You are on page 1of 15

PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DALAM PROSES PEMBANGUNAN

Dengan bertambah lengkapnya data mengenai berbagai aspek pembanguan ekonomi di negara berkembang, sekarang para ahli ekonomi telah pula dapat menunjukkan ciri ciri perubahan struktur ekonomi dalam pembangunan negara negara itu semenjak mereka melakukan usaha yang lebih giat untuk mengembangkan ekonominya.

A. PERUBAHAN

SUMBANGAN

BERBAGAI

SEKTOR

DALAM

MENCIPTAKAN PRODUKSI NASIONAL

Ciri Perubahan Yang Berlaku Kuznets, membuat kesimpulan mengenai corak perubahan sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi. 1. Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah menurun di dua belas negara pada tabel 1.0. umumnya pada taraf permulaan pembangunan ekonomi, peranan sektor itu mendekati setengah dan adakalanya mencapai sampai hampir dua pertiga dari seluruhprosuksi nasional. Pada akhir masa observasi, peranan sektor pertanian di kebanyakan negara dalam menghasilkan prosuksi nasional hanya mancapai 20 persen atau kurang dan di beberapa negara peranannya lebih rendah dari 10 persen. Dengan demikian, dalam proses pembangunan, peranan sektor pertanian telah menurun paling sedikit sebesar20 persen poin (misalnya dari mula menyumbang 50 persen, sekarang hanya 30 persen saja, maka dikatakanlah bahwa peranannya telah menurun sebanyak 20 persen poin) dan adalakanya sampai mencapai 30 persemn poin. Satu-satunya pengecualian dari keadaaan ini adalah perubahan yang terjadi di australia dalam delapan dasawarsa peranan sektor pertanian bertambah besar, walaupun dalam jangka masa itu kemajuan ekonominya terus-menerus berlangsung. 2. Di dua belas negara peranan sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional meningkat. Pada tahun-tahun permulaan dari masa yang diobservasi sumbangan sektor tersebut berkisar diantara 20 sampai 30 persen dari seluruh produksi nasional. Pada akhir masa yang diobservasi, peranannya paling sedikit meningkat sebesar 20 persen poin sehingga sektor tersebut pada akhirnya
1

menyumbangkan diantara 40 dana adakalanya lebih 50 persen. Sekali lagi australia merupakan pengecualian dimana peranan sektor industri dalam menghasilkan prosuksi nenasional menurun sebesar 1 peersen poin. 3. Sumbangan sektor jasa dalam menciptakan pendapatan nasional tidak mendapat perubahan yang berarti ada perubahan itu tidak konsisten sifatnya. Di swedia dan australia peranannya menurun, di kanada dan jepang peranannya meningkat, dan pada kebanyakan negara perubahannya tidak begitu nyata. Oleh sebab itu, dapatlah disimpulkan bahwa pada umumnya penurunan peranan sektor pertanian dalam menciptakan produksi nasional diimbangi oleh kenaikan yang hampir sama besarnya dengan peraanan sektor industri. Hal ini menyebabkan peranan sektor jasa tidak mengalami perubahan yang berarti. Perubahan corak struktur ekonomi seperti yang di gambarkan diatas mempunyai arti, bahwa : i. Produksi sektor pertanian mengalami perkembangan yang lebih lambat ketimbang perkembangan produksi nasional, sedangkan ii. Tingkat pertambahan produksi sektor industri lebih cepat daripada tingkat pertambahan nasional; dan iii. Tidak ada perubahan dalam peranan sektor jasa adalah sama dalam tingkat perkembangan produksi nasional.

B. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI NEGARA INDONESIA, FILIPINA, THAILAND DALAM PEMBENTUKAN PENDAPATAN NASIONAL Di tiga negara : Indonesia, Filipina, Thailand juga terjadi perubahan struktur ekonomi terhadap pembentukan pendapatan nasional, seperti hasil pengamatan S. Kuznets terhadap negara maju selama pembangunan ekonomi, perubahan struktur ekonomi dalam pembentukan pendapatan nasional selama 5 s/d 8 tahun masa pembangunan seperti dalam 3 tabel lampiran :

a) Perubahan Struktur Ekonomi Negara Indonesia 1) Sektor pertanian dalam pembentukan pendapatan nasional relatif tetap hanya meningkat dari 16,67% tahun 1996 menhadi 16,92% tahun 2000 2) Sektor industri dalam pembentukan pendapatan nasional meningkat dari 35,56% tahun 1996 menhjadi 40,12% tahun 2000 3) Sektor jasa dalam pembentukan pemdapatan nasional menurun dari 47,77% tahun 1996 menjadi 42,96% tahun 2000 b) Perubahan struktur ekonomi negara Filipina 1) Sektor pertanian dalam pembentukan pendapatan nasional menurun dari 21,13% tahun 1996 menjadi 1979% tahun 2002 2) Sektor industri dalam pembentukan pendapatan nasional menurun dari 35,58% tahun 1996 menjadi 33,87% tahun 2002 3) Sektor jasa dalam pembentukan pendapatan nasional meningkat dari 43,29% tahun 1996 menjadi 48,34% tahun 2002 c) Perubahan srtuktur ekonomi negara Thailand 1) Sektor pertanian dalam pembentuksn pendapatan nasional relatif tetap, hanya meningkat dari tahun 10,56% tahun 1994 menjadi 10,39% tahun 2001 2) Sektor industri dalam pembentukan pendapatan nasional meningkat dari 46,56% tahun 1994 menjadi 49,06% tahun 2001 3) Sektor jasa dalam pembentukan pendapatan nasional menurun dari 42,88% tahun 1994 menjadi 40,55% tahun 2001

Dari hasil pengamatan perubahan stuktur ekonomi dalam pembentukan pendapatan nasional di ketiga negara Asean dngan waktu masa pembanguan yang relatif tidak terlalu lama, hasil pemgamatan menunjukkan peranan sektor pertanian dalam pembentukan pendapatan nasional relatif tetap, seandainya dengan masa observasi yang lebih lama atau dalam jangka panjang, diperkirakan perannya akan menurun dan digantikan oleh peranan industri dalam pembentukan pendapatan nasional.

Perubahan Persentase Sumbangan Sektor Pertanian, Industri, Dan Jasa Kepada Pendapatan Nasional Dianatara Permulaan Abad Ke-19 Hingga Pertengahan Abad Ke20 Di Dua Belas Negara Maju. Tabel 1.0

negara 1 inggris

tahun 1801 1841 1907 1955 1825 1872 1908 1962 1860 1905 1959 1913 1938 1962 1870 1905 1948 1865 1910 1956 1861 1901 1949 1861 1896 1951 1869 1929 1961 1870 1920 1961 1961 1938 1878 1923 1962

perancis

jerman

belanda

denmark

norwegia

swedia

italia

amerika serikat

10

kanada

11 12

australia jepang

pertanian 32 22 6 5 50 42 35 9 32 18 7 46 7 9 47 29 19 34 24 13 39 35 10 55 47 25 20 9 4 50 26 7 18 24 63 26 14

sektor industri 23 34 46 56 25 30 37 52 24 39 52 33 40 51 0 0 0 21 26 53 17 38 55 20 22 48 40 42 43 26 35 48 31 30 16 18 49

jasa-jasa 45 44 48 39 25 28 28 30 44 43 41 51 53 40 0 0 0 45 50 34 44 27 35 25 31 27 48 49 53 24 30 45 51 46 21 36 37

