Professional Documents
Culture Documents
=
u
=
( ) t
dt
d
e
ind
, u =
Dasar Energi Listrik 99
KONSEP RANGKAIAN MAGNET
Ggm()=Ni
Ggm,perbedaan potensial magnet yg
menggerakkan fluks
Gerak fluks diidentikkan
> ggm()
> R
Dasar Energi Listrik 100
ANALOGI RANGK MAGNET &
LISTRIK
Gaya gerak
magnet
Gaya gerak listrik E
Fluks Arus I
Reluktansi R Tahanan R
Kerapatan fluks B Kerapatan arus I/A
Kuat medan H Intensitas
Permeabilitas konduktivitas
Dasar Energi Listrik 101
KONSEP RANGKAIAN MAGNET
Arus mengalir pd penghantar dibelitkan pd
inti besi(toroidal)
Menghasilkan medan magnet sebanding
Ggm()=Ni
Ggm,perbedaan potensial magnet yg
nenggerakkan fluks
Gerak fluks ditentukan
Dasar Energi Listrik 102
KURVA MAGNETISASI
Perhitungan rangk magnet pendekatan grafik
H:kuat medan,ggm per unit panjang
H sepanjang inti besi adalah konstan
Hubungan sifat magnetik suatu bahan dgn
permeabilitas
|
=
=
=
|
|
.
|
\
|
=
9
= =
H
H
l
A
l
A
A A
B
Dasar Energi Listrik 103
Kunva kerapatan fluks sbg fungsi kuat medan
H(kurva B-H) atau kurva magnetisasi
Hanya dipengaruhi jenis bahan
Gbr kurva B-H
H sebanding ggm,B sebanding fluks
Kurva B-H bentuk sama dgn kurva -ggm
Kemiringan B thd H,harga permeabilitas
besar saat tdk jenuh,berangsur kecil menurun
saat jenuh
Dasar Energi Listrik 104
transformator
Dasar Energi Listrik 105
definisi
Alat untuk mentransformasikan tegangan atau
tenaga listrik (umum)
Alat listrik yg dpt memindah & mengubah energi listrik
dari 1 atau lbh rangkaian listrik ke rangkaian listrik yg
lain, melalui gandengan magnit menggunakan prinsip
induksi magnetik. Gandengan magnet berupa inti besi
tempat melakukan fluks bersama.
Dasar Energi Listrik 106
keGunaan
Sbg gandengan impendansi antara sumber &
beban
Menghambat DC dan menyalurkan AC
Dapat menaikkan atau menurunkan tegangan
AC
Dasar Energi Listrik 107
jenis
Berdasarkan frekuensi kerja
Trafo daya, 50-60 Hz
Trafo pendengaran, 20 Hz-20 kHz
Trafo MF (455 kHz)
Trafo RF (>455 kHz)
Dlm bid. Tenaga listrik :
Trafo daya trafo set up
Trafo distribusi trafo step down
Trafo pengukuran (:trafo arus & tegangan)
Dasar Energi Listrik 108
Jenis (laNJUTAN)
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada
inti :
Tipe inti
Tipe cangkang
Dasar Energi Listrik 109
Prinsip Kerja
Trafo terdiri dari 2
gulungan kawat yg tpisah
satu sama lain, dibelitkan pd
inti yg sama
Daya listrik terpisah dari
kumparan primer & sekunder
oleh fluk magnet
Tegangan listrik pd
kumparan sekunder akan
didapat jika fluk magnet yg
dibangkitkan oleh kumparan
primer berubah-ubah. jadi,
arus yg masuk harus AC
Dasar Energi Listrik 110
Prinsip kerja (LANJUTAN)
Kumparan primer dihubungkan dengan sumber
ACtimbul GGM bolak balik pd kumparan
primer fluks magnit bersama GGL induksi
di kumparan sekunder(>tinggi atau >rendah,
bergantung perbandingan kumparan)
Kumparan sekunder dihubungkan ke beban
timbul AC pd kumparan tsbtimbul
GGMtimbul tegangan sekunder
Dasar Energi Listrik 111
Bagian-bagian
2 gulungan kawat
tipis satu sama lain
(kumparan primer &
sekunder)
Inti besi, ada 3
macam:
Open core
Closed core
Shell core
Dasar Energi Listrik 112
Trafo tanpa beban
Trafo yg kumparan sekundernya
dalam keadaan terbuka (open
circuit)
Arus primer tanpa beban (I
o
) akan
mengalir pd kumparan primer dg
jlh sangat kecil
Arus ini disebut Arus penguat,
dmn :
I
o
= I
m
+ I
c
I
m = arus pemagnit
I
c = arus tembaga
Imfluks magnit bersamarugi
histerisis&rugi arus eddyrugi inti
Ic menimbulkan rugi tembaga
Jika adanya beda fasa
sebesar , maka:
o sin
o M
I I =
2 2
M c o
I I I + =
o cos
o c
I I =
Dasar Energi Listrik 113
Trafo tanpa beban (LANJUTAN)
Arus Io akan ttinggal
90 dari V1. Arus Io
menimbulkan fluks ()
yg sefasa
Menurut Hk.Faraday,
kumparan (X
m
) yg mdpt
pengaruh fluks magnet yg
berubah2,di ujung
kumparantimbul ggl (e)yg
berlawanan dg teg.sumber :
e
1
= ggl primer
E
1
=ggl primer maksimum
Teg. Efektif dr ggl primer :
t
maks
e | | sin =
dt
d
N e
|
1 1
=
M M
f N E E | t . . 2 .
1 1
1
= =
1
1
1
707 , 0
2
M
M
eff
E
E
E = =
Dasar Energi Listrik 114
Trafo tanpa beban (LANJUTAN)
Jadi,
Sehingga
E
eff
=satuan dlm V
f =satuan dlm Hz
=satuan dlm W
2
. . 2
1
1
M
eff
f N
E
| t
=
M eff
f N E | t . . 2 . . 44 , 4
1
1
=
Dasar Energi Listrik 115
Trafo berbeban
Kumparan primer dihubungkan dg
sumber listrik AC, kumparan tsb
timbul arus primer I
1
Dg terpasangnya beban Z
L
pd
kumparan sekunder, maka
mengalirlah arus sekunder I
2
yang
bolak balik
I
2
pd kumparan sekunder
menimbulkan GGM sekunder
sebesar N
2
.I
2
yg berlawanan dg
GGM bersama N
1
.I
m
Dasar Energi Listrik 116
Trafo berbeban (LANJUTAN)
Diberikan arus sebesar I
2
pd kumparan primer agar
fluks magnet bersama tidak
berubah besarnya
I
2
= I
2
Jadi arus pd primer:
I
1
= I
0
+ I
2
I
1
= I
c
+ I
m
+ I
2
N
1
. I
m
= N
1
. I
1
N
2
. I
2
N
1
. I
m
=N
1
( I
m
+ I
2
) - N
2
. I
2
N
1
( I
1
- I
m
) = N
2
. I
2
I
m
<< I
1
N
1
. I
1
= N
2
. I
2
sehingga:
a
1
N
N
I
I
1
2
2
1
= =
Dasar Energi Listrik 117
Rangkaian ekivalen
Fluks magnit bersama yg dihasilkan oleh
arus pemagnit I
m
, tdk semua tercakup dlm
kumparan primer & sekunder
Adanya fluks magnit bocor pd kumparan
primer dinyatakan oleh hambatan primer
(R
1)
dan reaktansi (X
1
)
Pada kumparan sekunder dinyatakan
oleh hambatan sekunder (R
2
) & reaktansi
sekunder (X
2)
Dasar Energi Listrik 118
Rangkaian ekivalen (LANJUTAN)
Rangkaian ekivalen
pernyataan primer
Dlm pernyataan primer
V
1
ditulis sbg V
pp
Dimana perbandingan
trafo adl:
Daya input aktif dan
KVA trafo
2
1
2
1 1
2
2
1 1
2
2
1 1
Re
Re
Xeq q Zeq
X a X Xeq
R a R q
+ =
+ =
+ =
2 1 2 1 2
) ( ) ( aV X j I R I V
eq eq pp
+
'
+
'
=
a
V
V
e
e
= =
2
1
2
1
bp bp
aktif in
I V KVA
I V P
) .( ) (
cos ) (
1 1
1 1 1
=
= |
Dasar Energi Listrik 119
Rangkaian ekivalen (LANJUTAN)
Rangkaian ekivalen
pernyataan sekunder
ditulis V
ps
2
1
2 2
2
1
2 2
Re
a
X
X Xeq
a
R
R q
+ =
+ =
2 2 2 2 2
Re V jXeq I q I V
ps
+ + =
a
V
1
Dasar Energi Listrik 120
Pengukuran trafo
Trafo tanpa beban
Kumparan primer
bekerja sbg tegangan
rendah, kumparan
sekunder bekerja sbg
tegangan tinggi
Dimana:
cos
oc
= power faktor trafo
tanpa beban
V
oc
dilihat dari voltmeter
I
o
= arus tanpa beban
(dilihat pada ampermeter)
W
oc
= power core loss
(dibaca pada wattmeter)
R
c
= hambatan inti
oc oc
oc
c
. cos I
V
R =
oc oc oc oc
I V W u cos . . =
Dasar Energi Listrik 121
Pengukuran trafo (LANJUTAN)
Trafo tanpa beban
Hal yg perlu
diperhatikan :
a. Voltmeter yg
digunakan hrs
mempunyai input
impedansi yg tinggi
agar pembacaan
power loss pd kawat
meter mjd benar. Jika
input impedansi
rendah, ada sebagian
arus yg melewati
voltmeter
b. Tegangan yg
dioperasikan pd
kumparan primer diambil
setengah dari tegangan
rendah
Dasar Energi Listrik 122
Pengukuran
trafo (LANJUTAN)
Trafo Hubung
Singkat
Bagian yg dihubung
singkat adl kumparan
yg tegangannya
rendah
Yg perlu diperhatikan
Tegangan yg
diberikan pd kumparan
primer 5 % tegangan
minimal
Arus hubung singkat =
arus beban penuh
Power copper loss
akan tbaca 3 % dari
copper loss trafo
( )
2
1
1
Re
sc
sc
I
W
q =
( )
sc sc sc sc
I V W u cos . .
