You are on page 1of 13

MAKALAH BIOREGULATOR HORMON MEDULA ADRENAL

Kelompok 2:

Khusnul Khotimah Eva Majidah Manis Rohmawati Mukaromatus Siami Moh. Bayu Setyawan Lena Sumawati

(091810301018) (101810301001) (101810301014) (101810301028) (101810301041) (101810301049)

JURUSAN KIMIA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS JEMBER 2012

Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Hormon dalam tubuh tidak dapat bekerja sendiri, melainkan harus dibantu dengan adanya enzim. Hormon memiliki struktur primer atau sekunder sehingga strukturnya lebih sederhana dari pada enzim yang memiliki struktur tersier atau kuartener. Hormon mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil 2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target 3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target 4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus 5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan. A. Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal (kelenjar suprarenal) terletak di atas ginjal bagian kiri dan kanan. Bagian luar dari kelenjar adrenal berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks dan bagian medula. Berat dari kelenjar aderenal ini kira-kira 4 gram. Berikut letak kelenjar adrenal dalam tubuh :

Kelenjar adrenal berfungsi melepaskan berbagai hormon ke dalam tubuh. Dua hormon penting yang dilepaskan kelenjar adrenal adalah kortisol dan adrenalin. Kelenjar adrenal juga berperan dalam mempengaruhi organ reproduksi, berperan dalam metabolisme, dan memproduksi respon sistem saraf simpatik. B. Medula Adrenal Medula adrenal merupakan kelenjar adrenal bagian dalam. Medula adrenal memiliki berat sekitar 1 gram dalam tubuh. Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari sistem syaraf otonom. Stimulasi serabut syaraf simpatik preganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medula adrenal akan menyebabkan pelepasan hormon katekolamin, yaitu epinefrin dan nonepinefrin. Medula adrenal mengandung granula dari sel kromafin yang mengandung ATP-Mg2+, Ca2+, dan DBH.

Sel kromafin selanjutnya akan mengasilkan katekolamin. Katekolamin adalah sekelompok hormon yang memiliki gugus katekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam menanggapi stress. Katekolamin masuk ke dalam granula melalui mekanisme pengangkutan yang melibatkan ATP. Berikut gugus dari katekol :

Katekolamin akan menghasilkan hormon 1. Epinefrin 2. Norepinefrin Efek utama pelepasan epinefrine terlihat ketika seseorang dalam persiapan untuk memenuhi suatu tantangan atau respon (fight or fligh). Katekolamin juga menyebabkan pelepasan asam-asam lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolisme dan menaikkan kadar glukosa darah. Katekolamin mengatur lintasan metabolik untuk meningkatkan katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen terpenuhi (Barbara, 1996). C. Biosintesis Hormon Epinefrin dan Norepinefrin Sintesis terbentuknya katekolamin ini berawal dari asam amino tirosin yang akan membangkitkan sel kromafin dalam medula dan megubahnya menjadi epinefrin dan norepinefrin. Berikut struktur dari masing-masing komponen : 1. Tirosin Tirosin merupakan asam amino non esensial yang diproduksi di dalam tubuh.
O H2N CH CH2 C OH

OH

2. Dopa (Dihydroxyphenylalanine)
HO NH2

COOH HO

3. Dopamin

Dopamin adalah zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf yang lain dan merupakan perantara bagi biosintesis hormon adrenalin dan noradrenalin. Dopamin juga merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsi utamanya sebagai hormon ialah menghambat pelepasan prolaktin dari kelenjar hipofisis. 4. Norepinefrin
NH2 HO

OH OH

Norepinefrin berfungsi sebagai neurotransmitter penting dalam sistem saraf. Fungsinya mirip dengan epinefrin tetapi peran utamanya adalah mempertahankan tekanan darah. 5. Epinefrin

Epinefrin yang juga dikenal sebagai hormon adrenalin merupakan hormon dan neurotransmitter yang dapat meningkatkan laju jantung, kontraksi pembuluh darah, melebarkan saluran udara dan berpartisipasi dalam respon fight-or-flight dari sistem saraf simpatik. Secara kimia, epinefrin adalah sebuah katekolamin, monoamina yang hanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal dari asam amino tirosin. Berikut mkanisme biosintesis epinefrin yang terjadi :

Epinefrin disintesis dari tirosin (merupakan prekursor langsung katekolamin) melalui 4 tahap yaitu : 1. Hidroksilasi cincin Tirosin diubah menjadi L-dihidroksifenilalanin (L-Dopa) dengan bantuan enzim tirosin hidroksilase yang berfungsi sebagai oksidoreduktase dengan kofaktor berupa tetrahidropteridin. 2. Dekarboksilasi L-dopa mengalami konversi menjadi 3,4-dihidroksifeniletilamin (dopamin) dengan bantuan enzim dopa dekarboksilase dan piridoksal fosfat. 3. Hidroksilasi rantai samping Dopamin mengalami konversi menjadi norepinefrin melalui peran dopamin -

hidroksilase (DBH) yang merupakan enzim oksidase dengan bantuan askorbat tembaga dan fumarat.
4. N-metilasi Reaksi N-metilasi yang dialami oleh norepinefrin dikatalisis oleh enzim feniletanolamin N-metiltransferase (PNMT).

