You are on page 1of 11

http://sumut.kemenag.go.

id/

PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) Oleh Muhammad Siddik Widyaiswara Madya BDK Medan e-mail: msiddik468@gmail.com

ABSTARAK Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2008 tentang kompetensi guru. PP tersebut yang intinya adalah menuntut guru agar menjadi guru yang professional dalam menjalankan tugasnya. Sehingga output yang diharapkan berkualitas. Di antara faktor penentu meningkatkan kualitas ouput dari sebuah sekolah amat tergantung kepada ada tidaknya atau lengkap tidaknya media pembelajaran di sutau sekolaht. Karenanya peranan media sangat urgen dalam pembelajaran, sebab merupakan suatu bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan dalam semua program dan jenjang. Seorang guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya, akan tetapi juga harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan media dan sumber pembelajaran agar pencapaian prestasi belajar akan sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai. Makalah ini membahas tentang peran media dalam pembelajaran fiqih di Madrasah Sanawiyah (MTs) yang meliputi pengertian, peran dan fungsi, jenis karakteristik, kriteria dan langkah-langkah pengembangan media. Materi ini bertujuan agar para guru fiqih MTS dapat memahami dan mengaplikasikan media pembelajaran di madrasah, sehingga diharapkan ke depan kualitas output madrasah lebih baik. Kata Kunci: Peran media dalam pembelajaran fiqih di Madrasah Sanawiyah (MTs)

http://sumut.kemenag.go.id/

PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) A. Pendahuluan Media dan sumber pembelajaran merupakan suatu bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan dalam semua program dan jenjang, sehingga ketrampilan untuk mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran amat dibutuhkan oleh seorang guru yang profesional. Seorang guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya, akan tetapi juga harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan media dan sumber pembelajaran agar pencapaian prestasi belajar akan sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai. Makalah ini membahas tentang peran media dalam pembelajaran fiqih di Madrasah Sanawiyah (MTs) yang meliputi pengertian, peran dan fungsi, jenis karakteristik, kriteria dan langkah-langkah pengembangan media. Dengan tulisan ini diharapkan guru fiqih memiliki pemahaman yang sama tentang media dan sumber pembelajaran serta trampil dalam mengembangkan media untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah masing-masing.

B. Pengertian Media Media pembelajaran tidak selalu identik dengan peralatan canggih dan mahal, benda yang paling murah dan sederhanapun bisa menjadi media pembelajaran, tergantung bagaimana guru memanfaatkannya menjadi sebuah media. Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu medium yang berarti between atau antara. Medium merujuk pada segala sesuatu yang membawa pesan dari sumber pesan kepada penerima. Locatis dan Atkinsan (1984) mendefinisikan media sebagai alat (baik

audiovisual maupun elektronik) untuk mentransfer atau mengirimkan pesan.

http://sumut.kemenag.go.id/

Menjurut Heinich, Molenda dan Russel (1985) media adalah alat komunikasi, yang berarti segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber ke penerima. Secara teknis media pembelajaran menurut Richard dalam Kasbollah (1993) merupakan segala media yang digunakan dalam perencanaan pembelajaran dan ditentukan oleh kebutuhan dari tujuan, materi, dan metode pembelajaran. Secara lebih luas Latuheru (1988) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah materi, alat, dan metode atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar proses interaksi dalam komunikasi pendidikan antara guru dan siswa dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Sedangkan sumber pembelajaran (learning resources) dalam arti luas adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik ) dan yang memungkinkan terjadinya proses belajar, sehingga terjadi perubahan. Di dalam lingkungan sekolah sumber pembelajaran bisa guru, dosen, teman sekelas, buku, perpustakaan, dsb., di luar sekolah peserta didik banyak belajar dari orangtua, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat, buku majajah, Koran, radio televisi, film atau pengalaman, peristiwa dan kejadian-kejadian tertentu. Edgar dale menyatakan sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat meninmbulkan peristiwa belajar, yakni adanya perubahan tingkah laku kearah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Media dan sumber pembelajaran merupakan komponen yang harus ada dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran.