1
=
Dasar Energi Listrik 123
Rugi-rugi
pd kumparan primer &
sekunder
a. Rugi besi/rugi inti,
di(-) dg mengambil inti besi dg
penampang ckp besar, agar
fluks magnit mudah mengalir di
dalamnya.
Rugi inti tdd:
Rugi arus eddy; akibat adanya
arus pusar pd inti yg dpt
menghasilkan panas
Rugi arus pusar; akibat
tegangan induksi pd inti yg
menghasilkan perubahan fluks
magnit
b. Rugi tembaga,
di(-) dg mengambil kawat
tembaga dg penampang cukup
besar utk mengalirkan arus listrik
Dasar Energi Listrik 124
Rugi-rugi (LANJUTAN)
K
h
= konstanta histerisis,
tergantung bhn inti
K
e
= konstanta arus eddy,
tergantung volume inti
f = frekwensi jala
2
(Hz)
B
M
= kerapatan fluks max
P
c
= P
h
+P
e
P
c
: rugi inti
P
e
: rugi arus eddy
P
h
= K
h
. f .B
M
1,6
P
e
= K
e
. f
2
. B
M
2
f
E
A N
B
eff
M
2
2
8
. . 44 , 4
10
=
Dasar Energi Listrik 125
efisiensi
Perbandingan antara
daya output & daya
input
Dimana :
% 100 x
aktif P
aktif P
in
o
= q
% 100
P
P
in
o
x
rugi aktif
aktif
+
= q
Pcu Pc rugi + =
Pe Ph Pc + =
2
2
2 1
2
1
Re Re q I q I Wsc Pcu = = =
2 2
.I V P
o
=
u u sin . cos .
2 2 2 2
I V I V P
o
+ =
Dasar Energi Listrik 126
Dasar Energi Listrik 127
TRANSFORMATOR
- TRANSFORMATOR ADALAH PERALATAN PADA
TENAGA LISTRIK YANG BERFUNGSI UNTUK
MEMINDAHKAN / MENYALURKAN TENAGA LISTRIK /
ENERGI, DENGAN TEGANGAN MENENGAH KE
TEGANGAN RENDAH ATAU SEBALIKNYA, SEDANG-
KAN PRINSIP KERJANYA MELALUI KOPLING MAGNIT
ATAU INDUKSI MAGNIT
Dasar Energi Listrik 128
IMPEDANSI TRAFO
N
1
N
2
E
1 E
2
u
u
i
0
V
1
E
1
V
1
i
0
UJUNG E1 DIHUBUNG DENGAN SUMBER V1 (SINUS)
AKAN MENGALIR ARUS PRIMER i0 YG JUGA SINUSIDA
DGN MENGANGGAP BELITAN N1 REAKTIF MUR NI, i0
AKAN TERTINGGAL 900 DARI V1(GB.b), ARUS PRIMER i0
MENIMBULKAN (F) YG SEPHASA DAN JUGA BERBENTUK
SINUS.
Dasar Energi Listrik 129
FLUKS YG SINUSOIDE AKAN MENGHASIL KAN TEG
INDUKSI e1 (HUKUM FARRADAY).
e1 = - N1 df/dt
e1 = N1 d(F maks SIN wt)/dt
= - N1 w.Fmaks COS wt (tertinggal 900 dari F)
HARGA EFEKTIFNYA:
E1 = N1.2.p.f.Fmaks/ = 4,44.N1.f Fmaks
PADA RANGKAIAN SKUNDER :
e
2
= - N
2
d|/dt
e
2
= - N
2
w u
maks
COS wt)
E
2
= 4,44.N
2 .
f.u
maks
Dasar Energi Listrik 130
DENGAN MENGABAIKAN RUGI TAHANAN DAN
ADANYA FLUX BOCOR
SEHINGGA :
E
1
/E
2
= N
1
/N
2
E
1
/E
2
= V
1
/V
2
= N
1
/N
2
= a
a = PERBANDINGAN TRANSFORMASI
SEHINGGA E
1
DAN V
1,
BESARAN SAMA TETAPI
BERLAWANAN ARAH
Dasar Energi Listrik 131
N
1
N
2
E
1
E
2
u
E
1
BERBANDING LURUS DENGAN N
1
N
1
BERBANDING LURUS DENGAN a
E
1
/E
2
= N
1
/N
2
= a
TAP CHANGER TRAFO
JADI DISINI SUDAH JELAS BAHWA TEG SKUNDER
TERGANTUNG DARI PERBANDINGAN LILITAN
N1 DENGAN N2 ATAU BESAR KECILNYA a.
Dasar Energi Listrik 132
Io BUKAN ARUS MURNI, TETAPI TERDIRI DARI DUA
KOMPONEN ( IM DAN IC ).
ARUS PENGUAT
ARUS PRIMER Io YANG MENGALIR PADA SAAT
KUMPARAN SKUNDER TIDAK DIBEBANI DISE
BUT ARUS PENGUAT
1. I
M
, KOMPONEN ARUS PEMAGNITAN YANG
MENGHASILKAN FLUKS (u)
2. I
C
, MERUPAKAN ARUS RUGI TEMBAGA, YG
MENYATAKAN DAYA YANG HILANG AKIBAT
ADANYA RUGI HISTERISIS DAN ARUS EDDY.
I
C
SEPHASA DGN V
1
DGN DEMIKIAN DAYA
YANG HILANG (I
C
X V
1
).
Dasar Energi Listrik 133
KEADAAN BERBEBAN
KUMPARAN SKUNDER DIBERI BEBAN (Z
L
).
I
2
AKAN MENGALIR PD KUMPARAN SKUNDER
I
2
= V
2
/Z
L
DENGAN u
2
= FAKTOR KERJA BEBAN
E
1 E
2
V
1
I
1
I
2
V
2
Z
L
I
2
AKAN MENIMBULKAN GAYA GERAK MAGNIT
(ggm) N
2
.I
2
YG BERLAWANAN DGN FLUK (u) BER
SAMA DGN ARUS I
M
.
Dasar Energi Listrik 134
AGAR u BERSAMA TIDAK BERUBAH NILAI,
PADA KUMPARAN PRIMER HARUS MENGALIR
ARUS I
2
YANG MENENTANG u YG DISEBABKAN
OLEH ARUS BEBAN I
2
:
SEHINGGA : I
1
= I
0
+ I
2
BILA RUGI BESI DIABAIKAN (I
C
), MAKA I
0
= I
M
I
1
= I
M
+ I
2
Dasar Energi Listrik 135
BERLAKU HUBUNGAN :
N
1
I
M
= N
1
I
1
N
2
I
2
N
I
I
M
= N
1
(I
M
+ I
2
) - N
2
I
2
HINGGA :
N
1
I
2
= N
2
I
2
KARENA NILAI I
M
DIANGGAP KECIL MAKA
I
2
= I
1
JADI :
N
1
I
1
= N
2
I
2
ATAU I
1
/I
2
= N
2
/N
1
AGAR u TETAP TIDAK BERUBAH SEBESAR ggm YANG
DIHASILKAN OLEH ARUS PEMAGNITAN I
M
SAJA, MAKA:
Dasar Energi Listrik 136
RANGKAIAN EKIVALEN
PADA PEMBAHASAN SEKARANG TAHANAN DAN
(u) LUKS BOCOR PEMAGNITAN DIPERHITUNGKAN.
TIDAK SELURUH u YG DIHASILKAN OLEH ARUS
PEMAGNITAN I
M
MERUPAKAN u BERSAMA (u
M
),
SEBAGIAN DARINYA HANYA MENCAKUP KUM
PARAN PRIMER (u
1
) ATAU KUMPARAN SKUNDER
(u
2
).
SEDANGKAN RUGI TAHANAN DITUNJUKAN DGN
R
1
DAN R
2
.