Epinefrin disintesis melalui

metilasi terhadap amina pangkal primer pada norepinefrin membentuk epinefrin. Enzim feniletanolamin N-metiltransferase (PNMT) menggunakan Sadenosilmetionin (SAMe) sebagai ko-faktor yang menyumbangkan gugus metil pada norepinefrin, sehingga membentuk epinefrin.
(Bagnara dan Turner, 1988).

D. Reseptor Hormon Epinefrin dan Norepinefrin Dalam Tubuh Hormon yang dibuat dalam sel tertentu, tidak akan melakukan kegiatan atau tidak bekerja dalam sel tersebut. Hormon tersebut dikeluarkan melalui darah menuju ke sel atau jaringan target. Fungsi hormon sebagai pengirim pesan kimia, dimana kerja hormon ini bergantung pada reseptor yang melekat pada permukaan

sel atau jaringan target. Pada katekolamin reseptor yang bekerja yaitu kelompok reseptor -adrenergik dan -adrenergik yang keduanya memiliki 2 sub kelompok yaitu 1, 2, dan 1, 2. 1: terletak pada otot polos (pembuluh darah, saluran kemih-kelamin dan usus) 2 : terdapat pada otak, otot polos pembuluh darah 1: terdapat pada sel jantung 2: terdapat pada otot polos (bronkus, pembuluh darah, saluran cerna, saluran kemih-kelamin, pada otot rangka dan hati. Reseptor sensitif terhadap hormon epinefrin dan norepinefrin, sedangkan reseptor lebih sensitif terhadap hormon epinefrin. Adrenalin dan noradrenalin dapat memberikan efek yang sama pada : 1. Sistem kordiovakuler Meningkatkan denyut jantung Kontraksi otot jantung

2. Saluran pencernaan Mengendorkan otot polos pada saluran pencernaan Menghambat gerakan peristaltik

3. Darah Mempercepat koagulasi darah Meningkatkan jumlah sel darah merah, hemoglobin, dan protein plasma darah (meningkatkan konsentrasi darah) Dalam sistem tertentu, epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) mempunyai efek yang berbeda. Misalnya pada pembuluh darah otot rangka, epinefrin mempunyai efek vasodilatasi, sedangkan norepinefrin mempunyai efek vosokontriksi pembuluh darah. Berikut adalah tabel berbagai aktivitas yang diperantarai reseptor adrenergik : 1 Peningkatan glikogenolisis relaksasi otot polos pembuluh darah, traktus 2 Kontraksi otot polos traktus gastrointestinal, kontraksi otot polos sebagian vaskular 1 Stimulasi lipolisis kontraksi miokardium, peningkatan laju, peningkatan 2 Peningkatan glukoneogenesis hepatik, peningkatan glikogenolisis

genitourinarius

inhibisi dari: lipolisis pelepasan renin, agregasi trombosit, sekresi insulin

kekuatan

otot, peningkatan pelepasan : insulin, glukagon, renin relaksasi otot polos : bronkus, pembuluh darah, traktus genitourinarius, traktus gastrointestinal

