You are on page 1of 15

PENGGUNAAN BRONKODILATOR : SIMPATOMIMETIKA (2 AGONIS) DALAM TERAPI ASMA ENDRA DEWI PRIANINGRUM, S.FARM.

07 8115 007 Asma merupakan penyakit yang sering ditemukan pada semua usia. Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyampitan peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Ini terjadi karena saluran nafas tersebut sangat sensitif terhadap faktor khusus (pemicu) yang menyebabkan jalan udara menyempit hingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak nafas dan nafas berbunyi (wheezing). Penatalaksanaan terapi pada penyakit asma meliputi outcome, sasaran terapi, tujuan terapi, dan strategi terapi. Pada umumnya sasaran terapi penyakit asma adalah gejala asma, bronkospasma (kejang bronki) dan peradangan pada saluran pernafasan. Tujuan terapi penyakit asma adalah mencegah terjadinya gejala asma, mengontrol terjadinya gejala asma, mencegah dan mengurangi terjadinya bronkospasma (kejang bronki), dan menghambat atau mengurangi peradangan saluran pernafasan. Strategi terapi penyakit asma meliputi terapi non farmakologis (tidak menggunakan obat) dan terapi farmakologis (menggunakan obat). Terapi nonfarmakologis (tidak menggunakan obat) dapat dilakukan dengan pemberian edukasi pada pasien. Penting bagi pasien untuk mengenali gejala asma yang mesti diwaspadai seperti sesak nafas disertai mengi, keringat dingin, pucat, nyeri dada, dan lemas. Edukasi pada pasien berupa penjelasan mengenai faktor pemicu timbulnya asma dan cara penanganannya jika serangan asma terjadi. Selain itu juga mengontrol kondisi lingkungan sekitar (membersihkan lingkungan rumah dan kamar secara rutin), tidak merokok, tidak beraktivitas secara ebrlebihan, dan menjauhkan sebanyak mungkin faktor pemicu timbulnya serangan asma (menghindari tempat-tempat berdebu, menjauhi binatang berbulu yang bulubya mudah rontok seperti kucing dan anjing). Terapi farmakologis merupakan terapi yang menggunakan obat. Tahap-tahap dalam terapi farmakologis asma ada dua, yaitu Quick-relief medicines dan Long-term medicines. Cara kerja quickrelief medicines yaitumerelaksasi otot-otot di saluran pernafasan, memudahkan pasien untuk bernafas, memberikan kelegaan bernafas, digunakan saat terjadi serangan asma.Cara kerja long-term medicines yaitu mengobati inflamasi pada saluran pernafasan, mengurangi udem dan mukus berlebih, memberikan kontrol untuk jangka waktu lama, membantu mencegah timbulnya serangan asma. Berdasarkan mekanisme kerjanya obat asma dibedakan menjadi golongan bronkodilator, golongan

kortikosteroid, dan obat-obat lain. Ada tiga jenis bronkodilator, yaiu simpatomimetika (2 agonist), metil santin, dan antikolinergik. Artikel ini membicarakan tentang terapi asma menggunakan obat asma golongan bronkodilator jenis simpatomimetika (2 agonist). Obat simpatomimetika merupakan obat yang memiliki aksi serupa dengan aktivitas saraf simpatis. Sistem saraf simpatis memegang peranan penting dalam emnentukan ukuran diameter bronkus. Ujung saraf simpatis yang menghasilkan norepinepherine, ephinepherine, isoprotenerol disebut adrenergic.Adrenergic memiliki dua reseptor dan (1 dan 2). Adrenergic menstimulasi reseptor 2 (pada kelenjar dan otot halus bronkus) sehingga terjadi bronkodilatasi. Mekanisme kerja obat simpatomimetika adalah melalui stimulus reseptor 2 pada bronkus menyebabkan aktivasi adenilsiklase. Enzim ini mengubah ATP (Adenosintrifosfat) menjadi cAMP (cyclic-adenosine-monophosphat) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses dalam sel. Meningkatnya kadar cAMP dalam sel menghasilkan efek bronkodilatasi. Obat simpatomimetika (2 agonist) mempunyai dua aksi yaitu short-acting (salbutamol, terbutalin sulfat, bambuterol hidroklorida, fenoterol hidrobromida) dan long-acting (formeterol fumarat, salmeterol). Obat simpatomimetika (2 agonist) seperti salbutamol dan terbutalin merupakan obat 2 agonist yang paling aman dan paling efektif untuk asma. Serangan asma ringan sampai sedang umumnya memberikan respon secara cepat terhadap pemberian aerosol seperti salbutamol dan terbutalin. Untuk serangan asma yang lebih berat, diperlukan kortikosteroid oral jangka pendek agar asmanya terkontrol. Salmeterol dan formeterol kerjanya lebih panjang (long acting), diberikan secara inhalasi 2xsehari. Salmeterol dan formeterol mampu memberikan manfaat klinis untuk penggunan rutin tetapi tidak dapat dipakai untuk serangan asma akut. Obat simpatomimetika (2 agonist) short-acting tidak boleh diresepkan secara rutin untuk pasien dengan asma ringan atau sedang, karena berbagai uji klinik penggunaannya secara rutin tidak memberikan manfaat klinis. Berikut ini adalah obat-obat pilihan bronkodilator jenis simpatomimetika (2 agonist) untuk terpi asma : 1. Nama Obat Salbutamol Generik = salbutamol Dagang = Bromosal, Ventolin, Lasal, Ventab, Bromosal, Venterol, Volmax, Butasal Indikasi Asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran nafas yang reversibel

