You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.

Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.1 Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima tahun (balita). Masalah gizi buruk dan kekurangan gizi telah menjadi keprihatinan dunia sebab penderita gizi buruk umumnya adalah balita dan anak anak yang tidak lain adalah generasi generus bangsa. !asus gizi buruk merupakan aib bagi pemerintah dan masyarakat karena terjadi di tengah pesatnya kemajuan zaman. "engan alasan tersebut, masalah ini selalu menjadi program penanganan khusus oleh pemerintah.# !eadaan gizi masyarakat $ndonesia pada saat ini masih belum menggembirakan. %erbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang &itamin ', anemia de(isiensi besi, gangguan akibat kurang )odium dan gizi lebih (obesitas) masih banyak tersebar di kota dan desa di seluruh tanah air. *aktor (aktor yang mempengaruhi keadaan tersebut antara lain adalah tingkat kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga dalam meilih, mengolah, dan membagi makanan di tingkat rumah tangga, ketersediaan air bersih dan (asilitas sanitasi dasar serta ketersediaan dan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang berkualitas.+ !esepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (M"Gs) yang terdiri dari , tujuan, 1, target dan -, indikator, menegaskan bahwa tahun #.1/ setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada tahun 100.. "ua dari lima indikator sebagai penjabaran tujuan pertama M"Gs adalah menurunnya pre&alensi gizi kurang pada anak balita (indikator keempat) dan menurunnya jumlah penduduk dengan de(isit energi (indikator kelima).Masalah gizi pada anak balita di $ndonesia telah mengalami perbaikan. 1al ini dapat dilihat antara lain dari penurunan pre&alensi gizi buruk pada anak balita dari /,-2
1

pada tahun #..3 menjadi -,02 pada tahun #.1.. Meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal anak gizi buruk masih relati( besar.1 Menurut hasil 4iset !esehatan "asar (4iskesdas) #..3, pre&alensi pro&insi 56% untuk gizi buruk dan kurang adalah #-,,2. %ila dibandingkan dengan target pen7apaian program perbaikan gizi tahun #.1/ sebesar #.2 dan target M"G untuk 56% sebesar #-,,2 berada di atas nasional yang 1,,/2 maka 56% belum melampaui target nasional #.1/ sebesar #.2. %erdasarkan 4iskesdas tahun #.1., dikatakan bahwa pre&alensi gizi buruk 56% sebesar 1.,82 (6im 9enyusun, #.11). :edangkan menurut data hasil pemantauan status gizi (9:G) tahun #..0 pre&alensi gizi buruk di 56% sebesar /,-0 dan tahun #.1. turun menjadi -,33.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (%%;U) yang merupakan padanan istilah severely underweight (!emenkes 4$, #.11), sedangkan menurut "epkes 4$ #..,, keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (%%;6%) < + :" dan atau ditemukan tanda tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor.1,2. Epidemiolo i Gizi buruk masih merupakan masalah di $ndonesia, walaupun 9emerintah $ndonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. "ata :usenas menunjukkan bahwa jumlah balita yang %%;U < +:" = s7ore >1O 5?1: sejak tahun 10,0 meningka tdari 8,+2 menjadi 3,#2 tahun 100# dan men7apai pun7aknya 11,8 2 padatahun 100/. Upaya pemerintahan tara lain melalui 9emberian Makanan 6ambahan dalam @aring 9engaman :osial (@9:) dan peningkatan pelayanan gizi melalui pelatihan pelatihan 6atalaksana Gizi %uruk kepada tenaga kesehatan, berhasil menurunkan angka gizi buruk menjadi 1.,1 2 pada tahun 100,A ,,12 tahun 1000 dan 8,+ 2 tahun #..1. 5amun pada tahun #..# terjadi peningkatan kembali menjadi ,2 dan pada tahun #..+ menjadi ,,1/ 2. !enyataan di lapangan menunjukkan bahwa anak gizi buruk dengan gejala klinis (marasmus, kwashiorkor, marasmus kwashiorkor) umumnya disertai dengan penyakit in(eksi seperti diare, $n(eksi :aluran 9erna(asan 'kut ($:9'). 6uberkulosis (6%) serta penyakit in(eksi lainnya. "ata dari >1O menunjukkan bahwa /- 2 angka kesakitan pada balita disebabkan karena gizi buruk, 10 2 diare, 102 $:9', 1,2 perinatal, 32 7ampak, /2 malaria dan +# 2 penyebab lain./ Masalah gizi pada anak balita di $ndonesia telah mengalami perbaikan. 1al ini dapat dilihat antara lain dari penurunan pre&alensi gizi buruk pada anak balita dari /,-2 pada tahun #..3 menjadi -,02 pada tahun #.1.. Meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal anak gizi buruk masih relati( besar. Menurut hasil 4iset !esehatan "asar (4iskesdas) #..3, pre&alensi pro&insi 56% untuk gizi buruk dan kurang adalah #-,,2. %ila dibandingkan dengan target pen7apaian program perbaikan gizi tahun #.1/ sebesar #.2 dan target M"G untuk 56% sebesar #-,,2 berada di atas nasional yang 1,,/2 maka 56% belum melampaui
3

