You are on page 1of 5

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP

Rusnoto
Abstrak
Ketel uap adalah suatu pesawat yang fungsinya mengubah air menjadi uap dengan
proses pemanasan melalui pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Jadi bahan
utama pengisi , tersebut harus benar-benar bersih dari segala kotoran dan kerak yang
dapat menempel pada dinding ketel. Kalau hal ini dibiarkan maka lama kelamaan
akan keroposdan ketel bisa rusak. Untuk mencegah terbentuknya kerak maupun
korosi ketel maka air dibersihkan duluyaitu dengan cara memasukkan zat kimia
tertentu kedalam air isian. Zat kimia tadi bisa dimasukkan sebelum air masuk ketel
(External Water Treatment) dan sesudah air masuk ketel (Internal Water Treatment).
Pencegahan korosi bisa dilkukan dengan memasukkan zat kimia tertentu ke dalam air
isian dan dengan cara mengalirkan uap terhadap arah aliran air, jadi disini aliran air
bersinggungan dengan aliran uap.
Kata kunci : Ketel Uap, External Water Treatment, Internal Water Treatment.
Pendahuluan
Industri-industri sekarang baik yang
berskala besar maupun kecil masih
menggunakan pesawat ketel sebagai tenaga
pembangkit dan sebagai media bantu.
Contoh pengamatan dilapangan industry
tahu, industry rotan masih menggunakan
pesawat ketel sebagai media pemanas dan
media bantu. Kereta api jaman
dulumenggunakan pesawat ketel untuk
menggerakkan kereta karena kurang efesien
dan memakan banyak tenaga maka manusia
merubah kereta api dengan tenaga listrik,
bahan bakar dll.
Pengertian ketel uap (boiler) adalah suatu
pesawat tenaga yang digunakan untuk
mengubah air menjadi uap dengan jalan
pemanasan pada temperature dan tekanan
tertentu, lewat proses pembakaran bahan
bakar di dalam ruang bakar. Uap yang
dihasilkan dari ketel uap dapat dipergunakan
untuk berbagai macam keperluan, seperti :
- Sebagai fluida kerja/penggerak mula,
untuk keperluan ini biasanya dibutuhkan
uap yang bertekanan tinggi.
- Sebagai media pemanas, untuk keperluan
ini biasanya uap yang mempunyai
tekanan rendah.
- Sebagai media bantu, untuk keperluan ini
biasanya menggunakan uap yang
mempunyai tekanan sedang.
Dilihat dari konstruksinya ketel uap terbagi
menjadi 2, yaitu :
1. Ketel uap pipa api
Ketel uap pipa api mempunyai konstruksi
terdiri dari sebuah tangki silinder yang
berisi air dan di dalam tangki tersebut
terdapat lorong api dan susunan pipa-pipa
yang dialiri oleh gas panas yang disebut
pipa api. Pipa ini terendam air dalam
tangki, karena itu gas asap yang mengalir
melalui pipa-pipa api memberikan
panasnya kepada air yang terdapat
diantara pipa-pipa api. Contoh ketel uap
pipa api adalah ketel locomotif, ketel
scoth, ketel vertical.
2. Ketel uap pipa air
Ketel uap pipa air adalah suatu ketel
uap yang bekerja dimana air beredar
didalam pipa sedangkan pemanasan
dilakukan oleh gas-gas asap yang
berada diluar pipa. Kelebihan ketel
uap pipa air disbanding dengan pipa
api adalah :
- Pemanasan awal lebih cepat
- Tekanan dan temperature dapat
direncanakan lebih tinggi
- Effisiensi lebih tinggi
Kelemahan ketel uap pipa air
disbanding denga ketel uap pipa api
adalah :
- Konstruksinya lebih rumit
- Air isian ketel menggunakan air isian
yang berkualitas tinggi.
Contoh ketel uap pipa air adalah
ketel Babcock & Wilcocx, ketel
lamong, ketel Yarrow, ketel Loefler.
Proses Pembentukan Uap
Uap adalah bagian cairan yang diuapkan dan
terdiri dari gas yang masih mengandung
partikel-partikel cairan didalamnya, dengan
pemanasan partikel-partikel cairan ini akan
teruapkan. Gejala pembentukan uap dapat
dijelaskan dengan memperhatikan sebuah
torak yang dapat bergerak dalam suatu
silinder dan dapat menyerap kalor (panas)
dari sumber pemanasan luar. Lihat gambar
di bawah ini :

