6 bulan usia kronologis Cek anti HBs & HBsAg pada umur 9-15 bln Jika HBsAg & anti HBs (-), reimunisasi dg 3 dosis, interval 2 bln, cek kembali HBsAg & anti HBs Vaksin Hep B + HBIg dalam 12 jam Cek HBsAg ibu segera, jika tidak dapat dilakukan dalam 12 jam berikan HBIg Vaksin Hep B dosis 1 dalam 30 hari usia kronologis, bila klinis stabil atau saat keluar RS sebelum 30 hari usia kronologis

HBsAg tidak diketahui

HBsAg(-)

HBsAg (-)

Vaksin Hep B dalam 3 dosis pada 0-2,14,dan 6-18 bln usia kronologis Bila vaksinasi kombinasi mengandung Hep B, berikan saat usia 6-8 minggu umur kronologis Evaluasi anti HBs & HbsAg tdk perlu dilakukan

Vaksin Hep B dalam 3 dosis pada 02,1-4,dan 6-18 bln usia kronologis Bila vaksinasi kombinasi mengandung Hep B, berikan saat usia 6-8 minggu umur kronologis Evaluasi anti HBs & HbsAg tdk perlu dilakukan

CATCH UP
Pasien yang smasekali belum divaksin 3 x pemberian Jika terlambat memulai, atau terlambat 1 bulan:

IMUNISASI POLIO

Polio
Untuk mencegah penyakit polio Jenis: Vaksin virus polio oral (oral polio vaccine: OPV)
Vaksin hidup dilemahkan, tetes, oral. Dosis : 2 tetes = 0.1 ml (mengandung virus tipe 1, 2, 3, eritromisin 2mcg, kanamicin 10mcg) Memacu pembentukan antibodi di darah dan epitelium usus

Vaksin polio inactivated (inactivated polio vaccine: IPV)


Dosis 0.5 ml subkutan 3 kali berturut2 dengan jarak 2 bulan Memberikan imunitas jangka panjang (mukosal & humoral) trhdap 3 tipe virus polio Imunitas mukosal lebih rendah daripada OPV Bisa dikombinasiin (DTaP/IPV, DTaP/HiB/IPV)
3/2/2014 24

Polio 0 Saat baru lahir Polio 2,3,4 Diberikan pada usia 2,4,6 bulan, interval antara 2 imunisasi tdk kurang dari 4 minggu
Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak polio-4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun)

IMUNISASI HIB

Hib (H.influenzae tipe B)


Tujuan: Untuk mencegah penyakit radang otak, radang sal pernafasan yg disebabkan Haemofilus Influena B Diberikan 3 kali pada umur 2,4 dan 6 bulan. Ulangan pada umur 18 bulan Reaksi lokal: kemerahan Reaksi sistemik: -

3/2/2014

27

IMUNISASI PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)

PCV
Tujuan: Untuk mencegah penyakit akibat Streptococcus Pnemoniae (pneumonia, meningitis, dll) Pemberian: - Dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. - Pada umur 7-12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur > 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. - Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali

Interval dosis :
Dose 1 to Dose 2: 4 weeks Dose 2 to Dose 3: 4 weeks Dose 3 to Dose 4: 8 weeks

Reaksi Vaksin : - Nafsu makan berkurang, kemerahan dan nyeri pada tempat injeksi - Demam ringan-tinggi - Rewel

IMUNISASI ROTAVIRUS

Rotavirus
Tujuan: untuk mencegah infeksi rotavirus Diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan.

Daftar pustaka
Pedoman Imunisasi Di Indonesia edisi 4 2011 Intisari Imunisasi 2013 CDC-Table of catch up schedule for immunization. http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/rr/rr6202.pdf Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 18 tahun. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Tahun 2011

You might also like