target nasional #.1/ sebesar #.2. %erdasarkan 4iskesdas tahun #.1., dikatakan bahwa pre&alensi gizi buruk 56% sebesar 1.,82 (6im 9enyusun, #.11). :edangkan menurut data hasil pemantauan status gizi (9:G) tahun #..0 tahun #..0 pre&alensi gizi buruk di 56% sebesar /,-0 dan tahun #.1. turun menjadi -,33. 1 !. Klasifi"asi #i$i Bu%u" 6erdapat + tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor. 9erbedaan tipe tersebut didasarkan pada 7iri 7iri atau tanda klinis dari masing masing tipe yang berbeda beda. !.1 &a%asmus Gambaran klinik marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak 7ukup karena diet yang tidak 7ukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat seperti mereka yang hubungan orangtua anak terganggu, atau karena kelainan metaboli7 atau mal(ormasi 7ongenital. Gangguan berat setiap system tubuh dapat mengakibatkan malnutrisi.8 Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pen7ernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya. 'nak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. %erikut adalah gejala pada marasmus adalah B a. 'nak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit b. >ajah seperti orang tua 7. $ga gambang dan perut 7ekung d. Otot paha mengendor (baggy pant) e. ?engeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar !.2 K'ashio%"o% 9enampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk ( suger baby), bilamana dietnya mengandung 7ukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atro(i. 6ampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.

>alaupun de(isiensi kalori dan nutrien lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak 7ukup bernilai biologis baik. "apat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pda proteinuria (ne(rosis), in(eksi, perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati kronik .8 !washiorkor merupakan sindrom klinis akibat dari de(isiensi protein berat dan masukan kalori tidak 7ukup. "ari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolik yang disebabkan oleh in(eksi kronik, akibat de(isiensi &itamin dan mineral dapat turut menimbulkan tanda tanda dan gejala gejala tersebut. %entuk malnutrisi yang paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini terutama berada di daerah industri belum bekembang.8 %entuk klinik awal malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis atau iritabilitas. %ila terus berlanjut, mengakibatkan pertumbuhan tidak 7ukup, kurang stamuna, kehilangan jaringan muskuler, meningkatnya kerentanan terhadap in(eksi, dan udem. $munode(isiensi sekunder merupakan salah satu dari mani(estasi yang paling serius dan konstan. 9ada anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran jaringan subkutan dan kehilangan tonus otot. 1ati membesar dapat terjadi awal atau lambat, sering terdapat in(iltrasi lemak. Udem biasanya terjadi awal, penurunan berat badan mungkin ditutupi oleh udem, yang sering ada dalam organ dalam sebelum dapat dikenali pada muka dan tungkai. 'liran plasma ginjal, laju (iltrasi glomerulus, dan (ungsi tubuler ginjal menurun. @antung mungkin ke7il pada awal stadium penyakit tetapi biasanya kemudian membesar. 9ada kasus ini sering terdapat dermatitis. 9enggelapan kulit tampak pada daerah yang teriritasi tetapi tidak ada pada daerah yang terpapar sinar matahari. "ispigmentasi dapat terjadi pada daerah ini sesudah deskuamasi atau dapat generalisata. 4ambut sering jarang dan tipis dan kehilangan si(at elastisnya. 9ada anak yang berambut hitam, dispigmentasi menghasilkan 7orak merah atau abu abu pada warna rambut (hipokromotri7hia) .8 $n(eksi dan in(estasi parasit sering ada, sebagaimana halnya anoreksia, mual, muntah, dan diare terus menerus. Otot menjadi lemah, tiois, dan atro(i, tetapi kadang kadang mungkin ada kelebihan lemak subkutan. 9erubahan mental, terutama iritabilitas dan apati sering ada. :tupor, koma dan meninggal dapat menyertai.8
5

