You are on page 1of 9

1. Jelaskan arti penting geomorfologi dalam kajian kebencanaan!

Jawab : Bencana sabenarnya adalah sebuah hasil dari proses geologi dan

geomorfologi. Oleh karena itulah geologi dan geomorfologi dikatakan sebagai dasar kajian bahaya dan bencana alam (geo.hazard). Hasil proses geomorfologi disebut sebagai bentuk lahan. Masing-masing bentuk lahan mempunyai potensi bencana nya sendiri-sendiri. Oleh karenanya dengan mempelajari geomorfologi dapat mengetahui potensi bencana apa yang akan mungkin terjadi pada suatu bentuk lahan tertentu dan perkembangan bentuk lahan tertentu, sehingga dapat diupayakan mitigasi yang paling efektif dan dapat mengurangi resiko bencana yang akan terjadi. Sebuah proses geomorfologi dikatakan sebagai sebuah bencana apabila luasan, cakupan , Intensitas dan skalanya besar. 2. Apabila anda akan mempelajari bencana alam pada suatu daerah konsep dasar geomorfologi manakah yang digunakan! Jawab : Konsep-Konsep utama dalam geomorfologi yang dapat dilakukan untuk mempelajari bencana alam ialah sebagai berikut : 1) Proses fisikal yang sama dan hukum- hukumnya yang bekerja saat ini telah bekerja sepanjang jaman geologi meskipun intensitasnya tidak selalu sama. Contoh : Dari jaman dulu terdapat erosi sampai sekarang masih terdapat erosi walaupun dengan intensitas yang tidak sama. Hukum-hukum yang bekerja salam proses erosi dari dulu sampai sekarang masih sama yaitu semakin terjal semakin tinggi erosi. 2) Strutur geologi merupakan faktor kontrol dominan terhadap evolusi bentuklahan dan tercermin padanya. Contoh : Ketika ada sesar biasanya terdapat patahan dan terjal tercermin pada dindingnya 3) Pada derajad tertentu permukaan Bumi mempunyai relief karena proses geomorfik bekerja dengan kecepatan yang berbeda. Konsep ini menjelaskan bahwa bencana alam yang terjadi dapat dianalissi melalui tingkat perkembangan relief permukaan bumi, misalnya nalisis bencana pada relief dataran rendah antara lain banjir, sedangkan pada dataran tinggi antara lain longsor. 4) Proses geomorfik meninggalkan bekas pada bentuklahan, dan setiap bentuklahan berkembang sesuai dengan karakteristik penyusun bentuk lahannya. Konsep ini menjelaskan bahwa bencana ekologis seperti gempa bumi, longsor, atau gunung

api pada suatu daerah dapatdijelakan memlaui jejak nyata bentuk lahan tersebut. Misalnya pada jejak lahan yang terbentuk pada batuan pasir akan mudah terjadi longsoran atau pada daerah vulkano akan berpotensi terhadap bencana gunung api. 5) Karena tenaga erosional di permukaan Bumi berbeda-beda maka akan menghasilkan urutan tingkat perkembangan bentuklahan. Contoh : terdapat stadium erosi yang mengakibatkan stadium perkembangan bentuk lahan. Seperti adanya Dome yang berusia muda, dewasa dan tua yang mana masing-masing bentuk lahannya dari kenampakan fisiknya sudah dapat dibedakan. Proses dan tenaga erosional berbeda merupakan pengaruh dari banyak hal, misalnya hujan, bentuk lahan, kecuraman yang beda dan lain sebagainya. 6) Evolusi bentuklahan yang kompleks lebih umum berbanding yang sederhana. 7) Topografi permukaan Bumi lebih sedikit yang lebih tua dari Tersier dan kebanyakan tidak lebih tua dari Pleistosen. Contoh : Lempeng tektonik mengakibatkan adanya aktivitas gunung api dan kegiatan pensesaran yang mengakibatkan bentuk lahan pegunungan, patahan dan sebagainya, kegiatan- kegiatan tersebut terjadi pada jaman pleistosin kemudian pada jaman sekarang terjadi proses pembentukan dan perkembangan bentuk lahan seperti erosi, pelapukan, longsor dan sebagainya 8) Interpretasi yang tepat bentang lahan saat ini tidak mungkin tanpa penilaian yang mendalam terhadap pengaruh perubahan geologik dan klimatik pada kala Pleistosen. 9) Suatu penilaian iklim dunia perlu untuk memahami secara tepat terhadap variasi peran dari proses geomorfik yang berbedabeda. Contoh : Perbedaan besar dan tekanan angin pada jaman pleistosin data dilihat dari adanya bentuk lahan karst di Pegunungan Kendeng, pada batu gamping terdapat join dan diaklas (lubang-lubang), lubang-lubang membentuk sungai bawah tanah, diaplas terisi oleh pasir pantai dari utara. Kekuatan angin pada jaman pleistosin begitu besar sehingga mampu mengangkut pasir dari pantai sampai ke lahan gamping pada pegunungan kedeng. Contoh lainnya adalah pada jaman pleistosin terdapat guaval berupa bentuk lahan yang terdapat batu pecah-pecah, lancip. Menunjukkan adanya proses fisikal berupa kekeringan pada jaman pleistosin di bentuk lahan tersebut.