Kontra indikasi Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai Peroral (Tablet, kapsul, kaptab) 4 mg 3-4xsehari (usia lanjut dan pasien yang sensitif dosis awal 2 mg) Dosis tunggal max 8mg <2th: 100mcg/kg 4xsehari 2-6th: 1-2mg 3-4xsehari 6-12tth: 2mg 3-4xsehari Injeksi subkutan 500mcg diulang tiap 4 jam bila perlu Injeksi intravena lambat 250mcg diulang bila perlu Infus intravena 5mcg/menit lalu disesuaikan dengan respon dan denyut jantung, lazimnya antara 320mcg/menit, atau bila perlu Inhalasi aerosol 100-200mcg (1-2 hisapan), untuk gejala persisten 3-4 kali sehari, anak 100mcg (1 hisapan) dapat dinaikkan menjadi 200mcg bila perlu Efek Samping Tremor halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk

bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi intramuskular Resiko Khusus Wanita hamil dan menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes. 2. Nama Obat Terbutalin Sulfat Generik = Dagang = Bricasma, Bricasma Durules, Brasmatic, Bintasma, Sobutal Indikasi Asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran nafas yang reversibel Kontra indikasi Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai Peroral (Tablet, kaptab) 2,5 mg 3xsehari selama 1-2 minggu, lalu dinaikkan 5mg 2xsehari Anak: 75mcg/kg 3xsehari 7-15th: 2,5mg 2-3xsehari Injeksi subkutan, intravena lambat 250-500mcg sampai 4xsehari ; 2-15th: 10mcg/kg sampai max 300mcg Infus intravena Dalam larutan yang mengandung 3-5mcg/ml, 1,5-5mcg/menit selama 8-10jam Inhalasi aerosol

Dewasa dan anak: 250-500mcg (1-2 hisapan), untuk gejala persisten sampai 3-4xsehari Efek samping Tremor halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi intramuskular Resiko khusus Wanita hamil dan menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes 3. Nama Obat Salmeterol Generik = Dagang = Serevent Inhaler, Serevent Rotadisk Indikasi Obstruksi saluran nafas reversibel (termasuk asma noktural dan asma karena latihan fisik) pada pasien yang memerlukan terapi bronkodilator jangka lama yang seharusnya juga menjalani pengobatan antiinflamasi inhalasi (kortikosteroid) atau kortikosteroid oral (catatan : salmeterol tidak bisa untuk mengatasi serangan akut dengan cepat, dan pengobatan pengobatan kortikosteroid yang sedang berjalan tidak boleh dikurangi dosisnya atau dihentikan) Kontra indikasi Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai Inhalasi 50 mcg (2 hisapan) 2xsehari, hingga 100mcg (4 hisapan) 2xsehari pada obstruksi yang lebih berat. < 4th tidak dianjurkan

> 4th 50 mcg (2 hisapan) 2xsehari Efek samping Tremor halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi intramuskular Resiko khusus Wanita hamil dan menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes

(1) Salmeterol Obat ini adalah bronkodilator yang bekerja perlahan dimana obat ini bekerja dengan mengendurkan oto-otot yang mengelilingi saluran pernapasan. Obat ini paling efektif bila dikombinasikan dengan suatu obat kortikosteroid hirup, dan tidak dapat berfungsi sebagai pelega seketika dalam hal terjadi serangan asma. Obat ini umumnya bekerja setelah setengah jam dan daya kerjanya bertahan hingga 12 jam. Obat ini disajikan dalam bentuk obat hirup dosis terukut dan obat hirup bubuk kering. Obat ini tidak dapat digunakan untuk anak-anak di bawah 12 tahun.