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Struktur Ekonomi 1. Adanya Hukum Engels yaitu, Sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya, yaitu apabila pendapatan naik,elastisitas permintaan yang di akibatkan oleh perubahan pendapatan (income elastcity of demand) adalah rendah atas konsumsi bahan bahan makanan. Sedangakan permintaan terhadap bahan bahan pakaian, perumahan, dan barang barang konsumsi hasil industri keadaannya adalh sebaliknya. 2. Adanya perubahan teknologi yang terus menerus berlangsung. Perubahan teknologi yang terjadi dalam proses pembangunan akan menimbulkan struktur produksi yang bersifat compulsory dan inducive. Compulsory : sebagai akibat teknologi yang digunakan terus-menerus akan mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi dan memperluas pasar serta kegiatan perdagangan. Perubahan-perubahan seperti ini terjadi dalam produksi barang industri yang selalu menghasilkan produk-produk terbaru yang memberikan fasilitas dan kemudahan-kemudahan bagi konsumen, dengan menggunakan teknologi-teknologi inovatif yang diterapkan di sektor industri. Misalnya, setiap tahun atau beberapa tahun selalu bermunculan produk-produk mobil, motor, komputer, alat-alat kebutuhan rumah tangga versi terbaru. Inducive : kemajuan menciptakan produk industri baru yang menambah pilihan alternatif terhadap barang-barang industri yang dikonsumsi atau dengan teknologi menimbulkan sektor industri banyak menawarkan diversifikasi produk industri, seperti memberikan pilihan apakah mengunakan tenaga kerja manusia ataua robot ciptaan manusia, apakah menggiunakan pesawat bermesin jet ayang cepat naun kurang menyenangkan untuk mengelilingi dunia? 3. Adanya comparative advantage pada produk-produk sektor pertanian bagi negaranegara berkembang, sedangkan negara-negara yang sudah maju memiliki competitive advantage pada produk-produk sektor industri.

C. PERUBAHAN

STRUKTUR

PENGGUNAAN

TENAGA

KERJA

DI

BERBAGAI SEKTOR
5

Ciri perubahan penggunaan tenaga kerja di berbagai sektor 1) Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja menurun di tiap tiap negara. 2) Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah penting, akan tetapi kenaikan tersebut secara relative sangat kecil. 3) Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja tidak mengalami banyak Australia. perubahan seperti di Inggris, Negara Belanda, Swedia, Belgia, dan

Faktor Yang Menyebabkan Pola Perubahan Yang Berbeda 1. Di sektor pertanian, sektor relatif, perubahan yang terjadi dalam sumbangan sektor itu dalam menciptankan produksi nasional adalah hamper bersamaan dengan perubahan peranannya dakam menyediakan pekerjaan. 2. Di sektor industri perubahan relatif, dari peranannya dalam menciptakan produksi nasional adalah lebih besar daripada perubahan relatif peranannya dalam menampung tenaga kerja. 3. Di sektor jasa perubahan relatif dari peranannya dalam menciptakan produkasi nasional adalah lebihkecil dari perubahan relatif peranannya dalam menampung tenaga kerja. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pada masalalu perbaikan tingkat produktivitas rata rata dari keseluruhan perekonomian.

D. PERUBAHAN STRUKTUR SEKTOR INDUSTRI DAN JASA Selanjutnya kuznets menganalisis pula perubahan peranan berbagai sub-sektor industri, berbagai jenis industri dalam sub-sektor industri pengolahan dan sektor jasa dlam menciptakan produksi nasional maupun dalam menyediakan kesempataan kerja.

a) Perubahan Peranan Berbagai Kegiatan Di Sektor Jasa Dalam studi Kuznets membedakan sektor industri menjadi 4 sub sektor, yaitu pertambangan, industri pengolahan (manufacturing), industri bangunan, dan perhubungan serta pengangkutan. Perubahan peranan berbagai sub sektor dalam sektor industri dalam menghasilkan produsi nasional dan menciptakan kesempatan kerja, sifat sifat pokoknya adalah sebagai berikut:
6