Dasar Energi Listrik 137
VEKTOR DIAGRAMNYA :
I
2
X
2
I
2
I
1
I
0
I
C
u
I
1
R
1
I
1
X
1
I
2
R
2
E
2
V
2
E
1
V
1
I
2
I
M
u
RANGKAIAN EKIVALEN TRANSFORMATOR
R
1
X
1
R
C
I
C
I
M
X
M
E
1
N
1
N
2
E
2
Z
L
V
2
V
1
I
1
I
2
I
0
Dasar Energi Listrik 138
DARI RANGKAIAN TSB DIKETAHUI PENJUMLAHAN
VEKTOR :
V
1
= E
1
+ I
1
R
1
+ I
1
X
1
E
2
= V
2
+ I
2
R
2
+ I
2
X
2
E
1
/E
2
= N
1
/N
2
= a ATAU E
1
= aE
2
HINGGA :
E
1
= a(I
2
Z
L
+ I
2
R
2
+ I
2
X
2
)
KARENA :
I
2
/I
2
= N
2
/N
1
= 1/a ATAU I
2
/I
2
= 1/a
I
2
= aI
2
MAKA :
E
1
= a(
aI
2
Z
L
+
aI
2
R
2
+
aI
2
X
2
)
E
1
= a
2
I
2
ZL + a
2
I
2
R
2
+ a
2
I
2
X
2
Dan :
V
1
= a
2
I
2
Z
L
+ a
2
I
2
R
2
+ a
2
I
2
X
2
+ I
1
R
1
+ I
1
X
1
Dasar Energi Listrik 139
R
1
a
2
R
2
X
1 a
2
X
2
a
2
Z
L
R
C
X
M
I
0
I
1
aV
2
V
1
I
2
I
1
R
1
a
2
R
2
X
1
a
2
X
2
R
C
X
M
I
C
I
M
I
0
a
2
Z
L
aV
2
V
1
I
2
RANGKAIAN TRAFO YG DISEDERHANAKAN
RANGKAIAN TRAFO DGN FAKTOR a
2
Dasar Energi Listrik 140
GAMBAR VEKTOR DIAGRAM TRAFO
DGN BEBAN INDUKTIF
I
2
X
1
I
2
R
1
I
2
a
2
R
2
aV
2
I
M
I
0
I
2
I
1
u
I
c
I
2
a
2
X
2
V
1
E
1
Dasar Energi Listrik 141
MENENTUKAN PARAMETER TRAFO
PARAMETER TRAFO DAPAT (R
C
, XM, R
ek
,DAN X
ek
)
DAPAT DITENTUKAN DENGAN CARA :
1. PENGUKURAN BEBAN NOL
2. PENGUKURAN HUBUNG SINGKAT
1. DENGAN CARA PENGUKURAN PADA BEBAN NOL
R
C
= V
1
2
/P
2
Z
0
= V
1
/I
0
=
jX
M
R
C
R
C
+ jX
M
DARI PENGUKURAN BEBAN NOL R
C
DAN X
M
DIKETAHUI
R
C
X
M
A
W
V
Dasar Energi Listrik 142
PRNGUKURAN HUBUNG SINGKAT
HUBUNG SINGKAT BERARTI IMPEDANSI Z
L
DIPER
KECIL MENJADI NOL, SHG YANG MEMBATASI
ARUS IMPEDANSI Z
ek
= R
ek
+ jX
ek
KARENA R
ek
DAN X
ek
<< ,HARUS DIJAGA AGAR TEG
V
hs
CUKUP KECIL, SHG I
hs
TIDAK MELEBIHI I NOMINAL
HARGA I
0
SANGAT KECIL BILA DIBANDINGKAN
DGN ARUS NOMINAL, SHG DIABAIKAN.
DENGAN MENGUKUR TEG Vhs, Ihs DAN Phs
PARAMETER DAPAT DIHITUNG.
Z
2
ek
R
2
ek
W
V A
R
ek
X
ek
R
ek
= P
hs
/(I
hs
)
2
Z
ek
= V
hs
/I
hs
= R
ek
+ jX
ek
X
ek
= V
Dasar Energi Listrik 143
PENGATURAN TEGANGAN
PENGATURAN TEGANGAN TRAFO ADALAH
PERUBAHAN TEG SKUNDER ANTARA BEBAN
NOL DAN BEBAN PENUH PADA FAKTOR KERJA
TERTENTU, DGN TEG PRIMER KONSTAN.
PENGATURAN =
V
2
tanpa beban
V
2
beban penuh
V
2
beban penuh
Dasar Energi Listrik 144
a
2
Z
L
R
1
X
1 a
2
R
2
a
2
X
2
R
C
X
M
I
0
aV
2
V
1
I
1
PENGATURANYA :
aV
2
tanpa beban
aV
2
beban penuh
PENGATURAN =
aV
2
beban penuh
PADA RANGKAIAN DIBAWAH INI HARGA SKUNDER
DITRANSFORMASIKAN KE HARGA PRIMER :
Dasar Energi Listrik 145
DARI RANGKAIAN TERSEBUT TERNYATA :
aV2 tanpa beban = V1
V
1
aV
2
(NOMINAL)
PENGATURAN =
aV
2
(NOMINAL)
aV2 beban penuh = HARGA TEG NOMINAL
(DLM HAL INI TEG NOMINAL PRIMER)
Dasar Energi Listrik 146
TRANSFORMATOR
Dasar Energi Listrik 147
PENDAHULUAN
Peralatan listrik elektromagnet statis
Memindahkan/mengubah daya listrik dari satu
rangkaian ke rangkaian lain
Frekuensi sama
Perbandingan transformasi melalui gandengan
magnet
Bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetis
Perbandingan tegangan berbanding lurus
perbandingan lilitan
Berbanding terbalik perbandingan arus
Dasar Energi Listrik 148
Komponen yg sangat penting dlm sistem tenaga listrik
Langkah maju penemuan besar dlm dunia kelistrikan
Karena tegangan DC dgn arus yang besar menghasilkan
rugi-rugi besar
Pusat-pusat listrik diletakkan di tengah-tengah kota,tidak
efisien
Arus besar juga memerlukan penampang kawat,tidak
ekonomis
Dgn trafo,teg dinaikkan,arus kecil,rugi2 kecil & penamp
kawat kecil,biaya ekonomis
Dasar Energi Listrik 149
Dalam bidang tenaga listrik
Trafo daya
Trafo pengukuran
- trafo arus
- trafo tegangan
Dasar Energi Listrik 150
Dalam bidan elektronika
Trafo sebagai gandengan impedansi antara
sumber dan beban
Menghambat arus searah, melalukan arus
bolak-balik
Pemisah rangkaian
Dasar Energi Listrik 151
Berdasarkan frek trafo
Frek daya
Frek pendengaran
Frekuensi radio
Dasar Energi Listrik 152
Feromagnet pada mesin
Memperoleh fluks yg berlipat ganda untuk
harga ggm
Dasar Energi Listrik 153
Konstruksi trafo daya
Inti
Dua buah kumparan
Tangki
Sistem pendingin
Terminal
Bis kabel(bushing)
Dasar Energi Listrik 154
Berdasrarkan letak kumparan thd inti
trafo dibagi dua
Trafo jenis inti
Kumparan mengelilingi inti
Trafo jenis cangkang
kumparan dikelilingi inti
Dasar Energi Listrik 155
PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
Dua buah kumparan,primer & sekunder,bersifat
induktif
Terpisah secara elektris,berhubungan secara
magnetis
Terhubung melalui jalur reluktansi rendah
Bila teg bolak-balik dihubungkan ke kumparan
primer
Karena rangkaian tertutup,mengalir arus primer
Fluks bolak balik muncul di inti
Ada fluks pada kumparan primer
Dasar Energi Listrik 156
Di kumparan primer terjadi induksi(self induction)
Induksi pada kumparan sekunder(mutual induction)
Arus pada kumparan sekunder jika diberi beban
Dimana: E=gaya gerak listrik
M=induktansi bersama
Hanya tegangan listrik bolak-balik yang dapat
ditransformasikan
dt
dI
M E =
Dasar Energi Listrik 157
Transformator : statis, memindahkan dan
mengubah energi listrik antar rangkaian listrik,
mengubah tegangan tanpa mengubah
frekuensi.
Transformator prinsip induksi
elektromagnetik gandengan magnet
antara rangkaian primer dan sekunder.
Kumparan primer menerima daya dan
kumparan sekunder tersmbung pada beban.
Dasar Energi Listrik 158
Landasan fisik transformator
induktansi mutual antara kedua
rangkaian menimbulkan gaya
gerak listrik.
e = M. di/dt
e = ggl,
M = induktansi mutual.
Dasar Energi Listrik 159
|
Sisi primer
Sisi sekunder
Dasar Energi Listrik 160
Transformator Ideal
Tidak terdapat rugi-rugi, terdiri atas
dua kumparan yang induktif murni.
Pada kumparan primer terdapat arus
magnetisasi I
m
.
I
m
tertinggal fase dengan dengan V
1
sebesar 90
o
ggl sendiri yang
sama dengan V
1
dan berbanding
lurus dengan perubahan fluks.
Dasar Energi Listrik 161
Nilai sesaat ggl e
= N
1
. df/dt
tegangan sesaat V
= V
m
sin
wt dan f = f
m
sin wt
E
1
= 4,44 . F N
1
f
m
A dan
E
2
= 4,44 . F N
2
f
m
A
Dasar Energi Listrik 162
|
V 2
V1
E1
E2
Im
|
V1
90
0
90
0
E1
V1 = E2
Dasar Energi Listrik 163
Transformator Tanpa Beban
Terdapat rugi-rugi besi pada inti dan
sisi primer. rugi-rugi histerasi dan rugi-
rugi arus pusar.
I
0
memiliki komponen
sefase dengan
V
1
= komponen aktif I
w
dan tegak
lurus dengan V
1
= arus magnetisasi I
m
I
m
= I
0
sin |
0
dan I
0
2
= I
w
2
+ I
m
2
|
Dasar Energi Listrik 164
I
0
kecil, rugi-rugi tembaga primer juga
kecil
Daya masukan primer W
0
= V
1
I
0
cos |
0
Dasar Energi Listrik 165
|
V 2
V1
E1
E2
I0
Im
V1
E1
E2
I0
Iw
u
Dasar Energi Listrik 166
Transformator Dengan Beban
Arus sekunder membentuk gerak-gerak
magnetik (ggm) = N
2
I
2
sendiri menentang
u bersama (akibat Im)
u
2
(sekunder)
berlawanan dan
memperlemah u
1
(primer)
disebabkan
oleh I
0
dan E
1
berkurang. V
1
> E1 maka I2
banyak mengalir pada sisi primer.