4. Nama Obat Formoterol Fumarat Generik = Dagang = Foradil Indikasi Sama seperti salmeterol Kontra indikasi Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi

Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai Inhalasi Serbuk Dewasa : > 18th 12mcg 2xsehari, dapat dinaikkan menjadi 24mcg 2xsehari pada obstruksi jalan nfas yang lebih berat. Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 18th. Efek samping Tremor halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi intramuskular, iritasi orofaring, iritasi konjungtiva atau udem pelupuk mata, mual, insomnia, ruam kulit, dan gangguan pengecapan Resiko khusus Wanita hamil dan menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006, British National Formulary, 52nd edirion, 142-150, BMJ

Publishing Group Ltd,

British. Dipiro, J. T., 1997, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 3rd Edition, 553-590, Appeton & Lange, Stamford. Tierney, L. M., McPhee, S. J., Papadakis, M. A., 2006, Current Medical Diagnosis And Treatment, 45th Edition, 226-237, Lange Medical Books/MacGraw-Hill, USA. Tjay, Tan, dan Rahardja, Kirana, 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, Dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, 599-618, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Salmeterol merupakan salah satu jenis bronchodilator. Bronchodilator adalah obat-obatan yang dihirup lewat mulut untuk membuka saluran udara di dalam paru-paru (bronchial tubes). Fungsinya untuk meredakan gejala gangguan pernafasan seperti batuk, mengi, sesak nafas dan sulit bernafas dengan meningkatkan aliran udara melalui saluran tersebut. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Salmeterol tersedia dalam bentuk powder, disk dan aerosol powder. Indikasi

1. Dikombinasikan dengan obat lain (seperti inhaler corticosteroids) untuk mengatasi asma dan mencegah bronchospasm pada penderita asma. Jika digunakan setiap hari, salmeterol mampu menurunkan jumlah dan tingkat keparahan serangan asma. Namun obat ini tak bisa meredakan serangan asma yang sudah kadung terjadi. 2. Mengobati penyumbatan aliran udara dan mencegah memburuknya COPD (chronic obstructive pulmonary disease), termasuk bronkitis kronis dan emfisema. 3. Mencegah kondisi mengi yang disebabkan oleh olahraga (exercise-induced bronchospasm/EIB) Dosis 1. Mencegah serangan asma Dewasa, remaja dan anak-anak usia 4 tahun ke atas: satu hirupan (50 microgram) dua kali sehari (pagi dan malam). Tiap dosis harus diminum dengan jarak 12 jam. 2. Pengobatan COPD Dewasa: satu hirupan (50 microgram) dua kali sehari (pagi dan malam). Tiap dosis harus diminum dengan jarak 12 jam. 3. Mencegah mengi akibat olahraga (EIB) Dewasa, remaja dan anak-anak 4 tahun ke atas: satu hirupan (50 microgram) 30 menit sebelum berolahraga Sumber: MayoClinic