1. Pada tingkat pembangunan yang rendah, subsektor pertambangan pada umumnya selalu merupakan subsektor yang kecil peranannya dalam

menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja. dalam proses pembangunan peranan tersebut menjadi perubahan yang sama sifatnya dengan sub-sektor pertambangan, yaitu dikebanyakan negara yang diobservasi dan menampung tenaga kerja menjadi bertambah kecil apabila tingkat pembanguan ekonomi bertambah tinggi. 2. Peranan sub ektor industri pengolahan, termasuk industri utilities (penyedian air dan listrik), dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja pada umumnya bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi. Dalam sektor industri iytu semndiri peranan sub-sektor indsutri pengiolahan, pada umunya, mengalami kenaikan pula. Disimpulkan bahwa sub-sektor industri pengolahan merupakan sektor dalam kegiatan ekonomi yang mengalami perkembangan yang paling pesat dalam proses pembangunan. 3. Perubahan peranan subsektor perhubungan dan pengangkutan dalam

menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja tidak menunjukkan pola yang seragam. 4. Untuk Amerika Serikat dan Australia, Kuznets bukan saja menghitung perubahan peranan berbagai subsektor industri berdasarkan harga pasar yang berlaku dari masa ke masa, tetapi juga berdasarkan pada harga tetap.

b) Perubahan Peranan Berbagai Kegiatan Di Sektor Jasa Dibedakan menjadi lima sub sektor, yaitu perdagangan, badan keuangan dan real estate, pemilikikan rumah, pemerintahan dan pertahanan, dan berbagai jasa perseorangan (private services). Pokok pokok kesimpulan dari analisis tersebut adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini: 1. Peranan subsektor perdagangan dalam menciptakan produksi sektor jasa dan terutama peranannya dalam menyediakan pekerjaan di sektor jasa menjadi bertambah besar. Akan tetapi kalau peranann ya tersebut ditinjau dari sudut sumbangannya dalam menciptakan prosuksi nasional dan menampung tenaga kerja dalam keseluruhan perkonomian. Makan coraknya adalah : i. Pada umumnya peranan subsektr perdagangan dalam menciptakan produksi nasional yidak mengalami perubahan atau menurun,

ii.

Peranannya menyediakan pekerjaan dalam proporsi keseluruhan tebaga kerja meningkat.

2. Peranan subsektor jasa perseorangan dalam menciptakan produksi sektor jasa maupun produksi nasional, dan dalam manampung tenaga kerja mengalami penurunan yang sangat besar sekali. Sebalikanya peranan sub-sektor pemerintahaan dan pertahannan menunjukkan kecendrungan meningkat, baik diukur dari sudut peranannya dalam sub-sektor jasa itu sendiri meupun dalam perekonomian secara keseluruhan.

Dari bagian bagian terdahulu telah ditunjukkan bahwa: peranan sektor jasa dalam menciptkan produksi nasional tidak mengalami perubahan atau mengalami penurun, dan peranannya dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi besar. Perkembangan sektor jasa yang bercorak seperti ini dalam proses pembangunan ekonomi di sebabkan oleh karena : 1. Adanya spesialisasi secara kawasan dari kegiatan ekonomi yang berkembang. 2. Pertambahan pendapatan per kapita yang di akibatkan oleh pembangunan ekonomi. 3. Karena perkembangan produktivitas lambat di sektor jasa.

E. PERUBAHAN STRUKUR INDUSTRI MENURUT ANALISI CHENERY Aspek yang paling penting dari analisi Chenery dan menyebabkan analisis tersebut menjadi lebih berguna sebagai usaha untuk menunjukkan ciriciri proses pembangunan ekonomi, adalah bahwa nalisi tersebut lebih menekankan kepad menunjukkan hubungan kuantitatif di antara pendapatan per kapita dengan persentase sumbangan berbagai sektor ekonomi dan industri dalam subsektor industri pengolahan terhadap produksi nasional. Dengan demikian analisis tersebut dapat di gunakan untuk membuat ramalam mengenai peranan berbagai sektor pada bagian tingkat ekonomi, dan selanjutnya dapat di gunkaan sebagai landasan dalam menentukan sumber daya yang perlu dialokasikankeberbagai sektor ekonomi. Aspek penting lainnya yang berbeda dengan Kuznets Chenery adalah perbedaan penekanan analisis mereka masing masing dalam menunjukkan corak perubahan peranan tiap tiap sektor kepada keseluruhan kegiatan perekonomian dalam proses pembangunan ekonomi.

