You are on page 1of 3

Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Lansia 1.

Citra Tubuh Citra tubuh adalah pandangan individu terhadap tubuhnya baik dalam hal bentuk, ukuran, fungsi, dan potensi yang dimiliki (Stuart & Laraia, 2001). Citra tubuh juga dipengaruhi oleh persepsi orang lain terhadap tubuh individu. Seiring dengan pertambahan usia dan proses penuaan, lansia mengalami perubahan bentuk tubuh, penurunan fungsi tubuh, dan adanya penyakit yang diderita. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri pada lansia. Pada lansia, terjadi perubahan biologis seperti kulit tipis, keriput, kering, adanya uban, gigi keropos, penglihatan dan pendengaran berkurang, mudah merasa lelah dan lamban, terjadinya osteoporosis akibat penurunan kadar kalsium, kifosis, atrofi otot, menopouse, dan perburukan penyakit akibat gaya hidup seperti jantung, diabetes, dan hipertensi. Selain itu, terjadi pula perubahan kemampuan kognitif seperti mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik, kesulitan menerima hal baru, disorientasi umum, tempat, dan waktu terutama pada lansia yang memiliki penyakit dimensia dan alzheimer. Namun, umumnya lansia akan melakukan penyesuaian agar dapat siap menerima masa usia lanjutnya tetapi terkadang proses penyesuaian cenderung negatif sehingga hal tersebut menjadi hal yang menjadi ancaman terhadap citra tubuhnya sehingga mereka mengalami penurunan kepercayaan diri dan menuju pada harga diri rendah yang berhubungan dengan gangguan konsep dirinya. (Delaune & Ladner, 2002)

2. Harga Diri Harga diri adalah penilian individu terhadap pencapaian diri dengan menganalisa seberapa berharga dirinya berdasarkan perilaku dan ideal diri yang dimiliki (Stuart & Laraia, 2001). Harga diri bersifat positif apabila seseorang merasa mampu, berguna, dan kompeten. Harga diri yang negatif apabila seseorang memiliki penilaian negatif terhadap dirinya seperti tidak mampu, gagal, dan tidak ada kepercayaan diri (Rosenberg 1965; Potter dan Perry, 2010). Namun, pada lansia biasanya mereka mengalami penurunan harga diri dari saat dewasa akibat perubahan fungsi biologis dan psikososial. Sehingga, beberapa faktor seperti adanya penyakit, ketergantungan, dan respon lingkungan dapat mempengaruhi harga diri lansia. Penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan stroke terkadang membuat lansia merasa tidak mampu dan tidak berdaya untuk melakukan aktivitas bahkan terkadang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya secara mandiri sehingga perlu dibantu secara parsial bahakan total. Hal ini menimbulkan penurunan harga diri dan nilai diri akibat ketidakberdayaan dan ketergantungan yang tinggi. Sehingga, lansia perlu didorong untuk

dapat mandiri melakukan aktivitas jika memungkingkan seperti makan, mandi, berdandan, berpakaian, penggunaan toilet, mobilisasi sesuai dengan kapasitasnya agar dapat meningkatkan rasa berharga dan otonomi bagi dirinya. Selain itu, respon lingkungan yang tidak diharapkan seperti berkurangnya interaksi sosial terhadap keluarga, tetangga, dll dan merasa dijauhi akibat penurunan daya ingat, perasaan, kecerdasan, dan motivasi dapat menurunkan harga diri lansia dan dapat berujung pada stress depresi.

3. Ideal Diri Ideal diri merupakan persepsi seseorang tentang bagaimana ia berperilaku berdasarkan standar, nilai dan norma, serta tujuan yang ingin dicapai (Stuart & Laraia, 2001). Ideal diri sangat berkaitan dengan harga diri. Lansia yang memiliki konsep diri yang mendekati ideal dirinya akan memiliki harga diri yang tinggi dan sebaliknya. Ideal diri yang dimiliki saat lansia berbeda dengan saat dewasa. Lansia mulai mengerti bahwa potensi yang dimilikinya sudah terbatas akibat penuaan, kemunduran fisik maupun psikologis sehingga tidak banyak tujuan dan keinginan yang tinggi. Hal tersebut mempengaruhi ideal diri seorang lansia. Saat dewasa, mereka masih produktif dan masih dapat menghasilkan uang dengan bekerja, namun saat lansia, mereka mulai beradaptasi dan menerima untuk tidak bekerja namun beralih menemukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup hingga end of life misalnya dengan tetap bersosialisasi dengan lingkungan, mengikuti kegiatan rekreasi yang bermanfaat, melakukan hobi, meningkatkan hubungan dengan keluarga, serta meningkatkan spiritualitas. Melalui ideal diri yang realistis dapat meningkatkan harga diri seseorang 4. Identitas Diri Identitas diri adalah kesadaran atas keunikan diri berdasarkan penilaian dan observasi diri (Potter dan Perry, 2010). Pada lansia, identitas diri dipengaruhi oleh faktor nilai dan budaya. Melalui hubungan sosial, keluarga, dan pengalaman budaya lansia dapat mengenal identitasnya dengan berbagi pengalaman dengan teman sekelompoknya. Namun terkadang, gangguan persepsi sensori akibat penyakit seperti dimensia dapat mempengaruhi identitas diri seseorang dimana lansia dimensia terkadang lupa dan sulit untuk mengingat sesuatu bahkan tentang dirinya dan lingkungannya, mengalami gangguan penilaian, perubahan kepribadian, gangguan persepsi, dan komunikasi sehingga dapat mempengaruhi konsep dirinya.

5. Penampilan Peran Penampilan peran adalah perilaku yang berhubungan dengan fungsi individu dalam lingkungan sosial (Craven & Hirnle, 2000). Seiring dengan perjalanan usia terjadi perubahan peran yang dialami seorang lansia atau adanya transisi peran. Contohnya, lansia akan menarik diri dari peran sebelumnya dan berganti ke aktivitas yang lebih introspektif dan fokus pada diri. Misalnya peran sebagai pekerja menjadi pensiun, berkurangnya peran dalam keluarga saat anak menginjak dewasa dan meninggalkan rumah untuk belajar dan memulai kehidupan yang baru bersama keluarga yang baru, kehilangan peran sebagai duda/janda karena ditinggal wafat oleh pasangan hidup. Oleh karena itu, diperlukan adaptasi yang baik terhadap transisi peran yang terjadi agar tidak mengganggu konsep diri dan menimbulkan masalah psikososial.

Referensi : Craven, R. F & Hirnle, C.J. (2000). Fundamental of Nursing : Human Health and Function. 3rd Ed. Philadelphia : Lipincott Delaune, S.C & Ladner, P.K. (2002). Fundamental of Nursing: Standard & Practice. 2nd Ed. USA : Delmar Thomson Learning Potter and Perry. (2010). Fundamental of Nursing. 7th Ed. Elsevier : Singapore Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2001). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th Ed. St.Louies, Missouri : Elsevier Mosby

You might also like