Mekanisme Aksi Salmeterol adalah simpatomimetik langsung bertindak yang merenggangkan otot polos bronkus dengan aksi selektif pada reseptor 2 dengan sedikit efek pada denyut jantung. Onset: inhalasi Oral: 10-20 min. Durasi: 12 jam. Penyerapan: Konsentrasi plasma dapat diabaikan setelah terhirup. Distribusi: Sekitar 96% terikat pada protein plasma. Metabolisme: Hepatically dihidroksilasi. Ekskresi: Sekitar 25% dan 60% dari dosis dieliminasi dalam urin dan feses masing-masing, selama 7 hari. Farmakologi : Mekanisme Aksi : Seretide mengandung salmeterol dan flutikason propionat yang memiliki modus yang berbeda dari tindakan. Salmeterol melindungi terhadap gejala , flutikason propionat meningkatkan fungsi paru-paru dan mencegah eksaserbasi kondisi. Seretide dapat menawarkan rejimen yang lebih nyaman bagi pasien bersamaan - agonis dan terapi kortikosteroid inhalasi . Mekanisme masing-masing tindakan kedua obat dibahas sebagai berikut : Salmeterol : Salmeterol adalah long-acting ( 12 jam ) agonis 2 adrenoreseptor selektif dengan rantai panjang sisi yang mengikat ke exo- situs reseptor . Ini sifat farmakologi salmeterol menawarkan perlindungan yang lebih efektif terhadap histamin induced bronkokonstriksi dan menghasilkan durasi yang lebih lama dari bronkodilatasi , yang berlangsung selama setidaknya 12 jam , dari dosis yang dianjurkan konvensional 2 - agonis shortacting . Dalam uji in vitro telah menunjukkan salmeterol adalah inhibitor ampuh tahan lama rilis , dari paruparu manusia , mediator sel mast misalnya , histamin , leukotrien dan prostaglandin D2 .

Pada manusia, salmeterol menghambat respon fase awal dan akhir untuk dihirup alergen , yang terakhir bertahan selama lebih dari 30 jam setelah dosis tunggal ketika efek bronkodilator tidak lagi jelas . Flutikason propionate : propionat Fluticasone diberikan oleh inhalasi pada dosis yang dianjurkan memiliki tindakan anti - inflamasi kuat glukokortikoid dalam paru-paru , sehingga mengurangi gejala dan eksaserbasi asma tanpa efek samping diamati ketika kortikosteroid diberikan secara sistemik . Output harian hormon adrenocortical biasanya tetap dalam kisaran normal selama pengobatan kronis dengan inhalasi flutikason propionat , bahkan dengan dosis yang disarankan tertinggi pada anak-anak dan orang dewasa . Setelah transfer dari steroid inhalasi lainnya , output harian secara bertahap meningkatkan meskipun penggunaan intermiten masa lalu dan sekarang dari steroid oral , sehingga menunjukkan kembalinya fungsi adrenal normal dihirup flutikason propionat . Cadangan adrenal juga tetap normal selama pengobatan kronis yang diukur dengan kenaikan yang normal pada tes stimulasi . Namun, dengan penurunan sisa cadangan adrenal dari pengobatan sebelumnya dapat bertahan untuk waktu yang cukup dan harus diingat ( lihat peringatan dan perhatian ) . Farmakodinamik : Seretide Clinical Trials : Asma : Sebuah studi 12 bulan besar ( Mendapatkan Optimal Asthma Control, GOAL ) pada 3416 pasien asma membandingkan efikasi dan keamanan Seretide dibandingkan kortikosteroid inhalasi sendiri dalam mencapai tingkat pra - didefinisikan kontrol asma . Pengobatan melangkah -up setiap 12 minggu sampai ** " Jumlah control " dicapai atau dosis tertinggi obat studi tercapai . Kontrol perlu dipertahankan setidaknya 7 dari 8 minggu terakhir pengobatan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 71 % dari pasien yang diobati dengan Seretide dicapai * "Yah dikendalikan " asma dibandingkan dengan 59 % dari pasien yang diobati dengan kortikosteroid inhalasi saja, 41 % dari pasien yang diobati dengan Seretide dicapai ** " Jumlah control " asma dibandingkan dengan 28 % dari pasien yang diobati dengan kortikosteroid inhalasi saja . Efek ini diamati sebelumnya dengan Seretide dibandingkan dengan kortikosteroid inhalasi saja dan pada dosis kortikosteroid inhalasi yang lebih rendah . Studi TUJUAN juga menunjukkan bahwa tingkat eksaserbasi adalah 29 % lebih rendah dengan Seretide dibandingkan dengan pengobatan kortikosteroid inhalasi saja, mencapai "Yah - dikendalikan " dan " Benar-benar dikontrol " asma membaik Kualitas Hidup ( kualitas hidup ) . Enam puluh satu persen ( 61 % ) dari pasien melaporkan minimal atau tidak ada gangguan pada kualitas hidup yang diukur dengan asma kuesioner kualitas hidup tertentu setelah pengobatan dengan Seretide dibandingkan dengan 8 % pada awal. Catatan : * asma Yah - dikendalikan , gejala sesekali atau penggunaan SABA atau < 80 % prediksi fungsi paru-paru ditambah ada malam - waktu terbangun , tidak ada eksaserbasi dan tidak ada efek samping menegakkan perubahan dalam terapi . ** Jumlah kontrol asma , tidak ada gejala , tidak ada gunanya SABA 80 % diperkirakan fungsi paruparu , ada malam - waktu terbangun , tidak ada eksaserbasi dan tidak ada efek samping menegakkan perubahan dalam terapi .