%erikut 7iri 7iri dari kwashiorkor se7ara garis besar adalah B a. 9erubahan status mental B 7engeng, rewel, kadang apatis b. 4ambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah di7abut, pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam. 7. >ajah membulat dan sembab d. 9andangan mata anak sayu e. 9embesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa kenyal pada rabaan permukaan yang li7in dan pinggir yang tajam. (. !elainan kulit berupa ber7ak merah muda yang meluas dan berubah menjadi 7oklat kehitaman dan terkelupas !.! &a%asmi"(K'ashio%"o% Gambaran klinis merupakan 7ampuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari hari tidak 7ukup mengandung protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. 9ada penderita demikian disamping menurunnya berat badan < 8.2 dari normal memperlihatkan tanda tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi terlihat pula.). E*iolo i Menurut 1asaroh, (#.1.) masalah gizi pada balita dipengaruhi oleh berbagai (aktor, baik (aktor penyebab langsung maupun (aktor penyebab tidak langsung. Menurut "epkes 4$ (1003) dalam Mastari (#..0), (aktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi pada balita adalah penyakit in(eksi serta kesesuaian pola konsumsi makanan dengan kebutuhan anak, sedangkan (aktor penyebab tidak langsung merupakan (aktor sepertitingkat sosial ekonomi, pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan ditingkat keluarga, pola konsumsi, serta akses ke (asilitas pelayanan. :elain itu, pemeliharaan kesehatan juga memegang peranan penting. "i bawah ini dijelaskan beberapa (aktor penyebab tidak langsung masalah gizibalita, yaituB a. Tin "a* Pendapa*an Kelua% a. 6ingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang disediakan untuk konsumsi balita serta kuantitas ketersediaannya. 9engaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang berlawanan hampir uni&ersal.
6

:elain itu diupayakan menanamkan pengertian kepada para orang tua dalam hal memberikan makanan anak dengan 7ara yang tepat dan dalam kondisi yang higienis. +. Tin "a*an Pen e*ahuan I+u *en*an #i$i. :uatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan yaituB :tatus gizi 7ukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. :etiap orang hanya akan 7ukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal. $lmu gizi memberikan (akta (akta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi. 9engetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. :emakin banyak pengetahuan gizi seseorang,maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi. 9engetahuan gizi yang dimaksud disini termasuk pengetahuan tentang penilaian status gizi balita. "engan demikian ibu bias lebih bijak menanggapi tentang masalah yang berkaitan dengan gangguan status gizi balita. ,. Tin "a*an Pendidi"an I+u. 9endidikan ibu merupakan (aktor yang sangat penting. 6inggi rendahnya tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan terhadap perawatan kesehatan, kebersihan pemeriksaan kehamilan dan pas7a persalinan, serta kesadaran terhadap kesehatan dan gizi anak anak dan keluarganya. "isamping itu pendidikan berpengaruh pula pada (a7tor so7ial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan, kebiasaan hidup, makanan, perumahan dan tempat tinggal. 6ingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. 1al ini bias dijadikan landasan untuk membedakan metode penyuluhan yang tepat. "ari kepentingan gizi keluarga, pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bias mengambil tindakan se7epatnya. 6ingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindak tanduk menghadapi berbagai masalah, missal memintakan &aksinasi untuk anaknya, memberikan oralit waktu diare, atau kesediaan menjadi peserta !%. 'nak anak dari ibu
7

