You are on page 1of 26

METODE PEMISAHAN BAHAN ALAM

ANGGOTA KELOMPOK
Angelia Sita Diarini Bagus Nyoman Sugiastana Ni Made Sendi Roosvalin W. Mita Anggreni Bagus Putu Adi Putra Made Jelita Sugosha Luh Nyoman Sri Utami Ni Ketut Ratih Wijaksani K. Ni Wayan Ika Himawari Putu Eka Wida Yanti (1008505055) (1008505057) (1008505063) (1008505066) (1008505068) (1008505069) (1008505071) (1008505073) (1008505074) (1008505076)

BACKGROUND
Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) Herba sambiloto mengandung berbagai zat aktif, salah satunya Terpenoid (andrografolid) Sambiloto atau Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees merupakan salah satu tanaman suku Acanthaceae yang secara empiris digunakan untuk mengobati demam

Efek farmakologis dari herba sambiloto, seperti antiinflamasi, antibakteri, antipiretik, antioksidan, antiparasitik, hepatoprotektif, dan antidiabetes (Kumar et al.,2012). Banyaknya kandungan kimia pada herba sambiloto menyebabkan diperlukannya suatu pemisahan, isolasi, dan identifikasi terlebih dahulu selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan obat dari bahan alam

Rumusan Masalah

Bagaimana metode pemisahan, isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid andrografolid dari herba Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees?

Tujuan Masalah

Untuk mengetahui bagaimana metode pemisahan, isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid andrografolid dari herba Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.

Manfaat

Sebagai acuan dalam pemisahan, isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid andrografolid dari herba Andrographis paniculata (Burm.f.). Sehingga senyawa andrografolid dari herba Andrographis paniculata nantinya dapat digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees


Famili : Acanthaceae Marga : Andrographis Jenis : Andrographis paniculata (Widyawati, 2007)

KANDUNGAN KIMIA Flavonoid Diterpen lakton Efek farmakologis Diuretik Antipiretik

TERPENOID
STRUKTUR DASAR :

Senyawa terpenoid yang terkandung di dalam herba sambiloto adalah andrografolid

SKRINING FITOKIMIA
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam penelitian fitokimia. Tujuan: untuk menguji kandungan golongan kimia yang terdapat dalam suatu ekstrak atau sampel. Metode skrining fitokimia sebagian besar merupakan reaksi pengujian warna menggunakan suatu pereaksi warna

Kerugian pengerjaan lama dan penyarian kurang sempurna Keuntungan Metode ekstraksi sederhana

Maserasi modifikasi - Digesti - Dengan mesin pengaduk - Remaserasi - Maserasi Melingkar

MASERASI

Kromatografi Lapis Tipis


FASE DIAM
Salah satu fase diam yang banyak digunakan adalah silika gel Mekanisme silika gel sebagai adsorben pada plat KLT adalah dengan membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa melalui gugus Si-O

FASE GERAK
Fase gerak yang umum digunakan berupa campuran dari pelarut organik. Pemilihan fase gerak tidak hanya tergantung pada sifat adsorben dan aktivitasnya

SPEKTROFOTODENSITOMETRI
Tujuan : untuk meningkatkan derajat spesifisitas dari uji identifikasi dengan membandingkan parameter Rf
.

Dua

senyawa murni dikatakan identik jika memiliki harga Rf yang sama jika diukur pada kondisi yang sama. Prinsip kerja spektrofotodensitometri adalah didasarkan pada interaksi antara radiasi elektromagnetik sinar UV-Vis dengan noda analit. Radiasi yang datang akan diabsorpsi oleh analit, ditransmisi atau diteruskan (plat transparan).

BAB II
SKEMA RANCANGAN PEMISAHAN METABOLIT SEKUNDER

Skema Umum

Penyiapan Simplisia Skrinning Fitokimia

Identifikasi Alkaloid

Identifikasi Saponin

Identifikasi Steroid & Terpenoid


(+)

Identifikasi Alkaloid

Uji Pendahuluan Diterpen Lakton


(+)

Uji Konfirmasi Andrografolid

Ekstraksi Simplisia Pemisahan & Identifikasi Andrografolid dengan HPTLCSpektrofotodensitometri

Penyiapan Simplisia
Herba sambiloto yang berumur 100 hari dipanen dan dicuci hingga bersih.

Herba dikeringkan di tempat yang terlindung cahaya..

Setelah kering, herba sambiloto dikecilkan ukuran partikelnya denga blender..

Serbuk disimpan pada botol yang kedap udara..

