You are on page 1of 7

Kelebihan dan kelemahan teori Konstruktivisme F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI KONSTRUTIVISME 1.

Kelebihan Berfikir :Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan. Faham :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. Ingat :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru. Kemahiran sosial :Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru. Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru. 2. Kelemahan Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung.

Beberapa kelebihan dalam pembelajaran ini adalah; Pebelajar lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut. Melibatkan secara aktif memecahkan maslah dan menuntut ketrampilan berfikir pebelajar yang lebih tinggi Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki pebelajar sehingga pembelajaran bermakna. Pembelajar dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang diseleseikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan pebelajar terhadap bahan yang dipelajari.

Menjadikan pebelajar lebih mandiri dan dewasa mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara pebelajar. Pengkondisian pebelajar dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajaran dan temuannya sehingga pencapaian kesempatan belajar pebelajar dapat diharapkan.

http://duniayuukichan.blogspot.com/2012/02/kelebihan-dan-kelemahan-teori.html

Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivistik a. Kelebihan :

1) Pembelajaran konstruktivistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri.

2) Pembelajaran konstruktivistik memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.

3) Pembelajaran konstruktivistik memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.

4) Pembelajaran konstruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks.

5) Pembelajaran konstruktivistik mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.

6) Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar. http://bambangdibyo.wordpress.com/2013/03/16/teori-belajar-dan-pembelajarankonstruktivistik-dan-implikasinya-dalam-setting-bimbingan-konseling/

teori behaviorisme Kelebihan yang pertama yang kami perolehi melalui teori ini adalah teori ini sangat sesuai untuk melatih atau mendidik kanak-kanak yang masih memerlukan bantuan daripada orang dewasa di sekeliling mereka. Sebagai contoh kanak-kanak tadika memerlukan bimbingan dan perhatian yang khusus daripada orang di persekitarannya terutamanya guru-guru mereka kerana mereka mudah mengikuti apa yang diajar dan disuruh selain suka meniru perlakuan orang di sekelilingnya. Selain itu, mereka juga suka dengan bentukbentuk penghargaan yang diberi kepadanya seperti pujian dan melalui bentuk penghargaan tersebut ianya dapat membangkitkan semangat ingin belajar dalam diri mereka. Kelebihan yang kedua adalah guru tidak perlu mengambil masa yang lama untuk memberi penerangan yang panjang tentang pembelajaran kepada murid-murid. Hal ini kerana murid-murid akan dibiasakan belajar dengan sendiri kecuali sekiranya murid menghadapi sesuatu masalah dan memerlukan penjelasan yang lebih daripada guru. Dalam hal ini guru perlu memberikan penerangan dengan jelas. Selain daripada itu, teori ini juga menekankan kemahiran lisan berbanding kemahiran membaca dan menulis. Melalui aspek kemahiran lisan yang ditekankan dapat memberikan kelebihan kepada murid kerana aspek lisan iaitu mendengar dan bertutur penting dalam situasi harian murid. Boleh dikatakan bahawa kemahiran ini adalah kemahiran terkerap yang digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu sama lain. http://teoribehaviorismeivanpavlov.blogspot.com/

teori pembelajaran sosial Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata mata reflex atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

Pendekatan teori pembelajaran sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasan merespon) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak anak, faktor social dan kognitif. http://mayakabbaro.wordpress.com/2012/03/09/teori-pembelajaran-sosialbandura/ Kesimpulan Teori Pembelajaran Sosial Bandura merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara tingkah laku, person/kognitif, dan lingkungan dimana seseorang berada. Ketiga aspek ini memiliki hubungan timbal balik dan sangat berpengaruh terhadap pembentukan pola perilaku pada anak. Teori ini mengemukakan bahwa pola perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak merupakan representatif dari perilaku orang dewasa yang berada di sekelilingnya. Pola perilaku pada anak terjadi dari hasil observation (pengamatan), imitation (meniru), dan modeling. Proses pembentukan pola perilaku pada anak meliputi atensi, retensi, reproduksi gerak, dan motivasi. Dengan pemahaman pada konsep teori ini, kita dapat melakukan pembelajaran sosial yang tepat pada anak sehingga dapat mendukung optimalisasi proses tumbuh kembang pada anak.

Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak anak, faktor social dan kognitif.

Implikasi dalam Pendidikan Berdasarkan Teori Pembelajaran Sosial yang dipelopori oleh Albert Bandura, pemerhati akan meniru setiap tingkah laku 'model' sekiranya tingkah laku model tersebut mempunyai ciri-ciri seperti bakat, kecerdasan, kuasa, kecantikan atau pun populariti yang diminati oleh pemerhati.

