You are on page 1of 15

Analisis Jurnal Sistem Endokrin HUBUNGAN HIPERTIROID DENGAN AKTIVITAS KERJA

PADA WANITA USIA SUBUR

Disusun Oleh Kelompok 9 : 1. Alika Fitrianti 2. Nur Indah Rahmawaty 3. Ilham Cahyo (121.0009) (121.0075) (111.0065)

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan atas karunia dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Endokrin 1 yang berjudul Analisis Jurnal Sistem Endokrin: HUBUNGAN HIPERTIROID DENGAN AKTIVITAS KERJA PADA WANITA USIA SUBUR Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan banyak terima kasih. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 25 Maret 2014

Penyusun

i|Page

DAFTAR ISI Kata pengantar ............................................................................................. i Daftar isi ...................................................................................................... ii Abstrak ....................................................................................................... iii BAB I : Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2. Identifikasi Masalah ............................................................... 1 1.3. Batasan Masalah ..................................................................... 1 1.4. Rumusan Masalah................................................................... 2 1.5. Tujuan ..................................................................................... 2 1.6. Manfaat ................................................................................... 2 BAB II : Kajian Teori 2.1 Definisi Hipertiroid................................................................... BAB III : Metodelogi Penelitian 3.1 Tipe Penalitian ......................................................................... 4 3.2 Tempat dan Waktu Analisis Jurnal Ilmiah .............................. 4 3.3 Data dan Sumber Data ............................................................. 4 3.4 Populasi Sample ...................................................................... 4 3.5 Teknik Pengambilan Data ....................................................... 5 3.6 Instrument Penelitian ............................................................... 5 3.7 Prosedur Kerja ......................................................................... 5 BAB IV : Hasil Penelitian dan Analisi Data 4.1 Hasil penelitian ........................................................................ 6 4.2 Analisis Data dan Pembahasan ................................................ 7 BAB V : Penutup 5.1. Kesimpulan ............................................................................. 9 5.2. Saran ....................................................................................... 9 Daftar Pustaka ........................................................................................... 10 Lampiran ................................................................................................... 11

ii | P a g e

ABSTRACT Background: Based on disorder mapping due to Iodine deficiency in 1998 and 2003, elimination of Iodine deficiency in household by consuming minimally 90 percent Iodine salt and giving Iodine oil capsule to fertile women in endemic Iodine deficiency, medium to severe, had been carried out. Evaluation of Iodine in urine appeared related to hyperthyroid cases, and a number of people were in critical Iodine status. Hyperthyroid especially for fertile women may cause fatigue and led to low working activity. Objective : To find out correlation between thyroid and working activity of fertile women in endemic Iodinedeficiency. Method: The study was a cross-sectional design using two samples in Magelang District. The samples were 100 fertile women who were divided into two groups, namely hyperthyroid (50 persons) and norm thyroid group (50 persons) taken by using systematic sampling. Result: Bivariate analysis showed significant relationship between hyperthyroid and working activity (RP=4.10; 95%Cl; 2.32 - 7.24). Using stratification analysis it was found that hyperthyroid were higher among women with hormonal contraceptive (RP=6.45; 95%Cl; 2.55 - 16.34) and consumed Iodine capsule (RP=4.73; 95%Cl; 2.37 - 9.43). Conclusion: There was a significant correlation between hyperthyroid and working activity of fertile women. Hyperthyroid women tend to have lower working activity (four times lower) than norm thyroid women. The modified effects were hormonal contraceptive and Iodine capsule factors. The factors not affecting the correlation between hyperthyroid and working activity of fertile women were age, Body Mass Index (BMI) and Iodine salt consumption.