Torak
Uap
Air
Silinder


Kalor
Air dipompakan dari bawah silinder dengan
tekanan yang seimbang dengan tekanan
yang bekerja di atas torak. Kalor mengalir
secara continue melewati dinding silinder
dan memanasi air dalam silinder tersebut,
sehingga mula-mula mencapai suhu t C dan
volume meningkat menyebabkan torak akan
tertekan ke atas. Selanjutnya air mulai
mendidih dan terbentuklah uap air, torak
akan terdorong ke atas sampai semua air
berubah menjadi uap jenuh dan selanjutnya
menjadi uap kering. Uap jenuh adalah uap
yang mempunyai tekanan dan temperatur
mendidih yang sama dengan tekanan dan
temperature mendidih air yang ada
dibawahnya atau dengan kata lain uap yang
dalam keadaan seimbang dengan air yang
ada di bawahnya. Uap kering (uap panas
lanjut) adalah uap yang temperaturnya lebih
tinggi dari temperature uap jenuh pada
tekanan yang sama atau dengan kata lain
uap yang tidak seimbang dengan air.
Air Isian Ketel
Untuk pembentukan uap di dalam ketel
diperlukan sejumlah air isian ketel. Air ketel
bisa diambil dari air sumur, air sungai, air
laut, dll. Penyediaan air isian ketel yang
ideal harus memenuhi persyaratan tertentu,
sehingga kapasitas uapmdan tekana kerja
dari ketel akan sesuai dengan yang
dibutuhkan. Jadi apabila menginginkan
kapasitas yang besar dan tekanan kerja yang
tinggi, maka air isian ketel yang diperlukan
adalah air yang berkualitas. Secara umum
persyaratan air yang digunakan untuk
pengisian ketel adalah :
- Tidak akan mengendapkan beberapa zat
yang dapat menyebabkan kerak sehingga
dapat mengurangi daya hantar panas dan
menyebabkan efesiensi ketel rendah.
- Tidak akan mengakibatkan korosi pada
ketel uap yang dapat mengakibatkan
kerusakan.
Batas kandungan zat-zat yang terlarut di
dalam air isian ketel (Babcock & Willcox,
1960, Steam Its Generation & Use) :
Tekanan Kerja Ketel (Psig) Total Solid (ppm)
0 - 300 3500
301 - 450 3000
451 - 600 2500
601 - 750 2000
751 - 900 1500
901 -1000 1250

Pencegahan Kerak dan Lumpur
Pelunakan air yang digunakan untuk
mencegah pembentukan kerak dan lumpur
adalah :
a. External Water Treatment
Yaitu membersihkan air isian ketel dari
garam-garam yang dapat menimbulkan
kerak dan lumpur sebelum air masuk
ketel.
Cara-cara yang digunakan antara lain :
1. Proses pemanasan
Cara ini digunakan jika dalam air isian ketel
terdapat garam-garam sadah sementara
(karbonat asam). Dengan adanya pemanasan
karbonat-karbonat asam akan mengendap.
Reaksinya ((Babcock & Willcox, 1960,
Steam Its Generation & Use) :
Mg(HCO3)2 + panas MgCO3 + CO2 +H2
Ca(HCO3)2 + panas CaCO3 + CO2 +H2O
2. Pengendapan dengan proses koagulasi
Dengan menambahkan bahan kimia tertentu
ke dalam air yang akan dijernihkan. Bahan
yang digunakan adalah Natrium Aluminat
(Na2Al2O4). Reaksinya ((Babcock &
Willcox, 1960, Steam Its Generation &
Use):
Na2Al2O4 + CaCl CaAl2O4 + 2NaCl
Na2Al2O4 + Ca(HCO3)2 CaAlO4 +Na2CO3 + CO2 +
H2O
3. Pelunakan air dengan soda kapur.
Proses pelunakan air dengan soda kapur
untuk mengubah bahan-bahan penyebab
kesadahan yang larut menjadi senyawa yang
tidak larut. Dimana air sadah merupakan air
yang kelebihan kandungan garam.
Kesadahan air terbagi menjadi 2 macam :
- Kesadahan sementara
- Kesadahan tetap
Kesadahan sementara disebabkan
berlebihnya garam-garam asam seperti
Ca(HCO3) dan Mg(HCO3)2. Sedangkan
kesadahan tetap disebabkan karena
berlebihnya garam-garam CaSO4, MgSO4,
CaCl2 dan MgCl2. Adapun bahan-bahan
kimia yang biasanya digunakan untuk proses
ini daharapkan kesadahan air akan hilang
atau setidaknya berkurang. Reaksinya
((Babcock & Willcox, 1960, Steam Its
Generation & Use) :

Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2 CaCO3 + Mg(OH)2 + 2H2O
b. Internal Water Treatment
Yaitu penambahan bahan kimia ke dalam air
yang sedang memasuki ketel uap dan
reaksinya terjadi di dalam ketel. Bahan
kimia yang dibubuhkan ke dalam ketel ini
dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-sisa
kesadahan air (sisa-sisa garam) yang dapat
menimbulkan kerak dimana bahan kimia
yang dimasukkan ke dalam air isian ketel
akan bereaksi dengan garam-garam
pembentuk kerak yang berupa lumpur yang
dapat dikeluarkan melalui blow down
(saluran pembuangan). Bahan kimia yang
digunakan adalah Natrium Phospat
(Na3PO4). Reaksinya ((Babcock & Willcox,
1960, Steam Its Generation & Use) :
3CaCO3 + 2Na3PO4 Ca(PO4)2 +
3Na3CO3
Pencegahan Korosi
Korosi adalah peristiwa oksidasi terhadap
logam sehingga menjadi senyawa logam
karena pengaruh sekitar (udara, air, lembab,
dll) Korosi terjadi akibat adanya proses
oksidasi oleh O2, maka guna mencegah
terjadinya korosi pada bagian ketel uap,
kadar oksigen dalam air ketel harus
diperhatikan. Pada korosi itu secara alamiah
tidak dapat dicegah tapi hanya dapat
dihambat. Untuk menghambat terjadinya
korosi pada ketel uap, dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :
a. Dengan memasukkan soda sulfit
(Na2SO3) ke dalam air isian ketel untuk
mengikat O2 sehingga terbentuklah soda
sulfat (Na3SO4). Reaksinya ((Babcock &
Willcox, 1960, Steam Its Generation & Use)
O2 + 2Na2SO3 2Na2SO4
Namun cara ini kurang ekonomis karena
menimbulkan zat-zat yang larut dalam air
isian ketel.
b. Dengan cara memisahkan O2 dan CO2
dari air ketel dengan mengalirkan uap
terhadap arah aliran air isian. Dalam
proses ini aliran air bersinggungan
dengan aliran uap.
Kesimpulan
Kerusakan ketel kebanyakan diakibatkan
oleh korosi dan endapan kerak air isian
ketel. Kalau kerak yang menempel pada
ketel dibiarkan saja, maka akan berakibat
fatal pada ketel karena hal ini bisa
menyebabkan over heating atau kelebihan
panas setempat dan ketel bisa pecah
sehingga tidak bisa beroperasi lagi.
Sehingga bagi operator ketel harus benar-
benar teliti dan rajin dalam perawatan ketel.
Untuk mencegah kerusakan ketel yang
disebabkan oleh endapan kerak dan korosi
bisa dilakukan dengan cara external water
treatment, internal water treatment dan
untuk korosi yaitu dengan cara memisahkan
O2 dan CO2 dari air ketel.

Daftar Pustaka
Asme, 1983, Boiler and pressure Vessel Code.
Babcock and Wilcox, 1960, Steam Its Generation and Use, New York.
Brownell and Young, 1979, Process Equipment Design Vessel Design, Third Edition, Wiley
Eastern Limited, New Delhi.
Djoko Setyarjo,M.J, 1987, Ketel Uap, Edisi Pertama, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.
Filipo Harahap, 1983, Thermodinamika Teknik, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Holman,J.P., 1946, Heat Transfer, First, Edition, Mc.Graw Hill Book Company Inc, New York.
Surbakti,B.M, 1985, Pesawat Tenaga Uap I, Mutiara Solo, Solo.
Syamsir A.Muin, 1988, Pesawat-Pesawat Konversi Energi I (Ketel Uap), CV.Rajawali, Jakarta.
Tambunan, ESM, 1984, Ketel Uap, Karya Agung, Jakarta.

You might also like