You are on page 1of 27

ANALISIS SEMEN DAN UJI FUNGSI SPERMA

DR. Restu Syamsul Hadi,M.Kes

PENDAHULUAN

Infertilitas merupakan masalah klinis yang berpengaruh terhadap : - Aspek kesehatan - Psikososial Statistik infertilitas : 15 % pasangan di AS 25 % faktor pria (al.Oksidative Stress,kerusakan DNA)

Pada kasus infertilitas dijumpai : - banyak sperma mengalami kerusakan DNA - penurunan laju fertilisasi - penurunan kualitas embrio
(Makker et al., 2009.Indian J.Med Res 129:357-367).

Ada korelasi positif : Infertilitas pria dengan jumlah apoptosis sperma


(Wang et al.,2003. Fertil Steril. 80: 531 -535 ).

Table

The causes of infertility and their approximate frequency


(adapted from Hull et al 19853)
Cause Sperm defects or dysfunction Ovulation failure (amenorrhoea or oligomenorrhoea) Tubal infective damage Unexplained infertility Endometriosis (causing damage) Coital failure or infrequency Cervical mucus defects or dysfunction Uterine abnormalities (such as fibroids or abnormalities of shape) Frequency (%) 30 25 20 25 5 5 3 (<1)

Hull et.al 1985. British Medical Journal 1693-1697

..gangguan fungsi sperma merupakan penyebab terbesar infertilitas pada manusia dan dijumpai sekurangnya 50% kasus infertilitas klinis

Tujuan Analisa Semen


untuk mengetahui tingkat kesuburan dan pengenalan cara penilaian kesuburan pada semen seorang pria

Analisa Dasar Semen


MAKROSKOPIK SEMEN Volume Warna Bau pH Viskositas MIKROSKOPIK SEMEN Motilitas Viabilitas Morfologi Densitas

Komposisi semen
Source Volume Characteristics

Urethral and bulbourethral glands


Testes, epididymides,vas a deferentia Prostate

0.1-0.2cc

Viscous, clear

0.1-0.2cc

Sperm present

0.5-1.0cc

Acidic,watery

Seminal vesicles Complete ejaculate

1.0-3.0cc 2.0-5.0cc

Gelatinous, fructose positive Liquefies in 2025min

Sampel semen
Abstinensi (tidak dikeluarkan) min. 2 hari max.7 hari
Transportasi < 1 jam

Suhu simpan 20-40 oC


Semen mengalami likuifaksi (mencair 15-20 menit

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK

Berdasarkan volume semen :


Aspermia, jika dia tidak mengeluarkan semen sewaktu ejakulasi (cnth.: retrograde ejaculation) hipospermia, jika volume semennya kurang dari 1 mL. hiperspermia, jika volume semen lebih dari 6 mL.
Rata-rata volume semen pria Indonesia, sekitar 2-5 mL.

Warna Semen

Semen yang normal berwarna putih keruh/putih mutiara. Adanya warna putih kekuning-kuningan kemungkinan adanya leukosit -infeksi Warna kemerah-merahan dapat disebabkan adanya pendarahan saluran reproduksi pria.

pH Semen

Semen normal : pH antara 7,2 7,8. pH 7,8 dicurigai adanya infeksi. pH 7 pada semen azoospermia, kemungkinan terjadi disgenesis pada vas deferens, vesika seminalis atau epididimis.

VISKOSITAS SEMEN
Semen dengan konsistensi tinggi, kecepatan gerak sperma akan terhambat.

Semen yang terlalu encer, jumlah spermanya rendah.


Kedua-duanya dapat menyebabkan kesuburan pria berkurang.

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SEMEN

Motilitas Sperma -Katagori a, spermatozoa bergerak cepat dan lurus ke depan. -Katagori b, gerak lambat/sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus -Kategori c, tidak bergerak maju (bergerak ditempat) -Kategori d, spermatozoa tidak bergerak sama sekali

DENSITAS/JUMLAH SPERMA

Interpretation - WHO Criteria (1999)


Seminal parameter
Volume pH Sperm concentration Motility Morphology ASAB White blood cells

Normal Value
> 2 ml > 7.2 20 million / ml 50 % a+b 15 % (10 %) < 50 % < 1million / ml

Interpretation - Terminology

Sperma dapat dikelompokkan menjadi :


Polyzoospermia : konsentrasi sperma sangat tinggi Oligozoospermia : jumlah sperma 20 juta / mL Hypospermia Hyperspermia Aspermia : volume semen 1,5 mL : volume semen 5,5 mL : tidak ada semen

Pyospermia

: semen ditemukan adanya leukosit Hematospermia : semen ditemukan eritrosit Asthenozoospermia: motilitas sperma 40% Teratozoospermia : 40% sperma abnormal Necrozoospermia : tidak ada sperma yang hidup Oligoasthenozoospermia: motilitas 8 juta sperma / ml

Morfologi Sperma

Morfologi sperma normal :

-Kepala oval -Leher, midpiece utuh -Ekor tunggal

Morfologi sperma abnormal :

-Kepala besar (macrocephalic) atau kecil (microcephalic), bentuk seperti tetesan air mata, bundar, tak berbentuk, ganda -Leher, midpiece rusak (defect): tebal, patah, tipis atau asimetris -Ekor rusak

Uji Integritas Membran

Uji integritas membran dilakukan dengan menggunakan Hypoosmotic Swelling Test / uji HOS, yaitu suatu uji untuk menilai integritas membran sperma yang terpapar dalam suatu larutan (medium) hipotonik.

Hasil uji HOS yang menunjukkan HOS(+) lebih dari 60% di dalam semen, kelangsungan hidup sperma akan lebih lama di banding dengan semen pada hasil uji HOS (+) kurang dari 60%.

Saat ini penilaian sperma sudah sampai pada penilaian keadaan DNA sperma : Acridin Orange, Comet assay, SCSA (sperm chromatin structural assay), SCD (sperm Chromatin disperse) Di hubungkan dengan kemampuan spermatozoa dalam fertilisasi Korelasi dengan angka fertilisasi sangat baik, tetapi masih sebatas riset di laboratorium

You might also like