Dua penelitian lebih lanjut telah menunjukkan perbaikan dalam fungsi paru-paru , persentase hari bebas gejala dan pengurangan penyelamatan penggunaan obat, pada dosis kortikosteroid inhalasi 60 % lebih rendah dengan Seretide dibandingkan dengan pengobatan dengan kortikosteroid inhalasi saja , sementara kontrol peradangan saluran napas yang mendasari , diukur dengan biopsi bronkus dan bronchoalveolar lavage dipertahankan . Tambahan studi telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan Seretide secara signifikan meningkatkan gejala asma , fungsi paru-paru dan mengurangi penggunaan obat penyelamatan dibandingkan dengan pengobatan dengan komponen individu sendirian dan plasebo . Hasil dari TUJUAN menunjukkan bahwa perbaikan terlihat dengan Seretide , di titik akhir ini , diselenggarakan selama setidaknya 12 bulan . COPD : pasien COPD simtomatik tanpa batasan sampai 10 % reversibilitas untuk short acting 2 agonist di terkontrol plasebo uji klinis > 6 bulan telah menunjukkan bahwa penggunaan rutin kedua Seretide 50/250 dan 50/500 mcg cepat dan secara signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan secara signifikan mengurangi sesak nafas dan penggunaan obat pereda . Ada juga perbaikan yang signifikan dalam status kesehatan . Pasien PPOK gejala yang menunjukkan < 10 % reversibilitas untuk short acting 2 - agonist dalam uji klinis terkontrol plasebo selama 6 dan 12 bulan , telah menunjukkan bahwa penggunaan rutin Seretide meningkatkan fungsi paru-paru , sesak napas dan mengurangi penggunaan obat pereda . Selama periode 12 bulan , risiko eksaserbasi COPD berkurang 1,42-0,99 per tahun dibandingkan dengan plasebo dan risiko eksaserbasi yang membutuhkan kortikosteroid oral secara signifikan berkurang 0,81-0,47 per tahun dibandingkan dengan plasebo . Ada juga perbaikan yang signifikan dalam status kesehatan . Farmakokinetik : Tidak ada bukti pada hewan atau subyek manusia bahwa pemberian salmeterol dan flutikason propionat bersama-sama dengan rute dihirup mempengaruhi farmakokinetik dari kedua komponen . Oleh karena itu, untuk tujuan farmakokinetik , masing-masing komponen dapat dianggap secara terpisah . Meskipun tingkat plasma Seretide sangat rendah , potensi interaksi dengan substrat lain dan inhibitor CYP3A4 tidak bisa dikesampingkan . Salmeterol : Kisah lokal di paru-paru , oleh karena itu, kadar plasma bukan merupakan indikasi efek terapi . Selain itu, hanya ada data terbatas yang tersedia pada farmakokinetik salmeterol karena kesulitan teknis pengujian obat dalam plasma karena konsentrasi plasma yang rendah pada dosis terapi (sekitar 200 pg / mL ) dicapai setelah dosis inhalasi . Setelah dosis teratur dengan salmeterol ksinafoat , asam hydroxynaphthoic dapat dideteksi dalam sirkulasi sistemik . Flutikason propionate : Bioavailabilitas absolut inhalasi flutikason propionat pada subyek sehat bervariasi antara sekitar 10-30 % dari dosis nominal tergantung pada perangkat inhalasi digunakan . Pada pasien dengan asma atau PPOK , tingkat yang lebih rendah dari paparan sistemik untuk dihirup