Skrining Fitokimia
A. Identifikasi Alkaloid
Sejumlah 0,2 gram sampel dibasakan dengan 5 mL amoniak 30% digerus di dalam mortir

Ditambahkan 20 mL kloroform dan digerus kembali dengan kuat

Campuran tersebut disaring dengan kertas saring, fase organik diambil (Larutan A).

Sebagian larutan A diekstraksi dengan 10 mL HCl lalu dikocok dan diambil bagian atasnya (Larutan B). Larutan A diteteskan pada kertas saring kemudian ditambahkan pereaksi Dragendorff, terbentuknya warna merah atau jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid.

Larutan B dibagi dalam dua tabung reaksi, masing-masing ditambahkan pereaksi Dragendorff dan Mayer. Terbentuknya warna merah bata dengan pereaksi Dragendorff dan endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya alkaloid

B. Identifikasi Saponin
Sejumlah 0,2 gram sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 mL air panas.

Didihkan selama selama 5 menit dan disaring dengan kertas saring, kemudian didinginkan.

Filtrat yang diperoleh kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 menit, terbentuknya busa yang stabil dalam tabung reaksi menunjukkan adanya senyawa golongan saponin.

C. Identifikasi Steroid-Terpenoid
Sejumlah 0,2 gram sampel dimaserasi dengan 20 mL eter selama 2 jam, disaring dan diambil filtratnya sebanyak 5 mL. Diuapkan lalu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat (pereaksi Liebermann-Buchard). Jika terbentuknya warna hijau atau merah menunjukkan adanya senyawa golongan steroid dan diterpenoid.

D. Identifikasi Flavonoid
Sejumlah 0,2 gram sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 mL air panas, didihkan selama 5 menit, saring dengan kertas saring.
Kemudian 5 mL larutan filtrat ditambahkan serbuk magnesium dan 1 mL asam klorida pekat, selanjutnya ditambahkan 5 mL amil alkohol. Dikocok dengan kuat dan biarkan memisah, terbentuknya warna dalam amil alkohol menunjukkan adanya senyawa flavonoid

Uji Pendahuluan Diterpen Lakton


Sebanyak 1 gram serbuk simplisia sambiloto ditambahkan 20 mL etanol.

Dipanaskan di atas penangas air selama 5 menit.

Ditambahkan 300mg arang aktif ke dalam ekstrak, diaduk, dan disaring.

Filtrat digunakan untuk uji pendahuluan.

Sebanyak 3-5 tetes larutan KOH 5,7% b/v dalam etanol ditambahkan ke dalam 0,5 mL filtrat hingga muncul warna merah.

Filtrat tersebut didiamkan selama 10-15 menit hingga warna merah berubah menjadi kuning.

Uji ini mengindikasikan sampel mengandung diterpen lakton sebagai konstituen aktif.

Uji Konfirmasi Andrografolid


Filtrat yang diperoleh pada uji pendahuluan, diuapkan dengan menggunakan tekanan hingga benarbenar kering. Sebanyak 5 mg ekstrak kering dilarutkan dalam 5 mL etanol hangat dan 1 mg standar Andrografolid dilarutkan dalam 0,5 mL etanol hangat pada vial yang berbeda. Fase diam yang digunakan adalah plat KLT Al Silika Gel 60 F254 3 x 10 cm; fase gerak yang digunakan adalah kloroform: metanol: etil asetat (8 : 1,5 : 1 v/v).

Sebanyak 5 L ekstrak dan standar Andrografolid ditotolkan pada plat.

Plat dielusi pada chamber yang telah dijenuhkan oleh fase gerak.

Plat dideteksi di bawa sinar UV dan disemprot dengan larutan 3,5-asam dinitrobenzoic 2% b/w dalam etanol dan larutan KOH 5,7% b/v dalam etanol berlebih

Hasilnya kemudian dibandingkan dengan standar Andrografolid.

Ekstraksi
Sebanyak 200 gram serbuk simplisia Andrographis paniculata dimaserasi dengan campuran diklorometan : metanol (1:1 v/v) sebanyak 2 kali, dimana volume masing-masing pelarut pada maserasi pertama adalah 1 L dan maserasi kedua adalah 0,2 L. Masing-masing ekstraksi dilakukan selama 6 jam dengan pengadukan yang konstan Ekstrak disaring dan filtrate dipekatkan pada temperature dibawah 700C untuk menghasilkan ekstrak yang berwarna hijau. Ekstrak tersebut dicuci beberapa kali dengan toluene hingga hampir keseluruhan warnanya menghilang.

