Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Masih lekat diingatan, awal tahun ini, kita dihebohkan pembelian kursi-kursi mewah untuk ruang Banggar di DPR, seharga hampir 20 milyar. Benar-benar sangat menyedihkan, bahkan kata"menyakitkan" terasa pas untuk menggambarkannya. Wakil rakyat yang harusnya sebagai representasi rakyat sudah jauh dari harapan. Saya tidak ingin mempolitisir, tapi untuk membuat kursi ergonomis saya hampir tidak bisa memahami jika harus membeli dari Jerman. Memang betul, perancangan sebuah perlengkapan kerja ergonomis harus mengikuti kaidah-kaidah tertentu sehingga benar-benar menimbulkan rasa nyaman dan aman saat dipakai. penelitian pra design, tahap design, teknik pengerjaan, dan pemilihan material, tidak hanya memerlukan kemampuan teknis seorang dari seorang engineer, tapi kedalaman imajinasi akan menjadi pembeda pada hasil akhirnya, dan tidak ada yang perlu diragukan dari teknologi Jerman. Namun saya sangat yakin, industri dalam negeri mampu merealisasikannya jika diberi kesempatan ( saya pikir malah akan lebih baik hasilnya, karena data-data penelitian berasal dari dimensi tubuh orang Indonesia pada umumnya ) Saya sudah ingin upload artikel ini sejak 3 bulan lalu, karena kesibukan, baru sekarang bisa saya upload. Dasar perancangan meja dan kursi ergonomis yang saya sampaikan ini, merupakan landasan teori yang saya gunakan untuk menyusun tugas kuliah S1 tahun 2007, yang berjudul " Usulan Perbaikan Rancangan Meja dan Kursi Kerja yang Ergonomis pada Lini packaging PT. X ". Oleh karena itu apa yang saya sampaikan lewat artikel ini, akan mengacu pada perancangan meja dan kursi. Sesungguhnya, tidak hanya pada obyek ini (meja & kursi), rancangan/disain yang ergonomis pada produk-produk yang operasionalnya berhubungan dengan manusia merupakan persyaratan dasar yang termasuk dalam 6 dimensi kualitas produk, lihat link artikel ini ; http://www.dedylondong.blogspot.com/2011/11/kualitas-produk.html Berikut beberapa contoh penerapan ilmu ergonomi dalam desain.
Motor Cycle
Keyboard
Mouse
Trolley
Bottle
Hand phone
Gambar 1. Batasan batasan daerah kerja yang dikembangkan oleh R.R Farley pada General Motor pada tahun 1955 ( Ukuran dalam mm )
( Sumber: Eko Nurmianto, Ergonomi konsep dasar dan Aplikasinya, hal 94 )
5. Untuk menyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian bagian tubuh yang memang diperlukan sajalah bekerja agar tidak terjadi penghamburan tenaga dan kelelahan yang tidak perlu. 6. Hindari gerakan patah patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan. 7. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada bidang yang menyenangkan tanpa perlu sering mengubah fokus.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung. 1. tempat tempat tertentu tak sering dipindah pindah harus disediakan untuk semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap ( gerak rutin ) letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari - cari. Berikut contoh meletakkan material benda kerja yang memungkinkan gerakan keja normal dan standar jangkauan dari pekerja yang umum digunakan dalam mengatur penempata material atau peralatan kerja. ( Gambar 1 ) Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikianrupa sehingga memungkinkan urut urutan gerakan yang terbaik. Tinggi tempat kerja ( mesin, meja dan kursi kerja, dan lain lain ) harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi udaran dan lain lain. Harus diperhatikan benar benar sehingga dapat diperoleh area kerja yang lebih baik.