C. Peran Dan Fungsi Media Pembelajaran Menurut Latuheru (1988), fungsi utama dari media pembelajaran adalah untuk meningkatkan interaksi antara guru dan murid. Sejalan dengan Latuheru, Brown, Lewis dan Harcleroad (1983), menyatakan bahwa media pembelajaran berperan

http://sumut.kemenag.go.id/

semakin penting untuk memungkinkan siswa mencapai manfaat dari belajar secara individual. Secara rinci Sadiman (1990) menyatakan bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan media pembelajaran pesan yang akan dikomunikasikan menjadi jelas dan dapat dipahami 2. Digunakan untuk mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu 3. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar 4. Memungkinkan interaksi langsung antara murid dengan lingkungan dan realita belajar. 5. Dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar yang sama dan membangkitkan persepsi yang sama pula walau ada perbedaan pada setiap individu siswa Senada dengan pendapat tersebut, Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: a) fungsi atensi, Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran b) fungsi afektif, Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kesenangan siswa ketika belajar (atau membaca teks) yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. c) fungsi kognitif. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temua-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar d) Fungsi kompensatoris

http://sumut.kemenag.go.id/

Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal. Sudjana dkk.(1989) memandang peran media sangat penting dalam proses pembelajaran. Media berperan sebagai alat dan sumber belajar bagi siwa. Sebagai alat, media berperan sebagai alat untuk memperjelas bahan pengajaran, jadi media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai materi pembelajaran; sedang sebagai sumber belajar bagi siswa, media berisi bahan-bahan yang harus dipelajari siswa baik secara individu maupun sebagai kelompok. Namun hendaknya dicatat bahwa sebagai alat dan sumber belajar, media tidak bisa menggantikan keberadaan guru sepenuhnya, artinya media tanpa guru tidak dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, Karena media bukan tujuan pembelajaran Dapat disimpulkan bahwa media memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai dalam pembelajaran .

D. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Ada beberapa jenis media pembelajaran, dan para ahli membuat klasifikasi media pembelajaran sesuai dengan tinjauan masing-masing. Nababan (1993) membedakan media pembelajaran sebagai berikut: 1. Media komersil yaitu media yang dapat dibeli toko buku atau alat alat tulis, dan media yang dibuat oleh guru sendiri (teacher made) 2. Media yang dapat didengar (auditory), dapat dilihat (visual), dan dapat didengar dan dilihat (audio-visual) 3. Games (permainan)

http://sumut.kemenag.go.id/

Ditinjau dari segi perkembangan teknologi, Sells dan Gasgow dalam Arsyad (1997) membagi media pembelajaran menjadi media tradisional dan media teknologi mutakhir. a. Media tradisional 1) Visual diam yang diproyeksikan a) proyeksi tak tembus pandang b) proyeksi overhead c) slides d) filmstrips 2) Visual yang tak diproyeksikan a) gambar, poster b) foto c) charts, grafik, diagram d) pameran, papan info, papan buletin 3) Audio a) rekaman piringan b) pita-kaset, reel, cartridge 4) Penyajian multimedia a) slide plus suara (tape) b) multi image 5) Visual dinamis yang diproyeksikan a) film b) televisi c) video 6) Cetak a) buku teks b) modul, teks terprogram c) workbook d) majalah ilmiah, berkala

http://sumut.kemenag.go.id/

e) hand-out 7) Permaianan a) teka-teki b) simulasi c) permaianan peran 8) Realia a) model b) specimen c) manipulatif (peta, boneka) b. Media Teknologi mutakhir 1) Media berbasis telekomunikasi a) Teleconference b) Kuliah jarak jauh 2) Media berbasis mikroprosesor a) Computer-assisted instruction b) Permainan computer c) Sistem tutor intelejen d) Interaktif Hypermedisa e) Compact (video) disc E. Karakteristik Media Secara umum, media pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memiliki pengertian fisik 2. Memiliki pengertian non fisik 3. Memiliki pengertian sebagai alat bantu 4. Digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa 5. Dapat digunakan secara masal, kelompok besar, kelompok kecil maupun perorangan Sedangkan karakteristik sumber belajar adalah sebagai berikut : 1. Harus mampu memberikan kekuatan dalam PBM

http://sumut.kemenag.go.id/

2. Harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif 3. Digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau insedental 4. Dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan instruksional.

F. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Pemilihan dan penentuan media pembelajaran bukanlah ilmu pasti. Dasar pemilihan dan penentuan media pembelajaran tidak hanya karena media tersebut merupakan alat atau teknik yang baru atau satu satunya media yang tersedia di sekolah tetapi harus diperhatikan beberapa kriteria pemilihan dan penentuan media, agar media dapat berperan positif dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan. Menurut Sudjana dan Rivai (1989) beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media antara lain: 1. Tujuan Pembelajaran (standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator ) yang hendak dicapai 2. Bahan atau materi pembelajaran

3. Metode pembelajaran 4. Tersedianya alat yang dibutuhkan 5. Penilaian hasil belajar 6. Pribadi guru 7. Minat dan kemampuan siswa

G. Langkah Langkah Pengembangkan Media Pembelajaran Menurut Latuheru (1988) seorang guru harus berusaha meyajikan bahan ajarnya secara jelas dan dimengerti oleh siswa. Karena itu guru harus

mengarahkan siswa untuk menggunakan indera mereka sebanyak-banyaknya. Semakin banyak pancaindera yang mereka gunakan, akan lebih mudah bagi mereka untuk mengingat apa yang telah mereka pelajari. Siswa akan mengalami kesulitan untuk mengingat dan menguasai materi pembelajran jika guru mengajar

http://sumut.kemenag.go.id/

hanya dengan ceramah saja.

Hasil pembelajaran akan lebih baik jika guru

menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan media dan melibatkan siswa dalam pembelajaran secara aktif. Seorang guru hendaknya menyiapkan media pembelajaran yang tidak mahal dan mudah, namun tetap memperhatikan kriteria pemilihan media yang tepat. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilaksanakan dalam

pengembangan media pembelajaran. (Arsyad, 1997). 1. Analisa kebutuhan. Pada tahap ini guru akan mengidentifikasi dan menganalis kebutuhan media berdasarkan karakteristik mata pelajaran masing-masing dengan

memperhatikan kurikulum, terutama standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator atau tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan, tingkat pemahaman siswa, tersedianya bahan dan alat serta kemudahan untuk mengembangkan dan menggunakan media tersebut. 2. Mengembangkan atau membuat media pembelajaran. Setelah melakukan identifikasi dan analisa kebutuhan, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan atau membuat media pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan (setelah ditetapkan KD dan indikator serta materi). 3. Try out atau uji coba. Setelah media dibuat, langkah ketiga adalah melakukan try out atau uji coba. Media yang telah dibuat guru diuji cobakan kepada siswa. 4. Evaluasi efektifitas. Dalam uji coba guru melaksanakan langkah berikutnya yaitu melakukan evaluasi efektifitas dan efesiensi media tersebut. 5. Revisi atau perbaikan media. Langkah kelima yaitu melakukan revisi atau perbaikan media berdasarkan evaluasi yang dicatat atau ditemui pada langkah sebelumnya. Pada tahap

http://sumut.kemenag.go.id/

keenam guru

memiliki produk akhir media pembelajaran yang akan

digunakan pada pembelajaran sesuai dengan bidang studi, SK, KD, indikator, dan materi serta situasi pembelajaran yang tepat. Bagan berikut ini memberi ilustrasi langkah- langkah pengembangan media pembelajaran yang sebaiknya dilakukan oleh seorang guru .

H. Kesimpulan Peran media dalam pembelajaran sangat signifikan, karena media proses

pembelajaran merupakan suatu bagian integral dari keseluruhan

pendidikan dalam semua program dan jenjang. Kualitas outpot dari sebuah sekolah termasuk media sebai salah satu unsur yang menentukan, Karenanya seorang guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya, akan tetapi juga harus mampu memanfaatkan mengembangkan media pembelajaran, agar pencapaian prestasi belajar akan sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai.

10

http://sumut.kemenag.go.id/

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar, 1997 .Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Gerlach, Ely, Donald.1980. Teaching and Media: A Systematic Approach. (2nd ed.) Prentice-Hall, Inc.New Jersey Heinich, R., Molenda, M., and Russel,J.1985. Instructional Media and the New Technologies of Instruction.John Wikkey & Sons, Inc.Ottawa. Kasbollah,K.1993. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Inggris I (Teaching Learning Strategi.) IKIP MALANG, Malang Latuheru,D.J.1988. Media pembelejaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan Rohan, Ahmad,1997.Media Instructional Educatif, Rineka Cipta, Jakarta. Rosyidah,Asmawatie, 2002. Developing Listening Materials for Teaching English at MAN Malang I unpublished Thesis, Graduate Program in English Education, State University of Malang, Malang Sudjana dan Rivai,1989. Media Pengajaran,Sinar baru, Bandung.

11

You might also like