Toluen diuapkan kemudian residu dilarutkan dengan etanol panas 60-700C dan disaring dalam keadaan panas.
Filtrat didinginkan di lemari pendingin untuk proses kristalisasi.

Proses tersebut diulang beberapa kali hingga diperoleh kristal Andrografolid yang memiliki titik leleh pada rentang 226-2290C.

Pemisahan dan Identifikasi Andrografolid dengan HPTLCSpektrofotodensitometri


A. Preparasi Sampel
Sebanyak 10 mg kristal andrografolid hasil kristalisasi dilarutkan dengan 10 mL alkohol absolut.

Larutan disaring dengan Whatman Filter Paper 125 mm.

Filtrat diuapkan hingga konsentrasinya 2 mL

B. Preparasi Larutan Standar Andrografolid


Sebanyak 5 mg standar andrografolid dilarutkan dengan 2 mL alkohol absolut.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL.

Ditambahkan alkohol absolut hingga tanda batas dan digojog hingga homogen.

C. Penyiapan Plat
Disiapkan plat HPTLC Al Silika Gel 60 F254 dengan ketebalan 0,2 mm berukuran 4,5 cm x10 cm; jarak pengembangan 8,5 cm.

Plat dicuci dalam chamber yang berisi 2 mL metanol dan dielusi sampai plat terbasahi.

Plat diaktivasi di dalam oven pada suhu 1200C selama 30 menit.

D. Penyiapan Eluen
Disiapkan eluen yang merupakan campuran dari kloroform : metanol (7:1 v/v)

Dimasukkan ke dalam chamber dan dilakukan penjenuhan chamber selama 30 menit.

E. Penotolan, Pengelusian, dan Identifikasi


Sebanyak 5 L sampel ditotolkan dalam bentuk pita pada plat menggunakan CAMAG LINOMATE 5 Sample Applicator dengan lebar pita 6 mm dan jarak antar pita 13 mm.

Plat dielusi pada chamber yang telah jenuh lalu dikeringkan di udara.

Plat di scan pada rentang panjang gelombang 200 270 nm dan ditentukan panjang gelombang maksimum dari standar andrografolid. Dilakukan scanning pada panjang gelombang maksimum, kemudian dibandingkan spectrum sampel dengan standar andrografolid.

PEMBAHASAN
Penyiapan Simplisia

Sampel yang digunakan adalah herba sambiloto yang berumur 100 hari. Hal ini dikarenakan herba sambiloto tersebut memiliki kandungan andrografolid yang paling banyak Tahapan penyiapan sampel meliputi proses pencucian, pengeringan, dan penyerbukan.

Skrinning Fitokimia

Skrining fitokimia ini bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam serbuk herba sambiloto memiliki kandungan kimia yang akan ditentukan yaitu terpenoid. hasil positif pada uji alkaloid, uji steroid dan terpenoid serta uji flavonoid

Hasil positif uji pendahuluan diterpen lakton, filtrat berwarna merah berubah menjadi kuning. Uji ini mengindikasikan sampel mengandung diterpen lakton sebagai konstituen aktif Uji Pendahuluan
Diterpen Lakton

cont
Uji Konfirmasi Andrografolid

Uji konfirmasi ini bertujuan untuk memastikan jenis senyawa golongan diterpen lakton yang terdapat dalam sampel adalah senyawa andrografolid Metode uji konfirmasi yang digunakan adalah metode KLT dengan fase diam berupa plat KLT Al Silika Gel 60 F254 dan fase gerak kloroform: metanol: etil asetat (8 : 1,5 : 1 v/v).

Ekstraksi Simplisia

Ekstrak hasil maserasi disaring dan filtrat dipekatkan pada temperatur dibawah 700C untuk menghasilkan ekstrak yang berwarna hijau. Ekstrak dicuci dengan toluen karena pelarut toluen mampu memisahkan ektrak dari klorofil Proses kristalisasi di lemari pendingin untuk memperoleh kristal andrografolid

Pemisahan & Identifikasi Andrografolid dengan HPTLCSpektrofotodensit ometri

Kombinasi HPTLC dengan spektrofotodensitometer dapat dimanfaatkan untuk memperoleh data kualitatif dengan membandingkan nilai Rf serta spektrum UV in situ masing-masing puncak yang terdeteksi Panjang gelombang maksimum andrografolid yang diperoleh adalah 250 nm dan nilai Rf andrografolid sebesar 0,31

Gambar 1. Puncak andrografolid hasil isolasi

Gambar 2. Puncak andrografolid standar

You might also like