yang mempunyai latar pendidikan lebih tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta tumbuh lebih baik. !eterbukaan mereka untuk menerima perubahan atau hal baru guna pemeliharaan kesehatan anak maupun salah satu penjelasannya. d. A"ses Pela-anan Keseha*an. :istem akses kesehatan men7akup pelayanan kedokteran (medical service)dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). :e7ara umum akses kesehatan masyarakat adalah merupakan subsistem akses kesehatan, yang tujuan utamanya adalah pelayanan pre&enti( (pen7egahan) dan promoti( (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa akses kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kurati( (pengobatan) dan rehabilitati( (pemulihan). Upaya akses kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan kesehatan danstatus gizi pada golongan rawan gizi seperti pada wanita hamil, ibu menyusui, bayi dan anak anak ke7il, sehingga dapat menurunkan angka kematian. 9usat kesehatan yang paling sering melayani masyarakat, membantu mengatasi dan men7egah gizi kurang melalui program program pendidikan gizi dalam masyarakat. 'kses kesehatan yang selalu siap dan dekat dengan masyarakat akan sangat membantu meningkatkan derajat kesehatan. "engan akses kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan dan pengetahuan gizi masyarakat akan terpenuhi. ). Dia nosis "iagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi buruk berbeda beda tergantung dari derajat dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modi(ikasi disebabkan oleh karena adanya kekurangan &itamin dan mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.# "iagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. 'nak didiagnosis gizi buruk apabila B %%;6% kurang dari +:" (marasmus) Cdema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh(kwashiorkor B %%;6% D +:" atau marasmik kwashiorkor B %%;6% < +:".

@ika %%;6% ata %%;9% tidak dapat diukur dapat digunakan tanda klinis berupa anak tampak sangat kurus (visible severe wasting) dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu lengan pantat dan pahA tulang iga terlihat jelas dengan atau tanpa adanya edema.3 9ada setiap anak gizi buruk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan (isik. 'namnesis terdiri dari anamnesia awal dan lanjutan. Anamnesis a'al .un*u" "eda%u%a*an/ 0 !ejadian mata 7ekung yang baru saja mun7ul Eama dan (rekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare (en7er;darah;lender) !apan terakhir berkemih :ejak kapan kaki dan tangan teraba dingin

%ila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan;atau syok, serta harus diatasi segera. Anamnesis lan1u*an (untuk men7ari penyebab dan ren7ana tatalaksana selanjutnya, dilakukan setelah kedaruratan tertangani) "iet (pola makan); kebiasaan makan sebelum sakit 4iwayat pemberian ':$ 'supan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir 1ilangnya na(su makan !ontak dengan 7ampak atau tuber7ulosis paru 9ernah sakit 7ampak dalam + bulan terakhir %atuk kronik !ejadian dan penyebab kematian saudara kandung %erat badan lahir 4iwayat tumbuh kembang 4iwayat imunisasi 'pakah ditimbang setiap bulan Eingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang so7ial anak) "iketahui atau tersangka in(eksi 1$F .3
9

Peme%i"saan 2isi" 'pakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki. 6entukan status gizi dengan menggunakn %%;6% 9% 6anda dehidrasi B tampak haus, mata 7ekung, turgor buruk 6anda syok (akral dingin, ?46 lambat, nadi lemah dan 7epat), kesadaran menurun "emam (suhu aksilar G +3,/ ?) atau hipotermi (suhu aksilar <+/,/ ?) *rekuensi dan tipe perna(asan B pneumonia atau gagal jantung :angat pu7at 9embesaran hati dan ikterus 'dakah perut kembung, bising usus melemah atau meningkat, tanda asites 6anda de(isiensi &itamin ' (ber7ak bitot, ulkus kornea, keratomalasia) Ulkus pada mulut *okus in(eksi B 616, paru, kulit Eesi kulit pada kwashiorkor 6ampilan tinja 6anda dan gejala in(eksi 1$F

10

3. Alu% dan Pena*ala"sanaan #i$i Bu%u" %erikut disertakan alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk

Ba an 1. Alu% peme%i"saan ana" den an i$i +u%u"

11

:elain itu, berikut disertakan alur pelayanan anak gizi buruk di rumah sakit;puskesmas perawatan.