Dasar Energi Listrik 167
Transformator Dengan Beban
I1 = I0 + I2 I0 = Im I1 = Im + I2
N1Im = N1I1 N2I2 N1Im = N1(Im + I2)
N2I2
Pada kondisi beban apapun fluks inti kira-
kira sama pada keadaan tanpa beban.
u2 = u2 N2 I2 = N1 I2
Dan Im dianggap kecil I2 = I1
I1/I2 = N2/N1
Dasar Energi Listrik 168
I1
V1
I2
E2
I
I2'
|
|
|
1
2
I1
V1
I2
E2
I
I2'
|
|
|
1
2
V1
I2
E2
I2' = I1
|
2
|
1
|
Dasar Energi Listrik 169
I1
V1
I2
E2
I
I2'
|
|
|
1
2
Dasar Energi Listrik 170
I1
V1
I2
E2
I
I2'
|
|
|
1
2
Dasar Energi Listrik 171
V1
I2
E2
I2' = I1
|
2
|
1
|
Dasar Energi Listrik 172
Transformator Dengan
Rugi-rugi
Dasar Energi Listrik 173
Transformator Dengan Rugi-rugi Tanpa
Kebocoran Magnetik
Tegangan apit sekunder V2 = E2 I2 R2
Ggl primer E1 = V1- I1 R1
Kebocoran Magnetik, sebagian besar dari fluks mengalir dalam
inti, sedangkan sebagian kecil yang disebut fluks bocor, mengalir
hanya pada satu kumparan.
Fluks bocor kumparan primer maupun sekunder memiliki
reaktansi bocor sumber ggl induksi-sendiri, tapi relatif
kecil dibandingkan ggl oleh fluks utama.
Dasar Energi Listrik 174
Fluks utama
Kumparan
Inti Magnet
Fluks bocor
Dasar Energi Listrik 175
Transformator Dengan Resistansi dan
Reaktansi Bocor.
Z1
2
= R1
2
+ X1
2
dan
Z2
2
= R2
2
+ X2
2
V1 = E1 + I1 (R1 + jX1) = E1 + I1Z1
dan
E2 = V1 + I2 (R2 + jX2) = V2 + I2Z2
Dasar Energi Listrik 176
R1
Z1
Z2
X1
R2
X2
Dasar Energi Listrik 177
Rangkaian Ekivalen
V1 = E1 + I1R1 + I1 X1
E2 = V2 + I2R2 + I2X2
E1/E2 = N1/N2 = a atau E1 = aE2
E1 = a(I2ZL + I2R2 + I2X2)
I2/I2 = N2/N1 = 1/a atau I2 = aI2
E1 = a
2
I2ZL + a
2
I2R2 + a
2
I2X2
V1 = a
2
I2ZL + a
2
I2R2 + a
2
I2X2 + I1R1
+ I1X1
Dasar Energi Listrik 178
V1
R1
X1
Ic
Rc
Xm
Im
E1
N1
N2
E2
R2
X2
ZL
V2
I1
I2
Dasar Energi Listrik 179
R1
V1
X1
Rc
a
2
R2
a
2
X2
I1
I0
a
2
ZL
aV2
Xm
I2'
Dasar Energi Listrik 180
R1
V1
X1
Rc
a
2
R2
a
2
X2
I0
a
2
ZL
aV2
Xm
I2'
I1
Ic
Im
Dasar Energi Listrik 181
Pengaturan Tegangan
Transformator berbeban, V1 dianggap konstan, V2 turun (faktor daya
induktif tertinggal), V2 naik bila aus mendahului tegangan,
tergantung resistansi atau reaktansi bocor.
Pengaturan = V2 tanpa beban V2 beban penuh
V2 beba penuh
Pengaturan = aV2 tanpa beban aV2 beban penuh
V2 beba penuh
Dengan aV2 tanpa beban = V1
Pengaturan % = (R cos | + X sin |) = (X cos | R sin |)
2
200
R = persentase penurunan resistansi dan X persentase penurunan
reaktansi
Cos | = faktor daya fase tertinggal. Tapi bila cos | mendahului, |
menjadi |.
Dasar Energi Listrik 182
Rugi dan Efisiensi
Rugi Tembaga (Pcu) = I
2
R
Rugi besi (Pi)
1. Rugi histerisis akibat fluks bolak-balik Ph = Kh f Bmaks Watt
2. Rugi arus Eddy akibat arus pusar Pe = K f
2
B
2
maks
Rugi besi Pi = Ph + Pe
Rugi dapat dikurangi dengan menggunakan besi magnetik
berkadar silikon tinggi.
Efisiensi
q = daya keluar = daya keluar = 1 - sigma rugi
daya masuk daya keluar + sigma rugi daya
masuk
Sigma rugi = Pcu + Pi
Perubahan efisiensi terhadap beban : q = V2 cos |
V2 cos | + I2R2ek + Pi/I2
Agar q maksimum, d/dI2 ( I2R2ek + Pi/I2 ) = 0 sehingga R2ek = Pi/I2
2
Pi = I2
2
R2ek = Pcu (pada beban tertentu)
Dasar Energi Listrik 183
Perubahan efisiensi terhadap faktor Kerja (cos |) beban :
q = 1 - (sigma rugi) / (V2I2 cos | + sigma rugi)
q = 1 - (sigma rugi / V2I2 )
cos | + (sigma rugi / V2 I2)
Bila sigma rugi / V2I2 = X = konstan
q = 1 - X
cos | + X
q = 1 - X/ cos |
1 + X/ cos |
Dasar Energi Listrik 184
Sumber
Kumparan
Primer
Fluks
Bersama
Kumparan
Sekunder
Rugi tembaga
Rugi Fluks Bocor
Rugi Besi :
Histerisis dan arus
eddy
output
Rugi Tembaga
Dasar Energi Listrik 185
Operasi Paralel
Perbandingan tegangan harus sama.
Dalam keadaan beban nol, V2 tidak sama, dipasang paralel, akan mengalir
arus tambahan dan rugi-rugi tembaga dan menimbulkan panas pada
kumparan sekunder.
Impedansi.
Arus-arus berbanding lurus dengan daya.
Rasio reaktansi terhadap resistansi beda divergensi.
Dari persamaan V1 = I1 Zek + V2
dua trafo diparalelkan dengan I1total = I1A + I1B
Untuk keadaan beban penuh ; V1 V2 = I1A Z1A = I1B Z1B
Polaritas.
Polaritas subtraktif : tegangan-tegangan memiliki arah sama.
Polaritas adiktif : tegangan-tegangan berlawanan arah.
Urutan fase.
Pada saat tegangan maksimum positif, trafo harus bekerja paralel.
Perbandingan reaktansi terhadap tahanan sebaiknya sama.
Dasar Energi Listrik 186
J
u1
U2
u1
U2
u1
u1
U2
U2
J
u1
U2
u1
U2
u1
u1 U2
U2
J
u v
w
W
V
U
u
U
w v
W
Polaritas
Subtraktif
Polaritas
Subtraktif
Polaritas
Aditif
Dasar Energi Listrik 187
PROTEKSI
TRANSFORMATOR
Dasar Energi Listrik 188
Proteksi Diferensial
Arus primer dan sekunder
harus sama.
Tidak ada rugi-rugi
transformator.
Dasar Energi Listrik 189
Proteksi Buchholz
Khusus untuk transformator minyak.
Bila minyak akan mengalami kenaikan suhu,
terbentuklah gas.
Gas tersebut membahayakan trafo.
Relai buchholz terdapat dua saklar (A) dan
bejana ekspansi.
Gas yang terbentuk masuk ke ruang
buchholz, Saklar A1 bekerja dan alaram
berbunyi, dan jaringan listrik dipadamkan
dari trafo.
Dasar Energi Listrik 190
A1
A2
Ke Alarm
Ke trip
D
B
A = Saklar Merkuri
B = Bejana
Transformator
C = Bejana Ekspansi
Minyak
Dasar Energi Listrik 191
Proteksi Hubungan Tanah
Untuk mengatasi gangguan hubungan
tanah.
Transformator arus (TA) dipasang pada
sambungan pembumian titik bintang
dengan T.
Menggunakan kumparan M yang sama.
Arus TA mengalir maka M akan bekerja
dan bekerja bila hubungan tanah
terjadi di luar trafo, misalnya pada titik B.
Dasar Energi Listrik 192
A
TA
T
Dasar Energi Listrik 193
TA
T
B
Dasar Energi Listrik 194
Proteksi Termal
Saat trafo mengalami beban lebih dengan waktu yang lama, trafo menjadi
panas.
Suhu panas yang berlebihan dapat merusak isolator trafo.
Trafo sering dilengkapi termometer dan mengukur suhu minyak trafo.
Pengamanan yang dipakai menggunakan elemen suhu (thermal element).
Konstanta elemen suhu sama dengan transformator.
Bila transformator mengalami kenaikan suhu berlebihan, relai bekerja,
alarm berbunyi, dan saklar melepaskan beban.
Dasar Energi Listrik 195
IA
IAB
ICA
IBC
IC
IB
Dasar Energi Listrik 196
IA
N
IN
IB
IC
Dasar Energi Listrik 197
Trasformator Arus
digunakan untuk mengukur arus beban.
Menggunakan ammeter.
Agar fluks tidak berubah, rangkaian sekunder harus tertutup.
Bila terbuka Ggm N2I2 = 0, fluks akan tergaggu.
Transformator Tegagan
digunakan untuk mengukur tegangan.
Isolasi kumparan primer rusak, pertanahan rangkaian sekunder
perlu untuk mencegah beda potensial.
Dasar Energi Listrik 198
Tranformator Arus
Dasar Energi Listrik 199
Pendahuluan
Transformator arus digunakan untuk
pengukuran arus yang besarnya ratusan
ampere dan arus kecil yang mengalir dalam
jaringan tegangan tinggi. Disamping untuk
pengukur arus, transformator arus juga
dibutuhkan untuk pengukuran daya dan
energi, pengukuran jarak jauh dan rele
proteksi.