flutikason propionat telah diamati . Penyerapan sistemik terjadi terutama melalui paru-paru dan awalnya cepat kemudian berkepanjangan . Sisa dari dosis inhalasi itu ditelan tetapi kontribusi yang minimal terhadap paparan sistemik karena kelarutan air yang rendah dan metabolisme presystemic , sehingga ketersediaan oral < 1 % . Ada peningkatan linear di paparan sistemik dengan peningkatan dosis inhalasi . Disposisi flutikason propionat ditandai dengan clearance yang tinggi plasma ( 1150 mL / menit ) , volume besar distribusi steady state ( sekitar 300 L ) dan terminal t sekitar 8 jam . Plasma protein pengikat cukup tinggi ( 91 % ) . Flutikason propionat dibersihkan sangat cepat dari sirkulasi sistemik , terutama oleh metabolisme untuk tidak aktif metabolit asam karboksilat , oleh enzim sitokrom P - 450 , CYP3A4 . Clearance ginjal flutikason propionat diabaikan ( < 0,2 % ) dan < 5 % sebagai metabolit . Bagian utama dari dosis diekskresikan dalam feses sebagai metabolit dan obat tidak berubah . Metabolit tak dikenal lainnya juga ditemukan dalam kotoran . Perawatan harus diambil ketika co - administrasi dengan inhibitor CYP3A4 diketahui karena ada potensi peningkatan paparan sistemik untuk flutikason propionat . Toksikologi : Data Keselamatan praklinis : ksinafoat Salmeterol dan flutikason propionat telah banyak dievaluasi dalam uji toksisitas hewan . Toksisitas yang signifikan hanya terjadi pada dosis melebihi yang dianjurkan untuk digunakan manusia dan mereka diharapkan untuk kuat 2 - adrenoreseptor agonis dan glukokortikosteroid . Dalam studi jangka panjang , salmeterol ksinafoat diinduksi tumor jinak otot polos di mesovarium tikus dan uterus tikus . Hewan Pengerat sensitif terhadap pembentukan tumor farmakologi induksi . Salmeterol tidak dianggap merupakan bahaya onkogenik yang signifikan bagi manusia . Co- administrasi salmeterol dan flutikason propionat mengakibatkan beberapa interaksi kardiovaskular pada dosis tinggi . Pada tikus , miokarditis atrium dan arteritis koroner focal adalah efek sementara yang diselesaikan dengan dosis biasa. Pada anjing , denyut jantung meningkat lebih besar setelah tugas pembantuan daripada setelah salmeterol saja . Tidak ada efek samping yang serius jantung klinis yang relevan telah diamati dalam studi pada manusia . Co- administrasi tidak mengubah toksisitas kelas lain yang terkait pada hewan

penyimpanan
Jangan simpan di atas 30 C. Simpan di tempat yang kering. Shelf-Life: 18 bulan.

hati-hati untuk penggunaan


Petunjuk Penggunaan / Penanganan : diskus melepaskan suatu bubuk yang dihirup ke dalam paruparu .

