You are on page 1of 4

Harapan penatalaksanaan yang lebih baik Perbaikan status kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi merupakan

salah satu upaya pokok dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Konsentrasi Epidemiologi Reproduksi dan Perinatal memfokuskan pada temuan terbaru secara epidemiologis tentang hubungan antara sebab-akibat, etiologi, perilaku dan genetik serta mekanisme pencegahan terhadap penyakit-penyakit reproduksi dan kondisi-kondisi perinatal.1 Endometriosis adalah salah satu penyakit organ reproduksi yang kerap mengancam anita. Kejadian penyakit ini terbilang cukup tinggi, sehingga mengundang perhatian kalangan profesional medis. !enurut ".#. $acoeb, setiap tahunnya angka kejadian endometriosis terus bertambah, dan saat ini diperkirakan ada %& juta penderita penyakit ini. 'i (merika )erikat, diperkirakan lebih dari % juta anita mengidap endometriosis. (ngka kejadian di Indonesia belum dapat diperkirakan karena belum ada studi epidemiologik, tapi dari data temu an di rumah sakit, angkanya berkisar 1*,+-+,,-. pada kelompok infertilitas. /ila persentase tersebut dikaitkan dengan jumlah penduduk sekarang, maka di negeri ini akan ditemukan sekitar 1* juta penderita endometriosis pada anita usia produktif. Endometriosis diartikan sebagai penyakit yang berasal dari sisi dalam rahim. 'i samping penyebab utama infertilitas pada anita, penyakit ini juga memicu berbagai gangguan seperti nyeri panggul menahun, abortus, dispreunia, rasa kembung perut, nyeri dan kejang pada perut ba ah, lelah, alergi dan disfungsi tubuh terkait imun lainnya. /ahkan dari beberapa kajian terbaru, telah terjadi peningkatan risiko kanker tertentu pada pasien endometriosis. 0ang lebih mengkha atirkan, endometriosis sulit dikenali. Penyakit ini sampai sekarang belum dapat ditentukan dengan pasti penyebabnya. /eragam pendapat telah diutarakan untuk menjelaskan perjalanan penyakit ini, tapi tak satu pun yang berlaku uni1ersal. 2ejala-gejala endometriosis tidak khas dan inkonsisten. 2ejalanya serupa dengan adenomiosis, appendisitis, kista o1arium, obstruksi usus, kanker kolon, miom uterus, sindrom usus iritabel, kanker o1arium, dan penyakit radang panggul. 3 4mumnya, penyakit endometriosis muncul pada usia reproduktif. (ngka kejadian endometriosis mencapai --1&. pada anita umumnya dan lebih dari -&. terjadi pada anita

perimenopause. 2ejala endometriosis sangat tergantung pada letak sel endometrium ini berpindah. 0ang paling menonjol adalah adanya nyeri pada panggul, sehingga hampir %1-5%. kasus didiagnosa akibat keluhan nyeri kronis hebat pada saat haid, dan hanya *5. yang muncul akibat keluhan infertile 6mandul7. "etapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa menopause dan bahkan ada yang melaporkan terjadi pada 8&. pasien histerektomi 6pengangkatan rahim7. /eberapa studi juga mengatakan bah a anita jepang mempunyai pre1alensi yang lebih besar diantara endometriosis di keluarganya.* Kendati sulit didiagnosa, pemicu endometriosis dapat dikenali. /ila dalam keluarga ada yang mengidap endometriosis, maka secara genetik, ada anggota keluarga lain berbakat menderita penyakit serupa. Endometriosis banyak ditemukan pada pasien yang menderita penurunan imun atau penyakit autoimun. 9aktor lingkungan ditengarai memberikan andil cukup besar dalam peningkatan angka kejadian penyakit ini. Ketergantungan endometriosis pada hormon-hormon o1arium telah memicu penelitian pengaruh pajanan bahan-bahan kimia terhadap angka kejadian:beratnya penyakit endometriosis.3 'ari uraian di atas, kita dapat mengetahui bah a penyakit pada organ reproduksi yang cukup berbahaya ini memiliki angka kejadian yang cukup tinggi. ;al ini dapat disebabkan gambaran epidemiologi oleh kemajuan yang endometriosis dalam lebih telah memahami baik muncul epidemiologi dari selama endometriosis yang masih tertinggal di belakang penyakit lain. <amun demikian, anita kauskasia. )elain itu juga 1&. endometriosis ini dapat muncul pada mereka yang mempunyai ri ayat

beberapa dekade terakhir. /elakangan telah dicapai kemajuan dalam diagnosis dini yang non in1asif, yaitu dengan pemberian aromatase inhibitor. "eknik dengan kemampuan tinggi ini lebih non in1asif, dibanding cara in1asif 6pembedahan laparoskopik7. Pembedahan laparoskopik merupakan penanganan endometriosis yang paling efektif. 'iharapkan pengobatan dengan membuang secara eksisi ini terus berkembang dari tahun ke tahun sehingga teknik pembedahan laparoskopik dapat lebih baik dan efektif. )elain teknik pembedahan, penanganan endometriosis juga menggunakan obat-obatan. 'ana=ol misalnya, antiestrogen ini lebih dari *& tahun telah dipakai sebagai penanganan pilihan pertama untuk pengoabatan endometriosis. Kini dengan makin banyaknya pengobatan

yang lebih efektif, maka dana=ol tidak lagi menjadi first line, karena agonis 2nR; dan antagonis-2nR; telah digunakan secara luas untuk menangani penyakit itu. <amun terapi farmakologi ini tidak menyembuhkan melainkan mengendalikan penyakit. )elain antiestrogen, penghambat aromatase telah dipakai dalam kasus ginekologi khususnya endometriosis. 'alam beberapa penelitian penghambat aromatase, yang telah 3& tahun dikenal untuk pengobatan kanker payudara ini , berkhasiat antiestrogenik. !odulator reseptor estrogen selektif 6selective estrogen receptor modulator, )ER!s7 telah dicoba untuk pengobatan endometriosis karena kerjanya mirip estrogen dan tak berkhasiat estrogenik terhadap organ payudara dan uterus.'an modulator reseptor progesteron selektif 6selective progesteron receptor modulators, )PR!s7 juga memiliki kekhas-an yang tinggi untuk reseptor progesteron. )PR!s dapat memperkecil lesi endometriosis tanpa mempengaruhi ke rapatan tulang dan dapat digunakan jangka panjang. >bat lain, seperti mifepriston juga dapat memberi harapan bagi penderita endometriosis karena khasiat antiprogestin dan antiglukokortikoid, antiestrogen.3 'itemukannya berbagai alternatif pilihan untuk menangani endometriosis ini diharapkan dapat menurunkan angka pre1alensi dan kematiannya, meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi serta pada akhirnya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Kendati kemajuan dalam penanganan endometriosis cukup pesat, namun mengambil langkah pencegahan atau kekambuhan jauh lebih baik. 'i sadari atau tidak, gaya hidup modern telah mengha silkan banyak limbah beracun. Perubah an gaya hidup ke arah pola hidup sehat dan alami perlu segera dicanangkan.

'(9"(R P4)"(K( 1. http?::ph-gmu.org:inde@.phpA modBpendidikanCsubBkiakrCactB1ie CtypBhtml. 'iakses pada tanggal 1>ktober 3&1& 3. *. $acoeb. 3&&%. 'icari 9ormula Pengobatan yang "epat. $akarta? 4ni1ersitaria http?:: .ncbi.nlm.nih.go1:pubmed:11,8,,8&. 'iakses pada tanggal 1>ktober 3&1&

You might also like