Keywords: Iodine deficiency, hyperthyroid, working activity

iii | P a g e

ABSTRAK Latar Belakang : Berdasarkan pemetaan gangguan akibat kekurangan yodium pada tahun 1998 dan 2003, penghapusan Kekurangan yodium dalam rumah tangga dengan mengkonsumsi minimal 90 persen garam yodium dan memberikan kapsul minyak beryodium kepada subur wanita dalam Kekurangan yodium endemik, menengah sampai berat, telah dilakukan. Evaluasi Iodine dalam urin muncul terkait dengan kasus-kasus hipertiroid, dan sejumlah orang dalam status yodium kritis. hipertiroid terutama bagi wanita subur dapat menyebabkan kelelahan dan menyebabkan aktivitas kerja rendah. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara hipertiroid dan aktivitas kerja wanita subur defisiensi yodium endemic. Metode : Penelitian ini adalah desain cross-sectional menggunakan dua sampel di Kabupaten Magelang. Sampel adalah 100 wanita subur yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hipertiroid (50 orang) dan kelompok norma tiroid (50 orang) diambil dengan menggunakan sampling sistematik. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara aktivitas hipertiroid dan bekerja (RP = 4.10, 95% CI; 2,32-7,24). Dengan menggunakan analisis stratifikasi ditemukan bahwa hipertiroid lebih tinggi di antara perempuan dengan kontrasepsi hormonal (RP = 6,45, 95% Cl; 2,55-16,34) dan dikonsumsi kapsul Yodium (RP = 4,73, 95% Cl; 2,37-9,43). Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara hipertiroid dan aktivitas kerja wanita subur. Wanita hipertiroid cenderung memiliki aktivitas kerja yang lebih rendah (empat kali lebih rendah) dibandingkan perempuan norma tiroid. Efek yang dimodifikasi adalah kontrasepsi hormonal dan faktor kapsul yodium. Faktorfaktor yang tidak mempengaruhi hubungan antara hipertiroid dan aktivitas kerja wanita subur adalah usia, Body Mass Index (BMI) dan konsumsi garam yodium. Kata Kunci : Kekurangan yodium, hipertiroid, aktivitas kerja

iv | P a g e

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid. Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, yaitu suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan. Berdasarkan hasil survei evaluasi pada tahun 1998 dan pada awal tahun 2003 didapatkan kasus hipertiroidisme yang menunjukkan bahwa sebagian penduduk mempunyai status iodium yang menyebabkan masalah kesehatan tertentu yang menimbulkan rasa lelah sebagai akibat dari permintaan energy yang meningkat yang akan berakibat pada aktivitas sehari-hari. Berdasarkan latar belakang tersebut, kami menganalisa jurnal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertiroid dengan aktivitas kerja pada wanita usia subur.

1.2 Identifikasi Masalah Pada penelitian ini, peniliti ingin mengetahui hubungan antara hipertiroid dengan aktivitas kerja pada wanita usia subur.

1.3 Batasan Masalah Pembahasan analisis ilmiah ini hanya mengupas hal-hal yang berkaitan dengan hubungan antara hipertiroid dengan aktivitas kerja pada wanita usia subur.

1|Page

1.4 Rumusan Masalah 1. Apakah ada hubungannya antara hipertiroid dengan aktivitas kerja pada wanita usia subur?

1.5 Tujuan 1. Untuk mengetahui hubungan antara hipertiroid dengan aktivitas kerja pada wanita usia subur.

1.6 Manfaat 1. Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan. 2. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses kegiatan belajar mengajar. 3. Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber wacana di perpustakaan, atau sebagai referensi dalam penulisan makalah selanjutnya. 4. Makalah ini diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi peserta didik agar mau untuk mengapresiasikan pikiran dan wawasannya.