10) Geomorfologi, meskipun lebih menekankan terhadap bentanglahan saat ini, akan memperoleh manfaat yang maksimum jika memperhatikan sejarah yang lebih panjang. Oleh karenanya dapat dijadikian contoh dan pelajaran dari sejarah tersebut contohnya ketika memlilih permukiman diarea yang sejarahnya sering terjadi banjir maka untuk selanjutnya dimungkinkan akan tetap terjadi banjir pula di area tersebut. 3. Jelaskan peranan aspek utama geomorfologi dalam kajian kebencanaan! Jawab: Aspek utama geomorfologi 1) Geomorfologi static terkait dengan bentuklahan aktual Peranan aspek ini dapat digunkan untuk menganalisis rona actual bentuk lahan sehingga mampu menjawab jika terjadi permasalahan atau bencana pada bentuk lahan tersebut. 2) Geomorologi dinamik: terkait dengan proses dan perubahan jangka pendek Aspek ini mempunyai peranan dalam menganalisis lingkungan berkaitan dengan perubahan ekologis jangka pendek pada bentuk lahan tersebut. contoh:Analisis dampak lingkungan pada perubahan penggunaan lahan hutan lindung menjadi hutan produksi. Contoh menganalisis dampak abrasi laut setiap tahunnya. 3) Geomorfologi genetik: Terkait dengan perkembangan relief jangka panjang Aspek ini dapat digunakan untuk menganalisis aspek lingkungan berkaitan dengan asal-usul bentuk lahan dalam waktu jangka panjang, misalnya kajian tentang struktur batuan atau sifat permeabilitas tanah yang menyerap air pada suatu daerah kekeringan. Dalam kebencanaan dapat dikaitkan pula dengan pergerakkan lempeng tektonik yang menyebabkan pembentukan struktural daerah pegunungan sehingga berkaitan dengan adanya bencana-bencana semisal gempa dan gunung meletus. 4) Environmental geomorphology: Berurusan dengan keterkaitan ekologik antara geomorfologi dan ilmu terkait dan atau elemen-elemen lahan.

Peranan ini peting dalam kaitannya untuk mengkaji sumberdaya yang terjadi pada lingkungan, semisal lingkungan karst selalu dikaitkan dengan bencana kekeringan. 4. Mengapa peta geomorfologi penting untuk kajian kebencanaan? Dalam peta geomorfologi mempunyai aspek utama yaitu : 1) Morfologi: a. Morfografi b. Morfometri Morfometri mecakup ukuran-ukuran dan bentuk unsur-unsur penyusun bentuk lahan. Data kuantitatif dapat diperoleh dengan cara pengukuran langsung dilapangan, maupun peta topografi, citra satelit, dan foto udara 2) Morfogenesis: a. Morfostruktur pasif b. Morfostruktur aktif c. Morfodinamik Morfogenesa merupakan Proses asal-usul ini pembentukan dibedakan bentuk lahan dan

perkembangannya.

dapat

berdaarkan

tenaga

geomorfologi pembentuk bentuk lahan yaitu proses fluvial, proses marine, proses aeolin, proses glacial, proses solusional, proses vulkanis dan proses tektonis. Proses-proses tersebut membentuk konfogurasi bentuk permukaan bumi yang berbeda-beda. 3) Morfo-kronologi a. Relatif b. Absolut Morfokronologi merupakan urutan bentuk lahan yang ada dipermukaan bumi sebagai hasil proses geomorfologi. Adanya perbedaan urutan secara alami menyebabkan terjadinya perbedaan urutan umur bentuk lahan dari yang paling awal hingga yang paling akhir, masing0masing dari yang paling tua sampai yang paling muda.

