You are on page 1of 14

Terminologi Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan

an di wilayah kerja Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB didesa Cakupan Kunjungna K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuia dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan Linakes adalah cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan yang memilki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

1. Masalah penyelenggaraan upaya KIA

2. Langkah-langkah manajemen yang harus dilakukan

3. Keterkaitan dengan upaya kesehatan puskesmas lainnya (Kegiatan Lintas Program) untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya dan memperoleh hasil optimal,

penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Upaya untuk memadukan berbagai penyelenggaraan upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas,seperti: MTBS (Manajemen Terpadu Balita sakit): keterpaduan KIA dengan P2M, Gizi, Promkes, pengobatan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promkes, pengobatan, kes. Gigi, kes. Reproduksi remaja, kes. Jiwa Pusling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promkes, kes. Gigi Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kes jiwa, promkes

4. Standar Pelayanan Minimun Puskesmas

5.

6. Hubungan dengan pembiayaan kesehatan Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada system pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-

baiknya, sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas.

7. Konsep dasar Puskesmas Pengertian puskesmas Adlah suatu kesatuan organisasi profesional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha usaha kesehatan pokok (dr.azrul ,azwar mph, 1990) Suatu kestuan organisasi yang memberikan pelayanan kesehatan dalam wilayah kerja tertentu dalam bentuk kegiatan pokok (depkes,RI 1981)

Visi puskesmas Tercapainya Kecamatan Sehat Menuju Terwujudnya Indonesia Sehat Indikator Keberhasilan Lingkungan Sehat Perilaku Sehat Cakupan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Derajat Kesehatan Masyarakat Kecamatan

Misi puskesmas Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Di Wilayah Kerjanya Mendorong Kemandirian Hidup Sehat Bagi Keluarga Dan Masyarakat Wilayah Kerjanya Memelihara Dan Meningkatkan Mutu, Pemerataan Dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Yang Diselenggarakan Memelihara Dan Meningkatkan Kesehatan Perorangan, Keluarga Dan Masyarakat Beserta Lingkungannya Di

Tujuan puskesmas Mendukung Tercapainya Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional Yakni Meningkatkan Kesadaran, Kemauan Dan Kemampuan Hidup Sehat Bagi Setiap Orang Yang Bertempat Tinggal Di Wilayah Kerja Puskesmas

Struktur Organisasi puskesmas 1. Struktur Organisasi Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masingmasing Puskesmas. Penyusun struktur organisasi Puskesmas di satu

kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut : Kepala Puskesmas Unit tata usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan : Data dan Informasi Perencanaan dan Penilaian Keuangan Umum dan Kepegawaian

Unit pelaksanaan teknis fungsional Puskesmas : Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM Upaya Kesehatan Perorangan

Jaringan Pelayanan Puskesmas : Unit Puskesmas Pembantu Unit Puskesmas Keliling Unit Bidan di desa/komunitas

2. Kriteria Personalia Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk
6

Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan tersebut harus seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat. 3. Eselon Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan ditingkat Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkat Kecamatan maka Jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan Eselon III-B. Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan Eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

Kedudukan puskesmas Sistem Kesehatan Nasional Sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai unit pelaksana teknis dinas yang bertanggungjawab menyelenggarakan Sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota Sistem Pemerintah Daerah Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kab/kota yang merupakan unit struktural pemda kab/kota Antar sarana yankes strata pertama Sebagai mitra yankes swasta strata pertama dan sebagai Pembina yankes bersumber daya masyarakat

Fungsi puskesmas Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan kesehatan
7

aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan Pusat Pemberdayaan Masyarakat Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga& masyarakat: memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Menyelenggarakanpelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungana. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan masyarakat

Kegiatan pokok puskesmas 1) Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan KB ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana), Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun Upaya perbaikan gizi Mengenali penderita gizi dan pengobatannya Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan program perbaikan gizi Memberikan penkes gizi pada masyarakat. Upaya kesehatan lingkungan Penyehatan air bersih Penyehatan pembuangan kotor Penyehatan lingkungan perumahan
8

Penyehatan makan dan minum Pengawasan sanitasi tempat umum / pengandaan tempat sampah. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Mengumpulkan dan menganalisa penyakit. Melaporkan penyakit menular Menyembuhkan penderita sehingga tidak menjadi sumber infeksi Pendidikan kesehatan kepada masyarakat, Upaya pengobatan a) Melaksanakan diagnosa sendiri mungkin yakni : Mendapatkan riwayat penyakit Melakukan pemeriksaaan fisik Membuat diagnosa b) Melaksanakan tindakan pengobatan c) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu Upaya promkes Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Sosialisasi Program Kesehatan 2) Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Upaya Kesehatan Sekolah Membina sarana keteladanan disekolah berupa gizi kantin dan kebrsihan lingkungan. Membina kebersihan lingkungan peserta didik Pemeriksaan kesehatan periodik 1x 1tahun dan guru tenaga pemeriksaan sederhana. Imunisasi peserta didik kelas 1-IV \pengobatan ringan P3K. Upaya kesehatan jiwa Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas. Penanganan kesehatan dengan gangguan jiwa. Pencatatan dan pelaporan. Upaya kesehatan gigi dan mulut Pengobatan gigi
9

Merujuk khusus yang tidak dapat ditangani Upaya kesehatan mata Pemeriksaan visual, tesbuta warna, tekanan bola mata, lapang pandang. DLL Pengobatan dan pemberian kaca mata Operasi teratasi dan glaucoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan RS Pencatatan dan pelaporan. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : Pemeriksaan, Penjaringan Kesehatan kerja : Penyuluhan, Konseling

Azaz Penyelenggaraan puskesmas Azas pertanggungjawaban wilayah Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempattinggal di wilayah kerjanya Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling Azas pemberdayaan masyarakat Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalamm enyelenggarakan setiap upaya Puskesmas Potensi masyarakat perlu dihimpun : UKBM Azas keterpaduan lintas program UKS : keterpaduan promkes, pengobatan, kesehatangigi, kespro. remaja, kesehatanjiwa posyandu: keterpaduan KIA & KB, Gizi, P2M, promkes kesehatan jiwa

lintas sektoral Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK
10

Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama

Azas rujukan rujukan medis rujukan kesehatan masyarakat

Pembiayaan puskesmas Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas, yakni: Pemerintah Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni: Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional. Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola

11

langsung olen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan puskesmas Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni: Seluruhnya disetor ke Kas Daerah Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor langsung seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala

dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh dana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana seperti ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas
12

yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi

tanggungjawab pemerintah. Sumber lain Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti: PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. JPSBK/PKPSBBM Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan. Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada system pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaikbaiknya, sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat,
13

maka puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, R.I. 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI. Depkes R.I. 2002. ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta : Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi Departemen Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor/MENKES/SK IX/2008. 2008. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota. Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi SETJEN DEPKES RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/200. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Soegianto, Benny. 2007. Kebijakan Dasar Puskesmas (Kepmenkes No 128 Th 2004). Diunduh pada tanggal 11 Maret 2014 pukul 19.00 WITA.

http://arali2008.files.wordpress.com/2008/08/program-puskesmas.pdf

14

You might also like