2|Page

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Hipertiroid Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini mnenyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis. (Barrah, 2009) Hipertiroid adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid berlebih dari yang dibutuhkan tubuh. Hal ini kadang-kadang disebut tiroktosikosis, istilah untuk hormone tiroid terlalu banyak dalam darah. Sekitar 1% dari penduduk AS memiliki hypertiroidisme. Perempuan lebih mungkin mengembangkan hipertiroidisme daripada pria. (Anonim, 2012) Penyebab hipertiroidisme adalah adanya immunoglobulin perangsang tiroid (penyakit grave), sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus atau hipofisis anterior, hiposekresi tumor tiroid. Penyebab tersering adalah penyakit grave, suatu penyakit autoimun, yakni tubuh secara serampangan membentuk thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI), suatu antibody yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid (Sherwood, 2002) Hipertiroidisme dapat timbul spontan atau akibat asupan hormone tiroid yang berlebihan. Manifestasi klinisnya yakni mengeluh lelah, capek, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila panas, kulit lembab, berat badan menurun, disertai nafsu makan yang meningkat, palpitasi dan takikardi, diare dan kelemahan serta atrofi otot. (Schteingart, 2006)

3|Page

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan dua sampel, yang pertama diantara populasi wanita hipertiroid dan yang kedua diantara populasi wanita yang normotiroid. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian study kasus dalam jurnal ini dilakukan di 5 kecamatan di Kota Magelang tahun 2004-2005 yamg merupakan balai penelitian pengembangan penanggulangan GAKI tingkat nasional. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner terbuka dengan menggolongkan besar aktivitas berdasarkan ekuivalen kalori yang dikeluarkan.

3.2 Tempat dan Waktu Analisis Jurnal Ilmiah a. Tempat b. Waktu : Kelas S1-2A STIKES HANG TUAH SURABAYA : 28 Maret 2 April 2014

3.3 Data dan Sumber Data Data yang diteliti dalam penelitian ini berupa jurnal yang berisi hasil penelitian tentang hubungan antara hipertiroid dengan aktivitas kerja pada wanita usia subur. Sedangkan sumber data yang kami ambil sebagai referensi adalah dari media elektronik dan buku, salah satunya ialah : Schteingart, D.E. 2006. Gangguan Kelenjar Tiroid. Dalam Huriawati H, Natalia S., Pita W., dkk. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Dalam . Jakarta: EGC.

3.4 Populasi Sampel 1. Sampel penelitian ini wanita usia subur umur 15 49 tahun yang sudah mengalami menstruasi. Besar sampel seluruhnya 100 orang yang terdiri dari 50 orang dari kelompok hipertiroid dan 50 orang dari kelompok normotiroid.

4|Page

2. Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang menderita hipertiroid sebagai kelompok resiko, serta wanita usia subur yang tidak hipertiroid (mempunyai nilai TSH normal) sebagai kelompok yang tidak beresiko. 3. Kriteria eksklusi adalah wanita usia subur yang cacat fisik (bungkuk) karena kondisi ini tidak memungkinkan dilakukannya pengukuran tinggi badan.

3.5 Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan probability sampling dengan cara systematic sampling.

3.6 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrument data sekunder dari balai penelitian pengembangan penanggulangan GAKI tingkat nasional. Data aktivasi kerja mengambil data primer menggunakan kuesioner terbuka.

3.7 Prosedur Kerja Penelitian dimulai dengan melakukan observasi pada waktu yang sama terhadap variabel yang temasuk faktor resiko dan variabel yang termasuk efek. Dalam penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu : variable bebas (independent variable) adalah hipertiroid, variabel terikat (dependent variable) aktivasi kerja, variabel pengganggu (counfounding variable) yaitu umur,

5|Page

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Penelitian Responden dalam penelitian terbagi merata yang berstatus hipertiroid dan normotiroid. Demikian pula dengan aktivitas kerja responden hamper masingmasing separuh memiliki aktivitas rendah dan tinggi. Lebih dari 80% responden berusia muda (kurang dari 40 tahun) dan karenanya cenderung juga menggunakan metode KB hormonal (61%). Responden yang memiliki BMI normal adalah 64%. Lebih dari 80% responden telah mengkonsumsi garam iodium ataupun kapsul iodium (Tabel 1).

6|Page

4.2 Analisis Data dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada wanita usia subur yang hipertiroid dengan aktivitas kerja. Pada WUS hipertiroid mengalami aktivitas kerja rendah empat kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan WUS yang normotiroid.