%agan #. 'lur 9elayanan 'nak Gizi %uruk di 4umah :akit;9uskesmas 9erawatan

12

%erikut juga disertakan salah satu tatalaksana anak dengan gizi buruk tanpa tada bahaya atau tanda penting tertentu.

Ba an !. Pem+e%ian 4ai%an dan &a"anan Un*u" S*a+ilisasi "alam proses pengobatan !C9 berat terdapat + (ase, adalah (ase stabilisasi, (ase transisi dan (ase rehabilitasi. 9etugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana yang 7o7ok untuk setiap (ase. 6atalaksana ini digunakan baik pada penderita kwashiorkor, marasmus maupun marasmik kwarshiorkor. 1. Tahap Pen-esuaian 6ujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga ia mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein (6C69). 6ahap penyesuaian ini
13

dapat berlangsung singkat, adalah selama 1 # minggu atau lebih lama, bergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan men7erna makanan. @ika berat badan pasien kurang dari 3 kg, makanan yang diberikan berupa makanan bayi. Makanan utama adalah (ormula yang dimodi(ikasi. ?ontohB susu rendah laktosa H#,/ /2 glukosa H#2 tepung. :e7ara berangsur ditambahkan makanan lumat dan makanan lembek. %ila ada, berikan ':$. @ika berat badan pasien 3 kg atau lebih, makanan diberikan seperti makanan untuk anak di atas 1 tahun. 9emberian makanan dimulai dengan makanan 7air, kemudian makanan lunak dan makanan biasa, dengan ketentuan sebagai berikutB a. 9emberian energi dimulai dengan /. kkal;kg berat badan sehari. b. @umlah 7airan #.. ml;kg berat badan sehari. 7. :umber protein utama adalah susu yang diberikan se7ara bertahap dengan keen7eran 1;+, #;+, dan +;+, masing masing tahap selama # + hari. Untuk meningkatkan energi ditambahkan /2 glukosa, dan d. Makanan diberikan dalam porsi ke7il dan sering, adalah , 1. kali sehari tiap # + jam. %ila konsumsi per oral tidak men7ukupi, perlu diberi tambahan makanan lewat pipa (per sonde) 2. Tahap Pen-em+uhan %ila na(su makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, se7ara berangsur, tiap 1 # hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga konsumsi men7apai 1/. #.. kkal;kg berat badan sehari dan # / gram protein;kg berat badan sehari. !. Tahap Lan1u*an :ebelum pasien dipulangkan, hendaknya ia sudah dibiasakan memperoleh makanan biasa yang bukan merupakan diet 6C69. !epada orang tua hendaknya diberikan penyuluhan kesehatan dan gizi, khususnya tentang mengatur makanan, memilih bahan makanan, dan mengolahnya sesuai dengan kemampuan daya belinya.

14

:uplementasi zat gizi yang mungkin diperlukan adalah B a. Glukosa biasanya se7ara intra&ena diberikan bila terdapat tanda tanda hipoglikemia. b. !?l, sesuai dengan kebutuhan, diberikan bila ada hipokalemia. 7. Mg, berupa Mg:O- /.2, diberikan se7ara intra muskuler bila terdapat hipomagnesimia. d. Fitamin ' diberikan sebagai pen7egahan sebanyak #...... :$ peroral atau 1...... :$ se7ara intra muskuler. %ila terdapat Iero(talmia, &itamin ' diberikan dengan dosis total /..... :$;kg berat badan dan dosis maksimal -...... :$. e. Fitamin % dan &itamin ? dapat diberikan se7ara suntikan per oral. =at besi (*e) dan asam (olat diberikan bila terdapat anemia yang biasanya menyertai !!9 berat. 6abel 1.@adwal 9engobatan dan 9erawatan 'nak Gizi %uruk