Sudah tentu, sebagai seorang guru, kita sewajarnya turut mempunyai sedikit/sebanyak mengenai ciri-ciri yang disebutkan di atas. Ia secara tidak langsung amat berkait rapat terhadap proses pengajaran dan pembelajaran. Antara implikasi yang berkait rapat dengan Teori Pembelajaran Sosial terhadap pengajaran dan pembelajaran yang pertama ialah sebagai seorang guru, amat penting bagi kita memberi setiap orang murid peluang untuk memerhati dan mencontohi berbagai jenis model yang menunjukkan tingkah laku yang diingini. Oleh yang demikian, kita hendaklah memastikan bahawa kita sendiri boleh menunjukkan tingkahlaku yang boleh diteladani serta memaklumkan kepada anak murid berkenaan kesan sesuatu tingkah laku yang tidak bermoral, melanggar norma-norma masyarakat dan undang-undang, bersifat eksploitasi dan manipulasi dan sebagainya. Kedua, kita sebagai guru perlu memastikan dan berusaha menyediakan persekitaran sosial yang kondusif agar modeling boleh berlaku. Perkara seperti memberi insentif, pengukuhan dan sokongan moral seharusnya diberi kepada murid-murid secara terus menerus bagi menggalakkan berlakunya tingkahlaku yang baik dalam kalangan murid-murid pada masa kini. Selain itu, persembahan pengajaran seseorang guru seharusnya tersusun dan dapat menarik minat dan perhatian murid-murid serta seharusnya dapat dijadikan model untuk diikuti oleh mereka. Tambahan lagi, guru mestilah senantiasa mahir dalam komunikasi agar setiap kali sesi demonstrasi pembelajaran di dalam kelas jelas,dapat dipahami dan dapat diikuti oleh murid dengan mudah dan tepat. Contohnya, jika guru mengajar cara-cara untuk menghasilkan lukisan, guru mestilah menerangkan dahulu langkah-langkahnya agar ia dapat diikuti oleh murid secara mudah.

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dipetik dari Makalah ini adalah: 1. Belajar sosial adalah suatu proses tingkah laku dimana kita mengamati, bahkan meniru suatu pola perilaku orang lain (masyarakat) yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. 2. Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan.

3. Ada lima jenis-jenis teori permodelan alber bandura yaitu Peniruan Langsung Peniruan Tak Langsung, Peniruan Gabungan, Peniruan Sesaat / seketika. Dan Peniruan Berkelanjutan. 4. Beberapa karakteristik dari model yang efektif untuk ditiru adalah Kompetensi, Prestise dan kekuasaan, Perilaku Sesuai-Jender, dan Perilaku yang relevan dengan situasi pembelajar sendiri. Mungkin dari orang yang anda tiru, ada ciri-ciri seperti diatas. 5. Kekurangan dari teori pembelajaran sosial yaitu adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Sedangkan kelebihan dari teori ini adalah lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. 6. Implikasi Teori belajar sosial dalam pendidikan adalah hendaklah memastikan bahwa kita sendiri boleh menunjukkan tingkahlaku yang boleh diteladani serta memaklumkan kepada anak murid berkenaan kesan sesuatu tingkah laku yang tidak bermoral, sebagai guru perlu memastikan dan berusaha menyediakan persekitaran sosial yang kondusif agar modeling boleh berlaku, dan Selain itu, persembahan pengajaran seseorang guru seharusnya tersusun dan dapat menarik minat dan perhatian murid-murid serta seharusnya dapatdijadikan model untuk diikuti oleh mereka. 7. Yang menjadi inti dari Teori belajar sosial dalam persfektif Islam adalah manusia bisa menjadi suri teladan yang baik bagi orang-orang disekitarnya, , seperti Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri teladan bagi semua insan Manusia.

B.

Saran

Saran yang ingin kami sampaikan adalah bahwa kita sebagai pembelajar maupun yang nantinya akan menjadi model (contoh), hendaknya bersikap mengikuti sikap dan perilaku Nabi saw, karena beliau adalah suri teladan yang baik sesuai apa yang dijelaskan Allah dalam Alquran. Dan hendaknya jika ingin meniru tingkah laku orang lain, tirulah yang baik-baik.

Teori pembelajaran Humanistik . Kelebihan:

a. Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. b. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. c. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku. http://bungsunda88.wordpress.com/2013/10/01/teori-belajar-humanisme-dandesain-instruksional/

You might also like