Dasar Energi Listrik 200
Prinsip Kerja
Kumparan primer transformator arus
dihubungkan seri dengan jaringan atau
peralatan yang akan diukur arusnya, sedang
kumparan sekunder dihubungkan dengan
meter atau rele proteksi. Pada umumnya
peralatan ukur dan rele membutuhkan arus
1 atau 5 A (Tobing 1999, hal 66).
Dasar Energi Listrik 201
Gambar 3.1 Transformator Arus
Dasar Energi Listrik 202
Pada gambar ditunjukan transformator arus.
Jika pada kumparan primer mengalir arus I1
, maka pada kumparan primer timbul gaya
gerak magnet sebesar N1 I1 . Gaya gerak
magnet ini memproduksi fluks pada inti.
Fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik
pada kumparan skunder.
Dasar Energi Listrik 203
Jika terminal sekunder ditutup, maka pada
kumparan sekunder mengalir arus I2 . Arus
ini menimbulkan gaya gerak magnet N2 I2
pada kumparan sekunder. Bila
transformator tidak mempunyai rugi-rugi
(transformator ideal) maka berlaku
persamaan :
Dasar Energi Listrik 204
N1 I1 = N2 I2 (3.1)
Di mana:
N1 = Jumlah belitan kumparan primer
N2 = Jumlah belitan kumparan
sekunder
I1 = Arus pada Kumparan primer
I2 = Arus pada kumparan sekunder
Dasar Energi Listrik 205
Tegangan pada terminal sekunder
(V2) tergantung kepada
impedansi peralatan-peralatan
(Z2) yang terhubung pada
terminal sekunder, dan dapat
dituliskan sebagai berikut :
V2 = I2Z2 ( 3.2 )
Dasar Energi Listrik 206
Jika tahanan dan reaktansi bocor
kumparan transformator
dinyatakan dalam impedansi
terminal Z1 maka gerak daya listrik
pada kumparan sekunder harus
lebih besar dari tekanan sekunder
agar rugi-rugi tegangan pada
impedansi Z1 dapat dikompensasi.
Dasar Energi Listrik 207
Oleh karena ini, persamaan
dibawah ini harus dipenuhi :
E2 V2 = E2 I2Z2 = I2Z2 (3.3 )
E2 = I2 (Z2 + Z1 ) ............. (3.4 )
Dasar Energi Listrik 208
Dalam prakteknya transformator arus
selalu mengandung arus beban nol, I arus
beban nol menimbulkan fluks yang
dibutuhkan untuk membangkitkan gaya
gerak listrik E2. Gaya gerak listrik inilah
yang mempertahankan aliran arus I2
pada impedansi (Z2 + Z1). 0leh karena
itu, menurut Tobing (1999, hal 67)
ampere belitan yang ditimbulakan arus
primer dan sekunder.
Dasar Energi Listrik 209
Jenis-jenis Transformator
Arus
Dasar Energi Listrik 210
Menurut Jumlah Kumparan Primer
Jenis trasformator arus ditinjau
dari kontruksi belitan primernya
terdiri dari jenis:
wound type (kumparan) dan
bar type.
Dasar Energi Listrik 211
Jenis kumparan digunakan untuk
pengukuran arus rendah atau burden
yang besar atau pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi. Jumlah
belitan primernya tergantung kepada arus
primer yang akan diukur, biasanya
dibatasi tidak lebih dari 5 belitan dan
dirancang menghasilkan gaya gerak
magnetik kira-kira 1. 200 ampere belitan.
Dasar Energi Listrik 212
Meskipun dimungkinkan memperoleh
transformator arus yang memiliki burden
besar dan ketelitian yang tinggi, adalah
tidak lazim memilih trasformator arus yang
burden dan ketelitiannya melebihi dari
kebutuhan. Penambahan jumlah belitan
akan mengurangi faktor thermal dan
dinamis arus hubung singkat.
Dasar Energi Listrik 213
Jenis bar digunakan untuk pengukuran
arus besar (ribuan ampere).
Konstruksinya kokoh hingga
transformator ini mempunyai faktor
thermis dan dinamis waktu singkat
yang tinggi (Tobing 1999, hal 72).
Dasar Energi Listrik 214
Menurut Jumlah Inti
Berdasarkan jumlah intinya, transformator
arus dapat juga dibagi atas dua jenis, yaitu
transformator arus inti ganda digunakan jika
sistem membutuhkan arus untuk
pengukuran dan proteksi. Transformator
arus dua inti, satu intinya digunakan untuk
keperluan proteksi dan satu lagi untuk
keperluan pengukuran (Tobing 1999, hal
73).
Dasar Energi Listrik 215
Hubungan dari Transformator Arus
Hubungan Transformator Arus biasa
Hubungan ini terdiri sebuah lilitan primer dan sebuah lilitan
sekunder, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Hubungan Transformator Arus biasa (perusahaan Umum Listrik Negara
1984, hal 5)
Dasar Energi Listrik 216
Hubungan transformator arus dengan dua
buah lilitan sekunder
Hubungan ini terdiri dari sebuah lilitan primer dan sebuah lilitan
sekunder yang bekerja masing-masing lilitannya dengan inti ganda
(double cort). Satu lilitan sekundernya untuk alat pengaman dan satu
lagi lilitan untuk alat-alat pengukur.
Gambar 3.3 Hubungan Transformator Arus dengan dua buah lilitan sekunder
(Perusahaan Umum Listrik Negara 1984, hal 6)
Dasar Energi Listrik 217
Hubungan transformator arus dengan dua
buah lilitan primer dan dua buah lilitan
sekunder
Hubungan ini terdiri dari dua buah
lilitan primer yang sama dan dapat
dihubungkan seri atau paralel
sedangkan masing-masing lilitan
sekundernya terpisah.
Dasar Energi Listrik 218
Bilamana lilitan primernya dihubungkan seri (a dan
b dihubungkan) sehingga didapat batas yang lebih
rendah. Kalau lilitan primernya dihubungkan
paralel P1 dengan a dan P2 dengan b sehingga
didapat batas ukur yang besar. Sistem ini lebih
menguntungkan, karena jika diadakan perluasan
elektrifikasi maka tidak perlu menggantikan
transformator arus lagi (Perusahaan Umum Listrik
Negara 1984, hal 6).
Dasar Energi Listrik 219
Gambar 3.4 hubungan transformator dengan dua buah lilitan primer dan dua buah
lilitan sekunder (Perusahaan Umum Listrik Negara, hal 6).
Dasar Energi Listrik 220
Transfomator Arus yang terletak
pada 20 kV outgoing feeder cubicle
penyulang keluaran 20 kV).
Dasar Energi Listrik 221
Dasar Energi Listrik 222
Keterangan Gambar
1 Porselen
2 Phasa T
3 Phasa S
4 Phasa R
5 Transformator Arus
6 Perangkat CB
7 Knife Ground
8 Cubicle (Lemari Panel)
9 Vacum Switch
Dasar Energi Listrik 223
Berdasarkan Gambar
Diatas, porselen yang berfungsi sebagai isolasi
antara bagian-bagian yang bertegangan dengan
badan atau antara bagian bertegangan dengan
badan atau antara bagian bertegangan dengan
bagian bertegangan yang berlainan phasanya.
Transformasi arus-transformator arus 1 phasa
yang terletak pada jaringan 3 phasa terlihat di
sudut belakang, tepat berhalang dengan vacuum
CB. Terlihat bahwa masing-masing CT dan
vacuum CB terhubung dengan phasa R, S, dan T.
Dasar Energi Listrik 224
Gambar: Tiga buah Transformator Arus 1
fasa
Dasar Energi Listrik 225
Data Pengenal Trasformator Arus
Kita dapat menentukan :
Perbandingan
Dari 250 / 5 / 5A, maka perbandingan belitan
kumparan sekunder dengan kumparan primer atau
N2 / N1 =
Arus Sekunder
Arus pengenal sekundernya 5 A
Disini arus pengenal primer dapat kita tentukan
dengan :
Disini arus pengenal primer dapat kita ketahui
Dasar Energi Listrik 226
Frekuensi
Frekuensi pengenal sama dengan frekuensi sistem
(Tobing 1999, hal. 74) yaitu 50 Hz.
Arus thermal kontiniu
Adalah arus kontiniu tertinggi yang menimbulkan
temperatur transformator arus sama dengan
temperatur yang dijinkan. Jika pengenal ini tidak
diberikan, nilainya dapat ditetapkan sama dengan
arus pengenal primer (Tobing 1999, hal.74) yaitu
250 A.
Dasar Energi Listrik 227
Daya keluaran
Daya (VA) yang diambil transformator
arus saat arus sekunder sama dengan
arus pengenal sekunder dan impedansi
beban yang terhubung di terminal
sekunder sama dengan burden pengenal
(Tobing 1999, hal.72). Daya keluaran
pengenal transformator adalah 15 VA.
Dasar Energi Listrik 228
Kelas Ketelitian Transformator Arus
Disini transformator arus dengan (ALF,
Accuracy Limit Factor) Faktor batas ketelitian
5P10, yaitu arus primer 10 kali In kesalahan
komposit lebih kecil atau sama dengan 5 %
dan pada In kesalahannya 1% (Soekarto 1997,
hal.72)
P disini menunjukan untuk proteksi, kelas 5P
mununjukan Galat Rasio ()= 1,0 saat arus
primer sama dengan arus pengenal dan nilai
Galat Sudut () 60,0 (Tobing 1999, hal. 75).
Dasar Energi Listrik 229
Kinerja Transformator
Seperti yang kita ketahui, pada saat sisi
primer dihubungkan seri dengan jaringan,
pada sisi sekundernya transformator arus
yang dipakai berjenis dua tap, dimana
yang pertama berfungsi untuk pegukuran
dan tap selanjutnya sebagai proteksi.
