You are on page 1of 4

Reksa Dana menurut Undang-Undang Pasar Modal tahun 95 adalah wadah yang dipergunakan

untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

Sehingga pada reksa dana terdapat 3 unsur penting yang saling terkait satu sama lain,
yaitu:

1. kumpulan dana masyarakat


Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-pemodal
yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.

2. investasi dana dalam bentuk portofolio efek


Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun
yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio efek yang dikelola oleh reksa dana dapat
berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis).

3. dikelola oleh manajer investasi


Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak termasuk
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan demikian reksa dana memiliki kekuatan membeli yang jauh lebih besar dibandingkan
jika investor berinvestasi sendiri.

Apa Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana ?

1. Diversifikasi Investasi Memperkecil Resiko


Reksa dana merupakan kekuatan investasi bersama. Hal ini dimungkinkan karena uang pemodal
yang satu kemudian digabungkan dengan milik pemodal lainnya sehingga menciptakan kekuatan
membeli yang jauh lebih besar dibandingkan jika seorang pemodal membeli sendiri.

Dengan besarnya jumlah modal yang telah digabungkan tersebut reksa dana dapat dengan mudah
melakukan diversifikasi investasi.

Bayangkan jika Anda memiliki uang 1 juta rupiah dan hendak berinvestasi di pasar modal.
Dengan sejumlah uang tersebut, akan sulit bagi anda untuk menanamkannya di berbagai jenis
investasi pasar modal. Untuk dapat tetap melakukan diversifikasi investasi, maka Anda harus
memiliki modal yang besar.

Keberadaan reksa dana memungkinkan Anda untuk melakukan diversifikasi investasi karena
reksa dana terdiri dari kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau sekurits lainnya yang
dimiliki oleh sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan investasi profesional.
Memiliki beberapa jenis saham kemungkinan resikonya akan lebih kecil dibandingkan apabila
Anda memiliki satu jenis saham. Sama halnya jika Anda memiliki berbagai obligasi dan berbagai
saham, resiko yang akan ditanggung lebih kecil jika dibandingkan dengan memiliki beberapa
saham saja.

Sebagai ilustrasi, Anda memiliki satu lot saham AAAA. Ketika harga saham AAAA turun, maka
nilai investasi Anda akan turun. Berbeda jika Anda berinvestasi di saham AAAA, BBBB dan US
$100. Ketika harga saham AAAA turun, saham BBBB dan kurs Dolar terhadap Rupiah naik,
maka kerugian investasi Anda akan lebih kecil atau tidak ada karena turunnya harga AAAA
dapat ditutupi oleh naiknya BBBB dan Dolar.

2. Kenyamanan Berinvestasi
Kemampuan investor kecil dalam memperoleh informasi pasar dan menganalisa pasar modal
sangat terbatas. Reksa dana yang didukung oleh manajer investasi akan membantu investornya
dalam memecahkan permasalahan tersebut.

Manajer investasi yang mengelola portofolio reksa dana mempunyai akses informasi pasar dari
berbagai sumber sehingga mampu mengambil keputusan yang lebih akurat untuk kepentingan
investasi investornya.

Dengan menempatkan modalnya di reksa dana berarti investor telah menyerahkan dananya
tersebut untuk dikelola oleh profesional sehingga tidak perlu lagi berpikir sepanjang hari untuk
memilih efek yang akan dijadikan portofolio investasinya.

Investor sebagai pemilik unit penyertaan reksa dana juga dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin dengan melihat Nilai Aktiva Bersih yang diumumkan melalui surat
kabar setiap harinya.

3. Terjangkau
Reksa dana memberikan kesempatan kepada investor-investor kecil untuk dapat berinvestasi di
pasar modal. Dengan jumlah dana yang relatif kecil (mulai dari Rp. 100.000,-) seseorang sudah
dapat membuka rekening investasinya di reksa dana.

Investor sebagai pemilik unit penyertaan reksa dana dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin dengan melihat Nilai Aktiva Bersih yang diumumkan melalui surat
kabar setiap harinya.

Resiko Berinvestasi di Reksa Dana

1. Resiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Reksa Dana


Walaupun produk reksa dana merupakan produk diversifikasi, tidak menutup kemungkinan
bahwa nilai unit penyertaannya akan turun. Turun naiknya nilai unit penyertaan tidak terlepas
dari kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas dan/atau efek utang yang menjadi alat investasi
reksa dana tersebut.
Sebagai ilustrasi, sebuah produk reksa dana berinvestasi pada jenis obligasi dan saham. Ketika
suku bunga naik akan menyebabkan harga obligasi turun, dan pada saat yang sama kinerja
emiten ekuitas melemah menyebabkan harga saham pun turun. Maka nilai unit penyertaan pada
produk reksa dana ini akan turun.