a) PERUBAHAN PERANAN BERBAGAI SEKTOR Perubahan Peranan Berbagai Sub Sektor Industri Dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu industri barang konsumsi , industri barang mentah , dan industri barang modal. Faktor Faktor Yang Mendorong Proses Industrilisasi Dua aspek lain yang di analisis Chenery adalah faktor faktor yang menyebabkan perkembangan industrilisasi yang pesat dalam pembangunan ekonomi dan faktor faktor yang menyebabkan terjadinya variasi dan perbedaan dalam corak industrilisasi di berbagai Negara. Mengenai aspek yang pertama Chenery menganalisis faktor faktor yang

meyebabkan terjadinya pertumbuhan yang tidak seimbang atau nonproportional growth di antara berbagai jenis industri dalam sub sektor industri pengolahan dengan tingkat pendapatan per kapita.

Chenery mengemukakan 3 faktor yang menyebabkan perbedaan di antara lajunya perkembangan industri industri dalam sub sektor industri pengolahan dan perkembangan tingkat pendapatan per kapita : 1. 2. 3. Sebagai akibat dari adanya substitusi impor Adanya perkembangan permintaan untuk barang barang jadi (final gods) Adanya kenaikan dalam permintaan barang barang setengah jadi

Faktor faktor lain seperti perubahan harga, kesalahan dalam penaksiran , adanya substitusi di antara berbagai barang lain dengan hasil industri, adanya substitusi di antara tenaga kerja dengan hasil industri merupakan faktor yang menimbulkan 18% industrilisasi.

Sebab Perbedaan Peranan Sektor Industri di Berbagai Negara Dalam setiap Negara pada umumnya peranan tiap tiap industri dalam sub sektor industri pengolahan adalah lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat yang ditentukan oleh persamaan regresi tersebut. Dan keadaan yang demikian diakibatkanya oleh salah satu atau gabungan dari faktor faktor berikut: 1. Luas pasar Tingkat pendapatan dan jumlah penduduk merupakan dua faktor penting yang menentukan luas pasar suatu Negara. Di negara-negara yang tingkat pendapatan perkapitanya sama, peranan berbagai indsutri dalam perekonomian akan berbeda

apabila jumlah penduduknya sangat berbeda. Makin besar jumlah penduduk, makin besar peranan berbagai industri dalam perekonomian. 2. Bentuk distribusi pendapatan Corak distribusi di tiap tiap Negara berbeda. Perbedaan distribusi pendapatan merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan terjadinya devisa dalam peranan sektor industri dari peranannya yang normal. 3. Kekayaan alam Dapat mempengaruhi peranan industri industri dalam sub sektor industri pengolahan dalam keseluruhan kegiatan ekonomi. Pada umumnya di Negara yang relatif miskin dalam kekayaan alam, peranan industri menjadi lebih penting dibandingkan dengan Negara yang mempunyai kekayaan alam yang lebih banyak. Sejak dari permulaan usaha pembangunnanya negara yang miskin dengan kekayaan alam akan menekan usahanya karena kekurangan kekayaan alam menyebabkan negara itu biasanya mempunyai kemampuan yang lebih terbatas untuk mengembangkan ekspornya. 4. Perbedaan keadaan di berbagai Negara Seperti perbedaan dalam iklim, kebijakan pemerintah dan faktor faktor sosial dan budaya, merupakan faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat produksi dan peranan sektor industri pada produk nasional. Faktor-faktor ini yang menyebabkan peranan masing-masing sektor dalam perekonomian lebih tinggi atau lebih rendah dari peranan mereka yang normal.