- Kelambatan yang dapat dihindarkan ( avoidable delay ) - Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcomefatigue) - Memegang untuk memakai ( hold )
5. Anthropometri
Anthropometri menurut Stevension ( 1998 ) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tesebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata rata) dan SD ( standar deviasi ) dari suatu distribusi normal . [3] Distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean dan SD. Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95% percentil ; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5% percentil. Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal. Dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi satu pertimbangan dalam menentukan sample data yang akan diambil. Faktor-faktor tersebut adalah ; Umur, ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun Jenis kelamin, pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul Rumpun dan suku bangsa Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh Cacat tubuh secara fisik Anthropometri dibagi atas dua bagian yaitu : Anthropometri statis, pengukuran manusia pada saat posisi diam Anthropometri dinamis, yaitu pengukuran keadaan dan ciri ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atu memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan kegiatannya.
a. b. c. d. e. a. b.
Keterangan Gambar : = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak ( dari lantai s/d ujung kepala ) = tinggi mata dalam posisi tegak = tinggi bahu dalam posisi tegak = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak ( siku tegak lurus ) = tinggi kepalan tangan yang terjujur lepas dalam posisi tegak ( dalam gambar tidak ditunjukkan ) = tinggi tubuh dalam posisi duduk ( diukur dari alas tempat duduk / pantat sampai dengan kepala ) 7 = tinggi mata dalam posisi duduk 8 = tinggi bahu dalam posisi duduk 9 = tinggi siku dalam posisi duduk ( siku tegak lurus ) 10 = tebal atau lebar paha 11 = ujung paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut 12 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut /betis 13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk 14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha 15 = lebar dri bahu ( bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk ) 16 = lebar pinggul / pantat 17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung ( tidak tampak ditunjukkan dalam gambar ) 1 2 3 4 5 6
18 19 20 21 22 23
= lebar perut = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari = lebar kepala = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari = lebar telapak tangan = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar lebar kesamping kiri kanan ( tidak ditunjukkan dalam gambar ) 24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai tangan yang terjangkau lurus keatas ( vertikal ) 25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur sperti halnya no 24 tetapi dalam posisi duduk ( tidak ditunjukkan dalam gambar ) 26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan.
b. PPo ( Pantat Popliteal ) Definisi : pantat popliteal adalah jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam ( popliteal ) paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku siku. Penggunaa : Data ini berguna untuk menentukan panjang alas duduk
c.
LP ( Lebar Pinggul ) Definisi : lebar pinggul adalah jarak horizontal dari bagian luar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan Penggunaan : Data ini berguna untuk menentukan panjang alas duduk
d. TSP ( tinggi sandaran punggung ) Definisi : Tinggi sandaran punggung adalah jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai puncak tulang belikat Penggunaan : Data ini berguna untuk menentukan tinggi sandaran punggung dari alas duduk.
e. LSD ( Lebar Sandaran Duduk ) Definisi : Lebar sandaran duduk adalah jarak vertikal dari tulang belikat sebelah kiri ke tulang belikat sebelah kanan. Penggunaan : Data ini berguna untuk lebar sandaran duduk. namun dengan alasan estetika dan kenyamanan maksimal, lebar sandaran duduk penulis sesuaikan dengan lebar pinggul.
f.
TSD ( tinggi siku duduk ) Definisi : Tinggi siku duduk adalah jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku lengan atas membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah. Penggunaan : Data ini berguna untuk menentukan tinggi meja kerja dari alas.
g. Lebar bahu ke pungung ( LBP ) Definisi : Lebar bahu ke punggung diukur dari pusat pesendian di bahu sampai punggung Penggunaan : Untuk menghitung jangkauan normal terhadap punggung, sehingga dapat diketahui jarak efektif meja kerja terhadap tubuh
h. JJ ( jangkauan jauh) Definisi : Anthropometri dinamis yang mengukur rentang lengan keluar diputar sekitar bahu. Penggunaan Untuk menentukan panjang dan lebar minimum meja kerja
i. JN ( jangkauan normal ) Definisi : Anthropometri dinamis yang mengukur panjang lengan bawah yang berputar pada bidang horizontal dengan siku tetap. Penggunaan : Menentukan letak alat alat kerja agar berada dalam jangkauan optimum.