E. Metabolisme Hormon Epinefrin dan Norepinefrin dalm Tubuh

Setelah proses biosintesis, adrenalin (Epinefrin) dan noradrenalin (Norepinefrin) keduanya dilepaskan dari dua tempat yang berbeda. Noradrenalin merupakan neurotransmiter utama dari sistem saraf simpatik yang mensarafi berbagi organ dan jaringan. Sebaliknya adrenalin, diproduksi oleh medula adrenal. Dalam medula adrenal dan akhiran saraf simpatetik, katekolamin disimpan dalam granula subseluler atau dalam butir-butir sekretoris dan dilepaskan dengan jalan eksositosis. Butir-butir sekretoris pada norepinephrine akan disekresikan keseluruhannya (tidak sekedar isinya saja tetapi bersama dengan butir-butir sekretorisnya) dikeluarkan dari ujung-ujung axon dari saraf simpatis. Ketika saraf menerima rangsangan maka butir-butir sekretoris bersama isinya akan disekresikan keluar ujung-ujung saraf. Ini berarti bahwa sekresi butir-butir sekretoris bergantung kepada rangsangan listrik. Untuk dapat terjadiya sekresi norepinephrine ini diperlukan energi yang dipasok dari proses glikolisis. Ion-ion kalsium juga diperlukan di dalam usaha mensekresikan norepinephrine ke dalam cairan ekstraseluler. Dalam medula adrenal sekresi dari zat yang disintesis di dalam sel kromafin ke dalam cairan ekstraseluler berlangsung dengan proses eksositosis. Membran dari butir-butir sekretoris akan berfusi dengan membran plasma dari sel dan kemudian melepaskan isinya ke dalam cairan ekstraseluler. Hormon yang dibebaskan ke dalam cairan ekstraseluler dan kemudian masuk ke dalam peredaran darah akan terikat pada protein di dalam plasma darah. Dengan terikatnya hormon pada plasma darah maka transpor hormon itu akan dipercepat. Di samping itu hormon-hormon dengan berat molekul yang rendah lolos ke dalam ginjal sebelum fungsinya selesai. Hormon yang keluar dari peredaran darah akan diserap oleh organ tujuan, hati, paru-paru, ginjal dan beragam organ lainnya. Norepinefrin (NE) dan epinefrin (E) yang telah dilepaskan dalam sirkulasi darah selanjutnya akan mengalami proses metabolisme di hati, ginjal atau usus. Di hati, ginjal, dan usus terdapat enzim Monoamin oksidase (MAO) dan Katekol-O-metiltransferase (COMT). Dengan adanya enzim COMT ini, norepinefrin akan dirubah menjadi normetanefrin sedangkan epinefrin akan dirubah menjadi metanefrin. Epinefrin dan norepinefrin akan diubah oleh MAO menjadi 3,4-dihidroksi asam mandelat

(DHMA). DHMA dengan bantuan enzim COMT akan diubah menjadi 3-metoksi4-hidroksi asam mandelat (VMA). Normetanefrin dan mertanefrin akan diubah menjadi DHMA. Hormon yang bebas maupun yang mengalami konjugasi yang terjadi dalam hati akan ditranspor ke dalam kantung empedu. Dari sana hormonhormon akan dibuang melalui feces atau ada pula yang diserap kembali oleh darah dan masuk ke dalam sirkulasi darah. F. Kerja Hormon Epinefrin dan Norepinefrin Dalam Tubuh Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medula adrenal memperantarai respon jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu epinefrin dan norefinefrin sedangkan korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormon steroid. Katekolamin yang ada dalam granula dilepaskan secara langsung ke aliran darah. Katekolamin yang dilepaskan akan menuju ke reseptor pada jaringan target. Contoh jaringan target yang akan dituju yaitu sel hati. Didalam hati, hormon adrenal akan menstimulasi (merangsang) terjadinya proses glikogenolisis, yaitu merangsang pemecahan glikogen menjadi glukosa. Glukosa yang akan terbentuk akan menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Maka dari itulah fungsi dari epinefrin adalah dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Banyak fungsi yang lain dari hormon epinefrin didalam tubuh selain untuk merangsang terjadinya proses glikolisis dalam hati untuk menambah kadar gula darah, yaitu dapat mempercepat kerja jantung, bronkus membesar sehingga udara yang masuk ke dalam paru-paru akan bekerja lebih mudah. Hal ini disebabkan karena 80% epinefrin dihasilkan oleh sel kromafin dalam medula adrenal pada tubuh manusia. Efek kerja dari suatu hormon dapat dirasakan oleh tubuh baik efek positif maupun negatif. Tubuh akan merasakan efek positif ketika suatu hormon yang dikeluarkan sepadan dengan kebutuhan hormon dalam tubuh tersebut. Contohnya pada hormon epinefrin, jika hormon ini dikeluarkan oleh medula adrenal sesuai dengan kebutuhannya dalam menanggapi stress, maka hormon ini dapat membuat tubuh terpacu untuk lebih fokus. Sedangkan ketika hormon ini

dikeluarkan berlebihan, maka dampak yang akan ditimbulkan oleh tubuh yaitu akan menimbulkan kondisi kelelahan dan dapat pula menyebabkan depresi. Selain itu, penyakit fisik lainnya juga akan berdatangan.

Pertanyaan-pertanyaan

1. Bagaimana jika suatu dopamin dalam bentuk obat dimasukkan ke dalam tubuh secara berlebihan? Kenapa obat dopamin dilarang? 2. Apa fungsi epinefrin pada masing-masing reseptor? Kenapa hormon noradrenalin dapat mempertahankan tekanan darah? 3. Bagaimana peranan epinefrin dalam proses seseorang berkeringat dingin?

