You are on page 1of 2

2.1.

Persarafan Hidung (4) Pada persarafan yang terlibat langsung adalah saraf kranial pertama yaitu

n.olfaktorius yang turun melalui lamina kribosa dan permukaan bawah bulbus olfaktorius dan berakhir pada sel-sel reseptor penghidu. Divisi oftalmikus dan maksilaris dari n.trigeminus berfungsi untuk impuls sensorik lainnya, n.fasialis untuk gerakan otot-otot pernafasan pada hidung luar, dan sistem saraf otonom. Ganglion sfenopalatina selain memberikan persarafan sensoris juga memberikan persarafan vasomotor untuk mukosa hidung, menerima serabut-serabut sensoris dari n.maksila, serabut parasimpatis dari n.petrosus superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis dari n.petrosus profundus. Ganglion ini terletak di belakang dan sedikit di ujung posterior konka media. 2.1.5 Mukosa Hidung (2,4)

Gambar 4 Epitel Torak Berlapis Semu Epitel organ pernafasan yang biasanya berupa epitel torak berlapis semu, dan berbeda-beda pada berbagai bagian hidung, tergantung pada tekanan dan kecepatan airan udara, demikian pula suhu dan derajat kelembaban udara. Jadi, mukosa pada ujung anterior konka dan septum sedikit melampaui os internum masih dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa silia lanjutan dari epitel kulit vestibulum nasi. Sepanjang jalur utama arus inspirasi epitel menjadi torak, silia pendek dan agak ireguler. Sel-sel meatus media dan inferior yang terutama menangani arus ekspirasi memiliki silia yang panjang yang tersusun rapih. 1

Silia yang panjangnya sekitar 5-7 mikron terletak pada lamina akhir sel-sel permukaan epitelium, dan jumlahnya sekitar 100 permikron persegi, atau sekitar 250 per sel pada saluran pernafasan atas. Silia bekerja hampir otomatis. Misalnya, sel dapat terbelah menjadi pecahan-pecahan kecil tanpa menghentikan gerakan silia, suatu silia tunggal akan terus bergerak selama bagian kecil sitoplasma yang menyelubungi korpus basalis silia tetap melekat padanya. Masing-masing silia pada saat melecut, bergerak secara metakronis dengan silia di sekitarnya. Bila lecutan silia diamati, maka lajur silia akan membengkok serempak dan baris silia membengkok berurutan. Lecutan tersebut tidak hanya terkoordinasi menurut waktu, tapi juga menurut arahnya, yang merupakan faktor penting dalam mengangkat mukus ke nasofaring. (2)

You might also like