You are on page 1of 13

1. A.

Transfer logam modus dalam MAG Terdapat tiga pola transfer dalam pengelasan MAG, yaitu Short circuiting transfer, globular transfer, dan spray transfer. Short circuiting transfer disebut juga short arc atau dip transfer. Short acrc tercipta dengan menggunakan rentang arus (current) yang paling rendah (masukan panas yang rendah pula) sehingga menghasilkan zona weld pool yang kecil dan pembekuan yang cepat. Cocok untuk mengelas logam yang tipis, untuk out-of-position, dan untuk menjembatani root opening yang besar. Pada umumya diopersaikan dengan voltase yang rendah pula dan dengan diameter elektroda yang kecil. Lelehan logam terjatuh dari ujung elektroda dan menjembatani jarak antara elektroda dan weld pool yang menyebabkan short circuit dan memadamkan arc tetapi arc akan segera kembali terbentuk setelah surface tension dari weld pool menarik lelehan logam sehingga terlepas dari ujung elektroda. Proses ini terulang 100 kali per detik, sehingga terlihat konstan di mata manusia. Kualitas logam yang terweld lebih baik daripada globular dan lebih sedikit spattering.

Globular Transfer adalah pola transfer GMAW dengan menggunakan elektroda positif (DCEP), tanpa memperhatikan jenis gas pelindung yang digunakan dan arus yang relative rendah.

Globular transfer memiliki pola transfer berbentuk bola dan terkadang berbentuk tak beraturan yang mempunyai diameter yang lebih besar daripada elektrodanya. Ketika lelehan logam berbentuk bola ini terjatuh, akan membentuk permukaan yang tidak rata dan terkadang mengalami spattering. Dan juga akan terbentuk panas yang sangat tinggi karena kawat elektroda yang besar. Serta meningkatkan ukuran weld pool dan menyebabkan residual stress yang lebih besar dan distorsi pada weld area. Spray Transfer, dengan arus besar dan shielding gas argon. Sehingga stabil dan bebas percikan. Dengan proses ini, sejumlah besar elektroda terleleh pada weld pool dengan sangat cepat, yang mengeliminasi spattering dan hasil yang berkualitas tinggi. Dengan arus dan voltase yang tinggi, logam elektroda mengalami transisi dari berbentuk globular yang besar menjadi droplet kecil hingga aliran uap logam jika energinya lebih besar lagi. Proses ini menyebabkan input panas yang sangat tinggi dan juga memperluas weld area.

Pulsed-Spray, adalah variasi dari spray transfer dimana pulse spray menggunakan pulsa arus untuk melelehkan filler, dan membuat sebuah droplet jatuh pada setiap impulse. Pulsa arus ini menyebabkan arus yang digunakan menjadi lebih sedikit, mengurangi heat input, dan mengurangi weld pool area dan bisa digunakan untuk mengelas logam tipis.

B. Perbandingan antara globular transfer dengan CO2 sebagai shielding gas, dengan spray dengan campuran 80% Ar +20% CO2.

Pada globular transfer, menggunakan shielding gas CO2 yang terbentuk droplet besar yang menetes menuju weld pool. Karena besarnya droplet ini, menyebabkan spattering pada weld pool. Droplet yang besar ini disebabkan oleh back force yang besar pada ujung elektroda, dan juga reaksi CO2 menjadi CO dan oksigen pada suhu tinggi menyebabkan pembelokan dari droplet, sehingga terdapat

necking pada suatu section dari droplet, yang kemudian area tersebut terputus dengan droplet yang besar. Sedangkan pada spray, menggunakan gas inert argon yang tidak bereaksi pada suhu tinggi, sehingga heat loss lebih kecil, dan menyebabkan arc yang lebih focus kebawah. Dan lebih banyak energy dari elektroda yang memberikan waktu yang lebih sedikit bagi droplet untuk terakumulasi menjadi butiran besar. Butir kecil ini menetes ke weld pool dan menyebabkan area weld pool yang lebih sedikit dan tidak terjadi spattering.