Perangkat ini dibuka dan prima dengan menggeser tuas. Corong tersebut kemudian ditempatkan di mulut dan bibir ditutup di sekitarnya . Dosis kemudian dapat dihirup dan perangkat ditutup . Indikator dosis pada diskus menunjukkan jumlah dosis yang tersisa . Ditutup : Bila diskus diambil dari kotak , maka akan dalam posisi tertutup . Buka : Sebuah diskus baru berisi 28 atau 60 dosis dilindungi secara individual dari obat dalam bentuk bubuk . Indikator dosis memberitahu berapa banyak dosis yang tersisa . Setiap dosis diukur secara akurat dan higienis dilindungi . Hal ini tidak memerlukan perawatan dan tidak ada pengisian ulang . Indikator dosis di atas diskus menunjukkan berapa banyak dosis yang tersisa . Bilangan 5-0 akan muncul dalam warna merah untuk memperingatkan ketika ada hanya beberapa dosis yang tersisa . Bagaimana Diskus Pekerjaan : Sliding tuas diskus membuka lubang kecil di corong dan unwraps dosis , siap untuk inhalasi . Ketika diskus ditutup , tuas secara otomatis bergerak kembali ke posisi semula , siap untuk dosis berikutnya bila diperlukan . Ketika dosis yang dibutuhkan , 4 langkah sederhana yang harus diikuti . 1 . Buka: Untuk membuka diskus , tahan kasus luar dalam 1 tangan dan menempatkan ibu jari tangan lain di thumbgrip tersebut . Dorong ibu pergi sejauh itu akan pergi . 2 . Slide : Pegang diskus dengan corong terhadap pemegang . Geser tuas pergi sejauh itu akan pergi , hingga terkunci . Diskus ini sekarang siap untuk digunakan . Setiap kali tuas didorong kembali , dosis dibuat tersedia untuk menghirup . Hal ini ditunjukkan oleh counter dosis . Tuas tidak boleh dimainkan , karena melepaskan dosis yang akan sia-sia . 3 . Tarik napas : Sebelum mulai menghirup dosis , tahan diskus jauh dari mulut . Hembuskan napas sejauh terasa nyaman . Jangan bernapas ke diskus tersebut . Pasang corong ke bibir . Tarik napas dalam-dalam dan terus , melalui diskus , bukan melalui hidung . Hapus diskus dari mulut . Tahan napas selama 10 detik atau selama itu nyaman . Bernapaslah perlahan-lahan . 4 . Close: Untuk menutup diskus , meletakkan ibu jari di thumbgrip dan geser thumbgrip mundur sejauh itu akan pergi . Ketika diskus tertutup, terkunci rapat. Tuas secara otomatis kembali ke posisi semula dan ulang . Diskus ini sekarang siap untuk digunakan lagi . Jika diperintahkan untuk mengambil 2 penarikan , menutup diskus dan ulangi langkah 1-4 . Jauhkan diskus kering . Tetap tertutup saat tidak digunakan . Jangan bernapas ke diskus tersebut . Hanya geser tuas saat siap untuk mengambil dosis . Jangan melebihi dosis yang dinyatakan .

interaksi obat

Kedua - bloker nonselektif dan selektif harus dihindari kecuali ada alasan kuat untuk mereka gunakan . Dalam keadaan normal , konsentrasi plasma rendah flutikason propionat dicapai setelah dosis inhalasi karena metabolisme pertama -pass yang luas dan pembersihan sistemik tinggi dimediasi oleh sitokrom P - 450 3A4 dalam usus dan hati . Oleh karena itu , interaksi obat yang signifikan secara klinis dimediasi oleh flutikason propionat tidak mungkin . Sebuah studi interaksi obat pada subyek sehat telah menunjukkan bahwa ritonavir (a sangat ampuh sitokrom P - 450 3A4 inhibitor ) dapat meningkatkan konsentrasi plasma propionat flutikason , sehingga nyata mengurangi konsentrasi serum kortisol . Selama penggunaan pasca-pemasaran , ada laporan interaksi obat yang signifikan secara klinis pada pasien yang menerima flutikason propionat dan ritonavir , sehingga efek kortikosteroid sistemik termasuk sindrom Cushing dan supresi adrenal . Oleh karena itu , penggunaan seiring flutikason propionat dan ritonavir harus dihindari , kecuali potensi manfaat kepada pasien lebih besar daripada risiko efek samping sistemik kortikosteroid . Penelitian telah menunjukkan bahwa inhibitor lain sitokrom P - 450 3A4 menghasilkan diabaikan ( eritromisin ) dan minor ( ketokonazol ) peningkatan paparan sistemik untuk flutikason propionat tanpa pengurangan penting dalam konsentrasi kortisol serum . Namun demikian , perawatan dianjurkan bila co - pemberian sitokrom P - 450 ampuh 3A4 inhibitor ( misalnya , ketoconazole ) karena ada potensi peningkatan paparan sistemik untuk flutikason propionat . Seiring penggunaan - adrenergik yang mengandung obat lain dapat memiliki efek berpotensi adiktif . Inhibitor monoamine oxidase ( MAOIs ) , antidepresan trisiklik , L - dopa , L - tiroksin , oksitosin dan dalam beberapa kasus juga antiaritmia dapat meningkatkan efek samping kardiovaskular simpatomimetik dan dengan demikian juga dari Seretide . Dengan xanthines , ada risiko hipokalemia . Short- acting 2 - agonist efektif bila diberikan bersama-sama dengan Seretide dan harus tetap tersedia sebagai obat penyelamatan . OBAT KELAS DAN MEKANISME : Asma adalah masalah pernapasan yang melibatkan penyempitan saluran udara . Airways bernapas bagian-bagian yang memungkinkan udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru . Pada pasien dengan asma , saluran udara dapat dipersempit dengan akumulasi lendir , kejang otot-otot yang mengelilingi saluran udara tersebut , atau pembengkakan pada lapisan saluran udara . Airway menyempit menyebabkan gejala sesak napas , mengi , batuk , dan kemacetan . Obat-obat yang digunakan dalam mengobati asma terbuka saluran udara disebut bronkodilator . Salmeterol adalah bronkodilator dari beta - 2 agonis jenis . Beta - 2 agonists adalah obat-obat yang merangsang beta - 2 reseptor pada sel-sel otot polos yang melapisi saluran udara , menyebabkan sel-sel otot ini untuk bersantai , dengan demikian, membuka saluran udara .

