You are on page 1of 5

MATA KULIAH GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

RESUME BACAAN TENTANG GAS BIOGENIK

Disusun oleh: Aditya Pratama 12011065

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014

GAS BIOGENIK
Gas biogenik dihasilkan pada temperatur rendah dari dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme anaerobik. Hasil penelitian yang dilakukan PPPGL sejak tahun 1990-an telah menemukan sumber-sumber gas biogenik yang cukup signifikan dan terperangkap pada lapisan sedimen laut dangkal Holocene (berumur <10.000 tahun yang lalu). Sumber gas biogenik ini berasal dari lapisan endapan yang mengandung fragmen organik yang berlimpah. Hasil analisa laboratorium menggunakan Gas Chromatograph (GC) menunjukkan bahwa kandungan gas biogenik ini mengandung lebih dari 95% gas methan, sekitar 2% gas CO2 dan Nitrogen (N). Kadang-kadang ditemukan pula gas H2S namun dalam jumlah yang relatif kecil sekali (< 0,1%). Pada umumnya, gas biogenik yang ditemukan pada sumur-sumur penduduk di kawasan pesisir ataupun dari lubang bor dangkal memperliharkan bahwa tekanan gas ini relatif rendah (2-3 Kg/m2) dan merupakan aliran rembesan gas melalui poripori atau rekahan tanah. Kemunculan gas biogenik ke permukaan sering dijumpai di rawa atau sawah, sehingga disebut gas sawah atau gas rawa. Gas ini umumnya tidak berbau, mudah terbakar, bertekanan rendah, dan muncul sebagai rembesan gas pada daerah yang cukup luas. Akumulasi gas ini di bawah permukaan terperangkap pada kantong-kantong gas, sehingga akumulasinya tidak menghampar luas seperti pada cebakan gas alam lainnya. Gas biogenik ini dapat dibedakan dari gas thermogenik dengan cara analisa kimia dan analisa isotop.

Gambar 1. Analisis isotop pada gas biogenik dan thermogenik (Slide kuliah geologi minyak dan gas bumi)

Proses Pembentukan
Gas biogenik terbentuk akibat akumulasi yang sangat cepat dari sedimen laut yang merupakan ekosistem dari mikroba. Pembentukan dan akumulasi Methane menjadi dominan setelah sulfat mengalami reduksi dan keluar dari pori batuan sedimen. Reduksi ini terjadi ketika terjadi respirasi aerobik yang menyebabkan oksigen yang ada dikonsumsi. Mekanisme yang paling penting dari pembentukan methane pada sedimen laut adalah pengurangan CO2 oleh hidrogen (elektron) yang dihasilkan oleh oksidasi anaerobik bahan organik. Faktorfaktor yang mengontrol produksi methane setelah pengendapan sedimen adalah lingkungan anoksik, sulfatedeficient environment, temperatur rendah, ketersediaan bahan organik, dan ruang yang memadai. Faktor-faktor inilah yang menyebakan sebagian besar biogenic gas dihasilkan sebelum kedalaman 1000 m. Pembentukan hidrokarbon dapat dikaitkan dengan tiga tahap utama kematangan termal bahan organik dalam batuan sedimen (Gambar 1) : 1. Immature stage (diagenesis), pada tahap ini aktivitas biologis dan kimia yang berperan untuk mengubah material organik menjadi kerogen, larutan residu, yang merupakan sumber pembentukan hidrokarbon. dihasilkan dalam Biogenic methane adalah satu-satunya hidrokarbon yang yang signifikan selama fase ini.

volume

2. Mature stage (catagenesis)- Dengan meningkatnya suhu dan advanced geologic time, hidrokarbon mulai dihasilkan dari kerogen, yang sebelumnya didahului oleh degradasi termal dan reaksi cracking. Pemnbentukan minyak bumi terjadi selama tahap ini dengan disertai oleh produksi dalam jumlah yang signifikan dari gas alam. Ketika temperatur meningkat, light hidrokarbon terbentuk, karena memecah ikatan karbon, dipengaruhi oleh sisa kerogen atau hidrokarbon yang terbentuk sebelumnya. Gas basah dan kondensat adalah produk utama dari tahapan akhir proses ini.

3. Postmature stage (awal metamorfisme)- Pada akhir mature stage, kerogen menjadi highly polymerized, condensed in structure, dan stabil secara kimia. Hidrokarbon utama yang dihasilkan adalah methane yang dihasilkan dari cracking hidrokarbon yang ada. Hidrokarbon yang lebih besar dari methane hancur jauh lebih cepat.

Gambar 2. Diagram menunjukkan pembentukan hidrokarbon seiring dengan peningkatan waktu dan temperatur (Rice & Claypool, 1984).

Akumulasi
Tabel di bawah menunjukkan akumulasi gas biogenik di berbagai tempat di dunia.

Gambar 3. Ketersediaan gas biogenik di berbagai tempt di dunia (Rice & Claypool, 1984).

Akumulasi dari gas biogenik berada pada kedalaman yang dangkal, terutama mengelilingi batas suatu cekungan, dengan akumulasi yang sangat signifikan terdapat pada kedalaman rata-rata 2000 ft. Gas biogenik ini terakumulasi pada berbagai tipe reservoir yang unconventional, sebagai contoh di Cekungan Alberta yang akumulasi gas biogeniknya terjadi pada reservoir dengan permeabilitas yang rendah. Hal yang serupa juga terjadi di Cekungan Denver. Sementara itu, di batas cekungan Michigan yang terdiri dari serpih yang telah memiliki banyak fracture mengandung gas bigenik yang telah terakumulasi dan bernilai ekonomis.

Gambar 4. Akumulasi gas biogenik (Slide kuliah geologi minyak dan gas bumi)

Referensi
- Rice, D. D., 1984, Generation, Akumulation, and Resource potential of Biogenic Gas, AAPG, colorado. - Slide kuliah geologi minyak dan gas bumi program studi Teknik Geologi ITB.

You might also like