F. PERUBAHAN BERKEMBANG

STRUKTUR

NASIONAL

PEREKONOMIAN

NEGARA

Perhatian yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi negara negara berkembang telah menimbulkan dorongan untuk melakukan usaha -usaha perbaikan dalam pengumpulan data kegiatan ekonomi di negara - negara itu. Sebagai hasil dari usaha - usaha ini, dalam beberapa tahun saja telah lebih banyak data dapat diperoleh mengenai berbagai aspek dari kegiatan - kegiatan ekonomi negara - negara tersebut. Semakin meluasnya jumlah dan jenis data yang tersedia mengenai kegiatan - kegiatan ekonomi di negara berkembang tersebut memungkinkan para penyelidik ekonomi untuk membuat amalisa mengenai perubahan struktur kegiatan ekonomi dalam proses pembangunan yang telah terjadi di negara -negara berkembang.Analisa yang dilakukan oleh
10

Chenery tersebut mirip sekali dengan analisa Chenery mengenai perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan yang terjadi dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi. Chenery dan Syrquin menunjukkan corak dari sepuluh jenis perubahan dalam struktur perekonomian yang berlaku dalam proses pembangunan negara - negara berkembang. Perubahan perubahan tersebut dibedakan menjadi 3 golongan yaitu: perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses akumulasi, perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses alokasi sumber daya perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan demografis dan distributif.

Yang termasuk sebagai proses akumulasi adalah pembentukan modal atau investasi, pengumpulan pendapatan pemerintah, dan kegiatan menyediakan pendidikan kepada masyarakat. Yang tergolong sebagai alokasi sumber daya adalah struktur permintaan domestik, struktur produksi, dan struktur perdagangan. Cara Cara Yang Digunakan Untuk Menunjukkan Corak Perubahan Struktur Ekonomi Dalm Proses Pembangunan 1. Tabungan dan pembentukan modal. Makin besar tingkat tabungan, maka makin besar pula tingkat pembentukan modal. 2. Pendapatan pemerintah. Tingkat pendapatan yang dapat dikumpulkan oleh pemerintah mengalami penigkatan yang sangat besar terutama disebabkan oleh kenaikan dalam tingkat penerimaan pemerintah dari perpajakan. 3. Pendidikan. Perkembangan yang dicapai dalam bidang pendidikan sepanjang proses pembangunan digunakan 2 macam indicator. Yaitu besarnya pengeluaran untuk pendidikan dan banyaknya anak dalam menutut ilmu. 4. Urbanisasi, tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Pembangunan Ekonomi akan diikuti oleh perubahan dalam proporsi penduduk yang tinggal di daerah urban, dan penurunan dalam tingkat kelahiran dan kematian. 5. Struktur permintaan domestik. Untuk menunjukjkan ciri-ciri perubahan struktur permintaan domestik digunakan empat macam proses perubahan, yaitu dalam tingkat

11

pembentukan modal, dalam tingkat konsumsi rumah tangga, dalam tingkat konsumsi pemerintaha dan dalam tingkat konsumsi bahan makanan. 6. Struktur Produksi. Struktur ini dalam proses pembangunan dalam penyelidikan yang baru ini memperkuat kesimpulan hasil-hasil yang telah diperoleh mengenai ciri-ciri perubahan struktur ekonomi dalam pembangunan. 7. Struktur Perdagangan. Peranan ekspor dalam kegiatan ekonomi nasional menjadi bertambah penting, dan peranan yang bertambah penting ini terutama disebabkan olehbertambah pentingnya peranan ekspor barang barang industri pebgolahan dan ekspor jasa. Sedangkan peran ekspor bahan mentah menurun. 8. Distribusi Pendapatan. Untuk melihat perubahan dalam distribusi pendapatan, diperhatikan perubahan bagian pendapatan yang diterima oleh 40 persen dari keseluruhan penduduk yang tergolong sebagai penerima-penerima pendapatan terendah dan (perubahan bagian dari pendapatan nasional yang diterima 20 persen dari seluruh jumlah penduduk.