Alergen tertentu ( seperti serbuk sari ) dapat menyebabkan penyempitan saluran napas dengan menginduksi pelepasan histamin oleh sel mast . Histamin adalah bahan kimia alami yang menyebabkan pembengkakan jaringan dan reaksi alergi lainnya dalam tubuh ketika dilepaskan ke jaringan . Sel mast milik kelas sel kekebalan yang terletak di sekitar saluran udara . Salmeterol adalah obat hirup yang menghalangi pelepasan histamin oleh sel mast , sehingga mencegah penyempitan saluran napas bila terkena alergen .

RESEP : yes

GENERIC TERSEDIA : tidak ada

PERSIAPAN : Canisters ( 13G dengan 120 penarikan dan 6.5g dengan 60 inhalasi ) .

PENYIMPANAN : Salmeterol harus disimpan antara 36 dan 86 F ( 2.2 ke 30C ) . Tabung itu harus dijauhkan dari panas atau api dan tidak ditusuk , tidak boleh dibekukan atau ditempatkan di bawah sinar matahari langsung .

Diresepkan untuk : Salmeterol digunakan dua kali sehari ( pagi dan sore ) untuk pengobatan pemeliharaan asma dan mencegah spasme saluran udara ( bronchospasm ) pada pasien 12 tahun dan lebih tua . Salmeterol juga digunakan untuk pencegahan latihan diinduksi asma . Salmeterol adalah long-acting beta - 2 agonis , aksinya dimulai dalam waktu 15 menit dan dapat bertahan lebih dari 12 jam . Oleh karena itu, salmeterol berguna pada pasien yang membutuhkan administrasi sering pendek acting beta - 2 agonis , seperti albuterol , untuk mengontrol gejala asma mereka . Salmeterol umumnya tidak digunakan pada pasien yang gejala asma dapat dengan mudah dikontrol dengan obat yang lebih jarang inhaler bekerja singkat . Beberapa pasien dengan bronkitis kronis dan emfisema juga dapat mengambil manfaat dari salmeterol bila gejala mereka berhubungan dengan penyempitan saluran napas reversibel .

Dosis : Salmeterol penarikan tidak boleh digunakan lebih sering daripada yang disarankan ( dua kali per hari ) dan teknik yang tepat dari inhalasi diikuti . Salmeterol dimetabolisme oleh hati dan harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati . Salmeterol tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam mengobati serangan asma akut , pendek bertindak obat inhaler digunakan untuk serangan akut . Bila menggunakan salmeterol dalam mencegah asma diinduksi dilakukan , obat ini diberikan 30 sampai 60 menit sebelum latihan . Salmeterol tidak mengambil tempat kortikosteroid oral atau inhalasi .

INTERAKSI OBAT : Salmeterol dapat meningkatkan denyut jantung , tekanan darah , dan menyebabkan nyeri dada dan kegembiraan , terutama jika digunakan dalam dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan atau digunakan pada pasien dengan penyakit jantung koroner atau tekanan darah tinggi . Antidepresan trisiklik dan salmeterol tidak harus dikombinasikan karena aditif efek pada sistem vaskular . Dalam kasus yang jarang terjadi , salmeterol dapat menimbulkan paradoks memburuknya bronkospasme (yang dapat mengancam jiwa ) . Jika hal ini terjadi , salmeterol harus dihentikan , dan dokter diberitahu segera . Reaksi alergi langka untuk salmeterol dapat menyebabkan ruam kulit , gatal-gatal , bengkak , bronkospasme , dan anafilaksis . Memburuknya diabetes dan menurunkan kalium juga telah dijelaskan .

You might also like