4) Morfo-aransemen (tatanan keruangan)/ Morfo Asosiasi Merupakan kaitan antara bentuk lahan satu dengan yang lainnya dalam susunan keruangan/ sebaran dipermukaan bumi. Morfoasosiasi sangat penting dalam geomorfologi karena bentuk lahan yang ada dipermukaan bumi pembentukannya sangat dipengaruhi oleh beberpa faktor lain topografi, batuan, proses , iklim, vegetasi, organism dan waktu. Dalam peta geomorfologi penting untuk kajian kebencanaan karena dalam peta geomorfologi terdapat keterangan-keterangan jenis bentuk lahan seperti apa yang ada disuatu wilayah, dapat menggambarkan proses dan perkembangannya. Dalam setiap jenis bentuk lahan terdapat potensi-potensi proses geomorfologis yang apabila dalam skala besar dapat dikatakan sebagai bencana. Oleh karenanya peta geomorfologi penting dalam kajian kebencanaan digunakan sebagai salah satu instrument/ cara dalam upaya mitigasi untuk mereduksi dampak bencana yang mungkin akan terjadi dalam bentuk lahan tersebut. 5. Buat deskripsi dari masing-masing bentuk lahan asal genetic (9 macam) dan kemungkinan bencana yang mungkin terjadi. Jawab: Klasifikasi bentuk lahan genetik (biasanya berkaitan dengan proses pembentukannya ) adalah sebagai berikut : 1) Asal Struktural Bentuk lahan struktural biasanya terdapat tanda-tanda struktural. Seperti contohnya pegunungan struktural. Bentuk lahan struktural berhubungan dengan perlapisan batuan sedimen yang berbeda ketahanannya terhadap erosi.Plateau struktural terbentuk pada suatu daerah yang berbatuan berlapis horizontal, sedang cuesta dan pegunungan monoklinal bila terdapat dip geologis yang nyata. Batuan berlapis yang terlipat selalu tercermin pada bentuk lahan. Terkadang bentuk lahan struktural dipengaruhi oleh prosesproses eksogenesa dari berbagai tipe sehingga mengubah bentuk lahan struktural menjadi denudasional. 2) Asal denudasional Pegunungan denudasional tidak ada kenampakan struktural. Bentuk-bentuk ini terdapat pada daerah yang sangat luas terutama pada daerah-daerah berbatuan

lunak dan pada daerah yang berkondisi iklim basah sehingga bentuk-bentuk strukturalnya tidak bisa bertahan lama. Dengan demikian dibutuhkan pembagian yang lebih detail didasarkan pada karakteristik morfometrik nya seperti amplitude relief , kemiringan lereng atau kepadatan aliran pengikisan. 3) Asal vulkanik Bentuk lahan vulkanik dibentuk oleh adanya erupsi vulkanik atau erupsi gunung api. Bentuk lahan vulkanik secara sederhana dibagi menjadi : a. Bentuk-bentuk eksplosif, yang terdiri dari krater letusan hingga ash dan cinder cones b. Bentuk-bentuk effusif secara umum tergantung kepada kepakatan keasaman dari lava yang mengalir keluar. Struktur vulkanik yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan effusif. Dalam hal ini terbentuk vulkan strato.Bila vulkanisme menghasilkan bentuk-bentuk vulkanik yang nyata dan tetap dapat dikenali dalam periode waktu yang panjang, tetapi karena sesuatu pertimbangan terrain tersebut diklasifikasikan ke dalam bentuk lahan denudasional, mungkin saja ditambahkan istilah yang terjadi pada batuan vulkanik 4) Asal marin Pembedaan utama kenampakan bentuk lahan dalam kelas ini ialah antara pantai yang berbatu, bila terdapat tebing laut dan permukaan abrasi dan pantai daratan rendah yang dijumpai bukit-bukit pantai dan swales, atau dengan pantai penghalang dan bar dan laguna. Dalam bentuk lahan marine terdapat coast, shore dan beach. Apabila dalam bentuk lahan marine terdapat teras marine, pastinya dulu muka air laut setinggi teras marine yang paling tinggi bisa karena penurunan air laut ataupun pengangkatan. 5) Asal fluvial Bentuk lahan yang disebabkan akibat adanya aliran air. Berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan seperti lembah-lembah sungai besar dan dataran alluvial.Perbedaan utama terletak pada sungai-sungai yang permeander debedakan dengan tanggul alam, relief barawa, guguk pasir sungai, dan sungai teranyam. Kipas alluvial, teras sungai dan meander terdapat lengkung dalam dan lengkung luar sebagai tempat erosi dan deposisi, ditengah sungai biasanya