Selain itu, berkurangnya nilai unit penyertaan ini juga dapat disebabkan karena adanya biaya-
biaya yang dikenakan oleh perusahaan reksa dana atas produknya. Ketika kegiatan investasi ini
memperoleh hasil 0%, tetapi karena reksa dana menanggung beban seperti biaya manajemen,
maka beban tersebut akan dikurangkan dari

2. Resiko Perubahan Ekonomi dan Politik


Perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di suatu negara dapat mempengaruhi pandangan
umum perusahaan-perusahaan di Indonesia termasuk yang tercatat di Bursa Efek Jakarta maupun
Surabaya. Berubahnya pandangan umum tersebut dapat mempengaruhi likuiditas portofolio efek
sehingga harga efek dapat turun ataupun naik.

Sebagai contoh, ketika Indonesia dilanda krisis moneter, kepercayaan investor asing terhadap
keamanan berinvestasi di Indonesia mulai berkurang. Banyak investor asing yang menjual
portofolio efeknya dan membawa hasil penjualannya ke luar negeri. Hal ini mengakibatkan
harga efek di Indonesia menjadi turun sehingga mempengaruhi turunnya nilai aktiva bersih reksa
dana.

3. Resiko Wanprestasi
Resiko wanprestasi ini dapat terjadi ketika pihak-pihak terkait pasar modal seperti emiten, bank
kustodian, broker gagal memenuhi kewajibannya. Kegagalan ini dapat mempengaruhi nilai
aktiva bersih reksa dana. Wanprestasi dapat terjadi akibat dari pihak-pihak yang terkait dengan
reksa dana, misalnya pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, kebakaran
serta kerusuhan, yang mungkin akan mempengaruhi penurunan NAB reksa dana tersebut.

Sebagai contoh wanprestasi terjadi ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan
reksa dana tidak segera membayarkan ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Resiko yang Berhubungan denga Peraturan


Reksa dana memiliki batasan-batasan yang dimaksud untuk melindungi investor tetapi mungkin
batasan-batasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi investor juga. Contoh batasan dengan
tidak membolehkannya reksa dana membeli efek di luar negeri dan membeli efek yang
diterbitkan oleh perusahaan melebihi 10% dari nilai aktiva reksa dana pada saat pembelian.

Batasan-batasan ini sangat dirasakan ketika pasar modal Indonesia turun tajam, pengelola reksa
dana tidak dapat memindahkan dananya ke pasar modal luar negeri yang lebih bergairah.
Pengelola reksa dana pun tidak dapat membeli saham lebih dari 10% NABnya bagaimanapun
potensialnya saham tersebut.
5. Resiko Likuiditas Reksa Dana Terbuka
Resiko ini dapat terjadi ketika perusahaan reksa dana tidak memiliki dana tunai untuk membeli
kembali unit penyertaan investornya.

Sebuah perusahaan reksa dana memperoleh dananya dengan menjual unit penyertaan kepada
investor. Ketika investor menjual kembali unit penyertaannya sedangkan perusahaan reksa dana
tidak dapat menjual portofolio investasinya dan tidak memiliki uang tunai, maka ia tidak dapat
membeli unit penyertaan yang dijual investornya. Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan
reksa dana diijinkan untuk memperoleh pinjaman untuk melunasinya. Pinjaman yang diberikan
biasanya dibatasi dan disesuaikan dengan keadaan perusahaan reksa dana tersebut. Apabila
keadaan demikian terus berlangsung, maka proses penjualan kembali unit penyertaan oleh
investor akan tertunda sampai memungkinkan.

Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolio

Sesuai dengan Peraturan No. IV.C.3 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih
reksa dana terbuka, reksa dana dibagi menjadi 4 jenis yang dikelompokan berdasarkan
portofolionya, yaitu:

Pasar Uang
Risiko Paling Rendah
Tujuan Likuiditas dan mempertahankan nilai modal

Pendapatan Tetap
Risiko Rendah
Tujuan Pendapatan yang stabil

Saham
Risiko Tinggi
Tujuan Pertumbuhan harga saham/unit dalam jangka panjang

Campuran
Risiko Moderat
Tujuan Pertumbuhan harga dan pendapatan

sumber: indoexchange.com

You might also like