2. A. Perbedaan AC dan DC welding property. Perbandingan DC AC Stabilitas Arc Baik Lebih buruk Perubahan polaritas Bisa terjadi Tidak bisa terjadi Magnetic blow terjadi Tidak terjadi Voltase open sirkuit Low (50 to 60 V) Tinggi (65-95 V) Bahaya elektik shok Lebih sedikit Sering konstruksi rumit simpel perawatan Tidak mudah mudah Permasalahan Sering terjadi di type rotary Lebih sedikit terjadi suara berisik Tidak berisik harga tinggi Rendah B. cleaning action adalah mekanisme pembersihan oksida aluminium (alumina) dengan reverse polarisasi. Dengan DCEP penetrasinya tidak dalam sehingga terjadi pengelupasan oxide dikarenakan electron mengalir dari anoda menuju katoda menghasilkan panas tinggi. Oksida aluminuim akan terkelupas semuanya. Dengan arus AC terdapat keseimbangan pada pengelupasan dan cleaning action pada oksida aluminium. 3. A. Stiffness of arc adalah kestabilan dari arc untuk mempertahankan arahnya dari pengaruh magnetic blow dari hasil gaya magnet pada anoda. Stiffness of arc meningkat dengan meningkatkan arus yang dialirkan. B. arc blow adalah perubahan arah arc karena pengaruh magnetic field pada anoda dan katoda (eddy current). Arc blow terjadi pada las busur baja karena baja mempunyai sifat magnetic yang sangat kuat sehingga berpengaruh terhadap arc blow.

Contoh dari arc blow : Magnetic arc blow, disebabkan oleh kondisi medan magnet yang tidak seimbang di sekeliling busur. Ketidakseimbangan tersebut disebabkan oleh perbedaan jarak elektroda dari ujung satu dan jarak elektroda ke ujung lainnya, atau dapat pula disebabkan oleh penempatan posisi ground pada benda kerja. Selain itu ketidakseimbangan disebabkan pula oleh arus yang mengalir melalui beberapa medium yang berbeda, yaitu elektroda, udara, dan benda kerja. Thermal arc blow, disebabkan oleh jarak antar dua busur yang terlalu dekat sehingga menghasilkan reaksi pada medan magnet. Apabila dua busur yang memiliki polaritas yang berbeda dan jarak yang terlalu dekat, medan magnet akan saling menjauhkan busur pada arah yang berlawanan (Gambar 9.a). Sedangkan dua busur dengan polaritas yang sama, medan magnet akan saling mendekatkan busur pada arah yang sama (Gambar 9.b). Dan apabila satu busur menggunakan arus DC dan busur lainnya menggunakan arus AC, mengakibatkan arah medan fluks pada busur AC saling berlawanan dan efek arc blow pada busur DC kecil.

4. Self regulation MAG: Self regulation merupakan suatu peristiwa atau suatu kemampuan untuk mempertahankan panjang busur sestabil mungkin yang dikarenakan adanya perubahan arus pada proses pengelasan yang juga mengakibatkan perubahan yang besar pada laju pelelehan kawat las. Sumber daya DC memberikan karakteristik tegangan yang konstan sehingga memungkinkan untuk menjaga panjang busur tetap konstan pada kondisi kawat las diumpankan dengan kecepatan yang konstan pula.

5. Prinsip las inventer Mesin las inverter digunakan untuk mengkonversi tegangan DC menjadi tegangan AC dengan frekuensi yang tinggi melalui pemasukan tegangan utama AC yang direktifikasi terlebih dahulu. Tengangan AC yang telah dikonversi tersebut disesuaikan dengan tegangan untuk proses pengelasan menggunakan transformer frekuensi tinggi. Kemudian tegangan hasil transformer direktifikasi kembali untuk mensuplai tenaga DC dalam menghasilkan busur las. Frekuensi operasi yang dimiliki mesin las ini antara 5.000 hingga 50.000 Hz. Jika dibandingkan dengan mesin SCR jenis konvensional, mesin las inverter memiliki keunggulan secara mekanik, yaitu compact dan ringan, sedangkan secara elektrikal, yaitu mesin las inverter memiliki respon yang tinggi dan pengaturan yang akurat. 6. A. duty cycles dalam las listrik Duty Cycle adalah periode lamanya pengelasan dengan menggunakan kapasitas arus maksimum selama 10 menit, tanpa membuat overheating selama proses pengelasan.

Rumus yang digunakan untuk memperkirakan performa mesin las:

b. Hitunglah Berapa arus maksimum yang diijinkan bila mesin las dioperasi secara terus menerus (tanpa berhenti) untuk mesin las dengan menggunakan mesin berkapasitas 450A dengan 60 % duty cycle.