terdapat bar atau gosong semuanya merupakan bentukan lain yang termasuk dalam kelas ini, 6) Asal solusional Solusi atau pelarutan sebagai tenaga geomorfological terdapat pada batuan yang permeable dan mudah larut seperti pada batu kapur. Berupa topografi karst, terdapat kelurusan akibat pensesaran. Bentuk lahan yang berkembang pada tipe terrain ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yang tepenting ialah karakteristik litologi dan kondisi klimatologinya. Porositas dan kapasitas penyerapan air dari batu kapur dan tingkat retakan-retakannya merupakan faktor-faktor yang penting pada perkembangan bentuk-bentuk karst. Tidak semua bentuk karst dapat mudah ditelusuri dari udara. Studi lapies yang berasal dari pelarutan pada permukaan, secara baik memerlukan foto udara skala besar. Pada iklim basah sedang bentuk negative seperti hollow, sinhole dan uvala sangat karakteristik, sedang pada daerah tropik basahbentuk-bentuk posotif seperti bentuk bukit yang bervariasi dari konikal hingga menara karst (mogotes) banyak dijumpai. Jenis tanah yang ada nya biasanya alluvium dan kolovium. 7) Asal glacial Pembedaan bentuk-bentuk dalam klas ini ialah antara terbatasnya glasiasi pada lembah dan luasnya daerah glasiasi continental baik pada saat ini maupun masa lampau. Di dalam masing-masing ke dua sub klas ini, bentuk-bentuk e situ sendiri, sedimentasi oleh es dan pengelupasan glacial merupakan hal yang perlu diperhatikan. Bentangan es atau bukit-bukit es yang luas menvirikan bentangan es continental. Pada saat ini marine yang tinggal ditandai dengan lembah-lembah gletsyer.

8) Asal Aeolian Kerja angin mempunyai 2 aspek yakni erosive dan akumulatif. Bentuk lahan yang berkembang terdahulu berkembang dengan baik bila dipadang pasir terdapat batuan lunak. Yardang adalah bentuk yang paling umum dalam tipe ini. Akumulasi oleh angin sangat dipengaruhi oleh ukuran butir dari materialnya. Hal ini tidak efektif bila hanya pasir kasar dan kerikil yang ada, dan ini pun sangat terbatas guguk pasir kecil bila ada material berlempung.Material berdebu akan membentuk Iqess plateau yang ekstensif

dan bentuk yang berhubungan ialah tebing atau lereng vertical, tetapi juga terbentuk pada daerah yang bermaterial pasir. Bentangan pasir dan guguk pasir berbagai bentuk merupakan hasilnya. Bentuk gugukpasir seperti barchans, parabolic, longitudinal dan traversal merupakan tipe guguk pasir yang berkembang dibawah pengaruh tenaga angin. 9) Asal organic/ asal proses biologis Terpisah dengan pulau karang beberapa terrain tipe lain seperti pantai mangrove, peatboge dan sebagainya terasuk kedalam kelas ini. Karang koral pada umumnya tenggelam karena pengaruh tektonik dan gerakan muka air laut. Pada daerah yang tenggelam muka karang atau stoll adalah tipe yang paling umum. Bentuk-bentuk teras karang merupakan pengaruh gabungan perubahan muka air laut baik positif dan negatif sebagaihasil dari kerja tektonik atau isostasi. Patahan, gerak massa batuan, pelarutan dan erosi mungkin saja berpengaruh pada karang penutup pada kedudukan saat tenggelam.

Referensi JS, Sunardi. 1985. Dasar-Dasar Pemikiran Klasifikasi Bentuk Lahan. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Lihawa, Fitriana. 2009. Pendekatan Geomorfologi Dalam Survei Kejadian Erosi. Jurnal PelangiIlmu Vol. 2 No. 5. Diakses pada tanggal 17 April 2014 http://purewhitehome.blogspot.com/2013/02/pendalaman-materifisiografi.html. diakses pada 17 April 2014

Tugas Ilmu Kebumian


Disusun dalam rangka memenuhi tugas ilmu kebumian untuk kajian kebencanaan Dosen Pengampu : Prof. Sutikno

Oleh Ayu Rindia Loesasi ( 13/353898/PMU/07796)

MAGISTER MANAJEMEN BENCANA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014

You might also like