Dasar Energi Listrik 230
Pada gambar terlihat 3 transformator arus satu
fasa yang salah satu sisi sekundernya
dihubungkan parallel. Untuk CT1, S1.1 sebagai
keluaran sekunder pada tap pertama berfungsi
sebagai pengkuran arus. S1.2 sebagai keluaran
sekunder pada tap kedua berfungsi sebagai
proteksi. Demikian juga untuk CT2, CT3, pada sisi
sekunder juga mempunyai dua keluaran, tap yang
pertama sebagai pengukuran arus, tap yang
kedua sebagai proteksi.
Dasar Energi Listrik 231
Yang harus diperhatikan untuk
transformator arus yang digunakan
pada tegangan tinggi adalah bila
kumparan sekunder dari
transformator arus dibuka sedangkan
arus primernya mengalir maka tidak
ada arus sekunder yang mengalir, dan
arus primer secara menyeluruh
dipakai untuk magnitasi.
Dasar Energi Listrik 232
Hasilnya adalah kerugian-kerugian besi akan
menaik secara berlebihan dan akan
menyebabkan pemanasan yang sangat
besar. Atau bisa dikaitkan tegangan yang
diinduksikan pada kumparan sekunder akan
mungkin menaik secara berlebihan sehingga
menyebabkan isolasi-isolasinya pecah dan
tidak mungkin menahan tegangan yang
demikian besarnya.
Dasar Energi Listrik 233
Jadi pada penggunaan transformator arus
tidak diperkenankan untuk membuka
kumparan-kumparan sekundernya bila
arus primernya mengalir. Sebagai contoh,
bila dalam penggunaan diperlukan untuk
mengganti sesuatu alat pengukur pada
jaringan-jaringan sekunder dari
transformator arus, adalah suatu
keharusan untuk menghubung pendek
kumparan-kumparan arus terlebih dahulu
(Sapiie dan Nishino 1994, hal 79).
Dasar Energi Listrik 234
PEMURNIAN MINYAK
TRANSFORMATOR
Dasar Energi Listrik 235
Definisi Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik
yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui
suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi elektromagnet
Dasar Energi Listrik 236
Pengelompokkan Transformator
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan
menjadi :
Transformator daya;
Transformator distribusi;
Transformator pengukuran : yang terdiri atas transformator arus dan
transformator tegangan
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti Trafo dibagi atas :
Transformator tipe inti
Transformator tipe cangkang;
Dasar Energi Listrik 237
Minyak Transformator
Minyak transformator adalah
minyak mineral yang diperoleh dengan
pemurnian minyak mentah. Selain berasal
dari minyak mineral, minyak transformator
ada pula yang dibuat dari bahan organik,
misalnya : minyak transformator Piranol,
silikon.
Dasar Energi Listrik 238
Syarat Syarat Minyak Trafo Sebagai Bahan Isolasi
Sebagai bahan isolasi minyak transformator harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
kekuatan isolasi tinggi
penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga
partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat
membahayakan
tidak merusak bahan isolasi padat
sifat kimia yang stabil.
Dasar Energi Listrik 239
Pengotoran Minyak Trafo
Minyak transformator dapat terkontaminasi oleh berbagai
macam pengotor seperti kelembaban, serat, resin dan
sebagainya. Ketidak murnian dapat tinggal di dalam
minyak karena pemurnian yang tidak sempurna.
Pengotoran dapat terjadi saat pengangkutan dan
penyimpanan, ketika pemakaian, dan minyak itu sendiri
pun dapat membuat pengotoran pada dirinya sendiri.
Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber
(misalnya : kertas, kayu, tekstil), damar, dsb.
Dasar Energi Listrik 240
Metode Pemurnian Minyak Transformator
Beberapa metode pemurnian minyak transformator
dijelaskan dalam bagian berikut ini ;
Mendidihkan (boiling)
Alat Sentrifugal (Centrifuge reclaiming)
Penyaringan (Filtering)
Regenerasi (Regeneration)
Dasar Energi Listrik 241
Penutup
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan
dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.
Dalam pemakaiannya, minyak trafo karena pengaruh panas dari rugi
rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon yang
merupakan pengotor pada minyak itu sendiri.
Bentuk dari pengotoran dapat bermacam macam yaitu : meleleh
dan mencairnya bahan bahan yang digunakan di dalam
transformator, partikel partikel yang mengapung pada minyak,
partikel partikel yang mengendap di dasar tangki, pada belitan
atau pada intinya.
Pemurnian minyak transformator dapat dilakukan melalui ;
mendidihkan, memakai alat sentrifugal, melalui penyaringan dan
regenerasi.
Dasar Energi Listrik 242
DASAR
ELEKTROMEKANIK
Dasar Energi Listrik 243
KONVERSI ENERGI
ELEKTROMEKANIK
Konversi energi berlangsung dalam medium
medan magnet
Energi sementara disimpan dlm medan
magnet kemudian dilepaskan menjadi
energi sistem lain
Medan magnet berfungsi sebagai
- Tempat menyimpan sementara
- Medium untuk mengkopel
Dasar Energi Listrik 244
Dasar Energi Listrik 245
GAYA GERAK LISTRIK
Konduktror digerakkan sejauh ds
Memotong medan magnet kerapatan B
Perubahan fluks pada konduktor
Hukum Faraday
s
Bld d = |
Blv e
dt
d
e
=
=
|
Dasar Energi Listrik 246
PRINSIP DASAR GENERATOR
Apabila dalam medan magnet diberikan
energi mekanik maka akan dibangkitkan
energi listrik
Dasar Energi Listrik 247
KOPEL
Arus yg dialirkan dalam medan magnet
dengan kerapatan B akan menghasilkan
gaya F
F=BIl
T=F x r=BIlr
Dasar Energi Listrik 248
PRINSIP SEBUAH MOTOR
Pada saat gaya F dibangkitkan maka
konduktor bergerak dalam medan
magnet(ggl lawan terhadap tegangan
penyebabnya)
Pada generator,bila dihubungkan dgn beban
akan timbul arus,arus dalam medan magnet
akan menghasilkan gaya F(gaya lawan
terhadap energi mekanis yg diberikan)
Dasar Energi Listrik 249
MESIN DINAMIK
Dasar Energi Listrik 250
Dasar Energi Listrik 251
MESIN DINAMIK ELEMENTER
Untuk mendapatkan teg DC diperlukan
penyearah:komutator & sikat
Mesin Arus Searah:kumparan medan(stator)
& kumparan jangkar(rotor)
Mesin sinkron:kumparan medan(rotor) &
kumparan jangkar(stator)
Mesin induksi:kumparan medan(stator) &
kumparan jangkar(rotor)
Dasar Energi Listrik 252
MESIN DC(GENERATOR & MOTOR)
Banyak digunakan sebagai motor
Kelebihan motor arus searah adalah pengaturan
kec yg baik
Konstruksi:stator(kumparan medan) &
rotor(kumparan jangkar)
Berdasarkan penguatan dibagi atas:
> Penguatan seri
> Penguatan shunt
> Penguatan kompon
Dasar Energi Listrik 253
MESIN AC
MESIN SINKRON
MESIN ASINKRON
Dasar Energi Listrik 254
MESIN SINKRON
Lebih banyak digunakan sebagai gen
Sbg motor digunakan unt memperbaiki faktor
daya
Konstruksi:
Stator:kumparan jangkar
Rotor:kumparan medan
Pada jangkar(stator) dibangkitkan ggl
Pada rotor dicatu arus DC unt mendapatkan
medan & diputar dgn penggerak mula
Motor sinkron jarang digunakan
Dasar Energi Listrik 255
MESIN ASINKRON
Lebih banyak digunakan sebagai motor
Mesin induksi sgt luas digunakan di industri
Rumah:motor induksi 1 fasa(menggunakan
kapasitor)
Prinsip kerja induksi elektromagnetis adl
pada rotor terinduksi teg shg mengalir arus
& timbul gaya putar(spt trafo apabila kump
sekunder berputar)
Dasar Energi Listrik 256
MESIN ARUS SEARAH
Dasar Energi Listrik 257
Mesin listrik berfungsi bila ada:
Kumparan medan
Kumparan jangkar
Celah udara
Dasar Energi Listrik 258
Mesin arus searah
Kumparana medan(stator/diam)
Kumparan jangkar(rotor/berputar)
Kumparan jengkar berputar dalam medan
magnet,ggl bolak-balik
Untuk tegangan
searah,penyearah(komutator dan sikat)
Dasar Energi Listrik 259
Prinsip komutator
Setengah siklus negatif dibalik menjadi
siklus positif
Dasar Energi Listrik 260
BELITAN MESIN ARUS SEARAH
Belitan gelung
1.Lilitan,kumparan,belitan
2.Kumparan menggelung kembali ke sisi kumparan
berikut
3.Mesin berarus tinggi
Belitan gelombang
1.Kumparan dihubungkan dan membentuk
gelombang
2.Untuk mesin bertegangan tinggi
Dasar Energi Listrik 261
RUMUS DASAR
Tegangan induksi
Kecepatan
Pengaturan kec dgn Ea atau
Kopel elektromagnetik
| Cn E
a
=
| C
E
n
a
=
|
a
CI T =
Dasar Energi Listrik 262
GENERATOR ARUS SEARAH
Penguatan bebas
Penguatan sendiri
Kompon panjang/pendek
Dasar Energi Listrik 263
MEMBANGKITKAN TEGANGAN
INDUKSI:Gen penguatan sendiri
Mesin dihidupkan,fluks residu
Memutar rotor,tegangan induksi kecil
Akibat teg induksi,arus pd kumparan medan
Arus memperkuat fluks sebelumnya
Proses terus hingga tercapai teg stabil
Oa teg akibat fluks residu,arus pd kumparan
medan Ob
Arus kumparan medan,teg induksi sebesar Oc
Dasar Energi Listrik 264
MOTOR ARUS SEARAH
a a t a
R I V E =
Dasar Energi Listrik 265
MENJALANKAN MOTOR
Ketika dijalankan Ea=0,Rf kecil maka I
besar
Membatasi arus jangkar yg besar saat
start,diberikan tahanan mula
Dasar Energi Listrik 266
MESIN ARUS SEARAH
Mesin DC Dasar
Gambar 1. Mesin DC dasar dengan
komutator.