Jadi, arus maksimum yang diijinkan bila mesin las dioperasi secara terus menerus (tanpa berhenti) untuk mesin las dengan menggunakan mesin berkapasitas 450A dengan 60 % duty cycle adalah 348.75 amps. 7. fungsi perangkat mengurangi tegangan (voltage reducing device) pada penggunaan las listrik AC a. Perangkat penurun tegangan pada penggunaan las listrik las AC digunakan untuk menjaga keselamatan dari juru las agar terhindar dari kejut listrik akibat tegangan yang diberikan las listrik AC tergolong tinggi, yaitu sekitar 65 hingga 95 V. Pada prinsipnya, tegangan diturunkan ketika busur dihentikan. Dengan demikian tegangan antara penahan elektroda dengan logam induk dapat turun menjadi 25 V atau bahkan kurang.

b. arti kode sebagai berikut: E6010, E7018, E7028-B3, ER70T-6, dan F72-EM12K

ER70T-6 ER : Elektroda berupa batangan 70 : tensile strengtg 70,000 psi T : Bersifat turbulens (flux berada di dalam) 6 : Mengandung pelindung tanpa mengeluarkan gas, tahan terhadap air, digunakan pada pengelasan mild steel.

8. Mengapa beberapa jenis elektroda terbungkus (SMAW) perlu di-keringkan (drying) sebelum digunakan. Faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan dan apa yang terjadi bila elektrodanya tdk dikeringkan pada pengelasan baja HSLA. Jawab: Tujuan dilakukannya pemanasan pada elektroda terbungkus adalah karena terdapat potensi dimana elektroda akan menyerap uap air. Jika tidak dilakukan pemanasan, efek yang dapat terjadi akan memperburuk dan menurunkan kualitas hasil pengelasan. Efek yang dihasilkan muncul karena kekhawatiran akan tebentuknya asap dari uap air tersebut. Sehingga dapat menghasilkan oksigen yang kemudian berpotensi membentuk porositas. Disamping itu, pada baja HSLA, hidrogen dari air dapat menyebabkan keretakan. Faktor yang harus diperhatikan yaitu kandungan uap air dan Lamanya pengeringan 9. Apa efek polaritas (+ & -) terhadap penetrasi las untuk : (a) elektroda habis pakai (consumable electrode) dan (b) non-consumable electrode. Buat gambar skematik! Jawab: a. Efek polaritas untuk elektroda habis pakai Untuk pengelasan dengan elektroda habis pakasi seperti pada SMAW dan MIG, elektroda meleleh dan dikirim melalui busur elektrik menuju logam induk untuk dilas. Panjang busur harus dijaga di antara electrode wire dengan logam induk dengan mengumpan (feeding) electrode wire pada waktu yang bersamaan electrode wire meleleh. Pada pengelasan SMAW, panas dari busur tersebut tergantung pada komposisi kimia dari flux. Dan panas busur maksimum umumnya terjadi pada polaritas negative di katoda. Sehingga, pengelasan dengan direct polarity (DCSP) menggunakan E6012 (DCEN) dimana elektroda pada polaritas negative menyebabkan laju pelelehan menjadi semakin tinggi dan menghasilkan penetrasi yang sempit. Pengelasan dengan reversed polarity (DCRP) menggunakan E6010, panas maksimum busur akan berada pada daerah katoda namun dengan logam induk sebagai anoda, sehingga berefek pada penetrasi

yang dalam.

b. Efek polaritas untuk non-consumable electrode Efek polaritas terhadan non-consumable electrode seperti pada TIG atau PAW adalah jika elektroda yang digunakan seperti tungsten atau wolfram, maka panas maksimum busur akan terjadi pada anoda atau kutub positif. Elektroda wolfram pada umumnya dioperasikan dengan straight polarity DCEN, sehingga panas busur maksimum akan berada pada logam induk yang kemudian menghasilkan penetrasi yang lebih dalam dari pengelasan. Namun saat elektroda tungsten dioperasikan dengan arus AC, tingkat panas dari busur akan diproduksi dalam keseimbangan antara anoda dan katoda.

10. Sebutkan keuntungan & kerugian bila menggunakan gas campuran Ar + CO2 dibandingkan dengan hanya CO2. Jawab: Keuntungan penggunaan gas campuran:

busur. akan berkualitas lebih baik. arc, pulsed arc (maksimum 20% CO2), high-performance short dan spray arc. Sedangkan pada karbondioksida, yang didapat hanya short dan globular arc. Kerugian penggunaan gas campuran: ndingkan dengan karbondioksida seluruhnya. Penggunaan CO2 murni:

Penetrasi tinggi dengan mode transfer globular.

You might also like