Jawaban

1. Dopamin yang sekarang banyak disintesis untuk pembuatan obat memang telah beredar luas. Terutama dalam pemakaiannya yang membuat seseorang dapat memiliki energi yang lebih tahan lama. Contohnya pada atlet yang mengkonsumsi dopamin. Dia akan merasa memiliki kekuatan yang lebih dalam tubuhnya sehingga dalam kompetisi dia tidak mudah lelah. Telah diketahui bahwa dopamin dalam proses biosintesis merupakan perantara terbentuknya hormon norepinefrin dan epinefrin. Jika suatu dopamin dimasukkan dalam tubuh secara berlebihan maka otomatis hormon norepinefrin maupun epinefrin akan terbentuk lebih banyak juga. Ketika hormon epinefrin yang dilepaskan oleh tubuh semakin banyak atau berlebihan, maka akan memberikan efek yang kurang baik contohnya seperti mengalami depresi ataupun penyakit fisik lainnya. Oleh sebab itu dopamin yang diberikan pada dosis yang tinggi dapat memberikan efek negatif bagi tubuh, dan dari sinilah penggunaan dopamin yang berlebih dilarang. 2. Katekolamin mempunyai 2 reseptor utama yaitu dan . Masing-masing reseptor juga mempunyai 2 sub kelompok yaitu 1, 2 serta 1 dan 2. 1 terletak pada otot otot polos (pembuluh darah, saluran kemih-kelamin dan usus). Contohnya pada usus hormon epinefrin maupun norepinefrin dapat mengendorkan otot polos pada saluran pencernaan ini. 2 : terdapat pada

otak, otot polos pembuluh darah. Disini kami mengambil contoh pada pembuluh darah otot rangka epinefrin dapat mengakibatkan vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, sedangkan norepinefrin mengakibatkan (vasokontriksi) penyempitan pembuluh darah. 1: terdapat pada sel jantung dimana peran dari epinefrin dapat membuat jantung bekerja lebih cepat karena adanya pelebaran pembuluh darah. 2: terdapat pada otot polos (bronkus, pembuluh darah, saluran cerna, saluran kemih-kelamin, pada otot rangka dan hati. Disini diambil contoh adalah organ hati, dimana peran dari epinefrin dalam hati yaitu merangsang proses glikogenolisis untuk memecah glikogen menjadi glukosa. Hal ini dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Telah diketahui sebelumnya bahwa epinefrin dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang dapat menyebabkan darah dalam tubuh dialirkan dalam jumlah banyak pada bagian sel atau organ yang lainnya. Maka disisi lain noradrenalin (norepinefrin) yang bertugas dalam mempertahankan tekanan dalam darah tersebut dengan cara menyempitkan pembuluh darah, sehingga dapat menyeimbangkan antara darah yang akan masuk ke dalam organ atau sel sesuai dengan kebutuhan. 3. Saat seseorang mengalami keringat dingin ataupun terkadang jantungnya berdetak lebih cepat dalam kondisi tertentu, saat itu hormon epinefrin dilepaskan dalam tubuh. Telah diketahui bahwa semua aktifitas kerja dari hormon dikendalikan oleh SSP (Sistem Syaraf Pusat). Ketika kita menghadapi tekanan atau sedang ketakutan maka SSP akan memberi sinyal pada hipotalamus, yang kemudian hipotalamus perintah ke kelenjar pituitari agar langsung mengirimkan ACTH (hormon

melepaskan

adrenokortikotropis). Di sisi lain, ACTH tersebut merangsang korteks adrenal, mendorong pembuatan kortikosteroid yang akan memproduksi glukosa sehingga dapat tambahan energi. Disisi yang lain reseptor di dalam tubuh di tekan, dan otak mengirimkan pesan secapat kilat ke kelenjar adrenal lalu beralih ke keadaan siaga dan melepaskan hormon epinefrin. Pelepasan dari hormon ini selanjutnya bercampur dengan darah dan menyebar ke

seluruh bagian tubuh. Penyebaran darah ini yang nantinya akan menyababkan peningkatan kerja sistem pernafasan mengakibatkan paru-paru bekerja ekstra untuk mendapatkan oksigen lebih banyak sehingga menigkatkan peredaran darah diseluruh tubuh dari otot-otot sampai ke otak. Akibatnya bukan hanya jantung saja yang berdetak lebih kencang, namun keseluruhan sistem tubuh termasuk pengeluaran keringat meningkat.

You might also like