Dasar Energi Listrik 267
Bagian-bagian Mesin DC:
Stator adalah bagian yang diam, tempat terletaknya
lilitan medan.
Rotor adalah bagian yang berputar oleh daya mekanis
yang dipasang pada porosnya.
Lilitan armatur adalah sekelompok kumparan yang saling
dihubungkan, sehingga seluruh tegangan yang
dibangkitkan adalah sesuai yang diinginkan.
Sikat karbon untuk menghubungkan lilitan pada terminal
armatur luar.
Komutator adalah berupa sebuah silinder terbuat dari
beberapa segmen tembaga yang diisolasi untuk
menyearahkan arus ac yang dihasilkan.
Dasar Energi Listrik 268
Generator DC
Generator adalah suatu mesin listrik yang dapat
mengubah daya mekanis menjadi daya listrik.
Jika sepotong kawat terletak diantara kutub-kutub
magnit, kemudian kawat tersebut kita gerakkan, diujung
kawat akan timbul GGL karena induksi.
Besar GGL induksi setiap saat diujung-ujung kumparan
adalah:
e = - (d cos t)/dt
e = sin t
Dasar Energi Listrik 269
Gambar 2. Rangkaian listrik generator DC
dengan penguat medan terpisah.
Z
L
V
t
E
a
I
a
R
a I
r
R
r
+
-
+
-
Dasar Energi Listrik 270
Berdasarkan hukum kirchoff dari gambar 2, maka:
E
a
= V
t
+I
a
R
a
dimana:
E
a
= GGL induksi kumparan armatur
V
t
= Tegangan output teminal
I
a
= Arus armatur
R
a
= Hambatan armatur
Besar GGL induksi yang dibangkitkan oleh kumparan
armatur:
Ea =
atau:
Ea =
xVolt
a
Z n P |
Dasar Energi Listrik 271
Atau:
Ea =
Dimana:
= Flux perkutub (dalam maxwell atau weber).
N = putaran mesin (rpm)
n = putaran mesin ( rpd = rotasi perdetik).
P = jumlah kutub magnit.
a = jumlah kelompok kumparan armatur yang
tersambung paralel.
Z = jumlah penghantar pada seluruh slot armatur.
=kecepatan putar mekanik(rpd = radian perdetik).
a
P
Z x
2
1
m
| =
t
m
=
Dasar Energi Listrik 272
Besar GGL induksi rata-rata dari kumparan armatur per
penghantar adalah:
E
a
x a/Z
Atau:
Jumlah putaran generator dapat dihitung:
N =
Besar daya output generator:
P
o
= V
t
x I
a
Besar daya armatur:
P
a
= E
a
x I
a
volt x10
60
N P
8 -
|
rpm x10
Z P
60 a E
8 a
|
Dasar Energi Listrik 273
Macam-macam belitan
armatur
1. Belitan jerat/gelung/lap winding (ujung akhir dari
kump-
aran diletakkan pada segmen komutator).
* Simplex
* Duplex
* Triplex
* quadruplex
* m-plex
2. Belitan gelombang/wave winding (ujung akhir dari
kum-
paran disambungkan pada segmen komutator sejauh
360 derajat listrik terhadap segmen komutator awal.
pembagian nya sama seperti belitan gelung.
Dasar Energi Listrik 274
Macam-macam generator DC
Penguatan sendiri
Yaitu: arus listrik yang dialirkan melalui kumparan penguat medan
diambilkan dari output generator tersebut
1. Generator Shunt
kumparan penguat medan dipasang paralel
terhadap kumparan armatur.
2. Generator seri
Kumparan medan disambung seri dengan hambatan
armatur.
3. Generator kompond
1. Kompond panjang
2. Kompond pendek
Untuk mengurangi kelemahan yang terjadi pada gener-
ator shunt maupun seri.
Dasar Energi Listrik 275
Gambar 3. Generator Shunt
I
sh I
L
I
a
R
a
R
sh
+
-
E
a
V
t
Z
L
+
-
Dasar Energi Listrik 276
Soal:Generator shunt
Sebuah gen shunt 100 kW,
250 Volt, pada jangkar
diinduksikan tegangan 285
Volt, dengan reated load.
Tentukanlah berapa
tahanan jangkar dan
VR(regulasi) jika arus
medan shunt 6 Amp dan
tegangan tanpa beban 264
Volt.
penuh beban
penuh beban nol beban
R
V
V V
V
_
_ _
=
Dasar Energi Listrik 277
penuh beban
penuh beban nol beban
R
V
V V
V
_
_ _
=
Voltage Regulation(VR)
Dasar Energi Listrik 278
Dik:P=100 kW
Vt=250 Volt
Ea=285 Volt
Ish=6 A
Vbeban nol=264 Volt
Dit:Ra= ?
VR= ?
Jb
Ea=Vt+IaRa
Dasar Energi Listrik 279
Gambar 4. Generator Seri
Z
L
R
sr
R
a
I
a
+
-
V
t
I
L
+
-
E
a
Dasar Energi Listrik 280
Gambar 5. Generator kompond
panjang
Gambar 6. Generator kompond pendek
I
L
Z
L
V
t
I
sh
R
sh
R
sr
I
a
R
a
+
-
E
a
+
-
I
L
R
sr
R
sh
R
a
I
a
E
a
+
-
I
sh
V
t
Z
L
+
-
Dasar Energi Listrik 281
Persamaan Generator shunt
Vt = Ish x Rsh = IL x ZL
Ea = Ia Ra + Vt
Pa = I2a Ra + Vt (IL + Ish)
Pa = I2a Ra + Vt IL + I2sh Rsh
atau:
Ea = Ia Ra + Ish Rsh
Pa = Ea Ia
Po = Vt IL = daya beban penuh; IL = arus beban penuh
ket:
Ish = arus shunt yang mengalir pada melalui kumparan medan
Rsh = Hambatan kumparan medan
ZL = beban generator
IL = arus beban
Ia = Ish + IL
Dasar Energi Listrik 282
Persamaan generator seri
E
a
= I
a
R
a
+ I
a
R
sr
+ V
t
P
a
= I
2
a
(R
a
+ R
sr
) + V
t
I
L
I
L
= I
a
P
o
= V
t
I
L
P
a
= E
a
I
a
Dasar Energi Listrik 283
Persamaan Generator kompond panjang
Persamaan Generator kompond Pendek
Ea = Ia Ra + Vsh + Vs
atau:
Ea = Ia Ra + IL Rsr + Vt + Vs
Pa = I2a Ra + IL2 Rsr + Ish2 Rsh + Vt IL +
Vs Ia
Vsh = Ish Rsh
Po = Vt IL
Vt = Ish Rsh
Ea = Ia Ra + Ia Rsr + Vt + Vs
EaIa = I2a Ra + Ia2 Rsr + Vt Ia + Vs Ia
Pa = I2a Ra + Ia2 Rsr + Ish2 Rsh + Vt IL + Vs Ia
Po = Vt IL
Dasar Energi Listrik 284
Ket:
Vs = jatuh tegangan pada sikat
VsIa = Rugi daya pada sikat
Ia2Ra = Rugi daya pada armatur
Ia2Rsr = Rugi daya pada kumparan
medan seri
Ish2Rsh = Rugi daya pada kumparan
medan shunt
Dasar Energi Listrik 285
MOTOR INDUKSI
Dasar Energi Listrik 286
Sangat luas digunakan
Arus rotor bukan dari sbr tertentu
Terinduksi akibat putaran relatif:
* Putaran rotor
* Medan putar(stator)
Stator dihubungkan ke sbr teg 3 fasa yg
menghasilkan medan magnet berputar dgn kec
sinkron.Medan putar mendorong konduktor rotor
terinduksi dari teg menjadi arus dan turut berputar
Dasar Energi Listrik 287
Perbedaan putaran stator & rotor disebut
slip
Bertambahnya beban maka kopel menjadi
luas serta arus & slip bertambah
Beban bertambah mengakibatkan putaran
motor induksi menurun
Ada 2 tipe motor induksi yaitu:
1.Rotor belitan
2.Rotor sangkar
Dasar Energi Listrik 288
Kumparan
stator
Rotor belitan
Rotor sangkar
Dasar Energi Listrik 289
MEDAN PUTAR
Fluks yang berputar dihasilkan dalam
kumparan stator
Medan putar terjadi apabila dihubungkan
dgn fasa banyak
Dasar Energi Listrik 290
Dasar Energi Listrik 291
PRINSIP KERJA MOTOR
INDUKSI
Dasar Energi Listrik 292
Dasar Energi Listrik 293
Ada beberapa prinsip kerja motor
induksi :
Apabila sumber tegangan tiga fasa
dipasang pada kumparan stator akan
timbul medan putar dengan kecepatan ns
= 120 flp.
Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada kumparan rotor timbul
tegangan induksi (ggl) sebesar: E2s =
4,44 f2N2m (untuk satu fasa).
Dasar Energi Listrik 294
Karena kumparan rotor merupakan
rangkaian yang tertutup, maka ggl (E)
akan menghasilkan arus (I ).