2. Analisis Bivariabel Pada WUS yang hipertiroid mempunyai aktivitas kerja rendah lebih banyak jika dibandingkan dengan WUS yang normotiroid. Ini sesuai dengan pernyataan Greenspan, Boxter dan Guyton bahwa penderita hipertiroid mempunyai karakteristik gejala antara lain cepat merasa lelah apabila sedang melakukan aktivitas sehari-hari. Gangguan kesehata lain yang muncul adalah otot terasa lemas dan keluar keringat dingin.

Pemakaian alat kontrasepsi hormonal (pil dan suntik) tidak memberikan hubungan yang bermakna terhadap aktivitas kerja. Berdasarkan hasil bahwa WUS hipertiroid yang memakai KB hormonal maupun WUS yang hipertiroid yang tidak memakai KB hormonal berhubungan dengan aktivitas kerja. Hal ini berarti bahwa pemakaian KB hormonal ataupun tidak pada WUS yang hipertiroid tidak berpengaruh pada aktivitas kerja. (Tabel 2) Prevalensi hipertiroid akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Dari hasil analisis, diperoleh bahwa umur WUS tidak berhubungan dengan signifikan dengan aktivitas kerja meskipun terdapat 64.3% WUS yang berumur > 40 tahun mempunyai aktivitas kerja rendah. Hasil analisis stratifikasi menunjukkan bahwa pada WUS yang hipertiroid usia = 40 tahun akan beresiko mengalami aktivitas kerja rendah. Pada WUS yang hipertiroid yang berumur > 40 tahun juga beresiko mengalami aktivitas kerja rendah. Dengan demikian umur pada WUS yang hipertiroid tidak akan berpengaruh terhadap aktivitas kerja.

7|Page

Pada variabel ke 3 yakni tidak terdapat hubungan yang bermakna antara body mass index kategori kurus dan kategori normal terhadap aktivitas kerja. Pada variabel ke 4 (mengkonsumsi kapsul iodium dan Garam) hasil menunjukkan bahwa WUS yang mengkonsumsi garam beriodium dan minum kapsul beriodium tidak berhubungan signifikan terhadap aktivitas kerja

8|Page

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Jadi kesimpulannya bahwa WUS yang menderita hipertiroid tidak ada hubungan yang signifikan terhadap aktivitas kerja yang rendah dan aktivitas kerja rendah sebesar empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan WUS yang normotiroid. Dari ke empat variabel tersebut tidak ada hubungan yang signifikan dengan aktifitas kerja meskipun analisis stratifikasi menunjukkan bahwa KB hormonal dan minum kapsul iodium masuk sebagai efek modifikasi. 5.2 Saran Berdasarkan dari hasil penelitian diatas maka dapat disarankan bahwa skrining pada WUS yang telah mendapatkan pengobatan hipertiroid dan yang baru menjalani pengobatan hipertiroid agar tidak minum kapsul beriodium. Kegiatan skrining sebaiknya dilakukan sebelum waktu distribusi kapusl iodium kepada target sasaran.

9|Page

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Hypertiroidism (Overacting thyroid). Http:/ www.mayoclinic.com (Diakses tgl 19 Mei 2011) Schteingart, D.E. 2006. Gangguan Kelenjar Tiroid. Dalam Huriawati H, Natalia S., Pita W., dkk. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Dalam . Jakarta: EGC Sherwood, L. 2002. Human Physiology : From Cell to System. Jakarta: EGC Bararah, V.F. 2009. Waspadai Gejala Hipertiroid Pada Wanita. www. Healthdetik.com (Diakses tgl 18 Mei 2012 Price, A. S dan Wilson, M. L. 1995. Patofisiosiologi Konsep Klinik ProsesProses Penyakit. Jakarta: EGC

http://jurnal.ugm.ac.id/index.php/bkm/article/view/3619/3107

10 | P a g e

You might also like