8. Kuisioner
Data diperoleh dengan menggunakan Kuisioner Nordic Body Map
darah oleh organ tubuh manusia. Beban otot statis terjadi ketika postur kondisi yang tidak natural. Kondisi tersebut diilustrasikan pada gambar 13
Gambar 13 Pengaruh dari tingkat usaha pada lamanya usaha ( Sumber: Eko Nurmianto, Ergonomi konsep dasar dan Aplikasinya, hal 19
Kedalaman tempat duduk perlu mendapat perhatian. Bila terlalu dalam ( melebihi ukuran pantat ke belakang lutut ) akan berakibat tekanan pada daerah belakang lutut tersebut. Bila terlalu sempit ( min. lebar 30 Cm ) masih dapat memenuhi syarat. c. Sandaran Semakin tinggi sandaran punggung, makin baik menyangga pinggang. Sandaran medium, menyangga sampai bahu. Sudut sandaran punggung yang terlalu besar, sebagian besar berat badan akan disangga, sehingga tekanan berat ke pinggul menjadi berkurang. Sudut optimal sekitar o o 100 110 ( Sanders et.all,1993 ) sudut permukaan duduk yang optimal adalah 5 o 10o (Sanders et.all,1993 ) d. Alas duduk Guna alas ini adalah untuk mendistribusikan berat tubuh pada permukaan yang lebih besar. Secara umum direkomendasikan ketebalan alas adalah 4-5 cm ( sanders et.all,1993 ) b. Meja kerja Untuk Posisi Duduk Masalah pemilihan tinggi meja dan kursi kerja diilatar belakangi oleh sejumlah studi penelitian. S. konz menyebutkan studi-studi terdahulu dan menjelaskan dalam sebuah eksperimennya. ( Design of work station . J. Industrial engineering., July 1967, P.413 ). Rata-rata proses produksi diukur pada setiap posisi dengan operator yang berbeda dan dalam analisa variansi ketinggian tersebut diubah menjadi berbagai macam ketinggian berarti. Yang paling baik adalan 50 mm dibwah siku, 50 mm diatas siku mengurangi produksi sekitar 1% dan 150 mm dibawah siku menyebabkan produksi berkurang 2,8% . Metode Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau kegiatan kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan merekomendasikan suatu produk. Secara umum proses pengembangan produk dibagi dalam 6 fase , sebagai berikut : Perancangan Kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk awal. Pengembangan produk Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan spesifikasi, analisa produk pesaing serta pertimbangan ekonomis produk. Perancangan tingkatan system Mencakup difinisi arsitektur dan uraian produk menjadi subsistem subsistem serta komponen komponen. Out put dari fase ini biasanya mencakup tata letakbentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram alian proses pendahuluan untuk proses perakitan akhir. d. Perencanaan detail Mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Hal lain yang harus diperhatikan adalah ergonomic dan estetika produk. e. Pengujian dan perbaikan Melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi awal produk. Prototipe awal biasanya dibuat dengan menggunakan komponen komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan produksi sesungguhnya. f. Produksi awal Pada fase ini, produk dibuat dengan menggunakan system produksi yang sesungguhnya dengan tujuan untuk melatih tenaga kerja dalam memcahkan permasalahan permasalahan yang mungkin
c.
a. b.
C.
timbul paa proses sesungguhnya. Tahapan dilakukan adalah desain untuk proses manufactur, pembuatan prototype manufactur, penguji prototype, dan analisis ekonomi teknik. Analisa ekonomi teknik untuk mendapatkan gambaran tentang biaya pembuatan produk, nilai ekonomi produk, prediksi keuntungan. Hasil dari analisis ekonomi teknik dapat digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan jika terjadi perubahan-perubahan rencana pengembangan.
Sekian dan Semoga Bermanfaat