Adanya arus ( I ) di dalam medan magnet
menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya
( F ) pada rotor yang cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator.
Dasar Energi Listrik 295
Seperti telah dijelaskan pada (3) tegangan
induksi timbul karena terpotongnya batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator.
Artinya agar tegangan terinduksi
diperlukan adana perbedaan relatif antara
kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan berputar rotor (nr).
Perbedaan kecepatan antara nr dan ns
disebut slip (S) dinyatakan dengan:
Dasar Energi Listrik 296
Bila nr = ns, tegangan tidak akan
terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar rotor, dengan demikian
tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan
ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi
disebut juga sebagai motor tak serempak
atau asinkron.
Dasar Energi Listrik 297
SLIP
Perbedaan putaran antara stator dan rotor
Start 100%
Diam 0%
Dasar Energi Listrik 298
Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (nr =
ns. hubungan frekuensi dengan slip dapat dilihat
sebagai berikut:
Bila F1 = frekuensi jala-jala.
Ns = 120 f1/p atau f1 = pns /120
Pada rotor berlaku hubungan :
f2 = frekuensi arus rotor
atau
120
) (
2
r s
n n p
f
=
s
r s s
n
n n
x
pn
f
=
120
2
Dasar Energi Listrik 299
Karena tegangan induksi dan reaktansi
kumparan rotor merupakan fungsi
frekuensi, maka hargana turut pula
dipengaruhi oleh slip.
E2s = 4,44 f2 N2m
E2s = 4,44 f1 N2m
E2s = SE2
Dasar Energi Listrik 300
E2 = tegangan induksi pada saat start
(diam)
E2s = tegangan induksi pada saat
motor berputar
X25 = adalah reaktansi pada saat rotor
berputar
X2 = adalah reaktansi pada saat start
(diam)
Dasar Energi Listrik 301
RANGKAIAN ROTOR
Setelah dibahas bahwa pada saat rotor
berputar tegangan induksi rotor (E2) dan
reaktansi rotot (X2) turut dipengaruhi oleh
slip, maka arus rotor menjadi :
I2 =
Atau
I2 =
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
) ( ) ( ) ( ) ( SX R
SE
X R
E
s s
s
+
=
+
2
2
2
2
2
) ( ) / ( X S R
E
+
Dasar Energi Listrik 302
Dengan demikian rangkaian rotor
digambarkan
Dasar Energi Listrik 303
Karena R2/S = R2 + R2 ( )
rangkaian rotor
S
S 1
Dasar Energi Listrik 304
RANGKAIAN EKIVALEN
Trafo merupakan sekunder berputar
Prinsip induksi elektromagnetik
Ada 2 yaitu;
1.Pengukuran beban nol
2.Pengukuran rotor ditahan
Dasar Energi Listrik 305
Dasar Energi Listrik 306
Dasar Energi Listrik 307
Dasar Energi Listrik 308
Dasar Energi Listrik 309
ROTOR BELITAN
Penambahan tahanan luar
Kopel mula maksimum
Membatasi arus mula
Kecepatan motor dapat diatur
Dasar Energi Listrik 310
ROTOR SANGKAR
Konstruksi sederhana dan murah
Kurang tahanan luar
Mengatasi kopel mula menjadi rotor sangkar
ganda
Dasar Energi Listrik 311
GENERATOR INDUKSI
Slip berkurang sehingga nr>ns
Penting sebagai pengereman regeneratif
Dasar Energi Listrik 312
PENGATURAN PUTARAN
Biasanya konstan
Bila dikehendaki akan memerlukan kerja
keras:
1.Mengubah jumlah kutub
3.Mengatur teg jala-jala
4.Tahanan luar
Dasar Energi Listrik 313
Mengubah jumlah kutub motor
Ns=120f/p
Dengan merencanakan kupparan stator
Biasanya 2 menjadi 4
Dasar Energi Listrik 314
Mengubah frekuensi jala-jala
Untuk menjaga keseimbangan kerapatan
fluks, perubahan tegangan bersamaan
Bagaimana mengatur frekuensi efektif dan
ekonomis
Menggunakan solid state
Dasar Energi Listrik 315
Mengatur tegangan jala-jala
Dari persamaan kopel motor induksi, kopel
sebanding pangkat 2 tegangan
Menghasilkan pengaturan yang terbatas
Dasar Energi Listrik 316
Pengaturan tahanan luar
Motor induksi rotor belitan
Dihasilkan karakteristik kopel-kecepatan
yang berbeda-beda
Dasar Energi Listrik 317
FLUKS ARAH MAJU & MUNDUR FASA
TUNGGAL
MI(penggerak mula) fasa tunggal,motor
kecil pada rumah tangga seperti:kipas
angin,pompa air & mesin pendingin
Stator hanya 2 fasa
Fasa tunggal tdk menghasilkan medan putar
Fluksnya maju dan mundur
Membutuhkan alat bantu sehingga kopelnya
maju
Dasar Energi Listrik 318
MOTOR FASA TIDAK SEIMBANG
Dari kumparan stator:
Motor 2 fasa tdk seimbang
- utama
- bantu
Kumparan bantu kemudian diputuskan
hubungan
Dasar Energi Listrik 319
MOTOR KAPASITOR
Kapasitor pada kumparan bantu
Kopel mula lebih besar
- kompresor
- pompa air
- mesin pendingin(AC)
Dasar Energi Listrik 320
Contoh soal
Suatu motor fasa tunggal dengan tipe
kapasitor-motor 1/3 hp, 120 volt, 60 cps,
mempunyai impedansi kumparan utama dan
kumparan bantu sebagai
berikut:Zu=4,5+j3,7 Ohm dan Zb=9,5+j3,5
Ohm. Tentukan besar kapasitor yang
diperlukan untuk menjalankan motor.
Dasar Energi Listrik 321
MESIN SINKRON
Dasar Energi Listrik 322
PRINSIP KERJA
Jangkar(stator) bekerja sama dgn motor
induksi
Medan(rotor) bekerja pada kutub sepatu
silinder
Arus DC ke rotor melalui cincin
Dasar Energi Listrik 323
Kumparan jangkar ke teg 3 fasa
Medan putar
Kutub medan rotor mendapatkan tarikan
Turut berputar dgn kec yang sama
Interaksi antara 2 medan magnet
T=BrBs sin
Dasar Energi Listrik 324
REAKSI JANGKAR
Generator sinkron melayani beban
Jangkar stator mengalir arus
Fluks jangkar berinteraksi fluks kumparan medan
Ada 4 kemungkinan tergantung jenis beban yaitu:
*Tegak lurus
*Sejajar
*Memperkuat
*Memperlemah
Alternator tanpa beban:
Eo=cn
Dasar Energi Listrik 325
Alternator Berbeban
Arus jangkar menyebabkan reaksi jangkar
Reaksi jangkar dinyatakan sebagai reaktansi
Rektansi pemagnet+reaktansi fluks bocor
dikenal sebagai reaktansi sinkron
Dasar Energi Listrik 326
Rektansi sinkron
Diperoleh dari dua macam percobaan:
Percobaan tanpa beban
Percobaan hubung singkat
Dasar Energi Listrik 327
Percobaan tanpa beban
Eo sebagai fungsi If(arus medan)
Menghasilkan kurva pemagnetan
Harga yang dipakai adalah harga linier
Kelebihan arus medan keadaan jenuh
dikompensasi reaksi jangkar
Dasar Energi Listrik 328
Percobaan hubung singkat
Menghasilkan hubungan arus jangkar
sebagai fungsi arus medan
Merupakan garis lurus
Dasar Energi Listrik 329
Pengaturan tegangan
Perbedaan tegangan terminal dalam
keadaan berbeban dengan Eo saat tidak
berbeban
Dipengaruhi faktor kerja dan besar arus
jangkar
Dasar Energi Listrik 330
Kerja Paralel Arternator
Memperbesar kapasitas
Menjaga kontinuitas
Dasar Energi Listrik 331
Syarat kerja paralel
Harga sesaat ggl harus sama
Frekuensi kedua alternator sama
Fasa kedua alternator sama dan
bertentangan setiap saat
Urutan fasa sama
Dasar Energi Listrik 332
MOTOR SINKRON
Motor induksi selalu bekerja pada factor
kerja terbelakang
Motor sinkron bekerja pada dua sumber
pembangkit fluks yaitu:
Bila arus medan pada rotor berlebihan maka
stator akan menarik arus kapasitif dari jala-
jala
Faktor kerja diatur dengan mengubah lebih
kurang penguatannya
Dasar Energi Listrik 333
Pengaruh Penguatan Medan
Unt beban tetap arus jangkar yg ditarik dari
jala-jala:
besar saat penguat berkurang(faktor kerja
terbelakang)
Kecil unt faktor kerja 1
Besar ketika penguatan berlebih
Merupakan kurva yg berbentuk V
Dasar Energi Listrik 334
KODENSOR SINKRON
Sebagai kapasitor yang berfungsi
memperbaiki faktor daya
Dasar Energi Listrik 335
Daya Reaktif
Motor sinkron tanpa beban dalam keadaan
penguatan tertentu dapat menimbulkan
daya reaktif
Motor berfungsi sebagai pembangkit daya
reaktif yg bersifat kapasitif(kapasitor)
Dasar Energi Listrik 336
Sudut Daya Mesin Sinkron
Perubahan sudut daya untuk setiap
penambahan beban dapat terlihat apabila
rotor disinari dengan cahaya stroboskopik
Dasar Energi Listrik 337
Daftar Pustaka
Drs Yon Rijono, Dasar Teknik Tenaga
Listrik, Yogyakarta: Andi, 2001
Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung ; ITB,
1977