H. Mekanisme Pasar di Negara Berkembang Penerapan prinsip mekanisme pasar secara global memunculkan dampak ketimpangan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia dan negara berkembang lainya. Kondisi ini diperparah oleh jargon-jargon paham liberal yang terorganisasi yang diusung International Monitary Fund (IMF) dan World Bank. Jargon tersebut jelas sangat memotivasi terjadinya ketimpangan sosial. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Mennakertrans) Erman Suparno mengungkapkan, ketimpangan sosial tersebut bukan hanya terjadi di suatu bangsa yang berkedaulatan dalam bingkai negara. Tetapi ketimpangan di bidang sosial, ekonomi, dan aspek kehidupan lainnya terjadi antar-bangsa dan antar-negara. "Ketimpangan sosial akibat penerapan mekanisme pasar global tersebut memunculkan pula ketimpangan politik umat manusia. Khususnya antara negara maju dan berkembang atau yang sedang berkembang," ujar Erman di Bandung, kemarin, usai menghadiri wisuda di Lembaga Pendidikan dan Ketrampilan Ariyanti. Di Eropa Barat, Amerika Utara Asia Timur, Australia, dan Selandia Baru yang dikenal sebagai negara maju, masyarakatnya lebih siap untuk menghadapi penerapan mekanisme pasar global tersebut. Bahkan masyarakat di negara-negara tersebut dapat menikmati manfaat dari proses globalisasi itu. Sebaliknya, masyarakat di belahan Eropa Timur, Asia Selatan, dan sebagian Asia Tenggara serta Afrika yang dikenal sebagai negara
12

berkembang menanggung derita akibat dari proses globalisasi itu. Negara-negara maju berhasil membangun kualitas sumber daya manusia (SDM), karena dikategorikan sebagai investasi SDM (human capital investment). Jelas ini pun sekaligus mencerminkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk bisa mengelola sumber daya alam (SDA), sehingga bisa memberikan kemakmuran terhadap masyarakat secara merata. Sebaliknya negara-negara berkembang umumnya belum bisa meningkatkan kualitas SDM untuk mengelola SDA. Ini berakibat pada kemakmuran masyarakat yang tidak merata. Indonesia termasuk salah satunya. Maka dari itu, dalam lima tahun ke depan, Indonesia harus mampu mengejar ketertinggalan dalam membangun SDM, sehingga mampu mengelola SDA secara maksimal.

Dapat dilihat didalam tabel 2.0 yaitu hasil PDB Indonesia dimana pada 4 tahun terakhir Pendapatan Nasional dari Produk Domestik Bruto pada tahun 2010 sampai tahun 2013 sektor paling pesat berkembang dan kuat adalah sektor Industri Pengolahan. Dimana pada tahun 2010 Industri Pengolahan sebanyak Rp. 1599073.9 Milyar, dan meningkat pada tahun 2011 Industri Pengolahan sebanyak Rp. 1806140.50 Milyar, dan meningkat pada tahun 2012 Industri Pengolahan sebanyak Rp. 1972523.5 Milyar, dan tahun terakhir meningkat lagi pada tahun 2010 Industri Pengolahan sebanyak Rp. 21525922.9 Milyar. Dengan begitu dapat dlihat sektor yang paling unggul untuk pertumbuhan ekonomi adalah di sektor Industri Pengolahan.