15

5. Dampa" #i$i Bu%u" Gizi %uruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai konsekuensi yang diterima anak itu sendiri. !ondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem, karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan de(isiensi (kekurangan) asupan mikro;makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk akan memporak porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena in(eksi. :e7ara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa mengan7am jiwa karena berberbagai dis(ungsi yang di alami, an7aman yang timbul antara lain hipotermi (mudah kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis, hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal) dan kekurangan elektrolit dan 7airan tubuh. @ika (ase akut tertangani dan namun tidak di follow up dengan baik akibatnya anak tidak dapat Jcatch upJ dan mengejar ketinggalannya maka dalam jangka panjang kondisi ini berdampak buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya. 'kibat gizi buruk terhadap pertumbuhan sangat merugikan performance anak, akibat kondisi JstuntingJ (postur tubuh ke7il pendek) yang diakibatkannya dan perkembangan anak pun terganggu. C(ek malnutrisi terhadap perkembangan mental dan otak tergantung dangan derajat beratnya, lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. "ampak terhadap pertumbuhan otak ini menjadi patal karena otak adalah salah satu aset yang &ital bagi anak. %eberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bi7ara dan gangguan perkembangan yang lain. :edangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes $K, penurunan perkembangn kogniti(, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa per7aya diri dan tentu saja merosotnya prestasi anak

DA2TA6 PUSTAKA
16

1. !emenkes 4$. #.11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar ntropometri !enilaian Status Gi"i nak. @akarta B "irjen %ina Gizi dan !esehatan $bu dan 'nak. #. !risnansari, "iah. #.1.. #utrisi dan Gi"i $uruk. Mandala o( 1ealth. Folume -, 5omor 1 +. "epkes 4$. #..3. !edoman !endampingan Keluarga Menu%u Kadar"i. @akarta B "irjen %ina !esehatan Masyarakat dan "irektorat %ina Gizi Masyarakat. -. "epkes 4$. #..,. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD& K'$(Gi"i $uruk. @akarta B "irektorat @enderal %ina !esehatan Masyarakat, "irektorat %ina Gizi Masyarakat. /. "epkes 4$. #..3. $uku $agan )atalaksana nak Gi"i $uruk. @akarta B "irjen %ina

!esehatan Masyarakat dan "irektorat %ina Gizi Masyarakat. 8. %erhman dkk. #elson Ilmu Kesehatan nak *disi +, -olume +. @akarta B CG?. 3. >1O. #..0. $uku Saku !elayanan Kesehatan 'daptasi $ndonesia >1O $ndonesia. ,. 'stya 9alupi, dkk. #..0. :tatus Gi"i dan .ubungannya dengan Ke%adian Diare pada nak Diare kut di Ruang Rawat Inap RS/! dr0 Sard%ito 1ogyakarta dalam @urnal Gizi !linik $ndonesia Folume 8, 5o.1 (hal 1 3). 0. :yai(ul, muthowi(. #..0. .ubungan ntara Ke%adian Diare dengan Status Gi"i nak nak di Rumah Sakit. @akarta B 6im

$alita di Kelurahan $ekonang Kecamatan mo%olaban Kabupaten Sukohar%o. :urakarta. 1.. $katan "okter $ndonesia. #.1.. !edoman !elayanan Medis 2ilid +. @akarta B 9engurus 9usat $"'$. 11. 5gurah :uwarba dkk. !rofil Klinis dan *tiologi !asien Keterlambatan !erkembangan Global di Rumah Sakit 3ipto mangunkusumo 2akarta dalam Sari !ediatri -olume +40 #o05. "enpasar B "epartemen $lmu !esehatan 'nak Uni&ersitas Udayana. 1#. =uhriyah 1. #..0. 6aktor Risiko Disfasia !erkembangan pada "epartemen $lmu !esehatan 'nak Uni&ersitas "iponegoro. 1+. :oetjiningsih. 100/. )umbuh Kembang nak. @akarta B CG? nak. :emarang B

17

You might also like