Professional Documents
Culture Documents
Fatimah Eliana
ETIOLOGI
1. Defisiensi insulin relatif/absolut
FAKTOR PENCETUS
1. Infeksi Kebutuhan insulin mendadak naik pada keadaan infeksi, misalnya ISPA, pneumonia, ISK, abses 2. Pengobatan insulin dihentikan 3. Stress: IMA, stroke 4. Obat-obatan
Banyak obat diketahui mengurangi sekresi insulin atau menambah resistensi insulin, hidroklotiazid, penghambat beta, penghambat kalsium, dilantin, kortisol (steroid) Alkohol mungkin menghambat sekresi insulin karena dapat menyebabkan pankreatitis subklinis dan mempengaruhi sel beta
PATOFISIOLOGI KAD
Diabetic ketoacidosis
Insulin deficiency Glucose uptake Glycerol Hyperglycaemia Glucosuria Osmotic diuresis Electrolyte depletion Gluconeogenesis
Ketonemia
Ketonuria
Dehydration
Acidosis
Adapted from Davidson 2001
Ketones
Used as fuel when calories are restricted
Ketones
Beta-hydroxybutyrate predominant not detected by test strips or acetone tablets Ketoacidosis may be present without detectable urinary ketones Blood ketone testing may enable early identification of DKA
KRITERIA DIAGNOSIS:
Klinis: 1. Riwayat DM sebelumnya 2. Terdapat faktor pencetus yang biasa menyertai 3. Kesadaran menurun 4. Pernapasan cepat dan dalam (kussmaul sign) 5. Tanda-tanda dehidrasi
KRITERIA DIAGNOSIS:
Laboratorium: Hiperglikemia (GDS > 250 mg/dl) Asidosis (PH < 7,3, bikarbonat < 15 mEq/L) Ketosis (ketonemia dan ketonuria)
Acidotic breath
Hypotension Shock Altered consciousness Coma
Increased high blood glucose and urea/creatinine, dehydration Low/normal Na+ and ClLow/normal/high K+ (often misleading) Low HCO3 (normal 23-31) >10 mild >12 moderate to severe pH <7.30, HCO3 <15 (mild) pH <7.00, HCO3 <10 (severe)
DIAGNOSIS BANDING
Koma Hiperosmolar Non Ketotik (HONK) Koma hipoglikemik
Kesadaran menurun, GD < 60 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto toraks: tanda infeksi paru EKG: tanda infark miokard akut Laboratorium:
DPL GD sewaktu aseton darah/urin analisis gas darah elektrolit tes fungsi hati tes fungsi ginjal.
PENATALAKSANAAN
Setelah diagnosis KAD ditegakkan maka pengobatan harus segera dimulai dan akan memberikan hasil yang baik bila dilakukan secara tepat dan intensif. Pemasangan Sonde HidungLambung; diperlukan untuk mengosongkan lambung supaya aspirasi isi lambung dapat dicegah bila pasien muntah Kateter Urin, untuk memonitor jumlah cairan yang masuk dan keluar Pemasangan kanula di vena perifer, namun bila memungkinkan pasang di vena sentral (CVC) terutama pada pasien usia lanjut Prinsip terapi: 1. Rehidrasi 2. Insulin 3. Bikarbonat 4. Kalium 5. Antibiotika
PENATALAKSANAAN
1. Rehidrasi Rehidrasi cepat merupakan tindakan awal yang harus segera dilakukan. Cairan yang dipilih adalah NaCl 0,9%, tapi bila kadar Natrium > 145 gunakan NaCl 0,45%. Pemberian cairan sebanyak 1 liter pada 30 menit pertama kemudian 0,5 liter pada 30 menit kedua, jadi berjumlah 3 liter pada jam pertama. Setelah itu cairan diberikan sesuai tingkat dehidrasi. Pada keadaan syok dapat digunakan plasma expander Bila kadar glukosa darah < 200 mg/dl, NaCl 0,9% segera diganti dengan dextrose 5%.
PENATALAKSANAAN
2. Insulin Insulin mulai diberikan pada jam ke-2, dalam bentuk bolus (intravena) dosis 180 mU/Kg BB, dilanjutkan dengan drip insulin 90 m U/jam/kgBB dalam NaCl 0,9%. Bila glukosa darah < 200 mg %, kecepatan dikurangi menjadi 45 m U/jam/kg BB. Bila glukosa darah stabil sekitar 200-300 mg% selama 12 jam, dilanjutkan dengan drip insulin 1-2 unit/jam dan dilakukan sliding scale setiap 6 jam.
PENATALAKSANAAN
3. Bikarbonat Koreksi natrium bikarbonat dilakukan bila pH <7,1. Pemberian bikarbonas berlebihan dan tidak tepat akan menimbulkan asidosis serebral 4. Kalium Pemberian kalium agak penting terutama pada pasien yang tidak mengalami syok. Cara pemberian tergantung skema pengobatan yang dipergunakan. Suplementasi kalium dapat dilakukan perinfus atau bila pasien sadar dapat diberikan peroral. Bila pH naik, kalium akan turun, oleh karena itu pemberian Natrium Bikarbonat disertai dengan pemberian kalium.
PEMANTAUAN
Kadar glukosa darah tiap jam (glukometer) Elektrolit tiap 6 jam selama 24 jam, selanjutnya tergantung keadaan Analisis gas darah;
bila PH kurang dari 7 periksa kembali setiap 6 jam sampai PH lebih dari 7,1 selanjutnya tiap hari sampai stabil
Pengukuran TNSP: tekanan darah, tekanan nadi, frekuensi napas dan suhu tiap jam Keadaan hidrasi, balans cairan Waspada terhadap kemungkinan DIC
PROGNOSIS
Buruk bila tidak mendapat dengan cepat pengobatan
DKA complications
Hypoglycaemia +/- hypokalaemia
Acidosis not improving consider continuing dehydration or infection Aspiration pneumonia Headache +/- falling level of awareness consider cerebral oedema and urgent treatment with Mannitol
Biasanya berusia > 50 tahun Kesadaran Tanda-tanda dehidrasi Hiperglikemia yang tinggi (> 600 mg/dl) Tanpa asidosis pH > 7.3 Ketosis ringan Hiperosmolaritas
[(2 plasma Na ) + plasma glukosa] > 320 mOsm/kg 2 (Na + K) + Urea + Glukosa > 350 mOsm/kg
+
18