13

2012* Lapangan Usaha I II III IV Total I II

2013** III IV Total

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

301058.20

305214.50

328968.20

258212.00

1193452.90

324287.10

332932.00

363919.90

289898.30

1311037.30

2. Pertambangan dan Penggalian

250160.80

246345.40

238631.40

235686.20

970823.80

246935.90

238849.80

255096.60

279890.90

1020773.20

3. Industri Pengolahan

467196.60

484349.60

506079.50

514897.90

1972523.60

507479.40

525252.80

549343.10

570517.60

2152592.90

4. Listrik, Gas & Air Bersih

14681.20

15461.10

15746.60

16345.70

62234.60

16980.50

17116.50

17265.50

18712.10

70074.60

5. Konstruksi

195575.60

206478.00

216950.70

225086.60

844090.90

212277.60

222199.40

230494.10

242295.90

907267.00

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

268417.40

283600.50

293499.40

303173.30

1148690.60

303799.90

318763.90

334355.60

344586.90

1301506.30

7. Pengangkutan dan Komunikasi

129984.00

132597.00

141694.10

144830.30

549105.40

145480.10

151521.70

167413.80

172472.80

636888.40

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

143554.80

146768.50

152636.80

155563.10

598523.20

162252.10

166128.60

175715.10

178914.00

683009.80

9. Jasa-jasa

202310.10

226933.20

222167.10

238584.00

889994.40

224179.20

239959.00

266044.30

270640.20

1000822.70

Produk Domestik Bruto

1972938.70

2047747.80

2116373.80

2092379.10

8229439.40

2143671.80

2212723.70

2359648.00

2367928.70

9083972.20

Produk Domestik Bruto Tanpa Migas

1808733.80

1885073.90

1958773.20

1935741.60

7588322.50

1980442.40

2055248.40

2194409.00

2185939.70

8416039.50

2010 Lapangan Usaha I II III IV Total I II

2011 III IV Total

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

240206.90

249023.60

271356.20

224883.80

985470.50

272238.50

277718.00

299292.20

242198.40

1091447.10

2. Pertambangan dan Penggalian

167450.90

176542.20

185324.50

190392.50

719710.10

208901.40

210475.10

221821.90

235785.40

876983.80

3. Industri Pengolahan

382621.40

394597.00

403576.10

418278.60

1599073.10

423502.30

447513.20

464475.10

470649.90

1806140.50

4. Listrik, Gas & Air Bersih

11578.00

12128.70

12556.20

12856.10

49119.00

13139.60

13755.10

14299.70

14687.90

55882.30

5. Konstruksi

150541.50

160598.70

172481.40

177268.90

660890.50

173052.80

183336.10

194070.20

203095.50

753554.60

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

207420.70

215068.30

226825.80

233172.40

882487.20

237658.50

251946.40

264605.90

269514.00

1023724.80

7. Pengangkutan dan Komunikasi

95443.00

101471.40

109845.60

116412.20

423172.20

117107.70

119525.10

125490.60

129163.60

491287.00

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

109322.50

113760.40

119440.90

124040.00

466563.80

128732.00

131353.10

136020.80

139047.00

535152.90

9. Jasa-jasa

141272.10

165657.40

169160.40

184275.60

660365.50

175054.10

186851.20

208929.80

214179.00

785014.10

Produk Domestik Bruto

1505857.00

1588847.70

1670567.10

1681580.10

6446851.90

1749386.90

1822473.30

1929006.20

1918320.70

7419187.10

Produk Domestik Bruto Tanpa Migas

1381917.20

1458471.70

1546642.60

1554920.40

5941951.90

1602311.80

1661863.50

1765748.40

1765961.90

6795885.60

Diatas adalah tabel Produk Domestik Bruto Indonesia pada Tahun 2010 sampai 2013 (Milyar) di berbagai sektor-sektor pada tabel 2.0

14

DAFTAR PUSTAKA Internet : http://makalahku25.blogspot.com/2013/03/perubahan-struktural-dalam-proses.html


http://nisaabaru.blogspot.com/2013/12/perubahan-struktur-ekonomi-dalam-proses.html

sumber buku : Sadono, Sukirno. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan: Perubahan Struktur Ekonomi dalam Proses Pembangunan, Kencana, Jakarta, 2007 Ahmad, Mahyudi,SE. Ekonomi Pembangunan dan Analisis Data Empiris : Perubahan Struktur Ekonomi dalam Proses Pembangunan, Perubahan Struktur Ekonomi Menurut H.B Chenery, Ghalia Indonesia, Bogor Selatan, 2004

15

You might also like